Didalam budaya organisasi terdapat dua jenis nilai yaitu nilai terminal dan nilai
instrumental nilai terminal adalah penentuan tujuan organisasi yang akan dicapai
sementara itu nilai instrumental adalah menentukan model perilaku organisasi yang
menjadi cerminan anggota organisasi. Secara operasional nilai instrumental akan
membantu organisasi dalam mencapai nilai[1]nilai terminal (Asep, 2012).
George dan Jones (dalam Bambang, 2010) menjelaskan nilai-nilai yang terdapat dalam
budaya kerja perusahaan meliputi: nilai-nilai terminal (terminal values), yaitu tujuan-
tujuan yang berusaha dicapai suatu organisasi, seperti kesempurnaan, stabilitas, inovasi,
moral dan kualitas dan nilai instrumental (instrumental values) atau semangat dan gaya
perilaku organisasi yang dianjurkan, antara lain bekerja keras, kreatif, dan ambil risiko.
Tingkat keterlibatan yang rendah dalam aktivitas perusahaan dari hari ke hari, seperti
ditunjukkan dalam tingkat pemogokan, absensi (Mowday dkk., 1979 dalam Sito dan
Fauzan, 1999) dan kehadiran dalam rapat yang rendah untuk level staf.
Pengambilan keputusan merupakan salah satu aspek yang dipengaruhi oleh budaya
organisasi. Mengambil keputusan berarti memilih yang terbaik dari deretan alternatif
yang tersedia. Fungsi budaya organisasi dalam pengambilan keputusan adalah sebagai
pedoman dan pemberi arah. Setiap alternatif dianalisis dengan menggunakan cara
pandang budaya organisasi yang dianut masing- masing organisasi. Dapat dibayangkan
jika pengambilan keputusan tidak sejalan dengan semangat organisasi, maka keputusan
tersebut mengarah kepada pembangkrutan organisasi tersebut.
2) Intervensi terhadap pihak-pihak yang terlibat konflik untuk melakukan kompromi
3) Mengakomodasi keinginan pihak-pihak yang terlibat konflik dalam suatu forum
penyelesaian konflik.