Penggunaan Dan Pemanfaatan BMN
Penggunaan Dan Pemanfaatan BMN
MATERI
PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN
BARANG MILIK NEGARA
OLEH:
LISTIYARKO WIJITO
A Tujuan Pembelajaran 1
B Dasar Hukum 1
C Pengertian Barang Milik Negera dan Alur Pengelolaannya 2
D Pengertian,, Prinsip Umum dan Ruang Lingkup Penggunaan BMN 3
E. Kewenangan Menetapkan Status Penggunaan/Memberikan Persetujuan 4
Oleh Pengelola Barang
E.1. Kewenangan Oleh Pengelola Barang 5
E.2. Pendelegasian Kewenanangan dan Tanggung Jawab Tertentu Dari 7
Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang Pengguna
F. Kewajiban/Tanggung Jawab Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang 8
C. Ketentuan Lain-lain 54
A. Ilustrasi 57
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pelajaranini, peserta Mampu Memahami Penggunaan dan
Pemanfaatan BMN pada Satuan Kerja Kementerian/Lembaga sesuai Ketentuan yang
Berlaku.
B. Dasar Hukum
Dasar Hukum yang dijadikan pedoman
PENGERTIAN BMN
- Non Tanah dan Bangunan
DIPA - Tanah dan Bangunan
Berdasarkan Putusan
Pengadilan yg Memperoleh
Kekuatan Hukum Tetap
3
Penggunaan sebatas
untuk penyelenggaraan Fungsi
Pelayanan
Pemindahtanganan:
tupoksi Tanah / bangunan
yg telah diserahkan Jual
Tukar menukar
Hibah
Barang Milik Negara: Tindak Lanjut: PMPP
•Tidak sesuai Tupoksi • Pengalihan Status
•Berlebih Penggunaan
• Pemanfaatan
• Pemindahtanganan
Tanah/bangunan idle
wajib diserahkan kpd
Pengelola Barang
Persetujuan
Non tanah dan bangunan Fungsi
pemanfaatan dan Budgeter
pemindahtanganan
4
PENGGUNAAN
ADALAH KEGIATAN YANG DILAKUKAN OLEH PENGGUNA BARANG DALAM
MENGELOLA DAN MENATAUSAHAKAN BMN / BMD YANG SESUAI DENGAN
TUPOKSI INSTANSI
Diskusi 1- 1
Menga perlu kejelasan mengenai :
1. Penetapan Status Penggunaan BMN yang diberikan kepada Pengguna Barang?
2. Adanya penetapan status penggunaan dari Pengelola Barang apabila BMN yang
telah ditetapkan status penggunaanya dioperasikan oleh pihak lain?
3. Adanya persetujuan dari Pengelola Barang apabila BMN yang telah ditetapkan status
penggunaanya digunakan sementara oleh Pengguna Barang lainnya?
4. Pengalihan Status Penggunaan BMN ?
Dalam Pasat 6 ayat (1) PMK Nomor 246/PMK.05/2014 disebutkan bahwa Menteri
Keuangan selaku Pengelola Barang sehubungan dengan kegiatan penggunaan BMN,
memiliki kewenangan dan tanggung jawab :
a. Menetapkan status penggunaan BMN
b. Menetapkan status Penggunaan BMN untuk dioperasikan pihak lain
c. Memberilkan persetujuan Penggunaan Sementara BMN
d. Memberilkan persetujuan alih status Penggunaan BMN
e. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan Penggunaan BMN.
Dalam Pasal 6 ayat (3) PMK Nomor 246/PMK.05/2014, disebutkan bahwa kewenangan dan
tanggung jawab Menteri Keuangan selaku Pengelola Barang secara fungsional dilaksanakan
oleh Direktur Jenderal (dalam hal ini DJKN). Selanjutnya dalam Pasal 6 ayat (4) PMK
Nomor 246/PMK.05/2014 disebutkan bahwa Direktur Jenderal dapat menunjuk pejabat
struktural di lingkungan Direktorat Jenderal untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan
tanggung jawab pelaksanaan penggunaan BMN.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 218/KN.6/2013 tentang Pelimpahan
Sebagian Wewenang Menteri Keuangan mengatur arestinya pengelolaan BMN pada instansi
vertikal di DJKN. Dalama kepusutan menteri keuangan tersebut diatur mana yang menjadi
wewenang Dirjen DJKN, Direktur PKNSI, Kanwil DJKN dan KPKNL Terkait dengan
pelaksanaan Penggunaan BMN, pembagian wewenang untuk :
a. Menetapkan status penggunaan BMN
b. Menetapkan status Penggunaan BMN untuk dioperasikan pihak lain
c. Memberilkan persetujuan Penggunaan Sementara BMN
d. Memberilkan persetujuan alih status Penggunaan BMN
e. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan Penggunaan BMN.
pada instansi vertikal di DJKN (Dirjen DJKN, Direktur PKNSI, Kanwil DJKN dan KPKNL),
pembagian kewenangannya diatur sebagai berikut.
Instruksi :
Pada kolom isian isilah besaran (dalam rupiah) nilai BMN atas kegiatan penetapan
status penggunaan BMN yang menjadi wewenang:
a. Dirjen Kekayaan Negara
b. Pejabat di lingkungan Kantor Pusat DJKN (Direktur PKNSI)
c. Kanwil DJKN, KPKNL
d. Pengguna Barang
BMN idle adalah BMN yang tidak digunakan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi
(unsuded), atau BMN yang digunakan tetapi tidak sesuai dengan tugas dan fungsi
Kementerian Lembaga.1. Masih terdapat perbedaan penafsiran mengenai kriteria BMN Idle.
Disamping BMN yang unused, BMN yang termasuk idle adalah BMN yang secara
keseluruhan (satu hamparan) yang digunakan/dimanfaatakan pihak ketiga, karena
penggunaannya tidak sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Lembaga. Apabila
mengikuti ketentuan tersebut, maka BMN yang secara keseluruhan (satu hamparan) yang
telah digunakan/dimanfaatakan pihak ketiga, seharusnya termasuk BMN idle, dan diserahkan
kepada Pengelola Barang.
Namun demikian, terdapat ketentuan yang bertentangan dengan hal tersebut, yaitu
ketentuan sewa sebagaiman diatur dalam Pasal 6 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 33/PMK.06/2012 tentang tata cara pelaksanaan sewa BMN yang mengatur bahwa
BMN dapat disewakan sepanjang berada dalam kondisi tidak digunakan oleh Pengelola
Barang atau Pengguna Barang dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi. Berdasarkan
ketentuan tersebut, maka BMN dalam kondisi tidak digunakan oleh Pengelola Barang atau
Pengguna Barang dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi, dapat disewakan.
Penafsiran mengenai BMN idle juga diatur dalam Pasal 3 Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 250/PMK.06/2011 tentang Tata Cara Pengelolaan BMN yang Tidak
Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Kementerian/Lembaga, yaitu
dikecualikan dari BMN idle adalah:
- BMN yang direncanakan untuk digunakan oleh Kementerian/Lembaga yang
bersangkutan sebelum berakhirnya tahun ketiga
- BMN yang direncanakan untuk dimanfaatkan sebelum berakhirnya tahun kedua
1
Pasal 3 Peraturan Mengeri Keuangan Nomot 250/PMK.06/2011 tentang Tata Cara Pengeloloaan BMN yang
Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Kementerian/Lembaga.
Pada prinsipnya semua BMN yang digunakan oleh Pengguna Barang atau yang telah
diserahkan kepada Pengelola Barang harus ditetapkan status penggunaannya. Salah satu
alasannya, karena penetapan status penggunaan BMN diperlukan sebagai persyaratan, apabila
akan dilakukan kegiatan pengelolaan BMN lainnya.
Tata Cara Penetapan Status Penggunaan Oleh Pengelola Barang adalah sebagai
berikut:
Selain T/B : BPKB, STNK, Dokumen lainnya yang setara dengan bukti
kepemilikan, BAST (yang tidak memiliki dokumen
kepemilikan)
a. Surat Permohonan
b.2. Dokumen Yang Dilampirkan atas BMN Yang Dari Awal Pengadaanny Direncanakan
Untuk Dilakukan PMPP
Sifat :
Lampiran :
Hal : Permohonan Penetapan Status BMN
Pada Kantor.................
Kepada
Yth. Kepada Kanwil ..... Direktorat Jenderal
(Yth. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan (untuk satker Kanwil))
Kepala Kantor
Nama
NIP
Tembusan
1. ...............
2. ............. ..
2
Disesuaikan dengan jenis BMN yang dimohon penetapan status penggunaannya
KEPALA KANTTOR
............
NIP
KEPALA KANTTOR
............
NIP
Perolehan Nilai
Perolehan Nilai
No Kode Barang KIB NUP Jenis Barang Merk/Type Tahun Asal Awal Buku Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
KEPALA KANTTOR
............
NIP
I. KEMENTERIAN/LEMBAGA : ..................
II. SATKER : ...................
III. NO & TGL.SURAT PERMOHONAN : ....................
IV. TANGGAL AGENDA KANTOR : .................
V. JENIS BARANG : Selain Tanah dan/atau Bangunan (Peralatan dan
Mesin)
VI. KELENGKAPAN DATA PENDUKUNG :
Tidak
No Data Pendukung Ada Keterangan
Ada
1 Permohonan Pengguna Barang/ Kuasa XXXXXX
Pengguna Barang
2 Kelengkapan Dokumen :
2.1. Fotokopi Sertipikat Tanah
2.2. Fotokopi STNK dan BPKB
2.3. Fotokopi IMB
2.4. Fotokopi . Dokumen Kepemilikan
Pesawat Terbang, Kapal Laut, atau
dokumen lain yang setara dengan
bukti kepemilikan
2.5. Fotokopi BAST perolehan barang
a) Surat Keterangan Kebenaran Fotokopi Nomor:
dokumen xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
(untuk 8 unit BMN)
b) Surat Pernyataan Tanggung Jawab(tidak Nomor:
ada BAST bermaterai berisi BMN xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
digunakan tusi K/L) (untuk 8 unit BMN)
3 Data administrasi barang :
a) Kodefikasi
b) NUP
c) Nama Barang
d) Tahun Perolehan
e) Merk/Type/Plat
f) Nilai Perolehan
g) Kondisi
Pada prinsipnya semua BMN yang digunakan oleh Pengguna Barang atau yang telah
diserahkan kepada Pengelola Barang harus ditetapkan status penggunaannya. Salah satu
alasannya, karena penetapan status penggunaan BMN diperlukan sebagai persyaratan, apabila
akan dilakukan kegiatan pengelolaan BMN lainnya.
Tata Cara Penetapan Status Penggunaan Oleh Pengguna Barang adalah sebagai
berikut:
Tidak
No Data Pendukung Ada Keterangan
Ada
1 Permohonan Pengguna Barang/ Kuasa XXXXXXX
Pengguna Barang
2 Kelengkapan Dokumen :
2.1. Fotokopi . Dokumen Kepemilikan
Pesawat Terbang, Kapal Laut, atau
dokumen lain yang setara dengan bukti
kepemilikan
2.2. Foto Copy BAST Barang
5. Pengguna Barang melaporkan keputusan penetapan status dalam jangka waktu 1 bulan
sejak diterbitkan Surat Keputusan Penetapan Status.
Diskusi 3- 1
1. Apakah Kuasa Pengguna Barang (di lingkungan Kemenkeu) sudah banyak yang
melakukan permohonan penetapan status penggunaan atas BMN yang tidak ada bukti
kepemilikan yang nilainya < Rp 100.000.000 ke Pengguna Barang ? Mengapa
demikian?
Diskusi 3- 2
1. Bagaimana Pendelegasian kewenangan dalam ketentuan penggunaan BMN pada
Kementerian Keuangan, dalam hal :
- Mengajukan permohonan Penetapan Status Penggunaan kepada Pengelola Barang
untuk masing2 jenis BMN ?
- Mengajukan permohonan penggunaan sementara kepada Pengelola Barang untuk
masing2 jenis BMN ?
- Menetapkan pejabat yang mengurus barang?
- Menetapkan status penggunaan BMN Non Tanah dan bangunan dengan nilai
<Rp 100 juta.
- Memberikan persetujuan penggunaan sementara BMN dengan nilai perolehan
sampai dengan Rp 100.000 juta.
- Menandatangani surat, perjanjian, nota kesepahaman, berita acara, dan naskah
dinas lainnya terkait pelaksanaan penetapan status penggunaan, penggunaan
sementara dan pengalihan status penggunaan BMN.
Kepolisian Negara RI memiliki aset berupa sebidang tanah yang sebagian tanahnya seluas
33.519 M2 di kawasan akademi kepolisian Semarang berdiri diatasnya beberapa gedung dan
fasilitas pendukung lainnya sebagai tempat pelatihan menghadapi kejahatan lintas negara,
pusat penyimpanan analisa dan distribusi data intelejen di kawasan regional, yang
pembangunan dan pelatihannya dikelola pihak III, yaitu Yasasan JCLEC.
*) Yayasan JCLEC didirirkan bermula dari bom bali 12 Oktober 2012 dan non J.W. Marriot,
dibiaya negara donor Australia, Belanda Inggris. Salah satu tugas JCLEC adalah
melakukan pelatihan bagi Polri serta aparat penegak hukum lainnya seperti KPK, MA,
BPK, BNN, BIN dll
B.1. Persyaratan
1. BUMN. Jangka waktu 5 tahun, dan dapat diperpajang. Pengajuan perpanjangan paling
lambat 3 bulan sebelum waktu penggunaan berakahir,
2. Koperasi, dengan jangka waktu 5 tahun.
3. Badan Hukum lainnya, dengan jangka waktu 5 tahun.
4. Pemerintah negara lain, Hanya dapat digunakan sebagai fasilitas umum, dengan jangka
waktu 99 tahum.
5. Organisasi internasional, dimana Indonesia sebagai salah satu anggotanya, Digunakan
untuk melaksanakan kesepakatan pemerintah RI dengan organisasi internasioal tersebut.
Jangka wajktu sesuai dengan perjanjian.
Tata cara pemberian persetujuan BMN dioperasikan pihak lain adalah sebagai berikut:
Diskusi 4- 1
Pihak lain yang dapat mengoperasikan BMN adalah Kementerian/Lembaga Negara Lainnya.
Tata cara pemberian persetujuan BMN dioperasikan pihak lain adalah sebagai berikut:
• Dilakukan antara pejabat yang diberikan kuasa oleh Pengguna Barang dengan
pejabat yang diberikan kuasa oleh Kementerian/Lembaga yang menggunakan
sementara BMN.
• Memuat :
a. Data BMN
Diskusi 5- 1
Mengapa perlu diatur mengenai penggunaan sementara BMN oleh Pengguna Barang lainya?.
E. Penggunaan BMN Sementara antar Kuasa Pengguna Barang (Contoh Pada Kementerian
Keuangan).
