Anda di halaman 1dari 26

PRATIKUM

KIMIA DASAR
“PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA”

Disusun Oleh:
Nama :Vellika kurniawati
Nim :21030022
Nama Dosen :Rifky Saldi A. Wahid, S.Farm., M.Kes
Program Studi :D3 Analis Kesehatan

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS


WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2021
BAB 1
A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan praktikum biasanya dilaksanakan di
laboratorium.Laboratorium merupakan tempat melakukan penelitian dan berbagai
percobaan.Dalam percobaan biasanya menggunakan alat-alat yang ada di
laboratorium.Alat-alat dalam laboratorium memiliki fungsi dan prosedur kerja yang
berbeda-beda. Perbedaan tersebut harus di perhatikan dengan serius, karena
selamapraktikum praktikan akan berhubungan alat-alat tersebut. Pada saat
praktikumpraktikan harus berhati-hati dalam menggunakan alat-alat yang
ada dalam laboratorium, jika tidak alat-alat tersebut bisa rusak dan juga hasil
penelitian akankurang baik (tidak memuaskan) dan juga bisa jadi gagal
serta dapat menyebabkan dampak negatif pada keselamatan diri sendiri maupun
orang lain(Hanifah, 2012). Oleh karena itu, pengenalan alat dan bahan ini
penting dilaksanakan karena dapat mengetahui dan memahami serta menguasai
jenis-jenis alat dan bahan, nama masing-masing alat dan bahan dan fungsi masing-
masing alat dan bahan yang baik dan benar.

B. Tujuan Praktikum
1. mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium
2. mengetahui jenis,sifat dan fungsi zat kimia
3. mengetahui cara pengunaan beberapa alat-alat laboratorium
4. mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan bila bekerja dengan bahan kimia

C. Manfaat Praktikum
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa teori pengenalan alat-alat laboratorium


bertujuan untuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat
laboratorium, oleh karena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat akan dijelaskan dengan
tujuan agar praktikan dapat memahami secara jelas kegunaan alat-alat laboratorium
yang akan dipakai. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan
kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat
digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya.
(Moningka, 2008).
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan
mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang
bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada
pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan
reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu
pengukuran atau penentuan (Moningka, 2008).
Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja
dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum
dengan sempurna, kebersihan alat yang digunakan dan ketelitian praktikan dalam
perhitungan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam suatu praktikum, dengan
ketelitian dan ketepatan penggunaan alat maka kesalahan dalam praktikum dapat
diminimalisir (Riadi, 1990).
Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam pelaksanaannya
diharapkan kita dapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain
memperkenalkan alat dan fungsinya kita juga harus mengetahui cara kerja
dan sistematika penggunaan alat-alat tersebut secara tepat dan akurat, karena
dengan mengetahui sistematika atau langkah-langkah penggunaan alat akan
membuat praktikan tahu bagaimana mengatasi kesalahan-kesalahan yang dapat
terjadi pada alat saat kita melakukan percobaan dilaboratorium (Mardani, 2007).
            Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami
cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk
menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari
masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna
(Walton, 1998).
            Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja
atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan
fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium
yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang
dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efesien (Khasani, 1990).
           
            Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami
oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan cara
penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang akan dilakukan
berjalan dengan baik (Setiawati, 2002).
            Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang
digunakan. Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang
terbuat dari gelas, porselen, kayu, alumunium, plastik, dan lain-lain sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan
terhadap kondisi asam, tahan terhadap panas, dan ada yang hanya tahan terhadap
kondisi normal. Oleh sebab itu, penggunaan alat dan bahan kimia sangat
menentukan keberhasilan suatu penelitian (Mored, 2000).
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-namanya,
memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat dirancang
atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai
fungsi yang sangat spesifik. Kebanyakan peralatan untuk percobaan–percobaan di
dalam laboraturium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah
siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang kala
diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat peralatan khusus
sesuai kebutuhan (Imamkhasani, 2000).
Dalam melakukan percobaan dilaboratorium atau bekerja dalam laboratorium
terutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang
berhubungan dengan bahan-bahan kimia, peralatan yang dapat berbahaya dan
merugikan bagi diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar, bila tidak
digunakan dengan baik. Seperti layaknya pekerjaan lain, bekerja dalam laboratorium
kimia juga mempunyai resiko kecelakaan kerja. Resiko ini dapat disebabkan karena
faktor ketidak sengajaan, keteledoran dan sebab-sebab lain yang diluar kendali
manusia ( Maju Loebis, 2013).
Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat gelas.
Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut
dapat berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat
kita ciptakan apabila ada kemauan dari para pekerja, pengguna, maupun kelompok
pekerja laboratorium untuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran
bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri maupun orang
lain disekitarnya. Tujuan dari praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal
beberapa macam alat gelas yang sering digunakan dalam laboratorium dan
penggunaanya (Ginting, 2010).
Pengenalan alat- alat praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan kerja
dalam melakukan proses penelitian. Selain itu juga pengenalan alat praktikum
bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut. Alat-
alat praktikum sangat dibutuhkan dalam proses penelitian ataupun praktikum
terutama dalam proses praktikum kimia banyak sekali alat-alat yang digunakan dan
mempunyai fungsi masing-masing didalam bidang keilmuan atau pun proses
penelitian tentu alat-alat ini sangat dibutuhkan sekali alat-alat laboratorium juga
dapat berbahasa jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya maka
diperlukan pengenalan alat-alat laboratorium agar pengguanaan alat tersebut dapat
dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar, sehingga kesalahan
yang terjadi dapat diminimalisir sedikit  mungkin hal ini penting agar mendapatkan
hasil penelitian yang baik dan benar, data–data yang tepat akan meningkatkan
kualitas penelitian seseorang (Hokayuruke, 2013).
Secara umum fungsi setiap alat diberikan secara umum karena tidak mungkin
semua fungsi diutarakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium. Untuk
memudahkan dalam memahami alat-alat laboratorium, penulisan alat-alat diurut
sesuai dengan abjad. Agar supaya alat-alat laboratorium dapat digunakan dalam
waktu relatif lama dalam keadaan baik, perlu pemeliharaan dan penyimpanan yang
memadai (Koesmadja, 2006).
Penggunaan beberapa alat gelas dengan tepat penting untuk diketahui agar
pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat-
alat ini dapat mempengaruhi hasil yang akan diperoleh. Oleh karena itu harus
diberikan pelatihan tentang  penggunaan alat-alat tersebut. Penggunaan alat-alat
gelas tersebut haruslah sesuai dengan fungsinya agar pekerjaan tersebut dapat
berjalan dengan baik dan tepat. Apabila terjadi suatu kesalahan atau kekeliruan
dalam penggunaannya akan mempengaruhi hasil yang diperoleh. Ada beberapa
macam alat gelas yang dipakai di laboratorium, antara lain: gelas piala (beker gelas),
erlenmeyer, gelas ukur, botol, pipet, corong, tabung reaksi, gelas objek dan gelas
penutup, cawan petri dan mortal Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang
digunakan pada analisa kuantitatif, yaitu: Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat
yang tidak teliti (kualitatif). Untuk alat-alat yang teliti (kuantitatif) terdiri dari : buret,
labu ukur, pipet. Sedangkan untuk alat-alat yang tidak teliti (kualitatif) terdiri dari
gelas ukur, erlenmeyer, dan lainnya. Dalam prakteknya baik analisa maupun
sintesa, sesorang yang mempelajari atau menekuni bidang kimia pasti akan selalu
dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan alat-alat dan bahan kimia.
Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja
dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum
dengan sempurna, kebersihan alat yang digunakan dan ketelitian praktikan dalam
perhitungan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam suatu praktikum, dengan
ketelitian dan ketepatan  penggunaan alat maka kesalahan dalam praktikum dapat
diminimalisir (Riadi, 1990).
Selain untuk menghindari kecelakaan dan  bahaya, dengan memahami cara kerja
dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum
dengan sempurna (Walton, 1998).
Pengertian, Penggoloangan dan Contoh Peralatan Laboratorium
Seperti yang telah dijelaskan pada praktikum pengenalan alat-alat laboratorium
bertujuan untuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat
laboratorium, oleh karena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat akan dijelaskan dengan
tujuan agar praktikan dapat memahami secara jelas kegunaan alat-alat laboratorium
yang akan dipakai. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan
kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat
digunakan (Sodik, 2014).
Di laboratorium  kita dapat meneliti berbagai hal dengan  menggunakan peralatan-
peralatan yang tersedia. Sehingga, laboratorium dianggap sebagai suatu tempat
dimana para mahasiswa dan dosen serta para peneliti melakukan percobaan (Mila,
Ermila. 2005).
Berbagai percobaan yang dilakukan biasanya menggunakan alat-alat dalam bentuk
gelas. Alat-alat di laboratorium sangat mudah sekali pecah. Sering kali para
praktikan yang tidak berhati-hati dalam menggunakan peralatan di laboratorium
tersebut. Hal inilah  yang sering menyebabkan terjadinya kecelakaan pada saat 
kerja. Akan tetapi, bila dilakukan dengan cara yang benar atau sesuai prosedurnya,
kecelakaan-kecelakaan seperti itu dapat diminimalisir. Kecelakaan itu juga dapat
terjadi karena kelalaian para praktikan, ini dapat membuat orang tersebut cidera,
dan bahkan juga bagi orang-orang yang berada di sekitarnya (Mila, Ermila. 2005).
Keselamatan kerja di laboratorium adalah sesuatu yang sangat diharapkan
khususnya oleh para peneliti yang sering kali melakukan percobaan di laboratorium.
Hal ini biasanya terpikirkan oleh para peneliti yang selalu peduli akan kesehatan,
keamanan, dan kenyamanan kerja (Prawirahartono, Slamet. 2003).
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, peneliti dan
sebagainya melakukan percobaan. Percobaan yang dilakukan menggunakan
berbagai bahan, peralatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat.
Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena kelalaian atau kecerobohan kerja, ini dapat
