Anda di halaman 1dari 136

DTSS PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

BAGI PENGGUNA BARANG

MATERI
PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN
BARANG MILIK NEGARA

OLEH:
LISTIYARKO WIJITO

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
PUSDIKLAT KEKAYAAN NEGARA DAN PERIMBANGAN KEUANGAN
TAHUN 2016
BAGIAN I
PENGGUNAAN BMN
DAFTAR ISI
Hal
BAB 1. Penggunaan BMN (Ketentuan Umum)

A Tujuan Pembelajaran 1
B Dasar Hukum 1
C Pengertian Barang Milik Negera dan Alur Pengelolaannya 2
D Pengertian,, Prinsip Umum dan Ruang Lingkup Penggunaan BMN 3
E. Kewenangan Menetapkan Status Penggunaan/Memberikan Persetujuan 4
Oleh Pengelola Barang
E.1. Kewenangan Oleh Pengelola Barang 5
E.2. Pendelegasian Kewenanangan dan Tanggung Jawab Tertentu Dari 7
Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang Pengguna
F. Kewajiban/Tanggung Jawab Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang 8

G. Kriteria BMN Yang Tidak Digunakan Untuk Penyelenggaraan Tugas 10


Suatu Kementerian/Lembaga (BMN idle

BAB 2. Penetapan Status Penggunaan BMN Oleh Pengelola Barang

A BMN Yang Tidak Memerlukan Penetapan Status Penggunan 11


B Tata Cara Penetapan Status Penggunaan Oleh Pengelola Barang 12
C Ketentuan Khusus : Penetapan Status Penggumaam BMN Oleh Pengelola 20
Barang tanpa Usulan dari Pengguna Barang
D Tindak Lanjut Setelah Penetapan Status Penggunaan : Pendafataran, 21
Pencatatan dan Penyimpanan Dokumen

BAB 3. Penetapan Status Penggunaan BMN Oleh Pengguna Barang

A Penetapan Status Penggunaan BMN Oleh Pengguna Barang 26


B Tata Cara Penetapan Status Penggunaan Oleh Pengguna Barang 29
C Tindak Lanjut Setelah Penetapan Status Penggunaan : Pendafataran, 34
Pencatatan dan Penyimpanan Dokumen
BAB 4. BMN Dioperasikan Pihak Lain

A Ilustrasi BMN Dioperasikan Pihak Lain 36


B Ketentuan Umum BMN Dioperasikan Pihak Lain 36
C Format Perjanjian BMN Dioperasikan Pihak Lain 40

D Berakhirnya Penggunaan BMN Dioperasikan Pihak Lain 40

BAB 5. Penggunaan Sementara BMN

A. Ilustrasi Penggunaan Sementara BMN 41


B. Prinsip Umum Penggunaan Sementara BMN 41
B.1. Pihak Lain Yang Dapat Menggunakan Sementara BMN 41
B.2. Ketentuan Umum Penggunaan Sementara BMN 41
C. Tata Cara Penggunaan Sementara BMN 42
D. Berakhirnya Penggunaan Sementara BMN 44
E. Penggunaan BMN Sementara antar Kuasa Pengguna Barang (Contoh 44
Pada Kementerian Keuangan).
E.1. Ilustrasi
E.2. Tata Cara Penggunaan BMN Sementara BMN Oleh Kuasa
Pengguna Barang Lainya

BAB 6. PENYERAHAN BMN YANG SUDAH TIDAK DIGUNAKAN UNTUK


TUPOKSI (BMN IDLE)

A Kriteria BMN Idle 46

B Tata Cara Penyerahan BMN Idle Kepada Pengelola Bararng 46


C Kegiatan Penghapusan Terkait Penyerahan BMN Idle 54

BAB 7. ALIH STATUS PENGGUNAAN BMN


A. Prinsip Umum 50

B. Tata Cara Pengalihan Status Penggunaan BMN 51

C. Ketentuan Lain-lain 54

D. Tata Cara Penghapusan BMN Karena Pengalihan Status Penggunaan 54

BAB 8. ALIH STATUS PENGGUNAAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN KSPI

A. Ilustrasi 57

B. Surat Permohonan Alih Status Penggunaan Dalam Rangka KSPI 57

C. Persetujuan Permohonan Alih Status Penggunaan Dalam Rangka KSPI 58


BAB
PENGGUNAAN BMN
1 Ketentuan Umum

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pelajaranini, peserta Mampu Memahami Penggunaan dan
Pemanfaatan BMN pada Satuan Kerja Kementerian/Lembaga sesuai Ketentuan yang
Berlaku.

B. Dasar Hukum
Dasar Hukum yang dijadikan pedoman

1. UU Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perbendaharaan Negara

2. PP Nomor 6 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 27 Tahun


2014 tentang Pengelolaan BMN

3. PMK Nomor 246/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Penggunaan BMN

4. PMK Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pemanfaatan BMN

5. PMK Nomor 164/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pemanfaatan BMN Dalam


Rangka Kerjasama Penyediaan Infrastruktur

6. PMK Nomor 174/PMK.06/2013 tentang Perubahan Atas PMK Nomor


33/PMK.06/2012 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sewa BMN

7. KMK Nomor 218/KM.06/2013 tentang Pelimpahan Wewenang Menteri Keuangan


Yang Telah Dilimpahkan Kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kepada Pejabat
di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Untuk dan Atas Nama Menteri
Keuangan Menandatangani Surat dan/atau Keputusan Menteri Keuangan.

8. PMK Nomor 4/PMK.06/2015 tentang Pendelegasian Kewenangan dan Tanggung


Jawab Tertentu Dari Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang

Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 1


C. Pengertian Barang Milik Negara dan Alur Pengelolaanya

PENGERTIAN BMN
- Non Tanah dan Bangunan
DIPA - Tanah dan Bangunan

• Dibeli/diperoleh atas Beban APBN


• Berasal dari Perolehan yang Sah

Hibah/sumbangan Pelaksanaan Berdasarkan


yang Sejenis Perjanjian/Kontrak Ketentuan Undang-
undang

Berdasarkan Putusan
Pengadilan yg Memperoleh
Kekuatan Hukum Tetap
3

ALUR PENGELOLAAN BMN


Menteri/Pimp Lembaga Menteri Keuangan
Selaku Selaku Pengguna Barang Pihak Lain (Selain
Pengguna Barang Pengelola Barang Lainnya Kementerian/Lembag
a)
Perolehan Penggunaan sebatas
BMN Penetapan Pemanfaatan:
Status Penggunaan utk penyelenggaraan
Sewa
tupoksi
BMN KSP
Penyelesaian
BSG/BGS
Dok. Kepemilikan
Pinjam pakai

Penggunaan sebatas
untuk penyelenggaraan Fungsi
Pelayanan
Pemindahtanganan:
tupoksi Tanah / bangunan
yg telah diserahkan Jual
Tukar menukar
Hibah
Barang Milik Negara: Tindak Lanjut: PMPP
•Tidak sesuai Tupoksi • Pengalihan Status
•Berlebih Penggunaan
• Pemanfaatan
• Pemindahtanganan
Tanah/bangunan idle
wajib diserahkan kpd
Pengelola Barang
Persetujuan
Non tanah dan bangunan Fungsi
pemanfaatan dan Budgeter
pemindahtanganan
4

Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 2


D. Pengertian,, Prinsip Umum dan Ruang Lingkup Penggunaan BMN

PENGGUNAAN
ADALAH KEGIATAN YANG DILAKUKAN OLEH PENGGUNA BARANG DALAM
MENGELOLA DAN MENATAUSAHAKAN BMN / BMD YANG SESUAI DENGAN
TUPOKSI INSTANSI

PRINSIP UMUM (Psl 3 DAN Psl 4)

Penggunaan BMN sebatas untuk


penyelenggaraan tugas dan fungsi
kementerian/ lembaga yang bersangkutan;

Pengguna Barang wajib menyerahkan


BMN berupa tanah dan/atau bangunan
yang tidak digunakan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya
kepada Pengelola Barang

Diskusi 1- 1
Menga perlu kejelasan mengenai :
1. Penetapan Status Penggunaan BMN yang diberikan kepada Pengguna Barang?
2. Adanya penetapan status penggunaan dari Pengelola Barang apabila BMN yang
telah ditetapkan status penggunaanya dioperasikan oleh pihak lain?
3. Adanya persetujuan dari Pengelola Barang apabila BMN yang telah ditetapkan status
penggunaanya digunakan sementara oleh Pengguna Barang lainnya?
4. Pengalihan Status Penggunaan BMN ?

Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 3


E. Kewenangan Menetapkan Status Penggunaan/Memberikan Persetujuan Oleh
Pengelola Barang

E. 1. Kewenangan Oleh Pengelola Barang

Dalam Pasat 6 ayat (1) PMK Nomor 246/PMK.05/2014 disebutkan bahwa Menteri
Keuangan selaku Pengelola Barang sehubungan dengan kegiatan penggunaan BMN,
memiliki kewenangan dan tanggung jawab :
a. Menetapkan status penggunaan BMN
b. Menetapkan status Penggunaan BMN untuk dioperasikan pihak lain
c. Memberilkan persetujuan Penggunaan Sementara BMN
d. Memberilkan persetujuan alih status Penggunaan BMN
e. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan Penggunaan BMN.

Kewenangan menetapkan stauts penggunaan BMNm meliputi:


a. BMN berupa tanah dan/atau bangunan
b. BMN selain tanah dan/atau bangunan
1. yang memiliki bukti kepemilikan seperti sepeda motor, mobil, kapal dan pesawat
terbang.
2. yang tidak memiliki buktu kepemilikand engan nilai perolehan di atas Rp
100/000.000 per unit/satuan.
Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 4


c. BMN yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk dilakukan pemindahtanganan
berupa Penyertaan Modal Pemerintah Pusat (PMPP), kesuali ditetapkan lain oleh
Peranturan Perundang-undangan.

Dalam Pasal 6 ayat (3) PMK Nomor 246/PMK.05/2014, disebutkan bahwa kewenangan dan
tanggung jawab Menteri Keuangan selaku Pengelola Barang secara fungsional dilaksanakan
oleh Direktur Jenderal (dalam hal ini DJKN). Selanjutnya dalam Pasal 6 ayat (4) PMK
Nomor 246/PMK.05/2014 disebutkan bahwa Direktur Jenderal dapat menunjuk pejabat
struktural di lingkungan Direktorat Jenderal untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan
tanggung jawab pelaksanaan penggunaan BMN.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 218/KN.6/2013 tentang Pelimpahan
Sebagian Wewenang Menteri Keuangan mengatur arestinya pengelolaan BMN pada instansi
vertikal di DJKN. Dalama kepusutan menteri keuangan tersebut diatur mana yang menjadi
wewenang Dirjen DJKN, Direktur PKNSI, Kanwil DJKN dan KPKNL Terkait dengan
pelaksanaan Penggunaan BMN, pembagian wewenang untuk :
a. Menetapkan status penggunaan BMN
b. Menetapkan status Penggunaan BMN untuk dioperasikan pihak lain
c. Memberilkan persetujuan Penggunaan Sementara BMN
d. Memberilkan persetujuan alih status Penggunaan BMN
e. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan Penggunaan BMN.
pada instansi vertikal di DJKN (Dirjen DJKN, Direktur PKNSI, Kanwil DJKN dan KPKNL),
pembagian kewenangannya diatur sebagai berikut.

i) Wewenang yang telah dilimpahkan Menteri Keuangan Kepada Direktur Jenderal


Kekayaan Negara yang Diteruslimpahkan kepada Pejabat di Kantor Pusat DJKN

Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 5


ii) Wewenang yang telah dilimpahkan Menteri Keuangan Kepada Direktur Jenderal
Kekayaan Negara yang Diteruslimpahkan kepada Kepala Kanwil DJKN

Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 6


iii) Wewenang yang telah dilimpahkan Menteri Keuangan Kepada Direktur Jenderal
Kekayaan Negara yang Diteruslimpahkan kepada Kepala KPKNL

E.2. Pendelegasian Kewenanangan dan Tanggung Jawab Tertentu Dari Pengelola


Barang Kepada Pengguna Barang

Disamping mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 218/KN.6/2013 yang


mengatur tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang Menteri Keuangan kepada pejabat di
lingkungan Kantor Pusat DJKN, Kanwil DJKN serta KPKNL, Menteri keuangan juga
mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 4/PMK.06/2015 tentang Pendelegasian
Kewenangan dan Tanggung Jawab Tertentu Dari Pengelola Barang Kepada Pengguna
Barang. Salah satu kewenagan yang didelegasikan dari Pengelola Barang kepada Pengguna
Batang adalah Penggunan BMN (Pasal 2 PMK Nomor 4/PMK.06/2015).
Terkait dengan kegiatan Pengguanan BMN, kewenangan yang didelegasikan oleh
Pengelola Barang kepada Penguna Barang meliputi (Pasal 3 ayat (1)) dan Pasal 4:
a) Menetapkan Status Penggunaan BMN
b) Memberikan persetujuan Penggunaan Sementara BMN.
c) Kewenangan dan tanggung jawab tersebut dilakukan terhaap objek BMN berupa:
- Alat utama sistem persenjataan
- BMN selain tanah/atau bangunan, yang tidak memiliki bukti kepemilikan, dengan
nilai perolehan sampai dengan Rp 100.000.000.

Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 7


Latihan 1- 1

Instruksi :
Pada kolom isian isilah besaran (dalam rupiah) nilai BMN atas kegiatan penetapan
status penggunaan BMN yang menjadi wewenang:
a. Dirjen Kekayaan Negara
b. Pejabat di lingkungan Kantor Pusat DJKN (Direktur PKNSI)
c. Kanwil DJKN, KPKNL
d. Pengguna Barang

F. Kewajiban/Tanggung Jawab Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang

Pengguna Barang adalah Meneri/Pimpinan Lembaga selaku pimpinan


Kementerian/Lembaga. Dalam kaitanya dengan kegiaan Penggunaan BMN, kewajiban
Pengguna Barang adalah (Pasal 6 PP 27 Tahun 2014) :

Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 8


a. Menetapkan Status Penggunaan aas BMN yang menjadi kewenangannya (PMK
Nomor : 4/PMK.06/2015)
b. Menetapkan Kuasa Pengguna Barang dan menunjuk pejabat yang mengurus dan
menyimpan Barang Milik Negara
c. Mengajukan permohonan penetapan status Penggunaan Barang Milik Negara yang
berada dalam penguasaannya kepada Pengelola Barang
d. Menggunakan Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaannya untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga
e. Menyerahkan BMN yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas
dan gunsi Kementerian/Lembaga yang dipimpinya dan tidak dimanfaatkan oleh Pihak
Lain kepada Pengelola Barang.
f. Melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian atas Penggunaan Barang Milik
Negara yang berada dalam penguasaannya
g. Pengguna Barang dapat mendelegasikan kewenangan dan tanggung jawab tertentu
kepada Pengguna Barang, diatur oleh Pengguna Barang dengan berpedoman pada
peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN.

