KIMIA DASAR
“PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA”
Disusun Oleh:
Nama :Vellika kurniawati
Nim :21030022
Nama Dosen :Rifky Saldi A. Wahid, S.Farm., M.Kes
Program Studi :D3 Analis Kesehatan
B. Tujuan Praktikum
1. mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium
2. mengetahui jenis,sifat dan fungsi zat kimia
3. mengetahui cara pengunaan beberapa alat-alat laboratorium
4. mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan bila bekerja dengan bahan kimia
C. Manfaat Praktikum
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Alat-alat Laboratorium
1. Timbangan
2. Gelas Ukur
Gelas ukur merupakan alat labolatorium yang digunakan untuk mengukur volume
cairan. Gelas ukur berbeda dengan gelas kimia. Gelas ukur digunakan untuk
mengukur volume cairan, sedangkan gelas kimia digunakan untuk menampung
bahan kimia .
Fungsi dan penggunaan gelas ukur di labolatorium adalah sebagai alat ukur volume
cairan yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi. Gelas transparan ini tentu tidak
asing bagi para siswa sekolah yang telah melakukan uji labolatorium. Terdapat
berbagai ukuran gelas ukur, mulai dari 5 mL sampai 2 Liter, bahkan sekarang ada
juga yang lebih besar.
4. Labu Ukur
Adapun untuk beberapa fungsi yang dimiliki dari labu ukur, antara lain;
1. Labu ukur digunakan untuk mengukur bahan analisa
2. Labu ukur berfungsi mencampur bahan-bahan yang akan diteliti
3. Labu ukur dapat dijadikan tempat ketika melakukan titrasi asam basa
4. Fungsi lain dari labu ukur yaitu sebagai wadah penampung larutan, baik dari
bahan padat ataupun cair
5. Labu ukur juga menjadi wadah yang tepat untuk meracik serta melarutkan
bahan-bahan kimia komposisi media
6. Erlenmeyer atau labu ukur tanpa penutup asah digunakan untuk titrasi yang
pengocokannya lemah
7. Fungsi terakhi dari labu ukur yaitu untuk titrasi dengan pengocokan kuat,
pada hal ini labu ukur juga dihubungkan dengan alat destilasi dan alat
ekstraksi
5. Pipet Tetes
Pipet tetes adalah jenis pipet berupa pipa kecil yang terbuat dari plastik atau kaca
dengan ujung bawah agak meruncing dan ujung atasnya ditutupi karet. Sehingga
dalam hal ini pipet tetes hanya dapat digunakan untuk bahan-bahan yang bersifat
cair. Apabila bahan yang akan diuji atau diukur berbentuk padatan, maka padatan
tersebut harus dilarutkan terlebih dahulu.
Fungsi dari pipet tetes dalam penerapan kimat Diantaranya:
1. Mengambil Cairan Skala Kecil
Kegunaan utama dalam pipet tets ialah untuk mengambil cairan dalam skala tetesan
kecil. Ketika kita melakukan percobaan reaksi kimia di laboratorium dan bahan yang
kita butuhkan jumlahnya tidaklah terlalu besar, maka kita tidak dapat menggunakan
alat ukur yang berskala, melainkan menggunakan pipet tetes untuk keperluan
tersebut.
2. Memindahkan Cairan
Adapun kegunaan lainnya ialah untuk membantu memindahkan cairan dari satu
wadah ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes.
Dimana pemindahan cairan menggunakan pipet tetes memang membutuhkan waktu
yang sangat lama apabila yang di pindahkan sangat banyak, tapi sesuai dengan
namanya, bahwa pipet tetes hanya dipergunakan untuk memindahkah cairan
dengan kuantitas yang sangat kecil atau sedikit.
6. Pipet Ukur
Pipet ukur merupakan sebuah alat laboratorium terbuat dari kaca dengan
bentuk silinder memanjang dengan ujung bawah runcing dan ujung atas
terbuka. Pipet ukur memiliki skala pengukuran volume pada sepanjang
bagian kaca. Pipet ukur memiliki fungsi yaitu untuk mengambil bahan cair
dengan volume tertentu yang dapat kita sesuaikan dengan kebutuhan kita.
Umumnya pipet ukur memiliki ukuran beragam dari 0.1 mL hingga 50 mL.
Dibandingkan dengan gelas ukur, pengukuran dengan pipet ukur memiliki
ketelitian yang lebih tinggi karena ukuran pipet yang kecil.
pipet ukur berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk memindahkan cairan
dari satu tempat ke tempat lainnya. Pengambilan cairan tersebut biasanya
dibantu dengan pipet filler.
7.Pipet Volume
Pipet volume adalah alat laboratorium volumetrik yang ada di laboratorium. Pipet
volume juga kerap di sebut dengan sebutan pipet gondok karena bentuknya
yang mengembung seperti eceng gondok.
Sebagai salah satu alat ukur kuantitatif, pipet volume memiliki tingkat akurasi
yang lebih baik apabila dibandingkan dengan pipet ukur biasa. Hal ini karena
pipet volume hanya dapat mengukur satu ukuran volume saja.
