Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Biasanya
berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu.

Saat melahirkan ibu telah banyak mengeluarkan tenaga untuk melahirkan anaknya.
Setelah melahirkan ibu biasanya akan kelelahan dan kurang tenaga. Maka dari itu ibu
sangatlah membutuhkan tenaga yang banyak untuk menyusui bayinya yang baru lahir yang
mana sangat membutuhkan makanan setelah dilahirkan.

Dalam proses laktasi ibu sangat membutuhkan makanan yang bergizi untuk
kesempurnaan produksi ASI. Jika ASI yang diproduksi ibu banyak maka bayi ibu akan
tumbuh dengan sehat dan berkembang seperti seharusnya atau normal.

Menyusui sangat banyak manfaatnya bagi ibu untuk proses pengembalian atau pemulihan
kembali kesehatan dan organ-organ ibu. Maka dari itu ibu membutuhkan makanan yang
bergizi. Belakangan ini ibu banyak yang tidak menyusui bayinya, banyak alasan yang
diajukan, padahal menyusui sangatlah banyak untungnya.

2.Rumusan Masalah

 Bagaimanakah kebutuhan nutrisi dan cairan ibu  dalam masa nifas?


 Bagaimanakah kebutuhan ambulasi ibu  dalam masa nifas?

3.Tujuan

 Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi dan cairan ibu dalam masa nifas
 Untuk mengetahui kebutuhan ambulasi ibu  dalam masa nifas
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas


2. Nutrisi dan Cairan

Kualitas dan jumlah makanan yang akan dikonsumsi akan sangat mempengaruhi produksi
ASI. Selama menyusui, ibu dengan status gizi  baik rata-rata memproduksi ASI sekitar 800cc
yang mengandung 600 kkal, sedangkan ibu yang status ggizinya kurang biasnya akn sedikit
menghasilkan ASI. Pemberian ASI sangatlah penting , karena bayi akan tumbuh
sempurna  sebagai menusia yang sehat dan pintar, sebab ASI mengandung DHA.

 GIZI

Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya.
Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25%, karena
berguna untuk proses untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk
memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi.

Menu makanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak
terlalu asin , pedas atau berlemak, tidak mengandung alcohol, nikotin serta bahan pengawet
atau pewarna. Disamping itu harus mengandung :

 Sumber tenaga (energi)

Untuk pembakaran tubuh, pembakaran jaringan baru, penghematan energi. Zat gizi
sebagai sumber karbohidrat terdiri dari beras, sagu, jagung, tepung terigu dan ubi.

 Energy

Penambahan kalori sepanjang 3 bulan pertama pasca post partum mencapai 500 kkal.
Rata-rata produksi ASI sehari 800 cc yang mengandung 600 kkal. Sementara itu, kalori yang
dihabiskan untuk menghasilkan ASI sebanyak itu adalah 750 kkal. Jika laktasi berlangsung
selama lebih dari 3 bulan, selama itu pula berat badan ibu akan menurun, yang berarti jumlah
kalori tambahan harus  ditingkatkan.
Sesungguhnya, tambahan kalori tersebut hanya  sebesar 700 kkal, sementara sisanya
(sekitar 200 kkal) diambil dari cadanagn indogen, yaitu timbunan lemak selama hamil.
Mengingatkan efisiensi kofersi energy hanya 80-90 % maka energy dari makanan yang
dianjurkan (500 kkal) hanya akan menjadi energy ASI sebesar 400-500 kkal. Untuk
menghasilkan 850cc ASI dibutuhkan energy 680-807 kkal energy. Maka dapat disimpulkan
bahwa dengan memberikan ASI, berat badan ibu akan kembali normal dengan cepat.

 Sumber pembangun (protein)

Selama menyusui ibu membutuhkan tambahan protein  di atas normal sebesar 20


gram/hari. Maka dari itu ibu dianjurkan makan makanan mengandung asam lemak omega 3
yang banyak terdapat di ikan kakap, tongkol, dan lemuru. Asam ini akan diubah menjadi
DHA yang akan keluar sebagai ASI. Selain itu ibu dianjurkan makan makanan yang
mengandung kalsium , zat besi,  vitamin C, B1, B2, B12, dan D

Selain nutrisi, ibu juga membutuhkan banyak cairan seperti air minum. Dimana
kebutuhan minum ibu 3 liter sehari ( 1 liter setiap 8 jam).

Beberapa anjuran yang berhubungan dengan pemenuhan gizi ibu menyusui antara
lain :

1. Mengonsumsi tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kkal


2. Makan dengan diet berimbang, cukup protein, mineral dan vitamin
3. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari terutama setelah menyusui
4. Mengonsumsi tablet zat besi
5. Minum kapsul vitamin A agar dapaat meberikan vitamin A kepada bayinya.

 Sumber pengatur dan pelindung (mineral, vitamin, dan air)

unsur unsur tersebut digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan
pengatur kelancaran metabolisme dalam tubuh. Ibu menyusui minum air sedikitnya 3 liter
setiap hari (anjuran ibu untuk minum setiap kali habis menyusui). Sumber zat pengatur dan
pelindung biasanya diperoleh dari semua jenis sayuran dan buah-buahan segar.

 Jenis Jenis Mineral Penting:


o Zat kapur
Untuk pembentukan tulang, sumbernya: susu, keju, kacang-kacangan dan sayuran
berwarna hijau.

 Fosfor

Dibutihkan untuk pembentukan kerangka dan gigi anak, sumbernya : susu, keju, dan
daging.

 Zat besi

Tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui karena dibutuhkan untuk
kenaikan sirkulasi darah dan sel, serta menambah sel darah merah( HB) sehingga daya angkut
oksigen mencukupi kebutuhan. Sumber zat besi antara lain: kuning telur, hati, daging,
kerang, ikan, kacang-kacangan dan sayuran hijau.

 Yodium

Sangat penting untuk mencegah timbulnya kelemahan mental dan kekerdilan fisik yang
serius, sumbernya: minyak ikan, ikan laut dan garap beryodium.

 Kalsium

Ibu menyusui membutuhan kalsium untuk pertumbuhan gigi anak, sumbernya: susu dan
keju.

 Jenis jenis vitamin:


o Vitamin A

Digunakan untuk pertumbuhan sel , jaringan, gigi, dan tulang, perkembangan syaraf
penglihatan, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.

Sumber : kuning telur, hati, mentega, sayuran berwarna hijau dan buah berwarna kuning
( wortel, tomat, dan nangka). Selain itu ibu menyusui juga mendapat tambahan berupa kapsul
vitamin A (200.000 IU)

 Vitamin B1 (Thiamin)
Dibutuhkan agar kerja syaraf dan jantung normal, membantu metabolisme karbohidrat
secara tepat oleh tubuh, nafsu makan yang baik, membantu proses pencernaan makanan,
meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mengurangi kelelahan.

Sumbernya: hati, kuning telur, susu, kacang-kacangan, tomat, jeruk, nanas, dan kentang
bakar.

 Vitamin B2 ( Riboflavin)

Vitamin B2 dibutuhkan untuk pertumbuhan, vitalitas, nafsu makan, pencernaan, system urat
syaraf, jaringan kilit dan mata.

Sumber : hati, kuning telur, susu, keju, kacang-kacangan,dan sayuran berwarna hijau.

 Vitamin B3 ( Niacin)

Disebut juga Nitocine Acid, dibutuhkan dalam proses pencernaan, kesehatan kulit, jaringan
syaraf dan pertumbuhan. Sumber : susu, kuning  telur, daging, kaldu daging, hati, daging
ayam, kacang-kacangan beras merah, jamur dan tomat.

 Vitamin B6 ( Pyridoksin)

Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah serta kesehatan gigi dan gusi.

Sumber : gandum jagung,  hati dan daging.

 Vitamin B12 ( Cyanocobalamin)

Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan saraf.

Sumber : telur, daging, hati, keju, ikan laut, dan kerang laut.