Kuasa Pengguna Barang adalah kepala kantor dalam lingkungan


Kementerian/Lembaga. Dalam kaitanya dengan kegiaan Penggunaan BMN, kewajiban
Pengguna Barang adalah (Pasal 7 PP 27 Tahun 2014):
a. Mengajukan permohonan penetapan status penggunaan BMN yang berada dalam
penguasaannya kepada Pengguna Barang
b. Melakukan pencatatan dan inventarisasi BMN yang berada dalam penguasaannya.
c. Menggunakan Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaannya untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga
d. Menyerahkan BMN yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas
dan fungsi kantor yang dipimpinya dan sedang tidak dimanfaatkan Pihak Lain, kepada
Pengguna Barang.
e. Melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian atas Penggunaan Barang Milik
Negara yang berada dalam penguasaannya

Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 9


G. Kriteria BMN Yang Tidak Digunakan Untuk Penyelenggaraan Tugas Suatu
Kementerian/Lembaga (BMN idle)

BMN idle adalah BMN yang tidak digunakan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi
(unsuded), atau BMN yang digunakan tetapi tidak sesuai dengan tugas dan fungsi
Kementerian Lembaga.1. Masih terdapat perbedaan penafsiran mengenai kriteria BMN Idle.
Disamping BMN yang unused, BMN yang termasuk idle adalah BMN yang secara
keseluruhan (satu hamparan) yang digunakan/dimanfaatakan pihak ketiga, karena
penggunaannya tidak sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Lembaga. Apabila
mengikuti ketentuan tersebut, maka BMN yang secara keseluruhan (satu hamparan) yang
telah digunakan/dimanfaatakan pihak ketiga, seharusnya termasuk BMN idle, dan diserahkan
kepada Pengelola Barang.
Namun demikian, terdapat ketentuan yang bertentangan dengan hal tersebut, yaitu
ketentuan sewa sebagaiman diatur dalam Pasal 6 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 33/PMK.06/2012 tentang tata cara pelaksanaan sewa BMN yang mengatur bahwa
BMN dapat disewakan sepanjang berada dalam kondisi tidak digunakan oleh Pengelola
Barang atau Pengguna Barang dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi. Berdasarkan
ketentuan tersebut, maka BMN dalam kondisi tidak digunakan oleh Pengelola Barang atau
Pengguna Barang dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi, dapat disewakan.
Penafsiran mengenai BMN idle juga diatur dalam Pasal 3 Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 250/PMK.06/2011 tentang Tata Cara Pengelolaan BMN yang Tidak
Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Kementerian/Lembaga, yaitu
dikecualikan dari BMN idle adalah:
- BMN yang direncanakan untuk digunakan oleh Kementerian/Lembaga yang
bersangkutan sebelum berakhirnya tahun ketiga
- BMN yang direncanakan untuk dimanfaatkan sebelum berakhirnya tahun kedua

1
Pasal 3 Peraturan Mengeri Keuangan Nomot 250/PMK.06/2011 tentang Tata Cara Pengeloloaan BMN yang
Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Kementerian/Lembaga.

Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 10


BAB PENETAPAN STATUS
PENGGUNAAN BMN
2 OLEH PENGELOLA BARANG
A. BMN Yang Tidak Memerlukan Penetapan Status Penggunan

Pada prinsipnya semua BMN yang digunakan oleh Pengguna Barang atau yang telah
diserahkan kepada Pengelola Barang harus ditetapkan status penggunaannya. Salah satu
alasannya, karena penetapan status penggunaan BMN diperlukan sebagai persyaratan, apabila
akan dilakukan kegiatan pengelolaan BMN lainnya.

Namun demikian, sebagaimana diatur dalam pasal 8 PMK Nomor 24/KMK/2014 ,


beberapa jenis BMN ini tidak memerlukan penetapan status penggunaan

Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 11


B. Tata Cara Penetapan Status Penggunaan Oleh Pengelola Barang

Tata Cara Penetapan Status Penggunaan Oleh Pengelola Barang adalah sebagai
berikut:

1. Kuasa Pengguna Barang menyelesaikan dokumen kepemilikan

Tanah dan Bangunan : Sertipikat, IMB, Dokumen Perolehan Bangunan, Dokumen


lainnya (cth. BAST Perolehan Barang).

Selain T/B : BPKB, STNK, Dokumen lainnya yang setara dengan bukti
kepemilikan, BAST (yang tidak memiliki dokumen
kepemilikan)

2. Kuasa Pengguna Barang mengajukan permohonan penetapan status penggunaan


melalui Pengguna Barang

Dalam Pasal 10 PMK Nomor 24/KMK/2014 disebutkan bahwa prmohonan penetapan


status penggunaan diajuakn secara tertulis kepada Pengelola Barang paling lama (6)
Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 12


bilan sejak BMN diperoleh. Pengguna Barang secara internal dapat memberikan
kewenangan kepada instansi vertikal di bawahnya untuk mengajukan permohonan
penetapan status penggunaan kepada Pengelola Barang.

3. Pengguna Barang mengajukan permohonan penetapan status Kepada Pengelola


Barang

a. Surat Permohonan

Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 13


b. Dokumen yang dilampirkan

b.1. Jenis dokumen yang dilampirkan

Format Surat Ketetangan yang menyatakan kebenaran bukti Foto copy.

Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 14


b.2. Dokumen Yang Dilampirkan Apabila Tanah Belum Bersertifikasi

Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 15


Format Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak

b.2. Dokumen Yang Dilampirkan atas BMN Yang Dari Awal Pengadaanny Direncanakan
Untuk Dilakukan PMPP

Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 16


C. Cheklist Kelengkapan Dokumen Permohonan Penetapan Status Penggunaan BMN

Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 17


Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 18


4. Pengelola Barang menerima permohonan, melakukan penelitian dan kajian.

Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 19


C. Ketentuan Khusus : Penetapan Status Penggumaam BMN Oleh Pengelola Barang tanpa
Usulan dari Pengguna Barang

Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 20


D. Tindak Lanjut Setelah Penetapan Status Penggunaan : Pendafataran, Pencatatan dan
Penyimpanan Dokumen

Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 21


Diskusi 2- 1
Diskusikan mengenai Surat Permohonan, Kelengkapan Dokumen, dan
Cheklist Kelengkapan dokumen permohonan agar pengajuan penentapan
status penggunaan dapat diproses Pengelola Barang.

KOP SURAT KANTOR


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Sifat :
Lampiran :
Hal : Permohonan Penetapan Status BMN
Pada Kantor.................
Kepada
Yth. Kepada Kanwil ..... Direktorat Jenderal
(Yth. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan (untuk satker Kanwil))

Sehubungan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang


Pengelolaan Barang Milik Negara /Daerah, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
246/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Penggunaan Barang Milik Negara, dengan ini kami
mengajukan penetpana status penggunaan Barang Milik Negara berupa...... (tanah dan/atau
bangunan atau selain tanah dan/atau bangunan).... pada ..... (nama satker)... sebagaimana
daftar terlampir.
Sebagai dasar penetapan tersebut, bersama in kami lamprkan berkas-berkas
pendukung yang disyaratkan, sebagai berikut 2 :
1. Fotokopi Sertipikat Tanah (untuk BMN Tanah)
2. Fotokopi STNK dan BPKB (untuk BMN Selain Tanah dan Bangunan)
3. Fotokopi IMB (untuk BMN Bangunan)
4. Fotokopi . Dokumen Kepemilikan Pesawat Terbang, Kapal Laut, atau dokumen lain
yang setara dengan bukti kepemilikan (untuk BMN Pesawat Terbang, Kapal Laut,
dll)
5. Fc. Dokumen lainnya. Seperti BAST Perolehan Barang (untuk BMN peralatan dan
mesin tanpa bukti kepemilkan dengan nilai > Rp. 100 juta)
6. Surat Pernyataan Tanggung Jawab (tidak ada BAST bermaterai berisi BMN
digunakan tusi K/L)
7. Dokumen pendukung lainnya *)
Atas perhatian Saudara Kami Ucapkan Terima Kasih

Kepala Kantor
Nama
NIP
Tembusan
1. ...............
2. ............. ..

2
Disesuaikan dengan jenis BMN yang dimohon penetapan status penggunaannya

Copy right : listiyarkowijito@yahoo.com

BAHAN AJAR : PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BMN Page 22


Lampiran Surat Kepala Kantor
Nomor
Tanggal

DAFTAR BARANG YANG DIUSULKAN UNTUK PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN


KANTOR ................................. (NAMA SATKER)

Nomor Nomor dan Bukti Kepemilikan Perolehan


Uraian Sertipikat Kondisi
Ket
No Kode Barang Nama Barang KIB NUP SHGB SHP SHM Nomor Tanggal Lokasi Luas Tahun Asal Nilai BMN Barang
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

KEPALA KANTTOR

............
NIP

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 23


Lampiran Surat Kepala Kantor
Nomor
Tanggal

DAFTAR BARANG YANG DIUSULKAN UNTUK PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN


KANTOR ................................. (NAMA SATKER)

Nomor dan Bukti


Nomor Uraian IMB Perolehan
Kode Kondisi
No Barang Nama Barang KIB NUP Nomor Tanggal Lokasi Luas Tahun Asal Nilai BMN Barang Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

KEPALA KANTTOR

............
NIP

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 24


Lampiran Surat Kepala Kantor
Nomor
Tanggal

DAFTAR BARANG YANG DIUSULKAN UNTUK PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN


KANTOR ................................. (NAMA SATKER)

Perolehan Nilai
Perolehan Nilai
No Kode Barang KIB NUP Jenis Barang Merk/Type Tahun Asal Awal Buku Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

KEPALA KANTTOR

............
NIP

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 25


RESUME PENELITIAN ADMINISTRASI
PERMOHONAN PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN BMN
(Oleh KPKNL/Kanwil DJKN/Direktorat PKNSI)

I. KEMENTERIAN/LEMBAGA : ..................
II. SATKER : ...................
III. NO & TGL.SURAT PERMOHONAN : ....................
IV. TANGGAL AGENDA KANTOR : .................
V. JENIS BARANG : Selain Tanah dan/atau Bangunan (Peralatan dan
Mesin)
VI. KELENGKAPAN DATA PENDUKUNG :
Tidak
No Data Pendukung Ada Keterangan
Ada
1 Permohonan Pengguna Barang/ Kuasa XXXXXX
Pengguna Barang
2 Kelengkapan Dokumen :
2.1. Fotokopi Sertipikat Tanah
2.2. Fotokopi STNK dan BPKB
2.3. Fotokopi IMB
2.4. Fotokopi . Dokumen Kepemilikan
Pesawat Terbang, Kapal Laut, atau
dokumen lain yang setara dengan
bukti kepemilikan
2.5. Fotokopi BAST perolehan barang
a) Surat Keterangan Kebenaran Fotokopi Nomor:
dokumen xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
(untuk 8 unit BMN)
b) Surat Pernyataan Tanggung Jawab(tidak Nomor:
ada BAST bermaterai berisi BMN xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
digunakan tusi K/L) (untuk 8 unit BMN)
3 Data administrasi barang :
a) Kodefikasi
b) NUP
c) Nama Barang
d) Tahun Perolehan
e) Merk/Type/Plat
f) Nilai Perolehan
g) Kondisi

VII. JENIS KEWENANGAN : KPKNL dengan Nilai Buku Rp895.143.981,00

VIII. KESIMPULAN/SARAN : Dokumen lengak/belum engkap*)

Tangerang, 12 Oktober 2015


Petugas

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 26


BAB
PENETAPAN STATUS
3 PENGGUNAAN BMN OLEH
PENGGUNA BARANG
A. Penetapan Status Penggunaan BMN Oleh Pengguna Barang

Pada prinsipnya semua BMN yang digunakan oleh Pengguna Barang atau yang telah
diserahkan kepada Pengelola Barang harus ditetapkan status penggunaannya. Salah satu
alasannya, karena penetapan status penggunaan BMN diperlukan sebagai persyaratan, apabila
akan dilakukan kegiatan pengelolaan BMN lainnya.

Terkait dengan kegiatan Penggunaan BMN, kewenangan yang didilegasikan oleh


Pengelola Barang kepada Penguna Barang meliputi (Pasal 3 ayat (1)) dan Pasal 4 PMK
Nomor 4 Tahun 2014):
a) Menetapkan Status Penggunaan BMN
b) Memberikan persetujuan Penggunaan Sementara BMN.
c) Kewenangan dan tanggung jawab tersebut dilakukan terhaap objek BMN berupa:
- Alat utama sistem persenjataan
- BMN selain tanah/atau bangunan, yang tidak memiliki bukti kepemilikan, dengan
nilai perolehan sampa dengan Rp 100.000.000.

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 27


Dalam menerima pendelegasian kewenangan tersebut, Pengguna Barang harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut (Pasal 3 ayat (2) dan (3)):
a) Pendelegasian kewenangan dan tanggung jawab harus dilaksanakan oleh
Menteri/Pimpinan/Lembaga selaku Pengguna Barang sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN.
b) Pelaksanaan kewenangan dan tangung jawab yang didelegasikan secara fungsional
dilakukan oleh :
i) Sekretaris Jenderal/Sekretaris Kementerian/Sekretaris Utama pada
Kementerian/Lembaga termasuk kantor Menteri Koordinator/Kantor Menteri
Negara.
ii) Jaksa Agung Muda Pembinaan pada Kejaksaan Agung
iii) Asisten Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Bidang Sarana dan
Prasarana pada kepolisian Negara Republik Indonesia.
iv) Pimpinan Kesekretariatan/Kepaniteraan pada Lembaga Tinggi Negara.
c) Pengguna Barang tidak dapat meneruslimpahkan pendelegasian kewenangan dan
tanggung jawab yang telah dilimpahkan kepadanya kepada Kuasa Pengguna
Barang.

B. Tata Cara Penetapan Status Penggunaan Oleh Pengguna Barang

Tata Cara Penetapan Status Penggunaan Oleh Pengguna Barang adalah sebagai
berikut:

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 28


1. Kuasa Pengguna Barang mengajukan permohonan penetapan status penggunaan
kepada Pengguna Barang
a. Surat Permohonan
b. Dokumen yang dilampirkan
• BMN ada bukti kepemilikan, harus melampirkan fotokopi bukti
kepemilikan
• BMN tidak ada bukti kepemilikanm harus melampirkan fotokopi BAST
• BMN tidak ada bukti kepemilikan yang tidak ada BAST, harus
melampirkan Surata Pernyataan Tida ada BAST
Berikut ini merupakan Chekclist Kelengkapan Dokumen yang akan dijadikan
Pengguna Barang untuk menjadi acuan apakah kelengkapan dokumen telah
memenuhi persyartan sehingga permohonan dapat diproses.

Tidak
No Data Pendukung Ada Keterangan
Ada
1 Permohonan Pengguna Barang/ Kuasa XXXXXXX
Pengguna Barang
2 Kelengkapan Dokumen :
2.1. Fotokopi . Dokumen Kepemilikan
Pesawat Terbang, Kapal Laut, atau
dokumen lain yang setara dengan bukti
kepemilikan
2.2. Foto Copy BAST Barang

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 29


2.1. Fotokopi BAST perolehan barang
a) Surat Keterangan Kebenaran
Fotokopi dokumen
b) Surat Pernyataan Tanggung Nomor:
Jawab(tidak ada BAST bermaterai xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
berisi BMN digunakan tusi K/L) (untuk 8 unit BMN)
3 Data administrasi barang :
c) Kodefikasi
d) NUP
e) Nama Barang
f) Tahun Perolehan
g) Merk/Type/Plat
h) Nilai Perolehan
i) Kondisi

2. Pengguna Barang menerima permohonan, melakukan penelitian dan kajian.

3. Pengguna Barang Menerbitkan Keputusan Penetapan Status

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 30


PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 31
PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 32
Sumber : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 4 Tahun 2015.

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 33


C. Tindak Lanjut Setelah Penetapan Status Penggunaan : Pendafataran, Pencatatan dan
Penyimpanan Dokumen

5. Pengguna Barang melaporkan keputusan penetapan status dalam jangka waktu 1 bulan
sejak diterbitkan Surat Keputusan Penetapan Status.

Diskusi 3- 1

1. Apakah Kuasa Pengguna Barang (di lingkungan Kemenkeu) sudah banyak yang
melakukan permohonan penetapan status penggunaan atas BMN yang tidak ada bukti
kepemilikan yang nilainya < Rp 100.000.000 ke Pengguna Barang ? Mengapa
demikian?

Diskusi 3- 2
1. Bagaimana Pendelegasian kewenangan dalam ketentuan penggunaan BMN pada
Kementerian Keuangan, dalam hal :
- Mengajukan permohonan Penetapan Status Penggunaan kepada Pengelola Barang
untuk masing2 jenis BMN ?
- Mengajukan permohonan penggunaan sementara kepada Pengelola Barang untuk
masing2 jenis BMN ?
- Menetapkan pejabat yang mengurus barang?
- Menetapkan status penggunaan BMN Non Tanah dan bangunan dengan nilai
<Rp 100 juta.
- Memberikan persetujuan penggunaan sementara BMN dengan nilai perolehan
sampai dengan Rp 100.000 juta.
- Menandatangani surat, perjanjian, nota kesepahaman, berita acara, dan naskah
dinas lainnya terkait pelaksanaan penetapan status penggunaan, penggunaan
sementara dan pengalihan status penggunaan BMN.

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 34


Memberikan

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 35


BAB
BMN
4 DIOPERASIKAN PIHAK LAIN

A. Ilustrasi BMN Dioperasikan Pihak Lain

Kepolisian Negara RI memiliki aset berupa sebidang tanah yang sebagian tanahnya seluas
33.519 M2 di kawasan akademi kepolisian Semarang berdiri diatasnya beberapa gedung dan
fasilitas pendukung lainnya sebagai tempat pelatihan menghadapi kejahatan lintas negara,
pusat penyimpanan analisa dan distribusi data intelejen di kawasan regional, yang
pembangunan dan pelatihannya dikelola pihak III, yaitu Yasasan JCLEC.

*) Yayasan JCLEC didirirkan bermula dari bom bali 12 Oktober 2012 dan non J.W. Marriot,
dibiaya negara donor Australia, Belanda Inggris. Salah satu tugas JCLEC adalah
melakukan pelatihan bagi Polri serta aparat penegak hukum lainnya seperti KPK, MA,
BPK, BNN, BIN dll

B. Ketentun Umum BMN Dioperasikan Pihak Lain

B.1. Persyaratan

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 36


B.1. Pihak Lain Yang Dapat Mengoperasikan BMN

Pihak lain yang dapat mengoperasikan BMN adalah :

1. BUMN. Jangka waktu 5 tahun, dan dapat diperpajang. Pengajuan perpanjangan paling
lambat 3 bulan sebelum waktu penggunaan berakahir,
2. Koperasi, dengan jangka waktu 5 tahun.
3. Badan Hukum lainnya, dengan jangka waktu 5 tahun.
4. Pemerintah negara lain, Hanya dapat digunakan sebagai fasilitas umum, dengan jangka
waktu 99 tahum.
5. Organisasi internasional, dimana Indonesia sebagai salah satu anggotanya, Digunakan
untuk melaksanakan kesepakatan pemerintah RI dengan organisasi internasioal tersebut.
Jangka wajktu sesuai dengan perjanjian.

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 37


C. Tata Cara Pemberian Persetujuan BMN Dioperasikan Pihak Lain

Tata cara pemberian persetujuan BMN dioperasikan pihak lain adalah sebagai berikut:

1. Kuasa Pengguna Barang mengajukan permohonan persetujuan BMN dioperasikan


pihak lain kepada Pengguna Barang
a. Surat Permohonan
Sekurang-kurangnya Memuat (Psl 21 ayat (1)) :
i. Data BMN
ii. Pihak lain yg akan mengoperasikan BMN
iii. Jangka Waktu Penggunaan BMN yg dioperasikan pihak lain
iv. Penjelasan serta pertimbangan Penggunaan BMN yg. Akan diioperasikan
pihak lain
v. Materi yg. diatur dalam perjanjian
vi. Dalam hal pihak lain melakukan pungutan kepada masyarakat, dilampirkan
perhitungan estimasi biaya operasinal dan besaran pungutan

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 38


b. Dokumen yang dilampirkan

2. Pengguna Barang menerima permohonan, melakukan penelitian dan kajian.

3. Pengguna Barang Menerbitkan Keputusan BMN dioperasikan pihak lain.

4. Pengguna Barang dan Pihak Lain menandatangani perjanjian perngoperasian BMN.

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 39


C. Format Perjanjian BMN Dioperasikan Pihak Lain

D. Berakhirnya Penggunaan BMN Dioperasikan Pihak Lain

Diskusi 4- 1

1. Berikan ilustrasi-ilustrasi adanya penggunaan BMN dioperasikan pihak lain, yang


seharusnya dimohonkan persetujuannya kepada Pengelola Barang.

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 40


BAB
PENGGUNAAN SEMENTARA
5 BMN

A. Ilustrasi Penggunan Sementara BMN

B. Prinsip Umum Penggunan Sementara BMN

B.1. Pihak Lain Yang Dapat Meggunakan Sementara BMN

Pihak lain yang dapat mengoperasikan BMN adalah Kementerian/Lembaga Negara Lainnya.

B.2. Ketentuan Umum Penggunaan Sementara BMN

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 41


C. Tata Cara Penggunaan Sementara BMN

Tata cara pemberian persetujuan BMN dioperasikan pihak lain adalah sebagai berikut:

1. Kuasa Pengguna Barang mengajukan permohonan persetujuan Penggunaan


Sementara BMN kepada Pengguna Barang. Selanjutnya Pengguna Barang
mengajukan permohonan kepada Pengelola Barang.
a. Surat Permohonan
b. Kelengkapan Lampiran Dokumen.

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 42


2. Pengelola Barang melakukan penelitian dan kajian

3. Pengelola Menerbitkan Persetujuan Penggunaan Sementara BMN

4. Perjanjian Penggunaan Sementara BMN

• Dilakukan antara pejabat yang diberikan kuasa oleh Pengguna Barang dengan
pejabat yang diberikan kuasa oleh Kementerian/Lembaga yang menggunakan
sementara BMN.
• Memuat :
a. Data BMN

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 43


b. Pengguna Barang yang menggunakan sementara
c. Pihak Lain
d. Kewajiban Pengguna Barang yang menggunakan sementara BMN untuk
melakukan pengamanan dan pemeliharaan
e. Jangka waktu penggunaan sementara
f. Pembebanan biaya pemeliharaan

D. Berakhirnya Penggunaan Sementara BMN

Diskusi 5- 1

Mengapa perlu diatur mengenai penggunaan sementara BMN oleh Pengguna Barang lainya?.

E. Penggunaan BMN Sementara antar Kuasa Pengguna Barang (Contoh Pada Kementerian
Keuangan).

E.1. Ilustrasi

Departemen Keuangan memiliki Gedung Keuangan Negara di beberapa tempat.


Gedung Keuangan Negara Departemen Keuangan merupakan aset di bawah penguasaan
Sekjen Departemen Keuangan (sebagai Kuasa Pengguna Barang). Gedung itu ditempati oleh
Satker di daerah seperti Kanwil DJP, Kanwil DJKN, Kanwil Perbendaharaan, dll. Masing-
masing Satker tersebut melakukan pemeliharaan sendiri, dan juga melakukan renovasi
bangunan. Hal ini menjadi temuan, karana salah satu satker melakukan renovasi besar-
besaran terkait dengan kantor percontohan. Saat ini Sekjen Departemen Keuangan
PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 44
mempunyai instansi vertikal setingkat eselon III yang menangani pengelolaan Gedung
Keuangan Negara yang ada di beberapa tempat.

Di lingkungan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) terdapat beberapa Satker


yang menempati tanah dan/atau bangunan yang status penggunaan tanah dan/atau bangunan
tersebut pada STAN, seperti : Pusiklat KNPK, Pusdikalt PPSDM, dan juga KPP Pratama
Pondok Aren.

E.2. Tata Cara Penggunaan BMN Sementara BMN Oleh Kuasa Pengguna Barang Lainya

Cara Penggunaan BMN Sementara BMN Oleh Kuasa Pengguna Barang Lainya
diatur secara internal oleh masing-masing Kementerian/Lembaga (Pengguna Barang).

Diskusi 5- 1

Bagaimana Tata Cara Penggunaan BMN Sementara BMN Oleh Kuasa Pengguna Barang
yang diatur di Kementerian Keuangan ?

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 45


BAB PENYERAHAN BMN YANG
6 SUDAH TIDAK DIGUNAKAN
UNTUK TUPOKSI (BMN IDLE)
A. Kriteria BMN Idle

Kriteria BMN idle sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Peraturan Menterri


Keuangan Nomor 250 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengelolaan BMN yang tiak
digunakan untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi Kementeriaan/Lembaga adalah
sebagai berikut:

(1) Kriteria BMN idle meliputi:


a. BMN yang sedang tidak digunakan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi
Kementerian/Lembaga; atau
b. BMN yang digunakan tetapi tidak sesuai dengan tugas dan fungsi
Kementerian/Lembaga.

(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, BMN
tidak termasuk dalam kriteria BMN idle apabila:
a. BMN telah direncanakan untuk digunakan oleh Kementerian/Lembaga yang
bersangkutan sebelum berakhirnya tahun ketiga; atau
b. BMN telah direncanakan untuk dimanfaatkan sebelum berakhirnya tahun
kedua,
terhitung sejak BMN tersebut terindikasi sebagai BMN idle.

B. Tata Cara Penyerahan BMN Idle Kepada Pengelola Barang

Penyerahan BMN Idle kepada Pengeloa Barang mengikuti tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan. Diawali dengan penyerahan BMN (umumnya tanah dan/atau
bangunan) yang tidak digunakan dari Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang
kepada Pengelola Barang. Menindaklanjut penyerahan BMN tersebut,Pmgelola
Barang melakukan penelitian. Apabaila terdapat permasalahan terkait BMN yang

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 46


akan diserahkan kepaa Pengelola Barang tersebut , dilakukan penyelesaian
permasahan terkait. BMN yang diserahkan oleh Pengguma barang kepada Pengelola
Barang, harus dalam kondisi “Clean and Clear”.
2. Tahap Penetapan Penyerahan. Pengelolan Barang menetapkan keputusan mengenai
penyerahan Barang.
3. Tahap Penghapusan. Penghapusan dari Daftar Pengguna Barang/Kuasa Pengguna
Barang.
4. Tahap Penyerahan. Penyerahan Barang kepada Pengelola Barang disertai bukti
kepemilikan.
5. Tahap Pencatatan. Pengelola Barang melakukan penyesuaian catatan BMN
berdasarkan Berita Acara.
6. Tahap Tindak Lanjut Penyerahan. Pengelola barang dapat menetapkan status
penggunaan kepada Pengguna Barang lainnya, melakukan pemanfaataan, atau
pemindahtanganan.

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 47


C. Kegiatan Penghapusan Terkait Penyerahan BMN Idle

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 48


Diskusi 6- 1

Apakah di Departemen Keuangan Terdapat Ketentuan yang Mengatur tentang Tata Cara
Penghapusan BMN karena adanya penyerahan BMN berupa tanah dan/aau bangunan kepada
pengelola barang (BMN idle)? Sebutkan peraturan tersebut, serta jelaskan !

