Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Memandang klien sebagai pribadi dalam konteks sistem keluarga. Klien merupakan bagian dari sistem
keluarga, sehingga masalah yang dialami dan pemecahannya tidak dapat mengesampingkan peran
keluarga.
Berfokus pada saat ini, yaitu apa yang diatasi dalam konseling keluarga adalah masalah-masalah yang
dihadapi klien pada kehidupan saat ini, bukan kehidupan yang masa lampaunya. Oleh karena itu,
masalah yang diselesaikan bukan pertumbuhan personal yang bersifat jangka panjang.
REPORT THIS AD
Dalam kaitannya dengan bentuknya, konseling keluarga di kembangkan dalam berbagai bentuk sebagai
pengembangan dari konseling kelompok. Bentuk konseling keluarga dapat terdiri dari ayah, ibu, dan
anak sebagai bentuk konvensionalnya. Saat ini juga dikembangkan dalam bentuk lain, misalnya ayah dan
anak laki-laki, ibu dan anak perempuan, ayah dan anak perempuan, ibu dan anak laki-laki, dan
sebagainya (Ohlson, 19770.)
Bentuk konseling keluarga ini disesuaikan dengan keperluannya. Namun banyak ahli yang mengajurkan
agar anggota keluarga dapat ikut serta dalam konseling. Perubahan pada sistem keluarga dapat dengan
muda di ubah jika seluruh anggota keluarga terlibat dalam konseling, karena mereka tidak hanya
berbicara tentang keluarganya tetapi juga terlibat dalam penyusunan rencana perubahan dan
tindakannya.
Layanan Orientasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru
dimasukinya, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien di lingkungan yang baru itu.
Layanan Informasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien menerima dan memahami berbagai
informasi (seperti informasi pendidikan dan jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dan pengambilan keputusan untuk kepentingan klien.
REPORT THIS AD
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien memperoleh penempatan dan
penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,
jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ektrakulikuler) sesuai dengan potensi, bakat,
minat serta kondisi pribadinya.
Layanan pembelajaran
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien mengembangkan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik dalam menguasai meteri pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan
dirinya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien mendapatkan layanan langsung tatap
muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi yang dideritanya.
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien secara bersama-sama melalui
dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu dan/atau membahas secara
bersama-ama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjanguntuk pemahaman dan
kehidupannya mereka sehari-hari dan/atau untuk pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai
individu maupun sebagai pelajar, serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau
tindakan tertentu.
Layanan Konseling Kelompok
REPORT THIS AD
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien memperoleh kesempatan untuk
pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah
yang dibahas itu adalah maalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
Selain hal – hal diatas layanan keagaamaan dan pembinaan akhlak merupakan hal yang terpenting
diberikan kepada individu khususnya anggota keluarga. Karena terbentuknya keluarga yang dinamis dan
harmonis berlandaskan pada tiang agama. Dengan adanya pembinaan akhlak, individu selaku anggota
keluarga dapat mengetahui bagaimana akhlak untuk berinteraksi dengan orang lain yang lebih tua
maupun yang lebih muda.
Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan proses untuk membantu anak mengatasi kesulitan belajarnya. Orang tua
dalam hal ini berperan mengajarkan dan membimbing, bukan mengerjakan tugas si anak.
Bimbingan Ibadah/Agama
Dengan adanya bimbingan ini, anggota keluarga dapat mengenal agamanya sendiri, kaidah ataupun
ajaran yang berlaku dalam agamanya sehingga memungkinkan untuk lebih mendekatkan diri kepada
yang kuasa.
Bimbingan Akhlak
Perkataan akhlak dari bahasa arab, jamak dari khuluk, secara lugowi diartikan tingkah laku untuk
kepribadian. Akhlak diartikan budi pekerti, perangi, tingkah laku, atau tabiat. Untuk mendapatkan
definisi yang jelas di bawah ini penulis akan kemukakan beberapa pendapat diantaranya:
Al-Ghozali (Moh. Rifai, 1987: 40) mengemukakan bahwa “akhlak ialah yang tertanam dalam jiwa dan
dari padanya timbul perbuatan yang mudah tanpa memerlukan pertimbangan.”
Ahmad Amin (Moh. Rifai, 1987: 41) mengemukakan bahwa “akhlak yang dibiasakan, artinya bahwa
kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak.
REPORT THIS AD
Secara umum bahwa akhlak dapat disamakan dengan budi pekerti, perangai atau kepribadian dari hal
tersebut setiap individu berangkat dalam mempertahankan jati diri dari kesewenangan-wenangan
individu lainnya, akhlak dapat mencerminkan kepribadian sekaligus dapat menggambarkan karakteristik
untuk senantiasa dibina demi mempertahankan citra diri dan keluarga serta masyarakat sekitarnya.