 Folic Acid

Vitamin ini dibutuhkan untuk pertumbuhan pembentukan sel darah merah dan produksi
inti sel.

Sumber : hati,daging,  jeroan, dan sayuran hijau.


 Vitamin C

Untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semu jaringan ikat ( untuk penyembuhan
luka), pertumbuhan tulang, gigi dan gusi, daya tahan terhadap infeksi serta memberikan
kekuatan pada pembuluh darah.

Sumber : jeruk, tomat, melon, brokoli, jambu, mangga, pepaya, dan sayuran.

 Vitamin D

Dibutuhkan untuk pertumbuhan, pembentukan tulang dan gigi, serta penyerapan kalsium
dan fosfor. Sumber : minyak ikan, susu,  margarin, dan penyinaran kulit dengan sinar
matahari sebelum pukul 09 00.

 Vitamin K

Dibutuhkan untuk mencegah perdarahan agar proses pembekuan darah normal.

Sumber : vitamin kuning telur, hati, brokoli, asparagus, dan bayam.

Kebutuhan energi ibu nifas / menyusui pada 6 bulan pertama kira-kira 700 kkal/hari dan 6
bulan kedua 500kkal/hari sedangkan ibu menyusui bayi yang berumur 2 tahun rata-rata
sebesar 400kkal/ hari.

Tabel perbandingan angka kecukupan energi dan zat gizi wanita dewasa dan
tambahannya untuk ibu hamil dan menyusui :

Ibu Menyusui
No. Zat Gizi Wanita Dewas Ibu Hamil
0-6 bulan 7-12 bulan
1. Energi (kkal) 2200 285 700 500
2. Protein (g) 48 12 16 12
3. Vitamin A (RE) 500 200 350 300
4. Vitamin D (mg) 5 5 5 5
5. Vitamin E (mg) 8 2 4 2
6. Vitamin K (mg) 6,5 6,5 6,5 6,5
7. Tiamin (mg) 1,0 0,2 0,3 0,3
8. Riboflavin (mg) 1,2 0,2 0,4 0,3
9. Niasin (mg) 9 0,1 3 3
10. Asam Folat (mg) 150 150 50 40
11. Piidoksin (mg) 1,6 0,6 0,5 0,5
12. Vitamin B12 (mg) 1,0 0,3 0,3 0,3
13. Vitamin C (mg) 60 10 25 10
14. Kalsium (mg) 500 400 400 400
15. Fosfor (mg) 450 200 300 200
16. Besi (mg) 26 20 2 2
17. Seng (mg) 15 5 10 10
18. Yodium (mg) 150 25 50 50
19. Selenium (mg) 55 15 25 20

Petunjuk untuk mengolah makanan sehat :

1. Pilih sayur –sayuran, buah-buahan, daging dan ikan yang segar


2. Cuci tangan sampai bersih sebelum dan sesudah mengolah makanan
3. Cuci bahan makanan sampai bersih lalu potong-potong
4. Masak sayuran sampai layu
5. Olah makanan sampai matang
6. Hindari pemakaian zat pewarna, pengawet  ( vetsin)
7. Jangan memakai minyak yang sudah berkali-kali dipakai
8. Perhatikan kadaluarsa dan komposisi zat gizi makanan . jika dikemas dalam kaleng,
jangan memilih kaleng yang telah penyok atau karatan.
9. Simpan peralatan dapur dalam keadaan bersih dan aman
10. Jangan biarkan binatang berkeliaran di dapur.

3. AMBULASI DINI

Persalinan merupakan proses yang melelahkan, itulah mengapa ibu disarankan tidak
langsung tidak langsung turun ranjang setelah melahirkan karena dapat menyebabkan jatuh
pingsan akibat sirkulasi darah yang belum berjalan baik. Ibu harus cukup istirahat, diman
aibu harus tidur terlentang selama 8 jam postpartum untuk mencegah perdarahan postpartum.
Setelah itu, mobilisasi perlu di lakukan agar tidak terjadi pembengkaan akibat tersumbatnya
pembukuh darah ibu. Pada persalina normal, jika gerakannya tidak terhalang pada
pemasangan infus atau kateter dan tanda-tanda vitalnya juga memuaskan, biasanya ibu di
perbolehkan untuk mandi dan pergi ke WC dengan dibantu, satu atau dua jam setelah
melahirkan secara normal. Sebelum waktu ini, ibu di minta untuk melakukan latihan menarik
nafas yang dalam serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk serta mengayunkan
tungkainya dari tepi ranjang. Pasien sectio caesarea biasanya mulai ambulasi 24-36 jam
sesudah melahirkan. Jika pasien menjalani analgesia epidural, pemulihan sensibilitas yang
total harus dilakukan dahulu sebelum ambulasi di mulai. Setelah itu ibu bisa pergi ke kamar
mandi. Dengan begitu sirkulasi darah di dalam tubuh akan berjalan dengan baik. Gangguan
yang tidak di inginkanpun bisa di hindari.

Mobilisasi hendaknya di lakukan secara bertahap. Di mulai dengan gerakan miring ke


kanan dan ke kiri. Pada hari kedua ibu telah dapat duduk. Lalu pada hari ketiga ibu telah
dapat menggerakkan kaki yakni dengan jalan-jalan. Hari ke empat dan kelima ibu boleh
pulang. Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada adanya komlpikasi persalinan,
nifas dan sembuhnya luka. Terkait dengan mobilisasi, ibu sebaiknya mencermati faktor-
faktor berikut ini :

1. Mobilisasi jangan di lakukan terlalu cepat sebab bisa menyebabkan ibu terjatuh.
Khususnya jika kondisi ibu masih lemah atau memiliki penyakit jantung. Meski
begitu, mobilisasi yang terlambat di lakukan juga sama buruknya, karena bisa
menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh, aliran darah tersumbat, terganggunya
fungsi otot dan lain-lain.
2. Yakinlah ibu bisa melakukan gerakkan-gerakan di atas secara bertahap.
3. Kondisi tubuh akan cepat pulih jika ibu melakukan mobilisasi denagn benar dan tepat.
Tidak Cuma itu, sistem sirkulasi di dalam tubuhpun bisa berfungsi normal kembali
akibat mobilisasi akibat mobilisasi. Bahkan penelitian menyebutkan Early ambulation
(gerakkan sesegera mungkin) bisa mencega aliran darah tersumbat. Hambatan aliran
darah bisa menyebabkan terjadinya trombosit vena dalam atau DVT ( deep vein
Trombosis) dan bisa menyebabkan infeksi.
4. Jangan melakukan mobilisasi secara berlebihan karena bisa membebani jantung.
5. Latihan postnatal biasanya latihan di mulai pada hari pertama dan dilakukan sehari
sekali dengan pengawasan bidan.

 Manfaat dan Keuntungan

1. Menurut FK UNPAD (1983 : 321), manfaat dan keuntungan mobilisasi dini adalah :
2. Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat dengan early ambulation.
3. Faal usus dan kandung kencing lebih baik.
4. Early ambulation memungkinkan kita mengajar ibu memelihara anaknya :
memandikan, mengganti pakaian, memberi makanan, dan lain-lain selama ibu masih
di RS.
5. Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (sosial ekonomis).
6. Menurut Manuaba (1998 : 193), perawatan puerperium lebih aktif dengan dianjurkan
untuk melakukan “mobilisasi dini” (early mobilization) :
7. Melancarkan pengeluaran lokea, mengurangi infeksi puerperium.
8. Mempercepat involusi alat kandungan.
9. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan.
10. Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan
pengeluaran sisa metabolisme.

Meskipun mobilisasi dini banyak membawa keuntungan, tetapi tidak dinasihatkan bagi
penderita yang telah mengalami partus lama, penderita dengan suhu badan tinggi, toxemea,
atau bagi penderita yang tidak menginginkannya (Ibrahim, 1996 : 81).

