Latar Belakang
berperan penting bagi kebutuhan pangan, selain itu memiliki nilai ekonomi yang
tinggi sehingga banyak yang menjadikan kacang tanah selain bahan pangan juga
bernilai ekonomi cukup tinggi dan merupakan salah satu sumber protein dalam
peluang pasar dalam negeri yang cukup besar. Biji kacang tanah dapat digunakan
langsung untuk pangan dalam bentuk sayur, digoreng atau direbus, dan sebagai
bahan baku industri seperti keju, sabun dan minyak, serta limbahnya untuk pakan
kacang tanah membentuk polong (buah) dalam tanah. Pertumbuhan kacang tanah,
secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam tipe yaitu : tipe tegak
(Bunch type, Erect type, Fastigiate) dan tipe menjalar (Runner type, Prostrate
sesuai dengan data dari badan pusat statistikpada tahun 2015 produksi tanaman
kacang tanah mencapai 8517 kg, pada tahun 2016 sampai 2018 mengalami
banyak daerah yang mengalami gagal panen akibat kurangnya pengetahuan petani
terhadap teknik budidaya kacang tanah dengan baik. Tetapi pada tahun 2019
produksi kacang tanah mengalami kenaikan yang cukup baik yaitu sebanayak
4888,54 kg. Dari hasil data BPS tersebut dapat disimpulkan bahwa produksi
kacang tanah dari tahaun ke tahun belum maksimal sehingga perlu dilakukan
pembaharuan agar produksi kacang tanah di Sumatera Utara dapat meningkat oleh
karena itu pemerintah sangat berperan penting dalam mambantu petani agar hasil
Pupuk organik adalah pupuk yang diproses dari limbah organik seperti
kotoran hewan, sampah, sisa tanaman, serbuk gergajian kayu, lumpur aktif, yang
kualitasnya tergantung dari proses atau tindakan yang diberikan. Pupuk organik
terdiri atas pupuk organik padat dan pupuk organik cair, salah satu jenis pupuk
organik cair yaitu pupuk oranik cair bonggol pisang. bonggol pisang mengandung
mempunyai kandungan pati 45,4% dan kadar protein 4,35%. Bonggol pisang
mengandung mikroba pengurai bahan organik antara lain Bacillus sp, Aeromonas
atau akan bertindak sebagai dekomposer bahan organik yang akan dikomposkan.
Pupuk Organik Cair (POC) bonggol pisang memiliki peranan dalam masa
asam fenolat yang tinggi membantu pengikatan ion-ion Al, Fe dan Ca sehingga
membantu ketersediaan fosfor (P) tanah yang berguna pada proses pembungaan
kota Malang di Indonesia telah dilepas varietas unggul kacang tanah, dimana
setiap varietas memiliki sifat khas sendiri dalam hal sifat biologi tumbuhan,
komposisi kimia biji, resistensi terhadap penyakit karat dan bercak daun dan
Varietas unggul kacang tanah yang tealh dilepas antara lain varietas jerapah,
bison, tuban, domba, kelinci dan singa. Varietas jerapah memiliki potensi hasil
panen 2 ton/ha dan toleran terhadap tanah masam dan tanah layu bakteri serta
toleran terhdapa bercak daun dan karat daun. Varietas domba teleran terhadap
kandungan Fe rendah Alfisol alkalis sedangkan varietas domba, kelinci dan singa
berproduksi 2,3 – 2,6 ton/ha, toleran terhadap lahan kering dan mampu
dikarenakan hasil produksi akan menurun jika naungan yang terdapat dalam
negeri. Penurunan produksi aneka kacang disebabkan antara lain oleh: persaingan
lahan dengan komoditas pangan lain, tidak adanya dukungan kebijakan harga dan
jaminan pasar, penurunan daya saing internasional baik harga impor kacang,
tapioka, kacang tanah, maupun kacang hijau yang menekan harga lokal, tidak
adanya kebijakan tarif masuk khususnya kacang tanah yang berdampak pada
meningkatnya volume kacang tanah impor dan inkonsistensi (GMO) kebijakan
Tujuan Penelitian
tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan pemberian POC bonggol
pisang.
Hipotesis Penelitian
kacang tanah
3. Ada interaksi anatara pemberian POC bonggol pisang dan beberapa varietas
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan dalam menyusun skripsi yang merupakan salah satu syarat
Sumatera Utara.
Botani Tanaman
Kacang tanah merupakan salah satu sumber protein nabati yang cukup
penting dalam pola menu makanan penduduk. Di masyarakat, kacang tanah ini
memiliki beberapa nama antara lain kacang cina, kacang brol, dan kacang brudul
(Jawa). Kacang tanah adalah komoditas agrobisnis yang bernilai ekonomis cukup
tinggi dan merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk
Indonesia. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ketahun terus meningkat, sejalan
Kingdom : Plantae
Devisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Leguminales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Akar
Perakaran kacang tanah banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat
mencapai dua meter. Kacang tanah berakar tunggang dengan akar cabang yang
tumbuh tegak lurus pada akar tunggang tersebut. Akar cabang ini mempunyai
akar- akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai alat penyerap. Akar-akar
ini dapat mati dan dapat juga menjadi akar yang permanen. Bila menjadi akar
permanen, maka akan berfungsi kembali sebagai penyerap makanan (Zulchi dan
Puad, 2018)
Batang
pertumbuhan tegak atau merumpun. Pada awalnya batang tumbuh tunggal, namun
lambat laun bercabang banyak seolah merumpun. Tinggi tanaman berkisar antara
30-50 cm atau lebih tergantung jenis atau varietas kacang tanah (Zulchi, 2016)
Daun
Daun kacang tanah adalah daun majemuk bersirip genap, terdiri atas empat
anak daun yang bentuknya bulat, elip atau agak lancip dan berbulu. Bunga kupu-
berada di dalam tanah. Buah berisi sesuai varietas, kulit tipis ada yang berwarna
putih dan ada yang merah serta biji berkeping dua (Hapsari dan Rezeki, 2014)
Bunga
panjang yang tumbuh dari ketiak daun. Fase berbunga biasanya berlangsung
setelah tanaman berumur 4-6 minggu. Bunga kacang tanah menyerbuk sendiri
(selfing) pada malam hari dan hanya 70-75% yang membentuk bakal polong
Polong
Polong kacang tanah berkulit keras dan berwarna putih kecoklatan dan
setiap polong mempunyai 1-4 biji. Polong terbentuk setelah terjadi pembuahan.
Bakal buah tersebut tumbuh memanjang, hal ini disebut ginofor yang akan
di dalam tanah. Biji kacang tanah berbentuk agak bulat sampai lonjong,
terbungkus kulit biji tipis berwarna putih dan merah (Fitriani, 2018)
Syarat Tumbuh
Iklim
Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300
mm/tahun. Hujan yang terlalu deras akan mengakibatkan rontok pada bunga
tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu udara minimal bagi
tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75 %. Curah hujan yang tinggi akan
matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah, terutama
kesuburan daun dan perkembangan tanaman kacang tanah (Nazam dkk, 2015)
Tanah
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah yang
gembur atau bertekstur ringan dan subur. Derajat keasaman (pH) tanah yang
sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah pH antara 6,0–6,5. Kekurangan air
akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Air yang
diperlukan tanaman berasal dari mata air atau sumber air yang ada disekitar lokasi
penanaman. Tanah berdrainase baik atau lahan yang tidak terlalu becek dan tidak
terlalu kering, baik bagi pertumbuhan kacang tanah. Ketinggian tempat yang baik
dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah pada ketinggian antara 500 mdpl.
Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat tertentu untuk
mudah larut dalam air sehingga mudah diserap oleh tanaman. Dengan sifat
pengangkutan komposisi unsur hara, efek kerjanya cepat sehingga pengaruh pada
tanaman. Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan
organik yang berasal dari sisa tanaman, kandungan unsur haranya lebih dari satu
unsur. Salah satu pupuk organik cair yang digunakan yaitu pupuk organik cair
dari limbah bonggol pisang. Dalam bonggol pisang juga berpotensi digunakan
pati 45,4% dan kadar protein 4,35%. Bonggol pisang mengandung mikroba
pengurai bahan organik antara lain Bacillus sp., Aeromonas sp., dan Aspergillus
nigger. Mikroba inilah yang biasa menguraikan bahan organik. Pupuk organik cair
(POC) bonggol pisang memiliki peranan dalam masa pertumbuhan vegetatif
tanaman dan tanaman toleran terhadap penyakit, kadar asam fenolat yang tinggi
Fosfor (P) tanah yang berguna pada proses pembungaan dan pembentukan buah.
