Anda di halaman 1dari 2

NAMA : JUANDA RAHMAT

NIM : F061201054

PRODI : ILMU SEJARAH

MATA KULIAH : SEJARAH EROPA

RINGKASAN

GAYA ARSITEKTUR YUNANI KUNO DAN PENGARUHNYA TERHADAP SENI


BANGUNAN INDONESIA

Kebudayaan Agean yang biasa disebut dengan kebudayaan Yunani mulai terbentuk pada tahun
sebelum masehi, tepatnya di pegunungan pegunungan kapur atau marmer. Kondisi geografisnya
mempengaruhi gaya bangunan arsitekturnya Ini menandakan bahwa kondisi letak tempat tinggal
pada masyarakat Yunani sangat menentukan tingkat perkembangan arsitektur Yunani.

Keindahan bagi orang-orang Yunani merupakan hal yang sangat dijunjung tinggi selain itu,
agama juga merupakan hal yang sama setaranya dengan keindahan sebab itulah yang menyebabkan
orang-orang Yunani Kuno berpendapat bahwa dewa merupakan implementasi dari bentuk keindahan
duniawi. Contoh seperti patung Zeus berbentuk manusia yang sempurna dengan lekukan-lekukan
ototnya dan presisi wajahnya yang tampan.

Pada dasarnya bangunan dan arsitektur Yunani dibuat dengan dasar keindahan dan bangunan
arsitektur pada orang-orang di Wilayah Timur Tengah pada dasarnya dibuat untuk kemauan untuk
menciptakan sesuatu yang hebat. Karakteristik bangunan Yunani terdapat pada tiang-tiangnya,
karena bentuk dari tiangnya menunjukkan ciri bangunan khas (klasik) pada masa Yunani Kuno.

A. Pembahasan Gaya Arsitektur Yunani Kuno

Pada ummnya terdapat dua pada gaya arsitektur Yunani yakni kolom dan balok, arsitektur pada
negeri Asia dan arsitektur Yunani terdapat perbedaan yang terletak pada tiang-tiangnya karena tiang-
tiang pada arsitektur yunani terbentuk dari batu-batu yang disusun simetris. Sedangkan gaya
arsitektur Asia lebih menakan kepada atap rumah dan tiang-tiang pada rumah panggung. Keduanya
berbeda sesuai kondisi sekitar meraka sebagai contoh mengapa gaya Asia lebih menkankan pada
tiang-tiang rumah pangung dan atap rumah karena iklim sekitar yang mempengaruhinya seperti
hujan,lembab dan sering terjadi gempa.

Gaya dari tiang-tiang Yunani terbagi menjadi 3 gaya, gaya doria yang memiliki ciri khas bentuk
ko yang gemuk tanpa base (kaki tiang) contohnya pada bangunan Kuil Parthenon yang berada
Akropolis. Gaya lonia dan memiliki ciri khas menggunakan kaki tiang (base) dengan dekorasinya
begitu susah namun indah salah satu contohnya Kui Aethemis Ephesus.selanjutnya Gaya Korinthia
yang mencampur dari dua gaya sebelumnya sehingga menghasilkan hal yang berbeda berupa
tiangnya memiliki base dan alas bagian pelipit yang licin. Pada bagian tiangnya berparit-parit yang
memiliki kesamaan dengan gaya Doria dan landasan tiangnya yang langsing yang menirukan gaya
lonia.

B. Pengaruh Gaya Arsitektur Yunani Kuno Terhadap Seni Bangunan Di Eropa

Takluknya Yunani ditangan Romawi (146 SM) membuat romawi sebagai salah satu daerah yang
super power dan Yunani juga memberikan pengaruh yang kuat terhadap Romawi di bidang
arsitektur,seni,pendidikan serta filsafat. Setelah takluknya Yunani Romawi mendatangkan semua
seniman dari Yunani ke Romawi. Pada dasarnya bangunan arsitektur Romawi dikerjakan oleh
tentaranya sendiri dibawah pimpinan ahli bangunan, sehingga merupakan hasil kerja yang kasar
tetapi dahsyat sehingga bangunannya bisa kita amati sekarang ini, seperti colosseum, porta nigra,dan
port du Gard.

Pada masa inilah banyak arsitektur Yunani ditiru oleh bangsa Romawi salah satunya gaya dari
orang-orang lonia diubah menjadi lebih baik lagi dan memberikan gaya baru Korintha yang
menggabungkan perpaduan gaya korinthia dalam bentuk bunga mekar dengan gaya lonia yang
berbentuk bantal yang dipahatkan pada capital. Bangunan Romawi menambahkan bentuk
lengkungan pada atap maupun sisi bangunan serta memperluas bangunan.