 Pelaksanaan mobilisasi dini


1. Setelah persalinan yang normal, jika gerakannya tidak terhalang oleh
pemasangan infus atau kateter atau TTV (Tanda-tanda vital) nya juga
memuaskan, biasanya ibu diperbolehkan untuk mandi dan pergi ke WC 1 atau
2 jam setelah melahirkan secara normal (Farrer, 2001: 239).
2. Anjurkan ambulasi sejak awal. Ibu mungkin akan merasa berkunang-kunang
pada awalnya, karena kehilangan darah, kelelahan, atau karena pemberian
obat-obatan, jadi bantu ibu selama beberapa saat (Ladewig, dkk, 2006 : 237).
3. Setelah periode istirahat vital pertama berakhir, ibu didorong untuk sering
berjalan-jalan (Bobak, dkk, 2005: 531).
4. Early Mobilization  dilakukan beberapa jam setelah melahirkan (Manuaba,
2001 : 285).
5. Ibu didorong untuk melakukan aktivitas secara bertahap memberikan jarak
antara aktivitas mereka, dan untuk istirahat sebelum mereka menjadi keletihan
(Hamilton, 1995 : 297).
6. Wanita yang baru saja melahirkan tidak lagi harus berada di tempat tidur.
Misalnya, ia boleh mulai berjalan-jalan sesegera mungkin kalau ia mau, ke
toilet kalau ia perlu dan beristirahat kalau ia letih (Llewellyn & Hipokrates,
2002 : 83).

B.  Kebutuhan Gizi Bayi


        Di usia 0 hingga 6 bulan, sumber gizi bayi adalah air susu ibu (ASI). ASI
mengandung gizi yang sangat lengkap sehingga sudah mencukupi standar kebutuhan gizi
bayi. Sementara bagi bayi di usia lebih dari 6 bulan memerlukan asupan makanan
pendamping ASI sebagai tambahan sumber gizi bayi. Ada tiga komponen pokok dalam
pemenuhan kebutuhan gizi bayi, yaitu sumber kalori, vitamin dan mineral. Hingga usia 12
bulan, bayi mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Kalori merupakan gizi untuk bayi
yang sangat vital di masaini.
Berdasarkan angka kecukupan gizi bagi orang Indonesia, rata-rata usia 7-12
bulan memiliki berat badan normal 8.5 kg dan tinggi atau panjang badan 71 cm.

Nutrisi/gizi yang dibutuhkan bayi :


• Karbohidrat: nasi/roti/mie/kentang untuk zat tenaga dan member rasa kenyang
•   Protein: lauk hewani (telur, ikan, daging sapi, ayam/bebek, susu sapi); lauk
nabati (tempe, tahu, kacang hijau, kacang merah, kacang kedele, susu kedele) untuk zat
pertumbuhan, antibody dan daya tahan tubuh
  •  Vitamin dan mineral: buah-buahan matang dan sayuran berwarna terang sebagai zat
pengatur dan pelindung serta sumber serat.

C.  ASI (Air Susu Ibu)


Makanan yang paling baik untuk bayi segera lahir adalah ASI. ASI mempunyai
keunggulan baik ditinjau segi gizi, daya kekebalan tubuh, psikologi, ekonomi dan
sebagainya.
a.      Kandungan yang terdapatdalam ASI
 Protein  lactalbumin 60%, casein 40%, protein lain : lysozym & lacto ferrin sebagai
anti infeksi, ASI juga punya kadar immunoglobulin tinggi yang beri perlindungan
terhadap infeksi coli & virus.
 Lemak  jumlah lemak ASI sekitar 3,5 % (berubah sesuai dengan di ibu), kaya akan
lipase, enzyme menyerap lemak untuk dijadikan sebagai Asam Amino.
 Karbohidrat yang paling banyak Lactose (6,5–7%) membantu pertumbuhan lactoba
sillus & sebagai absorsi kalsium pada bayi.
 Air  Jumlah air yang dikandung sekitar 87- 87,5% dengan berat jenis 1.030 – 1.032

 Garam Mineral Jumlahnya hanya 0,2% mengandung sodium, kalsium, besi yang
jumlahnya lebih sedikit dari susu sapi

 Vitamin  tergantung pada kadar vit yg dimakan oleh ibu, ttp ASI ttp mengandung
semua vitamin, kadar vit A yg tinggi & vit D yg rendah.
 Bakteri  umumnya ASI bebas dr bakteri, kecuali pd keadaan 2x sptmastitis,
tuberkolosis, tifus & lain2x septi kemia pd ibu.

b.      Manfaat ASI


        ASI mempunyai manfaat yang luar biasa bagi bayi dan ibu menyusui. Keluarga dan
Negara juga memperoleh manfaat dari ASI.

