Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ida Bagus Ketut Suta Wijaya

No : 16
Nim : 1902622010575
Kelas : Akuntansi A Gianyar

UAS AKUNTANSI BIAYA

(1.)Unit Ekuivalensi :

BBB = (0% x 3000 kg) + (34.000 – 3000) + (100% x 8000)

= 39.000

BTK = (60% x 3000) + (34.000 – 3000) + (70% x 8000)

= 38.400

BOP = (60% x 3000) + (34.000 – 3000) + (70% x 8000)

= 38.400

Perhitungan Biaya Produksi/Unit


Unsur Biaya Total Biaya Unit Ekuivalensi Biaya/Unit
BBB 202.000 39.000 5,179
BTK 2.977.500 38.400 77,539
BOP 373.150 38.400 9,717

PT. TERATAI
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
DEPARTEMEN A BULAN MEI 2014

Data Produksi ;
PDP Awal (BBB 100%;BK 60%) 3000

Dimasukkan Dalam proses 39.000

Jumlah Produk yang Diolah

Produk jadi yang ditransfer ke Dep. B 42.000

PDP Akhir (BBB 100% ; BK 70%) 8000

Jumlah Produk yang Dihasilkan 42.000


Biaya yang dibebankan dalam Dep. A
Total perunit

Harga pokok PDP awal Biaya yang dikeluarkan sekrang:

Biaya BBB 202.000 5.179


BTK 2.977.500 77.539
BOP 373.150 9.717
Jumlah 3.552.650 92.435

Perhitungan Biaya ;
Harga pokok produk selesai ditransfer ke Dept B;
Harga Pokok PDP Awal
Biaya Penyelesaian PDP Awal yang
dikeluarkan sekarang:
Biaya tenaga Kerja (60% x 3000 x 77,539) 139,570
Biaya Overhead Pabrik (60% x 3000 x 9,717) 17,490

157,060
Harga pokok produk dari produksi sekarang (31.000 @ Rp.92,435) 2,865,485

Harga Pokok Produk Selesai ditransfer ke Dept. B 3,022,545

Dept. B Harga Pokok Produk Dalam Proses Akhir


BBB (100% x 8000 x 5,179) 41,432
BTK (70% x 8000 x 77,539) 434,218
BOP (70% x 8000 x 9,717) 54,415
530,065

3,522.610

Perhitungan HP Produksi Dept. B Ekuivalensi :


BTK = 37.000 + (40% x 2000)

= 37.800

BOP = 37.000 + (80% x 2000)

= 38.600

Perhitungan Biaya Produksi/Unit


Unsur Biaya Total Biaya Unit Ekuivalensi Biaya/Unit
BTK 370.680 37.800 9,8
BOP 443,400 38.600 11,5
jumlah 814.080 21,3

Perhitungan harga pokok produk selesai dan produk dalam proses Dept. B
Harga pokok produk selesai yang ditransfer dept. B ke gudang :
Harga pokok dari Dept A
37.000 x 100,2 = 3.707.400

Biaya yang ditambahkan dep B

37.000 x 21,3 = 788.100

Total harga pokok produk yang di transfer

Dep. B ke gudang

37.000 x 121,5 = 4,495,500

Harga pokok persediaan produk diproses akhir

Harga pokok dari dep. A

2000 x 100,2 = 100,400

Biaya yang ditambahkan oleh dept. B

BTK = 4-% x 2000 x 9,8 = 7,840

BOP = 80% x 2000 x 11,5= 1,600

9,440
Total harga pokok persediaan produk dalam proses dept. B 209,840

Jumlah biaya produksi kumulatif dep. B Bulan Mei 2014 4,705,340 PT TERATAI

LAPORAN BIAYA PRODUKSI


DEPT. B BULAN MEI 2014
Data Produksi
Diterima dari Departemen A 37.000

Produk jadi yang ditransfer ke gudang 34.000

Produk dalam proses akhir 3000

Jumlah produk yang dihasilkan 37.000

Biaya produksi yang dibebankan Dep. B

HPP Dep. A (37.000 unit) 111.500 21,3

Biaya yang ditambahkan dep. B

BTK 370,680 9,8

BOP 443,400 11,5

Perhitungan biaya

Harga pokok produksi jadi ditransfer ke gudang

37.000 @ 21,3 788,100

Harga pokok persediaan dalam proses akhir

Harga pokok dep. A

2000 @ 21,3 42.600

Biya yang ditambahkan dep. B

BTK 11,520 11,520

BOP 41,400 41.400

Jumlah biaya produksi kumulatif dep. B 692,520

(2.) 1.Perhitunganunit ekuivalensi biaya bahan baku departemen 1dengan menggunakan


metode
MPKP
Persediaan produk dalam proses awal 0kg
Produk selesai yang ditansfer ke Dep.2 44.000
Produk dalam proses akhir 100% X3000 3000
Jumlah 47.000 kg
2.Perhitungan unit ekuivalensi biaya bahan konversidepartemen 1 dengan menggunakan
metode
MPKP
Persediaan produk dalam proses awal ( 100% - 60% ) X 2000 unit 800
Produk selesai yang ditransfer ke Dept.2 44.000
Produk dalam proses akhir 80% X 3000 2.400
Jumlah 47.200

(3.)Saya setuju dengan pernyataan tersebut karena biaya taksiran dan biaya standar kedua-
duanya adalah biaya yang ditentukan di muka, tapi di antara keduanya terdapat perbedaan
dalam metode penentuan, pengumpulan, penafsiran, dan penggunaan. Perbedaan utama di
antara keduanya terletak pada metode yang dipakai dalam penentuan norma fisik atau
kuantitas.Dalam sistem biaya standar, norma fisik ditentukan berdasarkan suatu penyelidikan
teknik dan penyelidikan gerak serta waktu. Dan hal tersebut biasanya didahului dengan analisis
rinci tata letak pabrik dan jadwal produksi.Jika jumlah fisik yang sesungguhnya dipakai melebihi
norma yang ditentukan, maka hal ini dipandang sebagai pemborosan dan dibebankan ke dalam
periode terjadinya. Biaya taksiran dan biaya standar dalam beberapa hal memang mirip.
Dimana keduanya adalah biaya yang ditentukan di muka, tapi di antara keduanya terdapat
perbedaan dalam metode penentuan, pengumpulan, penafsiran, dan penggunaan.Perbedaan
utama di antara keduanya terletak pada metode yang dipakai dalam penentuan norma fisik
atau kuantitas. Dalam sistem biaya standar, norma fisik ditentukan berdasarkan suatu
penyelidikan teknik dan penyelidikan gerak serta waktu. Dan hal tersebut biasanya didahului
dengan analisis rinci tata letak pabrik dan jadwal produksi.Jika jumlah fisik yang sesungguhnya
dipakai melebihi norma yang ditentukan, maka hal ini dipandang sebagai pemborosan dan
dibebankan ke dalam periode terjadinya. Dalam sistem biaya taksiran, dasar yang dipakai dalam
penentuan norma fisik terbatas pada pengalaman produksi masa lalu, jika terjadi
penyimpangan dari norma fisik tersebut, masih perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk
menetukan sebab-sebabnya.Apakah karena terjadi pemborosan, penghematan, atau karena
kesalahan dalam penaksiran norma fisiknya yang dilakukan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai