Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum, saya Sukma Tri Wahyuni NIM 19052088.

Pada kesempatan ini saya


akan memaparkan pemahaman saya terkait materi minggu ini.

1. Nilai terminal dan instrumental budaya kerja dalam suatu organisasi

Didalam budaya organisasi terdapat dua jenis nilai yaitu nilai terminal dan nilai
instrumental nilai terminal adalah penentuan tujuan organisasi yang akan dicapai
sementara itu nilai instrumental adalah menentukan model perilaku organisasi yang
menjadi cerminan anggota organisasi. Secara operasional nilai instrumental akan
membantu organisasi dalam mencapai nilai[1]nilai terminal (Asep, 2012). 

George dan Jones (dalam Bambang, 2010) menjelaskan nilai-nilai yang terdapat dalam
budaya kerja perusahaan meliputi: nilai-nilai terminal (terminal values), yaitu tujuan-
tujuan yang berusaha dicapai suatu organisasi, seperti kesempurnaan, stabilitas, inovasi,
moral dan kualitas dan nilai instrumental (instrumental values) atau semangat dan gaya
perilaku organisasi yang dianjurkan, antara lain bekerja keras, kreatif, dan ambil risiko.

2.      Nilai-nilai dominan dalam kalangan para pekerja/pegawai saat ini

Tingkat keterlibatan yang rendah dalam aktivitas perusahaan dari hari ke hari, seperti
ditunjukkan dalam tingkat pemogokan, absensi (Mowday dkk., 1979 dalam Sito dan
Fauzan, 1999) dan kehadiran dalam rapat yang rendah untuk level staf.

3.      Korelasi pengambilan keputusan dengan budaya kerja dan upaya mengatasi


konflik perbedaan budaya kerja

-          Korelasi pengambilan keputusan dengan budaya kerja

Pengambilan keputusan merupakan salah satu aspek yang dipengaruhi oleh budaya
organisasi. Mengambil keputusan berarti memilih yang terbaik dari deretan alternatif
yang tersedia. Fungsi budaya organisasi dalam pengambilan keputusan adalah sebagai
pedoman dan pemberi arah. Setiap alternatif dianalisis dengan menggunakan cara
pandang budaya organisasi yang dianut masing- masing organisasi. Dapat dibayangkan
jika pengambilan keputusan tidak sejalan dengan semangat organisasi, maka keputusan
tersebut mengarah kepada pembangkrutan organisasi tersebut.

Di dalam pengambilan keputusan, budaya organisasi dapat mempengaruhi hasil dari


pengambilan keputusan tersebut, dikarenakan nilai, cara bertindak dan berpikir dari
pengambil keputusan mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Dengan adanya
budaya organisasi yang baik maka persepsi terhadap suatu persoalan dari anggota
organisasi yang berpartisipasi dalam pengambilan keputusan akan tidak bertentangan
(quasi searah), sehingga proses pengambilan keputusan akan lebih lancar, tanpa konflik
dan perbedaan pendapat yang besar dan rumit (Anco, 2017).

-          upaya mengatasi konflik perbedaan budaya kerja


Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan saefullah (2005 dalam Panca, 2007). Metode atau
pendekatan dalam konflik, yaitu bagaimana konflik dapat dikelola, diawasi, dan
dikendalikan, sehingga konflik yang terjadi tetap dapat diarahkan untuk mendukung
tercapainya tujuan organisasi melalui kinerja organisasi yang lebih baik. Dalam hal ini
ada tiga pendekatan, antara lain: 

a. Stimulasi konflik Program yang dijalankan, antara lain : 

1)      Peningkatan persaingan antar individu dan kelompok 

2)      Pelibatan pihak eksternal ke dalam bagian di mana konflik terjadi 

3)      Perubahan aturan main atau prosedur yang ada 

b. Pengendalian konflik Program yang dijalankan, yaitu : 

1)      Perluasan penggunaan sumber daya organisasi 

2)      Peningkatan koordinasi dalam organisasi 

3)      Penentuan tujuan bersama yang dapat mempertemukan konflik 

4)      Mempertemukan perilaku dan kebiasaan kerja dari 

c. Penyelesaian dan penghilangan konflik Program yang dijalankan, antara lain : 

1)      Penghindaran konflik dengan jaran penghindaran sumber_sumber konflik 

2)      Intervensi terhadap pihak-pihak yang terlibat konflik untuk melakukan kompromi 

3)      Mengakomodasi keinginan pihak-pihak yang terlibat konflik dalam suatu forum
penyelesaian konflik.

Anda mungkin juga menyukai