Manfaat ASI bagi Ibu


-          Aspek kesehatan ibu
  Isapan bayi akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin
akan membantu involusi uterus dan mencegah terjadi perdarahan post partum. Penundaan
haid dan berkurangnya perdarahan post partum mengurangi prevalensi anemia zat besi.
Selain itu, mengurangi angka kejadian karsinoma mammae.
-          Aspek keluarga berencana
 Merupakan KB alami, sehingga dapat menjarangkan kehamilan. Menurut penelitian,
rerata jarak kehamilan pada ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak 11
bulan.
-          Aspek psikologis
  Ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya karena dapat menyusui.
Manfaat ASI bagi Bayi
-          Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi.
-          Mengandung lemak, karbohidrat, protein, garam dan mineral serta vitamin.
-          Mengandung zat protektif
-          Terdapat zat protektif berupa laktobasilus bifidus,laktoferin, lisozim,
komplemen C3 dan C4, faktor antistreptokokus, antibodi, imunitas seluler dan tidak
menimbulkan alergi.
-          Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan
-          Sewaktu menyusui kulit bayi akan menempel pada kulit ibu, sehingga akan
memberikan manfaat untuk tumbuh kembang bayi kelak. Interaksi tersebut  akan
menimbulkan rasa aman dan kasih sayang.
-          Menyebabkan pertumbuhan yang baik
-          Bayi yang mendapat ASI akan mengalami kenaikan berat badan yang baik
setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan mengurangi obesitas.
-          Mengurangi kejadian karies dentis
  Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi dibanding
yang mendapat ASI, karena menyusui dengan botol dan dot pada waktu tidur akan
menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan gigi
menjadi asam sehingga merusak gigi.
-          Mengurangi kejadian maloklusi
Penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat
menyusu dengan botol dan dot.

Manfaat ASI bagi Keluarga


-          Aspek ekonomi
ASI tidak perlu dibeli dan karena ASI bayi jarang sakit sehingga dapat mengurangi biaya
berobat.
-          Aspek psikologis
Kelahiran jarang sehingga kebahagiaan keluarga bertambah dan mendekatkan hubungan bayi
dengan keluarga.
-          Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis sehingga dapat diberikan dimana saja dan kapan saja serta
tidak merepotkan orang lain.

Manfaat ASI bagi Negara


-          Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi
baik serta angka kesakitan dan kematian menurun. Beberapa penelitian epidemiologis
menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, seperti diare, otitis
media, dan infeksi saluran pernafasan bagian bawah.
-          Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.
Dengan adanya rawat gabung maka akan memperpendek lama rawat inap ibu dan
bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya
perawatan anak sakit.
-          Mengurangi devisa untuk membeli susu formula.
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui,
diperkirakan akan menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar untuk membeli susu formula.
-          Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.
Anak yang dapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal, sehingga kualitas generasi
penerus bangsa akan terjamin.

c.       Komposisi ASI


            Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan pada stadium
laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
         Kolustrum
ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir.
         ASI transisi
            ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke sepuluh.
         ASI mature
            ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan seterusnya.

Tabel 1. Komposisi Kandungan ASI

Kandungan                 Kolustrum       Transisi            ASI mature


Energi (kg kal)            57,0                 63,0                 65,0
Laktosa (gr/100 ml)     6,5                   6,7                   7,0
Lemak (gr/100 ml)      2,9                   3,6                   3,8
Protein (gr/100 ml)      1,195               0,965               1,324
Mineral (gr/100 ml)     0,3                   0,3                   0,2
Immunoglubin             -                       -                       -
 Ig A (mg/100ml)        335, 9              -                       -
 Ig G (mg/100 ml)       5,9                   -                       2,9
 Ig M (mg/100 ml)       17,1                 -                       2,9
Lisosin (mg/100 ml)    14,2-16,4         -                       24,3-27,5
Laktoferin                   420-520           -                       420-520
Sumber : Pelatihan Manajemen Laktasi, RSCM, 1989.

d.      Kecukupan ASI


Untuk mengetahui kecukupan ASI dapat dilihat dari :
-          Berat badan waktu lahir telah tercapai sekurang-kurangnya akhir 2 minggu
setelah lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat badan lebih 10 %.
-          Kurve pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan berat badan
pada triwulan ke 1: 150-250 gr setiap minggu, triwulan ke 2 : 500-600 gr setiap bulan,
triwulan ke 3 : 350-450 gr setiap bulan, triwulan ke 4 :250-350 gr setiap bulan atau berat
badan naik 2 kali lipat berat badan waktu lahir pada umur 4-5 bulan dan 3 kali lipat pada
umur satu tahun.
-   Bayi lebih banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari.
-   Setiap kali menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan tertidur.
-   Payudara ibu terasa lunak setelah menyusui.

e.       MPASI (Makanan Pendamping ASI)


            Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.
Jenis MPASI diantaranya:
-   Buah-buahan yang dihaluskan / dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang Ambon,
pepaya, jeruk, tomat.
-  Makanan lunak dan lembek. Misal bubur susu, nasi tim.
-  Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng / karton / sachet.

Tujuan Pemberian MPASI


Tujuan pemberian makanan tambahan pendamping ASI adalah :
-  Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang.
-   Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan
dengan berbagai rasa dan bentuk.
-   Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
-   Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MPASI:
-   Perhatikan kebersihan alat makan.
-   Membuat makanan secukupnya.
-   Berikan makanan dengan sebaik-baiknya.
-   Buat variasi makanan.
-   Ajak makan bersama anggota keluarga lain.
-   Jangan memberi makanan dekat dengan waktu makan.
-   Makanan berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama.
Cara Pengelolaan Makanan Bayi
-   Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh
kembang diperlukan makanan pendamping ASI.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Setelah melahirkan ibu membutuhkan nutrisi yang banyak. Ambulasi dini adalah
kebijaksanaan untuk  selekas mungkin membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya untuk berjalan. Setelah melahirkan ibu diharapkan secepatnya BAB dan
BAK untuyk menghindari terjadinya komplikasi atau infeksi. Selain itu ibu juga perlu
memperhatikan kebersihan diri .

Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang cukup untuk memulihkan
kembali kekeadaan fisik. Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa
nyeri. Tetapi banyak budaya dan agama yang melarang sampai masa waktu tertentu misalnya
40 hari atau 6 mingggu setelah melahirkan. Namun kepiutusan itu etrgantung pada pasangan
yang bersangkutan.

Agar pemulihan organ-organ ibu cepat dan maksimal, hendaknya ibu melakukan senam nifas
sejak awal (ibu yang menjalani persalinan normal).

2. Saran

Untuk para ibu setelah melahirkan dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang
bergizi. Karena kebutuhan ibu yang menyusui itu lebih banyak dibandingkan dengan ibu
hamil maupun wanita biasa. Dengan menyusui diharapkan untuk mengurangi AKI dan AKA
karena dengan menyusui dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi. Semoga
Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, begitu juga dengan penulis. Bila dalam
pembuatan Makalah ini ada kekurangan, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari
pembaca guna penyempurnaan Makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati,Eni.Wulandari,Dyah.2009. Asuhan  Kebidanan Nifas.Yogjakarta: Mitra  Cendikia 
zasPress.

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Andi : Yogyakarta

Marmi. 2012. Asuhan kebidanan pada Masa Nifas. Yogyakarta: pustaka pelajar
Iklan

Anda mungkin juga menyukai