Disusun Oleh:
DKI Jakarta
2020
JURNAL MEDIAPSI
VOLUME 1 NOMOR 1, DESEMBER 2015, HAL 10-16
Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Brawijaya
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pengetahui pengaruh tayangan humor
terhadap short term memory. Metode humor mampu mengurangi hormon kortisol dan
hormon epinephrine sehingga informasi yang diterima dapat diantar ke otak untuk
proses storage dan recall. Metode penelitian yaitu metode eksperimental dengan
rancangan randomized matched two group design. Penelitian dilakukan kepada 50
partisipan mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya dan terdiri dari 2 kelompok yaitu
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen masing-masing 25 partisipan. Hasil uji
independent sample t-test menyatakan bahwa terdapat pengaruh tayangan humor
terhadap kemampuan Short Term Memory partisipan dengan nilai signifikansi 0,001
yang lebih kecil dari 0,05
10
LATHIFAH, RAMLI, & FAIZAH
perhatian kepada pengajar terhadap materi petunjuk bahwa terdapat informasi yang
yang disampaikan yang berhubungan penting, kemudian disandikan dan
langsung dengan memori. Cialdini kemudian dapat dipanggil kembali jika
(Wanzer, 2006) menyatakan bahwa humor dibutuhkan. Arousal didalamnya terdapat
membuat mahasiswa mengikuti kegiatan glukosa dan disebarkan ke seluruh otak
belajar dengan lebih terbuka, sehingga meningkatkan memori secara
meningkatkan kemampuan belajar siswa, langsung ataupun tidak langsung dengan
dan mampu belajar lebih giat terhadap cara mempengaruhi efek neutransmitter.
permasalahan terkait materi yang Menurut Karol dan Gold (Wade dan Tavris
diberikan. 2007), penggunaan glukosa dalam dosis
Secara neurologis, humor dapat yang tepat membantu mahasiswa
mengaktifkan bagian otak yaitu ventral menyerap informasi dan kemudian
tegmentum, ventral striatum, dan beberapa menyimpan informasi tersebut.
area yang berhubungan dengan emosi dan Mahasiswa yang memiliki emosi
pemrosesan reward (Matthews, 2011). negatif cenderung menimbulkan hormon
Area ventral tagmentum berfungsi kortisol yang biasanya muncul pada orang
membuat senyawa kimia dopamin yang yang mengalami stress dan depresi
disebar ke bagian otak lainnya yang sehingga sulit untuk mengaktifkan bagian
membuat individu merasa nyaman dengan hipokampus (Matthews, 2011)
lingkungan sekitar. Ancaman dan stress Humor dalam penelitian ini dikemas
merupakan hal yang menghambat dalam bentuk tayangan singkat. Tayangan
seseorang untuk melakukan proses humor mampu diserap lebih cepat diserap
informasi dengan baik oleh otak. Menurut karena menggunakan dua panca indra,
Jensen (Matthews, 2011), bermain dan yaitu mata yang menangkap visualisasi
tertawa dalam kegiatan humor diakui dapat tayangan humor dan telinga akan
digunakan untuk meningkatkan memori. menangkap auditori dari tayangan humor.
Mengurangi stress melalui kegiatan humor Urgensi penelitian yaitu membantu
adalah cara yang lebih baik dalam mahasiswa baru atau mahasiswa yang
pemanggilan informasi. Dopamin memiliki kecemasan agar menggunakan
kemudian mengaktifkan bagian metode belajar yang menyenangkan untuk
hipokampus sehingga informasi yang memiliki kemampuan memori yang lebih
disimpan dalam memori mampu bertahan baik. Peneliti tertarik melakukan penelitian
dan dapat melakukan recall informasi ini karena jarangnya penelitian humor
tersebut (Chowdhury, 2012). terhadap kognitif salah satunya yaitu
Gold (Wade dan Tavris, 2007) memori. Dalam penelitian eksperimental,
menyatakan bahwa emosi memiliki andil hipotesis menyatakan hubungan sebab
yang banyak dalam proses penyerapan akibat yaitu pengaruh variabel bebas
informasi dan penyimpanan informasi. terhadap variabel terikat. Hipotesis dari
Penggunaan humor dalam suatu proses penelitian ini yaitu ada pengaruh yang
belajar akan menjadikan mood mahasiswa signifikan dari tayangan humor terhadap
menjadi lebih baik. Jika mahasiswa short term memory pada mahasiswa baru.
memunculkan emosi yang positif, maka
akan muncul arousal. Arousal
memberikan stimulus kepada otak berupa
yang lama. Selain itu juga terdapat faktor otak akan menghabiskan cadangan glukosa
interferensi yaitu kesulitan membedakan dengan cepat untuk menyelesaikan tugas-
informasi tersebut dengan informasi tugas sulit, terutama hippocampus yang
lainnya karena kemiripan informasi pada merupakan gerbang masuk memori.
proses encoding maupun proses recall Hasil penelitian milik Hasanat &
(Wade dan Tavris, 2007). Subandi (Zuchrufia, 2013) menyatakan
Hasil uji penelitian menunjukan bahwa humor mampu memunculkan emosi
bahwa terdapat pengaruh tayangan humor positif. Emosi positif dapat muncul karena
terhadap kemampuan memori (Sig 0,001 < tersnyum atau tertawa yang menimbulkan
0,05). Hal ini dapat dilihat dari ekspresi wajah yang positif. Emosi positif
kemampuan short term memory pada yang ditimbulkan oleh aurosal akan
kelompok yang diberikan tayangan humor memberikan stimulus dan petunjuk pada
(kelompok eksperimen) memiliki nilai otak bahwa ada peristiwa atau informasi
lebih besar dibandingkan dengan yang penting. Peristiwa atau informasi itu
kelompok yang tidak diberi tayangan kemudian segera dilakukan penyandian
humor (kelompok kontrol). (encoding) dan melakukan proses
Penelitian eksperimental biologi penyimpanan untuk digunakan kembali
yang dilakukan oleh G.S Bains (2014) apabila dibutuhkan.
menyatakan bahwa menonton tayangan Partisipan kelompok kontrol
humor memiliki pengaruh terhadap memiliki kemampuan short term memory
memori. Humor yang diasosiasikan yang lebih kecil. Hal ini sesuai dengan
dengan tertawa dapat mengurangi stress penelitian yang dilakukan oleh Bains
dan hormon kortisol serta merubah emosi (2014) bahwa kelompok control
dan mood seseorang. Selain itu menurut memunculkan perasaan takut, cemas, dan
Wade dan Tavris (2007) tertawa akan stress akan tes sehingga membuat hormon
melepaskan epinephrine dan kortisol meningkat. Hormon kortisol yang
memperbanyak endorfin. meningkat akan mengganggu kinerja
Hormon kortisol dan hormon hippocampus termasuk proses memori.
epinephrine merupakan hormon stres yang Hal ini yang menjadi penyebab
dapat mengganggu kinerja neuron-neuron kemampuan short term memory kelompok
pada hippocampus. Gangguan-gangguan kontrol lebih kecil.
tersebut akan menghambat proses memori Keterbatasan penelitian ini yaitu
pada otak. Partisipan pada kelompok tidak adanya pembedaan jenis kelamin
eksperimen yang memberikan reaksi dalam pelaksanaan penelitian karena
berupa tersenyum, tertawa, dan perasaan kemampuan short term memory
bahagia ketika menonton tayangan humor dipengaruhi oleh jenis kelamin, efek
akan memunculkan hormon endorfin dan kegembiraan timbul bukan karena adegan
dopamin di otak sehingga menimbulkan tayangan humor yang lucu melainkan
perasaan nikmat (Rokade, 2011). Endorfin karena kegembiraan tersebut menular dari
akan meningkatkan glukosa dalam darah. partisipan lainnya dan penelitian ini tidak
Glukosa akan memasuki otak dan mengukur kecemasan dan emosi agar hasil
mempengaruhi neutransmitter yang akan lebih akurat.
memperpanjang daya ingat (Wade dan
Tavris, 2007). Hal ini disebabkan karena
KESIMPULAN 10.1523/JNEUROSCI.1278-
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu 12.2012.
ada pengaruh yang signifikan dari
Matthews, Melissa Lee Mccartney. A
tayangan humor terhadap kemampuan
Funny Thing Happened On The Way
short term memory mahasiswa Program To The Hippocampus: The Effects
Studi Psikologi Universitas Brawijaya dan Of Humor On Student Achievement
kelompok eksperimen yang diberikan And Memory Retention. (Disertasi
tayangan humor memiliki kemampuan pada Arizona State University. 2011)
short term memory yang lebih besar
dibandingkan kemampuan short term Riyanti B.P Dwi, Hendro Prabowo, Ira
Puspitawati. (2009). Psikologi
memory pada kelompok kontrol yang tidak
Umum 1.(Online). Diakses dari
diberikan tayangan humor. http://elearning.gunadarma.ac.id/doc
Saran dari penelitian ini yaitu modul/psikologi_umum_1/
melakukan pengukuran emosi para
partisipan penelitian agar dapat Rokade.International Conference on
memastikan bahwa keterbangkitan emosi Chemical, Biological and
positif memang telah terjadi pada setiap Environmental Sciences: Release Of
Endomorphin Hormone And Its
partisipan penelitian, lebih baik penelitian
Effects On Our Body And Moods,
dilakukan secara one by one agar rasa lucu Jurnal tidak diterbitkan: R.B. Attal
yang ditimbulkan tidak disebabkan dari Arts, Science, & Commorce College.
efek menular dan memperhatikan faktor Page No. 436-438. (Academic Year :
jenis kelamin agar tidak menjadi variabel 2011-2012).
pengganggu.