Lampiran II , Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-2/MK.1/2012 tentang Pedoman


Penghapusan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan

Diskusi 6- 2

Apakah Penyerahan BMN idle kepada Pengelola Barang sudah berlangsung efektif?
Mengapa demikian ?

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 49


BAB ALIH STATUS
7 PENGGUNAAN BMN

A. Prinsip Umum

Sebagaimana diatur dalam Pasal 37 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 246 Tahun
2014, pengalihan status penggunaan BMN dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
• BMN dapat dialihkan status penggunaannya antar dari Pengguna Barang kepada
Pengguna Barang lainnya untuk penyelenggaraan tusi.
• Dilakukan antar Pengguna Barang setelah permohonan dari Pengguna Barang lama
dan disetujuai oleh Pengelola Barang.
• Pengalihan status Penggunaan BMN dapat dilakukan berdasarkan inisiatif dari
Pengelola Barang dengan terlebih dahulu memberitahukan maksudnya kepada
Pengguna Barang.
• Pengalihan status Penggunaan BMN dilakukan terhadap BMN yang masih berada
dalam penguasaan Pengguna Barang yang tidak digunakan lagi.
• Pengalihan status Penggunaan dilakukan tanpa kompensasi dan tidak diikuti dengan
pengadaan BMN pengganti.
• BMN yang dialihkan status penggunaanya ditatatusahakan dan dipelihara oleh
Pengguna Barang baru.

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 50


B. Tata Cara Pengalihan Status Penggunaan BMN

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 51


1. Pengguna Barang Lama dan Pengguna Barang Baru melakukan koordinasi

2. Pengguna Barang Lama melakukan alih status penggunaan BMN kepada Pengelola
Barang.

Dokumen Pendukung, seperti :


a. Dokumenn Pendukung Kepemilikan (sertipikat, IMB, BPKB/STNK)
b. Nilai Perolehan
c. Nilai Wajar NJOP

3. Pengelola Barang melakukan penelitian dan Kajian.

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 52


4. Pengelola Barang menerbitkan Persetujuan Alih Status Penggunaan BMN

5. Dibuat Berita Acara Serah Terima BMN.

6. Diterbitkan SK Penghapusan Oleh Pengguna Barang Lama

Tahap pelaporan pelaksanaan penghapusan

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 53


• Perubahan Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna
sebagai akibat dari penghapusan dicantumkan dalam Laporan Semesteran dan
Laporan Tahunan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang;

• Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang yang menerima pengalihan


Barang Milik Negara dari Pengguna Barang atau Kuasa Pengguna Barang lain
harus mencatat barang dimaksud dalam Daftar Barang Pengguna dan/ atau
Daftar Barang Kuasa Pengguna serta harus mencantumkan barang tersebut
dalam Laporan Semesteran dan Laporan Tahunan Pengguna Barang atau
Kuasa Pengguna Barang.

8. Pengeloa Barang menerbitkan SK Penetapan Status Penggunaan Kepada Pengguna


Barang Baru (Tanpa Permohonan Oleh Pengguna Barang, secara otomatis diterbitkan
ketika menyetujui permohonan alih status).

7. Pengguna Barang Baru melakukan pembukuan dan pencatatan BMN

Diskusi 7- 1

Apakah di Departemen Keuangan Terdapat Ketentuan yang Mengatur tentang Tata Cara
Penghapusan BMN karena adanya Pengsalihan Status BMN berupa tanah/atau bangunan
kepada Pengguna Barang Lainya (BMN idle)? Sebutkan peraturan tersebut, serta jelaskan !

Lampiran III , Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-2/MK.1/2012 tentang Pedoman
Penghapusan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan

Diskusi 7- 2

Apakah dapat dilakukan pengalihan BMN antar Kuasa Pengguna Barang dalam
lingkungannya ? Apakah proses tersebut harus memerlukan persetujuan Pengelola Barang ?

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 54


PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 55
PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 56
BAB ALIH STATUS PENGGUNAAN
8 DALAM RANGKA
PELAKSANAAN KSPI
A. Ilustrasi

Dalam rangka penyediaan infrastruktur berupa waduk, salah satu BMN pada satker
X di bawah kementerian keuangan, termasuk areal yang akan digunakan untuk pelebaran
pelabuham. Dalam hal ini dilakukan pengalihan status penggunaan BMN dari Pengguna
Baarang (kementerian keuangan) kepada Pengguna Barang yang ditunjuk sebagai
koordinator (Kementerian Perhubungan) dalam rangka kerja sama penyediaan infrastruktur.

B. Surat Permohonan Alih Status Penggunaan Dalam Rangka KSPI

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 57


C. Persetujuan Permohonan Alih Status Penggunaan Dalam Rangka KSPI

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 58


LATIHAN SOAL : PENGGUNAAN BMN

1. Suatu Satker X membeli sebuah genset dengan harga peroleh Rp 400 juta. Penetapan Status
atas Genset tersebu t dilakukan oleh :
a. Pengguna Barang
b. Kuasa Pengguna Barang
c. Pengelola Barang
d. Pejabat Struktural di lingkungan eselon I yang membidangi pengelolaan BMN

2. Suatu Satker X membeli AC dengan harga peroleh Rp 6 juta. Penetapan Status atas Genset
tersebu t dilakukan oleh :
a. Pengguna Barang
b. Kuasa Pengguna Barang
c. Pengelola Barang
d. Pejabat Struktural di lingkungan eselon I yang membidangi pengelolaan BMN

3. Berikut ini bukan merupakan BMN yang dikecualikan tidak memerlukan penetapa status
penggunaan, adalah :
a. Aset tetap renovasi
b. Barang yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk dihibahkan
c. Barang yang dari awal pengadaannya direncanakan sebagai penempatan modal
pemerintah
d. Barang persediaan

4. Suatu Satker X akan mengajukan usulan pemindahtanganan atas mobil dinas yang sudah
rusak melalui penjualan. Atas kegiatan tersebut :
a. Harus ditetapkan terlebih dahulu status penggunaannya
b. Tidak memerlukan persyaratan terlebih dahulu untuk ditetapkan status penggunaannya
c. Penetapan status penggunaan dapat dilakukan setelah dilakukan penjualan melalui
lelang
d. Penetapan status penggunaan dapat dilakukan setelah dilakukan dilakukan
penghapusan

5. Pengajuan Status Penggunaan oleh Pengelola Barang :


a. Diajukan oleh Pengguna Barang kepada Pengelola Barang paling lambat 6 bulan sejak
diperoleh
b. Diajukan oleh Pengguna Barang kepada Pengelola Barang paling lambat 4 bulan sejak
diperoleh
c. Diajukan oleh Pengguna Barang kepada Pengelola Barang paling lambat 1 tahun sejak
diperoleh

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 59


d. Diajukan oleh Pengguna Barang kepada Pengelola Barang paling lambat 3 tahun sejak
diperoleh

6. Dokumen berupa Fc. BPKB, STNK, dokumen lain yang setara dengan bukti kepemilikan
disertakan dalam permohonan, apabila mengajukan penetapan status penggunaan atas :
a. BMN tanah dan bangunan
b. BMN selain tanah dan bangunan yang memiliki dokumen kepemilikan
c. BMN selain tanah bangunan yang tidak memiliki dokumen kepemilikan yang nilainya
diatas Rp 100 juta
d. BMN yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk dilakukan penempatan modal
pemerintah pusat.

7. Berikut ini bukan merupakan pernyataan yang tepat sehubungan dengan diperlukannya
Surat pernyatan tanggung jawab yang menyatakan bahwa BMN digunakan dalam pelaksaan
tusi , yaitu :
a. Bangunan tidak memiliki IMB
b. Dokumen kepemilikan hilang/tidak ada
c. Dokumen perolehan untuk Selain Tanah dan Bangunan tidak ada/hilang
d. BMN hilang

8. Surat Keputusan Penetapan Status Penggunaan antara lain memuat :


a. Pertimbangan penetapan status penggunaan
b. Pengguna Barang
c. Satker (Kuasa Pengguna Barang)
d. BMN yang ditetapkan status penggunaannya

9. Apabila BMN dalam sengketa, atau berasal dari pengalihan status BMN, maka maka
Pengelola Barang melakukan penetapan BMN dengan mekanisme :
a. Tanpa didahului permohonan dari Pengguna Barang
b. Melalui permohonan Pengguna Barang
c. Tanpa melampirkan buktu-bukti pendukung
d. Harus melalui permohonan Kuasa Pengguna Barang

10. Berikut ini merupakan hal yang sesuai dengan kondisi pencatatan dan penyimpanan
dokumen setelah Penetapan Status Penggunaan atas BMN tanah dan bangunan yang
penetapannya dilakuan oleh Pengelola Barang, yaitu :
a. Salinan SK Penetapan Status disimpan oleh Pengelola Barang
b. Kuasa Pengguna Barang melakukan pencatan dan pendaftaran dalam Daftar Pengguna
Barang
c. Fotokopi bukti kepemilikan dan asli SK serta dokumen pendukung lainnya disimpan
Pengguna Barang
d. Kuasa Pengguna Barang menyimpan asli bukti kepemilikan dan salinan SK Penetapan

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 60


11. Berikut ini merupakan hal yang sesuai dengan kondisi pencatatan dan penyimpanan dokemn
setelah Penetapan Status Penggunaan atas BMN selain tanah dan bangunan yang
penetapannya dilakuan oleh Pengelola Barang, yaitu :
a. Salinan SK Penetapan Status disimpan oleh Pengelola Barang
b. Kuasa Pengguna Barang melakukan pencatan dan pendaftaran dalam Daftar Pengguna
Barang
c. Fotokopi bukti kepemilikan dan asli SK serta dokumen pendukung lainnya disimpan
Pengguna Barang
d. Kuasa Pengguna Barang menyimpan asli bukti kepemilikan dan asli SK Penetapan

12. Berikut ini merupakan hal yang sesuai dengan kondisi pencatatan dan penyimpanan dokemn
setelah Penetapan Status Penggunaan atas BMN selain tanah dan bangunan yang
penetapannya dilakuan oleh Pengguna Barang, yaitu :
a. Pengelola Barang menyimpanan salinan SK Penetapan
b. Kuasa Pengguna Barang melakukan pencatan dan pendaftaran dalam Daftar Pengguna
Barang
c. Fotokopi bukti kepemilikan dan asli SK serta dokumen pendukung lainnya disimpan
Pengguna Barang
d. Kuasa Pengguna Barang menyimpan asli bukti kepemilikan dan salinan SK Penetapan

13. Berikut ini merupakan hal yang sesuai dengan kondisi pihak lain yanga dapat
mengoperasikan BMN , yaitu :
a. BUMN dengan jangka waktu 5 tahun , dapat diperpanjng
b. Pemerintah Negarara lain dengan jangka waktu 99 tahun
c. Organisasi Internasional dengan jangka watu sesuai perjanjian
d. Koperasi dengan jangka waktu 5 tahun, tidak dapat diperpanjang

14. Berikut ini yang bukan merupakan pernyataan yang tepat sehubungan dengan pengperasian
BMN oleh suatu organisasi internasional yaitu :
a. Indonesia menjadi anggota
b. Untuk melaksanakan kesepakaan pemerintah RI
c. Dapat berupa BMN tanah dan bangunan aau BMN selain tanah dan bangunan
d. Jangka waktu 5 tahun dan dapat diperpanjang

15. Berikut ini merupakan pernyataan yang tidak sesuai dengan pengakhiran pengoperasian
pihak lain, yaitu ....
a. jangka waktu berakhir
b. dapat dilakukan secara sepihak apabila pihak lain tidak memenuhi kewajiban
c. dapat dilakukan secara sepihak apabila pihak lain apablia terdapat kondisi yang
mengakibatkan pengakhiran
PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 61
d. Pengakhiran kerjasama sepihak apabila menyangkut negara lain atau organisasi
internasional dilakukan Pengelola Barang

16. Berikut ini bukan merupakan pernyataan yang tepat sehubungan dengan Penggunaan
sementara pihak lain, yaitu:
a. Jangka waktu untuk tanah dan bangunan adalah 5 tahun
b. Jangka waktu untuk selain tanah dan bangunan adalah 2 tahun
c. Apabila penggunaan sementara kurang dari 6 bulan tidak memerlukan persetujuan
Pengelola Barang
d. Perpanjangan dapat dilakukan, yaitu 2 bulan sebelum jangka waktu berakhir

17. Perjanjian Penggunaan Sementara BMN dapat dilakukan dengan ketentuan ...:
a. Telah mendapatkan persetujuan Pengelola Barang
b. Dilakukan antara pengguna barang dengan Pengguna Barang lain atau Badan Hukum
Lainnya
c. Dapat dilakukan tanpa persetujuan Pengeloa Barang apabila jangka waktunya kurang
dari 6 bulan
d. Telah diajukan permohonan persetujuan kepada Pengelola Barang

18. Alih status penggunaan BMN dapat dilakukan apabila ....


a. Terdapat kompensasi dan dikuti BMN pengganti
b. Terdapat permohonan dari PENGGUNA BARANG yang akan menerima dan telah
mendapatkan persetujuan PENGELOLA BARANG
c. BMN masih berada dalam penguaaan Pengguna Barang dan masih digunakan
d. Sepanjang alih status tersebut untuk penyelenggaraan tusi

19. Penetapan Status Penggunaan kepada Pengguna Barang Baru dalam proses alih status
penggunaan mengikuti mekanisme ....
a. Diterbitkan oleh Pengelola Barang setelah dilakukan penelitain dan kajian
b. Diajukan setelah Pengguna Barang lama menerbitkan SK Penghapusan
c. Diajukan setelah dibuat Berita Acara Setah Terima dan BMN dibukukan serta dicata oleh
Pengguna Barang baru
d. Diterbitkan oleh Pengelola Barang tanpa melalui permohonan, secara otomatis setelah
diterbitkan persetujuan alih status

20. Penghapusan BMN oleh Pengguna Barang Lama dilakukan dengan ketentuan ....
a. Dilakukan setelah dilakukan berita acara serah terima
b. Dilakukan setelah menerima SK Penetapan Status Penggunaan kepada Pengguna Barang
baru
c. Dilakukan setelah Pengelola Barang menerbitkan persetujuan alih status Penggunaan
BMN
d. Dilakukan setelah menerima SK penerbitan persetujuan alih status Penggunaan BMN