antara 0,2 – 0,5% yang bermanfaat menambah nutrisi untuk pertumbuhan dan
produksi tanaman.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Medan Amplas, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara pada bulan Agustus
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Benih Kacang tanah,
varietas jerapah, kelinci dan singa, bonggol pisang, air cucian beras, sekam padi,
tali plastik, sprayer, ember plastik, plang penelitian, camera, timbanagn analitik
Metode Penelitian
V1 : Varietas Kelinci
V2 : Varietas Singa
V3 : Varietas Jerapah
2. Penggunaan pupuk organik cair (POC) bonggol pisang dengan 4 taraf, yaitu:
P0 : Kontrol
P1 : 35 ml/tanaman
P2 : 70 ml/tanaman
P3 : 105 ml/tanaman
Analisis Data
dilanjutkan dengan uji Duncan”s Multiple Range tes (DMRT) pada taraf
Keterangan:
Yijk : Hasil pengamatan dari faktor kalium pada taraf ke-j dan faktor s
(VP)ij : Pengaruh interaksi perlakuan dari faktor v pada taraf ke-j dan
€ijk : Pengaruh eror ulangan-i, faktor v pada taraf ke-j dan faktor p
Pelaksanaan Penelitian
Persipan Areal
tumbuh liar dengan cara aplikasi penyemprotan herbisida sistemik di areal lahan
yang akan digunakan. Cara ini bertujuan untuk menghemat tenaga dalam proses
pembersihanya dan juga dapat menekan pertumbuhan gulma yang nantinya akan
masukkan bonggol pisang yang tealah di haluskan ke dalam ember dan tuangkan
air kelapa, air cucian beras, EM4 dan air kemudain di aduk samapai merata
setalah itu tutup emebr dengan kain, kemudian buka ember pada hari ke-2 sampai
hari ke-6 dengan kurun waktu 5 menit per harinya agar melepas gas-gas yang
terbentuk kemudain tutup kembali rapat – rapat. Pupuk organik cair (POC)
Pembuatan Plot
alat cangkul, parang dan papan, dengan luas 1m x 1m panjang 100cm dan lebar
100 cm.
Penanaman
Penanaman dilakukan pada sore hari untuk menghindari layu terhadap benih
benih kacang tanah direndam terlebih dahulu selama 24 jam untuk membantu
MST minggu setelah tanam dengan interval pemberian 1 minggu sekali sesuai
dengan dosis yang ada yaitu: P0: Kontrol, P1: 35 ml/tanaman, P2: 70 ml/tanaman,
P3 : 105 ml/tanaman.
Pemeliharaan
Pembubunan
menjadi susut dengan cara menaikkan tanah yang ada disekitar plot agar bibit
Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan cara 2 kali sehari, pagi dan sore hari atau
disesuaikan dengan cuaca. Saat turun hujan maka penyiraman tidak perlu
dilakukan. Penyiraman dilakukan dengan cara perlahan – lahan agar tidak terjadi
Penyiangan
dengan mencabut setiap gulma yang tumbuh di dalam plot dan sekitar lahan
penelitian.
Penyisipan
Penyisipan dilakukan terhadap tanaman yang mati yang terserang hama dan
mengendalikan hama ulat daun kubis (Plutella xylostella L.) dan menyemprotkan
insektisida Decis 2,5 EC dengan dosis 4 ml/liter air untuk mengendalikan hama
Panen
Tanaman kacang tanah dipanen pada umur 75hari, dengan ciri-ciri antara
lain bunga sudah layu dan daun berwarna kuning. Panen dilakukan dengan
kemudian hasil panen dibersihkan dengan air untuk menghilangkan tanah yang
menempel pada tanaman. Hasil panen tanaman sampel dipisahkan dari hasil
tanaman yang bukan sampel serta dibuat dalam satu wadah yang diberi label.
Parameter Pengamatan
Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh
MST dengan interval pengamatan 1 Minggu seklai samapai ber umur 30 hari.
Pengamatan jumlag cabang primer dilakukan pada umur 2 MST dengan cra
berumur 30 hari
Pengamatan jumlah ginofor per tanaman dihitung saat panen dengan cara
Jumlah per tanaman dihitung pada setiap sempel pada saat tanaman sudah
panen.
Bobot biji per tanaman sampel dihitung dihitung pada setiap sampel pada
saat panen dengan cara menimbang biji kacang tanah tersebut dengan
Bobot biji per plot dihitung dengan cra menimbang seluruh biji kacang
Bobot kering 100 biji dihitung setelah biji dikering anginkan selama 7 hari
setalah itu dihitung dengan cara menimbang biji kacang tanah yang telah dikering