Anda di halaman 1dari 3

5.

Cara Mendirikan Yayasan

A. Syarat Mendirikan Yayasan

 Sebuah yayasan yang didirikan oleh satu orang atau lebih harus memisahkan sebagian
harta kekayaannya menjadi kekayaan awal yayasan tersebut.
 Pendirian yayasan harus dilakukan melalui akta notaris dan dibuat dengan
menggunakan bahasa Indonesia.
 Struktur organisasi yang ada di dalam yayasan terdiri dari Pembina, Pengurus dan
pengawas.
 Yayasan dapat juga didirikan berdasarkan dari surat wasiat.
 Yayasan dapat memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian yayasan telah
disahkan oleh menteri atau pejabat yang telah ditunjuk.
 Yayasan tidak boleh menggunakan nama yang telah dipakai secara sah oleh yayasan
lainnya dan yayasan tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum dan
kesusilaan.

B. Cara mendirikan Yayasan :

Adapun dokumen yang harus diurus untuk mendirikan yayasan sebagai berikut :

 Akta Pendirian Yayasan dari Notaris


 Surat Keterangan Domisili Perusahaan dari Kelurahan dan Kecamatan
 Surat Keterangan Terdaftar/NPWP dari Kantor Perpajakan
 Surat Keputusan Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia
 Pengumuman dalam lembaran Berita Negara RI dari Perum Percetakan
Negara RI
 Tanda Daftar Yayasan dari Dinas Sosial.

Dokumen dan syarat yang harus dipersiapkan :

 Nama Yayasan
 Jumlah Kekayaan Awal Yayasan
 Bukti Modal/Aset sebagai kekayaan awal Yayasan
 Fotocopy KTP Para Pendiri
 Fotocopy KTP Pembina, Pengawas dan Pengurus Yayasan
 Fotocopy NPWP Pribadi khusus ketua Yayasan
 Fotocopy bukti kantor Yayasan (berupa SPPT PBB/Surat Perjanjian Sewa)
 Surat Pengantar RT/RW sesuai domisili Yayasan
 Syarat lainnya jika diperlukan.
C. Prosedur pembuatan Tanda Daftar Yayasan (TDY), yakni:

 Pihak yayasan mengajukan permohonan TDY ke Dinas Sosial setempat;


 Dinas Sosial menerima berkas permohonan yang disertakan dengan lampiran
persyaratan;
 Jika berkas permohonan lengkap dan benar secara administratif maka tahap
selanjutnya adalah menyerahkan tanda bukti penerimaan dokumen ke pemohon serta
mempersiapkan jadwal peninjauan lapangan dan dokumen ke TU;
 Apabila berkas permohonan tidak lengkap dan tidak benar secara administratif maka
akan dikembalikan kepada pemohon;
 Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan pada peninjauan kunjungan lapangan.
Menyerahkan berkas pemohon dan administrasi peninjauan lapangan ke Tim Teknis;
 Melakukan peninjauan lapangan, verifikasi dan validasi data atau informasi yang
diberikan pemohon dengan data atau informasi temuan lapangan, menganalisa, membuat
dan menandatangani Berita Acara Peninjauan Lapangan (BAPL);
 Berkas pemohon dan BAPL diserahkan ke Koordinator Tim Teknis;
 Menerima, memeriksa dan memutuskan berkas permohonan, BAPL yang sudah
ditandatangani tim teknis.
 Jika tidak sesuai secara teknis maka menandatangani surat penolakan dan
menyerahkan kepada pemohon melalui tim administrasi beserta alasan penolakan dan
berkas permohonan. Jika sesuai maka permohonan beserta kelengkapannya diserahkan ke
Tata Usaha untuk dibuatkan draft tanda daftarnya;
 Menerima Berkas permohonan, BAPL yang sudah ditandatangani tim teknis dan
disetujui koordinator tim teknis serta mencetak tanda daftarnya dan membubuhkan paraf
dan diserahkan ke Kasatlak untuk ditandatangani;
 Menerima, meneliti dan memutuskan izin yang sudah diparaf TU beserta BAPT yang
sudah ditandatangani koordinator tim teknis dan tim teknis;
 Jika sesuai maka menandatangani tanda daftar, tetapi jika ada kekurangan berkas akan
dikembalikan ke TU;
 Menerima izin yang sudah ditandatangani Kasie Satlak Kecamatan, memberi nomor,
menstempel, mencatat, merekam dan mengarsipkan serta menyerahkan kepada tim
administrasi;
 Menerima tanda daftar yang sudah ditandatangani atau sudah diberi nomor atau sudah
distempel oleh Kasie Satlak Kecamatan, mencetak tanda bukti pengambilan tanda daftar dan
menghubungi pemohon;
 Menyerahkan Tanda bukti penerimaan berkas kartu identitas atau surat kuasa dan
menandatangani tanda bukti pengambilan tanda daftar dan menerima Tanda Daftar
Yayasan.

6. Cara Pembubaran Perusahaan Yayasan

A. Pembubaran yayasan menurut ketentuan Pasal 62 Undang-undang Nomor 16 tahun


2001 tentang yayasan, alasan pembubaran yayasan, antara lain: 

 Terkait pada ketetapan jangka waktu dalam anggaran dasar yayasan.


 Yayasan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan maupun jika tidak tercapai.
 Telah melanggar hukum berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum
tetap
 Yayasan tidak memiliki kemampuan membayar utang setelah dinyatakan pailit.
 Harta kekayaan yang dimiliki oleh yayasan tidak cukup guna melunasi utang setelah
pernyataan pailit dicabut.

B. Proses dan Aturan Pembubaran Yayasan

Syarat pertama dalam memulai proses pembubaran yayasan adalah bila rapat pembina
yang dihadiri oleh pendiri dapat memenuhi kuorum dan para pembina ini bisa menunjuk
likuidator dalam rangka penyelesaian kekayaan yayasan.
 
Yang dapat ditunjuk untuk menjadi likuidator jika yayasan bubar adalah:
1. Pembina. Kondisi ini mungkin dilakukan apabila yayasan bubar disebabkan oleh
pasal 62 ayat 1 dan ayat 2, yakni menyangkut kekayaan pribadi yang dipisahkan dari
yayasan.
2. Pengurus. Pengurus dimungkinkan untuk menjadi likuidator jika tidak ada orang
yang ditunjuk sebagai likuidator pada saat yayasan bubar.
3. Pihak Ketiga. Pihak ketiga atau pihak lain yang ditunjuk sebagai likuidator berdasar
putusan  pada saat pengadilan.
4. Pihak Kejaksaan. Jika alasan bubarnya yayasan disebabkan oleh pelanggaran
ketertiban umum yang dilakukan oleh yayasan atau kesusilaan. Pihak kejaksaan dipilih
untuk mewakili kepentingan umum. 
5. Kreditur Yayasan. Hal ini mungkin jika yayasan bubar karena yayasan tidak mampu
membayar hutangnya setelah dinyatakan pailit. Hal ini lantaran kreditur mempunyai
kepentingan untuk membubarkan yayasan tersebut.

Jika likuidator telah ditunjuk, maka langkah selanjutnya yang harus ia lakukan adalah: 
 Membuat pengumuman
wajib memberikan pengumuman mengenai pembubaran yayasan beserta pengumuman
kondisi proses likuidasinya melalui surat kabar. Hasil likuidasi yang dilakukan juga nantinya
harus disiarkan di surat kabar tersebut. 
 Membuat Laporan Likuidasi ke Dewan Pembina dan Kemenkumham
Setelah proses likuidasi selesai, wajib untuk melaporkan hasil likuidasi ke Dewan Pembina
Yayasan dan kemudian memberikan ajuan pembubaran kepada Departemen Hukum dan
HAM.

Anda mungkin juga menyukai