No : 16
Nim : 1902622010575
Kelas : Akuntansi A Gianyar
(1.)Unit Ekuivalensi :
= 39.000
= 38.400
= 38.400
PT. TERATAI
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
DEPARTEMEN A BULAN MEI 2014
Data Produksi ;
PDP Awal (BBB 100%;BK 60%) 3000
Perhitungan Biaya ;
Harga pokok produk selesai ditransfer ke Dept B;
Harga Pokok PDP Awal
Biaya Penyelesaian PDP Awal yang
dikeluarkan sekarang:
Biaya tenaga Kerja (60% x 3000 x 77,539) 139,570
Biaya Overhead Pabrik (60% x 3000 x 9,717) 17,490
157,060
Harga pokok produk dari produksi sekarang (31.000 @ Rp.92,435) 2,865,485
3,522.610
= 37.800
= 38.600
Perhitungan harga pokok produk selesai dan produk dalam proses Dept. B
Harga pokok produk selesai yang ditransfer dept. B ke gudang :
Harga pokok dari Dept A
37.000 x 100,2 = 3.707.400
Dep. B ke gudang
9,440
Total harga pokok persediaan produk dalam proses dept. B 209,840
Jumlah biaya produksi kumulatif dep. B Bulan Mei 2014 4,705,340 PT TERATAI
Perhitungan biaya
(3.)Saya setuju dengan pernyataan tersebut karena biaya taksiran dan biaya standar kedua-
duanya adalah biaya yang ditentukan di muka, tapi di antara keduanya terdapat perbedaan
dalam metode penentuan, pengumpulan, penafsiran, dan penggunaan. Perbedaan utama di
antara keduanya terletak pada metode yang dipakai dalam penentuan norma fisik atau
kuantitas.Dalam sistem biaya standar, norma fisik ditentukan berdasarkan suatu penyelidikan
teknik dan penyelidikan gerak serta waktu. Dan hal tersebut biasanya didahului dengan analisis
rinci tata letak pabrik dan jadwal produksi.Jika jumlah fisik yang sesungguhnya dipakai melebihi
norma yang ditentukan, maka hal ini dipandang sebagai pemborosan dan dibebankan ke dalam
periode terjadinya. Biaya taksiran dan biaya standar dalam beberapa hal memang mirip.
Dimana keduanya adalah biaya yang ditentukan di muka, tapi di antara keduanya terdapat
perbedaan dalam metode penentuan, pengumpulan, penafsiran, dan penggunaan.Perbedaan
utama di antara keduanya terletak pada metode yang dipakai dalam penentuan norma fisik
atau kuantitas. Dalam sistem biaya standar, norma fisik ditentukan berdasarkan suatu
penyelidikan teknik dan penyelidikan gerak serta waktu. Dan hal tersebut biasanya didahului
dengan analisis rinci tata letak pabrik dan jadwal produksi.Jika jumlah fisik yang sesungguhnya
dipakai melebihi norma yang ditentukan, maka hal ini dipandang sebagai pemborosan dan
dibebankan ke dalam periode terjadinya. Dalam sistem biaya taksiran, dasar yang dipakai dalam
penentuan norma fisik terbatas pada pengalaman produksi masa lalu, jika terjadi
penyimpangan dari norma fisik tersebut, masih perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk
menetukan sebab-sebabnya.Apakah karena terjadi pemborosan, penghematan, atau karena
kesalahan dalam penaksiran norma fisiknya yang dilakukan sebelumnya.