Tt3 H. Islam Neng Dewi Dikonversi
Tt3 H. Islam Neng Dewi Dikonversi
Ditinjau dari keadaan yang melaksanakannya, perkawinan dapat dikenai hukum wajib,
sunah, haram, makruh dan mubah.
Alasan dari ketentuan tersebut adalah menjaga diri dari. Perbuatan zina adalah
wajib hukumnya, apabila seseorang tertentu penjagaan dari itu hanya akan terjamin
dengan jalannya perkawinan.
Perkawinan hukumnya sunah bagi orang yang telah berkeinginan kuat untuk
kawin dan telah mempunyai kemampuan untuk melaksanakan dan memikul
kewajiban-kewajiban dalam perkawinan, tetapi bila tidak kawin juga tidak akan ada
kekhawatiran melakukan perbuatan zina.
Alasan hukum sunah ini diperoleh dari ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis
Nabi. Kebanyakan ulama juga berpendapat bahwa hukum dari perkawinan adalah
sunah.
Perkawinan yang haram hukumnya adalah bagi orang yang belum berkeinginan,
serta tidak mempunyai kemampuan untuk melaksanakan danmemikul kewajiban-
kewajiban hidup perkawinan sehingga apabila kawin juga akan berakibat
menyusahkan istrinya.
Hadis Nabi mengatakan bahwa agar orang jangan sampai berbuat yang
berakibat menyusahkan diri sendiri dan orang lain. Salah seorang ulama mazhab
Maliki menyatakan bahwa apabila calon suami menyadari tidak akan mampu
memenuhi kewajiban nafkah dan membayar mahar untuk istrinya atau kewajiban lain
yang menjadi hak istri, tidak hal baginya untuk mengawini istri kecuali ia menjelaskan
peri keadaannya kepada calon istri. Atau dengan jalan sabar sampai merasa akan dapat
memenuhi hak-hak istrinya.
perkawinan menjadi makhruh hukumnya bagi seorang yang mampu dalam segi
materil, cukup mempunyai daya tahan mental, dan agama hingga tidak khawatir akan
terseret kedalam perbuatan zina, tetapi mempunyai kekhawatiran tidak dapat
memenuhi kewajiban-kewajiban terhadap istrinya,meskipun tidak akan berakibat
menyusahkan pihak istri. Misalnya, calon istri tergolong orang kaya, akan tetapi calon
suami belum mempunyai keinginan untuk kawin.
Fulan meninggal dunia dengan meninggalkan 1 orang Istri, 2 orang anak laki-laki, 1
orang anak perempuan dan Ibu mertua. Harta yang ditinggalkan adalah Rp. 100jt.
Dengan melihat kasus di atas bahwa yang menjadi ahli waris dengan mengacu pada
ketentuan ahli waris pada Kompilasi Hukum Islam melalui pasal 174 maka
berdasarkan itu pada kasus di atas yang menjadi ahli warisnya hanya 1 orang Istri, 2
orang anak laki-laki, 1 orang anak perempuan. Sedangkan ibu mertua tidak termasuk
kepada ahli waris karena tidak ada hubungan baik menurut hubungan darah, ataupun
hubungan perkawinan dengan pewaris atau juga bisa mahjub
Diketahui
Tirkah : 100.000.000
Asal masalahnya : 8
Asal masalah : 5