membuat orang tersebut cedera, dan bahkan bagi orang disekitarnya. Keselamatan
kerja di laboratorium merupakan dambaan bagi setiap individu yang sadar akan
kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja. Bekerja dengan selamat
dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Walaupun petunjuk keselamatan
kerja sudah tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun hal ini perlu dijelaskan
berulang-ulang agar setiap individu lebih meningkatkan kewaspadaan ketika bekerja
di laboratorium. Fungsi laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar,
sebagai metode pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan
atau sebagai wadah dalam proses belajar mengajar (Prawirahartono, Slamet. 2003).
Berbagai peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang
pentingnya bekerja dengan aman di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal
dari bahan-bahan kimia, oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis
bahan kimia agar yang bekerja dengan bahan-bahan tersebut dapatlebih berhati-hati
dan yang lebih penting lagi tahu cara menanggulanginya. Limbah bahan sisa
percobaan harus dibuang dengan cara yang tepat agar tidak menyebabkan polusi
pada lingkungan. Cara menggunakan peralatan umum dan berbagai petunjuk praktis
juga dibahas secara singkat untuk mengurangi kecelakaan yang mungkin terjadi
ketika bekerja di Laboratorium (Prawirahartono, Slamet. 2003).
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium memerlukan
perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang
salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di
laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan
kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di
laboratorium secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan.
Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti membawa alat sesuai
petunjuk penggunaan, menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan, menjaga
kebersihan alat dan menyimpan alat (Yuwono triwibowo, 2008).
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat-alat yang akan
digunakan. Untuk alat-alat gelas dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan
kehati-hatian, misalnya praktikan memeriksa alat tersebut apa ada yang cacat atau
rusak. Untuk memindahkan zat-zat kimia yang berwujud cair kita sering menghadapi
suatu kesulitan yang mungkin disebabkan oleh tekanan biasa yang mempengaruhi
dalam menentukan volume cairan itu dengan tepat. Maka dari itu dapat digunakan
pipet dan buret yang gunanya untuk memindahkan volume cairan (Arifin, 1996).
Dalam pengukuran harus diperhatikan dua hal yaitu kesalahan pengkuran dengan
alat ukur terutama jenis ukur, misalnya mengukur massa zat dalam satuan gram
sedangkan timbangan analitis sampai miligram. Jika sejumlah zat ditimbang dengan
kedua timbangan maka didalam jumlah angka yang berbeda. Jumlah digit dari
pengukuran yang menyangkut masalah kecermatan dan ketelitian (Syukri, 1994).
 Alat-alat laboratorium merupakan alat yang kita butuhkan dalam prosespeneitian
atau pun proses praktikum. Dalam praktikum pengenalan alat-alatlaboratorium dan
alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail mengenai fungsidan spesifikasi
masing-masing alat tersebut. Sterilisasi adalah usaha untukmembebaskan bahan-
bahan dari mikrobia yang tidak diinginkan (soetarto, dkk).
Pada praktikum pengenalan alat-alat laboratorium bertujuan untuk membuat
praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat laboratorium, oleh karena itu,
fungsi daripada tiap-tiap alat akan dijelaskan dengan tujuan agar praktikan dapat
memahami secara jelas kegunaan alat-alat laboratorium yang akan dipakai. Pada
dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat tersebut,
prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan (Sodik, 2014)
Dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum dengan baik, kebersihan lat yang digunakan dan ketelitian
praktikan dalam perhitungan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam suatu
praktikum, dengan ketelitian dan ketetapan penggunaan alat maka kesalahan dalam
praktikum dapat diminimalisir (Riadi, 1990)
Dalam pelaksanaan diharapkan dapat melakukan percobaan dengan baik, selain
memperkenalkan alat dan fungsinya kita juga harus mengetahui cara kerja dan
sistematika penggunaan alat-alat secara tepat dan akurta, karena dengan
mengetahui sistematika atau langkah-langkah penggunaan alat praktikan dapat
meminimalisir terjadinya kesalahan yang dapat terjadi pada saat kita melakukan
percobaan dilaboratorium (Mardani, 2007).
Sebelum melakukan praktikum hal paling utama yang harus dipahami oleh praktikan
adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan cara penggunaan
alat-alat yang akan  digunakan agar praktikum yang dilakukan berjalan dengan baik
(Setiawati, 2002).
alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan praktikum kimia dapt dikelompokan
berdasarkan sifat-sifatnya, keadaanya (bentuknya),fungsi dan penggunaanya.
Penggolongan alat-alat laboratorium kimia dibedakan menjadi 4 golongan yaitu; a).
Alat-alat ukur (neraca tenis, neraca analitik, oven, slide projektor, dll); b). Alat-alat
gelas (erlenmeyer, labu ukur, gelas arloji, corong gelas, tabung reaksi, pipet tetes,
pipet volume, pipet gondok dan buret,); c). Alat pemanas (lampu bursen, dan cawan
porselin); dan d). Alat bantu (kaki tiga, satif, penjepit buret, krus porselin, rak tabung
reaksi) (Idang, 2012).
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam
diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga perselin,
kasa, gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan porselin).
Selain itu juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan alat-alat gelas harus
diperiksa dan kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas wadah,
sedangkan untuk mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu takar),
pipet ukur (pipet gondok dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan alat-alat lain
seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer, corong, semprot, kertas saring, timbangan dan
lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan fungsi masing-masing yang
berguna untuk memudahkan praktikan dalam melaksanakan praktikum (Subroto,
2000 : 110).
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat-alat yang akan
digunakan. Untuk alat-alat gelas dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan
kehatihatian, misalnya praktikan memeriksa alat tersebut apa ada yang cacat atau
rusak. Untuk memindahkan zat-zat kimia yang berwujud cair kita sering menghadapi
suatu kesulitan yang mungkin disebabkan oleh tekanan biasa yang mempengaruhi
dalam menentukan volume cairan itu dengan tepat. Maka dari itu dapat digunakan
pipet dan buret yang gunanya untuk memindahkan volume cairan (Arifin, 1996 : 9).
Dalam pengukuran harus diperhatikan dua hal yaitu kesalahan pengkuran dengan
alat ukur terutama jenis ukur, misalnya mengukur massa zat dalam satuan gram
sedangkan timbangan analitis sampai miligram. Jika sejumlah zat ditimbang dengan
kedua timbangan maka didalam jumlah angka yang berbeda. Jumlah digit dari
pengukuran yang menyangkut masalah kecermatan dan ketelitian (Syukri, 1994 : 4).
Pengenalan sifat dan jenis bahan kimia akan memudahkan dalam cara
penangannya,yaikni cara pencampuran,mereaksikan,pemindahan atau
transportasi,dan penyimpanan.Pengetahuan tentang nama dan kegunaaan alat
dan bagaimana cara penggunaannya juga sangat penting.Misalnya alat-alat
gelas harus diperiksa sebelum digunakan.Apakah ada yang retak,pecah,atau
masih kotor.Juga cara penyimpanannya sehingga kerusakan alat dan bahan-bahan
kimia dapat dihindari,serta bahaya-bahaya yang ditimbulkan dapat dicegah
(Budimarwati,2013).
BAB III
PEMBAHASAN

A. Alat-alat Laboratorium
1. Timbangan

Timbangan analitik adalah instrumen laboratorium sensitif yang dirancang untuk


mengukur massa secara akurat. Perbedaannya dengan timbangan lain adalah,
timbangan ini memiliki kisaran keterbacaan antara 0,1 mg - 0,01 mg, dikhususkan
untuk menimbang benda yang sangat ringan. Timbangan analitik memiliki pelindung
rancangan untuk mencegah arus udara memengaruhi benda yang ditimbang.
Timbangan ini digunakan untuk mendeteksi kenaikan yang sangat halus, sehingga
getaran sekecil apa pun dapat mempengaruhi hasil bobotnya.
Timbangan analitik disebut sebagai instrumen atau alat laboratorium yang sangat
umum. Di semua laboratorium yang ada, sudah pasti harus ada timbangan analitik
karena menjadi salah satu alat yang paling sering digunakan. Dengan kondisi inilah,
timbangan analitik masuk ke dalam kategori general laboratory equipment. Selain
timbangan analitik, alat-alat lain yang ke dalam kategori general laboratory
equipment ada laminar air flow, moisture analyzer, dan mikropipet.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, timbangan analitik memang harus digunakan
dengan cara yang hati-hati. Jika tidak digunakan dengan hati-hati dan sesuai syarat-
syarat yang, hasil angka timbangan yang dihasilkan malah bisa berantakan dan
tidak sesuai dengan kenyataannya. Dengan demikian, timbangan analitik harus
digunakan di ruangan khusus dengan gangguan sesedikit mungkin. Timbangan ini
juga perlu dipantau dengan cermat dan sering dikalibrasi. Sebagian besar
timbangan analitik memiliki kalibrasi internal dan kalibrasi otomatis dengan bobot
eksternal.
Selain mengetahui fungsi dan bagian-bagian di dalamnya, kamu juga perlu
mengetahui jenis timbangan analitik. timbangan analitik ini dapat dibedakan menjadi
dua jenis. Pertama, timbangan analitik digital yang cara pengoperasiannya dilakukan
secara otomatis dengan memanfaatkan sumber daya listrik. Kedua, timbangan
analitik analog yang cara pengoperasiannya dilakukan secara manual tanpa
menggunakan sumber daya listrik. Masing-masing pastinya mempunyai kelebihan
dan kekurangan sendiri.
Fungsi Timbangan analitik adalah mengukur berat suatu zat atau bahan kimia dalam
jumlah sangat kecil. Tidak hanya mampu menimbang hingga ukuran miligram,
keakuratan yang tinggi hingga 4 angka di belakang koma juga menjadi keunggulan
dari alat laboratorium ini. Sesuai dengan namanya, neraca ini digunakan untuk
mengukur massa zat atau benda, sehingga ditemukan ukuran yang tepat.
Tidak hanya zat padat saja yang bisa diukur oleh neraca ini, namun juga zat cair.
Berikut fungsi fungsi timbangan analitik yang wajib anda ketahui :
Fungsi neraca analitik yang utama adalah mengukur massa benda dengan tingkat
akurasi yang sangat tinggi (rentang sub-miligram) dengan ketelitian 0,0001 hingga
0,00001 gram. Tingkat ketelitian instrumen pengukuran inilah yang membuatnya
jauh lebih unggul dibandingkan dengan neraca atau timbangan pada umumnya.
Dengan perkembangan teknologi, kini fungsi neraca analitik jauh lebih kompleks dan
lengkap. Model terbarunya tidak hanya akan mengukur massa benda saja, namun
juga presentase zat tertentu pada benda yang tengah diukur.
Artinya, fungsi timbangan analitik mampu menampilkan hasil pengukuran yang
sangat tinggi dan detail hingga mencapai satuan sub miligram.
Selain memiliki akurasi yang tinggi, timbangan analitik juga kuat.
Timbangan analitik dapat digunakan di ruang bebas tanpa harus takut sampel
terkena aliran udara. Ini karena timbangan analitik memiliki penutup khusus yang
melindungi sampel dari aliran udara.
Tidak hanya itu, timbangan analitik juga dilengkapi dengan sistem kalibrasi internal
sehingga timbangan dapat diidentifikasi dan disesuaikan dengan mudah.

2. Gelas Ukur

Gelas ukur merupakan alat labolatorium yang digunakan untuk mengukur volume
cairan. Gelas ukur berbeda dengan gelas kimia. Gelas ukur digunakan untuk
mengukur volume cairan, sedangkan gelas kimia digunakan untuk menampung
bahan kimia .
Fungsi dan penggunaan gelas ukur di labolatorium adalah sebagai alat ukur volume
cairan yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi. Gelas transparan ini tentu tidak
asing bagi para siswa sekolah yang telah melakukan uji labolatorium. Terdapat
berbagai ukuran gelas ukur, mulai dari 5 mL sampai 2 Liter, bahkan sekarang ada
juga yang lebih besar.

3. Gelas Kimia/ Beaker Glass


 Gelas Beaker merupakan salah satu alat laboratorium yang digunakan sebagai
wadah untuk mengukur, mencampur, mengaduk, serta memanaskan sebuah cairan
saat melakukan pengujian.
Gelas beaker dapat menampung suatu zat kimia yang reaktivitasnya rendah
maupun yang bersifat korosif. Umumnya, alat laboratorium tersebut dibuat dari kaca
borosilikat maupun plastik. Sesuai dengan namanya, gelas beaker masuk kedalam
klasifikasi alat gelas laboratorium.
Gelas beaker berbentuk silinder dan bagian bawahnya berbentuk rata. Adapun
ukuran dari gelas beaker beragam yaitu ada yang berukuran 20 mL sampai 1 Liter.
Gelas beaker biasanya dilengkapi dengan garis-garis yang mengindikasikan ukuran
zat yang ditampung. Garis tersebut sangat membantu Anda untuk melakukan
pengamatan dengan lebih mudah.
Gelas beaker memiliki fungsi sebagai wadah atau tempat zat cair.
Biasanya alat gelas ini digunakan untuk mencampur suatu zat atau senyawa yang
bersifat cair.
Kegunaan gelas beaker lainnya juga bisa digunakan sebagai tempat pemanasan
terhadap bunsen ataupun hotplate. Namun, gelas beaker tidak bisa digunakan
sebagai wadah saat suhu pemanasan lebih dari 100°C .
Apabila gelas beaker sering digunakan dalam pemanasan yang tinggi maka gelas
beaker dapat mengalami pemuaian. Sehingga volume yang awalnya tertera 100 mL
bisa berubah menjadi lebih kecil ataupun lebih besar.

4. Labu Ukur

Labu Ukur adalah sebuah perangkat yang memiliki kapasitas antara 5 mL sampai 5


L dan biasanya instrumen ini digunakan untuk mengencerkan zat tertentu hingga
batas leher labu ukur. Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan zat
tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai
sampel dengan menggunakan pipet. Dalam sistem pengenceran, untuk zat yang
tidak berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada
di leher labu. Untuk zat yang berwarna, penambahan aquadets hingga dasar
meniskus yang menyentuh leher labu ( meniskus berada di atas garis leher ).

Adapun untuk beberapa fungsi yang dimiliki dari labu ukur, antara lain;
1. Labu ukur digunakan untuk mengukur bahan analisa
2. Labu ukur berfungsi mencampur bahan-bahan yang akan diteliti
3. Labu ukur dapat dijadikan tempat ketika melakukan titrasi asam basa
4. Fungsi lain dari labu ukur yaitu sebagai wadah penampung larutan, baik dari
bahan padat ataupun cair
5. Labu ukur juga menjadi wadah yang tepat untuk meracik serta melarutkan
bahan-bahan kimia komposisi media
6. Erlenmeyer atau labu ukur tanpa penutup asah digunakan untuk titrasi yang
pengocokannya lemah
7. Fungsi terakhi dari labu ukur yaitu untuk titrasi dengan pengocokan kuat,
pada hal ini labu ukur juga dihubungkan dengan alat destilasi dan alat
ekstraksi

5. Pipet Tetes

Pipet tetes adalah jenis pipet berupa pipa kecil yang terbuat dari plastik atau kaca
dengan ujung bawah agak meruncing dan ujung atasnya ditutupi karet. Sehingga
dalam hal ini pipet tetes hanya dapat digunakan untuk bahan-bahan yang bersifat
cair. Apabila bahan yang akan diuji atau diukur berbentuk padatan, maka padatan
tersebut harus dilarutkan terlebih dahulu.
Fungsi dari pipet tetes dalam penerapan kimat Diantaranya:
1. Mengambil Cairan Skala Kecil
Kegunaan utama dalam pipet tets ialah untuk mengambil cairan dalam skala tetesan
kecil. Ketika kita melakukan percobaan reaksi kimia di laboratorium dan bahan yang
kita butuhkan jumlahnya tidaklah terlalu besar, maka kita tidak dapat menggunakan
alat ukur yang berskala, melainkan menggunakan pipet tetes untuk keperluan
tersebut.
2. Memindahkan Cairan
Adapun kegunaan lainnya ialah untuk membantu memindahkan cairan dari satu
wadah ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes.
Dimana pemindahan cairan menggunakan pipet tetes memang membutuhkan waktu
yang sangat lama apabila yang di pindahkan sangat banyak, tapi sesuai dengan
namanya, bahwa pipet tetes hanya dipergunakan untuk memindahkah cairan
dengan kuantitas yang sangat kecil atau sedikit.

6. Pipet Ukur
Pipet ukur merupakan sebuah alat laboratorium terbuat dari kaca dengan
bentuk silinder memanjang dengan ujung bawah runcing dan ujung atas
terbuka. Pipet ukur memiliki skala pengukuran volume pada sepanjang
bagian kaca. Pipet ukur memiliki fungsi yaitu untuk mengambil bahan cair
dengan volume tertentu yang dapat kita sesuaikan dengan kebutuhan kita.
Umumnya pipet ukur memiliki ukuran beragam dari 0.1 mL hingga 50 mL.
Dibandingkan dengan gelas ukur, pengukuran dengan pipet ukur memiliki
ketelitian yang lebih tinggi karena ukuran pipet yang kecil.
pipet ukur berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk memindahkan cairan
dari satu tempat ke tempat lainnya. Pengambilan cairan tersebut biasanya
dibantu dengan pipet filler.

7.Pipet Volume

Pipet volume adalah alat laboratorium volumetrik yang ada di laboratorium. Pipet
volume juga kerap di sebut dengan sebutan pipet gondok karena bentuknya
yang mengembung seperti eceng gondok.
Sebagai salah satu alat ukur kuantitatif, pipet volume memiliki tingkat akurasi
yang lebih baik apabila dibandingkan dengan pipet ukur biasa. Hal ini karena
pipet volume hanya dapat mengukur satu ukuran volume saja.
Misalnya saja saat kalian ingin melakukan pemipetan larutan dengan volume 50
mL, maka gunakanlah pipet volume dengan ukuran 50 mL saja. Inilah yang
membuat pipet volume memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi.
fungsi pipet volume adalah untuk mengambil cairan dengan satu ukuran tertentu
dengan ketelitian yang tinggi.
Karena memiliki tingkat ketelitian yang tinggi maka pipet volume lebih baik
digunakan pada pengujian yang bersifat kuantitatif, misalnya seperti pengujian
yang menggunakan metode titrasi.

8. Mikropipet
Mikropipet adalah alat yang digunakan untuk memindahkan cairan/reagen
tertentu dalam skala kecil atau memiliki akurasi yang jauh tinggi dibandingkan
dengan pipet biasa. Untuk menguji ketelitian dari alat ini maka dapat
dilakukan kalibrasi terlebih dahulu.
Pemipetan adalah hal yang sangat penting dalam melakukan analisa,
seorang tenaga analis kesehatan harus memahami dan menguasai teknik
pemipetan yang dilakukan secara akurat dan tepat.

Fungsi dari mikropipet yaitu hampir sama dengan pipet biasa hanya saja
mikropipet memindahkan sejumlah volume larutan sangat kecil dan memiliki
akurasi alat yang sangat tinggi. Selain itu alat ini bisa di-setting sedemikian
rupa untuk mendapatkan volume larutan yang diinginkan. Satuan dari alat ini
atau mikroliter.

9. Tabung Erlenmayer

Tabung Erlenmeyer atau disebut juga dengan Labu Erlenmeyer adalah


sebuah tabung yang memiliki dasar yang datar dan juga termos titrasi. 
Wadah untuk bahan kimia ini berbentuk kerucut dan leher yang berbentuk
silindris sebagai pengangan.
Adapun ukurannya juga beragam lho mulai dari 50 ml, 125 ml, 250 ml, 500 ml
dan ada juga tabun yang memiliki ukuran 1000 ml.

Berikut beberapa fungsi Erlenmeyer adalah sebgai berikut:


 Sebagai alat pengukur atau mencampur bahan analisa zat kimia senyawa
 Sebagai alat untuk menampung larutan atau bahan padat dengan bahan
yang cairan
 Sebagai tempat kultivasi dalam mikroba dengan kultur yang cair
 Sebagai alat yang dapat meracik dan menghomogenkan bahan larutan dalam
beberapa komposisi media
 Sebagai alat yang dapat digunakan untuk titrasi dengan pengocokkan yang
kuat sehingga akan dapat melakukan oertukaran bahan kimia senyawa.
 Sebagai alat yang dapat digunakan untuk titrasi zat yang lemah hingga
sedang
 Sebagai alat tempat untuk melakukan titrasi bahan kimia dan zat senyawa
10.Statif,Klem dan Buret

Statif dan klem adalah alat laboratorium yang tidak dapat dipisahkan begitu
saja. Banyak metode pengujian laboratorium yang memerlukan bantuan alat
ini seperti titrasi, destilasi, ekstraksi dan refuks.

Karena alat ini terdiri dari 2 bagian maka kami akan membahasnya secara
terpisah. Berikut ini adalah pengertian dari masing-masing alat ini:
Pengertian Statif
Satif adalah penyangga yang terbuat dari besi logam. Bentuk dari statif
adalah tegak dengan alas datar di bawahnya. Alas tersebut berfungsi untuk
penyangga agar statif dapat berdiri tegak di atas permukaan yang datar.
Pengertian Klem
Klem atau yang sering disebut klem kimia adalah alat penjepit yang
dipasangkan pada statif. Sama seperti statif, klem juga terbuat dari bahan
logam besi. Ada beberapa jenis klem yang ada di laboratorium dan masing-
masing jenis klem memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Fungsi Statif
Statif berfungsi sebagai penyangga dari klem pada saat pengujian di
laboratorium. Statif akan berdiri tegak keatas jika diletakan ditemat yang
datar.
Maka dari itu dianjurkan untuk meletakan statif di tempat yang datar seperti
meja ataupun lantai jika ingin menggunakannya.
Fungsi Klem
Klem berfungsi sebagai penyangga dari  dari berbagai macam alat yang ada
di laboratorium. Contohnya seperti buret dan corong pisah yang akan di
tahan menggunakan klem.

11. Corong
Corong gelas adalah peralatan gelas laboratorium yang berbentuk kerucut
dan memiliki pipa silinder (batang corong) yang relatif panjang. Corong gelas
biasanya memiliki beberapa ukuran diameter, mulai dari 50 mm hingga 120
mm.

Berikut ini adalah beberapa fungsi corong gelas di laboratorium:


1. Alat untuk memindahkan : Apabila kalian sedan ingin memasukan cairan atau
bahan kimia maka perlu menggunakan corong gelas. Hal ini penting untuk
dilakukan agar bahan kimia tidak tumpah dan membahayakan diri kita.
2. Sebagai alat bantu penyaringan : Apabila kalian ingin melakukan
penyaringan, maka kalian dapat menempatkan kertas saring di atas
permukaan corong gelas. Penyaringan ini biasanya dilakukan pada saat
memisahkan endapan atau residu dengan sampel.

12. Lampu Spritus

Pembakar atau lampu spiritus adalah alat laboratorium yang menggunakan


bahan bakar spiritus (alkohol atau etanol) cair yang dibakar dengan sumbu
yang dinyalakan. Spiritus digunakan untuk pemanasn karena uapnya yang
tidak berasap, sehingga tidak membuat laboratorium kotor. Suhu pembakar
spiritus lebih rendah dari suhu pembakar Bunsen yang menggunakan bahan
bakar gas.
Pembakar spiritus digunakan untuk memanaskan gelas reaksi berisi larutan
untuk meningkatkan laju reaksi kimia pada lauran itu.
Laju reaksi adalah banyaknya pereaksi yang mengalami reaksi kimia dan
menjadi produk reaksi. Faktor yang mempengaruhi laju reaksi antara lain
adalah suhu, konsentrasi pereaksi, luas permukaan dan adanya katalis.
Dalam pengaruh suhu, semakin rendah suhu, semakin lambat laju reaksi.
Sebaliknya semakin tinggi suhu, semakin cepat laju reaksi dan semakin
banyak produk reaksi yang dihasilkan.  
Pembakar spiritus juga dapat digunakan untuk memanaskan cawan
penguap. Cawan ini digunakan untuk memisahkan zat-zat penyusun larutan,
antara pelarut yang mudah menguap dan zat terlarut yang sulit menguap.

Fungsi lampu spiritus adalah:


1. membakar larutan agar suhunya meningkat, untuk meningkatkan laju reaksi
sehingga lebih cepat,  
2. memanaskan untuk menguapkan larutan

13. Cawan Porselen

Cawan porselin (evaporating dish) adalah alat laboratorium yang terbuat


dari porselin, yaitu bahan perlatan laboratorium yang tahan terhadap panas.
Jika kita perhatikan alat ini memiliki bahan yang sama seperti krusibel,
namun bentuk dan kegunaan cawan porselin sedikit berbeda dengan krusibel.
Cawan porselin biasanya digunakan  untuk menguapkan pelarut yang ada
dalam sampel.
Cawan porselen memiliki bentuk setengah bola yang mirip dengan mangkok
kecil. bentuk inilah yang memudahkan proses evaporasi atau penguapan
lebih mudah karena luas permukaannya yang lebar.
cawan porselin berfungsi sebagai alat yang digunakan pada proses
penguapan pelarut.

14. Tabung Reaksi, Rak Tabung, dan Penjepit

-Tabung reaksi merupakan suatu gelas atau kaca bening yang berbentuk tabung


dengan bentuk U pada bagian bawah dan ujung bagian atas yang terbuka. Tabung
reaksi pada umumnya memiliki ukuran panjang yang beragam dari 50 mm hingga
250 mm dan diameter 13 mm hingga 20 mm yang memungkinkannya memiliki
volume kecil.
- Rak tabung reaksi merupakan salah satu dari alat-alat laboratorium yang
berupa non gelas terbuat dari kayu yang berbentuk seperti rak kecil, rak ini
digunakan untuk menata atau menyimpang beberapa dari tabung reaksi. Terdapat
beberapa lubang lubang di bagian atas rak yang berguna untuk menaruh tabung
reaksi supaya bisa berdiri.
- penjepit tabung reaksi atau sering disebut penjepit kayu ini merupakan alat untuk
menjepit tabung reaksi pada saat dipanaskan dan memindahkan tabung yang telah
dipanaskan ataupun pada saat proses pemanasan. Alat ini memiliki bentuk persegi
dan dipoles dengan nikel. Panjang dari penjepit kayu adalah sekitar 18 cm dan bisa
digunakan untuk menjepit tabung reaksi dengan diameter sekitar 10 mm hingga 25
mm.

