Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kacang tanah merupakan salah satu tanaman leguminose yang sangat

berperan penting bagi kebutuhan pangan, selain itu memiliki nilai ekonomi yang

tinggi sehingga banyak yang menjadikan kacang tanah selain bahan pangan juga

sebagai bahan industri. Kacang tanah merupakan komoditas agrobisnis yang

bernilai ekonomi cukup tinggi dan merupakan salah satu sumber protein dalam

pola pangan penduduk Indonesia (Kasno, dan Harnowo, 2015)

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) secara ekonomi merupakan tanaman

kacang kacangan yang menduduki urutan kedua setelah kedelai, sehingga

berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan

peluang pasar dalam negeri yang cukup besar. Biji kacang tanah dapat digunakan

langsung untuk pangan dalam bentuk sayur, digoreng atau direbus, dan sebagai

bahan baku industri seperti keju, sabun dan minyak, serta limbahnya untuk pakan

ternak dan bahan baku pupuk organik (Manurung, 2016)

Kacang tanah adalah tanaman palawija, yang tergolong dalam family

Leguminoceae sub family Papilionoideae, genus Arachis dan Hypogaea. Tanaman

kacang tanah membentuk polong (buah) dalam tanah. Pertumbuhan kacang tanah,

secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam tipe yaitu : tipe tegak

(Bunch type, Erect type, Fastigiate) dan tipe menjalar (Runner type, Prostrate

type Procumbent) (Rumagit dkk, 2011)

Produksi tanaman kacang tanah di sumatera utara mengalami naik turun

sesuai dengan data dari badan pusat statistikpada tahun 2015 produksi tanaman
kacang tanah mencapai 8517 kg, pada tahun 2016 sampai 2018 mengalami

penuruna yang cukup darastis yaitu 4870.4 , 4380, 4321,22 kg dikarenakan

banyak daerah yang mengalami gagal panen akibat kurangnya pengetahuan petani

terhadap teknik budidaya kacang tanah dengan baik. Tetapi pada tahun 2019

produksi kacang tanah mengalami kenaikan yang cukup baik yaitu sebanayak

4888,54 kg. Dari hasil data BPS tersebut dapat disimpulkan bahwa produksi

kacang tanah dari tahaun ke tahun belum maksimal sehingga perlu dilakukan

pembaharuan agar produksi kacang tanah di Sumatera Utara dapat meningkat oleh

karena itu pemerintah sangat berperan penting dalam mambantu petani agar hasil

produksi kacang tanah mengalami kenaikan (BPS, 2019)

Pupuk organik adalah pupuk yang diproses dari limbah organik seperti

kotoran hewan, sampah, sisa tanaman, serbuk gergajian kayu, lumpur aktif, yang

kualitasnya tergantung dari proses atau tindakan yang diberikan. Pupuk organik

terdiri atas pupuk organik padat dan pupuk organik cair, salah satu jenis pupuk

organik cair yaitu pupuk oranik cair bonggol pisang. bonggol pisang mengandung

karbohidrat (66%), protein, air, dan mineral-mineral penting. Bonggol pisang

mempunyai kandungan pati 45,4% dan kadar protein 4,35%. Bonggol pisang

mengandung mikroba pengurai bahan organik antara lain Bacillus sp, Aeromonas

sp, danAspergillus nigger. Mikrobainilah yang biasa menguraikan bahan organik,

atau akan bertindak sebagai dekomposer bahan organik yang akan dikomposkan.

Pupuk Organik Cair (POC) bonggol pisang memiliki peranan dalam masa

pertumbuhan vegetatif tanaman dan tanaman toleran terhadap penyakit, kadar

asam fenolat yang tinggi membantu pengikatan ion-ion Al, Fe dan Ca sehingga
membantu ketersediaan fosfor (P) tanah yang berguna pada proses pembungaan

dan pembentukan buah (Chaniago, 2017)

Data Balai Penelitian Aneka Tanaman Kacang dan Umbi (BALITKABI)

kota Malang di Indonesia telah dilepas varietas unggul kacang tanah, dimana

setiap varietas memiliki sifat khas sendiri dalam hal sifat biologi tumbuhan,

komposisi kimia biji, resistensi terhadap penyakit karat dan bercak daun dan

toleransi abiotik (Suhartina, 2005). Setiap varietas memiliki respon terhadap

faktor lingkungan yang berbeda seperti ketahanan terhadap cekaman fisilogis

termasuk kemampuan membuka dan menutupnya stomata.

Varietas unggul kacang tanah yang tealh dilepas antara lain varietas jerapah,

bison, tuban, domba, kelinci dan singa. Varietas jerapah memiliki potensi hasil

panen 2 ton/ha dan toleran terhadap tanah masam dan tanah layu bakteri serta

toleran terhdapa bercak daun dan karat daun. Varietas domba teleran terhadap

kandungan Fe rendah Alfisol alkalis sedangkan varietas domba, kelinci dan singa

berproduksi 2,3 – 2,6 ton/ha, toleran terhadap lahan kering dan mampu

beradaptasi luas. Tanaman kacang tanah tidak toleran terhadap naungan

dikarenakan hasil produksi akan menurun jika naungan yang terdapat dalam

budidaya kacang tanah berlebihan ( Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2013)

Produksi aneka kacang nasional belum dapat memenuhi kebutuhan dalam

negeri. Penurunan produksi aneka kacang disebabkan antara lain oleh: persaingan

lahan dengan komoditas pangan lain, tidak adanya dukungan kebijakan harga dan

jaminan pasar, penurunan daya saing internasional baik harga impor kacang,

tapioka, kacang tanah, maupun kacang hijau yang menekan harga lokal, tidak

adanya kebijakan tarif masuk khususnya kacang tanah yang berdampak pada
meningkatnya volume kacang tanah impor dan inkonsistensi (GMO) kebijakan

Genetically Modified Organism (Rachmat, 2015)

Tujuan Penelitian

Untuk menegtahui respon pertumbuha dan produksi bebrapa varietas

tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan pemberian POC bonggol

pisang.

Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh pemberian POC bonggol pisang terhadap pertumbuhan dan

produksi kacang tanah

2. Ada pengaruh beberapa varietas terhadap pertumbuhan dan hasil produksi

kacang tanah

3. Ada interaksi anatara pemberian POC bonggol pisang dan beberapa varietas

kacang tanah terhadap pertumbuhan dan hasil produksi kacang tanah.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan dalam menyusun skripsi yang merupakan salah satu syarat

untuk menempuh ujuan strata 1 (S1) pada Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara.

2. Sebagai sumber informasi bagi pihak – pihak yang membutuhkan dalam

budidaya tanaman kacang tanah dengan pemberian POC bonggil pisang.


TINJAUN PUSTAKA

Botani Tanaman

Kacang tanah merupakan salah satu sumber protein nabati yang cukup

penting dalam pola menu makanan penduduk. Di masyarakat, kacang tanah ini

memiliki beberapa nama antara lain kacang cina, kacang brol, dan kacang brudul

(Jawa). Kacang tanah adalah komoditas agrobisnis yang bernilai ekonomis cukup

tinggi dan merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk

Indonesia. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ketahun terus meningkat, sejalan

dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, kapasitas

industri pakan dan makanan Indonesia.

Berdasarkan klasifikasi tanaman kacang tanah terdiri atas:

Kingdom : Plantae

Devisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliophyta

Ordo : Leguminales

Famili : Papilionaceae

Genus : Arachis

Spesies : Arachis Hypogeal L. ( Lawrance, 1951)

Morfologi Tanaman Kacang Tanah

Akar

Perakaran kacang tanah banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat

mencapai dua meter. Kacang tanah berakar tunggang dengan akar cabang yang

tumbuh tegak lurus pada akar tunggang tersebut. Akar cabang ini mempunyai

akar- akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai alat penyerap. Akar-akar
ini dapat mati dan dapat juga menjadi akar yang permanen. Bila menjadi akar

permanen, maka akan berfungsi kembali sebagai penyerap makanan (Zulchi dan

Puad, 2018)

Batang

Batang tanaman kacang tanah berukuran pendek, berbuku-buku dengan tipe

pertumbuhan tegak atau merumpun. Pada awalnya batang tumbuh tunggal, namun

lambat laun bercabang banyak seolah merumpun. Tinggi tanaman berkisar antara

30-50 cm atau lebih tergantung jenis atau varietas kacang tanah (Zulchi, 2016)

Daun

Daun kacang tanah adalah daun majemuk bersirip genap, terdiri atas empat

anak daun yang bentuknya bulat, elip atau agak lancip dan berbulu. Bunga kupu-

kupu, tajuk 4 daun berjumlah 5 dan 2 diantaranya bersatu berbentuk seperti

perahu. Mahkota bunga berwarna kuning kekuningan. Buah berbentuk polong

berada di dalam tanah. Buah berisi sesuai varietas, kulit tipis ada yang berwarna

putih dan ada yang merah serta biji berkeping dua (Hapsari dan Rezeki, 2014)

Bunga

Bunga berbentuk kupu-kupu berwarna kekuning-kuningan dan bertangkai

panjang yang tumbuh dari ketiak daun. Fase berbunga biasanya berlangsung

setelah tanaman berumur 4-6 minggu. Bunga kacang tanah menyerbuk sendiri

(selfing) pada malam hari dan hanya 70-75% yang membentuk bakal polong

(ginofora) (Kusmiadi dkk, 2018)

Polong

Polong kacang tanah berkulit keras dan berwarna putih kecoklatan dan

setiap polong mempunyai 1-4 biji. Polong terbentuk setelah terjadi pembuahan.
Bakal buah tersebut tumbuh memanjang, hal ini disebut ginofor yang akan

menjadi tangkai polong. Ginopor terbentuk diudara, sedangkan polong terbentuk

di dalam tanah. Biji kacang tanah berbentuk agak bulat sampai lonjong,

terbungkus kulit biji tipis berwarna putih dan merah (Fitriani, 2018)

Syarat Tumbuh

Iklim

Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300

mm/tahun. Hujan yang terlalu deras akan mengakibatkan rontok pada bunga

sehingga tidak diserbuki. Selain itu, hujan yang terus-menerus dapat

meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah. Suhu udara bagi

tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu udara minimal bagi

tumbuhnya kacang tanah sekitar 28–32 oC. Bila suhunya dibawah 10 oC

menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan menjadi kerdil

karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna. Kelembaban udara untuk

tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75 %. Curah hujan yang tinggi akan

meningkatkan kelembaban terlalu tinggi di sekitar pertanaman. Penyinaran sinar

matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah, terutama

kesuburan daun dan perkembangan tanaman kacang tanah (Nazam dkk, 2015)

Tanah

Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah yang

gembur atau bertekstur ringan dan subur. Derajat keasaman (pH) tanah yang

sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah pH antara 6,0–6,5. Kekurangan air

akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Air yang

diperlukan tanaman berasal dari mata air atau sumber air yang ada disekitar lokasi
penanaman. Tanah berdrainase baik atau lahan yang tidak terlalu becek dan tidak

terlalu kering, baik bagi pertumbuhan kacang tanah. Ketinggian tempat yang baik

dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah pada ketinggian antara 500 mdpl.

Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat tertentu untuk

dapat tumbuh optimal (Saputri dkk, 2019)

Peranan POC Bonggol Pisang

Pupuk organik mengandung beberapa keutamaan seperti kadar unsur hara

tinggi, daya higroskopisitasnya atau kemampuan menyerap dan melepaskan serta

mudah larut dalam air sehingga mudah diserap oleh tanaman. Dengan sifat

tersebut pupuk organik memiliki beberapa keistimewaan. Beberapa keistimewaan

tersebut di antaranya sedikit pemakaiannya, praktis dan hemat dalam

pengangkutan komposisi unsur hara, efek kerjanya cepat sehingga pengaruh pada

tanaman. Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan

organik yang berasal dari sisa tanaman, kandungan unsur haranya lebih dari satu

unsur. Salah satu pupuk organik cair yang digunakan yaitu pupuk organik cair

dari limbah bonggol pisang. Dalam bonggol pisang juga berpotensi digunakan

sebagai sumber mikroorganisme lokal karena kandungan gizi dalam bonggol

pisang dapat digunakan sebagai sumber makanan sehingga mikroba berkembang

dengan baik (Kesumaningwati, 2015)

Menurut Suhastyo (2011) Bonggol pisang mengandung karbohidrat (66%),

protein, air, dan mineral-mineral penting. Bonggol pisang mempunyai kandungan

pati 45,4% dan kadar protein 4,35%. Bonggol pisang mengandung mikroba

pengurai bahan organik antara lain Bacillus sp., Aeromonas sp., dan Aspergillus

nigger. Mikroba inilah yang biasa menguraikan bahan organik. Pupuk organik cair
(POC) bonggol pisang memiliki peranan dalam masa pertumbuhan vegetatif

tanaman dan tanaman toleran terhadap penyakit, kadar asam fenolat yang tinggi

membantu pengikatan ion-ion Al, Fe dan Ca sehingga membantu ketersediaan

Fosfor (P) tanah yang berguna pada proses pembungaan dan pembentukan buah.

mengemukakan bahwa POC bonggol pisang memiliki kandungan unsur P berkisar

antara 0,2 – 0,5% yang bermanfaat menambah nutrisi untuk pertumbuhan dan

produksi tanaman.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara di Jl. Tuar, No. 56, Kecamatan

Medan Amplas, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara pada bulan Agustus

samapai November 2020.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Benih Kacang tanah,

varietas jerapah, kelinci dan singa, bonggol pisang, air cucian beras, sekam padi,

EM4, air, gula merah dan tanah topsoil.

Alat yang digunakan adalah, meteran/penggaris, cangkul, parang, gembor,

tali plastik, sprayer, ember plastik, plang penelitian, camera, timbanagn analitik

dan alat tulis.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok

(RAK) Faktorial dengan dua taraf yang diteliti yaitu:

1. Varietas tanaman kacang tanah dengan 3 taraf, yaitu:

V1 : Varietas Kelinci

V2 : Varietas Singa

V3 : Varietas Jerapah

2. Penggunaan pupuk organik cair (POC) bonggol pisang dengan 4 taraf, yaitu:

P0 : Kontrol

P1 : 35 ml/tanaman

P2 : 70 ml/tanaman
P3 : 105 ml/tanaman

Dengan jumlah kombinasi perlakuan adalah 3 x 4= 12, yaitu:

V1P0 V2P0 V3P0

V1P1 V2P1 V3P1

V1P2 V2P2 V3P2

V1P3 V2P3 V3P3

Jumlah ulangan : 3 Ulangan

Jumlah plot penelitian : 36 Plot

Jumlah tanaman per plot :9

Jumlah tanaman sampel per plot : 3 Tanaman

Jumlah tanaman sampel seluruhnya : 108 Tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya : 432 Tanaman

Jarak antar plot : 30 cm

Jarak antar ulangan : 70 cm

Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisisi menggunakan analisis of Varians

(ANOVA) mengikuti prosedur Rancangan Acak Kelompok Faktorial dan

dilanjutkan dengan uji Duncan”s Multiple Range tes (DMRT) pada taraf

kepercayaan 5% model analisis untuk Rancangan Acak Kelompok (RAK)

Faktorial adalah sebagai berikut:

Yijk: µ + αi+ Pj + Nk + (PN)ij+ €ijk

Keterangan:

Yijk : Hasil pengamatan dari faktor kalium pada taraf ke-j dan faktor s

pada taraf ke-k dalam ulangan ke-i


µ : Efek nilai tengah

αi : Pengaruh ulangan ke-i

Vj : Pengaruh perlakuan faktor v pada taraf ke-j

Pk : Pengaruh perlakuan faktor p pada taraf ke-k

(VP)ij : Pengaruh interaksi perlakuan dari faktor v pada taraf ke-j dan

faktor p pada taraf ke-k

€ijk : Pengaruh eror ulangan-i, faktor v pada taraf ke-j dan faktor p

taraf ke-k serta ulanganke-i.

Data pengamatan dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji

beda rataan menurut duncan (DMRT).

Pelaksanaan Penelitian

Persipan Areal

Lahan yang akan digunakan sebelumnya dibersihkan dari gulma yang

tumbuh liar dengan cara aplikasi penyemprotan herbisida sistemik di areal lahan

yang akan digunakan. Cara ini bertujuan untuk menghemat tenaga dalam proses

pembersihanya dan juga dapat menekan pertumbuhan gulma yang nantinya akan

tumbuh menjadi tumbuhan baru.

Pembuatan POC Bonggol Pisang

Pembuatan POC bonggol pisang dengan cara memtotong bonggol pisang

secukupnya dengan ukurang kecil kemudain menghaluskan bonggol pisang,

masukkan bonggol pisang yang tealah di haluskan ke dalam ember dan tuangkan

air kelapa, air cucian beras, EM4 dan air kemudain di aduk samapai merata

setalah itu tutup emebr dengan kain, kemudian buka ember pada hari ke-2 sampai

hari ke-6 dengan kurun waktu 5 menit per harinya agar melepas gas-gas yang
terbentuk kemudain tutup kembali rapat – rapat. Pupuk organik cair (POC)

bonggol pisang dapat digunakan pada hari ke-7.

Pembuatan Plot

Pembuatan plot dilakukan dengan cara manual yaitu dengan menggunakan

alat cangkul, parang dan papan, dengan luas 1m x 1m panjang 100cm dan lebar

100 cm.

Penanaman

Penanaman dilakukan pada sore hari untuk menghindari layu terhadap benih

kacang tanah yang diakibatkan terik matahari, sebelum melakukan penanaman

benih kacang tanah direndam terlebih dahulu selama 24 jam untuk membantu

proses pemacahan dormansi terhadap benih.

Aplikasi POC Bonggol Pisang

Aplikasi POC bonggol pisang dilakukan pada saat tanaman berumur 2

MST minggu setelah tanam dengan interval pemberian 1 minggu sekali sesuai

dengan dosis yang ada yaitu: P0: Kontrol, P1: 35 ml/tanaman, P2: 70 ml/tanaman,

P3 : 105 ml/tanaman.

Pemeliharaan

Pembubunan

Pembumbunan dilakukan akibat penyiraman air yang menyebabkan tanah

menjadi susut dengan cara menaikkan tanah yang ada disekitar plot agar bibit

kembali tertutup dan tanaman berdiri lebih kuat.

Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan cara 2 kali sehari, pagi dan sore hari atau

disesuaikan dengan cuaca. Saat turun hujan maka penyiraman tidak perlu
dilakukan. Penyiraman dilakukan dengan cara perlahan – lahan agar tidak terjadi

erosi dan agar tanaman tidak terbongkar dari media tanam.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan secara manual menggunakan tangan dan cangkul

dengan mencabut setiap gulma yang tumbuh di dalam plot dan sekitar lahan

penelitian.

Penyisipan

Penyisipan dilakukan terhadap tanaman yang mati yang terserang hama dan

penyakit atau pertumbuhan yang tidak normal. Penyisipan dilakukan 1 - 2

minggu setelah tanam dengan tanaman sisipan yang telah disiapkan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dilakukan pada tanaman pada umur 2, 6, 10 dan 14

MST. Dengan cara menyemprotkan fungisida Antracol 70 WP dengan dosis 3

gram/liter air ke tanah untuk mengendalikan jamur, lalu menyemprotkan

insektisida Curacron 500 EC dengan dosis 1 ml/liter air ke tanaman untuk

mengendalikan hama ulat daun kubis (Plutella xylostella L.) dan menyemprotkan

insektisida Decis 2,5 EC dengan dosis 4 ml/liter air untuk mengendalikan hama

ulat tanah (Grotis sp).

Panen

Tanaman kacang tanah dipanen pada umur 75hari, dengan ciri-ciri antara

lain bunga sudah layu dan daun berwarna kuning. Panen dilakukan dengan

mencabut kacang tanah beserta akarnya lalu dikumpulkan. Setelah terkumpul,

kemudian hasil panen dibersihkan dengan air untuk menghilangkan tanah yang
menempel pada tanaman. Hasil panen tanaman sampel dipisahkan dari hasil

tanaman yang bukan sampel serta dibuat dalam satu wadah yang diberi label.

Parameter Pengamatan

Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh

dengan menggunakan meteran/penggaris. Dilakukan pada saat tanman berumur 2

MST dengan interval pengamatan 1 Minggu seklai samapai ber umur 30 hari.

Jumlah Cabang Primer (cabang)

Pengamatan jumlag cabang primer dilakukan pada umur 2 MST dengan cra

menghitung cabang secara manual dengan interval 1 minggu sekali samapai

berumur 30 hari

Jumlah Ginofor Per Tanaman

Pengamatan jumlah ginofor per tanaman dihitung saat panen dengan cara

menghitung ginofor yang terbentuk termasuk ginofor yang mulai membentuk

tonjolan kecil pada ujung daun yang masih berwarna hijau.

Jumlah Polong Per Tanaman ( polong)

Jumlah per tanaman dihitung pada setiap sempel pada saat tanaman sudah

panen.

Bobot Biji Per Tanaman Sampel (g)

Bobot biji per tanaman sampel dihitung dihitung pada setiap sampel pada

saat panen dengan cara menimbang biji kacang tanah tersebut dengan

menggunakan timbangan analitik digital.


Bobot Biji Per Plot (g)

Bobot biji per plot dihitung dengan cra menimbang seluruh biji kacang

tanah dengan menggunakan timbangan analitik digital.

Bobot Kering 100 Biji (g)

Bobot kering 100 biji dihitung setelah biji dikering anginkan selama 7 hari

setalah itu dihitung dengan cara menimbang biji kacang tanah yang telah dikering

anginkan dengan menggunakan timbangaan analitik.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai