Anda di halaman 1dari 20

Makalah

Perkembangan Pada Masa Remaja: Fisik,Kognitif, dan Psikososial

Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu: Dra. Hj. Nurul Azmi, M.A.

Disusun oleh :

1. Intan Fitriani (2008110095)


2. Nazmi Ardabilly (2008110090)
3. Nurlaeli Attiyatussa'adah (2008110096)

JURUSAN TADRIS BAHASA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah memberi kenikmatan sehat
walafiat kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah kami dari Mata Kuliah
Perkembangan Peserta Didik dengan judul “Perkembangan Pada Masa
Remaja:Fisik,Kognitif, dan Psikososial”.

Selawat serta salam tak lupa pula kami haturkan kepada pangkuan alam Nabi
Muhammad SAW, semoga kita semua diaku sebagai umatnya di yaumil qiyamah kelak.

Kami sebagai penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
untuk itu kami meminta saran teman-teman yang bersifat membangun untuk penulisan
selanjutnya.

Cirebon, 25 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Perkembangan Dari Aspek Fisik 3

B. Perkembangan Dari Aspek Kognitif 3

C. Perkembangan Dari Aspek Psikososial 5

BAB III PENUTUP 9

KESIMPULAN 9

SARAN 9

DAFTAR PUSTAKA 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Masa remaja adalah fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu.
Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai
dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial yang berlangsung
pada dekade kedua masa kehidupan (Pardede, 2008). Pada masa tersebut remaja ingin
mencari identitas dirinya dan lepas dari ketergantungan dengan orang tuanya, menuju
pribadi yang mandiri (Gunarsa, 2006). Proses pemantapan identitas diri ini tidak selalu
berjalan mulus, tetapi sering bergejolak. Oleh karena itu, banyak ahli menamakan periode
ini sebagai masa-masa storm and stress (Irwanto, 2002). Suatu masa di mana ketegangan
emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Dengan demikian
remaja mudah terkena pengaruh dari lingkungan (Gunarsa, 2006). Masa remaja awal
berada pada masa puber yaitu suatu tahap dalam perkembangan di mana terjadi
kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Gejala pubertas ini
dapat ditandai dengan “menarche” atau haid pertama pada anak perempuan. Variasi pada
usia saat terjadinya pubertas menimbulkan banyak masalah pribadi maupun sosial bagi
anak. Hal ini sebagai akibat dari ketidakmatangan sosial dan kognitif (daya pikir) mereka,
dihubungkan dengan perkembangan fisik yang lebih awal (Hurlock, 2005).

Perkembangan berkaitan erat dengan pertumbuhan hingga pada saatnya akan mencapai
kematangan (Ali & Asrori, 2009). Kematangan yang dicapai dapat membantu remaja
dalam melaksanakan peran dan tugas perkembangan. Menurut Hurlock (1991) peran dan
tugas perkembangan pada masa remaja diawali dengan kemampuan remaja dalam
menerima keadaan fisiknya yang mengalami perubahan. Remaja hendaknya juga
mengetahui peran seks usia dewasa, sehingga mampu menjalankan peran laki-laki dan
perempuan nantinya. Selanjutnya remaja mampu mencapai kematangan emosional,

1
belajar mengontrol perilaku yang lebih matang dengan mengembangkan keterampilan
intelektual dalam anggota masyarakat.

2. Rumusan Masalah

 Apa saja perkembangan fisik pada remaja?


 Apa saja perkembangan kognitif pada remaja?
 Apa saja perkembangan perilaku psikosial pada remaja?

3. Tujuan

 Mengetahui perkembangan fisik pada remaja


 Mengetahui perkembangan kognitif pada remaja
 Mengetahui perkembangan perilaku psikosial pada remaja

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Fisik

Masa remaja ditandai dengan percepatan pertumbuhan fisik. Pertumbuhan perkembangan


fisik pada akhir masa remaja menunjukkan terbentuknya remaja laki-laki sebagai bentuk khas
laki-laki dan remaja perempuan menjadi bentuk khas perempuan. Proses pertumbuhan ini
dipengaruhi percepatan pertumbuhan, sehingga pada masa ini sering ada beberapa istilah
untuk pertumbuhan fisik remaja: The Onset of pubertal growth spurt (masa kritis dari
perkembangan biologis) serta The maximum growth age, berupa: Perubahan bentuk tubuh,
ukuran, tinggi dan berat badan, proporsi muka dan badan.
Pertumbuhan berat badan dan panjang badan berjalan paralel dipengaruhi oleh hormon yaitu
hormon mammotropik, serta hormon gonadotropik (kelenjar seks), yang mempengaruhi
peningkatan kegiatan pertumbuhan dan perkembangan ciri-ciri seks primer dan sekunder.
Pertumbuhan pada laki-laki bertambah berat karena kuatnya urat daging dan wanita karena
jaringan pengikat dibawah kulit terutama pada paha, lengan dan dada. Percepatan
pertumbuhan pada wanita berakhir pada usia 13 tahun dan pada laki-laki pada usia 15 tahun.

Perkembangan fisik yang pesat pada diri remaja selalu diiringi dengan perkembangan
psikoseksual, yang dalam hal ini akan dibahas meliputi, tandatanda pemasakan seksual
primer dan sekunder; perbedaan pemasakan seksual pada remaja laki-laki dan perempuan;
perbedaan permulaan pemasakan seksual pada remaja laki-laki dan perempuan; perbedaan
urutan gejala pemasakan seksual pada remaja laki-laki dan perkembangan percintaan pada
remaja. Masing-masing materi tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1. Tanda-tanda pemasakan seksual

Pada masa remaja ini nampak tanda-tanda perkembangan kematangan seksual primer dan
sekunder. Tanda-tanda pemasakan seksual primer adalah pemasakan pada organ tubuh yang
langsung berhubungan dengan pertumbuhan dan proses reproduksi, sedang tanda-tanda
pemasakan seksual sekunder, menunjukkan tanda-tanda khas sebagai laki-laki dan sebagai
perempuan. Adapun tanda-tanda kematangan seksual primer pada laki-laki adalah pada penis,
testes dan skrotum, sedangkan pada perempuan adalah pada rahim dan saluran telur, vagina,

3
bibir kemaluan dan klitoris. Tandatanda seksual sekunder pada laki-laki adalah tumbuhnya
rambut kemaluan, bahu melebar, dan timbulnya pergantian suara. Sedangkan pada
perempuan adalah tumbuhnya rambut kemaluan yang berupa segitiga berbasis keatas,
pinggul melebar, dan mulainya tumbuh payudara. Dengan nampaknya perkembangan pada
kematangan seksual sekunder akan menunjukkan perbedaan penampilan khas sebagai laki-
laki atau sebagai perempuan. Menurut Monks, Knoers, & Siti rahayu Haditono (1984,) ada
tiga kriteria yang membedakan perkembangan kematangan seksual pada lak-laki dan
perempuan yaitu dalam hal:

a. pemasakan seksual
b. permulaan pemasakan seksual
c. urutan gejala pemasakan seksual.

2. Perbedaan kriteria pemasakan seksual


Perbedaan kriteria pemasakan seksual menunjukkan bahwa pada perempuan nampak lebih
jelas dibandingkan dengan laki-laki. Menarche (haid pertama) pada perempuan yang
merupakan disposisi untuk konsepsi atau kelahiran, yang dilanjutkann dengan kelahiran bayi
jelas dapat diamati. Dibandingkan dengan ejakulasi awal (wet dream) pada laki-laki nampak
kurang jelas. Biasanya hanya diketahui langsung oleh remaja yang bersangkutan, karena
jarang mereka menyampaikan kepada orang lain. Tidak seperti pada menarche pada remaja
perempuan, dapat diketahui oleh orang lain, misalnya oleh orangtuanya.

3. Perbedaan permulaan pemasakan seksual


Pada remaja, menurut beberapa penelitian perbedaan permulaan pemasakan seksual pada
perempuan terjadi 2 tahun lebih awal dibandingkan pada remaja laki-laki. Menarche sebagai
tanda pemasakan seksual pada perempuan terjadi pada usia 13 tahun. Hubungan antara
percepatan pertumbuhan dengan dimulainya pemasakan seksual dimulai lebih akhir bagi
remaja laki-laki. Percepatan pertumbuhan menjadi lebih lambat atau mundur pada waktu
terjadi produksi sel telur dan sel-sel jantan lebih besar. Dengan kata lain pada waktu terjadi
pemasakan seksual berarti percepatan pertumbuhan menjadi lebih lambat.

