Anda di halaman 1dari 14

PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

DI KALIMANTAN SELATAN

Abdul Rahman Basri, S.Sos., M.KP

DISUSUN OLEH :

NAMA : ATIRA ADRIN


NPP : 30.1029
KELAS/ NO. ABSEN : A3/06

POLITIK INDONESIA TERAPAN


FAKULTAS POLITIK PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah yang saya beri judul “Pengelolaan Barang Milik Daerah di
Kota Banjarmasin” ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman dan Bapak dosen
mata kuliah Pengelolaan Barang Milik Daerah/Negara yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik
dan rapi.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Banjarbaru, 28 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

BAB I.......................................................................................................................3

PENDAHULUAN...................................................................................................3

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................5

1.3 Tujuan Pembahasan......................................................................................5

1.4. Metode...................................................................................................................6

BAB II.....................................................................................................................7

PEMBAHASAN.....................................................................................................6

2.1 Berbagai kepentingan untuk mengelola barang milik daerah.......................6

2.2 Kekayaan di Provinsi Kalimantan Selatan...................................................7

2.3 Peran Pemerintah........................................................................................10

2.4 Kriteria pemilu jujur dan adil......................................................................11

BAB III..................................................................................................................13

PENUTUP.............................................................................................................13

3.1 Kesimpulan.................................................................................................13

Daftar Pustaka..................................................Error! Bookmark not defined.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sejak ditetapkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, telah terjadi berbagai
perkembangan dan perubahan yang mendasar dalam pengelolaan
keuangan Negara. Selanjutnya untuk melaksanakan ketentuan Pasal 48
ayat (2) dan Pasal 49 ayat (6) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, maka Pemerintah menerbitkan Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah. Sehubungan dalam ketentuan Pasal 74 ayat (3) Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006, Menteri Dalam Negeri menerbitkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. Dalam peraturan Menteri
Dalam 2 Negeri ini yang dimaksud barang milik daerah adalah semua
barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN/APBD, dan atau yang
berasal dari perolehan lainnya yang sah. Kemudian pengurusan dan
pengelolaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan asas
fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi,
akuntabilitas, dan kepastian nilai. Di samping itu pengurusan dan
pengelolaan barang milik daerah meliputi dari perencanaan kebutuhan,
penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan,
pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan,
pembinaan, pengawasan dan pengendalian. Pertanggungjawaban atas
barang milik daerah kemudian menjadi sangat penting ketika pemerintah
wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD dalam
bentuk laporan keuangan yang disusun melalui suatu proses akuntansi atas
transaksi keuangan, aset, hutang, ekuitas dana, pendapatan dan belanja,
termasuk transaksi pembiayaan dan perhitungan. Informasi barang milik
daerah memberikan sumbangan yang signifikan di dalam laporan
keuangan (neraca) yaitu berkaitan dengan pos-pos persediaan, aset tetap,
maupun aset lainnya. Pemerintah wajib melakukan pengamanan terhadap
barang milik daerah. Pengamanan tersebut meliputi pengamanan
administrasi, pengamanan fisik dan pengamanan hukum. Dalam rangka
pengamanan administratif dibutuhkan sistem penatausahaan yang dapat
menciptakan pengendalian atas barang milik daerah. Selain berfungsi
sebagai alat kontrol, sistem 3 penatausahaan tersebut juga harus dapat
memenuhi kebutuhan manajemen pemerintah di dalam perencanaan
pengadaan, pemeliharaan, maupun penghapusan.

1.2 Rumusan Masalah


Sehubungan dengan adanya uraian pada latar belakang
sebelumnya, maka penulis merumuskan apa yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah penatausahaan dan penertiban barang milik daerah
berpengaruh secara parsial terhadap pengamanan barang milik
daerah di Kalimantan Selatan?
2. Apakah penatausahaan dan penertiban barang milik daerah
berpengaruh secara simultan terhadap pengamanan barang milik
daerah di Kalimantan Selatan?
3. Penatausahaan barang milik daerah berpengaruh lebih dominan
terhadap pengamanan barang milik daerah.

1.3 Tujuan Pembahasan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusunan makalah
ini adalah untuk:
1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh penatausahaan dan
penertiban barang milik daerah berpengaruh secara parsial
terhadap pengamanan barang milik daerah di Kalimantan Selatan.
2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh penatausahaan dan
penertiban barang milik daerah berpengaruh secara
simultan
terhadap pengamanan barang milik daerah di Kalimantan Selatan.
3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh dari variabel penatausahaan
dan penertiban barang milik daerah yang paling dominan terhadap
pengamanan barang milik daerah di Kalimantan Selatan.

1.4 Metode
Makalah ini disusun dengan melakukan pendekatan secara
kualitatif. Metode non interaktif (analisis teks) digunakan dalam penulisan
makalah ini. Pengumpulan data yang digunakan adalah metode studi
literatur baik dalam media cetak berupa buku maupun media elektronik
seperti artikel di internet.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Berbagai kepentingan untuk mengelola barang milik daerah


Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau
diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau
berasal dari perolehan lainnya yang sah.8 Dalam mengelola barang milik
daerah dibutuhkan perencanaan kebutuhan dan penganggaran, maka
semua yang meliputi pengelolaan barang milik daerah penganggaran untuk
perbaikan ataupun perencanaan , pemeliharaan, serta pengadaan barang
atau lainnya sesuai dengan ketentuan pasal 3 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah penganggarannya dari anggaran pendapatan dan belanja
daerah. Selain itu, Kewenangan Pemerintah Daerah untuk mengelola
barang milik daerah tertuang dalam Pasal 5 ayat (1), (2), (3), dan (4)
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah. Dalam menjalankan kewenangannya sebagai
pengelola barang milik daerah, masih banyak penyalahgunaan
kewenangan yang dilakukan dalam mengelola barang milik daerah, seperti
hal nya : Penelantaran Aset Daerah, Penyalahgunaan kewenangan dalam
pencabutan hak yang sudah diberikan oleh pemerintah daerah atas hak
pemakaian barang milik daerah, Menggunakan barang milik daerah untuk
kepentingan pribadi yang mana dapat merugikan daerah serta kepentingan
masyarakat. Untuk menuju pengelolaan barang milik daerah yang optimal,
sesuai dengan ketentuan pasal 3 ayat (1), dan (2) Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
Karena, barang milik daerah merupakan salah satu yang penting untuk
penyelenggaraan pemerintah dalam pelayanan kepada masyarakat.
Kewenangan Pemerintah Daerah adalah Pemerintahan daerah
dalam menyelenggarakan urusan pemerintahannya memiliki hubungan
dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya.
Hubungan tersebut meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan
umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya yang
harus diperhatikan. Didalam menjalankan kewenangan yang diberikan
oleh Pemerintah Pusat untuk Pemerintah Daerah yang berhak mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat,
Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengelola barang milik daerahnya
untuk kepentingan masyarakat serta tidak ada kerugian yang dialami oleh
pemerintah daerah dalam mengelola barang milik daerah

2.2 Kekayaan di Provinsi Kalimantan SelatamnKepulauan Kalimantan


terkenal dengan hasil alamnya yang melimpah seperti minyak bumi, kayu,
gas dan juga batubara sehingga tidaklah heran banyak situs-situs tambang
yang tersebar di Kalimantan terutama di Provinsi Kalimantan Selatan yang
terkenal dengan batubara dan baru-baru ini terkenal adalah emasnya.
Namun pertambangan bukan satu-satunya potensi alam yang ada di
Provinsi Kalimantan Selatan, masih banyaknya lahan kosong yang tidak
digunakan karena terkait masalah modal membuka lahan baru untuk
perkebunan dan perikanan. Banyaknya lahan kosong ini kemudian dilirik
oleh perusahaan swasta untuk membuka kebun sawit dan karet. Akan
tetapi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tidak hanya berharap
kepada sektor pertambangan karena tidak selamanya tambang tersebut
akan tersedia. Perlahan tapi pasti Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
mencoba untuk mengangkat sektor pariwisata yang dapat menjadi tumpu
perekonomian dengan menggunakan potensi-potensi alam di Kalimantan
Selatan. Pariwisata Kalimantan Selatan merupakan sektor yang potensial
apabila dikembangkan. Kalimantan Selatan memiliki objek wisata yang
menarik seperti sungai, hutan, danau dan juga pegunungan, serta wisata
sejarah dan budaya. Jumlah wisatawan asing asing yang berkunjung ke
Kalimantan Selatan pada tahun 2014 berjumlah 26.395 orang dengan
mayoritas wisatawan dari Asia dan 597.324 orang wisatawan domestik
pada tahun 2014.
Daerah Kalimantan Selatan memiliki berbagai macam objek wisata
yang menarik baik bagi turis domestik ataupun mancanegara. Perbedaan
wilayah geografis di Kalimantan Selatan kemudian membuat destinasi
pariwisata yang berbeda pula yang tersebar di berbagai daerah di Provinsi
Kalimantan Selatan.
Terdapat 22 destinasi pariwisata yang ditawarkan Provinsi
Kalimantan Selatan, yaitu Makam Sultan Suriansyah Banjarmasin, Pasar
Terapung Muara Kuin Banjarmasin, Jembatan Barito Barito-Kuala,
Museum Lambung Mangkurat Banjarmasin, Taman Cahaya Bumi Selamat
Kab.Banjar, Makam Datu Kalampayan Kab.Banjar, Pendulangan Intan
Banjarbaru, Waduk Riam Kanan Kab.Banjar, Pasar Terapung Lokbaintan
Kab.Banjar, Pantai Tangkisung Tanah Laut, Pantai Batakan Tanah Laut,
Pantai Pagatan Tanah Bumbu, Makam Datu Sanggul Tapin, Pantai
Gedambaan Pulau Laut, Air Terjun Hulu Sungai Selatan, Air Terjun
Rampah Manjangan Hulu Sungai Selatan, Wisata Pagat Barabai Hulu
Sungai Timur, Kerbau Rawa Danau Panggang Hulu Sungai Utara, Hutan
Meranti Pulau Laut.

2.2 Peran Pemerintah


Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan juga memiliki
berbagai macam event yang setiap tahunnya selalu diselenggarakan untuk
menarik minat pariwisata baik bagi turis nusantara maupun mancanegara.
Mengutip dari kalender event pariwisata dari Kalimantan Selatan terdapat
33 event nasional yang di selenggarakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi
Kalimantan Selatan, yaitu Festival Karya Tari Serumpun Melayu Pesisi,
Wisata Kalimantan Selatan Fair, Haul Guru Sekumpul, Lomba Jingle
Promosi KalSel, Aruh Adat Dayak Meratus, Banjarmasin Sasirangan
Festival, Pawai Budaya Nusantara, Gelar Tari Nusantara, Balangan
Berbudaya, Pesta Adat Budaya Maritim Mappanretasi, Festival Ragam
Budaya, Color Run of Kiram, Loksado Festival, X-treme Kiram, Tour De
Loksado, Aruh Adat Suku Dayak, Festival Banjar dan Pariwisata Kota
Banjarmasin, Pemilihan Putri KalSel, Tabalong Ethnic Festival, Lomba
Perahu Tradisional, Festival Budaya Saijaan, Festival Borneo 2, Ekspedisi
Lembah Kahung, Pesta Rakyat, Festival Budaya Pasar Terapung, Festival
Anggrek, Festival Kemilau Banjarmasin Bungas, Katir Race, Festival
Internasional Batu Permata, Ba’ayun Maulid, Pameran Kuliner, Festival
Bahari (Festival Layang-layang), Borneo Orchid Show. Dalam upaya
untuk menjaga kelestarian budaya dan sekaligus untuk menarik minat
wisatawan nusantara maupun mancangeara, Dinas Pariwisata Provinsi 5
Kalimantan Selatan lebih banyak mengangkat event-event festival yang
mengandung unsur budaya didalamnya dan salah satunya adalah Festival
Budaya Pasar Terapung. Pasar terapung merupakan salah satu pasar
tradisional tertua di Indonesia yang sekarang menjadi tempat tujuan
wisatawan. Pasar terapung sendiri sudah ada sejak abad ke-14 sebelum
Kerajaan Banjar berdiri. Pada awal perkembangannya pasar terapung ada
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Banjar pada masa itu yang
memang memiliki akses yang lebih baik di atas sungai yaitu dengan
menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar . Berada di
sepanjang aliran Sungai Barito, yaitu Sungai Kuin hingga Muara Sungai
Kelayan, pasar terapung berkembang dengan sendirinya karena memang
berada di titik pertemuan anak sungai yang kemudian berkembang
menjadi kawasan perdagangan . Namun seiring dengan berkembangnya
zaman terutama perkembangan yang lebih berfokus di darat di Kalimantan
Selatan, pasar terapung perlahan-lahan mulai punah hingga sekarang ini
pasar terapung hanya terdapat di Kuin dan Lok Baintan. Pasar terapung
bukan lagi sebagai pasar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Banjar
akan tetapi berubah sebagai objek wisata.
2.3 Pengelolaan Barang Milik Daerah

Pengelolaan barang milik daerah oleh pemerintah daerah telah


dilaksanakan dengan benar telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Yang mana
didalamnya berisi mengenai Pengelolaan Barang Milik Daerah. Dalam
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah, dijelaskan bahwa setiap pengelola barang milik negara/daerah
diwajibkan memenuhi tanggungjawabnya dalam kewajiban untuk mengetahui
semua dengan rinci setiap pelaporan, pengelolaan barang milik negara/daerah.
Dan masih banyak pengelola barang milik daerah mengalami kesulitan dalam
melakukan pengelolaan barang berdasarkan peraturan, sehingga dalam
pelaporan pengelolaan barang oleh pemerintah daerah yang tidak sesuai dapat
menyebabkan kerugian daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 mengatur tentang


Pengelolaan Barang Milik Daerah pelaksanaannya harus sesuai dengan Pasal
3 ayat (1) dan (2), pengelolaan barang milik daerah harus dilaksanakan
berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi, efisiensi,
akuntabilitas, dan kepastian nilai. Dalam pelaksanaan mengelola aset daerah,
yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah adalah dalam segi
perencanaan aset, pengadaan aset, dan pengawasan aset. Adapun batasan dari
asas-asas pengelolaan barang milik negara/daerah adalah sebagai berikut:

(a) Asas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan


masalahmasalah di bidang pengelolaan barang milik Negara/daerah yang
dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang, pengguna barang, pengelola barang
dan gubernur/bupati/walikota sesuai fungsi, wewenang, dan tanggung jawab
masing-masing.

(b) Asas kepastian hukum, yaitu Asas dalam Negara Hukum yang
mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan
keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara Negara.

(c) Asas transparansi, yaitu Asas yang membuka diri terhadap hak
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak
diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan
perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara.
(d) Asas efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah
diarahkan agar barang milik negara/daerah digunakan sesuai batasan-batasan
standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan
tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal.

(e) Asas akuntabilitas, yaitu Asas yang menentukan bahwa setiap


kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Agar tidak terjadi penyalahgunaan dalam pengelolaan barang milik
daerah dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan peraturan perundang-
perundangan yang berlaku. Agar tidak ada kerugian yang dialami oleh
pemerintah di daerah serta memperkecil implikasi dari penyalahgunaan
pengelolaan barang milik daerah maka diberlakukan ganti rugi, serta sanksi
administratif dan/atau sanksi pidana sesuai peraturan yang mengatur tentang
pengelolaan barang milik daerah. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, cara
pengelolaan barang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
Ketiga cakupan tersebut diselenggarakan guna mengelola barang milik daerah
agar berjalan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tanpa keberadaan hukum yang pelaksanaannya dilakukan oleh penyelenggara
pemerintah terkait dengan pelaksanaan kewenangan pengelolaan barang milik
daerah, serta tidak ada kerugian yang diterima oleh daerah dalam pelaksanaan
melakukan pengelolaan barang milik daerah, dan kerugian daerah yang
akibatnya timbul tuntutan ganti rugi, dan sanksi administratif dan/atau sanksi
pidana.
DAFTAR PUSTAKA
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/16593/05.1%20bab%
201.pdf?sequence=6&isAllowed=y
https://maknanews.com/2021/06/16/pemkot-banjarmasin-gelar-sosialisasi-
pengelolaan-barang-milik-daerah/
https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2009/10TAHUN2009UU.HTM

Anda mungkin juga menyukai