Disusun Oleh :
Muhammad Sofyan Novrizal
(P17120191012)
Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu,
berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi
persyaratan untuk penggunaannya.
Menurut Physka (2018), Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap
parameter tertentu berdasarkan percobaan di laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter
tersebut memenuhi persyaratan pada penggunaannya. Validasi metode analisis bertujuan untuk
mengkonfirmasi bahwa metode analisis tersebut dapat sesuai peruntukannya (Gandjar, 2007).
Parameter yang akan diujikan pada pengembangan metode ini adalah linieritas, limit deteksi, limit
kuantitasi, presisi dan akurasi.
Untuk melakukan pengembangan metode analisis, perlu dilakukan optimasi metode
analisis untuk menghasilkan kondisi yang ideal. Setelah suatu metode analisis dioptimasi dan
berbagai variabel yang akan ditentukan telah disesuaikan dengan kriteria yang diharapkan, metode
analisis selanjutnya divalidasi untuk memastikan bahwa metode analisis sesuai dengan tujuannya.
Validasi metode analisis dilakukan terhadap ketepatan (accuracy), presisi, Batas Deteksi (LOD)
dan batas kuantifikasi (LOQ), serta Linieritas. Suatu metode analisis harus divalidasi untuk
melakukan verifikasi bahwa parameterparameter kinerjanya mampu untuk mengatasi problem
analisis (Rohman, 2007).
Validasi metode dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis akurat, spesifik,
reprodusibel dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis (Gandjar dan Rohman, 2014).
Menurut Harmita pada Tahun 2004, validasi metode analisis adalah suatu tindakan parameter
tertentu, bersasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter tersebut
memenuhi persyaratan dalam penggunaannya.
Metodologi
c. Jika rumus telah dimasukkan maka nilai absorbansi akan keluar, dan untuk hasil
berikutnya hanya tinggal menarik cursor kebawah dan hasil akan langsung keluar,
karena pada shell blanko telah dikunci menggunakan “$”
Bab IV
Hasil dan Pemabahsan
1. Absorbansi
ABSORBANSI
KONSENTRASI
RED GREEN BLUE
0 0 0 0
10 0,207552304 0,124938737 0,090323486
20 0,257156383 0,267223242 0,234355165
30 0,31316608 0,280826807 0,297254446
40 0,369403324 0,342215696 0,364201236
50 0,424829263 0,38021149 0,467741828
60 0,475413681 0,447158031 0,508578388
70 0,544495155 0,502675359 0,533761304
80 0,585288926 0,558790927 0,596408063
90 0,623077846 0,645525228 0,711475932
100 0,701541054 0,748188027 0,797544161
Menurut jurnal (teoritis) semakin meningkatnya konsentrasi yang ditambahkan maka nilai
absorbansi akan meningkat (berbanding lurus). jika dilihat dari hasil absorbansi yang terbentuk,
telah menunjukan bawasannya hasil yang diperoleh sesuai dengan konsentrasi yang ditambahkan
(teori), maka dapat dikatakan bawasannya hubungan antara nilai konsentrasi dengan hasil
absorbansi telah linier.
2. Linieritas
A. RED
B. GREEN
C. BLUE
LOD ditentukan untuk mengetahui jumlah analit atau sampel terkecil didalam
sampel yang masih memberikan respon signifikan terhadap metode yang akan divalidasi,
penentuan LOQ berfungsi untuk mengetahui kadar terkecil atau konsentrasi terkecil masih
dapat dikuantifikasi untuk penentuan akurasi dan presisi.
