Anda di halaman 1dari 5

JUDUL PENELITIAN

Disusun oleh:
Nama:
Kelas/absen :

SMPK PENABUR KOTA MODERN


November, 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku baik


perorangan maupun kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan. Inti kegiatan pendidikan adalah proses belajar
dan pembelajaran. Pendidikan memposisikan anak sebagai pusat aktivitas dalam
pembelajaran. Ketika pembelajaran dilakukan maka pertimbangan pertama yang
diperhitungkan adalah apa yang menjadi hambatan belajar dan kebutuhan anak.
Apabila hal itu dapat diketahui maka aktivitas pendidikan akan dipusatkan kepada
apa yang dibutuhkan oleh seorang anak, bukan pada apa yang diinginkan oleh
orang lain. Pendirian seperti itu menganggap bahwa fungsi pendidikan antara lain
untuk memfasitilasi agar anak berkembang menjadi dirinya sendiri secara optimal
sejalan dengan potensi yang dimilikinya.
Dalam melakukan kegiatan belajar tidak senantiasa berhasil, seringkali ada
hal-hal yang mengakibatkan timbulnya kegagalan atau kesulitan belajar yang
dialami oleh siswa. Terjadinya kesulitan belajar dikarenakan siswa tidak mampu
mengaitkan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan lamanya sehingga
menimbulkan ketidakpahaman atau ketidakjelasan terhadap suatu pelajaran. Demikian pula
halnya pada materi Pewarisan Sifat, gejala kesulitan belajar akan
tampak di antaranya ketika siswa tidak mampu lagi berkonsentrasi, sebagian besar
siswa memeroleh nilai yang rendah, siswa menunjukan kelesuan, dan sebagian
besar siswa tidak menguasai bahan yang telah guru sampaikan.
Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan
tertentu untuk mencapai hasil belajar yang dapat bersifat psikologis, sosiologis
maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar
yang dicapainya berada di bawah yang semestinya (Idris, 2009).
Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari
menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Faktor-faktor penyebab timbulnya
kesulitan belajar terdiri atas faktor intern dan ekstern siswa. Faktor
intern siswa yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri
siswa yang meliputi gangguan atau kekurangmampuan psikofisik siswa.
Sedangkan faktor ekstern siswa yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang
dari luar diri siswa yang meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar
yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa (Syah, 2010).
Menurut Ekawati dan Wulandari (2011), perbedaan jenis kelamin dapat
menjadi salah satu faktor penyebab kesulitan belajar. Hal ini disebabkan oleh
kemampuan berpikir dan pencapaian hasil belajar pada siswa laki-laki dan
perempuan berbeda, perempuan dianggap lemah atau mengalami kesulitan belajar
dalam persoalan yang bersifat abstrak dan kurang mampu dalam mempelajari
eksakta.
Pada berbagai jenjang pendidikan mulai dari jenjang pendidikan
menengah (SMP, SMA) hingga jenjang pendidikan tinggi terdapat konsep-konsep
biologi yang bersifat abstrak dan sulit dipahami oleh pembelajar, salah satunya
adalah materi Pewarisan Sifat. Topcu dan Pekmez (2009), melakukan penelitian
mengenai kesulitan belajar konsep genetika di sekolah menengah yang ada di
Turki, yang didapat dari hasil penelitian tersebut adalah kesulitan siswa dalam
memahami konsep materi genetika (sel, nukleus, kromosom, DNA dan gen),
karakteristik somatik dan sel kelamin, memahami transfor informasi genetik,
memahami penentuan jenis kelamin, dan pengaruh lingkungan.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Tentukan golongan darah kakek dan nenek kalian berdasarkan golongan darah orang tuamul dengan
menentukan kemungkinan genotip golongan darah yang tepat!
2. Tentukan perbandingan genotip dan fenotip anak-anak dari kakek dan nenekmu!
3. Tentukan posisi genotip kedua orang tuamu!

3. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui keanekaragaman genetik pada manusia melalui pengamatan fenotip.
2. Mengamati bermacam-bermacam gejala fenotipe pada manusia dan menemukan keseksamaan dan
perbedaan yang ada.
3. Memberikan argumen terhadap sifat-sifat yang muncul
4. Menelusur/ menjelaskan bagaimana sifat-sifat itu diturunkan.

BAB II ISI
1. Objek Penelitian
Objek dalam percobaan ini adalah ….
2. Tempat dan waktu percobaan Tempat percobaan : Waktu percobaan :
3. Alat dan Bahan
Alat : 1.
2.
3.

Bahan : 1.
2.
3.

4. Langkah Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini sebagai berikut:
1. Menyiapkan dua kantong plastik sebagai model alat reproduksi jantan dan
betina.

2. Menyiapkan 20 buah kancing merah dan 20 buah kancing putih.

3. Mengisi masing-masing kantong sebanyak 20 buah kancing dengan warna merah dan putih (10 merah,
10 putih), warna merah dipilih sebagai warna dominan dan warna putih mewakili sifat resesif,

4. Tentukan kode genotip untuk masing-masing warna (merah : M dan putih:m).

5. Mengaduk seluruh kancing pada masing-masing kantong sampai kancing benar-benar tercampur.
Mengambil kancing pada masing-masing kantong tersebut tanpa melihat dengan mata tertutup (secara
acak) kemudian memasangkannya satu persatu atau mengambil 2 buah kancing secara bersamaan.

7. Mencatat hasil persilangan ke dalam buku.

8. Menghitung perbandingan fenotif dan genotifnya

5. Hasil Percobaan

Genotip Jumlah
MM 1
Mm 6
mm 3

Frekuensi Genotip

Frekuensi MM =

total MM

total MM+Mm+mm

=_1_x 100%

100

= 0,01%.

Frekuensi Mm =

total Mm.

total MM+Mm+mm

= 6 x 100%
6. Pembahasan

Hukum mendel merupakan hukum hereditas yang menjelaskan tetantang prinsip-prinsip penurunan
sifat pada organisme. Sebelum menjadi suatu hukum, banyak ahli biologi yang belum mengakui pendapat
atau teori mendel tentang hereditas. Pada tahun 1865, mendel menulis sebuah makalah berjudul "
experiment in Plant Hybridization". Makalah tersebut berisi hasil percobaan persilangan-perdilangan
tanaman serta hipotetsisi mendel tentang pewarisan material genetic dari induk (tertua) kepada anaknya.
Berdasarkan percobaan mendel tersebut lahirlah konsep genetika adanya factor yang menentukan sifat
organisme. Konsep mendel belum dapat diterima oleh para ahli biologi pada waktu itu hingga muncul
penemuan kromosom secara mikroskopik yang mendukung teori mendel.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Peristiwa penyimpangan terhadap hukum Mendel ke-I terjadi karena adanya interaksi antara gen-gen.
Yaitu adanya sebuah atau sepasang gen yang menutupi (mengalahkan) atau dikalahkan ekspresi gen lain
yang bukan alelnya. Monohibrid adalah persilangan yang hanya menggunakan satu macam gen yang
berbeda atau menggunakan satu sifat beda. Hukum I Mendal pada intinya mengungkapkan bahwa dua
alat yang mengakhiri sifat tertentu akan terpisah pada dua gamet yang berbeda.

2.Hukum Mendel II ini dapat dijelaskan melalui persilangan dihibrida, yaitu persilangan dengan dua sifat
beda, dengan dua alel berbeda Hukum Mendel ke II menyatakan bahwa apabila 2 individu memiliki 2
pasang sifat atau lebih maka diturunkannya sifat secara bebas tidak bergantung pada pasangan sifat yang
lainnya.

2. Saran
(berupa saran yang akan diberikan untuk percobaan lanjutan)

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A., Jane B.Reece, Lawrene G. Mitchell. 2005. Biologi, Edisi Kelima, Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Campbell, Neil. 1990. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Fried, George, dkk. 2003. Biologi Edisi Kedua. Erlangga Jakarta Suryati, Dotti. 2011. Penuntun Pratikum Genetika
Dasar. Lab. Agronomi Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Syamsuri. Istamar, dkk. 2004. Biologi. Erlangga. Jakarta Vanezza, Janet. 1999. Diktat Biologi Dasar. Program
Tingkat Pertama Bersama UH, Jakarta..

Anda mungkin juga menyukai