E.1. Ilustrasi
E.2. Tata Cara Penggunaan BMN Sementara BMN Oleh Kuasa Pengguna Barang Lainya
Cara Penggunaan BMN Sementara BMN Oleh Kuasa Pengguna Barang Lainya
diatur secara internal oleh masing-masing Kementerian/Lembaga (Pengguna Barang).
Diskusi 5- 1
Bagaimana Tata Cara Penggunaan BMN Sementara BMN Oleh Kuasa Pengguna Barang
yang diatur di Kementerian Keuangan ?
(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, BMN
tidak termasuk dalam kriteria BMN idle apabila:
a. BMN telah direncanakan untuk digunakan oleh Kementerian/Lembaga yang
bersangkutan sebelum berakhirnya tahun ketiga; atau
b. BMN telah direncanakan untuk dimanfaatkan sebelum berakhirnya tahun
kedua,
terhitung sejak BMN tersebut terindikasi sebagai BMN idle.
Penyerahan BMN Idle kepada Pengeloa Barang mengikuti tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan. Diawali dengan penyerahan BMN (umumnya tanah dan/atau
bangunan) yang tidak digunakan dari Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang
kepada Pengelola Barang. Menindaklanjut penyerahan BMN tersebut,Pmgelola
Barang melakukan penelitian. Apabaila terdapat permasalahan terkait BMN yang
Apakah di Departemen Keuangan Terdapat Ketentuan yang Mengatur tentang Tata Cara
Penghapusan BMN karena adanya penyerahan BMN berupa tanah dan/aau bangunan kepada
pengelola barang (BMN idle)? Sebutkan peraturan tersebut, serta jelaskan !
Diskusi 6- 2
Apakah Penyerahan BMN idle kepada Pengelola Barang sudah berlangsung efektif?
Mengapa demikian ?
A. Prinsip Umum
Sebagaimana diatur dalam Pasal 37 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 246 Tahun
2014, pengalihan status penggunaan BMN dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
• BMN dapat dialihkan status penggunaannya antar dari Pengguna Barang kepada
Pengguna Barang lainnya untuk penyelenggaraan tusi.
• Dilakukan antar Pengguna Barang setelah permohonan dari Pengguna Barang lama
dan disetujuai oleh Pengelola Barang.
• Pengalihan status Penggunaan BMN dapat dilakukan berdasarkan inisiatif dari
Pengelola Barang dengan terlebih dahulu memberitahukan maksudnya kepada
Pengguna Barang.
• Pengalihan status Penggunaan BMN dilakukan terhadap BMN yang masih berada
dalam penguasaan Pengguna Barang yang tidak digunakan lagi.
• Pengalihan status Penggunaan dilakukan tanpa kompensasi dan tidak diikuti dengan
pengadaan BMN pengganti.
• BMN yang dialihkan status penggunaanya ditatatusahakan dan dipelihara oleh
Pengguna Barang baru.
2. Pengguna Barang Lama melakukan alih status penggunaan BMN kepada Pengelola
Barang.
Diskusi 7- 1
Apakah di Departemen Keuangan Terdapat Ketentuan yang Mengatur tentang Tata Cara
Penghapusan BMN karena adanya Pengsalihan Status BMN berupa tanah/atau bangunan
kepada Pengguna Barang Lainya (BMN idle)? Sebutkan peraturan tersebut, serta jelaskan !
Lampiran III , Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-2/MK.1/2012 tentang Pedoman
Penghapusan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan
Diskusi 7- 2
Apakah dapat dilakukan pengalihan BMN antar Kuasa Pengguna Barang dalam
lingkungannya ? Apakah proses tersebut harus memerlukan persetujuan Pengelola Barang ?
Dalam rangka penyediaan infrastruktur berupa waduk, salah satu BMN pada satker
X di bawah kementerian keuangan, termasuk areal yang akan digunakan untuk pelebaran
pelabuham. Dalam hal ini dilakukan pengalihan status penggunaan BMN dari Pengguna
Baarang (kementerian keuangan) kepada Pengguna Barang yang ditunjuk sebagai
koordinator (Kementerian Perhubungan) dalam rangka kerja sama penyediaan infrastruktur.
1. Suatu Satker X membeli sebuah genset dengan harga peroleh Rp 400 juta. Penetapan Status
atas Genset tersebu t dilakukan oleh :
a. Pengguna Barang
b. Kuasa Pengguna Barang
c. Pengelola Barang
d. Pejabat Struktural di lingkungan eselon I yang membidangi pengelolaan BMN
2. Suatu Satker X membeli AC dengan harga peroleh Rp 6 juta. Penetapan Status atas Genset
tersebu t dilakukan oleh :
a. Pengguna Barang
b. Kuasa Pengguna Barang
c. Pengelola Barang
d. Pejabat Struktural di lingkungan eselon I yang membidangi pengelolaan BMN
3. Berikut ini bukan merupakan BMN yang dikecualikan tidak memerlukan penetapa status
penggunaan, adalah :
a. Aset tetap renovasi
b. Barang yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk dihibahkan
c. Barang yang dari awal pengadaannya direncanakan sebagai penempatan modal
pemerintah
d. Barang persediaan
4. Suatu Satker X akan mengajukan usulan pemindahtanganan atas mobil dinas yang sudah
rusak melalui penjualan. Atas kegiatan tersebut :
a. Harus ditetapkan terlebih dahulu status penggunaannya
b. Tidak memerlukan persyaratan terlebih dahulu untuk ditetapkan status penggunaannya
c. Penetapan status penggunaan dapat dilakukan setelah dilakukan penjualan melalui
lelang
d. Penetapan status penggunaan dapat dilakukan setelah dilakukan dilakukan
penghapusan
6. Dokumen berupa Fc. BPKB, STNK, dokumen lain yang setara dengan bukti kepemilikan
disertakan dalam permohonan, apabila mengajukan penetapan status penggunaan atas :
a. BMN tanah dan bangunan
b. BMN selain tanah dan bangunan yang memiliki dokumen kepemilikan
c. BMN selain tanah bangunan yang tidak memiliki dokumen kepemilikan yang nilainya
diatas Rp 100 juta
d. BMN yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk dilakukan penempatan modal
pemerintah pusat.