(Xi - x) (Yi-
x y Xi - x (Xi-x)^2 x2 yi-y (Yi-y)^2 (y^) Yi-y^ (y-y^)^2
y)
10 0,090323486 -45 2025 100 -0,369840915 0,136782302 16,64284117 0,122784641 -0,032461155 0,001053727
20 0,234355165 -35 1225 400 -0,225809236 0,050989811 7,903323257 0,197757921 0,036597244 0,001339358
30 0,297254446 -25 625 900 -0,162909955 0,026539653 4,072748873 0,272731201 0,024523245 0,00060139
40 0,364201236 -15 225 1600 -0,095963165 0,009208929 1,439447474 0,347704481 0,016496755 0,000272143
50 0,467741828 -5 25 2500 0,007577427 5,74174E-05 -0,037887136 0,422677761 0,045064067 0,00203077
60 0,508578388 5 25 3600 0,048413987 0,002343914 0,242069936 0,497651041 0,010927347 0,000119407
70 0,533761304 15 225 4900 0,073596903 0,005416504 1,103953547 0,572624321 -0,038863017 0,001510334
80 0,596408063 25 625 6400 0,136243662 0,018562335 3,406091553 0,647597601 -0,051189538 0,002620369
90 0,711475932 35 1225 8100 0,251311531 0,063157486 8,795903589 0,722570881 -0,011094949 0,000123098
100 0,797544161 45 2025 10000 0,33737976 0,113825103 15,1820892 0,797544161 0 0
550 4,601644009 0 8250 38500 0 0,426883455 58,75058147 4,601644009 3,19189E-16 0,009670595
x 55 a 0,047811361 Berdasarkan tabel samping didapatkan nilai LOD sebesar 11,6%, yang menunjukan
y 0,460164401 b 0,007497328 bahwa metode mampu mendeteksi kadar dalam analit sebesar 11,6 %. Apabila dalam sampel
S(y/s) 0,034768152
analit kurang dari atau dibawah dari 11,6% maka metode ini tidak bisa mendeteksi sampel
sigma 0,026554615
Lod 11,6881946 dan memiliki hasil kesalahan yang terbilang cukup tinggi. Nilai LOQ yang diperoleh 35,4 %,
Loq 35,41877151 ini menunjukan bahwa nilai dari analit yang masih bisa di kuantifikasi secara presisi adalah di
atas 35,4 % nilai LOQ dikatakan kurang baik karena nilai konsentrasi sampel yang di uji ada
yang berada dibawah nilai Lod yaitu pada konsentrasi 10, sehingga ada sampel yang tidak
dapat diterima dalam akurasi dan presisi.
4. Presisi
sd 0,162398686
RSD 0,362497068
Metode analisis yang divalidasi menunjukkan presisi yang baik saat nilai simpangan
bakurelatifnya kurang dari <2 %. kemudian hasil yang diperoleh pada pengujian RSD sebesar
0,36%.Hal ini menunjukkan nilai pengukuran masih dibawah angka batas yang menjadi syarat.
Hasil juga menunjukan bahwa metode analisis memiliki presisi yang baik yang dibuktikan dengan
pengulangan yang dilakukan tidak memberikan perbedaan yang signifikan antara setiap
pengulangan.
5. Akurasi
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan yang dilakukan menggunakan Excell, yaitu perhitungan mulai dari
nilai absorbansi, pengujian linieritas, Lod dan Loq, selanjutnya presisi dan akurasi guna
mengetahui kevalid an dari metode yang digunakan pada pencitraan digital ini, dan semua
pengujian dilakukan menggunakan aplikasi MS. Excell dengan mengacu pada rumus rumus yang
ada didalam aplikasi tersebut dan diperoleh hasil sebagai berikut :
A. Linieritas yang didapatkan dari hasil pengujian yakni, Persamaan garis dari kurva yang
diperoleh diantaranya adalah untuk warna merah (R) y = 0.0061x + 0.1037 dengan
koefisien determinasi (R2) sebesar 0.9619, Untuk warna hijau (G) y = 0.0066x + 0.0613
dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0.9747, Untuk warna biru (B) y = 0.0074x +
0.0467 dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0.9811 Dari hasil yang diperoleh
menunjukkan nilai linieritas yang paling baik terletak pada linieritas warna biru (blue)
dengan nilai koefisien korelasi(R) sebesar 0,9905 atau yang paling mendekati 1 dari data
yang lain.
B. Lod dan Loq, yang didapatkan dari hasil pengujian nilai LOD sebesar 11,6% dan nilai
LOQ sebesar 35,4 %
C. Presisi yang diperoleh yakni presisi yang baik saat nilai simpangan bakurelatifnya kurang
dari <2 %. kemudian hasil yang diperoleh pada pengujian RSD sebesar 0,36%.
D. Akurasi dari perhitungan yang dilakukan akurasi pada metode ini tidak terlampau jauh
dibuktikan dengan pengujian yang dilakukan pada sampel dengan konsentrasi 30 ppm dan
40pmm dari masing masing konsentrasi mendapatkan hasil akurasi 109,5% dan 105,8%.
dari hasil tersebut dapat dilihat bawasannya akurasi yang diperoleh tidak terlalu terlampau
jauh.
Tinjauan Pustaka
Gandjar, I. G. dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Harmita. 2004. ‘Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya’, Majalah Ilmu
Kefarmasian, Vol. I, No. 3, Desember
ICH, 2005. Validation of Analytical Procedures: Text and Methodology Q2 (R1), International
Conference on Harmonization of Techincal Requirements for Registration of
Pharmaceuticals for Human Use.
Riyanto. 2014. Validasi dan Verifikasi. Deepublish: Yogyakarta