Laporan Motor Bensin
Laporan Motor Bensin
LEMBAR SAMPUL
LEMBAR ASISTENSI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Praktikum
Manfaat Praktikum
Bab II Teori Dasar
Sejarah Motor Bensin
Pengertian Dan Prinsip Kerja Motor Bensin
Siklus Motor Bensin
Komponen Motor Bensin
Bab III Metode Praktikum
Waktu Dan Tempat
Alat Dan Bahan
Servis Mesin
Membuka, Memeriksa, Mengukur, Membersihkan, Merakit Kepala Silinder
Membuka, Memeriksa, Mengukur, Membersihkan, Merakit Rantai Timing Dan Poros
Cam
Membuka, Memeriksa, Mengukur, Membersihkan, Merakit Blok Silinder
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak sekali menjumpai atau bahkan
menggunakan peralatan-peralatan yang bermesin dari yang besar maupun yang kecil.
Salah satu diantara mesin atau motor tersebut adalah motor bakar bensin. Motor bakar
bensin dikategorikan dalam mesin pembakaran dalam (internalcombustionengine).
Melalui laporan yang saya tulis ini, saya mencoba untuk membahas tentang
sejarah, pengertian, jenis atau komponen-komponen, sikluskerja, serta pengaplikasian
motor bakar bensin.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah motor bakar bensin.
2. Untuk mengetahui pengertian dan prisnsip motor bakar bensin.
3. Untuk mengetahui kerja komponen-komponen motor bakar bensin.
4. Untuk mengetahui prinsip dan siklus kerja motor bakar 4 tak dan 2
tak.
5. Untuk mengetahui siklus motor bensin
6
BAB II
LANDASAN TEORI
8
Gambar 2.1. Langkah Hisap (Jalius Jama, 2008)
2. Langkah Kompresi (Compression Stroke)
Setelah melakukan pengisian, piston yang sudah mencapai TMB kembali lagi
bergerak menuju TMA, ini memperkecil ruangan diatas piston, sehingga campuran udara
dan bahan- bakar menjadi padat, tekanan dan suhunya naik. Tekanannya naik kira-kira
tiga kali lipat. Beberapa derajat sebelum piston mencapai TMA terjadi letikan bunga api
listrik dari busi yang membakar campuran udara dan bahan-bakar.
Sewaktu piston bergerak keatas, katup hisap tertutup dan pada waktu yang sama
katup buang juga tertutup. Campuran diruang pembakaran dicompressi sampai TMA,
sehingga dengan demikian mudah dinyalakan dan cepat terbakar.
Siklus ideal volume kostan ini adalah siklus untuk mesin otto. Siklus volume konstan
sering disebut dengan siklus ledakan ( explostion cycle) karena secara teoritis proses
pembakaran terjadi sangat cepat dan menyebabkan peningkatan tekanan yang tiba-tiba.
Penyalaan untuk proses pembakaran dibantu dengan loncatan bunga api. Nikolaus August
Otto menggunakan siklus ini untuk membuat mesin sehingga siklus ini sering disebut
dengan siklus otto.
Adapun urutan prosesnya adalah sebagai berikut:
Proses 0 – 1 (Langkah Hisap): Menghisap udara pada tekanan konstan, katup masuk
terbuka dan katup buang tertutup. Campuran bahan bakar dan udara masuk kedalam
silinder melalui lubang katup masuk.
Po P1
Proses 1 – 2 (Kompresi Isentropik): Semua katup tertutup. Campuran bahan bakar dan
udara yang berada didalam silinder ditekan dan dimampatkan oleh torak yang bergerak
dari TMB ke
Gambar 2.13 Diagram P-v dan T-s siklus Otto (Willard W. Pulkrabek: 7
Siklus aktual
Pada Gambar 2.14 diatas adalah siklus aktual dari mesin otto. Fluida kerjanya adalah
campuran bahan bakar udara, jadi ada proses pembakaran untuk sumber panas. Pada
langkah hisap, tekanannya lebih rendah dibandingkan dengan langkah buang. Proses
pembakaran dimulai dari penyalaan busi (ignition) sampai akhir pembakaran. Proses
kompresi dan ekspasi tidak adiabatis, karena terdapat kerugian panas yang keluar ruang
bakar.
g
ambar Piston Pin
Ada beberapa tipe piston pin yang digunakan untuk piston yaitu tipe fixed.
tipe semi floating dan tipe full floating. Tipe fixed dibaut dengan piston, sedangkan
tipe full floating dikunci dengan menggunakan snap ring pada bagian ujungnya.
Kendaraan-kendaraan saat ini lebih banyak yang menggunakan tipe full floating.
7. Connecting Rod
Connecting rod atau setang seker merupakan bagian mesin bensin yang berfungsi
untuk meneruskan tenaga hasil pembakaran ke poros engkol, sehingga connecting
rod ini merupakan penghubung antara piston dengan poros engkol.
Connectiong rod
Bagian atas setang seker disebut sebagai small end, bagian ini berfungsi
sebagai tempat piston pin yang berhubungan dengan piston (torak). Kemudian pada
bagian bawah disebut sebagai big end, bagian ini dihubungkan dengan crank pin
pada poros engkol.
Dipasang juga bantalan poros engkol untuk mencegah gesekan yang
berlebihan dan keausan pada poros engkol maupun pada connecting rodnya.
Connecting rod cap merupakan komponen yang berfungsi untuk mengikat connecting
rod dengan poros engkol, bautnya dikencangkan sesuai dengan momen spesifikasi
yang ada.
8. Poros Engkol (Crankshaft)
4. Membersihkan Komponen.
Proses ini meliputi seluruh komponen yang telah di bongkar
menggunakan bensin ataupun campuran dari solar dan detergent sebagai
pelarut kotoran, disikat menggunakan sikat yang sedikit keras. Untuk
membersihkan material gasket menggunakan scrap dan untuk material
karbon yang terdapat pada ruang bakar, piston dan katup-katup dapat
dikikis menggunakan sikat kawat. Dalam proses pembersihan
menggunakan sikat kawat harus berhati-hati agar komponen tidak rusak
atau cacat karene terlalu keras saat menggunakan sikat kawat.
3. Mengukur
a. Mengukur roda gigi
b. Mengukur rantai gigi
c. Megukur poros cam
4. Membersihkan Komponen.
Proses ini meliputi seluruh komponen yang telah di bongkar
menggunakan bensin ataupun campuran dari solar dan detergent sebagai
pelarut kotoran, disikat menggunakan sikat yang sedikit keras. Untuk
membersihkan material gasket menggunakan scrap dan untuk material
karbon yang terdapat pada ruang bakar, piston dan katup-katup dapat
dikikis menggunakan sikat kawat. Dalam proses pembersihan
menggunakan sikat kawat harus berhati-hati agar komponen tidak rusak
atau cacat karene terlalu keras saat menggunakan sikat kawat.
5. Merakit rantai timing dan poros engkol
a. Posisikan Piston di TMA, lihat tanda “T” pada magnet dan sejajarkan
dengan tanda pada blok mesin.
b. Hubungkan gear timing dengan rantai timing, jangan memasukan gear
timing ke dudukan camshaft terlebih dahulu.
c. Posisikan Garis pada timing gear segaris dengan tanda pada silinder
head
d. Jika sudah segaris. masukan timing gear ke dudukan camsaft
PEMBAHASAN
27
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/120/jtptunimus-gdl-subkhanc2a-5970-4-babiis-
n.pdf
http://eprints.undip.ac.id/41619/3/BAB_II.pdf
https://www.bisaotomotif.com/komponen-mesin-bensin-dari-a-sampai-z-fungsinya/
https://www.academia.edu/30787673/MAKALAH_MOTOR_BENSIN
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/17303/5.%20BAB%20IV.pdf?
sequence=8&isAllowed=y
28
LAMPIRAN
29