15. Batang Pengaduk

Batang pengaduk adalah alat laboratorium non volumetrik yang terbuat dari kaca.


Sama seperti peralatan gelas lainnya, batang pengaduk terbuat dari kaca borosilikat
yang tidak bereaksi dengan zat kimia di laboratorium.
Bentuk alat ini seperti batangan kaca yang hampir mirip seperti sedotan minuman.
Biasanya ukuran batang pengaduk memiliki panjang 15 cm dengan diameter 7 mm
dan disertai dengan salah satu ujungnya yang pipih.

berikut ini adalah fungsi pengaduk kaca di laboratorium:


1. Digunakan untuk mencampur larutan kimia, baik itu larutan pekat ataupun
larutan tidak pekat.
2. Dapat digunakan untuk proses dekantasi larutan kimia.
3. Dapat digunakan unutuk menginduksi kristal dalam pengujian rekristalisasi.
4. Dapat membantu memecahkan emulsi yang terjadi pada saat proses
ekstraksi.

16. Kertas PH universal

Indikator pH universal adalah sebuah kertas dengan beberapa warna yang


digunakan untuk mengukur nilai pH sebuah larutan. Indikator universal umumnya
memiliki 4 atau lebih warna dalam setiap kertasnya dimana warna tersebut dapat
berubah menjadi warna tertentu sesuai dengan nilai pH atau keasaman serta
kebasaan dari suatu larutan.
Indikator universal juga dilengkapi sebuah skala perubahan warna yang
menunjukkan warna perubahan kertas pada pH 0 hingga perubahan warna pada pH
14.
Berbeda dengan indikator pH lain seperti pH meter yang menggunakan elektroda
dalam pengukuran pH. Indikator universal ini memanfaatkan perubahan warna yang
terjadi pada suatu senyawa untuk mengukur nilai pH dari larutan.
Indikator pH universal merupakan kertas yang terdiri dari campuran beberapa zat
warna yang akan bereaksi dengan menghasilkan perubahan warna dalam skala pH
0-14.
Komponen utama dalam indikator universal ini adalah timol biru, metil merah,
bromotimol biru, dan fenolftalein. Seperti yang kita ketahui beberapa senyawa
tersebut adalah sebuah indikator pH larutan yang akan berubah warnanya pada pH
tertentu.
Senyawa tersebut diaplikasikan dalam bentuk kertas indikator pH sehingga
penggunaannya akan lebih mudah.

17. Gelas Arloji

Kaca arloji adalah alat laboratorium yang terbuat dari kaca bening dan berbentuk
lingkaran dengan permukaan cekung seperti piring.
Kaca arloji tersedia dalam beberapa jenis ukuran dari yang kecil hingga besar. Kita
akan mudah menemukan kaca arloji dalam setiap laboratorium kimia karena ini
merupakan alat dasar yang memang harus dimiliki oleh setiap laboratorium.

Fungsi :
1. Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel
2. Tempat saat menimbang bahan kimia
3. Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator

18. Kertas Saring


Kertas saring adalah sebuah lembaran kertas yang digunakan untuk keperluan
filtrasi atau menyaring zat cair. Kertas saring yang digunakan dalam keperluan
penelitian tidak sama dengan kertas saring yang digunakan sehari hari.
Dalam laboratorium kertas saring memiliki ukuran pori tertentu sehingga
dengan adanya pori tersebut akan memungkinkan partikel dengan ukuran lebih kecil
dari pori untuk melewatinya sedangkan partikel dengan ukuran lebih besar untuk
tertinggal dan terpisah.

19. Desikator

Desikator merupakan suatu alat laboratorium kimia untuk menyimpan bahan kimia


kering. Desikator umumnya terbuat dari kaca dan memiliki tutup sehingga mencegah
terjadinya interaksi antara bagian di dalam dan di luar desikator.
Pada bagian bawah desikator terdapat sekat berlubang untuk memisahkan bagian
penyimpanan di atas dan juga bagian bawah yang berisi adsorben. Alat
penyimpanan ini menjadi pilihan karena memiliki ukuran yang relatif kecil sehingga
memiliki mobilitas yang mudah untuk dipindahkan.
Adsorben dalam desikator umumnya menggunakan material silika gel yang
ditempatkan pada bagian bawah. Namun terdapat juga jenis adsorben lain yang
dapat digunakan seperti kapur terkalsinasi atau kalsium klorida anhidrat namun
penggunaan silika gel dinilai lebih efektif.
Adanya adsorben pada bagian bawah tempat penyimpanan yang dihubungkan
dengan sekat berongga akan memungkinkan adsorben ini untuk menyerap uap air
yang ada dalam desikator. Hal ini akan membuat kelembaban udara dalam desikator
tetap terjaga dan tetap kering.

20. Oven
Oven laboratorium atau yang dikenal dengan drying oven adalah alat lab yang
digunakan untuk melakukan sterilisasi dan pembersihan dengan memanfaatkan
udara kering. Berbagai alat laboratorium yang sudah digunakan akan disterilkan
sebelum digunakan kembali. 

21. PH Meter

pH meter adalah salah satu alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur nilai


pH dalam sampel. pH meter dikategorikan sebagai salah instrumentasi yang laboratorium.
pH meter terdiri dari elektroda yang akan menampilkan hasil pengukuran secara digital.

22. Tanur

Tanur adalah suatu alat sejenis oven berukuran besar, berupa ruangan dengan


penyekat termal yang dapat dipanaskan hingga mencapai suhu tertentu, untuk
menyelesaikan tugas atau proses tertentu seperti pengeringan, pengerasan, atau
perubahan kimiawi. Berbagai industri dan perdagangan memanfaatkan berbagai
jenis dan bentuk tanur, misalnya untuk mengolah tanah liat menjadi gerabah, batu
bata, keramik dan lain-lain.[1] Juga untuk memproses bijih logam, batu gamping,
pembuatan semen, pengeringan kayu, dan sebagainya.