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 62


21. Bangunan pada suatu satker belum memiliki IMB. Apabila akan mengajukan penetapan
status penggunaan, maka dalam permohonan harus dilampirkan ....
a. Surat pernyatan tanggung jawab yang menyatakan bahwa BMN digunakan dalam
pelaksanaan tusi
b. Surat keterangan tanggung jawab mutlak
c. Dokumen perolehan bangunan
d. Surat kehilangan dari polisi

PENGGUNAAN BMN - Listiyarko Wijito Page 63


BAGIAN II
PEMANFAATAN BMN
DAFTAR ISI

Hal
BAB 1. Pemanfaatan BMN (Ketentuan Umum)

A Tujuan Pembelajaran 1
B Dasar Hukum 1
C Pengertian, Prinsip Umum dan Ruang Lingkup BMN 1
D Bentuk Pemanfaatan BMN 3
E. Wewenng dan Tanggung Jawab Pentelola Barang Terkait Pemanfaatan 4
BMN
F. Kewenangan Memberikan Persetujuan Pemanfaatan BMN
F.1. Kewenangan Oleh Pengelola Barang 5
F.2. Kewajiban/Tanggung Jawab Pengguna Barang/Kuasa Pengguna 8
Barang dan Mitra Pemanfaatan

BAB 2. Sewa Barng Milik Negara

A Definisi dan Prinsip Umum 9


B Pertimbangan dilaksanakannya Sewa 9
C Objek. Subjek dan Jangka Waktu Sewa 10
D Perhitungan Besaran Sewa BMN dan Penyesuaian Tarif Sewa 11
D.1. Perhitungan Besaran Sewa 11
D.1.a. Perhitungan Besaran Sewa Berdasarkan Formula Tarif Sewa 12
D.1.b. Perhitungan Besaran Sewa Berdasarkan Perhitungan Nilai Wajar 14
atas Nilai Sewa Pasar (Pasal 58 ayat 4 Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 33 Tahun 2012).
D.2. Penyesuaian Tarif Sewa 15
E Tata Cara Sewa BMN 17
BAB 3. Pinjam Pakai

A Definisi dan Prinsip Umum 26


B Pertimbangan dilaksanakannya Pinjam Pakai 29
C Objek. Subjek dan Jangka Waktu Sewa 10
D Tata Cara Pinkam Pakai 30

BAB 4. Kerjasama Pemanfaatan

A Definisi dan Prinsip Umum 36


B Pertimbangan dilaksanakannya Kerjasama Pemanfaatan 37
C Objek. Subjek dan Jangka Waktu Sewa 38
D Perhitungan Kontribusi Tetap dan Pembagian Keuntungan 38
E Tata Cara Kerjasama Pemanfaatn 39
F Penerimaan Negara Terkati KSP 47
G Perhitungan Kontribusi Tetap 47
H Perhitungan Pembagian Keuntungan 48
I KSP Operasional 49

BAB 5. Kerjasama Pemanfaatan Infrastruktur


A. Definisi 51
B. Lingkup Infrastuktur 51
C. Pertimbangan KSPI 52
D. Ketentuan Umum KSPI 52
E. Tatacara Kerjasama KSPI 53
F Tata Cara Pembayaran KSPI 53
G Tata Cara Berakhirnya KSPI 53

BAB 6. KERJASAMA BGS/BSG


A Definisi 55
B Pertimbangan Kerjasama BGS/ BSG 55
C Subjek dan Objek BGS/BSG 56
D Prinsip Umum BGS/BSG 57
E. Tatacara Kerjasama BGS/BSG 57
F Tata Cara Pembayaran Kerjasama BGS/BSG 57
G Tata Cara Berakhirnya BGS/BSG 57
BAB
PEMANFAATAN BMN
1 Ketentuan Umum

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pelajaranini, peserta Mampu Memahami Penggunaan dan
Pemanfaatan BMN pada Satuan Kerja Kementerian/Lembaga sesuai Ketentuan yang
Berlaku.

B. Dasar Hukum
Dasar Hukum yang dijadikan pedoman

1. UU Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perbendaharaan Negara

2. PP Nomor 6 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 27 Tahun


2014 tentang Pengelolaan BMN

3. PMK Nomor 33/PMK.06/2012 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sewa BMN

4. PMK Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan BMN


BMN

5. PMK Nomor 164/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pemanfaatan BMN Dalam


Rangka Kerjasama Penyediaan Infrastruktur

6. PMK Nomor 174/PMK.06/2013 tentang Perubahan Atas PMK Nomor


33/PMK.06/2012 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sewa BMN

7. KMK Nomor 218/KM.06/2013 tentang Pelimpahan Wewenang Menteri Keuangan


Yang Telah Dilimpahkan Kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kepada Pejabat
di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Untuk dan Atas Nama Menteri
Keuangan Menandatangani Surat dan/atau Keputusan Menteri Keuangan.

C. Pengertian,, Prinsip Umum dan Ruang Lingkup Pemanfaatan BMN

PEMANFAATAN
ADALAH KEGIATAN PENDAYAGUNAAN BMN / BMD YANG TIDAK DIGUNAKAN
SESUAI TUPOKSI INSTANSI DALAM BERBAGAI BENTUK PEMANFAATAN

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 1


BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 2
D. Bentuk Pemanfaatan BMN

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 3


E. Wewenang dan Tanggung Jawab Pengelola Barang Terkait Pemanfaatan BMN

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 4


Diskusi 1- 1
Mengapa perlu diatur ketentuan mengenai Pemanfaatan BMN dalam Pengelolaan BMN?

F. Kewenangan Memberikan Persetujuan Pemanfaatan BMN

F. 1. Kewenangan Oleh Pengelola Barang

Dalam Pasat 6 ayat (1) PMK Nomor 78 Tahun 2014 disebutkan bahwa Menteri
Keuangan selaku Pengelola Barang sehubungan dengan kegiatan penggunaan BMN, antara
lain mempunyai kewenangan memberikan persetujuan atas usulan pemanfaatan atau
perpanjangan jangka waktu Pemanfaatan BMN.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 218/KN.6/2013 tentang Pelimpahan
Sebagian Wewenang Menteri Keuangan, mengatur arestasi pengelolaan BMN pada instansi
vertikal di DJKN. Dalama kepusutan menteri keuangan tersebut diatur mana yang menjadi
wewenang Dirjen DJKN, Direktur PKNSI, Kanwil DJKN dan KPKNL Terkait dengan
kewenagngan memberikan persetujuan/penolakan usulan pemanfaatan BMN dan
perpanjangnnya, yaitu sebagai berikut.

i) Wewenang yang telah dilimpahkan Menteri Keuangan Kepada Direktur Jenderal


Kekayaan Negara yang Diteruslimpahkan kepada Pejabat di Kantor Pusat DJKN

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 5


ii) Wewenang yang telah dilimpahkan Menteri Keuangan Kepada Direktur Jenderal
Kekayaan Negara yang Diteruslimpahkan kepada Kepala Kanwil DJKN

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 6


iii) Wewenang yang telah dilimpahkan Menteri Keuangan Kepada Direktur Jenderal
Kekayaan Negara yang Diteruslimpahkan kepada Kepala KPKNL

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 7


F.2. Kewajiban/Tanggung Jawab Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang dan
Mitra Pemanfaatan

Diskusi 1- 1
Jelaskan kewenanggan dan tanggung jawab Pengeola, Pengguna dan Mitra Pemanfaatan
BMN !

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 8


BAB
SEWA
2 BARANG MILIK NEGARA

A. Definisi dan Prinsip Umum

Sewa adalah pemanfaatan BMN oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan
menerima imbalan uang tunai. (Psl 1 PMK 78/PMK.6/2014)

B. Pertimbangan dilaksanakannya sewa

Beberapa pertimbangan dilaksanakannya sewa adalah (Pasal 4 ayat 1) PMK


Nomor 33 Tahun 2012 :

:
BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 9
Pertimbangan lainnya dilaksanakannya sewa adalah (Pasal 4 ayat 1) PMK Nomor
33 Tahun 2012 adalah :

a. harus dilaksanakan sewa dalam rangka pengamanan BMN untuk mencegah terjadinya
penggunaan secara tidak sah.

b. Harus dilakukan sewa dalam rangka pemeliharaan BMN untuk mencegah terjadinya
dan/atau memperbaiki kerusakan pada BMN diakrenakan tidak tersedia anggaran
untuk pemeliharaan

c. Harus dilakukan sewa dalam rangka menghindari terjadinya resiko sosial.

C. Objek, Subjek dan Jangka Waktu Sewa

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 10


D. Perhitungan Besaran Sewa BMN dan Penyesuaian Tarip Sewa

D.1. Perhitungan Besaran Sewa

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 11


D.1.a. Perhitungan Besaran Sewa Berdasarkan Formula Tarif Sewa

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 12


BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 13
D.1.b. Perhitungan Besaran Sewa Berdasarkan Perhitungan Nilai Wajar atas Nilai Sewa
Pasar (Pasal 58 ayat 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33 Tahun 2012).

Diskusi 1- 2
Bagaimana menentukan formulasi tarif sewa BMN selain tanah dan/atau bangunan ?

Diskusi 1- 3
Kapan Besaran sewa menggunakan formula tarip sewa dana kapan menggunakan harga sewa
pasar !

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 14


ATM
Menara BTS

PAPAM REKLAME/

BILLBOARD

Ruang Pertemuan : Banquet Hall /Convential Hall

Ruang Kantor/ Ruang Usaha

C.2. Penyesuaian Tarif Sewa

Tarif sewa dihitung berdaarkan besarans sewa dikaltikan dengan penyesiaan tarif
sewa.
BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 15
BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 16
E. Tata Cara Sewa BMN

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 17


1. Pengguna Barang mengajukan usulan sewa BMN kepada Pengelola Barang

a. Surat Permohonan

Kepada : Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan

Hal : permohonan sewa

Sehubungan dengan akan berakhirnya perjanjia sewa gedung Dharmasatya Kementerian


Keuangan, dan mengingat masa perpanjangan untuk tahun kedua tinggal beberapa bulan lagi
(31 Desember 2011), maka perkenankanlah kami mengajukan kembali minat kami untuk
memperpanjang perjanjian sewa selama 5 (lima) tahun kedepan dari tahun 2012 sampai
dengan tahun 2016.

Sebagai bahan pertimbangan, bahwa selaku penyewa gedung Dharmasatya. selama ini, mulai
dari 5 (lima) tahun pertama yang diperpanjang 2 kali 1 (satu( tahun, telah kami laksanakan
dengan baik, tertib dan konsekwen. Dan selama ini kami selalui melakukan koordinasi
dengan pihak Kementerian Keuangan dengan baik.

Demikian surat permohonan ini kami sampaikan, dan atas perhatian Bapak Sekretaris
Jenderal, kami ucapkan terima kasih.

Direktur PT Aloha

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 18


Kepada : Direktur Jenderal Kekayaan Negara

Hal : permohonan sewa

Sehubungan dengan masa perpanjangan untuk tahun kedua atas BMN berupa
gedung yang terletak di Jl. Perkutut No 2, maka kami mengajukan permohonan sewa atas
BMN tanah dan/atau bangunan tersebut. Saat ini BMN tersebut ini disewa oleh PT. Aloha,
yang akan berakhir beberapa bulan lagi (31 Desember 2011). Dasar pertimbangan kami
menyewakan adalah BMN tersebut lebih optimal apabila disewakan kepada pihak ketiga.
Adapuan identitas BMN yang akan disewakan, secara keseluruhan adalah sebagai
berikut :
1. Indentitas BMN berupa tanah:
BMN berupa tanah dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 10.000 m2 , Nilai buku
Rp 112.000.000.000, NJOP tanah Rp 80.000.000.000
2. Indentitas BMN berupa bangunan:
BMN berupa bangunan dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 11.000 m2 , Nilai buku
Rp 12.000.000.000, NJOP bangunan Rp 8.000.000.000

Calon Penyewa yang telah mengajukan permohonan sewa kepada kami, Kantor xxx,
selaku Kuasa Pengguna Barang mempunyai identitas sebagai berikut:
Nama : PT Alohas
Alamat : Sentul City, Blok Garden No, 5/6
Bentuk Kegiatan : Swasta
Jenis Kegiatan Usaha : Bisnis
NPWP : xxxxxx

Sebagai kelengkapan usulan sewa tersebut, bersama ini kami lampirkan data
pendukung sebagai berikut :
a. Foto dan gambar denah tanah dan bangunan (lampiran 1)
b. Kelengkapan data BMN (lampiran 2)
- Kuantitas data tanah keseluruhan
- Kuantitas data bangunan keseluruhan
- Dokumen sumber yang menyatakan Nilai BMN

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 19


c. fotokopi dokumen Sumber (dokumen BMN) (lampiran 3)
- Kartu Identitas Barang
- Buku Barang
- Foto copy bukti kepemilikan
- Identitas Calon Penyewa
d. Data lokasi objek penilaian dan data pembanding (lampiran 4)
Apabila tidak terdapat data pembanding, dapat diganti dengan pernyataan tidak ada
data pembanding.

Demikian surat permohonan sewa ini kami ajukan, mohon dapat ditindaklanjuti
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jakarta, .............
Kepala Kantor

b. Dokumen pendukung

Lampiran 1
Foto dan gambar denah tanah dan bangunan

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 20


Lampiran 2
Kelengkapan Data BMN

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 21


Lampiran 3
Dokumen sumber (dokumen BMN)

Lampiran 4
Data lokasi objek penilaian dan data pembanding

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 22


Catatan :

Cheklist Kelengkapan dokumen pendukung permohonan sewa oleh Pengelola Barang

2. Penelitian dan Penilaian

3. Penelitian. Penelitian dilakukan untuk mencocokkan antara hasil penilaian tanah dan
atau bangunan bangunan yang akan disewa, dibandingkan dengan apabila
menggunakan nilai sewa pasar.

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 23


4. Persetujuan/penolakan.

5. Keputusan Pelaksanaan Sewa. Pengguna Barang (dalam hal ini dilakukan oleh Kuasa
Pengguna Barang) menerbitkan Keputusan Pelaksanaan Sewa, yang
disampaikankepada pihak ketiga.

Dalam hal Pengelola Barang tidak menyetujui permohonan Sewa, maka Pengelola
Barang memberitahukan kepada Pengguna Barang disertai alasannya.

6. Pihak ketiga melakukan penyetoran sewa.

7. Pengguna Barang (dalam hal ini dilakukan oleh Kuasa Pengguna Barang) dan Pihak
ketiga melakukan perjanjian sewa.

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 24


8. Pengguna Barang (setelah mendapat laporan dari Kuasa Pengguna Barang)
menyampaikan laporan perjanjian sewa kepada Pengelola Barang.

9. Sebelum jangka waktu waktu berakhir, dapat dilakukan perpanjangan sewa

10. Setelah jangka waktu sewa berakhir, dilakukan penyerahan BMN kembali oleh pihak
ketiga kepada Kuasa Pengguna Barang.

Latihan 2- 1
Suatu Satker X mempunyai BMN tanah dan bangunan dengan identitas sebagai berikut.
1. Indentitas BMN berupa tanah:
BMN berupa tanah dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 2.000 m2 ,
Nilai buku Rp 12.000.000.000, NJOP tanah Rp 7.000.000.000
2. Indentitas BMN berupa bangunan:
BMN berupa bangunan dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 1.000 m2 ,
Nilai buku Rp 2.000.000.000, NJOP bangunan Rp 1.000.000.000

Atas BMN ersebut, pihak ketiga yaitu Bank Raiso Rapopo, mengajukan sewa seluas
4 x 4 meter untuk dimanfaatkan sebagai ATM.

Pertanyaan
1. Diskripsikan data BMN tersebut yang harus dicantumkan dalam permohonan sewa.
Kelengkapan dokumen apa saja yang harus dilampirkan ?
2. Berapa nilai BMN yang akan disewakan, dihitung secara proposional dari nilai buku?
3. Permohonan diajukan kepada KPKNL, Kanwil DJKN, atau Kantor Pusat DJKN?
4. Dalam kasus tersebut, besaran sewa dihitung menggunakan formula tarif sewa atau
menggunakan harga sewa pasar ?
5. Dalam kasus tersebut penyesuaian apa yang yang diterapkan dalam menentukan
tarif sewa?

Latihan 2- 2
Suatu Satker X mempunyai BMN tanah dan bangunan dengan identitas sebagai berikut.
1. Identitas BMN berupa tanah:

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 25


BMN berupa tanah dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 4.000 m2 ,
Nilai buku Rp 6.000.000.000, NJOP tanah Rp 7.000.000.000
2. Indentitas BMN berupa bangunan:
BMN berupa bangunan dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 11.000 m2 ,
Nilai buku Rp 3.000.000.000, NJOP bangunan Rp 1.500.000.000

Atas BMN tersebut, pihak ketiga yaitu Dharmawanita, mengajukan sewa seluas
6 x 4 meter untuk dimanfaatkan sebagai Kantin Bersama.

Pertanyaan
1. Diskripsikan data BMN tersebut yang harus dicantumkan dalam permohonan sewa.
2. Kelengkapan dokumen apa saja yang harus dilampirkan ?
3. Berapa nilai BMN yang akan disewakan, dihitung secara proposional dari nilai buku?
4. Permohonan diajukan kepada KPKNL, Kanwil DJKN, atau Kantor Pusat DJKN?
5. Dalam kasus tersebut, besaran sewa dihitung menggunakan formula tarif sewa atau
menggunakan harga sewa pasar ?
6. Dalam kasus tersebut penyesuaian apa yang yang diterapkan dalam menentukan
tarif sewa?

Latihan 2- 3
Suatu Satker X mempunyai BMN tanah dan bangunan dengan identitas sebagai berikut.
1. Identitas BMN berupa tanah:
BMN berupa tanah dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 10.000 m2 ,
Nilai buku Rp 60.000.000.000, NJOP tanah Rp 27.000.000.000
2. Indentitas BMN berupa bangunan:
BMN berupa bangunan dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 5.000 m2 ,
Nilai buku Rp 8.000.000.000, NJOP bangunan Rp 5.500.000.000

Atas BMN tersebut, Pengguna Barang mempunyai pertimbangan bahwa Gedung pertemuan
tersebut mempunyai luas 30 m x 30 m.
Pertanyaan
3. Diskripsikan data BMN tersebut yang harus dicantumkan dalam permohonan sewa.
4. Kelengkapan dokumen apa saja yang harus dilampirkan ?

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 26


5. Berapa nilai BMN yang akan disewakan, dihitung secara proposional dari nilai buku?
6. Permohonan diajukan kepada KPKNL, Kanwil DJKN, atau Kantor Pusat DJKN?
7. Dalam kasus tersebut, besaran sewa dihitung menggunakan formula tarif sewa atau
menggunakan harga sewa pasar ?
8. Dalam kasus tersebut penyesuaian apa yang yang diterapkan dalam menentukan
tarif sewa?

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 27


BAB
PINJAM PAKAI
3
A. Definisi dan Prinsip Umum

Pinjam pakai adalah penyerahan penggunaan BMN antara Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah
jangka waktu berakhir, BMN diserahkan kembali kepada PENGELOLA BARANG/
PENGGUNA BARANG

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 28


B. Pertimbangan dilaksanakannya Pinjam Pakai

Beberapa pertimbangan dilaksanakannya pinjam pakai adalah (Pasal 47 PMK


Nomor 78 Tahun 2014 :

C. Objek, Subjek dan Jangka Waktu Sewa

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 29


D. Tata Cara Pinjam Pakai

2 1

3 4

6
5

1. Pengguna Barang mengajukan permohonan kepada Pengelola Barang

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 30


a. Surat Permohonan

Kepada : Direktur Jenderal Kekayaan Negara


Hal : permohonan pinjma pakai
Sehubungan dengan adanya permohonan pinjma pakai dari pemerintah daerah xxx
atas BMN berupa tanah dan gedung yang terletak di Jl. Semueru 3, Kota Bogor, maka kami
mengajukan permohonan pinjma pakai atas BMN tersebut. Dasar pertimbangan pinjma pakai
adalah tanah tersebut saat ini tidak dipergunakan dalam tupoksi pemerintah pusat, serta untuk
menunjnag pemerintah daerah.
Adapuan identitas BMN yang akan disewakan, secara keseluruhan adalah sebagai
berikut :
3. Indentitas BMN berupa tanah:
BMN berupa tanah dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 5.000 m2 , Nilai buku
Rp 12.000.000.000, NJOP tanah Rp 8.000.000.000
4. Indentitas BMN berupa bangunan:
BMN berupa bangunan dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 2.000 m2 , Nilai buku
Rp 2.000.000.000, NJOP bangunan Rp 1.500.000.000

Sebagai kelengkapan usulan sewa tersebut, bersama ini kami lampirkan data
pendukung sebagai berikut :
a. Foto dan gambar denah tanah dan bangunan (lampiran 1)
b. Kelengkapan data BMN (lampiran 2)
1. Kuantitas data tanah keseluruhan
2. Kuantitas data bangunan keseluruhan
3. Dokumen sumber yang menyatakan Nilai BMN
c. fotokopi dokumen Sumber (dokumen BMN) (lampiran 3)
1. Kartu Identitas Barang
2. Buku Barang
3. Foto copy bukti kepemilikan
4. Identitas Calon Penyewa

Demikian surat permohonan sewa ini kami ajukan, mohon dapat ditindaklanjuti
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Jakarta, .............
Kepala Kantor

b. Data Pendukung

• Lampiran 1
Foto dan gambar denah tanah dan bangunan

• Lampiran 2
Kelengkapan Data BMN

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 31


Lampiran 3
Dokumen sumber (dokumen BMN)

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 32


Catatan :

Cheklist Kelengkapan dokumen pendukung permohonan sewa oleh Pengelola Barang

Dokumen Pendukung Ada Tidak ADa

a. Pertumbangan dan hasil penelitian kelayakan pinjam pakai


b. Calon peminjam pakai
c Surat Permohonan dari calon peminjam pakai
d. Bukti kepemilikan

e. Gambar lokasi
f. Luas tanah/bangunan yang akan dipinjam pakai
g. Nilai buku
h. Jangka waktu pinjma pakai

2. Pengelola Barang Melakukan Penetian (Pengkajian)

4. Persetujuan/penolakan.

Dalam hal Pengelola Barang tidak menyetujui permohonan Pinjam Pakai, , maka
Pengelola Barang memberitahukan kepada Pengguna Barang disertai alasannya.
BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 33
5. Perjanjian Pinjam Pakai

Muatan yang diperjanjikan dalam perjanjian pinjam pakai sebagaimana pada


surat persetujuan pinjam pakai. Selama jangka waktu Pinjam Pakai, peminjam pakai
wajib memelihara dan mengamankan objek Pinjam Pakai dengan biaya yang
dibebankan pada peminjam pakai.

6. Pelaksanaan pinjam pakai dilakukan sesuai dengan perjanjian pinjam pakai.

7. Pinjam Pakai Berakhir

Sebelum jangka waktu Pinjam Pakai berakhir, peminjam pakai harus memberitahukan
kepada Pengguna Barang akan mengakhiri atau memperpanjang Pinjam Pakai.

Dalam hal Pinjam Pakai akan diperpanjang, Pengguna Barang mengajukan permohonan
persetujuan perpanjangan jangka waktu Pinjam Pakai kepada Pengelola Barang berdasarkan
permohonan peminjam pakai.
Pengajuan permohonan persetujuan perpanjangan Pinjam Pakai sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dilampiri dengan
a. surat persetujuan Pinjam Pakai sebelumnya dari Pengelola Barang;
b. surat pernyataan dari peminjam pakai bahwa objek Pinjam Pakai masih digunakan
untuk menunjang pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah; dan
c. surat pernyataan dari Pengguna Barang bahwa pelaksanaan Pinjam Pakai tidak
mengganggu pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan negara,
dalam hal Pinjam Pakai dilaksanakan oleh Pengguna Barang

Dalam hal Pinjam Pakai akan diakhiri sebelum masa Pinjam Pakai berakhir, peminjam
pakai harus memberitahukan kepada Pengguna Barang.

Dalam hal Pinjam Pakai berakhir, dilakukan serah terima BMN objek Pinjam Pakai dari
peminjam pakai kepada Pengguna Barang, yang dituangkan dalam berita acara serah
terima.

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 34


Latihan 3- 1
Suatu Satker X mempunyai BMN tanah dan bangunan dengan identitas sebagai berikut.
1. Indentitas BMN berupa tanah:
BMN berupa tanah dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 3.000 m2 ,
Nilai buku Rp 14.000.000.000, NJOP tanah Rp 8.000.000.000
3. Indentitas BMN berupa bangunan:
BMN berupa bangunan dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 1.300 m2 ,
Nilai buku Rp 2.600.000.000, NJOP bangunan Rp 1.200.000.000

Atas BMN tersebut, diajukan permohonan pinjam pakai oleh Kabupaten X..

Pertanyaan
1. Diskripsikan data BMN tersebut yang harus dicantumkan dalam permohonan sewa.
2. Kelengkapan dokumen apa saja yang harus dilampirkan ?
3. Berapa nilai BMN yang akan dipinjam pakaikan, dihitung secara proposional dari
nilai buku?
4. Permohonan diajukan kepada KPKNL, Kanwil DJKN, atau Kantor Pusat DJKN?
5. Tahapan apa saja yang akan dilakukan baik oleh Pegelola Barang/Pengguna Barang
agar BMN tersebut dapat dipinjam pakaian kepada kabupaten X.

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 35


BAB
KERJASAMA PEMANFAATAN
4
A. Definisi dan Prinsip Umum

Kerjasama Pemanfaatan adalah pendayagunaan BMN oleh pihak lain dalam jangka
waktu tertentu dalam rangka peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
dan sumber pembiayaan lainnya. (Pasal 1 PMK Nomor 78 Tahun 2014).

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 36


B. Pertimbangan dilaksanakannya Kerjasama Pemanfaatan
Beberapa pertimbangan dilaksanakannya KSP adalah (Pasal 62 PMK Nomor 78
Tahun 2014) adalah :
a. Mengoptilkan daya guna dan hasil guna BMN
b. Meningkatkan penerimaan negara
c. Tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam APBN untuk memenuhi biaya
terkait BMN
BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 37
C. Objek, Subjek dan Jangka Waktu Sewa

D. Perhitungan Kontribusi Tetap dan Pembagian Keuntungan

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 38


E. Tata Cara Kerjasama Pemanfaatan

Tta Cara Kerjasama Pemanfaatan dilakukan sebagai berikut:

1. Pengguna Barang mengajukan usulan kepada Pengelola Barang.

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 39


a. Surat Permohonan
b. Data Pendukung
- Lampiran 1
Foto dan gambar denah tanah dan bangunan
- Lampiran 2
Kelengkapan Data BMN
- Lampiran 3
Dokumen sumber (dokumen BMN)
- Lampiran 4
Fotokopi Surat Permohonan dari Calon Mitra Kerjasama yang dilampiri
dengan analisis kelayakan Kerjasama Pemanfaatan
Catatan :

Cheklist Kelengkapan dokumen pendukung permohonan sewa oleh Pengelola Barang

Dokumen Pendukung Ada Tidak ADa


a. Pertumbangan dan hasil penelitian kelayakan pinjam pakai
b. Calon peminjam pakai
c. Bukti kepemilikan
d. Gambar lokasi
e. Luas tanah/bangunan yang akan dipinjam pakai
f. Nilai buku
g. Jangka waktu pinjma pakai

2. Pengelola Barang Melakukan Pengkajian

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 40


Pengelola Barang melakukan penelitian apakah BMN dapat dijadikan objek KSP.
Dalam rangka melakukan penelitian tersebut, penilai membentuk Tim KSP, serta
menugaskan kepada penilai untuk melakukan penilian. Hasil/output yang
dihasilkan tim penilai berupa :
5. Nilai BMN yang menjadi bagian/porsi pemerintah dalam kerjasama
pemanfaatan
6. Besaran Kontribusi Tetap
7. Besaran Pembagian Keuntungan

3. Pengelola Barang Menerbitkan Surat Persetujuan/Menolak usulan Kerjasma


Pemanfaatan. Dalam persetujuan tersebut dicantumkan pula besaran kontribusi tetap
dan pembagian keuntungan.

