Orde Baru berlangsung pada 1966 dengan dikeluarkaya Surat Perintah Sebelas
Maret. Pada masa Pemerintahan Orde Baru, Komunis beserta rekan-rekannya
dilarang dan ditangkap di Indonesia. Kebijakan ini membuat masyarakat
Tionghoa berada dalam pengawasan pemerintah dan dilarang masuk ke dunia
politik.
Pemerintahan Orde Baru juga menangkap orang-orang yang terduga terlibat
Partai Komunis Indonesia. Hal ini semakin diperparah dengan pelarangan
masyarakat untuk berkumpul. Dengan kebijakan Orde Baru ini, Masyarakat
tentu merasa waspada dan ketakutan. Namun pemaksaan Pemerintahan Orde
Baru juga membuahkan hasil karena banyak Pemuda Indonesia dapat
menyelesaikan pendidikan sampai jenjang tertinggi. Namun pada masa Orde
Baru, Pelajaran Sejarah mendapatkan pengawasan langsung dari Pemerintah.
Hal ini menyebabkan banyak peristiwa sejarah tidak sesuai dengan peristiwa
yang terjadi.