Kelompok 8 PPD .
Kelompok 8 PPD .
Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Disusun oleh :
Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah memberi kenikmatan sehat
walafiat kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah kami dari Mata Kuliah
Perkembangan Peserta Didik dengan judul “Perkembangan Pada Masa
Remaja:Fisik,Kognitif, dan Psikososial”.
Selawat serta salam tak lupa pula kami haturkan kepada pangkuan alam Nabi
Muhammad SAW, semoga kita semua diaku sebagai umatnya di yaumil qiyamah kelak.
Kami sebagai penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
untuk itu kami meminta saran teman-teman yang bersifat membangun untuk penulisan
selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
KESIMPULAN 9
SARAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masa remaja adalah fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu.
Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai
dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial yang berlangsung
pada dekade kedua masa kehidupan (Pardede, 2008). Pada masa tersebut remaja ingin
mencari identitas dirinya dan lepas dari ketergantungan dengan orang tuanya, menuju
pribadi yang mandiri (Gunarsa, 2006). Proses pemantapan identitas diri ini tidak selalu
berjalan mulus, tetapi sering bergejolak. Oleh karena itu, banyak ahli menamakan periode
ini sebagai masa-masa storm and stress (Irwanto, 2002). Suatu masa di mana ketegangan
emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Dengan demikian
remaja mudah terkena pengaruh dari lingkungan (Gunarsa, 2006). Masa remaja awal
berada pada masa puber yaitu suatu tahap dalam perkembangan di mana terjadi
kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Gejala pubertas ini
dapat ditandai dengan “menarche” atau haid pertama pada anak perempuan. Variasi pada
usia saat terjadinya pubertas menimbulkan banyak masalah pribadi maupun sosial bagi
anak. Hal ini sebagai akibat dari ketidakmatangan sosial dan kognitif (daya pikir) mereka,
dihubungkan dengan perkembangan fisik yang lebih awal (Hurlock, 2005).
Perkembangan berkaitan erat dengan pertumbuhan hingga pada saatnya akan mencapai
kematangan (Ali & Asrori, 2009). Kematangan yang dicapai dapat membantu remaja
dalam melaksanakan peran dan tugas perkembangan. Menurut Hurlock (1991) peran dan
tugas perkembangan pada masa remaja diawali dengan kemampuan remaja dalam
menerima keadaan fisiknya yang mengalami perubahan. Remaja hendaknya juga
mengetahui peran seks usia dewasa, sehingga mampu menjalankan peran laki-laki dan
perempuan nantinya. Selanjutnya remaja mampu mencapai kematangan emosional,
1
belajar mengontrol perilaku yang lebih matang dengan mengembangkan keterampilan
intelektual dalam anggota masyarakat.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik yang pesat pada diri remaja selalu diiringi dengan perkembangan
psikoseksual, yang dalam hal ini akan dibahas meliputi, tandatanda pemasakan seksual
primer dan sekunder; perbedaan pemasakan seksual pada remaja laki-laki dan perempuan;
perbedaan permulaan pemasakan seksual pada remaja laki-laki dan perempuan; perbedaan
urutan gejala pemasakan seksual pada remaja laki-laki dan perkembangan percintaan pada
remaja. Masing-masing materi tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
Pada masa remaja ini nampak tanda-tanda perkembangan kematangan seksual primer dan
sekunder. Tanda-tanda pemasakan seksual primer adalah pemasakan pada organ tubuh yang
langsung berhubungan dengan pertumbuhan dan proses reproduksi, sedang tanda-tanda
pemasakan seksual sekunder, menunjukkan tanda-tanda khas sebagai laki-laki dan sebagai
perempuan. Adapun tanda-tanda kematangan seksual primer pada laki-laki adalah pada penis,
testes dan skrotum, sedangkan pada perempuan adalah pada rahim dan saluran telur, vagina,
3
bibir kemaluan dan klitoris. Tandatanda seksual sekunder pada laki-laki adalah tumbuhnya
rambut kemaluan, bahu melebar, dan timbulnya pergantian suara. Sedangkan pada
perempuan adalah tumbuhnya rambut kemaluan yang berupa segitiga berbasis keatas,
pinggul melebar, dan mulainya tumbuh payudara. Dengan nampaknya perkembangan pada
kematangan seksual sekunder akan menunjukkan perbedaan penampilan khas sebagai laki-
laki atau sebagai perempuan. Menurut Monks, Knoers, & Siti rahayu Haditono (1984,) ada
tiga kriteria yang membedakan perkembangan kematangan seksual pada lak-laki dan
perempuan yaitu dalam hal:
a. pemasakan seksual
b. permulaan pemasakan seksual
c. urutan gejala pemasakan seksual.
4
dalam bentuk dewasa. Kelenjar payudara akan mereaksi pada masa terjadinya kehamilan dan
reproduksi air susu pada akhir kehamilan.
Remaja itu merupakan salah satu proses menuju kedewasaan. Pada masa ini, banyak
perubahan yang didapat dari segi fisik maupun psikis nya. Ya pasti nya bagi laki laki ingin
terlihat keren ataupun ganteng dan berwibawa didepan wanita wanita . Wanita pun demikian,
ingin terlihat cantik oleh siapa saja, khususnya mungkin kepada laki-laki. Namun, tidak
hanya itu saja. Ada juga perubahan yang lainnya, yaitu di perkembangan kognitifnya.
Pengaruh perkembangan ini mempengaruhi remaja karena remaja sudah bisa menunjukkan
tingkat kesadaran yang tinggi. Mereka sudah beranggapan bahwa apapun yang dilakukan
pasti akan mendapatkan penilaian dari orang lain. Mereka merasa lebih banyak yang
mengawasi mereka.
5
Remaja juga cenderung berpikir bahwa setiap manusia pasti memliki perasaan dan emosi
yang berbeda beda. Remaja bisa menjadi dramatis atau seperti berlebihan ketika mereka
berada diposisi yang sedang tidak bersahabat. Mereka beranggapan bahwa orang lain tidak
akan pernah mengerti tentang apa yang sedang dia rasakan. Emosi dan perasaanya bisa
seketika berubah.
Ditinjau dari perkembangan kognitif menurut Pieget, masa remaja sudah mencapai tahap
operasi formal ( operasi = kegiatan – kegiatan mental tentang berbagai gagasan). Remaja
secara mental telah dapat berfikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak. Dengan kata
lain berfikir operasi formal lebih bersifat hipotesis dan abstrak, serta sistematis dan ilmiah
dalam memecahkan masalah daripada berfikir kongkrit.
Piaget beranggapan bahwa setiap organisme hidup dilahirkan dengan dua kecenderungan
fundamental, yaitu kecenderungan untuk :
Setiap organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kecenderungan adaptasi ini
mempunyai dua komponen atau dua proses komplementer, yaitu, Asimilasi dan Akomodasi.
6
memegang peranan penting, murid harus selalu bersedia untuk selalu
memperoleh pengetahuan baru guna mengatasi masalah-masalah yang
baru.Hubungan antara asimilasi dan akomodasi adalah komplementer. Dalam
setiap tingkah laku organisme dapat diketemukan aspek asimilasi dan
akomodasi.
a) Dunianya terbatas
b) Belum mengenal bahasa
c) Belum memiliki pikiran pada masa-masa awal
d) Belum memahami realitas objektif.
7
2) Tahapan Pra-Operasional rentang usia 2-7 tahun, karakteristiknya :
a) Kemampuan koservasi
b) Kemampuan mengklasifikasikan dan menghubungkan
c) Pemahaman tentang angka
d) Berpikir konkret
e) Perkembangan tentang pikiran reversibilitas
Beberapa pendapat dari para ahli yang mendefinisikan psikososial atau psikologi sosial
adalah sebagai berikut. Menurut J.P. Chaplin (2006: 407) dalam Kamus Psikologi
8
mengemukakan bahwa psikososial (psychosocial) adalah menyinggung relasi sosial yang
mencakup faktor-faktor psikologis.
Psikologi sosial (social psychology) adalah sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha
memahami asal usul dan sebab-sebab terjadinya perilaku dan pemikiran individual dalam
konteks situasi sosial (Baron & Byrne, 2004:5). Menurut Abu Ahmadi (2007:5), psikologi
sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu
dalam hubungannya dengan situasi sosial.
Dengan demikian apapun definisi mengenai psikologi sosial itu, tidak dapat lepas dari adanya
situasi sosial atau interaksi sosial dan fokusnya adalah perilaku individu dan sosial.
a. Perkembangan bahasa
9
• Meningkatnya kemampuan memahami literatur yang rumit.
• Berbicara dalam kalimat yang mengandung dialek, yaitu variasi bahasa yang
memilki kosa kata, tata bahasa, atau pengucapan yang khas (Berko Gleason,
2005, dalam Santrock, 2007); jargon
b. Perkembangan emosional
Beberapa ciri perkembangan emosional pada masa remaja adalah: (Zeman, 2001)
10
• Mulai mengurangi nilai tentang penampilan dan lebih menekankan pada nilai
kepribadian.
c. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial dan emosional berkaitan sangat erat. Baik pengaturan emosi (berada
dalam kendali emosi) maupun ekspresi emosi (komunikasi efektif tentang emosi) dierlukan
bagi keberhasilan hubungan interpersonal. Selanjutnya, kemajuan perkembangan kognitif
meningkatkan kualitas hubungan interpersonal karena membuat remaja mampu memahami
dengan lebih baik keinginan, kebutuhan, perasaan, dan motivasi orang lain. Karena itulah,
11
tidak mengherankan, dengan makin kompleksnya pikiran, emosi, dan identitas pada masa
remaja, hubungan sosialnya pun makin kompleks (Oswalt, 2010) Pada masa ini, remaja
menunjukkan beberapa ciri: (Oswalt, 2010)
• Keterlibatan dalam hubungan sosial pada masa remaja lebih mendalam dan
secara emosional lebih intim dibandingkan dengan pada masa kanak-kanak.
• Jaringan sosial sangat luas, meliputi jumlah orang yang semakin banyak dan
jenis hubungan yang berbeda (misalnya dalam hubungan dengan teman
sekolah untuk menyelesaikan tugas kelompok, berinteraksi dengan pimpinan
dalam cara yang penuh penghormatan).
12
ini, maka ia tidak akan mampu menjadi orang dewasa yang matang secara
emosi.
Moral dan religi merupakan bagian yang cukup penting dalam jiwa remaja. Sebagian orang
berpendapat bahwa moral dan religi bisa mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak
dewasa sehingga ia tidak melakukan hal-hal yang merugikan atau bertentangan dengan
kehendak atau pandangan masyarakat. Disisi lain, tidak adanya moral dan religi ini sering
kali dituding sebagai faktor penyebab meningkatnya kenakalan remaja(Sarlito W Sarwono,
2012:109). Moral merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja, terutama sebagai
pedoman menemukan identitas dirinya, mengembangkan hubungan personal yang harmonis,
dan menghindari konflik-konflik peran yang selalu terjadi dalam masa transisi.Untuk remaja,
moral merupakan suatu kebutuhan tersendiri karena mereka sedang dalam keadaan
membutuhkan pedoman atau petunjuk dalam rangka mencari jalannya sendiri.Pedoman atau
petunjuk ini dibutuhkan juga untuk menumbuhkan identitas dirinya, menuju kepribadian
matang dengan unifying philosophy of life dan menghindarkan diri dari konflik-konflik peran
yang selalu terjadi dalam masa transisi ini.Dengan kurang aktifnya orang tua dalam
membimbing remaja (bahkan pada beberapa remaja sudah terjadi hubungan yang tidak
harmonis dengan orang tua), maka pedoman berupa mores ini semakin diperlukan oleh
remaja (Sarlito W Sarwono, 2012:111)
Soetjiningsih (2007: 54) menjelaskan bahwa pada dasarnya setiap proses perkembangan
sendiri termasuk perkembangan kognitif pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
13
• Pengalaman psikologis dan kontak dengan lingkungan (exercise through
physicalpractice and mental experience). Kontak dengan lingkungan akan
mengakibatkan duamacam ciri pengalaman mental. Pertama adalah pengalaman fisik,
yaitu aktifitas yang dapat mengabstraksi sifat fisik objek-objek tertentu. Pengalaman
fisik ini memberikan pengertian mengenai sifat yang langsung berhubungan dengan
objeknya sendiri. Kedua adalah pengalaman logika matematik, yaitu pengertian yang
datang dari koordinasi internal perilaku individu tersebut.
• Transmisi sosial dan pembelajaran (social interaction and teaching), yaitu berbagai
macam stimulasi sosial seperti media massa, lembaga sekolah, klub sosial dan
sebagainya, ternyata memberi pengaruh yang positif dalam perkembangan kognisi
karena seseorang mendapatkan banyak informasi, dan kemudian melakukan suatu
pembelajaran.
e. Perkembangan kepribadian
14
Identitas anak dipaksakan dan remaja yang kurang mengeksplorasi peran yang berbeda maka
akan terjadi kekacauan identitas yang berdampak pada pengembangan perilaku menyimpang,
tindak kriminal, atau menutup diri dari masyarakat. Perkembangan identitas pada masa
remaja menjadi penting karena memberikan suatu landasan bagi perkembangan psikososial
dan relasi interpersonal pada masa dewasa (Jones & Hartmann dalam Desmita, 2013).
Selanjutnya Desmita (2013) menyebutkan empat sub tahap perkembangan identitas seperti; a)
diferensiasi yaitu remaja menyadari bahwa ia berbeda secara psikologis dari orang tuanya; b)
praktis yaitu remaja percaya bahwa ia mengetahui segala-galanya dan dapat melakukan
sesuatu tanpa salah; c) rapprochement yaitu kesedihan dan kekhawatiran yang dialami remaja
mendorong mereka untuk menerima kembali sebagian otoritas orang tuanya tetapi dengan
syarat; dan d) konsolidasi yaitu remaja mengembangkan kesadaran akan identitas personal
yang menjadi dasar bagi pemahaman dirinya dan orang lain.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengaruh perkembangan ini mempengaruhi remaja karena remaja sudah bisa menunjukkan
tingkat kesadaran yang tinggi. Mereka sudah beranggapan bahwa apapun yang dilakukan
pasti akan mendapatkan penilaian dari orang lain. Mereka merasa lebih banyak yang
mengawasi mereka.
Remaja juga cenderung berpikir bahwa setiap manusia pasti memliki perasaan dan emosi
yang berbeda beda. Remaja bisa menjadi dramatis atau seperti berlebihan ketika mereka
berada diposisi yang sedang tidak bersahabat. Mereka beranggapan bahwa orang lain tidak
akan pernah mengerti tentang apa yang sedang dia rasakan. Emosi dan perasaanya bisa
seketika berubah.
B. SARAN
Sebagai harapan masa depan bangsa, seharusnya remaja mengetahui benar tanggung
jawab dan kewajiban besar yang dibebankan di bahu mereka. Oleh karena itu, agar tidak
terjerumus ke hal-hal negatif yang merugikan diri sendiri maupun pihak lain, maka
mahasiswa harus membentengi diri dengan cara memperdalam pengetahuan agama dan
bergaul dengan teman-teman yang baik. Dengan cara-cara tersebut dapat terhindar dari
pengaruh buruk lingkungan yang akan menjerumuskan dalam perbuatan maksiat, yang
merupakan pelanggaran terhadap agama maupun norma masyarakat.
16
DAFTAR PUSTAKA
Izzaty, Rita Eka dan Dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Garuda. Perkembangan Perilaku Psikososial Pada Masa Pubertas. (Diakses pada tanggal 27
September 2021). Dari:
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=1074693&val=9452&title=PERKEMBANGAN%20PERILAKU%20PSIKOSOSIAL
%20PADA%20MASA%20PUBERTAS
Chusniyah, tutut. Problem dalam Perkembangan Psikologi Anak yang Berhadapan dengan
Hukum (ABH). (Diakses pada tanggal 28 September 2021). Dari:
http://fppsi.um.ac.id/?p=1278
https://www.kompasiana.com/kezinge/perkembangan-kognitif-bagi-
remaja_57199773e2afbd3a06745fea
Kompasiana. Piaget dan teori tahap-tahap perkembangan kognitif. (Diakses pada tanggal 28
September 2021). Dari:
https://www.kompasiana.com/rofiqohlaila8/piaget-dan-teori-tahaptahap-perkembangan-
kognitif_5539f9b96ea8348709da42ce
17