Seniati, Liche., Yulianto, Aries., Dan
Setiadi, Bernadette N. (2011).
DAFTAR PUSTAKA Psikologi Eksperimen. Jakarta: PT
Atir, Stav. Running Head: Memory For Indeks Kelompok Gramedia.
Information Paired With Humor 1
Memory For Information Paired Vitasari, Prima., Wahab, Muhammad
With Humorous, Relevant Jokes. Nubli Abdul., Othman, Ahmad.,
(Thesis pada Yale University, 2010). Awang, Muhammad Ghani. (2010).
Hal 3 A Research for Identifying Study
Anxiety Sources among University
Bains, Gurinder Singh., Berk, Lee S., Students. International Education
Daher, Noha., Lohman, Everett., Studies Vol. 3, No. 2; May
Schwab, Ernie., Petrofsky, Jerrold., 2010.Universiti Malaysia Pahang.
Deshpande, Pooja. (2014). The
Effect Of Humor On Short-Term Wade, Carole., Tavris, Carol. (2007).
Memory In Older Adults: A New Psikologi Edisi Kesembilan Jilid 2.
Component For Whole-Person Jakarta: Erlangga.
Wellness.http://www.ncbi.nlm.nih.go
v/pubmed/24682001 Chowdhury Walter, Marc., Ha¨Nni, Beat., Haug,
R, Guitart-Masip M, Bunzeck Myriam., Amrhein, Isabelle.,
N, Dolan RJ, Düzel E). Dopamine Roubicek, Eva Krebs., Spahn, Franz
Modulates Episodic Memory Mu¨Ller., And Savaskan, Egemen.
Persistence In Old Age. Jurnal pada (2014). Humour Therapy In Patients
Nat Rev Neuroscience. 2012). DOI: With Late-Life Depression Or
B. Review Jurnal 1
Kata kunci : Kegiatan Sosiodrama, Kemampuan Bahasa Lisan, Anak Usia Dini
77
78 Suryani dan Novia Solichah
Abstract : The aim of this study was to determine the effect of activities
sociodramas to increase oral language skills of early childhood. This research is a
quantitative research using experimentation. Instrument the form of a play and the
observation sheet spoken language skills of early childhood. Research subjects
included 30 children with inclusion criteria 5-6 years old, healthy, and had an IQ
in the range of 90-110, research using the technique of random assignment.
Selection of a theme plays through preliminary research on 36 children who had the
same inclusion criteria as the study subjects. Validity test using CVR plays with 6
experts with the acquisition of 0.68. The result is > 0.50, so that decent script used
in sociodramas activities for early childhood. Assay used is the observation sheet
spoken language skills which consists of 7-item using alternate scoring 4 (1 to 4).
Assays have been through preliminary research on 15 children who had the same
inclusion criteria as the subject of research, and was rated by 3 rater. The analysis
showed the average inter-rater agreement of 0,960, so that the assay can be used as
a measurement of the ability of oral language early childhood.
The results using analysis techniques Independent-samples t test with significance
level of 0.000 < 0.05, because it is smaller than 0.05, then Ho is rejected and Ha
accepted. Differences in the average value of the acquisition of the control group at
0.4810, the smaller than the average value of the acquisition of the experimental
group at 0.8429, meaning that there are differences in oral language abilities
between control and experimental groups. Results showed that there is influence
between activities sociodramas the oral language skills of early childhood.
PENDAHULUAN
Menurut Santrock, (2002) bahasa merupakan suatu sistem simbol
yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bentuk-bentuk
kemampuan bahasa menurut Otto (2015), meliputi kemampuan bahasa
lisan dan kemampuan bahasa tulis. Kemampuan bahasa lisan, bentuk
reseptifnya mendengarkan dan ekspresifnya berbicara. Bentuk
kemampuan bahasa tulis, bentuk reseptifnya membaca dan ekspresfnya
menulis.
Dari kemampuan bahasa lisan dan tulis yang tersebut di atas, salah
satu keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap
individu adalah kemampuan bahasa lisan. Menurut pandangan
Vygotsky (1962; dalam Santrock, 2014) kemampuan bahasa lisan
memainkan peran penting dalam perkembangan anak. Anak-anak
berbicara tidak hanya untuk komunikasi sosial, namun juga untuk
membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas. Vygotsky (1962; dalam
Pengaruh Kegiatan Sosiodrama terhadap Peningkatan Kemampuan 79
Bahasa Lisan Anak Usia Dini
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode
penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut Sugiyono
(2013) adalah sebuah metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perilaku tertentu terhadap yang lain, dalam kondisi yang
terkendalikan. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment).
Subjek penelitian yang akan digunakan dalam penelitian
eksperimen ini berjumlah 30 siswa kelompok B TK Melati-Mulyorejo,
Surabaya tahun ajaran 2015/2016. Peneliti memakai teknik random
assignment, yaitu pengelompokan subjek secara acak kedalam kelompok
eksperimen atau kelompok kontrol. (Sugiyono, 2013). Teknik random
assignment dilakukan untuk menentukan subjek yang diberikan
Pengaruh Kegiatan Sosiodrama terhadap Peningkatan Kemampuan 83
Bahasa Lisan Anak Usia Dini
(KK) O
Ke = kelompok eksperimen
Kk = kelompok control
O = pengukuran terhadap variable dependen
X = pemberian perlakuan
Eksperimenter
Gambar-1
Pelaksanaan Eksperimen
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, adalah:
1. Naskah Drama
Naskah drama sebagai media yang digunakan untuk memanipulasi
dalam kegiatan sosiodrama. Tema dalam naskah drama yang digunakan
dalam kegiatan sosiodrama adalah pekerjaan dengan judul “Pergi ke
86 Suryani dan Novia Solichah
No Prosentase Kategori
1 0-25% Kurang
88 Suryani dan Novia Solichah
2 26-50% Cukup
3 51-75% Baik
4 76-100% Sangat Baik
CVR = –1
Keterangan:
ne = Banyaknya SME yang menilai suatu aitem esensial
n = Banyaknya SME yang melakukan penilaian
Rater R1 R2 R3
No. Subjek
1 0.893 0.8929 0.8929
2 0.75 0.8571 0.7857
3 0.714 0.75 0.7143
4 0.679 0.7143 0.7143
Pengaruh Kegiatan Sosiodrama terhadap Peningkatan Kemampuan 91
Bahasa Lisan Anak Usia Dini
HASIL
Teknik statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Independent-samples t test. Berikut tabel 8 dan pejelasan Output SPSS
Kemampuan Bahasa Lisan antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen.
Tabel 5. Hasil Output SPSS Kemampuan Bahasa Lisan kelompok
kontrol dan kelompok Eksperimen
PEMBAHASAN
Dengan memperhatikan hasil perbedaan rata-rata dan signifikansi
kemampuan bahasa lisan antara kelompok kontrol dan kelompok
eskperimen, dapat disimpulkan bahwa kemampuan bahasa lisan
kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kemampuan bahasa lisan
kelompok kontrol. Hasil menunjukkan bahwa ada pengaruh antara
kegiatan sosiodrama dengan kemampuan bahasa lisan anak usia dini.
Hal ini sesuai dengan penelitian Levy, Wolfgang, dan Koorland
(1992) bahwa ada hubungan antara permainan sosiodrama dengan
peningkatan kemampuan bahasa. Penelitian ini terus mengalami
perkembangan, penelitian Bluiett (2009) bahwa terdapat peluang besar
bagi anak-anak dalam meningkatkan kemampuan bahasa melalui
permainan sosiodrama.
Chomsky (1957; dalam Santrock, 2014) berpendapat bahwa tahun-
tahun awal masa anak-anak merupakan periode yang penting untuk
belajar bahasa. Menurut Becker (1991; dalam Santrock, 2002), seorang
anak berusia 6 tahun lebih pintar bicara daripada anak berusia 2 tahun.
Pada usia prasekolah, anak-anak meningkatkan penguasaan karakteristik
bahasa yang dikenal sebagai displacement. Salah satu cara displacement
diungkapkan adalah dalam permain pura-pura.
Piaget (1995; dalam Slavin, 2011), juga berpendapat bahwa subjek
dalam penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun termasuk pada masa pra-
operasi dan pada fase kognitif pra-operasional dengan beberapa sub,
Pengaruh Kegiatan Sosiodrama terhadap Peningkatan Kemampuan 93
Bahasa Lisan Anak Usia Dini
salah satu sub tersebut adalah sub fase fungsi simbolik yaitu keinginan
untuk meniru apa yang dilihat dan senang untuk permainan pura-pura,
kemudian anak akan melakukannya. Selain itu, subjek dalam penelitian
ini juga termasuk dalam sub fase berpikir secara intuitif, yaitu anak mulai
dapat untuk mengerti dan memahami sesuatu yang sederhana.
Masa usia dini mengalami perkembangan yang pesat dalam hal
bahasa, karena itu kemampuan bahasa lisan anak usia dini perlu
ditingkatkan. Anak usia dini suka dengan permainan pura-pura. Salah
satu kondisi untuk meningkatkan kemampuan bahasa lisan adalah
pelibatan.
Sosiodrama (Sternberg & Garcia, 2000; dalam leveton, 2010) adalah
sebuah metode tindakan di mana orang-orang meniru situasi sosial
sebagai cara untuk memahami situasi lebih lengkap. Tidak seperti
bermain peran, ada banyak teknik yang digunakan dalam sosiodrama
untuk memperluas dan memperdalam belajar datang dari tindakan.
Beberapa penelitian tentang metode sosiodrama untuk
meningkatkan kemampuan bahasa lisan, antara lain: penelitian pertama
kali dilakukan oleh Levy, Schaefer, dan Phelps (1986) menyatakan bahwa
partisipan mengalami peningkatan kemampuan bahasa melalui
permainan sosiodrama dengan bimbingan.
Penelitian Rowell (2010) hasilnya adalah permainan sosiodrama
dapat rneningkatkan kemampuan bahasa anak. Penelitian Pelletier
(2011), hasilnya menunjukkan bahwa peramainan sosiodrama mampu
meningkatkan kemampuan bahasa anak. Dari beberapa penelitian di
atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan bahasa lisan anak dapat
ditingkatkan melalui kegiatan sosiodrama.
Berdasarkan keterangan di atas, analisa teori Vygotsky (1962, 1978;
John Steiner, 1994; dalam Otto, 2015) mengenai zona perkembangan
proksimal (ZPD) bahwa interaksi sosial yang diberikan oleh lingkungan
akan berpengaruh pada perkembangan bahasa anak. Anak-anak
membutuhkan bimbingan dan bantuan dari orang lain dan tidak akan
berkembang dalam situasi sosial hampa.
Berdasarkan teori tersebut, kegiatan sosiodrama melibatkan anak-
anak untuk saling berinteraksi dengan bantuan bimbingan pamong, yang
memainkan drama dengan tema-tema tertentu yang ada dilingkungan
sosialnya. Interaksi yang terjadi saat kegiatan sosiodrama memberikan
informasi baru kepada anak-anak, sehingga menambah kosa kata anak-
anak, selain itu anak-anak akan belajar untuk memahami cerita dan
94 Suryani dan Novia Solichah
Daftar Pustaka
B. Review Jurnal 2
Jilly Lukito
Psikologi
Jillylukito94@gmail.com
Abstrak- Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh konformitas terhadap
pengambilan keputusan pada produk minuman coklat pada mahasiswi Psikologi
di Universitas Surabaya. Sampel untuk penelitian ini berjumlah 60 orang yang
terbagi menjadi dua kelompok yaitu kontrol dan kelompok eksperimen.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan skala yaitu skala preferensi
atas produk minuman coklat dan angket terbuka yang bertujuan untuk mengetahui
faktor yang memengaruhi dalam pengambilan keputusan. Aktor yang diambil
adalah teman sebaya. Analisis data yang digunakan adalah teknis analisis tabulasi
silang dan Chi Square test. Hasil analisis tersebut menunjukkan tidak ada asosiasi
yang signifikan sehingga tidak adanya pengaruh konformitas terhadap
pengambilan keputusan (0.313 > 0.05). Berdasarkan kuesioner yang telah
diberikan, diketahui bahwa faktor mayoritas atau yang paling banyak
mempengaruhi pengambilan keputusan adalah faktor psikologikal yaitu persepsi
(100%), komparasi (36,6%) dan preferensi (33,3%). Bagi peneliti selanjutnya
mungkin bisa menggunakan alat ukur yang terstandarisasi untuk mengukur
efektivitas dan tingkat konformitas , tipe kepribadian dan menggunakan alat ukur
untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor yang dapat memengaruhi
pengambilan keputusan selain faktor sosial (lingkungan). Saran penelitian
sebaiknya melakukan pengembangan produk dengan memperhatikan karakeristik
konsumen.
587
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.6 No.2 (2017)
588
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.6 No.2 (2017)
PENDAHULUAN
Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu memberikan
kontribusi dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Komoditas Kakao
menempati peringkat ketiga ekspor sektor perkebunan dalam menyumbang devisa
negara, setelah komoditas CPO dan karet (Suryani dan Zuldebriansyah, 2007).
Pada tahun 2010 Indonesia menjadi produsen kakao terbesar ke-2 di dunia dengan
produksi 844.650 ton, dibawah Negara Pantai Gading dengan produksi 1,38 juta
ton. Volume ekspor kakao Indonesia tahun 2009 sebesar 535.240 ton dengan nilai
Rp. 1.413.535.000 dan volume impor sebesar 46.356 ton senilai 119,32 ribu US$
(Direktorat Jendral Perkebunan, 2010). Menurut Ketua Asosiasi Industri Kakao
Indonesia (AIKI), Piter Jasman mengatakan pengolahan biji kakao nasional akan
mencapai 500 ton pada akhir 2013. Data AIKI menyebutkan, produksi biji kakao
nasional pada 2012-2013 mencapai 310 ribu dan 400 ribu ton. AIKI
memperkirakan produksi kakao olahan nasional dapat dapat naik hingga 800 ribu
ton pada 2014. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penyerapan
pasar tidak seimbang dengan hasil produksi nasional karena selisih 200 ribu ton
dengan kemampuan penyerapan konsumen.
Salah satu faktor eksternal yaitu konformitas. Konformitas ialah
suatu tuntutan yang tidak tertulis dari kelompok teman sebaya terhadap
anggotanya tetapi memiliki pengaruh yang kuat dan dapat menyebabkan
munculnya perilaku-perilaku tertentu pada anggota kelompok (Zebua dan
Nurdjayadi,2001). Melalui studi yang telah dilakukan ditunjukkan bahwa tekanan
grup mungkin terjadi memberikan pengaruh dalam bagaimana individu dalam
meyakini dan pandangannya (Venkatesan, 1966). Pada eksperimen lainnya,
mengatakan bahwa adanya ketidakhadiran standard objektif dalam bagaimana
individu berubah mengikuti pertimbangan dan evaluasi orang lain
(Venkatesan,1966). Hasil dari eksperimen tersebut menunjukkan bahwa dalam
mengambil keputusan, Individu cenderung untuk menyesuaikan dengan keputusan
norma kelompok.
589
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.6 No.2 (2017)
METODE PENELITIAN
Desain penelitian menggunakan true experiment (eksperimen
murni) dengan posttest control group design. Desain eksperimen tersebut
merupakan desain eksperimen dengan adanya pembagian partisipan menjadi
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah pembagian menjadi dua
kelompok yang setara, dilakukan treatment pada kelompok eksperimen. Adanya
pengukuran post-test memungkinkan peneliti untuk membandingkan kondisi
kelompok eksperimen dan kontrol sehingga peneliti dapat membuat kesimpulan
tentang keefektifan treatment dengan lebih baik.
590
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.6 No.2 (2017)
591
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.6 No.2 (2017)
592
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.6 No.2 (2017)
Distribusi skor pilihan pada kedua kelompok tersebut seperti yang telah
ditunjukkan oleh tabel tersebut adalah terdapat perbedaan distribusi pada
pilihan B yaitu selisih 6 orang yaitu sebanyak 13 orang pada kelompok
eksperimen. Meski telah menunjukkan jumlah yang lebih banyak daripada
kelompok eksperimen namun partisipan yang mengaku merubah pilihannya
karena pengaruh temannya adalah sebanyak 1 orang.
593
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.6 No.2 (2017)
594
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.6 No.2 (2017)
595
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.6 No.2 (2017)
596
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.6 No.2 (2017)
597
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.6 No.2 (2017)
3. Komparasi
Komparasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai perbandingan. Komparasi adalah suatu metode yang digunakan
untuk membandingkan data-data yang ditarik ke dalam konklusi baru.
Komparasi sendiri dari bahasa inggris yaitu compare, yang artunya
membandingkan untuk menemukan persamaan atau perbedaan dari
beberapa konsep atau lebih. Berdasarkan Kotler (2008) proses
pengambilan keputusan terdiri dari lima tahap. Salah satu tahap tersebut
adalah tahap pencarian informasi. Pada tahap ini individu akan mencari
informasi mengenai suatu produk. Pencarian informasi tersebut dapat
berupa pencarian informasi yang bersifat aktif yaitu melakukan berbagai
perbandingan dari spesifikasi produk yang telah ditawarkan. Komparasi
atau perbandingan tersebut dapat dilakukan dengan membandingkan
kelebihan dan penawaran produk yang paling sesuai.
4. Preferensi
Preferensi pada makanan didefinisikan sebagai derajat kesukaan
atau ketidaksukaan terhadap suatu jenis makanan dan preferensi tersebut
dapat memengaruhi pilihan individu. Preferensi merupakan pilihan suka
atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk yang dikonsumsi. Dalam
mengambil keputusan, menurut Engel (1995) seseorang harus mempelajari
semua hal yang berkaitan dengan performa, keberadaan, nilai, pilihan
produk, kemudian menyimpan informasi tersebut dalam ingatan. Perilaku
konsumen dipengaruh oleh penngalaman belajar yang menentukan
tindakan dan pengambilan keputusan yaitu bersumber dari pembelajaran
pada pengalaman yang serupa. Pengalaman masa lalu yang pernah
mengkonsumsi produk sejenis yaitu produk minuman dark chocolate dan
hasil interpretasi dari produk tersebut dapat menjadi standard dalam
mengambil keputusan.
Adanya pengaruh pengalaman masa lalu tersebut dapat
ditunjukkan pada pernyataan subjek “ Karena sample C pahit seperti dark
choco yang seharusnya” pada subjek nomor 23. Pernyataan tersebut
598
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.6 No.2 (2017)
599
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.6 No.2 (2017)
600
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.6 No.2 (2017)
DAFTAR PUSTAKA
Asch, S. E., (1951). Effects of group pressure upon the modification and
distortion of judgments. In H. Guetzkow (Ed.), Groups, leadership and men.
Oxford, England: Carnegie Press
Berger, J., Rosenholtz, S. J., & Zelditch, M. (1980). Status organizing processes.
Annual Review of Sociology. From Libraries Texas A & M University.
Retrieved from http://hdl.handle.net/1969.1/154809
Gerard, H. B., Wilhelmy., & Conolley, E.S. (1968). Conformity and group size.
Journal of Personality and Social Psychology. DOI: 10.1037/h0025325
Kotler., & Amstrong. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1 dan 2.Edisi 12.
Alih bahasa: Bob Sabran. Jakarta: Erlangga.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2007). Manajemen Pemasaran edisi 12. Alih bahasa:
Benyamin Molan. Jakarta: Indeks
Olahan Cokelat Indonesia Capai 500 Ribu Ton | bisnis | tempo.co. (n.d.).
Retrieved June 5, 2016, from
https://m.tempo.co/read/news/2013/07/23/090498959/olahan-cokelat-
indonesia-capai-500-ribu-ton.
Profitability and health. a recipe for success. 52nd Biscuit, Cake, Chocolate and
Confectionery Association (Vol. 35). (2005). Hilton Birmingham
Metropole.
601
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.6 No.2 (2017)
Tanner, R, J., Ferraro, R., Chartrand, T, L., Bettman, J, R., & Van, B., (2008). Of
chameleons and consumption: The impact of mimicry on choice and
preferences (Vols 34). Journal of Consumer Research. DOI:
http://dx.doi.org/10.1086/522322 754-766
Volume dan Nilai Ekspor, Indonesia. (2010). Retrieved June 5, 2016, from
http://ditjenbun.deptan.go.id/ciragraph/index.php/viewstat/exportimport/1
Zebua, A. & Nurdjayadi, R. (2001). Hubungan antara konformitas dan konsep diri
dengan perilaku konsumtif pada remaja putri. Retrieved from
https://philpapers.org/rec/ZEBHAK
602
A. Identitas Jurnal:
B. Review Jurnal 3
Hijriyati Cucuani
Linda Aryani
Anggia Kargenti Evanurul Marettih
Ahyani Radhiani Fitri
Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran terhadap prestasi
belajar Psikologi Eksperimen pada mahasiswa Fakultas PsikologiUIN Suska Riau. Penelitian
ini menggunakan metode eksperimen. Pengumpulan data dilakukan melalui tes prestasi
belajar Psikologi Eksperimen dan SPM. Teknik analisa data yang digunakan adalah one-way
anova. Hasil analisa data menunjukkan terdapat pengaruh metode pembelajaran dengan
prestasi belajar Psikologi Eksperimen pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska, yang
ditunjukkan dengan F sebesar 10.759, p= 0.000 (p<0.05). Dari tiga metode pembelajaran yang
diberikan (ceramah, diskusi, belajar mandiri), berdasarkan gain score perbandingan skor
pretest dan posttest dapat dilihat bahwa metoda Diskusi adalah yang paling efektif
meningkatkan prestasi belajar Psikologi Eksperimen pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN
Suska Riau.
Abstract
The objective of this study was to assess the learning method efectiveness on learning
achievement of Psychology Faculty at Suska Riau University's student. This study used
experimental method. Data was conducted with experimental psychology achievement
learning test and Standard Progressive Matrics. Data was analysed with one-way anova.The
results showed there was fully influencing learning method effectiveness on achievement
learning of Experimental Psychology Class at Psychology Faculty, Suska Riau Islamic State
University's student (F= 10.759, p= 0.000, p<0.05). Among gain score between pretest and
posttest from three learning methods which were conducted (traditional, self study, and group
discussion), the findings of this study suggested that group discussion was the best learning
method to increase learning achievement among the student of Experimental Psychology
Class at Psychology Faculty, Suska Riau Universitys.
merupakan pengembangan dan penyam- eksperimen yang dalam waktu dekat ini telah
paian informasi dan kegiatan yang diciptakan mendapatkan beberapa tambahan sarana
untuk memfasilitasi pencapaian tujuan yang dan prasarana penunjang integrasi pada
spesifik (Smith& Ragan dalam Pribadi, 2009). mata kuliah Psikologi eksperimen belum
Pencapaian tujuan pembelajaran menghasilkan banyak karya penelitian
tersebut dapat dilakukan bila metode eksperimen, dan 5) Mata kuliah Psikologi
pengajaran terpadu antara pengetahuan Eksperimen merupakan syarat kelulusan bagi
yang dipahami mahasiswa, penerapan proses penulisan proposal penelitian Skripsi
aplikatif melalui penelitian dan penerapan Mahasiswa, namun seringkali kurang
dalam kehidupan. Metode mengajar yang mendapatkan fokus perhatian mahasiswa
komprehensif dan menjembatani hal tersebut dengan alasan sekedar lulus karena tidak
adalah ceramah, diskusi terarah maupun akan melakukan penelitian dengan metode
belajar mandiri. Ketiga metode tersebut Eksperimen. Setidaknya empat alasan perlu
dapat diterapkan secara langsung dalam diteliti lebih lanjut jawabannya dalam suatu
matakuliah psikologi eksperimen yang kajian mengenai metode pembelajaran yang
menerapkan pemahaman teori dan penelitian manakah yang mampu secara efektif
eksperimental sehingga hasilnya dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa
diterapkan langsung oleh mahasiswa. untuk mempelajari mata kuliah Psikologi
Mahasiswa mendapatkan pengetahuan Eksperimen. Penelitian ini diharapkan
melalui belajar mandiri, diskusi kelompok mampu meneruskan dan mengelaborasi
terarah maupun ceramah dari tenaga tradisi Ilmu Psikologi yang lahir dari
pengajar. penelitian Eksperimental dalam telaah
Pemahaman teori dan penelitian perilaku manusia sebagaimana yang telah
eksperimental dilakukan untuk pencapaian dirintis oleh Wilhelm Wundt. Berdasarkan
kompetensi keterampilan pembelajaran kajian diatas, penelitian ini mengambil judul:
secara intelektual dan motorik. Keterampilan Efektivitas Metode Pembelajaran terhadap
motorik merupakan eksekusi atau pelak- Prestasi Belajar Psikologi Eksperimen pada
sanaan suatu tindakan untuk pencapaian Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Sultan
hasil tertentu sedangkan keterampilan Syarif Kasim Riau.
intelektual merupakan keterampilan yang Menurut Tarmudji (1994), metode
diperoleh oleh siswa untuk melaksanakan mengajar ceramah adalah sebuah cara
aktivitas kognitif yang bersifat unik (Gagne memberikan penjelasan-penjelasan lisan
dalam Pribadi, 2009). kepada peserta untuk menyampaikan
Integrasi matakuliah psikologi eks- materi, sedangkan peranan peserta dalam
perimen diharapkan mampu mewadahi teori, metode ceramah ialah mendengarkan
penelitian dan praktek suatu metode yang dengan teliti serta mencatat pokok-pokok
dipahami oleh mahasiswa. Fakta di lapangan penting yang dikemukakan oleh penyaji
yang ada berdasarkan pengamatan awal materi (penceramah).
peneliti selama empat tahun pelaksanaan Suryosubroto (1997), berpendapat
mata kuliah psikologi Eksperimen adalah: metode mengajar ceramah adalah pene-
1). Nilai mata kuliah psikologi Eksperimen rangan dan penuturan secara lisan oleh guru
menyumbang hasil yang kurang memuaskan terhadap kelasnya, sedangkan peranan
pada lamanya kelulusan dengan asumsi siswa yaitu mendengarkan dena teliti serta
masih banyaknya mahasiswa yang meng- mencatat pokok-pokok yang dikemukakan
ulang mata kuliah tersebut pada dua oleh guru.
semester, 2) masih minimnya penelitian Jadi dapat disimpulkan bahwa
eksperimen yang dilakukan oleh civitas metode mengajar ceramah adalah penyam-
akademika Psikologi UIN SUSKA Riau paian yang diberikan guru kepada siswa
dengan beberapa alasan yaitu eksperimen melalui bahasa lisan di mana siswa mencatat
rumit, mahal, susah, berjangka waktu lama, pokok pelajaran yang disampaikan oleh guru.
dan alasan yang kurang mendukung lainnya, Menurut Suryosubroto (1997) Metode
3) Kesinam-bungan antara pelaksanaan teori Mengajar Diskusi adalah suatu cara
dan penelitian eksperimen berupa praktikum penyajian bahan pelajaran di mana guru
eksperimen belum jelas terlihat dalam suatu memberi kesempatan kepada para siswa
keunikan orisinalitas penelitian eksperimen, (kelompok-kelompok siswa) untuk meng-
4) Proses aktivitas di Laboratorium Psikologi adakan perbincangan ilmiah guna mengum-
99
EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN ........Hijriyati Cucuani, Linda Aryani, Anggia Kargenti E.M, Ahyani Radhiani Fitri
pulkan pendapat, memebuat kesimpulan siswa yang telah mengikuti proses pem-
atau menyusun berbagai alternative belajaran atau pendidikan yang biasanya
pemecahan atas susuatu masalah. ditunjukkan dengan nilai.
Syah (2002), mengatakan metode Mata kuliah Psikologi eksperimen
mengajar diskusi ialah metode mengajar merupakan salah satu mata kuliah wajib
yang sangat erat hubungannya dengan dalam fakultas Psikologi UIN Suska Riau.
belajar memecahkan masalah (problem Dengan diberikannya mata kuliah ini
solving). Pribadi (2009) mengemukakan diharapkan mahasiswa dapat melakukan
diskusi dilakukan dengan cara membahas penelitian dengan metode atau teknis
masalah atau topik penting untuk mem- eksperimen pada saat skripsi jika mereka
peroleh pemahaman atau pengetahuan. berminat. Namun kenyataannya, dari ratusan
Setiap peserta diskusi dapat memberikan mahasiswa yang melakukan skripsi, yang
opini terhadap masalah atau topik yang melakukannya dengan metode eksperimen
didiskusikan. tergolong sedikit sekali. Banyak mahasiswa
Berdasarkan pendapat diatas dapat yang mengatakan bahwa penelitian dengan
disimpulkan bahwa metode mengajar diskusi metoda eksperimen adalah sulit dan
adalah percakapan yang dilakukan oleh guru memakan waktu lama dalam penyelesaian-
dengan siswa dan siswa antar siswa untuk nya. Kesulitan yang dialami oleh beberapa
bertukar pikiran atau pendapat dalam proses siswa tampaknya dikarenakan pemahaman
belajar mengajar guna melatih keterampilan yang kurang mengenai metode eksperimen.
dalam memecahkan berbagai persoalan. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya
Konsep belajar mandiri adalah belajar jumlah mahasiswa yang mendapatkan nilai
secara berinisiatif, dengan ataupun tanpa yang kurang memuaskan (mendapatkan nilai
bantuan orang lain. Heinich, dkk (dalam E-C) pada saat mengambil matakuliah
Pribadi, 2009) mengemukakan bahwa psikologi eksperimen. Materi dari matakuliah
pembelajaran mandiri menggunakan paket Psikologi Eksperimen memang cukup detail
bahan ajara pada sistem pembelajaran dan memuat eksperimen, sehingga jika
jarak jauh. Pada penelitian ini pelaksanaan mahasiswa kurang serius, tidak memahami
pembelajaran mandiri dikombinasikan atau tidak memiliki minat untuk mengikuti
dengan pembelajaran dikelas atau tatap perkuliahan Psikologi Eksperimen sulit untuk
muka dengan kegiatan dosen memberikan mendapatkan nilai yang memuaskan. Oleh
umpan balik atas proses belajar mandiri karena itu, para pengajar melakukan upaya-
yang dilakukan dirumah. Umpan balik yang upaya agar meningkatkan prestasi belajar
diberikan merupakan informasi yang di- mahasiswa pada matakuliah Psikologi
perlukan untuk meningkatkan efektivitas Eksperimen.
proses dalam sebuah pembelajaran (Pribadi, Menurut Shobur (2003) prestasi
2009). belajar terdiri dari dua faktor, yaitu faktor
Prestasi belajar adalah kemampuan- dari dalam diri mahasiswa (endogen) dan
kemampuan yang diperoleh siswa setelah faktor dari luar diri mahasiswa (eksogen).
mereka menerima pengalaman belajar Salah satu faktor dari luar yaitu sekolah,
(Sudjana, 2004). Djamarah (1994) meng- termasuk guru atau pengajar dengan
ungkapkan pretasi belajar adalah penilaian metode pembelajaran di dalamnya. Oleh
pendidikan tentang kemajuan siswa dalam karena itu metode pembelajaran yang
segala hal yang dipelajari di sekolah digunakan oleh dosen harus diperhatikan,
yang berhubungan dengan pengetahuan, guna meningkatkan prestasi belajar psikologi
kecakapan, atau keterampilan yang di- Eksperimen mahasiswa. Adapun metoda
nyatakan sesudah penilaian dilakukan. yang bisa digunakan antara lain metode
Prestasi belajar merupakan hasil dari proses ceramah, diskusi dan belajar mandiri.
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di Sternberg dan Swerling (1996)
sekolah setelah melalui beberapa tahapan, menyatakan bahwa, pada intinya metode
dan prestasi belajar ini diperoleh setelah yang digunakan adalah efektif tergantung
siswa menyelesaikan proses belajar meng- dari tujuan penggunaannya. Metoda cera-
ajar selama satu semester yang biasanya mah baik dilakukan untuk memperkenalkan
berbentuk nilai angka. informasi baru dan menuntut perhatian
Dengan demikian dapat disimpulkan mahasiswa tanpa perlu interaksi yang
bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar intensif. Metoda diskusi baik dilakukan untuk
100
Jurnal Psikologi , Volume 8 Nomor 2, Desember 2012
perkuliahan yang jika sudah ada sedikit anggap sebagai efek atau akibat dari
ataupun banyak informasi mengenai materi perlakuan yang diberikan.
tersebut didapatkan mahasiswa sebelumnya
dan menuntut interaksi sesama mahasiswa Variabel Penelitian
dan dosen serta ingin menstimulasi berfikir Penelitian ini terdiri atas satu variabel
kritis mahasiswa. Sedangkan metode bebas dan satu variable terikat, adapun
belajar mandiri digunakan untuk memahami variable-variabel tersebut adalah :
informasi baru, melihat sejauh mana Variabel Bebas : Metode Pembelajaran.
kemampuan pemahaman mahasiswa dan Manipulasi pada Variabel Bebas:
membangkitkan motivasi dari dalam diri untuk 1: Metode Pembelajaran ceramah
mandiri dalam belajar. Garis besar dari materi 2: Metode pembelajaran mandiri
psikologi eksperimen sebenarnya sudah 3: Metode diskusi
didapatkan mahasiswa saat belajar dalam Variabel terikat:Prestasi Belajar
matakuliah metodelogi penelitian. Oleh
sebab itu peniliti menduga diantara ketiga Desain Penelitian
metoda tersebut metoda diskusilah yang Penelitian ini menggunakan desain
paling efektif. Randomized Blocked One Way Anova. Teknik
Hipotesis yang diajukan dalam ini memiliki teknik control tambahan dengan
penelitian ini adalah : a. Hipotesis mayor yaitu dilakukannya blocking dan randomisasi
ada pengaruh metode pembelajaran (Seniati, Yulianto, Setiadi, 2005). Dalam
terhadap prestasi belajar psikologi eks- penelitian ini, di setiap akhir tatap muka
perimen pada mahasiswa psikologi UIN mahasiswa diberikan kuis untuk melihat
Suska Riau, b. Hipotesis minor yaitu metode sebaran nilai yang diinginkan.
pembelajaran diskusi paling efektif untuk
meningkatkan prestasi belajar psikologi Subyek
eksperimen pada mahasiswa psikologi UIN Subyek pada mahasiswa penelitian
Suska Riau. ini adalah seluruh mahasiswa fakultas
Psikologi UIN Suska Riau semester VI
Metode Penelitian yang mengambil mata kuliah Psikologi
Eksperimen, yaitu VI A, VI B, VI C, VID, dan VI
Penelitian ini adalah penelitian eks- E. Teknik pengambilan sampel dilakukan
perimen yaitu penelitian yang memberikan secara purposive sampling dengan kriteria
perlakuan kepada subyek untuk melihat tingkat inteligensi berada pada kategori agak
seberapa besar efek perlakuan terhadap rendah sampai dengan agak tinggi. Dari hasil
variable terikat, dan untuk melihat efek SPM mahasiswa dari kelima kelas diperoleh
perbandingan perlakuan (Latipun, 1999). gambaran subjek sebagai berikut:
Perbedaan hasil pengukuran di-
Jumlah Mahasiswa
No Metoda
Katagori Inteligensi ?
101
EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN ........Hijriyati Cucuani, Linda Aryani, Anggia Kargenti E.M, Ahyani Radhiani Fitri
Berdasarkan mean dari ketiga metode dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
belajar; ceramah, diskusi dan belajar mandiri
diketahui bahwa mean belajar dengan
metode diskusi paling tinggi diantara yang
lainnya, M= 33.8. untuk lebih lengkap
102
Jurnal Psikologi , Volume 8 Nomor 2, Desember 2012
Pembahasan
Daftar Pustaka
104
A. Identitas Jurnal:
B. Review Jurnal 4
2. Uji Hipotesis
Berdasarkan analisis menggunakan anova satu
jalur didapatkan hasil bahwa ada pengaruh
metode pembelajaran dengan prestasi belajar
Psikologi Eksperimen pada mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Islam Negeri Suska Riau,
dengan F sebesar 10.759, p= 0.000 (p<0.05).
Artinya metode pembelajaran yang diberikan
mempengaruhi prestasi belajar psikologi
eksperimen mahasiswa psikologi Universitas
Islam Negeri Suska Riau.
1. Hipotesa diterima artinya ada pengaruh metode
pembelajaran terhadap prestasi belajar psikologi
eksperimen mahasiswa Psikologi UIN Suska
Riau.
13. Kesimpulan
2. Metode pembelajaran diskusi adalah metode
pembelajaran yang paling efektif untuk
meningkatkan prestasi belajar, untuk
meningkatkan prestasi belajar, dan pembelajaran
mandiri.
Jurnal Psikologi Ulayat, Vol. 2. No. 2 / Desember 2015, hlm. 461-472
Fakultas Psikologi
Universitas Pancasila
Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa
Jakarta Selatan 12640, Indonesia
1
e-mail: stefani_ayu@yahoo.com
2
e-mail: aullygrashinta@univpancasila.ac.id
Abstract—There are so many human information received through the senses such
as music. There are numbers of research that examines the influence of music,
especially classical music on human cognitive abilities. But it is difficult to find study
that examine the influence of other types of music other than classical music, such as
pop music. The aim of this research was to examine the influence of types of music on
cognitive performance that requires short-term memory. This study was a quasi-
experimental study using a quantitative approach that uses short-term memory tests in
the form of a series of meaningless letters while listening to classical music
(Experiment Group 1), pop music (Experiment Group 2), and no music (Controlled
Group). Samples of this study were 150 childrens aged 7-11 years who have good
reading skills. To compare the effect of music to the children’s short memory,
statistical technique used was ANOVA. The result indicated that there existed a
significant relationship between the pop music on cognitive performance that requires
short-term memory in children aged 7-11 years.
PENDAHULUAN
Manusia menerima berbagai macam informasi dari lingkungannya melalui indera yang
dimiliki yaitu indera penglihatan-mata, indera pendengaran-telinga, indera penciuman-hidung,
indera pengecap-lidah, dan indera peraba-kulit. Menurut Atkinson dan Shiffrin (1968) informasi
akan diterima, disimpan, dan diolah secara sadar ataupun tidak sadar (unconscious). Menurut
McLeod (2002) informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si
penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang. Informasi disimpan
dan diolah dalam tiga tahapan yaitu sensori memori, ingatan jangka pendek (Short Term Memory),
dan ingatan jangka panjang (Long Term Memory).
Ingatan adalah kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga dapat digunakan lagi di
masa yang akan datang. Ingatan khususnya ingatan jangka pendek, diperlukan oleh anak-anak di
usia 7-11 tahun karena anak-anak di usia ini termasuk dalam usia operasional konkrit menurut teori
Piaget (1967 dalam Santrock, 2002). Tahap pada rentang usia tersebut perkembangan kognitif anak
masih terbatas pada mengurutkan dan mengklasifikasikan obyek secara nyata. Mereka belum dapat
bernalar mengenai abstraksi, proposisi hipotesis. Jadi mereka mengalami kesulitan untuk
memecahkan masalah secara verbal yang sifatnya abstrak. Menurut Nasrun (2007) ingatan
dipengaruhi oleh tingkat perhatian, minat, daya konsentrasi, emosi dan kelelahan. Semakin kuat
minat dan atensi maka semakin melekat informasi yang diterima. Selain itu, ingatan dapat juga
dipengaruhi oleh musik. Penelitian Rauscher, Shaw, dan Ky (1995) menunjukkan bahwa musik
Mozart dapat meningkatkan kemampuan penyimpanan memori spasial.
Menurut Rentfrow dan Gosling (2007) terdapat 14 jenis musik yaitu alternative, blues, klasik,
country, elektronik dansa, folk, heavy metal, rap hip hop, jazz, pop, religious, rock, soul funk, dan
soundtrack. Musik yang biasa didengarkan oleh masyarakat Indonesia adalah musik pop, musik
jazz, musik K-pop, musik dangdut (musik melayu) ataupun musik rock. Musik pop sangat
451
Jurnal Psikologi Ulayat, Vol. 2. No. 2 / Desember 2015, hlm. 461-472
berkembang di Indonesia khususnya di kalangan usia muda. Sepuluh video musik yang paling
banyak dilihat di Youtube selama tahun 2012 adalah video musik pop (Deliusno, 2012). Data ini
salah satu yang membuktikan bahwa musik pop sangat mudah diterima oleh masyarakat di semua
kalangan usia daripada musik klasik.
Penelitian mengenai kaitan musik klasik dan kemampuan kognitif sangat berkembang.
Penelitian Schellenberg, Nakata, Hunter, dan Tamoto (2007) tentang efek mendengarkan musik
terhadap berbagai performa kognitif menyimpulkan bahwa mendengarkan musik Mozart dapat
meningkatkan berbagai performa kognitif dan (2) hal ini terjadi karena musik merupakan media
yang mengubah keadaan emosi. Gunawan (2007) mengemukakan hasil penelitian yang sangat
mengejutkan yang diperoleh saat melakukan studi terhadap aktivitas otak saat belajar dan saat otak
mendengarkan musik Mozart. Hasil pemindaian (scanning) terhadap aktivitas kedua belah otak
menunjukkan gambar otak antara subjek A yang belajar dengan subjek B yang hanya
mendengarkan musik Mozart memiliki aktivitas otak yang mirip atau hampir sama. Jadi terdapat
kemiripan antara otak yang belajar dengan otak yang mendengarkan musik.
Penelitian yang terkait dengan musik khususnya musik klasik sudah banyak dilakukan dan
terbukti memiliki pengaruh terhadap kecerdasan (Rauscher, Shaw & Ky, 1995; Campbell, 2001;
Gunawan, 2007; Schellenberg, Nakata, Hunter, & Tamoto, 2007). Namun penelitian tentang
pengaruh musik pop terhadap kecerdasan, khususnya ingatan jangka pendek masih jarang
dilakukan. Anak-anak di masa sekarang jarang mendengarkan musik klasik. Keberadaan musik
klasik saat ini memang kurang populer, bahkan agak sulit menemukan koleksi musik klasik di toko
musik (Andjani, 2014). Jika ada koleksnya begitu terbatas dan tidak variatif (Andjani, 2014).
Kebanyakan dari anak-anak muda mendengarkan musik di luar musik klasik seperti pop atau jazz
(Deliusno, 2012). Penelitian ini dikhususkan pada anak usia 7-11 mengingat mereka banyak
menggunakan ingatan jangka pendek karena masih sulit untuk berpikir secara abstrak dan
konseptual.
Ingatan
Memori atau ingatan dalam The New Encyclopedia Britanica (1994) diartikan sebagai
kemampuan menyimpan dan mendapatkan informasi setelah pikiran manusia mendapatkan
pengalaman. Santrock (2002) menjelaskan bahwa ingatan adalah unsur perkembangan kognitif,
yang memuat seluruh situasi, yang di dalamnya individu menyimpan informasi yang individu
terima sepanjang waktu., informasi disimpan dan diolah dalam tiga tahapan yaitu sensori memori,
ingatan jangka pendek (Short Term Memory), dan ingatan jangka panjang (Long Term Memory)
452
Jurnal Psikologi Ulayat, Vol. 2. No. 2 / Desember 2015, hlm. 461-472
(Mc. Leod (2002). STM dapat ditingkatkan dengan cara rehearsal (pengulangan) dan encoding
(pengkodean).
Musik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) musik pop adalah musik dengan irama yang
sederhana sehingga mudah dikenal dan disukai oleh orang umum. Shuker (2005) juga
mendefinisikan musik pop sebagai musik yang mudah diperoleh, berorientasi pada komersil,
menekankan pada chorus atau ulangan lagu yang mengesankan, dan lirik yang menyenangkan
dengan tema romantik. Musik klasik memiliki perangkat musik yang beraneka ragam, sehingga di
dalamnya terangkum warna warni suara yang rentang variasinya sangat luas. Dengan kata lain,
variasi pada musik klasik jauh lebih kaya daripada variasi bunyi musik lainnya..
Masalah Penelitian
“Apakah ada pengaruh yang signifikan antara jenis musik (pop dan klasik) terhadap
performa kognitif yang menuntut ingatan jangka pendek pada anak-anak usia 7-11 tahun?”
Hipotesis
Hipotesis alternatif yaitu “Terdapat pengaruh yang signifikan antara jenis musik (pop dan
klasik) terhadap performa kognitif yang menuntut ingatan jangka pendek pada anak-anak usia 7-11
tahun”. Hipotesis Null penelitian yaitu “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara jenis musik
(pop dan klasik) terhadap performa kognitif yang menuntut ingatan jangka pendek pada anak-anak
usia 7-11 tahun”.
METODE
Partisipan
Karakteristik subyek dalam penelitian ini anak usia 7-11 tahun dan memiliki kemampuan
membaca. Jumlah sampel yang diambil adalah 150 anak (dari 3 Sekolah Dasar di Jakarta) yang
dibagi dalam 3 kelompok yang masing-masing terdiri atas 50 anak .
453
Jurnal Psikologi Ulayat, Vol. 2. No. 2 / Desember 2015, hlm. 461-472
Desain
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental, karena pemilihan subyek penelitian
tidak dilakukan secara acak, hanya mengambil subyek-subyek yang sudah terkelompok pada 3
Sekolah Dasar di Jakarta. Hal ini sesuai dengan pernyataan Cozby dan Bates (2012) mengenai
penelitian kuasi eksperimental yang berbeda dengan penelitian eksperimental murni, yaitu pada
eksperimen murni, subyek dipilih secara acak, sedangkan pada kuasi eksperimen pemilihan secara
acak tidak dilakukan.
Pada penelitian ini terdapat 3 kelompok, yaitu 2 kelompok eksperimen dan 1 kelompok
kontrol. Desain penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.
Desain Penelitian
Nama Kelompok Stimulus yang Diberikan
Kelompok Eksperimen Satu (KE1) Diberikan stimulus musik klasik Mozart
Kelompok Eksperimen Satu (KE2) Diberikan stimulus musik pop
Kelompok Kontrol (KK) Tidak diberikan stimulus musik apapun
Prosedur
Responden penelitian dibagi menjadi 3 kelompok yakni yakni kelompok eksperimen 1 (KE1),
kelompok eksperimen (KE2), dan kelompok kontrol (KK). Penelitian dilakukan pada sebuah
sekolah sehingga ruangan diatur sedemikian rupa untuk dapat menampung semua subyek penelitian
dalam satu kali eksperimen. Kondisi sekolah yang tenang dan kondusif agar musik yang
diperdengarkan dapat didengarkan dengan jelas juga menjadi hal yang dikontrol dalam penelitian
ini. Untuk KE1 dan KE2 digunakan sound system yang sama dengan kondisi yang baik sehingga
dapat didengar oleh 50 anak dalam satu kelas.
Tugas yang diberikan kepada anak adalah menghafalkan setiap item soal dalam waktu 3 detik
dan menuliskannya kembali pada lembar jawaban selama 15 detik. Hafalan terdiri dari 9 item soal
yang dimulai dari 2 rangkaian huruf tak bermakna. Pada setiap item soal jumlah rangkaian huruf tak
bermakna ditambah satu sehingga pada soal ke-9 terdapat satu rangkaian berisi 10 huruf yang harus
dihafalkan oleh anak. Dengan demikian derajat kesulitan item semakin lama semakin meningkat.
Pada KE1 diperdengarkan musik klasik dari Mozart dengan judul Mozart-Symphony 40 in g
minor, k 550-1, molto allegro selama 5 menit pada volume 18. Pada KE2 diperdengarkan musik
pop dengan judul Uptown Girl yang dipopulerkan oleh boyband Westlife selam 5 menit pada
volume 18. Sementara untuk KK tidak de dan diperdengarkan iringan musik klasik untuk kelompok
eksperimen 1 (KE1), musik pop untuk kelompok eksperimen 2 (KE2), dan tanpa musik untuk
kelompok kontrol (KK) tidak diberikan musik apapun. Kemudian musik pada KE1 dan KE2
454
Jurnal Psikologi Ulayat, Vol. 2. No. 2 / Desember 2015, hlm. 461-472
dikecilkan menjadi 11 sehingga musik masih bisa didengarkan dan anak dapat mendengarkan suara
instruksi. Instruksi diberikan untuk mengerjakan tugas yakni ditayangkan rangkaian huruf di layar
selama 3 detik. Anak diberi waktu 15 detik untuk mereka menuliskan apa yang diingat pada lembar
yang sudah dibagikan. Setelah selesai item 1 dilanjutkan dengan item 2 dan seterusnya dengan
prosedur yang sama hingga item ke-9. Setelah waktu habis dan semua mengumpulkan lembar
jawaban, musik dimatikan. Skoring dilakukan berdasarkan banyaknya jawaban benar yang
diberikan anak pada KE1, KE2, dan KK.
Teknik Analisis
Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji realibiltas dan validitas jawaban dari tiap
item pertanyaan dari masing-masing variabel penelitian, dengan menggunakan Pearson Correlation.
Setelah itu dilakukan uji tingkat kesukaran dan daya pembeda item test. Kemudian dilakukan uji
One Way ANOVA untuk menguji hipotesis yang diajukan. Terakhir dilakukan analisis lanjutan
karena hasil uji one way ANOVA adalah rata-rata berbeda. Analisis lanjutan ini menggunakan Uji
LSD untuk mendapatkan hasil post hoc test.
Dapat disimpulkan bahwa alat ukur memiliki tingkat kesukaran dari yang paling mudah
hingga yang paling sulit serta memiliki daya pembeda yang baik tiap item pertanyaannya.
Tabel 3.
Hasil Penghitungan Mean dan Standar Deviasi
Kelompok N Prosentase M SD
KE 1 50 33.3. 4.94 1.731
KE 2 50 33.3 5.66 1.891
KK 50 33.3 4.88 1.637
Total 150 100
Untuk mengetahui apakah perbedaan dengan mean KE1 dan KE2 berbeda secara signifikan,
maka dilakukan perhitungan One Way ANOVA
Tabel 4.
Penghitungan One Way ANOVA
SS df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.840 2. 9.420 3.055 .050
Within Groups 453.320 147 3.084
Total 472.160 149
Pada Tabel 3 di atas pada kolom Sig. diperoleh nilai P (P-value) = 0,050, dengan demikian
pada taraf nyata 0,05 menolak H0, sehingga kesimpulan yang didapatkan adalah ada perbedaan
yang signifikan antara jenis musik terhadap ingatan jangka pendek. Hasil uji tersebut menunjukkan
bahwa H0 yang ada dalam penelitian ini ditolak. Untuk bisa melihat seberapa besar signifikansi dari
rata-rata tiap kelompok satu terhadap kelompok lain perlu dilakukan adanya uji lanjut yaitu uji LSD
utuk mendapatkan hasil post hoc test.
Tabel 5.
Hasil Post Hoc Test
(I) Kel (J) Kel Mean Differences Standard Error Sig.
(I-J)
Klasik Pop -.720* .351 .042
Kontrol .060 .351 .865
456
Jurnal Psikologi Ulayat, Vol. 2. No. 2 / Desember 2015, hlm. 461-472
Pengaruh yang paling signifikan yaitu pada KE2 yang diberikan musik pop terhadap
kelompok kontrol. Mean difference yang diperoleh KE2 terhadap KE1 adalah sebesar 0,720 dan
perbedaan pengaruh yang paling besar ialah KE2 yang dibandingkan dengan KK adalah sebesar
0,780. Jadi kesimpulannya, musik pop memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ingatan jangka
pendek apabila dibandingkan musik klasik dengan kelompok kontrol.
DISKUSI
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara jenis musik
terhadap performa kognitif yang menuntut ingatan jangka pendek pada anak-anak usia 7-11 tahun.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Collwell (1994 dalam Kuwanto & Natalia 2001) yang
mengatakan bahwa musik terbukti dapat menunjang proses recall. Proses recall di dalam otak
sangat diperlukan dalam menjawab tes dalam penelitian ini.
Kelompok yang diperdengarkan musik pop memiliki rata-rata skor mengingat yang paling
tinggi dibandingkan dengan musik klasik ataupun kelompok yang tidak diberikan musik sama
sekali. Kelompok yang diberikan musik pop memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kelompok
kontrol. Musik pop yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis musik yang gembira dan
bertempo sedikit cepat. Hasil penelitian ini merupakan hasil penelitian baru karena masih jarang
dilakukan penelitian tentang musik pop, padahal anak-anak Indonesia lebih sering mendengarkan
musk pop. Apabila emosi yang diterima oleh subyek penelitian dalam kelompok musik pop adalah
emosi yang menyenangkan maka informasi (dalam penelitian ini rangkaian huruf tak bermakna)
yang diterima oleh subyek dalam kelompok ini akan diproses lebih efisien. Hal ini bisa dinamakan
fenomena Pollyanna Principles dari Schellenberg, Nakata, Hunter, dan Tamoto (2007) yaitu satuan
informasi yang secara emosi menyenangkan biasanya diproses lebih efisien dan tepat daripada
informasi yang mengandung kesedihan.
Hal yang dapat juga dianalisa dari hasil yang dimana musik pop memiliki nilai mean lebih
unggul dari kelompok klasik ataupun kelompok kontrol ialah terkait dengan faktor budaya. Menurut
Berry, Poortinga, Segall, dan Dasen (dalam Sarwono 2014), budaya adalah produk dari kognisi
yang muncul dalam berbagai bentuk, seperti norma, keyakinan (belief), pendapat, nilai, dan
sebagainya. Kebudayaan dipelajari sejak manusia dari kecil dan lebih menitikberatkan pada
pembelajaran melalui pengalaman misalnya melalui enkulturasi dan sosialisasi. Dalam proses
enkulturasi dan sosialisasi budaya, terdapat agen-agen yang berperan yaitu orang tua, keluarga,
teman, tetangga, dan media massa. Jika dilihat lebih dalam, agen-agen ini mewakili lingkungan
budaya individu berkembang. Jika seorang anak dilahirkan dan berkembang di lingkungan yang
457
Jurnal Psikologi Ulayat, Vol. 2. No. 2 / Desember 2015, hlm. 461-472
terkecil sampai terluas lebih sering mendengarkan musik klasik maka anak tersebut akan terbiasa
dan menyenangi musik klasik, berbeda dengan apabila seorang anak dibesarkan di sebuah wilayah
tertentu di Jawa, misalnya, maka anak tersebut terbiasa dan kemungkinan akan menyenangi lagu-
lagu tradisional dari Jawa. Hal ini sejalan jika anak terbiasa diperdengarkan musik pop, maka anak
akan terbiasa mendengarkan dan menyenangi musik pop. Di Indonesia, musik klasik masih sangat
asing karena lingkungan budaya yang ada tidak terbiasa mendengarkan musik klasik melainkan
musik pop. Dalam penelitian ini, subyek penelitian lahir dalam lingkungan budaya yang terbiasa
mendengarkan musik pop daripada musik klasik. Musik pop merupakan stimulus yang
menyenangkan dan menimbulkan emosi yang baik bagi subyek dalam penelitian ini. Hal ini yang
mungkin membuat musik pop lebih signifikan terhadap performa kognitif.
Kelompok yang tidak diberikan musik sama sekali dan kelompok yang diberikan musik
klasik, dalam penelitian ini, memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap performa kognitif
yang menuntut ingatan jangka pendek apabila dibandingkan dengan kelompok musik pop. Hal ini
berarti pemberian musik pop meningkatkan optimalisasi performa kognitif anak.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa jenis musik yang menyenangkan akan berpengaruh terhadap
emosi seseorang yang baik, yang pada akhirnya akan berdampak pada optimalnya performa kognitif
yang menuntut ingatan jangka pendek pada individu tersebut. Jenis musik yang menyenangkan bagi
subyek dalam penelitian ini adalah musik pop karena musik ini merupakan musik yang sering
diperdengarkan, digemari, dan sesuai dengan lingkungan budaya dimana subyek dilahirkan. Jadi,
untuk dapat meningkatkan performa kognitif individu dapat diperdengarkan jenis musik pop, tapi
yang akan lebih baik jika individu tersebut diperdengarkan musik pop atau musik lain yang
menyenangkan bagi emosi pendengar. Jenis musik yang menyenangkan bagi pendengarnya dan
yang diperdengarkan akan berbeda antara lingkungan budaya yang satu dengan lingkungan budaya
yang lain.
Simpulan pada penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan antara jenis musik pop
terhadap performa kognitif yang menuntut ingatan jangka pendek pada anak-anak usia 7-11 tahun,
sedangkan musik klasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap performa kognitif yang
menuntut ingatan jangka pendek. Hal ini disebabkan subyek penelitian lebih menyenangi
mendengar musik pop dibanding musik klasik. Dengan demikian, faktor budaya diperkirakan
458
Jurnal Psikologi Ulayat, Vol. 2. No. 2 / Desember 2015, hlm. 461-472
memberi peranan yang signifikan terkait pilihan tema musik yang berdampak terhadap memori
seseorang.
Penelitian selanjutnya dapat mengganti jenis musik selain klasik dan pop, untuk mengetahui
jenis musik apakah yang paling berpengaruh pada ingatan jangka pendek anak-anak, terutama di
Indonesia. Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan bagi orangtua dan
pengajar untuk menggunakan metode pengajaran terhadap anak dengan mendengarkan musik pop.
REFERENSI
Andjani, K. (6 Oktober 2014). Vindication of the rights of classical music. Majalah Loka. Ditemu
kembali dari http://www.loka-majalah.com/vindication-of-the-rights-of-classical-music/ .
Atkinson, R. & Shiffrin, R. (1968). Human memory: A proposed system and it is control processes.
Dalam K Spence & J Spence (Eds.). The Psychology of Learning ang Motivation: Advances
in Research and Theory (hal. 89-195). New York, NY: Academic Press.
Campbell, D. (2001). Efek Mozart: Memanfaatkan Kekuatan Musik untuk Mempertajam Pikiran,
Meningkatkan Kreativitas, dan Menyehatkan Tubuh. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Cozby, P. C. & Bates, S. C. (2012). Methods in Behavioral Research (11th ed.). New York, NY:
McGraw-Hill.
Deliusno. (19 Desember 2012). Top 10 video Youtube di Indonesia, "Gangnam Style" teratas.
Ditemu kembali dari http://tekno.kompas.com/read/2012/12/19/11160080/
top.10.video.youtube.di.indonesia.quotgangnam.stylequot.teratas
Gunawan, A. W. (2007). Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kuwanto., L., & Natalia., J. (2001). Pengaruh terapi musik terhadap keterampilan berbahasa pada
anak autistik, Jurnal ANIMA, 16(2), 190-214.
McLeod, R. (2002). Sistem informasi manajemen. Jakarta: Prenhallindo.
Musik Pop. (2008). Dalam Kamus besar bahasa indonesia (4th ed.). Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Nasrun. (2007). Ingatan pada Manusia. Jakarta: Logos Wacana Ilmu
Rauscher, F. H., Shaw, G. & Ky, K. (1995). Listening to Mozart enhances spatial-temporal
reasoning: towards a neurophysiological basis. Neuroscience Letters, 185, 44-47.
Rentfrow, P. J. & Gosling, S. D. (2007). The content and validity of stereotypes about fans of 14
music genres. Psychology of Music, 35, 306-326.
459
Jurnal Psikologi Ulayat, Vol. 2. No. 2 / Desember 2015, hlm. 461-472
460
A. Identitas Jurnal:
B. Review Jurnal 5