7. Berikut ini bukan merupakan pernyataan yang tepat sehubungan dengan diperlukannya
Surat pernyatan tanggung jawab yang menyatakan bahwa BMN digunakan dalam pelaksaan
tusi , yaitu :
a. Bangunan tidak memiliki IMB
b. Dokumen kepemilikan hilang/tidak ada
c. Dokumen perolehan untuk Selain Tanah dan Bangunan tidak ada/hilang
d. BMN hilang
9. Apabila BMN dalam sengketa, atau berasal dari pengalihan status BMN, maka maka
Pengelola Barang melakukan penetapan BMN dengan mekanisme :
a. Tanpa didahului permohonan dari Pengguna Barang
b. Melalui permohonan Pengguna Barang
c. Tanpa melampirkan buktu-bukti pendukung
d. Harus melalui permohonan Kuasa Pengguna Barang
10. Berikut ini merupakan hal yang sesuai dengan kondisi pencatatan dan penyimpanan
dokumen setelah Penetapan Status Penggunaan atas BMN tanah dan bangunan yang
penetapannya dilakuan oleh Pengelola Barang, yaitu :
a. Salinan SK Penetapan Status disimpan oleh Pengelola Barang
b. Kuasa Pengguna Barang melakukan pencatan dan pendaftaran dalam Daftar Pengguna
Barang
c. Fotokopi bukti kepemilikan dan asli SK serta dokumen pendukung lainnya disimpan
Pengguna Barang
d. Kuasa Pengguna Barang menyimpan asli bukti kepemilikan dan salinan SK Penetapan
12. Berikut ini merupakan hal yang sesuai dengan kondisi pencatatan dan penyimpanan dokemn
setelah Penetapan Status Penggunaan atas BMN selain tanah dan bangunan yang
penetapannya dilakuan oleh Pengguna Barang, yaitu :
a. Pengelola Barang menyimpanan salinan SK Penetapan
b. Kuasa Pengguna Barang melakukan pencatan dan pendaftaran dalam Daftar Pengguna
Barang
c. Fotokopi bukti kepemilikan dan asli SK serta dokumen pendukung lainnya disimpan
Pengguna Barang
d. Kuasa Pengguna Barang menyimpan asli bukti kepemilikan dan salinan SK Penetapan
13. Berikut ini merupakan hal yang sesuai dengan kondisi pihak lain yanga dapat
mengoperasikan BMN , yaitu :
a. BUMN dengan jangka waktu 5 tahun , dapat diperpanjng
b. Pemerintah Negarara lain dengan jangka waktu 99 tahun
c. Organisasi Internasional dengan jangka watu sesuai perjanjian
d. Koperasi dengan jangka waktu 5 tahun, tidak dapat diperpanjang
14. Berikut ini yang bukan merupakan pernyataan yang tepat sehubungan dengan pengperasian
BMN oleh suatu organisasi internasional yaitu :
a. Indonesia menjadi anggota
b. Untuk melaksanakan kesepakaan pemerintah RI
c. Dapat berupa BMN tanah dan bangunan aau BMN selain tanah dan bangunan
d. Jangka waktu 5 tahun dan dapat diperpanjang
15. Berikut ini merupakan pernyataan yang tidak sesuai dengan pengakhiran pengoperasian
pihak lain, yaitu ....
a. jangka waktu berakhir
b. dapat dilakukan secara sepihak apabila pihak lain tidak memenuhi kewajiban
c. dapat dilakukan secara sepihak apabila pihak lain apablia terdapat kondisi yang
mengakibatkan pengakhiran
PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 61
d. Pengakhiran kerjasama sepihak apabila menyangkut negara lain atau organisasi
internasional dilakukan Pengelola Barang
16. Berikut ini bukan merupakan pernyataan yang tepat sehubungan dengan Penggunaan
sementara pihak lain, yaitu:
a. Jangka waktu untuk tanah dan bangunan adalah 5 tahun
b. Jangka waktu untuk selain tanah dan bangunan adalah 2 tahun
c. Apabila penggunaan sementara kurang dari 6 bulan tidak memerlukan persetujuan
Pengelola Barang
d. Perpanjangan dapat dilakukan, yaitu 2 bulan sebelum jangka waktu berakhir
17. Perjanjian Penggunaan Sementara BMN dapat dilakukan dengan ketentuan ...:
a. Telah mendapatkan persetujuan Pengelola Barang
b. Dilakukan antara pengguna barang dengan Pengguna Barang lain atau Badan Hukum
Lainnya
c. Dapat dilakukan tanpa persetujuan Pengeloa Barang apabila jangka waktunya kurang
dari 6 bulan
d. Telah diajukan permohonan persetujuan kepada Pengelola Barang
19. Penetapan Status Penggunaan kepada Pengguna Barang Baru dalam proses alih status
penggunaan mengikuti mekanisme ....
a. Diterbitkan oleh Pengelola Barang setelah dilakukan penelitain dan kajian
b. Diajukan setelah Pengguna Barang lama menerbitkan SK Penghapusan
c. Diajukan setelah dibuat Berita Acara Setah Terima dan BMN dibukukan serta dicata oleh
Pengguna Barang baru
d. Diterbitkan oleh Pengelola Barang tanpa melalui permohonan, secara otomatis setelah
diterbitkan persetujuan alih status
20. Penghapusan BMN oleh Pengguna Barang Lama dilakukan dengan ketentuan ....
a. Dilakukan setelah dilakukan berita acara serah terima
b. Dilakukan setelah menerima SK Penetapan Status Penggunaan kepada Pengguna Barang
baru
c. Dilakukan setelah Pengelola Barang menerbitkan persetujuan alih status Penggunaan
BMN
d. Dilakukan setelah menerima SK penerbitan persetujuan alih status Penggunaan BMN
Hal
BAB 1. Pemanfaatan BMN (Ketentuan Umum)
A Tujuan Pembelajaran 1
B Dasar Hukum 1
C Pengertian, Prinsip Umum dan Ruang Lingkup BMN 1
D Bentuk Pemanfaatan BMN 3
E. Wewenng dan Tanggung Jawab Pentelola Barang Terkait Pemanfaatan 4
BMN
F. Kewenangan Memberikan Persetujuan Pemanfaatan BMN
F.1. Kewenangan Oleh Pengelola Barang 5
F.2. Kewajiban/Tanggung Jawab Pengguna Barang/Kuasa Pengguna 8
Barang dan Mitra Pemanfaatan
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pelajaranini, peserta Mampu Memahami Penggunaan dan
Pemanfaatan BMN pada Satuan Kerja Kementerian/Lembaga sesuai Ketentuan yang
Berlaku.
B. Dasar Hukum
Dasar Hukum yang dijadikan pedoman
PEMANFAATAN
ADALAH KEGIATAN PENDAYAGUNAAN BMN / BMD YANG TIDAK DIGUNAKAN
SESUAI TUPOKSI INSTANSI DALAM BERBAGAI BENTUK PEMANFAATAN
Dalam Pasat 6 ayat (1) PMK Nomor 78 Tahun 2014 disebutkan bahwa Menteri
Keuangan selaku Pengelola Barang sehubungan dengan kegiatan penggunaan BMN, antara
lain mempunyai kewenangan memberikan persetujuan atas usulan pemanfaatan atau
perpanjangan jangka waktu Pemanfaatan BMN.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 218/KN.6/2013 tentang Pelimpahan
Sebagian Wewenang Menteri Keuangan, mengatur arestasi pengelolaan BMN pada instansi
vertikal di DJKN. Dalama kepusutan menteri keuangan tersebut diatur mana yang menjadi
wewenang Dirjen DJKN, Direktur PKNSI, Kanwil DJKN dan KPKNL Terkait dengan
kewenagngan memberikan persetujuan/penolakan usulan pemanfaatan BMN dan
perpanjangnnya, yaitu sebagai berikut.
Diskusi 1- 1
Jelaskan kewenanggan dan tanggung jawab Pengeola, Pengguna dan Mitra Pemanfaatan
BMN !
Sewa adalah pemanfaatan BMN oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan
menerima imbalan uang tunai. (Psl 1 PMK 78/PMK.6/2014)
:
BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 9
Pertimbangan lainnya dilaksanakannya sewa adalah (Pasal 4 ayat 1) PMK Nomor
33 Tahun 2012 adalah :
a. harus dilaksanakan sewa dalam rangka pengamanan BMN untuk mencegah terjadinya
penggunaan secara tidak sah.
b. Harus dilakukan sewa dalam rangka pemeliharaan BMN untuk mencegah terjadinya
dan/atau memperbaiki kerusakan pada BMN diakrenakan tidak tersedia anggaran
untuk pemeliharaan
Diskusi 1- 2
Bagaimana menentukan formulasi tarif sewa BMN selain tanah dan/atau bangunan ?
Diskusi 1- 3
Kapan Besaran sewa menggunakan formula tarip sewa dana kapan menggunakan harga sewa
pasar !
