Perhimpunan Indonesia-Sej - Indo 00-45 (Joko Prastio)
Perhimpunan Indonesia-Sej - Indo 00-45 (Joko Prastio)
Nim : 2010711019
Perhimpunan Indonesia
Sejak tahun 1901 pemerintah Hindia Belanda menjalankan politik etis yang pada dasarnya pemerintah
ingin memperbaiki kesejahteraan rakyat. Salah satu dari pelaksanaan politik itu ialah diberikannya
kesempatan pada anak-anak Indonesia untuk mengikuti sekolah. Diantara mereka itu ada yang
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di Belanda. Karena para pemuda-pemuda Indonesia ini tinggal
di negeri orang, sehingga mereka sering mengadakan perkumpulan untuk sekedar berjumpa dan
bersilaturahmi saja.
Perkumpulan pelajar-pelajar Indonesia di Belanda ini pertamanya bernama Indische Vereninging (IV)
yang didirikan pada tahun 1908 diantaranya oleh Soetan Kasajangan Soripada dan R.M. Noto Suroto.
Semula organisasi ini hanya untuk kepentingan orang Indonesia yang ada dinegeri Belanda.
Perkumpulan ini sebagai pusat untuk berkumpulnya dan mengikat hubungan persaudaraan lebih erat
antar pelajar-pelajar Indonesia, dan pada saat itu anggotanya masih sedikit. Seusai perang dunia I tahun
1918, pelajar dan mahasiswa Indonesia di Belanda makin banyak. Perasaan nasionalisme dan
antikolonialisme serta anti imperialisme di kalangan mereka semakin menonjol, sehingga dalam Indische
Vereniging muncul dua kelompok. Yang pertama kelompok moderat, dipimpin oleh seorang Indonesia
yang terkenal sebagai penyair dalam bahasa Belanda, Noto Suroto. Mereka kemudian mendirikan
organisasi bernama Nederlands-Indonesische-Verbond dengan tujuan tetap memelihara hubungan
Hindia Belanda dengan Belanda. Kelompok kedua yang bersifat progresif, mempunyai tujuan politik ke
arah Indonesia Merdeka. Lebih-lebih sejak adanya seruan Presiden Amerika Woddrow Wilson tentang
hak kemerdekaan bangsa-bangsa dan bangkitnya seluruh bangsa terjajah di Asia dan Afrika menuntut
kemerdekaan, kesadaran tentang hak bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri dan
merdeka dari penjajahan semakin kuat. Dengan demikian, Perhimpunan Indonesia semakin tegas
bergerak di bidang politik.
Setelah berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia, dasar dari PI sendiri adalah mengusahakan
pemerintahan untuk Indonesia, yang bertanggungjawab hanya kepada rakyat Indonesia. Bahwa yang
demikian tersebut dapat tercapai oleh orang Indonesia sendiri, bukan dengan pertolongan siapa pun.
Bahwa segala jenis penjajahan harus segera dihindarkan agar tujuan tersebut bisa
terlaksana.Perhimpunan Indonesia mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Menyadarkan para mahasiswa agar mempunyai komitmen yang bulat tentang persatuan dan
kemerdekaan Indonesia, sebagai elit intelektual dan profesional harus bertanggungjawab untuk
memimpin rakyat melawan penjajah;
2. PI harus membuka mata rakyat Belanda bahwa pemerintah kolonial sangat opresif dan meyakinkan
rakyat Indonesia tentang kebenaran perjuangan kaum nasionalis. Mengembangkan ideologi yang bebas
dan kuat diluar pembatasan-pembatasan Islam dan komunis.
✓Sejak tahun 1925 Perhimpunan Indonesia mempunyai empat pemikiran pokok yang mencakup :
1. Dr Soetomo; merupakan ketua pada tahun 1922. Pada tahun ini buletin Indische Vereeniging
yang bernama Hindia Poetra mulai menyebarkan ide-ide anti kolonial.
2. Muhammad Hatta, berperan sebagai penanggung jawab majalah dwi bulanan dari Indische
Vereeniging, Hindia Poetra, yang memiliki 16 halaman dengan biaya langganan seharga 2,5
gulden setahun. Pada 2 edisi pertama, Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktik
sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani.
3. Iwa Koesoemasoemantri, menjadi ketua pada 1923, di tahun ini Indonesische mulai
menyebarkan ide untuk berjuang demi kemerdekaan tanpa bantuan Belanda.
4. M. Nazir Datuk Pamungkas, menjadi ketua pada tahun 1924, dan pada tahun ini majalah Hindia
Poetra berubah menjadi Indonesia Merdeka.
5. Soekiman Wirjosandjojo: pada tahun 1925 saat beliau menjabat sebagai ketua, Indische
Vereeniging berubah secara resmi menjadi Himpunan Indonesia.
Indische Vereeniging yang kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia merupakan
organisasi yang mewadahi mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di Belanda. Melalui
Perhimpunan Indonesia, para mahasiswa yang berada di Belanda memupuk kesadaran nasional menjadi
satu bangsa yang utuh dan merdeka. Pola pergerakan Perhimpunan Indonesia adalah melalui
perkumpulan pelajar yang kemudian dinamakan studie club.
Melalui perkumpulan ini, mereka bertukar pendapat mengenai permasalahan yang ada di Hindia-
Belanda dan langkah apa saja yang dapat ditempuh untuk mengurangi penderitaan yang dialami oleh
rakyat. Pola pergerakan yang membentuk kelompok belajar ini kemudian menginspirasi berbagai tokoh
pergerakan seperti Soekarno yang mendirikan Studie club di Bandung dan dr.Sutomo mendirikan studie
club di Surabaya.
Semenjak tahun 1923, PI aktif berjuang bahkan memelopori dari jauh perjuangan kemerdekaan untuk
selurh rakyat indonesia dengan berjiwa persatua dari kesatuan bangsa indonesia yang murni dan
kompak. Berdasarkan perubahan ini PI keluar dari indonesisch verbond van studeerenden (suatu
perkumpulan yang bertujuan menggabungkan oranisasi-organisasi mahasiswa indoensia, belanda, indo
belanda,dan peranakan cina yang berorientasi ke indonesia dalam satu kerja sama) .