Seorang individu mempunyai akhlak, awalnya adalah hasil dari bimbingan orang tuanya dalam
lingkungan keluarga, pengaruh yang tidak sengaja akan dapat diperoleh melalui Pengamatan panca
indera, yang tidak disadari masuk dalam pribadi anak atau individu.
Oleh karena akhlak merupakan sebagian cermin dari tingkah laku individu, maka keberadaan akhlak itu
harus tetap dibina dan diarahkan karena akhlak sebagai penuntun kebaikan dan kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat. Disinilah letak pentingnya pembinaan akhlak terhadap anak, guna mencapai tujuan
yang dikehendaki.
Adapun bimbingan yang menyangkut masalah akhlak ini antara lain adalah mengajarkan anak untuk
bersopan santun, berkata yang baik dan benar, menghormati dan menghargai orang lain.
Bimbingan Orientasi
Bimbingan orientasi ini dimaksudkan untuk memberi arah atau gambaran kepada anggota keluarga
dalam kehidupan. Misalnya membimbing anak dalam mencapai cita – cita dan keinginannya.
Jika anggota keluarga mengalami masalah, jangan memarahinya. Karena hal ini akan memperburuk
keadaan. Usahakan untuk membantu anggota keluarga mencari jalan keluar dari masalah yang sedang
dihadapinya.
Bimbingan keterampilan hidup (lifeskillscounseling) disebut juga lifeskills helping (LSH) atau lifeskills
therapy merupakan “suatu pendekatan yang integratif untuk membantu klien agar mampu
mengembangkan keterampilan membantu dirinya sendiri (self-helping)”.
Kata “skills” berkenaan dengan (1) wilayah (areas) keterampilan, seperti keterampilan mendengarkan
dan disklosur; (2) level of competence, seperti terampil dan tidak terampil; dan (3) knowledge and
sequence of choices. Keterampilan (skill) ini dapat diartikan sebagai kemampuan untuk membuat dan
mengimplementasikan sequensi pilihan untuk mencapai tujuan. Contohnya, apabila klien ingin memiliki
keterampilan asertif atau mengelola stres, maka dia harus membuat dan mengimplementasikan pilihan-
pilihan yang efektif untuk mencapai keinginan tersebut (Yusuf, S., 2003: 1).
Sementara keterampilan hidup diartikan sebagai sikap dan kemampuan untuk menghadapi berbagai
problema kehidupan secara wajar, proaktif dan kreatif menemukan solusinya. Kecakapan atau
keterampilan hidup ini meliputi kecakapan umum (general life skills) dan kecakapan spesifik (specific life
skills). Kecakapan umum terdiri dari atas (1) kecakapan pribadi (personal skills): kecakapan mengenal
diri, kecakapan belajar, kecakapan beradaptasi, kecakapan mengatasi masalah (copeability), kecakapan
berpikir, kemandirian dan bertanggung jawab; dan (2) kecakapan sosial (social skills): kecakapan
berkomunikasi, kecakapan bekerja kooperatif dan kolaboratif, serta sikap solidaritas. Sementara yang
spesifik terdiri atas (1) kecakapan akademik, dan (2) kecakapan vokasional (kareer).
REPORT THIS AD
Konseling keterampilan hidup dalam melaksanakan pendekatannya didasarkan kepada empat asumsi,
yaitu sebagai berikut :
Banyak masalah yang dibawa kepada konselor merupakan refleksi hasil belajar klien.
Walaupun faktor-faktor eksternal berkontribusi terhadap masalah klien, tetapi yang paling berpengaruh
adalah kelemahan klien dalam berpikir dan bertindak untuk mengatasi masalah tersebut (lemahnya
keterampilan berpikir dan bertindak).
Konselor yang efektif adalah yang mampu menciptakan “supportive helping relationship”, dan melatih
klien agar memiliki keterampilan berpikir dan bertindak.
Tujuan utama konseling adalah membantu klien agar mampu membantu dirinya sendiri (self-helping)
dengan cara mengembangkan keterampilan berpikir (thinking skills) dan keterampilan bertindak (action
skills) sehingga dapat mengatasi masalah yang dialaminya sekarang, dan mampu mencegah terjadinya
masalah di masa depan.
Dalam konseling, di samping menggunakan teknik-teknik umum, dalam hal-hal tertentu dapat
menggunakan teknik-teknik khusus. Teknik-teknik khusus ini dikembangkan dari berbagai pendekatan
konseling, seperti pendekatan Behaviorisme, Rational Emotive Theraphy, Gestalt dan sebagainya