4. Berdasarkan persetujan dari Pengelola, Pengguna Barang melakukan tender,

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 41


BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 42
BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 43
Penunjulkan Mitra KSP untuk BMN bersifat khusus

5. Hasil tender adalah Penetapan Mitra Kerjasama. Setelah dilakukan penetapan mitra
hasil tender,. Berdasarkan SK Penetapan Mitra tersebut, dilakukan penandatanganan
kersama pemanfaatan, dalam jangka waktu kurang dari satu tahun sejak penetapan
mitra. Perjanjian kerjasama tersebut ditandatangai oleh mitra KSP dan Pengguna
Barang (utuk BMN yang berada pada Pengguna Barang). Perjanjian kerjasama KSP
sekurang-kurangnya memuat :

a. dasar perjanjian;
b. identitas para pihak yang terikat dalam perjanjian;
c. objek KSP;
d. hasil KSP berupa barang, jika ada;
e. peruntukan KSP;
f. jangka waktu KSP;
g. besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan serta
mekanisme pembayarannya;
h. hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian;
i. ketentuan mengenai berakhirnya KSP;
j. sanksi; dan
k. penyelesaian perselisihan.

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 44


Pelaksanaan perjanjian KSP mengikuti ketentuan sebagai berikut:
8. Perjanjian KSP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan dalam bentuk
Akta Notariil.
9. Penandatanganan perjanjian KSP dilakukan setelah mitra KSP menyampaikan
bukti setor pembayaran kontribusi tetap pertama kepada Pengelola
Barang/Pengguna Barang.
10. Bukti setor pembayaran kontribusi tetap pertama sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) merupakan salah satu dokumen pada lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari perjanjian KSP.

6. Penyerahan BMN kepada Mitra Kerjasama setelah dilakukan


perjanjian/penandatangan Kerjasama Pemanfaatan.

7. BMN diserahkan kembali oleh mitra kerjasama setelah jangka waktu kerjasama
pemanfaatan berkahir. KSP.

KSP berakhir dalam hal:


a. berakhirnya jangka waktu KSP sebagaimana tertuang dalam perjanjian;
b. pengakhiran perjanjian KSP secara sepihak oleh Pengelola Barang dan/atau
Pengguna Barang;
c. berakhirnya perjanjian KSP;
d. ketentuan lain sesuai peraturan perundang-undangan.

Pengakhiran KSP, dapat dilakukan dalam hal mitra KSP:


a. tidak membayar kontribusi tetap selama 3 (tiga) tahun berturut-turut;
b. tidak membayar pembagian keuntungan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut
sesuai perjanjian KSP; atau
c. tidak memenuhi kewajiban selain sebagaimana dimaksud pada huruf a dan
huruf b sebagaimana tertuang dalam perjanjian KSP.

Pengakhiran KSP dapat dilakukan oleh Pengelola Barang dan/atau Pengguna


Barang secara tertulis tanpa melalui pengadilan.

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 45


Paling lambat 2 (dua) tahun sebelum jangka waktu KSP berakhir, mitra harus
melaporkan akan mengakhiri KSP.
Berdasarkan laporan tersebut Pengelola Barang dan/atau Pengguna Barang
meminta auditor independen/aparat pengawasan intern pemerintah untuk
melakukan audit atas pelaksanaan KSP.

Auditor independen/aparat pengawasan intern pemerintah menyampaikan hasil


audit kepada Pengelola Barang dan/atau Pengguna Barang.

Hasil audit auditor independen/aparat pengawasan intern pemerintah yang


disampaikan kepada Pengelola Barang dan/atau Pengguna Barang selanjutnya
disampaikan kepada mitra KSP.

Mitra KSP menindaklanjuti hasil audit yang disampaikan oleh auditor


independen/aparat pengawasan intern pemerintah dan melaporkannya kepada
Pengelola Barang/Pengguna Barang.

Serah terima objek KSP dilakukan paling lambat pada saat berakhirnya jangka
waktu KSP dan dituangkan dalam berita acara serah terima.

Mitra KSP tetap berkewajiban menindaklanjuti hasil audit dalam hal terdapat hasil
audit yang belum selesai ditindaklanjuti oleh mitra setelah dilakukannya serah
terima

Pengguna Barang melaporkan pengakhiran KSP dan penyerahan objek KSP


sebagaimana dimaksud pada ayat (6) kepada Pengelola Barang paling lambat 1
(satu) bulan setelah penyerahan

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 46


F. Penerimaan Negara Terkait KSP

Penerimaan negara yang wajib disetorkan mitra KSP selama jangka waktu KSP, terdiri
atas:
a. kontribusi tetap; dan
b. pembagian keuntungan KSP.

Besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan) ditetapkan oleh:


a. Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada Pengelola Barang;
b. Pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola Barang, untuk BMN yang berada
pada Pengguna Barang.

Dalam hal KSP BMN berupa tanah dan/atau bangunan dan sebagian tanah dan/atau
bangunan, sebagian kontribusi tetap dan pembagian keuntungannya dapat berupa
bangunan beserta fasilitasnya yang dibangun dalam satu kesatuan perencanaan tetapi
tidak termasuk sebagai objek KSP. Besaran nilai bangunan beserta fasilitasnya sebagai
bagian dari kontribusi tetap dan pembagian keuntungan tersebut paling banyak 10%
(sepuluh persen) dari total penerimaan kontribusi tetap dan pembagian keuntungan selama
masa KSP.

Besaran kontribusi tetap dan persentase pembagian keuntungan KSP BMN berupa tanah
dan/atau bangunan dan sebagian tanah dan/atau bangunan ditetapkan dari hasil
perhitungan tim yang dibentuk oleh Pengelola Barang, berdasarkan dan/atau mempe
rtimbangkan hasil Penilaian. Besaran kontribusi tetap dan persentase pembagian
keuntungan KSP BMN berupa selain tanah dan/atau bangunan ditetapkan dari hasil
perhitungan tim yang dibentuk oleh Pengguna Barang dan dapat melibatkan Pengelola
Barang, berdasarkan dan/atau mempertimbangkan hasil Penilaian

G. Perhitungan Kondtribusi Tetap

Kontribusi tetap merupakan hasil perkalian dari:


a. besaran persentase kontribusi tetap; dan
b. nilai wajar BMN yang menjadi objek KSP.

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 47


Besaran persentase kontribusi tetap ditentukan oleh Pengelola Barang dari hasil
perhitungan tim berdasarkan dan/atau mempertimbangkan hasil Penilaian. Nilai
wajar BMN dalam rangka KSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
berdasarkan:
a. hasil Penilaian oleh Penilai pemerintah, untuk BMN berupa tanah dan/atau
bangunan;
b. hasil Penilaian oleh tim yang dibentuk Pengguna Barang, untuk BMN selain
tanah dan/atau bangunan.

Dalam hal terdapat nilai BMN yang berbeda dengan nilai wajar hasil Penilaian,
dalam rangka Pemanfaatan BMN digunakan nilai wajar hasil Penilaian.

Besaran konstribusi tetap pelaksanaan KSP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71


ayat (1) huruf a yang telah ditentukan, meningkat setiap tahun dihitung berdasarkan
kontribusi tetap tahun pertama dengan memperhatikan estimasi tingkat inflasi,
Besaran peningkatan kontribusi tetap ditetapkan dalam persetujuan pelaksanaan KSP
dan dituangkan dalam perjanjian KSP

H. Perhitungan Pembagian Keuntungan


Perhitungan pembagian keuntungan mempertimbangkan:
a. nilai investasi pemerintah;
b. nilai investasi mitra KSP; dan
c. risiko yang ditanggung mitra KSP.

Perhitungan pembagian keuntungan ditentukan oleh Pengelola Barang dari hasil


perhitungan tim berdasarkan dan/atau mempertimbangkan hasil Penilaian.

Besaran nilai investasi pemerintah didasarkan pada nilai wajar BMN yang menjadi
objek KSP.

Besaran nilai investasi mitra KSP didasarkan pada estimasi investasi dalam proposal
KSP.

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 48


Besaran pembagian keuntungan dapat ditinjau kembali oleh Pengelola Barang dalam hal
realisasi investasi yang dikeluarkan oleh
mitra KSP lebih rendah dari estimasi investasi sebagaimana tertuang dalam perjanjian

Realisasi investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), didasarkan dari hasil audit
yang dilakukan oleh auditor independen.

I. KSP Operasional

“ :Kerja sama antara pemerintah dan badan usaha untuk kegiatan penyediaan
infrastruktur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Pasal 1
PMK Nomor 78 Tahun 2014). “

KSP Operasional dapat dilakukan untuk mengoperasionalkan BMN (Pasal 75


ayat (1)).

Latihan 4- 1
Suatu Satker X mempunyai BMN tanah dan bangunan dengan identitas sebagai berikut.
1. Indentitas BMN berupa tanah:
BMN berupa tanah dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 13.000 m2 ,
Nilai buku Rp 24.000.000.000, NJOP tanah Rp 18.000.000.000
BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 49
Atas BMN tersebut, diajukan permohonan KSP oleh PT Yuyu.

Pertanyaan
1. Diskripsikan data BMN tersebut yang harus dicantumkan dalam permohonan sewa.
2. Kelengkapan dokumen apa saja yang harus dilampirkan ?
3. Berapa nilai BMN yang akan dilakukan kerjasa pemanfaatan, dihitung secara
proposional dari nilai buku?
4. Permohonan diajukan kepada KPKNL, Kanwil DJKN, atau Kantor Pusat DJKN?
5. Tahapan apa saja yang akan dilakukan baik oleh Pegelola Barang/Pengguna Barang
agar BMN tersebut dapat dilakukan KSP.

Diskuasi 4- 2
Jelaskan bahwa KSP Operasional bukan merupakan penggunaan BMN yang dilakukan
pihak lain.

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 50


BAB
KERJASAMA PEMANFAATAN
5 PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

A. Definisi

Kerja sama antara pemerintah dan badan usaha untuk kegiatan penyediaan
infrastruktur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Pasal 1 PMK
Nomor 78 Tahun 2014).

B. Lingkup Infrastruktur

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 51


C. Pertimbangan KSPI

D. Ketentuan Umum KSPI

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 52


E. Tata Cara Kerjasama KSPI

Tata cara kerjasama KSPI adalah sama (mutatis mutandis) dengan KSP, namun
tidak ada tahapan tender untuk memilih calon mitra kerjasama. Karena permohonan KSPI
hanya dilakukan oleh Mitra KSP yang telah diberikan penugasan membangun infrasttruktur,
yang mencakup lokasi objek BMN tersebut terletak.

F. Tata Cara Pembayaran KSPI

Tata cara kerjasama KSPI adalah sama (mutatis mutandis) dengan tata cara
pembayaran KSP

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 53


G. Tata Cara Berakhirnya KSPI

Tata cara beakhirnya KSPI adalah sama (mutatis mutandis) dengan tata cara
beraakhirnya KSP

Diskuasi 5- 1
Suatu Satker X mempunyai BMN tanah dan bangunan dengan identitas sebagai berikut.
1. Indentitas BMN berupa tanah:
BMN berupa tanah dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 14.000 m2 ,
Nilai buku Rp 25.000.000.000, NJOP tanah Rp 19.000.000.000

Atas BMN tersebut, diajukan permohonan KSPI oleh PT PLN (Persero)

Pertanyaan
1. Diskripsikan data BMN tersebut yang harus dicantumkan dalam permohonan sewa.
2. Kelengkapan dokumen apa saja yang harus dilampirkan ?
3. Berapa nilai BMN yang akan dilakukan kerjasa pemanfaatan, dihitung secara
proposional dari nilai buku?
4. Permohonan diajukan kepada KPKNL, Kanwil DJKN, atau Kantor Pusat DJKN?
5. Tahapan apa saja yang akan dilakukan baik oleh Pegelola Barang/Pengguna Barang
agar BMN tersebut dapat rangka melakukan KSPI?

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 54


BAB
KERJASAMA BGS/ BSG
6
A. Definisi

BGS adalah pemanfaatan tanah pemerintah pusat oleh pihak lain dengan mendirikan
bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak
lain tersebut dalam jangka tertentu yang telah disepakati dan selanjutnya diserahkan
kembali kepada Pengelola Barang setelah jangka waktu berakhir.

BSG adalah pemanfaatan tanah milik pemerintah pusat oleh pihak lain dengan
mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian diserahkan
kepada Pengelola Barang untuk kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut
dalam jangka yang telah disepakati.

B. Pertimbangan Kerjasama BGS/BSG

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 55


C. Subjek dan Objek BGS dan BSG

D. Prinsip Umum BGS dan BSG

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 56


E, Tata Cara Kerjasama BGS/BSG

Tata cara kerjasama KSPI adalah sama (mutatis mutandis) dengan KSP, namun
tidak ada tahapan tender untuk memilih calon mitra kerjasama. Karena permohonan KSPI
hanya dilakukan oleh Mitra KSP yang telah diberikan penugasan membangun infrasttruktur,
yang mencakup lokasi objek BMN tersebut terletak.

F. Tata Cara Pembayaran Kerjasama BGS/BSG

Tata cara kerjasama KSPI adalah sama (mutatis mutandis) dengan tata cara
pembayaran KSP

G. Tata Cara Berakhirnya BGS/BSG

Tata cara beakhirnya KSPI adalah sama (mutatis mutandis) dengan tata cara
beraakhirnya KSP

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 57


Diskuasi 6- 1

Suatu Satker X mempunyai BMN tanah dan bangunan dengan identitas sebagai berikut.
Indentitas BMN berupa tanah:
BMN berupa tanah dengan NUP Nomor xxxxxx, luas 14.000 m2 ,
Nilai buku Rp 25.000.000.000, NJOP tanah Rp 19.000.000.000

Atas BMN tersebut, diajukan permohonan Kerjasama BGS oleh PT Berdikari

Pertanyaan
1. Diskripsikan data BMN tersebut yang harus dicantumkan dalam permohonan sewa.
2. Kelengkapan dokumen apa saja yang harus dilampirkan ?
3. Berapa nilai BMN yang akan dilakukan kerjasa pemanfaatan, dihitung secara
proposional dari nilai buku?
4. Permohonan diajukan kepada KPKNL, Kanwil DJKN, atau Kantor Pusat DJKN?
5. Tahapan apa saja yang akan dilakukan baik oleh Pegelola Barang/Pengguna Barang
agar BMN tersebut dapat rangka melakukan Kerjasama BGS?

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 58


LATIHAN SOAL : PEMANFAATAN BMN

1. Suatu Supermarket dan ATM menempati bangunan pada suatu perkantoran pemerintah.
Pemanfaatan tersebut menggunakan mekanisme :
a. Sewa
b. Pinjam Pakai
c. Kerjasama Pemanfaatan
d. Kerjasama BGS/BSG

2. Suatu hotel beridiri di atas tanah BMN. Pemanfaatan tersebut menggunakan mekanisme :
a. Sewa
b. Pinjam Pakai
c. Kerjasama Pemanfaatan
d. Kerjasama BGS/BSG

3. Tanah dan Bangunan BMN satker X yang berlokasi di Kabupaten Y digunakan oleh Pemda Y.
Pemanfaatan tersebut menggunakan mekanisme
a. Sewa
b. Pinjam Pakai
c. Kerjasama Pemanfaatan
d. Kerjasama BGS/BSG

4. Tanah suatu satker saat ini sudah digenangi air sebagai waduk. Waduk tersebut akan
dikembangkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Pemanfaatan tersebut menggunakan
mekanisme ...
a. Kerjasam Pemanfaatan
b. Kerjasama Operasional
c. Kerjasama Pemanfaatan dalam rangka penyediaan infrasturktur (KSPI)
d. Kerjasama BGS/BSG

5. Suatu satker X membangun Rumah Susun. Selanjutnya satker tersebut setelah melakukan
tender menunjuk suatau badan usaha untuk melakukan pemungutan , pemeliharaan ,
perbaikan serta kegiatan lainnya terkait. Pemanfaatan tersebut menggunakan
mekanisme..
a. Kerjasama BGS/BSG
b. Kerjasam Pemanfaatan
c. Kerjasama Operasional
d. Kerjasama Pemanfaatan dalam rangka penyediaan infrasturktur (KSPI

6. Suatu perkantoran beridiri di atas tanah BMN. 10% atas bangunan perkantoran tersebut
digunakan untuk pelaksanaan tusi satker. Pemanfaatan tersebut menggunakan mekanisme:
a. Kerjasama BGS/BSG
b. Kerjasam Pemanfaatan
c. Kerjasama Operasional

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 59


d. Kerjasama Pemanfaatan dalam rangka penyediaan infrasturktur (KSPI

7. Contoh pertimbangan dilakukan sewa untuk menunjang pelaksanaan tusi


kementerian/lembaga, antara lain..
a. Adanya kantin dan ATM di suatu wilayah perkantoran
b. Tanah yang disewa dibangun menara BTS
c. Suatu tanah yang letaknya jauh dari lokasi kantor disewakan untuk berladang
d. Bangunan disewakan untuk gedung pertemuan

8. Contoh pertimbangan dilakukan sewa untuk mencegah penggunaan pihak lain secara tidak
sah, antara lain..
a. Adanya kantin dan ATM di suatu wilayah perkantoran
b. Tanah yang disewa dibangun menara BTS
c. Suatu tanah yang letaknya jauh dari lokasi kantor disewakan untuk berladang
d. Bangunan disewakan untuk gedung pertemuan

9. Sewa tanah selain tanah dan bangunan yang ada pada Pengguna Barang dilakukan oleh..
a. Pengelola Barang
b. Pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola Barang
c. Kuasa Pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola Barang
d. Kuasa Pengguna Barang

10. Suatu tanah BMN disewa karena dilewati tower untuk transmisi listrik. Jangka waktu sewa
tersebut adalah......
a. 5 tahun
b. 10 tahun
c. Lebih dari 5 tahun
d. 2 tahun

11. Nilai sewa tanah dan/atau bangunan yang digunakan ATM sebaiknya menggunakan..
a. Nilai Pasar Sewa
b. Periodisitas Sewa
c. Pertimbangan nilai keekonomian dari masing-masing jenis infrastruktur
d. Nilai wajara tanah dan atau bangunan

12. Suatu tanah kosong Nilai tanah berdasarn perhitungan penilai sebesar 1 Milyar. Besar
sewa tanah per tahun berdasarkan formulasi tarip sewa adalah sebesar :
a. Rp 33,3 juta
b. Rp 66.4 juta
c. Rp 20,5 juta
d. Rp 25 juta

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 60


13. Berikut ini bukan meurpakan pernyataan yang tepat sehubungan dengan data transaksi
yang sebanding dan sejenis yang dilampirkan dalam usulan sewa, yaitu meliputi :
a. Harus berupa data transaksi
b. Data barang yang ditransaksikan
c. Nilai transaksi
d. Data penawaran umum penyewaan

14. Besaran tarip sewa BMN sebesar Rp 10.000.000 per tahun. Sewa tersebut digunakan untuk
kegiatan Dharma Wanita. Sewa yang harus dibayar sebesar ...
a. Rp 500.000
b. Rp. 1.000.000
c. Rp.4.000.000
d. Rp 5.000.000

15. Besaran tarip sewa BMN sebesar Rp 10.000.000 per tahun. Sewa tersebut digunakan untuk
kantin yang dikelola oleh yayasan/koperasi. Sewa yang harus dibayar sebesar
a. Rp 500.000
b. Rp. 1.000.000
c. Rp.4.000.000
d. Rp 5.000.000

16. Besaran tarip sewa BMN sebesar Rp 100.000.000 per tahun. Sewa tersebut digunakan
untuk minimarket yang dikelola oleh swasta. Sewa yang harus dibayar sebesar
a. Rp 100.000.000
b. Rp. 10.000.000
c. Rp.40.000.000
d. Rp 50.000.000

17. Pembayaran sewa untuk ATM, dilakukan dengan cara sebagai berikut
a. Pembayaran pertama dilakukan 2 hari sebelum penandatanganan
b. Pembayaran dilakukan setiap tahun
c. Pembayaran dilakukan secara sekaligus 2 hari sebelum penandatanganan
d. Pembayaran dilakukan setiap bulan

18. Pertimbangan Pijam pakai antara lain..


a. Optimalisasi BMN yang belum/tidak dipergunakan dalam pelaksaan tusi
b. Menunjang pelaksanaan tusi lembaga
c. Mencegah penggunaan oleh pihak lain secara tidak sah
d. Aset masih dipergunakan Kementeria lembaga untuk pelaksanaan tusi

19. Jangak waktu pinjam pakai dilakukan dengan ketentuan ...:


a. 5 tahun, tidak dapat diperpanjang
b. 5 tahun, dapat diperpanjang 1 kali
BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 61
c. 5 tahun, dapat diperpanjang beberapa kali
d. 10 tahun

20. Berikut ini merupakan pernyataan yang tidak sesuai dengan ketentuan pinjam pakai, yaitu
....
a. Peminjam pakai dapat mengubah BMN, tanpa merubah bentuk dan konstruksi dasar,
dengan persetujuan Pengguna Barang dan dilaporkan kepada Pengelola
b. Perjanjian Pinjam pakai dituangkan dalam Surat perjanjian, ditandatangani oleh
Peminjam pakai dan Pengguna Barang
c. BMN masih berada dalam penguasaan Pengguna Barang dan masih digunakan untuk
pelaksanaan tusi
d. Peminjam pakai dapat mengubah BMN, disertai perubahan bentuk dan konstruksi
dasar , dengan persetujuan Pengguna Barang dan dilaporkan kepada Pengelola

21. Berikut ini yang bukan merupakan pertimbangan dilakukannya kerjasama pemanfaatan
adalah ....
a. Mengoptimalkan daya guna dan hasil guna BMN
b. Meningkatkan penerimaan negara
c. Pengguna Barang memerlukan fasilitas bagi penyelenggaraan pemerintahan negara dan
pelayanan umum dalam rangka tusi, diman tidak tersedia dananya
d. Tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam APBN untuk memenuhi biaya
pemeliharaan terkait BMN

22. Berikut ini bukan merupakan pernyataan yang tepat sehubungan dengan jangka waktu
Kerjasama Pemanfaatan adalah ....
a. KSP umum paling lama 30 tahun, dapat diperpanjang
b. Pertimbangan perpanjangan antara lain tidak mengganggu tusi, dan selama masa
pelaksanaan KSP terdahulu, mitra memetuhi perjanjian KSP
c. KSP penyediaan infrastruktur paling lama 50 tahun, tidak dapat diperpanjang
d. Pengajuan perpanjangan diajukan paling lambat 2 tahun sebelum masa KSP berakhir

23. Besarnya kontribusi tetap dihitung berdasarkan ....


a. Besaran persentase kontribusi tetap dengan nilai wajar BMN
b. Besaran persentase kontribusi tetap dengan nilai wajar BMN yang diperhitungkan
naik disesuaikan dengan tingkat inflasi
c. Besaran persentase pembagian keuntungan dikalikan besaran keuntungan
d. Besaran persentase pembagian keuntungan dikalikan besaran keuntungan yang
diperhitungkan naik disesuaikan dengan tingkat inflasi

24. Berikut ini bukan merupakan pertimbangan dalam melakukan perhitungan pembagian
keuntungan, yaitu..
a. Nilai Investasi pemerintah
b. Nilai investasi mitra KSP
c. Ciclan pook dan biaya yang timbul atas peminjaman mitra KSP
BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 62
d. Resiko yang ditanggung mitra KSP

25. Berikut ini bukan merupakan pernyataan yang tepat sehingga perjanjian kerjasama
pemanfaatan dapat dilakukan , yaitu .............
a. Telah diterbitkan persetujuan KSP oleh Pengelola Barang
b. Telah ditetapkan mitra kerjasama
c. Telah dibayar pembayaran pertama kontribusi tetap
d. Telah dilakukan penyerahan BMN ke mitra

26. Berikut ini bukan merupakan pernyataan yang tepat sehubungan dengan kegiatan Pengelola
Barang dalam menerbitkan Surat Keputusan persetujuan KSP , yaitu .............
a. Pengelola Barang membentuk Tim KSP
b. Telah dilakukan penilaian dalam rangka menguji kelayakan bisnis KSP
c. Telah ditentukan Mitra Kerjasama
d. Telah dilakukan penilaian dalam rangka menentukan persentase pembagian
keuntungan dan kontribusi tetap

27. Syarat dalam pemilihan mitra kerjasama melalui tender adalah diikuti oleh 3 peserta.
Apabila dalam kesempatan tersebut tidak ada peserta, maka dilakukan tender ulang dengan
ketentuan .............
a. Apabila tender ulang hanya diikuti oleh satu peserta, maka dilakukan seleksi
langsung
b. Apabila tender ulang hanya diikuti oleh dua peserta, maka dilakukan penunjukan
langsung
c. Apabila tender ulang hanya diikuti oleh satu peserta, maka dilakukan penunjukan
langsung
d. Apabila tender ulang hanya diikuti oleh dua peserta, maka dilakukan tender ulang
lagi

28. Apabila BMN yang dilakukan KSP bersifat khusus, maka penunjukan mitra KSP dapat
dilakukan penunjukan langsung, apabila memenuhi ketentuan
a. Mitra berupa BUMN/BUMD yang memiliki bidang dan/atau wilayah kerja tertentu
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Mitra berupa BUMN/BUMD atau badan hukum lainnya
c. Atas BMN yang ada dalam penguasaan Pengguna Barang, Penunjukan langsung
harus dilakukan oleh Pengelo Barang
d. Tidak datur secara khusus

29. Apabila dalam KSPI mita KSP mempunyai kelebihan keuntungan yang diperoleh dari yang
ditentukan ketika perjanjian dimulai, maka kelebihan keuntungan tersebut dapat
dibebankan kepada mitra KSPI. Ketentuan ini disebut dengan ............
a. Clawback
b. Hedging
c. Penalti
BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 63
d. Net Present Value

30. Tarip KSP dalam penyediaan infrastruktur adalah


a. Dalam hal mitra KSP BMN untuk penyediaan infrasturktur berupa BUMN.BUMD,
dapat ditetapkan paling tinggi sebesar 70% dari perhitungan tim KSP
b. Dapat ditetapkan paling tinggi sebesar 70% dari perhitungan tim KSP untuk semua
jenis badan hukum
c. Dalam hal mitra KSP BMN untuk penyediaan infrasturktur berupa BUMN/BUMD,
dapat ditetapkan paling rendah sebesar 30% dari perhitungan tim KSP
d. Dapat ditetapkan paling rendah sebesar 30% dari perhitungan tim KSP untuk semua
jenis badan hukum

31. Apabila mitra KSP tidak melakukan pembayaran pada saat yang telah sesuai dengan
waktunya, maka
a. Dikenakan denda 2% per bulan, paling banyak 50% dari jumlah yang seharusnya
dibayar
b. Dikenaka denda 2% per bulan, paling banyak 48% dari jumlah yang seharusnya
dibayar
c. Dikenaka denda 2% per bulan dari jumlah yang seharusnya dibayar
d. Dikenaka denda 1 % per bulan dari jumlah yang seharusnya dibayar

32. Apabila mitra KSP tidak melakukan pembayaran sesuai dengan ketentuan jumlahnya , maka
a. Dikenaka denda 2% per bulan, paling banyak 48% dari jumlah yang kurang dibayar
b. Dikenaka denda 2% per bulan dari jumlah yang kurang dibayar
c. Dikenaka denda 1 % per bulan dari jumlah yang kurang dibayar
d. Dikenakan denda 2% per bulan, paling banyak 50% dari jumlah yang seharusnya
dibayar

BAHAN AJAR PEMANFAATAN BMN - Listiyarko Wijito Page 64

Anda mungkin juga menyukai