B. Bahan Kimia Berdasarkan Wujudnya


Padat :
Natrium klorida (NaCl) , Natrium hidroksida (NaOH), Kalium hidroksida (KOH),
Kalium dikromat (K2CrO7), Natrium karboinat (Na2CO3).
Cair :
Asam klorida (HCI), Asam sulfat (H2SO4), Asam nitrat (HNO3), Alkohol (C2H5OH),
Benzena (C6H6)
Gas : Oksida nitrat (NO), Nitrogen dioksida (NO2), Oksidat nitrit (N2O),
Belerang dioksida (SO2), Hidrogen sulfat (H2S)
1. Natrium klorida adalah senyawa ionik garam anorganik yang terdiri dari ion
natrium dan juga ion klorida. Natrium klorida berbentuk kristal berwarna putih
yang memiliki rasa asin.

2. Natrium hidroksida, juga dikenal sebagai lindi (lye) dan soda


kaustik atau soda api,[1][2] adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus
kimia NaOH. Senyawa ini merupakan senyawa ionik berbentuk padatan putih
yang tersusun dari kation natrium Na+ dan anion hidroksida OH− [11] . Natrium
hidroksida merupakan basa dan alkali yang sangat kaustik, mampu
menguraikan protein pada suhu lingkungan biasa dan dapat
menyebabkan luka bakar bila terpapar. Senyawa ini sangat larut dalam air,
dan dengan mudah menyerap kelembaban dan karbon dioksida dari udara.
Senyawa ini membentuk hidrat dengan rumus NaOH·nH2O.[12] Senyawa
monohidratnya NaOH· H2O mengkristal dari larutan bera ir pada rentang suhu
antara 12,3 hingga 61,8 °C.

3. Kalium hidroksida ( K OH ) adalah senyawa kimia yang merupakan basa


logam yang sangat basa ( basa kuat) . Fungsi KOH : Dalam bidang
pertanian , kalium hidroksida digunakan untuk memperbaiki pH tanah asam.
Senyawa ini juga dapat digunakan sebagai fungisid atau juga herbisida.
4. Kalium dikromat, K2Cr2O7, adalah suatu pereaksi kimia anorganik yang umum,
yang biasa digunakan sebagai agen pengoksidasi dalam berbagai aplikasi
laboratorium dan industri. Seperti halnya seluruh
senyawa kromium heksavalensi, senyawa ini akut dan secara kronis
berbahaya bagi kesehatan. Senyawa ini adalah kristal padat ionik dengan
warna merah-jingga yang sangat terang. Garam ini sangat tidak tidak populer
di laboratorium karena tidak meleleh, berbeda dengan garam yang lebih
relevan secara industri natrium dikromat.[3]
5. Natrium karbonat (juga dikenal sebagai soda cuci dan soda abu), Na2CO3,
adalah garam natrium dari asam karbonat yang mudah larut dalam air.
Natrium karbonat murni berwarna putih, bubuk tanpa warna yang menyerap
embun dari udara, punya rasa alkalin/pahit, dan membentuk larutan alkali
yang kuat.
6. Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia
adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung.
Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus
ditangani dengan mewanti keselamatan yang tepat karena
merupakan cairan yang sangat korosif.
7. Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini
larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak
kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Asam
sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya besi
sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini sangat asam dan disebut
sebagai air asam tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-logam
yang ada dalam bijih sulfida, yang akan menghasilkan uap berwarna cerah
yang beracun. Oksidasi besi sulfida pirit oleh oksigen molekuler menghasilkan
besi(II), atau Fe2+:
8. Senyawa kimia asam nitrat (HNO3) adalah sejenis cairan korosif yang tak
berwarna, dan merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka
bakar. Asam Nitrat / Nitric Acid 68% dapat digunakan dalam proses
pemurnian logam.
9. Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut,
atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah
terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan
dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol
adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua
10. Benzena adalah suatu senyawa organik dengan rumus kimia C6H6. Molekul
benzena tersusun atas enam atom karbon yang berikatan dalam suatu cincin,
dengan satu atom hidrogen yang terikat pada masing-masing atom karbon.
Oleh karena benzena hanya mengandung atom karbon dan hidrogen,
benzena dikelompokkan sebagai hidrokarbon.
11. Nitrit oksida (NO) atau nitrogen monooksida tidak sama dengan nitrat oksida
(N 2 O), yang umumnya dikenal sebagai gas tertawa. Molekul nitrat oksida
mengandung dua atom nitrogen dan satu atom oksigen. Ini bertindak sebagai
obat bius dan bukan komponen normal dari tubuh kita. Peran NO dalam
Sistem Peredaran Darah .
12. Oksida Nitrogen (NOx) adalah kelompok gas nitrogen yang terdapat di
atmosfir yang terdiri dari nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida
(NO2). Walaupun ada bentuk oksida nitrogen lainnya, tetapi kedua gas
tersebut yang paling banyak diketahui sebagai bahan pencemar udara.
Nitrogen monoksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau
sebaliknya nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam.
Nitrogen monoksida terdapat diudara dalam jumlah lebih besar daripada
NO2. Pembentukan NO dan NO2 merupakan reaksi antara nitrogen dan
oksigen diudara sehingga membentuk NO, yang bereaksi lebih lanjut dengan
lebih banyak oksigen membentuk NO2.

13. Belerang dioksida adalah senyawa kimia dengan rumus SO2. Senyawa ini
merupakan gas beracun dengan bau menyengat yang dilepaskan oleh
gunung berapi dan beberapa pemrosesan industri. Karena batu bara dan
minyak bumi juga mengandung senyawa belerang, hasil pembakarannya juga
menghasilkan gas belerang dioksida walaupun senyawa belerangnya telah
dipisahkan dulu sebelum dibakar. Oksidasi lanjut dari SO2, dibantu dengan
katalis seperti NO2, akan membentuk H2SO4, sehingga akan membentuk
hujan asam.

14. Hidrogen sulfat (H2S), adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah
terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas
biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen
(aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas
ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas
alam.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai