Anda di halaman 1dari 28

III.

PEMETAAN SITUASI

CAPAIAN PEMBELAJARAN :
Menguasai dan mengaplikasikan pengukuran
pemetaan situasi

SUB POKOK BAHASAN :

1.Dasar-2 pengukuran pemetaan


2.Tahapan pengukuran pemetaan
3.Pemetaan situasi
1. PENDAHULUAN

 Pemetaan detail lengkap :

Pengukuran dengan menggunakan prinsip


tachymetri untuk membuat peta (gambaran
permukaan bumi) yang dilengkapi dengan
data koordinat planimetris (x,y) dan
koordinat tinggi (h)
2. Maksud dan tujuan

 Maksud :
Untuk membuat peta yang memuat informasi
tentang kedudukan (posisi) titik-2 di
permukaan bumi secara menyeluruh
 Tujuan :
a. Utk membuat peta teknis
b. Utk membuat peta tematis
3. Dasar teori

 Koordinat planimetris (x,y) :


digunakan metode polar dengan argumen
azimut dan jarak
Y = utara a (aoa, doa)
a
doa
b (aob, dob)
aoc dobb d
c c (aoc, doc)
oc
aob aoa, aob, aoc : azimut
aoa
doa, dob, doc : jarak
O X = Timur
mendatar
•Koordinat tinggi (h) dipakai metode tachimetri
dengan mengukur jarak optis, sudut miring,
tinggi alat dan tinggi patok (bila ada)
BA’ BA
BT
BB’
BB
V BT
a d0
TPB
B
TAA
DHAB
TPA
A

 Prinsip : TACHYMETRI
Jarak mendatar :

 dm= 100 (BA-BB) ingat jarak optis bila bak ukur


tegak lurus grs bidik
 Karena tidak tegak lurus, maka garis yang
digunakan (se-akan-2) BA’ dan BB’ di mana
BA’BB’ = BABB cosa
 d0 = dm cosa = 100(BA-BB) cos2a
Beda tinggi :

 DHAB= TAA+TPA+V-BT-TPB
 V = d0 tga
= 100(BA-BB) cos2a tga
= 100(BA-BB) cos2a sina/ cosa
 = 100(BA-BB) ½ . sin2a
 Maka :
 DHAB = 100(BA-BB) ½ sin2a + TAA+TPA - (BT+TPB)
Keterangan :

dm : jarak miring (optis) antara A dan B


d0 : jarak (optis) mendatar antara A dan B
BA : bacaan benang atas
BT : bacaan benang tengah
BB : bacaan benang bawah
TPA : tinggi patok di A ; TAA : tinggi pswt di A
TPB : tinggi patok di B
V : jarak vertikal BT dengan pesawat di A
2. TAHAPAN PEKERJAAN

1. Tahap pengambilan data/pengukuran


di lapangan
2. Tahap pengolahan data/perhitungan
3. Tahap penyajian hasil/penggambaran
1. Tahapan Pengambilan data
A. Persiapan, meliputi :
1. Menyiapkan alat yang digunakan :
- Teodolit kompas (TO, TL, BTM dsb)
- Statif dan unting-2
- Rambu ukur (bak)
- Pita ukur (meteran)
- Buku/formulir ukur
- Payung
- Patok/paku payung/bambu/kayu, cat dsb
2. Koreksi alat dari kesalahan
indeks,exentrisitat, diameteral dan nivo
3. Membersihkan dan memperbaiki lensa, skrup
dan bagian alat yang kurang sempurna
4. Mempersiapkan peta dasar
5. Membuat sket dan orientasi lapangan :
- kerangka pengukuran (rencana patok-2)
- titik-2 ikat yang digunakan
- titik-2 detail yang akan diambil
6. Membuat rencana kerja pelaksanaan pengukr :
- jadwal pelaksanaan
- jumlah dan jenis personil
- jumlah dan jenis peralatan
7. Membuat tata cara dan sistim peleksanaan
pengukuran meliputi :
- pengukuran sudut (jumlah seri)
- pengukuran jarak
- pengukuran beda tinggi
8. Menentukan dan mengetahui ketentuan /
spesifikasi teknis
- ketelitian sudut
- ketelitian jarak
- ketelitian beda tinggi
- skala dan interval kontur
- ketentuan-2 lain yang dipersyaratkan
2. Pengukuran meliputi pekerjaan-2 :
1. Pengukuran kerangka
2. Pengukuran detail
BM1 Batas daerah
P2
P3
P4
P1

Kerangka

Pn
Pada dasarnya pemetaan adalah penentuan
posisi horisontal dan vertikal dari setiap
titik di lapangan

i. TITIK KONTROL
Berfungsi sbg kontrol dari pengukuran selanjutnya
Dibuat secara keseluruhan (kerangka dasar)
- kerangka dasar horisontal;
- kerangka dasar vertikal
Pengukuran titik kontrol dilakukan lebih dulu dari
pada titik detail
Dalam penggambaran titik kontrol diplot sesuai
koordinat hasil perhitungan sehingga titik kontrol
berfungsi sebagai :
a. Kerangka dasar
b. Kontrol ukuran
c. Titik ikat
 KERANGKA HORISONTAL :
Dapat digunakan : - poligon
- jaring-2 segitiga
- gabungan poligon dan jrg
sgtg
 KERANGKA VERTIKAL
Juga sebagai titik kontrol dan kerangka dasar
Kerangka vertikal biasanya diletakkan sama dg
kerangka horisontal, shg koordinatnya (x,y,h)
Penentuan kerangka vertikal merupakan penentuan
posisi vertikal yang meliputi :
1. Penyipat datar/waterpas
2. Trigonometri
3. Barometris
Sebagai datum biasanya digunakan MSL (mean sea
level)
ii. TITIK BANTU
Berfungsi sebagai penyambung antara titik kontrol
ke titik detail, bila alat pada titik kontrol tidak
dapat membidik ke titik detail

iii. TITIK DETAIL


Merupakan unsur-2 dari obyek yang ada di
lapangan
PENGUKURAN DETAIL :
 Untuk pengukuran detail dilakukan tahapan
sebagai berikut :
1. Teodolit kompas diletakkan di titik kerangka/ikat
2. Atur alat ukur teodolit kompas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
3. Ukur tinggi alat
4. Buka skrup pengunci jarum magnet dan tunggu
sampai diam
5. Sementara menunggu keseimbangan jarum magnet, bidik
rambu yang diletakkan pada titik yang akan dibidik
6. Baca : BA, BT, BB dan sudut miring,
azimut/sudut horisontal
7. Ukur tinggi patok (bila ada)
8. Detail obyek yang perlu dibidik :
sudut-2 bangunan, jalan (tepi, as), sungai (tepi,
as dasar), batas tanah (sawah, tegalan), saluran,
bangunan-2 air, jembatan, pilar beton / titik
referensi, titik-2 di atas permukaan tanah yang
mempunyai relief berbeda
9. Pengukuran titik-2 detail dilakukan searah jarum
jam, sket meliputi nomor, tanda, perkiraan garis
kontur
10.Dicatat pada buku/formulir ukur : nama pengukur,
daerah/seksi/bagian, nama/nomor alat, tanggal
pengukuran dan cuaca
11.Berikan koreksi boussole = azimut geografis –
azimut magnetis
12.Setelah pengukuran titik-2 detail dari suatu titik
kerangka selesai, pindahkan alat ke titik yang lain
demikian seterusnya sehingga data lapangan
yang diambil cukup lengkap
2. TAHAPAN PENGOLAHAN DATA/
PERHITUNGAN
 Perhitungan meliputi :
1. Kerangka horisontal/vartikal
- utk kerangka horisontal : misal poligon
- utk kerangka vertikal : beda tinggi titik-2
dihitung dg tachymetri dan perhitungan
kerangka digunakan prinsip waterpas (koreksi)
2. Titik detail
Jarak mendatar dan beda tinggi dihitung dengan
rumus tachymetri, sedangkan jarak mendatar dan
azimut digunakan untuk plot penggambaran
(koordinat grafis)
3. TAHAPAN PENGGAMBARAN

1. Siapkan kertas milimeter dengan ukuran sesuai


dengan skala dan luas daerahnya (dapat
dijadikan lebih dari 1 lembar)
2. Siapkan alat tulis : pensil, penggaris, busur
derajat, dll
3. Buat sistim grade pada kertas milimeter tsb
4. Tarik grs tepi kira-2 1,5 cm, grs tegak sebagai
sumbu Y dan garis mendatar sebagai sumbu X
5. Tentukan skala penggambaran
6. Tentukan letak koordinat awal, letaknya diatur
sedemikian rupa sehingga kertasnya cukup
7. Plot kerangka dasar horisontal berdasarkan
koordinat yang telah dihitung
8. Plot titik-2 detail dengan argumen jarak dan
azimut yang merupakan koordinat grafis
9. Cantumkan tinggi titik-2 kerangka dan detail
10.Tarik garis kontur (biasanya bulat) dengan interval
sesuai spesifikasi
11.Bila penggambaran pada kertas milimeter selesai
pindahkan ke kertas kalkir
12.Cantumkan informasi tentang :
- skala peta
- arah utara
- legenda
- indeks
- dan lain-lain
13.Perbanyak gambar

Penggambaran juga dapat dilakukan dengan


menggunakan program AutoCad
Catatan : (untuk garis kontur)
 Tidak berpotongan satu dengan yang
lain dan merupakan loop (link
tertutup)
 Tidak bercabang
Pada daerah bukit merupakan garis
cembung, dan pada daerah lembah
merupakan garis cekung.
Pada daerah berbukit garis kontur
rapat dan pada daerah datar renggang

Anda mungkin juga menyukai