Misalnya saja saat kalian ingin melakukan pemipetan larutan dengan volume 50
mL, maka gunakanlah pipet volume dengan ukuran 50 mL saja. Inilah yang
membuat pipet volume memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi.
fungsi pipet volume adalah untuk mengambil cairan dengan satu ukuran tertentu
dengan ketelitian yang tinggi.
Karena memiliki tingkat ketelitian yang tinggi maka pipet volume lebih baik
digunakan pada pengujian yang bersifat kuantitatif, misalnya seperti pengujian
yang menggunakan metode titrasi.
8. Mikropipet
Mikropipet adalah alat yang digunakan untuk memindahkan cairan/reagen
tertentu dalam skala kecil atau memiliki akurasi yang jauh tinggi dibandingkan
dengan pipet biasa. Untuk menguji ketelitian dari alat ini maka dapat
dilakukan kalibrasi terlebih dahulu.
Pemipetan adalah hal yang sangat penting dalam melakukan analisa,
seorang tenaga analis kesehatan harus memahami dan menguasai teknik
pemipetan yang dilakukan secara akurat dan tepat.
Fungsi dari mikropipet yaitu hampir sama dengan pipet biasa hanya saja
mikropipet memindahkan sejumlah volume larutan sangat kecil dan memiliki
akurasi alat yang sangat tinggi. Selain itu alat ini bisa di-setting sedemikian
rupa untuk mendapatkan volume larutan yang diinginkan. Satuan dari alat ini
atau mikroliter.
9. Tabung Erlenmayer
Statif dan klem adalah alat laboratorium yang tidak dapat dipisahkan begitu
saja. Banyak metode pengujian laboratorium yang memerlukan bantuan alat
ini seperti titrasi, destilasi, ekstraksi dan refuks.
Karena alat ini terdiri dari 2 bagian maka kami akan membahasnya secara
terpisah. Berikut ini adalah pengertian dari masing-masing alat ini:
Pengertian Statif
Satif adalah penyangga yang terbuat dari besi logam. Bentuk dari statif
adalah tegak dengan alas datar di bawahnya. Alas tersebut berfungsi untuk
penyangga agar statif dapat berdiri tegak di atas permukaan yang datar.
Pengertian Klem
Klem atau yang sering disebut klem kimia adalah alat penjepit yang
dipasangkan pada statif. Sama seperti statif, klem juga terbuat dari bahan
logam besi. Ada beberapa jenis klem yang ada di laboratorium dan masing-
masing jenis klem memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Fungsi Statif
Statif berfungsi sebagai penyangga dari klem pada saat pengujian di
laboratorium. Statif akan berdiri tegak keatas jika diletakan ditemat yang
datar.
Maka dari itu dianjurkan untuk meletakan statif di tempat yang datar seperti
meja ataupun lantai jika ingin menggunakannya.
Fungsi Klem
Klem berfungsi sebagai penyangga dari dari berbagai macam alat yang ada
di laboratorium. Contohnya seperti buret dan corong pisah yang akan di
tahan menggunakan klem.
11. Corong
Corong gelas adalah peralatan gelas laboratorium yang berbentuk kerucut
dan memiliki pipa silinder (batang corong) yang relatif panjang. Corong gelas
biasanya memiliki beberapa ukuran diameter, mulai dari 50 mm hingga 120
mm.
Kaca arloji adalah alat laboratorium yang terbuat dari kaca bening dan berbentuk
lingkaran dengan permukaan cekung seperti piring.
Kaca arloji tersedia dalam beberapa jenis ukuran dari yang kecil hingga besar. Kita
akan mudah menemukan kaca arloji dalam setiap laboratorium kimia karena ini
merupakan alat dasar yang memang harus dimiliki oleh setiap laboratorium.
Fungsi :
1. Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel
2. Tempat saat menimbang bahan kimia
3. Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator
19. Desikator
20. Oven
Oven laboratorium atau yang dikenal dengan drying oven adalah alat lab yang
digunakan untuk melakukan sterilisasi dan pembersihan dengan memanfaatkan
udara kering. Berbagai alat laboratorium yang sudah digunakan akan disterilkan
sebelum digunakan kembali.
21. PH Meter
22. Tanur
13. Belerang dioksida adalah senyawa kimia dengan rumus SO2. Senyawa ini
merupakan gas beracun dengan bau menyengat yang dilepaskan oleh
gunung berapi dan beberapa pemrosesan industri. Karena batu bara dan
minyak bumi juga mengandung senyawa belerang, hasil pembakarannya juga
menghasilkan gas belerang dioksida walaupun senyawa belerangnya telah
dipisahkan dulu sebelum dibakar. Oksidasi lanjut dari SO2, dibantu dengan
katalis seperti NO2, akan membentuk H2SO4, sehingga akan membentuk
hujan asam.
14. Hidrogen sulfat (H2S), adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah
terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas
biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen
(aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas
ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas
alam.
DAFTAR PUSTAKA