PAPAM REKLAME/
BILLBOARD
Tarif sewa dihitung berdaarkan besarans sewa dikaltikan dengan penyesiaan tarif
sewa.
BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 15
BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 16
E. Tata Cara Sewa BMN
a. Surat Permohonan
Sebagai bahan pertimbangan, bahwa selaku penyewa gedung Dharmasatya. selama ini, mulai
dari 5 (lima) tahun pertama yang diperpanjang 2 kali 1 (satu( tahun, telah kami laksanakan
dengan baik, tertib dan konsekwen. Dan selama ini kami selalui melakukan koordinasi
dengan pihak Kementerian Keuangan dengan baik.
Demikian surat permohonan ini kami sampaikan, dan atas perhatian Bapak Sekretaris
Jenderal, kami ucapkan terima kasih.
Direktur PT Aloha
Sehubungan dengan masa perpanjangan untuk tahun kedua atas BMN berupa
gedung yang terletak di Jl. Perkutut No 2, maka kami mengajukan permohonan sewa atas
BMN tanah dan/atau bangunan tersebut. Saat ini BMN tersebut ini disewa oleh PT. Aloha,
yang akan berakhir beberapa bulan lagi (31 Desember 2011). Dasar pertimbangan kami
menyewakan adalah BMN tersebut lebih optimal apabila disewakan kepada pihak ketiga.
Adapuan identitas BMN yang akan disewakan, secara keseluruhan adalah sebagai
berikut :
1. Indentitas BMN berupa tanah:
BMN berupa tanah dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 10.000 m2 , Nilai buku
Rp 112.000.000.000, NJOP tanah Rp 80.000.000.000
2. Indentitas BMN berupa bangunan:
BMN berupa bangunan dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 11.000 m2 , Nilai buku
Rp 12.000.000.000, NJOP bangunan Rp 8.000.000.000
Calon Penyewa yang telah mengajukan permohonan sewa kepada kami, Kantor xxx,
selaku Kuasa Pengguna Barang mempunyai identitas sebagai berikut:
Nama : PT Alohas
Alamat : Sentul City, Blok Garden No, 5/6
Bentuk Kegiatan : Swasta
Jenis Kegiatan Usaha : Bisnis
NPWP : xxxxxx
Sebagai kelengkapan usulan sewa tersebut, bersama ini kami lampirkan data
pendukung sebagai berikut :
a. Foto dan gambar denah tanah dan bangunan (lampiran 1)
b. Kelengkapan data BMN (lampiran 2)
- Kuantitas data tanah keseluruhan
- Kuantitas data bangunan keseluruhan
- Dokumen sumber yang menyatakan Nilai BMN
Demikian surat permohonan sewa ini kami ajukan, mohon dapat ditindaklanjuti
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jakarta, .............
Kepala Kantor
b. Dokumen pendukung
Lampiran 1
Foto dan gambar denah tanah dan bangunan
Lampiran 4
Data lokasi objek penilaian dan data pembanding
3. Penelitian. Penelitian dilakukan untuk mencocokkan antara hasil penilaian tanah dan
atau bangunan bangunan yang akan disewa, dibandingkan dengan apabila
menggunakan nilai sewa pasar.
5. Keputusan Pelaksanaan Sewa. Pengguna Barang (dalam hal ini dilakukan oleh Kuasa
Pengguna Barang) menerbitkan Keputusan Pelaksanaan Sewa, yang
disampaikankepada pihak ketiga.
Dalam hal Pengelola Barang tidak menyetujui permohonan Sewa, maka Pengelola
Barang memberitahukan kepada Pengguna Barang disertai alasannya.
7. Pengguna Barang (dalam hal ini dilakukan oleh Kuasa Pengguna Barang) dan Pihak
ketiga melakukan perjanjian sewa.
10. Setelah jangka waktu sewa berakhir, dilakukan penyerahan BMN kembali oleh pihak
ketiga kepada Kuasa Pengguna Barang.
Latihan 2- 1
Suatu Satker X mempunyai BMN tanah dan bangunan dengan identitas sebagai berikut.
1. Indentitas BMN berupa tanah:
BMN berupa tanah dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 2.000 m2 ,
Nilai buku Rp 12.000.000.000, NJOP tanah Rp 7.000.000.000
2. Indentitas BMN berupa bangunan:
BMN berupa bangunan dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 1.000 m2 ,
Nilai buku Rp 2.000.000.000, NJOP bangunan Rp 1.000.000.000
Atas BMN ersebut, pihak ketiga yaitu Bank Raiso Rapopo, mengajukan sewa seluas
4 x 4 meter untuk dimanfaatkan sebagai ATM.
Pertanyaan
1. Diskripsikan data BMN tersebut yang harus dicantumkan dalam permohonan sewa.
Kelengkapan dokumen apa saja yang harus dilampirkan ?
2. Berapa nilai BMN yang akan disewakan, dihitung secara proposional dari nilai buku?
3. Permohonan diajukan kepada KPKNL, Kanwil DJKN, atau Kantor Pusat DJKN?
4. Dalam kasus tersebut, besaran sewa dihitung menggunakan formula tarif sewa atau
menggunakan harga sewa pasar ?
5. Dalam kasus tersebut penyesuaian apa yang yang diterapkan dalam menentukan
tarif sewa?
Latihan 2- 2
Suatu Satker X mempunyai BMN tanah dan bangunan dengan identitas sebagai berikut.
1. Identitas BMN berupa tanah:
Atas BMN tersebut, pihak ketiga yaitu Dharmawanita, mengajukan sewa seluas
6 x 4 meter untuk dimanfaatkan sebagai Kantin Bersama.
Pertanyaan
1. Diskripsikan data BMN tersebut yang harus dicantumkan dalam permohonan sewa.
2. Kelengkapan dokumen apa saja yang harus dilampirkan ?
3. Berapa nilai BMN yang akan disewakan, dihitung secara proposional dari nilai buku?
4. Permohonan diajukan kepada KPKNL, Kanwil DJKN, atau Kantor Pusat DJKN?
5. Dalam kasus tersebut, besaran sewa dihitung menggunakan formula tarif sewa atau
menggunakan harga sewa pasar ?
6. Dalam kasus tersebut penyesuaian apa yang yang diterapkan dalam menentukan
tarif sewa?
Latihan 2- 3
Suatu Satker X mempunyai BMN tanah dan bangunan dengan identitas sebagai berikut.
1. Identitas BMN berupa tanah:
BMN berupa tanah dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 10.000 m2 ,
Nilai buku Rp 60.000.000.000, NJOP tanah Rp 27.000.000.000
2. Indentitas BMN berupa bangunan:
BMN berupa bangunan dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 5.000 m2 ,
Nilai buku Rp 8.000.000.000, NJOP bangunan Rp 5.500.000.000
Atas BMN tersebut, Pengguna Barang mempunyai pertimbangan bahwa Gedung pertemuan
tersebut mempunyai luas 30 m x 30 m.
Pertanyaan
3. Diskripsikan data BMN tersebut yang harus dicantumkan dalam permohonan sewa.
4. Kelengkapan dokumen apa saja yang harus dilampirkan ?
Pinjam pakai adalah penyerahan penggunaan BMN antara Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah
jangka waktu berakhir, BMN diserahkan kembali kepada PENGELOLA BARANG/
PENGGUNA BARANG
2 1
3 4
6
5
Sebagai kelengkapan usulan sewa tersebut, bersama ini kami lampirkan data
pendukung sebagai berikut :
a. Foto dan gambar denah tanah dan bangunan (lampiran 1)
b. Kelengkapan data BMN (lampiran 2)
1. Kuantitas data tanah keseluruhan
2. Kuantitas data bangunan keseluruhan
3. Dokumen sumber yang menyatakan Nilai BMN
c. fotokopi dokumen Sumber (dokumen BMN) (lampiran 3)
1. Kartu Identitas Barang
2. Buku Barang
3. Foto copy bukti kepemilikan
4. Identitas Calon Penyewa
Demikian surat permohonan sewa ini kami ajukan, mohon dapat ditindaklanjuti
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jakarta, .............
Kepala Kantor
b. Data Pendukung
• Lampiran 1
Foto dan gambar denah tanah dan bangunan
• Lampiran 2
Kelengkapan Data BMN
e. Gambar lokasi
f. Luas tanah/bangunan yang akan dipinjam pakai
g. Nilai buku
h. Jangka waktu pinjma pakai
4. Persetujuan/penolakan.
Dalam hal Pengelola Barang tidak menyetujui permohonan Pinjam Pakai, , maka
Pengelola Barang memberitahukan kepada Pengguna Barang disertai alasannya.
BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 33
5. Perjanjian Pinjam Pakai
Sebelum jangka waktu Pinjam Pakai berakhir, peminjam pakai harus memberitahukan
kepada Pengguna Barang akan mengakhiri atau memperpanjang Pinjam Pakai.
Dalam hal Pinjam Pakai akan diperpanjang, Pengguna Barang mengajukan permohonan
persetujuan perpanjangan jangka waktu Pinjam Pakai kepada Pengelola Barang berdasarkan
permohonan peminjam pakai.
Pengajuan permohonan persetujuan perpanjangan Pinjam Pakai sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dilampiri dengan
a. surat persetujuan Pinjam Pakai sebelumnya dari Pengelola Barang;
b. surat pernyataan dari peminjam pakai bahwa objek Pinjam Pakai masih digunakan
untuk menunjang pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah; dan
c. surat pernyataan dari Pengguna Barang bahwa pelaksanaan Pinjam Pakai tidak
mengganggu pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan negara,
dalam hal Pinjam Pakai dilaksanakan oleh Pengguna Barang
Dalam hal Pinjam Pakai akan diakhiri sebelum masa Pinjam Pakai berakhir, peminjam
pakai harus memberitahukan kepada Pengguna Barang.
Dalam hal Pinjam Pakai berakhir, dilakukan serah terima BMN objek Pinjam Pakai dari
peminjam pakai kepada Pengguna Barang, yang dituangkan dalam berita acara serah
terima.
Atas BMN tersebut, diajukan permohonan pinjam pakai oleh Kabupaten X..
Pertanyaan
1. Diskripsikan data BMN tersebut yang harus dicantumkan dalam permohonan sewa.
2. Kelengkapan dokumen apa saja yang harus dilampirkan ?
3. Berapa nilai BMN yang akan dipinjam pakaikan, dihitung secara proposional dari
nilai buku?
4. Permohonan diajukan kepada KPKNL, Kanwil DJKN, atau Kantor Pusat DJKN?
5. Tahapan apa saja yang akan dilakukan baik oleh Pegelola Barang/Pengguna Barang
agar BMN tersebut dapat dipinjam pakaian kepada kabupaten X.
Kerjasama Pemanfaatan adalah pendayagunaan BMN oleh pihak lain dalam jangka
waktu tertentu dalam rangka peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
dan sumber pembiayaan lainnya. (Pasal 1 PMK Nomor 78 Tahun 2014).
5. Hasil tender adalah Penetapan Mitra Kerjasama. Setelah dilakukan penetapan mitra
hasil tender,. Berdasarkan SK Penetapan Mitra tersebut, dilakukan penandatanganan
kersama pemanfaatan, dalam jangka waktu kurang dari satu tahun sejak penetapan
mitra. Perjanjian kerjasama tersebut ditandatangai oleh mitra KSP dan Pengguna
Barang (utuk BMN yang berada pada Pengguna Barang). Perjanjian kerjasama KSP
sekurang-kurangnya memuat :
a. dasar perjanjian;
b. identitas para pihak yang terikat dalam perjanjian;
c. objek KSP;
d. hasil KSP berupa barang, jika ada;
e. peruntukan KSP;
f. jangka waktu KSP;
g. besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan serta
mekanisme pembayarannya;
h. hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian;
i. ketentuan mengenai berakhirnya KSP;
j. sanksi; dan
k. penyelesaian perselisihan.
7. BMN diserahkan kembali oleh mitra kerjasama setelah jangka waktu kerjasama
pemanfaatan berkahir. KSP.
Serah terima objek KSP dilakukan paling lambat pada saat berakhirnya jangka
waktu KSP dan dituangkan dalam berita acara serah terima.
Mitra KSP tetap berkewajiban menindaklanjuti hasil audit dalam hal terdapat hasil
audit yang belum selesai ditindaklanjuti oleh mitra setelah dilakukannya serah
terima
Penerimaan negara yang wajib disetorkan mitra KSP selama jangka waktu KSP, terdiri
atas:
a. kontribusi tetap; dan
b. pembagian keuntungan KSP.
Dalam hal KSP BMN berupa tanah dan/atau bangunan dan sebagian tanah dan/atau
bangunan, sebagian kontribusi tetap dan pembagian keuntungannya dapat berupa
bangunan beserta fasilitasnya yang dibangun dalam satu kesatuan perencanaan tetapi
tidak termasuk sebagai objek KSP. Besaran nilai bangunan beserta fasilitasnya sebagai
bagian dari kontribusi tetap dan pembagian keuntungan tersebut paling banyak 10%
(sepuluh persen) dari total penerimaan kontribusi tetap dan pembagian keuntungan selama
masa KSP.
Besaran kontribusi tetap dan persentase pembagian keuntungan KSP BMN berupa tanah
dan/atau bangunan dan sebagian tanah dan/atau bangunan ditetapkan dari hasil
perhitungan tim yang dibentuk oleh Pengelola Barang, berdasarkan dan/atau mempe
rtimbangkan hasil Penilaian. Besaran kontribusi tetap dan persentase pembagian
keuntungan KSP BMN berupa selain tanah dan/atau bangunan ditetapkan dari hasil
perhitungan tim yang dibentuk oleh Pengguna Barang dan dapat melibatkan Pengelola
Barang, berdasarkan dan/atau mempertimbangkan hasil Penilaian
Dalam hal terdapat nilai BMN yang berbeda dengan nilai wajar hasil Penilaian,
dalam rangka Pemanfaatan BMN digunakan nilai wajar hasil Penilaian.
Besaran nilai investasi pemerintah didasarkan pada nilai wajar BMN yang menjadi
objek KSP.
Besaran nilai investasi mitra KSP didasarkan pada estimasi investasi dalam proposal
KSP.
Realisasi investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), didasarkan dari hasil audit
yang dilakukan oleh auditor independen.
I. KSP Operasional
“ :Kerja sama antara pemerintah dan badan usaha untuk kegiatan penyediaan
infrastruktur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Pasal 1
PMK Nomor 78 Tahun 2014). “
Latihan 4- 1
Suatu Satker X mempunyai BMN tanah dan bangunan dengan identitas sebagai berikut.
1. Indentitas BMN berupa tanah:
BMN berupa tanah dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 13.000 m2 ,
Nilai buku Rp 24.000.000.000, NJOP tanah Rp 18.000.000.000
BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 49
Atas BMN tersebut, diajukan permohonan KSP oleh PT Yuyu.