Kuil yang berbentuk persegi panjang dan bukan persegi empat merupakan ciri-ciri denah pada
bangsa Romawi kuil yang berbentuk persegi panjang diikuti oleh bangunan Yunani dan yang bukan
persegi empat merupakan sebuah variasi dan trobosan yang dibuat oleh bangsa Romawi. Dan inilah
salah satu ciri khas pada bangunan Romawi terdapat setengah lingkaran bentuk perpaduan dari Gaya
Yunani dan Romawi, sebagai contoh Kuil Vesta (80 SM). Atapnya berbentuk kubah setengah
lingkaran dan inilah menjadi asal muasal bangunan kubah seperti masjid maupun gereja.

C. Pengaruh Gaya Arsitektur Yunani Kuno Terhadap Seni Banguan Di Indonesia

Latar belakang masuknya arsitektur Yunani masuk ke Indonesia dimulai abad ke- 17-19 yang
ditandai oleh adanya proses perdagangan maka disitulah terjadi kontak budaya masuknya budaya
asing dari (Belanda) melakukan hubungan perdagangan yang kemudian ini orang-orang Belanda
membuat fasilitas tempat meyimpan rempah-rempah, selain itu orang-orang belanda juga membagun
tempat-tempat peristirahatan seperti pelabuhan dan benteng-benteng di wilayah Indonesia tepatnya di
Banten, Jepara dan Jayakarta. Dengan mendapatkan uang yang banyak kemudian dibangun rumah
sekaligus tempat tinggal dalam melakukan perkembangan perdagangannya.

Kedatangan Belanda lah yang mempengaruhi sistem gaya hidup setempat yang dimulai dari
menyatukan bangunan rumah setempat dengan bangunan rumah Belanda sehingga akan
membedakan antara bangunan Belanda dengan bangunan pribumi setempat. Mencapai puckanya
pada akhir abad ke 18 M ketika Belanda mengusai dan mempengaruhi sistem politik indonesia yang
ditandai kemunduran kerajaan Mataram pada tanggal 13 Februari 1755 melalui perjanjian Giyanti.

Sebagai contoh peninggalan arsitektur Yunani terdapat di Indonesia Bangsal Sasana Sewaka
dengan melihat bangunannya memiliki beberapa tiang yang berciri khas dari bagsa lonia (Yunani),
dan terdapat patung-patung yang bewarna putih khas Eropa tentu hal ini pengaruh Eropa begitu kuat
di Kraton Kasunanan Surakarta. Tiangnya terdapat kolom-kolom dengan betuk garis vertikal serta
kepal kolom berbentuk lonceng yang bermotif daun yang melengkung mirip khas Yunani (Korinthia)
dalam arsitektur Eropa.

Pengaruh Eropa pada istana Mangkunegaran Surakarta yaitu tampak pada bagian kuncung atau
topengan yang berfungsi untuk menurunkan tamu istana. Bagian depan dari kuncungan dihias dengan
motif relief timbul bergaya Eropa, mengingatkan kita pada bentuk pediment gaya Yunani kuno. Pada
kolom-kolomnya terbuat dari besi cor berwarna putih. Kolom-kolom ini memiliki kepala kolom
berbentuk lonceng dan ornamen berbentuk susunan dedaunan yang mirip dengan gaya Korinthia,
sama persis dengan kolom yang terdapat pada Kraton Kasunanan Surakarta.

Gedung Mahkamah konstitusi, Jakarta. Pada bagian depan pintu masuk podium terdapat 9 buah
kolom yang di rancang sebagai lambang sembilan hakim konstitusi yang merupakan soko guru
peradilan konstitusi di Indonesia. Kolom-kolom pada bangunan tersebut mengingatkan kita pada
kolom-kolom Yunani dari perpaduan gaya Doria (tampak pada kepala tiang) dan bagian lonia pada
bagian base-nya.

Gedung Heritage The Factory Outlet, Bandung, dilihat dari sisi memanjang yang menghadap ke
jalan merupakan bidang datar yang paling besar. Bangunan ini merupakan hasil peninggalan kolonial
Belanda, yang sekarang difungsikan sebagai Factory Outlet dan kafe.

Pengaruh gaya Yunani kuno di Indonesia bukan hanya terdapat di kraton-kraton, akan tetapi
dapat ditemui pada bangunan-bangunan modern seperti rumah tinggal, perkantoran, galeri dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai