Landasan Teori
Landasan Teori
LANDASAN TEORI
dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan
atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam tambahan dan menghasilkan
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat
dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa
Okumura, 2000).
5 (160A) dan 6 (190A). Pengaturan besar kuat arus pengelasan akan sangat
akan menyebabkan sukarnya busur listrik untuk mulai menyala dan busur
listrik yang terjadi menjadi tidak stabil. Dan panas yang terjadi tidak cukup
untuk melelehkan elektroda dan juga bahan dasar las, sehingga hasil alur las
yang nampak kecil dan tidak rata serta penembusan kurang dalam.
Sebaliknya, bila arus terlalu besar maka elektroda akan meleleh terlalu cepat
6
7
dan akan menghasilkan permukaan las yang terlalu lebar dari yang
kekuatan tarik yang rendah dan bahan dasar las menjadi semakin rapuh
(Arifin, 1997).
kekerasan sambungan las tertinggi di daerah HAZ karena ukuran butir daerah
ini sangat halus dan kecil. Dari variasi arus pengelasan yang memiliki
kekerasan tertinggi pada arus 130 Amper yaitu 67 HRA, disebabkan memiliki
Sedangkan untuk kekuatan tarik juga dimiliki oleh arus 130 Amper yaitu
668,2 Mpa. Untuk sambungan terlebur dengan baik dan api las lebih stabil
dan sambungan yang banyak mengalami kecacatan pada arus terkecil, karena
arus rendah tidak mampu melebur kawat elektroda yang besar dan logam
sedangkan pada bagian dalam sambungan las tidak mampu mencairkan dua
kekerasan, tegangan tarik dan susunan struktur mikro dari setiap spesimen.
Hal ini disebabkan bila arus listrik yang diberikan semakin besar, maka
8
masukan panas (Heat Input) yang diberikan pada spesimen akan semakin
H= ...............(2.1)
Dimana:
H = Heat Input (kJ/mm)
E = Voltase (V)
I = Kuat Arus (Ampere)
S = Kecepatan Pengelasan (mm/s).
Pada arus listrik rendah, nilai kekerasan dari spesimen akan cenderung
semakin tinggi dan berbanding terbalik jika arus listrik yang digunakan pada
pengelasan semakin besar. Begitu juga dengan tegangan tarik dari setiap
spesimen. Pada arus listrik rendah, nilai kekerasan dari spesimen akan
cenderung semakin tinggi dan berbanding terbalik jika arus listrik yang
digunakan pada pengelasan semakin besar. Begitu juga dengan tegangan tarik
penelitian yang dilakukan oleh Broto dan Suparjo (2013) yang menyimpulkan
bahwa variasi arus yang besar cenderung menimbulkan distorsi sudut yang
besar. Pada variasi arus 120 Amper memiliki nilai distorsi yang lebih besar
dibandingkan nilai distorsi sudut pada variasi arus 110 Amper dan 100
Amper.
9
maksimum 10,56 mm dan distorsi transversal sebesar 5,8 mm. Hasil ini
mm. Hasil ini menunjukkan bahwa proses pemanasan awal sekitar daerah las
sehingga membuat elektroda dan bahan yang akan dilas mencair (Katalog
10
dan paling serba guna. Karena sederhana dan mudah dalam mengangkut
aplikasi luas. SMAW bisa dilakukan pada berbagai posisi atau lokasi yang
daerah dimana pandangan mata terbatas masih bisa di las dengan cara
berbagai macam logam ferrous non ferrous, termasukbaja karbon dan baja
daya guna tinggi, proses ini mempunyai beberapa karakteristik dimana laju
yang tersisa terbuang, dan waktu juga terbuang untuk mengganti elektroda.