4. Perbedaan urutan gejala pemasakan seksual


Jika dilihat dari perbedaan urutan gejala pemasakan seksual, pada lakilaki dimulai
pertumbuhan testes, kemudian mengalami perubahan suara menjadi agak berat dilanjutkan
dengan penambahan kekuatan. Sedangkan urutan gejala pemasakan seksual pada perempuan
dimulai pada payudara bagian punting susu diikuti jeringan pengikat, kemudian payudara

4
dalam bentuk dewasa. Kelenjar payudara akan mereaksi pada masa terjadinya kehamilan dan
reproduksi air susu pada akhir kehamilan.

B. Perkembangan Pada Remaja Pada Aspek Kognitif

a. Pengertian Perkembangan Kognitif

Remaja itu merupakan salah satu proses menuju kedewasaan. Pada masa ini, banyak
perubahan yang didapat dari segi fisik maupun psikis nya. Ya pasti nya bagi laki laki ingin
terlihat keren ataupun ganteng dan berwibawa didepan wanita wanita . Wanita pun demikian,
ingin terlihat cantik oleh siapa saja, khususnya mungkin kepada laki-laki. Namun, tidak
hanya itu saja. Ada juga perubahan yang lainnya, yaitu di perkembangan kognitifnya.

Apakah perkembangan kognitif itu??Perkembangan kognitif adalah suatu perubahan dimana


perubahan itu terjadi pada kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir dan
bahasa. Pada masa remaja perkembangan kognitifnya ini, remaja sudah mulai memikirkan
apa yang akan terjadi nantinya ketika kita melakukan sesuatu. Mereka sudah memikirkan
dampak apa saja yang akan terjadi.

Apakah perkembangan kognitif ini sangat berpengaruh terhadap remaja? Perkembangan


kognitif sangat sangat berpengaruh terhadap remaja. Dari perkembangan kognitif ini kita
akan tahu bagaimana remaja tersebut. Kita juga akan tahu seberapa dewasakah remaja
tersebut ketika berada di lingkungan sekolah maupun di masyarakat sekitar.

Pengaruh perkembangan ini mempengaruhi remaja karena remaja sudah bisa menunjukkan
tingkat kesadaran yang tinggi. Mereka sudah beranggapan bahwa apapun yang dilakukan
pasti akan mendapatkan penilaian dari orang lain. Mereka merasa lebih banyak yang
mengawasi mereka.

5
Remaja juga cenderung berpikir bahwa setiap manusia pasti memliki perasaan dan emosi
yang berbeda beda. Remaja bisa menjadi dramatis atau seperti berlebihan ketika mereka
berada diposisi yang sedang tidak bersahabat. Mereka beranggapan bahwa orang lain tidak
akan pernah mengerti tentang apa yang sedang dia rasakan. Emosi dan perasaanya bisa
seketika berubah.

Ditinjau dari perkembangan kognitif menurut Pieget, masa remaja sudah mencapai tahap
operasi formal ( operasi = kegiatan – kegiatan mental tentang berbagai gagasan). Remaja
secara mental telah dapat berfikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak. Dengan kata
lain berfikir operasi formal lebih bersifat hipotesis dan abstrak, serta sistematis dan ilmiah
dalam memecahkan masalah daripada berfikir kongkrit.

Piaget beranggapan bahwa setiap organisme hidup dilahirkan dengan dua kecenderungan
fundamental, yaitu kecenderungan untuk :

a. Adaptasi yaitu dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan

Setiap organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kecenderungan adaptasi ini
mempunyai dua komponen atau dua proses komplementer, yaitu, Asimilasi dan Akomodasi.

1. Asimilasi, yaitu kecenderungan organisme untuk mengubah lingkungan guna


menyesuaikan dengan dirinya sendiri. Menurut Piaget, dalam situasi pelajaran
prinsip asimilasi merupakan hal penting, karena setiap murid selalu ada dalam
salah satu stadium perkembangan. Stadium ini sebagian besar menentukan
untuk sebagian cara murid untuk menginterpretasikan suatu tugas verbal,
murid mengasimilasi tugas dengan struktur kognitifnya, ia mengerti tugasnya
sepanjang ia mampu mengertinya.

2. Akomodasi, yaitu kecenderungan organisme untuk mengubah dirinya sendiri


guna menyesuaikan dengan sekelilingnya/sekitarnya. Dalam situasi
dilingkungan pendidikan baik sekolah atau madrasah, dan akomodasi

6
memegang peranan penting, murid harus selalu bersedia untuk selalu
memperoleh pengetahuan baru guna mengatasi masalah-masalah yang
baru.Hubungan antara asimilasi dan akomodasi adalah komplementer. Dalam
setiap tingkah laku organisme dapat diketemukan aspek asimilasi dan
akomodasi.

b. Organisasi yaitu dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme


untuk mengintegrasi proses-proses sendiri menjadi sistem yang koheren. Misalnya
semula seorang murid tidak mampu untuk mengintegrasi dua struktur tingkah laku ini.
Namun, kemudian dua struktur ini dikoordinasi menjadi satu struktur dalam tingkatan
yang lebih tinggi, yaitu dalam apa yang disebut koordinasi mata dan tangan atau
koordinasi visio-motorik. Kedua kecenderungan ini merupakan sifat keturunan.
Bagaimana bekerjanya kedua proses ini dalam diri seseorang, tergantung pada
sekelilingnya serta pengalaman belajar seseorang tersebut

c. Tahap-tahap Perkembangan Kognitif

Menurut Jean Piaget, perkembangan kognitif memiliki tahapan-

Tahapan dan karakteristik/ciri khasnya masing-masing, diantaranya:

1) Tahapan sensori-motorik rentang usia 0-2 tahun, karakteristiknya :

a) Dunianya terbatas
b) Belum mengenal bahasa
c) Belum memiliki pikiran pada masa-masa awal
d) Belum memahami realitas objektif.

7
2) Tahapan Pra-Operasional rentang usia 2-7 tahun, karakteristiknya :

a) Berpikirnya bersifat egosentris


b) Pemikirannya didominasi oleh persepsi
c) Intuisinya lebih mendominasi dari pada pikiran logisnya
d) Belum memiliki kemampuan konservasi.

3) Tahapan Operasional-Konkret rentang usia 7-11 tahun Karakteristiknya:

a) Kemampuan koservasi
b) Kemampuan mengklasifikasikan dan menghubungkan
c) Pemahaman tentang angka
d) Berpikir konkret
e) Perkembangan tentang pikiran reversibilitas

4) Operasional-Formal rentang usia 11 tahun keatas karakteristiknya :

a) Pikiran bersifat umum dan menyeluruh.


b) Berpikir proporsional
c) Kemampuan membuat hipotesis
d) Perkembangan idealisme yang kuat.

C. Perkembangan Perilaku Psikososial

Beberapa pendapat dari para ahli yang mendefinisikan psikososial atau psikologi sosial
adalah sebagai berikut. Menurut J.P. Chaplin (2006: 407) dalam Kamus Psikologi

8
mengemukakan bahwa psikososial (psychosocial) adalah menyinggung relasi sosial yang
mencakup faktor-faktor psikologis.

Psikologi sosial (social psychology) adalah sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha
memahami asal usul dan sebab-sebab terjadinya perilaku dan pemikiran individual dalam
konteks situasi sosial (Baron & Byrne, 2004:5). Menurut Abu Ahmadi (2007:5), psikologi
sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu
dalam hubungannya dengan situasi sosial.

Dengan demikian apapun definisi mengenai psikologi sosial itu, tidak dapat lepas dari adanya
situasi sosial atau interaksi sosial dan fokusnya adalah perilaku individu dan sosial.

a. Perkembangan bahasa

Sebagaimana dikemukakan Santrock (2007), remaja menunjukkan perkembangan bahasa


sebagai berkut:

• Terjadi peningkatan penguasaan dalam penggunaan kata-kata yang kompleks


(Fischer & Lazerson, 1984, dalam Santrok, 2007), dimana remaja menjadi
lebih baik dari anak-anak dalam menganalisis fungsi suatu kata yang berperan
dalam sebuah kalimat.

• Mengalami kemajuan dalam memahami metafora (perbandingan makna antara


dua hal berbeda, menggunakan suatu kata untuk makna yang berbeda) dan
satir (menggunakan ironi, cemooh, atau lelucon untuk mengekspos kekejian
atau kebodohan).

9
• Meningkatnya kemampuan memahami literatur yang rumit.

• Lebih baik dari anak-anak dalam mengorganisasikan ide untuk menyusun


tulisan; menggabungkan kalimat-kalimat sehinga masuk akal; dan
mengorganisasikan tulisan dalam susunan pendahuluan, inti, dan kesimpulan.

• Berbicara dalam kalimat yang mengandung dialek, yaitu variasi bahasa yang
memilki kosa kata, tata bahasa, atau pengucapan yang khas (Berko Gleason,
2005, dalam Santrock, 2007); jargon

b. Perkembangan emosional

Beberapa ciri perkembangan emosional pada masa remaja adalah: (Zeman, 2001)

• Memiliki kapasitas untuk mengembangkan hubungan jangka panjang, sehat,


dan berbalasan. Kemampuan ini akan diperoleh jika individu memiliki dasar
yang telah diperoleh dari perkembagan sebelumnya, yaitu trust, pengalaman
positif di masa lalu, dan pemahaman akan cinta.

• Memahami perasaan sendiri dan memiliki kemampuan untuk menganalisis


mengapa mereka merasakan perasaan dengan cara tertentu.

10
• Mulai mengurangi nilai tentang penampilan dan lebih menekankan pada nilai
kepribadian.

• Setelah memasuki masa remaja, individu memiliki kemampuan untuk


mengelola emosinya. Ia telah mengembangkan kosa kata yang banyak
sehingga dapat mendiskusikan, dan kemudian mempengaruhi keadaan
emosional dirinya maupun orang lain. Faktor lain yang berperan secara
signifikan dalam pengaturan emosi yang dilakukan remaja adalah
meningkatnya sensitivitas remaja terhadap evaluasi yang diberikan orang lain
terhadap mereka, suatu sensitivitas yang dapat memunculkan kesadaran diri.
Menurut David Elkind (Zeman, 2001) menggambarkan remaja menunjukkan
seolah-olah mereka berada di hadapan audience imajiner yang mencatat dan
mengevaluasi setiap tindakan yang mereka lakukan. Dengan demikian, remaja
menjadi sangat sadar akan dampak dari ekspresi emosional mereka terhadap
interaksi sosial.

• Gender berperan secara signifikan dalam penampilan emosi remaja. Laki-laki


kurang menunjukkan emosi takut selama distres dibandingkan dengan
perempuan. Hal ini didukung oleh keyakinan pada laki-laki bahwa mereka
akan kurang dimengerti dan dikecilkan/diremehkan oleh orang lain bila
menunjukkan emosi agresif dan mudah diserang (vulnerable)

c. Perkembangan sosial

Perkembangan sosial dan emosional berkaitan sangat erat. Baik pengaturan emosi (berada
dalam kendali emosi) maupun ekspresi emosi (komunikasi efektif tentang emosi) dierlukan
bagi keberhasilan hubungan interpersonal. Selanjutnya, kemajuan perkembangan kognitif
meningkatkan kualitas hubungan interpersonal karena membuat remaja mampu memahami
dengan lebih baik keinginan, kebutuhan, perasaan, dan motivasi orang lain. Karena itulah,

11
tidak mengherankan, dengan makin kompleksnya pikiran, emosi, dan identitas pada masa
remaja, hubungan sosialnya pun makin kompleks (Oswalt, 2010) Pada masa ini, remaja
menunjukkan beberapa ciri: (Oswalt, 2010)

• Keterlibatan dalam hubungan sosial pada masa remaja lebih mendalam dan
secara emosional lebih intim dibandingkan dengan pada masa kanak-kanak.

• Jaringan sosial sangat luas, meliputi jumlah orang yang semakin banyak dan
jenis hubungan yang berbeda (misalnya dalam hubungan dengan teman
sekolah untuk menyelesaikan tugas kelompok, berinteraksi dengan pimpinan
dalam cara yang penuh penghormatan).

• Menurut Erikson, dalam perkembangan psikososial, remaja harus


menyelesaikan krisis yang terjadi pada masa remaja. Istilah krisis digunakan
oleh Erikson untuk menggambarkan suatu rangkaian konflik internal yang
berkaitan dengan tahap perkembangan; cara seseorang mengatasi krisis akan
menentukan identitas pribadinya maupun perkembangannya di masa datang.
Pada masa remaja, krisis yang terjadi disebut sebagai krisis antara identitas
versus kekaburan identitas. Krisis menunjukkan perjuangan untuk
memperoleh keseimbangan antara mengembangkan identitas individu yang
unik dengan “fitting-in” (kekaburan peran tentang “siapa saya”, “apa yang
akan dan harus saya lakukan dan bagaimana caranya”, dan sebagainya). Jika
remaja berhasil mengatasi krisis dan memahami identitas dirinya, maka ia
akan dengan mudah membagi “dirinya” dengan orang lain dan mampu
menyesuaikan diri (well-adjusted), dan pada akhirnya ia akan dapat dengan
bebas menjalin hubungan dengan orang lain tanpa kehilangan identitas
dirinya. Sebaliknya, jika remaja gagal mengatasi krisis, ia akan tidak yakin
tentang dirinya, sehingga akan terpisah dari hubungan sosial, atau bisa jadi
justru mengembangkan perasaan berlebih-lebihan tentang pentingnya dirinya
dan kemudian mengambil posisi sebagai ekstremis. Jika ia masuk pada kondisi

12
ini, maka ia tidak akan mampu menjadi orang dewasa yang matang secara
emosi.

d. Perkembangan moral dan religi

Moral dan religi merupakan bagian yang cukup penting dalam jiwa remaja. Sebagian orang
berpendapat bahwa moral dan religi bisa mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak
dewasa sehingga ia tidak melakukan hal-hal yang merugikan atau bertentangan dengan
kehendak atau pandangan masyarakat. Disisi lain, tidak adanya moral dan religi ini sering
kali dituding sebagai faktor penyebab meningkatnya kenakalan remaja(Sarlito W Sarwono,
2012:109). Moral merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja, terutama sebagai
pedoman menemukan identitas dirinya, mengembangkan hubungan personal yang harmonis,
dan menghindari konflik-konflik peran yang selalu terjadi dalam masa transisi.Untuk remaja,
moral merupakan suatu kebutuhan tersendiri karena mereka sedang dalam keadaan
membutuhkan pedoman atau petunjuk dalam rangka mencari jalannya sendiri.Pedoman atau
petunjuk ini dibutuhkan juga untuk menumbuhkan identitas dirinya, menuju kepribadian
matang dengan unifying philosophy of life dan menghindarkan diri dari konflik-konflik peran
yang selalu terjadi dalam masa transisi ini.Dengan kurang aktifnya orang tua dalam
membimbing remaja (bahkan pada beberapa remaja sudah terjadi hubungan yang tidak
harmonis dengan orang tua), maka pedoman berupa mores ini semakin diperlukan oleh
remaja (Sarlito W Sarwono, 2012:111)

Soetjiningsih (2007: 54) menjelaskan bahwa pada dasarnya setiap proses perkembangan
sendiri termasuk perkembangan kognitif pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

• Pematangan (maturatiom), yaitu tumbuhnya struktur-struktur fisik secara


berangsurangsur memiliki akibat pada perkembangan kognitif pula. Contoh yang jelas
dalam hal ini adalah pertumbuhan pusat susunan otak.

13
• Pengalaman psikologis dan kontak dengan lingkungan (exercise through
physicalpractice and mental experience). Kontak dengan lingkungan akan
mengakibatkan duamacam ciri pengalaman mental. Pertama adalah pengalaman fisik,
yaitu aktifitas yang dapat mengabstraksi sifat fisik objek-objek tertentu. Pengalaman
fisik ini memberikan pengertian mengenai sifat yang langsung berhubungan dengan
objeknya sendiri. Kedua adalah pengalaman logika matematik, yaitu pengertian yang
datang dari koordinasi internal perilaku individu tersebut.

• Transmisi sosial dan pembelajaran (social interaction and teaching), yaitu berbagai
macam stimulasi sosial seperti media massa, lembaga sekolah, klub sosial dan
sebagainya, ternyata memberi pengaruh yang positif dalam perkembangan kognisi
karena seseorang mendapatkan banyak informasi, dan kemudian melakukan suatu
pembelajaran.

• Ekuilibrasi (equilibration) yaitu proses ekuilibrasi mengintegrasi efek ketiga faktor


diatas yang masing-masing kurang cukup memberikan keterangan mengenai proses
perkembangan. Proses ini merupakan proses internal untuk mengatur keseimbangan
diri dalam individu.

e. Perkembangan kepribadian

Sedangkan perkembangan psikososial remaja menurut Erikson (dalam Santrock, 2003)


bahwa seorang remaja berada pada tahap perkembangan identitas versus kekacauan identitas.
Tahap perkembangan ini individu dihadapkan pada kemampuan mempersiapkan diri untuk
masa depan, mampu menjawab pertanyaan siapa mereka dan apa tujuan hidupnya. Bila
remaja mampu mengekplorasi tahap ini dengan cara yang sehat dan positif maka akan
terbentuk identitas diri yang positif. Remaja akan menyadari ciri-ciri khas kepribadiannya
seperti kesukaan atau ketidaksukaan, aspirasi dan tujuan masa depan.

14
Identitas anak dipaksakan dan remaja yang kurang mengeksplorasi peran yang berbeda maka
akan terjadi kekacauan identitas yang berdampak pada pengembangan perilaku menyimpang,
tindak kriminal, atau menutup diri dari masyarakat. Perkembangan identitas pada masa
remaja menjadi penting karena memberikan suatu landasan bagi perkembangan psikososial
dan relasi interpersonal pada masa dewasa (Jones & Hartmann dalam Desmita, 2013).

Selanjutnya Desmita (2013) menyebutkan empat sub tahap perkembangan identitas seperti; a)
diferensiasi yaitu remaja menyadari bahwa ia berbeda secara psikologis dari orang tuanya; b)
praktis yaitu remaja percaya bahwa ia mengetahui segala-galanya dan dapat melakukan
sesuatu tanpa salah; c) rapprochement yaitu kesedihan dan kekhawatiran yang dialami remaja
mendorong mereka untuk menerima kembali sebagian otoritas orang tuanya tetapi dengan
syarat; dan d) konsolidasi yaitu remaja mengembangkan kesadaran akan identitas personal
yang menjadi dasar bagi pemahaman dirinya dan orang lain.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengaruh perkembangan ini mempengaruhi remaja karena remaja sudah bisa menunjukkan
tingkat kesadaran yang tinggi. Mereka sudah beranggapan bahwa apapun yang dilakukan
pasti akan mendapatkan penilaian dari orang lain. Mereka merasa lebih banyak yang
mengawasi mereka.

Remaja juga cenderung berpikir bahwa setiap manusia pasti memliki perasaan dan emosi
yang berbeda beda. Remaja bisa menjadi dramatis atau seperti berlebihan ketika mereka
berada diposisi yang sedang tidak bersahabat. Mereka beranggapan bahwa orang lain tidak
akan pernah mengerti tentang apa yang sedang dia rasakan. Emosi dan perasaanya bisa
seketika berubah.

B. SARAN

Sebagai harapan masa depan bangsa, seharusnya remaja mengetahui benar tanggung
jawab dan kewajiban besar yang dibebankan di bahu mereka. Oleh karena itu, agar tidak
terjerumus ke hal-hal negatif yang merugikan diri sendiri maupun pihak lain, maka
mahasiswa harus membentengi diri dengan cara memperdalam pengetahuan agama dan
bergaul dengan teman-teman yang baik. Dengan cara-cara tersebut dapat terhindar dari
pengaruh buruk lingkungan yang akan menjerumuskan dalam perbuatan maksiat, yang
merupakan pelanggaran terhadap agama maupun norma masyarakat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Izzaty, Rita Eka dan Dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.

Garuda. Perkembangan Perilaku Psikososial Pada Masa Pubertas. (Diakses pada tanggal 27
September 2021). Dari:

http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=1074693&val=9452&title=PERKEMBANGAN%20PERILAKU%20PSIKOSOSIAL
%20PADA%20MASA%20PUBERTAS

Chusniyah, tutut. Problem dalam Perkembangan Psikologi Anak yang Berhadapan dengan
Hukum (ABH). (Diakses pada tanggal 28 September 2021). Dari:

http://fppsi.um.ac.id/?p=1278

Kompasiana. Perkembangan kognitif bagi remaja. (Diakses pada tanggal 27 September


2021). Dari:

https://www.kompasiana.com/kezinge/perkembangan-kognitif-bagi-
remaja_57199773e2afbd3a06745fea

Kompasiana. Piaget dan teori tahap-tahap perkembangan kognitif. (Diakses pada tanggal 28
September 2021). Dari:

https://www.kompasiana.com/rofiqohlaila8/piaget-dan-teori-tahaptahap-perkembangan-
kognitif_5539f9b96ea8348709da42ce

17

Anda mungkin juga menyukai