Pertanyaan
1. Diskripsikan data BMN tersebut yang harus dicantumkan dalam permohonan sewa.
2. Kelengkapan dokumen apa saja yang harus dilampirkan ?
3. Berapa nilai BMN yang akan dilakukan kerjasa pemanfaatan, dihitung secara
proposional dari nilai buku?
4. Permohonan diajukan kepada KPKNL, Kanwil DJKN, atau Kantor Pusat DJKN?
5. Tahapan apa saja yang akan dilakukan baik oleh Pegelola Barang/Pengguna Barang
agar BMN tersebut dapat dilakukan KSP.
Diskuasi 4- 2
Jelaskan bahwa KSP Operasional bukan merupakan penggunaan BMN yang dilakukan
pihak lain.
A. Definisi
Kerja sama antara pemerintah dan badan usaha untuk kegiatan penyediaan
infrastruktur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Pasal 1 PMK
Nomor 78 Tahun 2014).
B. Lingkup Infrastruktur
Tata cara kerjasama KSPI adalah sama (mutatis mutandis) dengan KSP, namun
tidak ada tahapan tender untuk memilih calon mitra kerjasama. Karena permohonan KSPI
hanya dilakukan oleh Mitra KSP yang telah diberikan penugasan membangun infrasttruktur,
yang mencakup lokasi objek BMN tersebut terletak.
Tata cara kerjasama KSPI adalah sama (mutatis mutandis) dengan tata cara
pembayaran KSP
Tata cara beakhirnya KSPI adalah sama (mutatis mutandis) dengan tata cara
beraakhirnya KSP
Diskuasi 5- 1
Suatu Satker X mempunyai BMN tanah dan bangunan dengan identitas sebagai berikut.
1. Indentitas BMN berupa tanah:
BMN berupa tanah dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 14.000 m2 ,
Nilai buku Rp 25.000.000.000, NJOP tanah Rp 19.000.000.000
Pertanyaan
1. Diskripsikan data BMN tersebut yang harus dicantumkan dalam permohonan sewa.
2. Kelengkapan dokumen apa saja yang harus dilampirkan ?
3. Berapa nilai BMN yang akan dilakukan kerjasa pemanfaatan, dihitung secara
proposional dari nilai buku?
4. Permohonan diajukan kepada KPKNL, Kanwil DJKN, atau Kantor Pusat DJKN?
5. Tahapan apa saja yang akan dilakukan baik oleh Pegelola Barang/Pengguna Barang
agar BMN tersebut dapat rangka melakukan KSPI?
BGS adalah pemanfaatan tanah pemerintah pusat oleh pihak lain dengan mendirikan
bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak
lain tersebut dalam jangka tertentu yang telah disepakati dan selanjutnya diserahkan
kembali kepada Pengelola Barang setelah jangka waktu berakhir.
BSG adalah pemanfaatan tanah milik pemerintah pusat oleh pihak lain dengan
mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian diserahkan
kepada Pengelola Barang untuk kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut
dalam jangka yang telah disepakati.
Tata cara kerjasama KSPI adalah sama (mutatis mutandis) dengan KSP, namun
tidak ada tahapan tender untuk memilih calon mitra kerjasama. Karena permohonan KSPI
hanya dilakukan oleh Mitra KSP yang telah diberikan penugasan membangun infrasttruktur,
yang mencakup lokasi objek BMN tersebut terletak.
Tata cara kerjasama KSPI adalah sama (mutatis mutandis) dengan tata cara
pembayaran KSP
Tata cara beakhirnya KSPI adalah sama (mutatis mutandis) dengan tata cara
beraakhirnya KSP
Suatu Satker X mempunyai BMN tanah dan bangunan dengan identitas sebagai berikut.
Indentitas BMN berupa tanah:
BMN berupa tanah dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 14.000 m2 ,
Nilai buku Rp 25.000.000.000, NJOP tanah Rp 19.000.000.000
Pertanyaan
1. Diskripsikan data BMN tersebut yang harus dicantumkan dalam permohonan sewa.
2. Kelengkapan dokumen apa saja yang harus dilampirkan ?
3. Berapa nilai BMN yang akan dilakukan kerjasa pemanfaatan, dihitung secara
proposional dari nilai buku?
4. Permohonan diajukan kepada KPKNL, Kanwil DJKN, atau Kantor Pusat DJKN?
5. Tahapan apa saja yang akan dilakukan baik oleh Pegelola Barang/Pengguna Barang
agar BMN tersebut dapat rangka melakukan Kerjasama BGS?
1. Suatu Supermarket dan ATM menempati bangunan pada suatu perkantoran pemerintah.
Pemanfaatan tersebut menggunakan mekanisme :
a. Sewa
b. Pinjam Pakai
c. Kerjasama Pemanfaatan
d. Kerjasama BGS/BSG
2. Suatu hotel beridiri di atas tanah BMN. Pemanfaatan tersebut menggunakan mekanisme :
a. Sewa
b. Pinjam Pakai
c. Kerjasama Pemanfaatan
d. Kerjasama BGS/BSG
3. Tanah dan Bangunan BMN satker X yang berlokasi di Kabupaten Y digunakan oleh Pemda Y.
Pemanfaatan tersebut menggunakan mekanisme
a. Sewa
b. Pinjam Pakai
c. Kerjasama Pemanfaatan
d. Kerjasama BGS/BSG
4. Tanah suatu satker saat ini sudah digenangi air sebagai waduk. Waduk tersebut akan
dikembangkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Pemanfaatan tersebut menggunakan
mekanisme ...
a. Kerjasam Pemanfaatan
b. Kerjasama Operasional
c. Kerjasama Pemanfaatan dalam rangka penyediaan infrasturktur (KSPI)
d. Kerjasama BGS/BSG
5. Suatu satker X membangun Rumah Susun. Selanjutnya satker tersebut setelah melakukan
tender menunjuk suatau badan usaha untuk melakukan pemungutan , pemeliharaan ,
perbaikan serta kegiatan lainnya terkait. Pemanfaatan tersebut menggunakan
mekanisme..
a. Kerjasama BGS/BSG
b. Kerjasam Pemanfaatan
c. Kerjasama Operasional
d. Kerjasama Pemanfaatan dalam rangka penyediaan infrasturktur (KSPI
6. Suatu perkantoran beridiri di atas tanah BMN. 10% atas bangunan perkantoran tersebut
digunakan untuk pelaksanaan tusi satker. Pemanfaatan tersebut menggunakan mekanisme:
a. Kerjasama BGS/BSG
b. Kerjasam Pemanfaatan
c. Kerjasama Operasional
8. Contoh pertimbangan dilakukan sewa untuk mencegah penggunaan pihak lain secara tidak
sah, antara lain..
a. Adanya kantin dan ATM di suatu wilayah perkantoran
b. Tanah yang disewa dibangun menara BTS
c. Suatu tanah yang letaknya jauh dari lokasi kantor disewakan untuk berladang
d. Bangunan disewakan untuk gedung pertemuan
9. Sewa tanah selain tanah dan bangunan yang ada pada Pengguna Barang dilakukan oleh..
a. Pengelola Barang
b. Pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola Barang
c. Kuasa Pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola Barang
d. Kuasa Pengguna Barang
10. Suatu tanah BMN disewa karena dilewati tower untuk transmisi listrik. Jangka waktu sewa
tersebut adalah......
a. 5 tahun
b. 10 tahun
c. Lebih dari 5 tahun
d. 2 tahun
11. Nilai sewa tanah dan/atau bangunan yang digunakan ATM sebaiknya menggunakan..
a. Nilai Pasar Sewa
b. Periodisitas Sewa
c. Pertimbangan nilai keekonomian dari masing-masing jenis infrastruktur
d. Nilai wajara tanah dan atau bangunan
12. Suatu tanah kosong Nilai tanah berdasarn perhitungan penilai sebesar 1 Milyar. Besar
sewa tanah per tahun berdasarkan formulasi tarip sewa adalah sebesar :
a. Rp 33,3 juta
b. Rp 66.4 juta
c. Rp 20,5 juta
d. Rp 25 juta
14. Besaran tarip sewa BMN sebesar Rp 10.000.000 per tahun. Sewa tersebut digunakan untuk
kegiatan Dharma Wanita. Sewa yang harus dibayar sebesar ...
a. Rp 500.000
b. Rp. 1.000.000
c. Rp.4.000.000
d. Rp 5.000.000
15. Besaran tarip sewa BMN sebesar Rp 10.000.000 per tahun. Sewa tersebut digunakan untuk
kantin yang dikelola oleh yayasan/koperasi. Sewa yang harus dibayar sebesar
a. Rp 500.000
b. Rp. 1.000.000
c. Rp.4.000.000
d. Rp 5.000.000
16. Besaran tarip sewa BMN sebesar Rp 100.000.000 per tahun. Sewa tersebut digunakan
untuk minimarket yang dikelola oleh swasta. Sewa yang harus dibayar sebesar
a. Rp 100.000.000
b. Rp. 10.000.000
c. Rp.40.000.000
d. Rp 50.000.000
17. Pembayaran sewa untuk ATM, dilakukan dengan cara sebagai berikut
a. Pembayaran pertama dilakukan 2 hari sebelum penandatanganan
b. Pembayaran dilakukan setiap tahun
c. Pembayaran dilakukan secara sekaligus 2 hari sebelum penandatanganan
d. Pembayaran dilakukan setiap bulan
20. Berikut ini merupakan pernyataan yang tidak sesuai dengan ketentuan pinjam pakai, yaitu
....
a. Peminjam pakai dapat mengubah BMN, tanpa merubah bentuk dan konstruksi dasar,
dengan persetujuan Pengguna Barang dan dilaporkan kepada Pengelola
b. Perjanjian Pinjam pakai dituangkan dalam Surat perjanjian, ditandatangani oleh
Peminjam pakai dan Pengguna Barang
c. BMN masih berada dalam penguasaan Pengguna Barang dan masih digunakan untuk
pelaksanaan tusi
d. Peminjam pakai dapat mengubah BMN, disertai perubahan bentuk dan konstruksi
dasar , dengan persetujuan Pengguna Barang dan dilaporkan kepada Pengelola
21. Berikut ini yang bukan merupakan pertimbangan dilakukannya kerjasama pemanfaatan
adalah ....
a. Mengoptimalkan daya guna dan hasil guna BMN
b. Meningkatkan penerimaan negara
c. Pengguna Barang memerlukan fasilitas bagi penyelenggaraan pemerintahan negara dan
pelayanan umum dalam rangka tusi, diman tidak tersedia dananya
d. Tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam APBN untuk memenuhi biaya
pemeliharaan terkait BMN
22. Berikut ini bukan merupakan pernyataan yang tepat sehubungan dengan jangka waktu
Kerjasama Pemanfaatan adalah ....
a. KSP umum paling lama 30 tahun, dapat diperpanjang
b. Pertimbangan perpanjangan antara lain tidak mengganggu tusi, dan selama masa
pelaksanaan KSP terdahulu, mitra memetuhi perjanjian KSP
c. KSP penyediaan infrastruktur paling lama 50 tahun, tidak dapat diperpanjang
d. Pengajuan perpanjangan diajukan paling lambat 2 tahun sebelum masa KSP berakhir
24. Berikut ini bukan merupakan pertimbangan dalam melakukan perhitungan pembagian
keuntungan, yaitu..
a. Nilai Investasi pemerintah
b. Nilai investasi mitra KSP
c. Ciclan pook dan biaya yang timbul atas peminjaman mitra KSP
BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 62
d. Resiko yang ditanggung mitra KSP
25. Berikut ini bukan merupakan pernyataan yang tepat sehingga perjanjian kerjasama
pemanfaatan dapat dilakukan , yaitu .............
a. Telah diterbitkan persetujuan KSP oleh Pengelola Barang
b. Telah ditetapkan mitra kerjasama
c. Telah dibayar pembayaran pertama kontribusi tetap
d. Telah dilakukan penyerahan BMN ke mitra
26. Berikut ini bukan merupakan pernyataan yang tepat sehubungan dengan kegiatan Pengelola
Barang dalam menerbitkan Surat Keputusan persetujuan KSP , yaitu .............
a. Pengelola Barang membentuk Tim KSP
b. Telah dilakukan penilaian dalam rangka menguji kelayakan bisnis KSP
c. Telah ditentukan Mitra Kerjasama
d. Telah dilakukan penilaian dalam rangka menentukan persentase pembagian
keuntungan dan kontribusi tetap
27. Syarat dalam pemilihan mitra kerjasama melalui tender adalah diikuti oleh 3 peserta.
Apabila dalam kesempatan tersebut tidak ada peserta, maka dilakukan tender ulang dengan
ketentuan .............
a. Apabila tender ulang hanya diikuti oleh satu peserta, maka dilakukan seleksi
langsung
b. Apabila tender ulang hanya diikuti oleh dua peserta, maka dilakukan penunjukan
langsung
c. Apabila tender ulang hanya diikuti oleh satu peserta, maka dilakukan penunjukan
langsung
d. Apabila tender ulang hanya diikuti oleh dua peserta, maka dilakukan tender ulang
lagi
28. Apabila BMN yang dilakukan KSP bersifat khusus, maka penunjukan mitra KSP dapat
dilakukan penunjukan langsung, apabila memenuhi ketentuan
a. Mitra berupa BUMN/BUMD yang memiliki bidang dan/atau wilayah kerja tertentu
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Mitra berupa BUMN/BUMD atau badan hukum lainnya
c. Atas BMN yang ada dalam penguasaan Pengguna Barang, Penunjukan langsung
harus dilakukan oleh Pengelo Barang
d. Tidak datur secara khusus
29. Apabila dalam KSPI mita KSP mempunyai kelebihan keuntungan yang diperoleh dari yang
ditentukan ketika perjanjian dimulai, maka kelebihan keuntungan tersebut dapat
dibebankan kepada mitra KSPI. Ketentuan ini disebut dengan ............
a. Clawback
b. Hedging
c. Penalti
BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 63
d. Net Present Value
31. Apabila mitra KSP tidak melakukan pembayaran pada saat yang telah sesuai dengan
waktunya, maka
a. Dikenakan denda 2% per bulan, paling banyak 50% dari jumlah yang seharusnya
dibayar
b. Dikenaka denda 2% per bulan, paling banyak 48% dari jumlah yang seharusnya
dibayar
c. Dikenaka denda 2% per bulan dari jumlah yang seharusnya dibayar
d. Dikenaka denda 1 % per bulan dari jumlah yang seharusnya dibayar
32. Apabila mitra KSP tidak melakukan pembayaran sesuai dengan ketentuan jumlahnya , maka
a. Dikenaka denda 2% per bulan, paling banyak 48% dari jumlah yang kurang dibayar
b. Dikenaka denda 2% per bulan dari jumlah yang kurang dibayar
c. Dikenaka denda 1 % per bulan dari jumlah yang kurang dibayar
d. Dikenakan denda 2% per bulan, paling banyak 50% dari jumlah yang seharusnya
dibayar