Anda di halaman 1dari 4

MAGDALIYA

12 IPA 5

TUGAS SEJARAH INDONESIA (WAJIB) KELAS XII IPA-IPS

1.Tuliskan ciri-ciri demokrasi Liberal yang terjadi di Indonesia pada

1950-1959!

• Agama adalah Urusan Masing-Masing Individu


• Mengutamakan Kepentingan Pribadi.
• Mengutamakan Hak Asasi Yang Berkaitan Dengan Kebebasan.
• Partisipasi Politik Bisa Diikuti Semua Rakyat.
• Pemerintah Punya Kekuasaan yang Terbatas.
• Pemilu Secara Rahasia.
• Kebebasan Indovidu yang Terfasilitasi.

2.Tuliskan perbedaan kebijakan, program kerja dan kejatuhan setiap

kabinet yang memerintah dari 1950-1959.

1. 1950-1951 - Kabinet Natsir


Program kerja kabinet Natsir :

Mempersiapkan dan menyelengarakan pemilihan umum sebagai memilih Dewan Konstituante


Menyempurnakan susunan pemerintahan dan membentuk kelengkapan negara
Menggiatkan usaha sampai keamanan dan ketentraman
Meningkatkan kesejahteraan rakyat
Menyempurnakan organisasi angkatan perang
Memperjuangkan penyelesaian soal Irian Barat
Hendak tetapi, belum sampai program tersebut terlaksana, kabinet ini sudah jatuh pada 21
Maret 1951 dalam usia 6,5 bulan. Jatuhnya kabinet ini karena kebijakan Natsir dalam rangka
pembentukan DPRD dinilai oleh golongan oposisi terlalu banyak menguntungkan Masyumi.

2. 1951-1952 - Kabinet Sukiman-Suwirjo


Program kerja kabinet Sukiman :

Menjalankan beragam gerakan tegas sebagai negara hukum sebagai menjamin keamanan dan
ketentraman serta menyempurnakan organisasi alat-alat kekuasaan negara
Membuat dan menerapkan rencana kemakmuran nasional dalam jangka pendek sebagai
mempertinggi kehidupan sosial ekonomi rakyat dan mempercepat usaha penempatan bekas
pejuang dalam pembangunan
Menyelesaikan persiapan pemilihan umum sebagai membentuk Dewan Konstituante dan
menyelengarakan pemilu itu dalam waktu singkat serta mempercepat terlaksananya otonomi
kawasan
Menyiapkan undang-undang pengakuan serikat buruh, akad kerja sama, penetapan upah
minimum, dan penyelesaian pertikaian buruh
Menjalankan politik luar negeri lepas sama sekali giat
Memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RI secepatnya

Kabinet Sukiman tidak mampu bertahan lama dan jatuh pada bulan Februari 1952. Penyebab
jatuhnya kabinet ini yaitu karena diserang oleh kumpulan sendiri dampak kebijakan politik luar
negeri yang dinilai terlalu condong ke Barat atau pro-Amerika Serikat. Pada ketika itu, kabinet
Sukiman telah menendatangani persetujuan bantuan ekonomi, teknologi, dan persenjataan
dengan Amerika Serikat. Dan persetujuan ini ditafsirkan sebagai masuknya Indonesia ke Blok
Barat sehingga bertentangan dengan program kabinet tentang politik luar negeri lepas sama
sekali giat.

3. 1952-1953 - Kabinet Wilopo

Program kerja kabinet Wilopo :

Mempersiapkan pemilihan umum


Berusaha mengembalikan Irian Barat ke dalam pangkuan RI
Meningkatkan keamanan dan kesejahteraan
Memperbarui ronde pendidikan dan pengajaran
Menerapkan politik luar negeri lepas sama sekali giat

Kabinet Wilopo banyak merasakan kesukaran dalam mengatasi timbulnya gerakan-gerakan


kedaerahan dan benih-benih perpecahan yang hendak menggangu stabilitas politik Indonesia.
Ketika kabinet Wilopo berusaha menyelesaikan sengketa tanah perusahaan asing di Sumatera Utara,
kebijakan itu ditentang oleh wakil-wakil partai oposisi di DPR sehingga menyebabkan kabinetnya
jatuh pada 2 Juni 1953 dalam usia 14 bulan.