Slag atau terak yang terbentuk harus dihilangkan dari lapisan las sebelum
hingga sekitar 50%. Dalam gambar 2.1 dapat dilihat dengan jelas bahwa
Las busur rendam Submerged Arc Welding (SAW) adalah suatu cara
mengelas dimana logam cair ditutup dengan fluks yang diatur melalui
suatu penampung fluks dan logam pengisi yang berupa kawat pejal
terendam dalam fluks seperti terlihat dalam Gambar 2.2 karena prinsip ini
maka cara ini dinamakan las busur rendam (Wiryosumarto dan Okumura,
2000).
salah satu diantaranya ditunjukkan dalam Gambar 2.3. Pada jenis ini
kepala las dibawa oleh kereta yang berjalan melalui rel penuntun
penyalur dari penampung fluks yang juga terletak di atas kereta. Biasanya
mesin las ini melayani satu elektroda saja, tetapi untuk memperbaiki
Pada proses GMAW (Gas Metal Arc Welding), elektrodanya adalah kawat
(tidak reaktif) sehingga disebut MIG (Metal Inert Gas/gas logam mulia).
Gas yang reaktif biasanya tidak praktis, kecuali CO2 (karbon dioksida).
Gas CO2, baik CO2 saja atau dalam campuran dengan gas mulia, banyak
pengelasan semua logam, namun, gas ini tidak dianjurkan untuk baja
karena mahal serta kenyataan bahwa gas pelindung dan campuran gas lain
dapat digunakan. Untuk pengelasan baja karbon dan beberapa baja paduan
rendah baik (1) 75% argon dan 25% CO, ataupun (2) 100% CO2 lebih
Pencampuran gas mulia dan gas reaktif membuat busur nyala lebih stabil
dan kotoran selama pemindahan logam lebih sedikit. Pemakaian CO2 saja
Pengelasan FCAW adalah Las busur listrik yang kawat lasnya terdapat
fluk (pelindung inti tengah). Las FCAW adalah kombinasi antara proses
Pengelasan FCAW merupakan salah satu jenis las listrik yang proses
kerjanya memasok filler elektroda atau kawat las secara mekanis terus
menerus ke dalam busur listrik. Kawat las atau Elektroda yang digunakan
berbentuk solid.
menjadi 2, yaitu:
melindungi logam las yang mencair dengan menggunakan gas dari hasil
Dua metode di atas sama-sama menghasilkan terak las yang berasal dari
flux dalam kawat las yang berfungsi untuk melindungi logam las saat
dua, yaitu:
pengelasan:
16
pemilihan fluks.
3) Saat pembentukan manik atau rigi-rigi las yang cair dapat dilindungi
dengan Argon sebagai gas pelindung. Tetapi untuk menghindari logam las
berikut.
6) Las titik baja tipis (Sheet steel spot welding) (Jones, 2015).
tiga macam, yaitu mesin las arus searah atau Direct Current (DC), mesin
las arus bolak- balik atau Alternating Current (AC) dan mesin las arus
ganda yang merupakan mesin las yang dapat digunakan untuk pengelasan
dengan arus searah (DC) dan pengelasan dengan arus bolak-balik (AC).
17
Mesin las arus DC dapat digunakan dengan dua cara yaitu polaritas lurus
dan polaritas terbalik. Mesin las DC polaritas lurus (DC-) digunakan bila
titik cair bahan induk tinggi dan kapasitas besar, untuk pemegang
polaritas terbalik (DC+) digunakan bila titik cair bahan induk rendah dan
positif dan logam induk dihubungkan dengan kutub negatif. Pilihan ketika
digunakan hanya DC- atau DC+. Filler lain dapat menggunakan keduanya
demikian proses las ini menjadi lebih ekonomis pada pekerjaan di bengkel-
bengkel las. Unsur-unsur paduan bisa ditambahkan pada inti flux untuk
pada kawah las dengan membentuk selubung gas pelindung dan lapisan
slag. Meskipun demikian, proses ini tidak mentolerir tiupan angin lebih
asap di daerah welding gun. Tingkat asap pada FCAW-SS stainless steel
atau pada kawat-kawat FCAW-G hampir sama dengan elektroda stick, dan
lebih kecil dari pada kawat carbon steel berpelindung diri (self-shielded
yang ketat terhadap tebal dan lebar bead dan elektrode stickout guna
Baja karbon adalah paduan antara besi dan karbon dengan sedikit Si,
Mn, P, S dan Cu. Sifat baja karbon sangat tergantung pada kadar karbon,
karena itu baja ini dikelompokkan berdasarkan kadar karbonnya. Baja karbon
rendah adalah baja dengan kadar karbon kurang dari 0.30%, baja karbon
sedang mengandung 0.30 sampai 0.45% karbon dan baja karbon tinggi berisi
A36 adalah baja sejenis “Stainless Steel” (baja tahan karat) karena diawali
dengan huruf SS. Pada kesempatan ini, diterangkan bahwa SS400 bukanlah
baja stainless steel, SS disini berarti “Structural Steel” alias baja konstruksi.
Berbeda dengan penamaan pada SS304, SS316, SS410, dan sebagainya. Pada
SS304, SS316, SS410, dan sebagainya, disini memang jenis baja stainless
steel dari standard ASTM (American Society for Testing Materials). Adapun
kode dengan awalan SUS (Steel Use Stainless) misalnya SUS304, SUS316,
komposisi kimianya hanya karbon (C), Manganese (Mn), Silikon (Si), Sulfur
(S) dan Posfor (P) yang dipakai untuk aplikasi struktur atau konstruksi umum
21
2.5 Distorsi
a) Tegangan Sisa
Tegangan sisa adalah seluruh bahan logam yang digunakan dalam industri
proses menahan tegangan di dalam bahan. Tegangan sisa ini tidak selalu
Jenis distorsi secara garis besar terdiri dari tiga jenis, yaitu sebagai
berikut.
Distorsi arah melintang adalah jika mengelas salah satu ujung, dan sisi
Distorsi menyudut jika sudut dari benda yang dilas berubah akibat
A. Uji Kekerasan
Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik dari suatu material
enekanan atau deformasi dari material lain yang lebih keras yang menjadi
pengujian, salah satu uji kekerasan yaitu dengan metode Vikers (HV /
juga jauh lebih kecil dibanding dengan pengujian rockwell dan brinel yaitu
sebagai hasil bagi (koefisien) dari beban uji (F) dengan luas permukaan
.........(2.2)
Dimana,
.........(2.3)
Dimana,
maka kita harus memikirkan apa yang harus kita ketahui untuk
menentukan metode uji kekerasan yang digunakan, untuk itu kita harus
Keterangan :
A = Daerah Base Metal
B = Daerah welding
C = Daerah Haz
26
B. Uji tarik
dengan memberikan gaya tarik berlawanan arah pada salah satu ujung
pada bahan uji adalah proses pergeseran butir kristal logam yang
regangan.
dengan perubahan panjang bahan tersebut. Ini disebut daerah linier atau
aturan hooke yaitu rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adallah
konstan. stress adallah beban di bagi luas penampang bahan dan strain adllah
Dirumuskan;
σ = F/A............(2.4)
Dimana:
F = gaya tarikan
A = luas penampang
2) Strain (regangan)
ɛ = ∆L/L..............(2.5)
Dimana:
∆L = pertambahan panjang
L= panjang awal
tegangan (σ) dan regangan (ɛ) selalu tetap. Diberi nama modulus elastisitas
atau modulus young. kurva yang menyatakan hubungan antara strain dan
standart tegangan tarik. Percobaan ini terdiri dari pembebanan bertahap dari
sebuah benda uji standart dari material. Kemudian mencatat hubungan harga
bekerja diperoleh dari harga yang di tunjukan oleh mesin uji. tegangan yang
terjadi dicari dengan membagi harga beban dengan luas penampang lintang
yang berdasarkan atas data yang diperoleh dalam pengujian tarik seperti yang
beban yang bekerja di peroleh dari harga yang ditunjukan oleh mesin uji.