4. 1953-1955 - Kabinet Ali Sastroamidjojo I

Program kerja Kabinet Ali-Wongsonegoro :

Menumpas pemberontakan DI/TII di beragam kawasan


Menerapkan pemilihan umum
Memperjuangkan kembalinya Irian Barat kepada RI
Menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika

Pada masa kabinet Ali-Wongsonegoro, gangguan keamanan makin meningkat, selang lain
munculnya pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Daud Beureuh Aceh, dan Kahar Muzakar di
Sulawesi Selatan. Walaupun dihinggapi beragam kesukaran, kabinet Ali-Wongsonegoro sukses
menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Oleh karenanya, kabinet Ali-Wongsonegoro ikut
terangkat namanya. Kabinet Ali-Wongsonegoro yang akhir sekalinya jatuh pada bulan Juli 1955
dalam usia 2 tahun (usia terpanjang). Penyebab jatuhnya kabinet Ali-Wongsonegoro yaitu
perselisihan pendapat anatara TNI-AD dan pemerintah tentang atur perkara pengangkatan Kepala
Staf TNI-AD

5. 1955-1956 - Kabinet Burhanuddin Harahap

Program kerja Kabinet Burhanuddin :

Mengembalikan kewibawaan moral pemerintah, dalam hal ini keyakinan Angkatan Darat dan warga
Hendak dilakukan pemilihan umum, desentralisasi, memecahkan masalah inflasi, dan
pemberantasan korupsi
Perjuangan mengembalikan Irian Barat
Pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap, dilakukan pemilihan umum pertama di Indonesia. Kabinet
ini menyerahkan mandatnya setelah DPR hasil pemilihan umum terbentuk pada bulan Maret 1956.

Kabinet ini didominasi oleh partai Masyumi walaupun terdapat banyak partai dalam kabinet ini,
tetapi seakan-akan hanya menjadi pelengkap saja. Selain itu, ada pihak yang menyebut kabinet ini
sebagai kabinet Masyumi karena Masyum yang mendominasi kabinet ini. PNI tidak duduk kabinet
ini, tetapi PNI bersama-sama PIR Wongsonegoro, SKI, PKI dan Progresif bertindak sebagai oposisi.
Seakan-akan kabinet ini sebagai ganti kabinet Ali-Wongso-Arifin, karena pada masa Kabinet Ali
Sastroamidjojo I sebagai partai yang besar Masyumi untuk pertama kali tidak duduk dalam kabinet
tersebut dan bertindak sebagai oposisi. Kabinet ini bertugas pada tanggal 12 Agustus 1955 sampai
24 Maret 1956. Pada tanggal 1 Maret 1956, Perdana Menteri Burhanuddin Harahap selaku formatur
kabinet menyerahkan mandatnya kepada Presiden Soekarno sehingga kabinet ini resmi dinyatakan
demisioner.

6. 1956-1957 - Kabinet Ali Sastroamidjojo II

Program kerja Kabinet Ali II :

Menyelesaikan pembatasan hasil KMB


Menyelesaikan masalah Irian Barat
Pembentukan provinsi Irian Barat
Menjalankan politik luar negeri lepas sama sekali giat
Kabinet Ali II ini pun tidak berumur lebih dari satu tahun dan yang akhir sekalinya dialihkan oleh
kabinet Juanda.

Kabinet Ali kembali diserahi mandat pada tanggal 20 Maret 1956 yang merupakan koalisi antara PNI,
Masyumi, dan NU. Pada tanggal 14 Maret 1957 Kabinet Ali Sastroamidjojo II menyerahkan
mandatnya kepada presiden. Akhirnya kabinet ini jatuh dan presiden menunjuk dirinya menjadi
pembentuk kabinet yang bernama kabinet Karya dan Djuanda sebagai perdana menteri.
7. 1957-1959 - Kabinet Djuanda

Program kerja Kabinet Karya disebut Pancakarya yang meliputi :

Membentuk Dewan Nasional


Normalisasi kondisi RI
Melanjutkan pembatalan KMB
Memperjuangkan Irian Barat kembali ke RI
Mempercepat pembangunan

Kabinet Djuanda dibentuk dengan Keputusan Presiden RI Nomor 108 Tahun 1957.
Kabinet ini demisioner sejak tanggal 6 Juli 1959 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 151 Tahun
1959.
Pada waktu kabinet dibentuk jabatan ini belum ada. Dibentuk dengan Keputusan Presiden RI
Nomor 115 Tahun 1957 tertanggal 16 Mei 1957, dan untuk jabatan tersebut diangkat Dr.J. Leimena
sementara merangkap sebagai Menteri Sosial. Beliau merangkap jabatan sebagai Menteri Sosial
sejak 29 April 1957.

Dengan Keputusan Presiden RI Nomor 131 Tahun 1958 tertanggal 25 Juni 1958, Soenardjo
digantikan Rachmat Muljomiseno. Pada 29 April 1957, Dr.J. Leimena sementara merangkap jabatan
sebagai Menteri Sosial dan Wakil Perdana Menteri III sampai 24 Mei 1957. Sejak 25 Mei 1957,
jabatan Menteri Sosial dipegang oleh Muljadi Djojomartono berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 120 Tahun 1957 tertanggal 24 Mei 1957.

3. Tulis jawaban di buku catatan/kertas HVS/ diketik. Dikumpulkan

dengan format PDF ya nak supaya mudah bapak memeriksanya

Oke siap pak

Anda mungkin juga menyukai