Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD

NAMA : RIDAWATI

NIM : 859754995

SEMESTER :3

UPBJJ KENDARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
Tugas II

1. Jelaskan metode yang dipakai dalam pembelajaran membaca menulis permulaan (MMP) !
2. Jelaskan tujuan pembelajaran dengan berbagai fokus dilihat dari segi siswa dan guru !
3. Jelaskan dua cara keterpaduan pembelajaran Bahasa Indonesia !
4. Jelaskan macam-macam pengajaran membaca !
5. Jelaskan tiga bagian disertai kelengkapan dalam format model pembelajaran yang disarankan
kurikulum 2004 !

Jawaban
1. Metode yang dipakai dalam pembelajaran membaca menulis permulaan (MMP)
a. Metode Eja
Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini memulai
pengajaranya dengan memperkenalkan huruf-huruf secara alfabetis. Huruf-huruf tersebut
dihafal dan dilafalkan anak sesuai dengan bunyinya menurut abjad
b.  Metode Bunyi
Proses pembelajaran membaca permulaan dengan metode bunyi hampir sama
dengan metode eja, perbedaanya terletak pada sistem pelafalan abjad atau huruf (baca :
berapa huruf konsonan).
c. Metode Suku Kata
Langkah-langkah pembelajaran MMP dengan metode suku kata adalah :
 Tahap pertama, pengenalan suku-suku kata.
Proses pembelajaran MMP dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku
kata, seperti ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, cu, da, di, du, de, du, ka, ki, ku, ke,
ku dan seterusnya.
 Tahap kedua perangkaian suku-suku kata menjadi kata.
Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkai menjadi kata bermakna. Sebagai
contoh, dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi paduan
suku kata menjadi kata-kata bermakna, untuk bahan ajar MMP. 
 Tahap ketiga, perangkaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat        
       sederhana.
 Tahap keempat, pengintregasian kegiatan perangkaian dan pengupasan
(kalimat → kata-kata → suku-suku kata).
d. Metode Kata
                                                                             
    Proses pembelajaran MMP pada metode ini diawali dengan pengenalan sebuah kata
tertentu. Kata ini kemudian dijadikan kata lembaga sebagai dasar untuk pengenalan suku
kata dan huruf. Artinya, kata dimaksud diuraikan (dikupas) menjadi suku kata, suku kata
menjadi huruf-huruf. Selanjutnya,  dilakukan perangkaian huruf menjadi suku kata dan
suku kata menjadi kata. Dengan kata lain, hasil pengupasan tadi dikembalikan lagi
kebentuk asal sebagai kata lembaga (kata semula). Metode ini dikenal juga sebagai
Metode Kupas-Rangkai.
e. Metode Global
Decroly.”Kemudian Depdiknas (2000:6) mendefinisikan bahwa metode global
adalah cara belajar membaca kalimat secara utuh. Metode global ini didasarkan pada
pendekatan kalimat. Caranya ialah guru mengajarkan membaca dan menulis dengan
menampilkan kalimat di bawah gambar. Metode global dapat juga diterapkan dengan
kalimat tanpa bantuan gambar. Selanjutnya, siswa menguraikan kalimat menjadi kata,
menguraikan kata menjadi suku kata, dan menguraikan suku kata menjadi huruf.
f. Metode SAS (Structural, Analytic, Syntatic)
Merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan proses pembelajaran
MMP bagi siswa pemula. Dalam proses operasionalnya metode SAS mempunyai
langkah langkah berlandaskan operasional dengan urutan :
1. Struktural yaitu menampilkan keseluruhan, guru menampilkan sebuah kalimat pada
anak.
2. Analitik yaitu melakukan proses penguraian, anak diajak untuk megenal konsep kata
dan mulai menganalisis kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata dan suku kata
menjadi huruf.
3. Sintetik yaitu melakukan penggabungan kembali kepada bentuk struktural semula,
setelah kalimat diuraikan dari huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata menjadi
kata dan kata menjadi kalimat semula.

2. Tujuan pembelajaran dengan berbagai fokus dilihat dari segi siswa dan guru adalah sebagai
berikut :
Dari segi siswa pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa dapat mengembangkan
kompetensi mana yang ditekankan, misalnya yang ditekankan adalah kompetensi dasar
mendengarkan maka porsi untuk pembelajaran mendengarkan lebih banyak dari pada
keterampilan yang lain jika pembelajarannya ditekankan atau difokuskan pada sastra maka
tujuannya adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi sastra.
Dari segi guru, pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai fokus ini bertujuan untuk
memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran di kelas.
3. Dua cara keterpaduan pembelajaran Bahasa Indonesia
 Hubungan antara Menyimak dan Berbicara
Menyimak dan berbicara adalah keterampilan yang saling melengkapi. Menyimak dan
berbicara, merupakan keterampilan berbahasa lisan.Keduanya membutuhkan media
berupa  symbol – symbol dan kemudian menyebutkan apa symbol tersebut. Pada
dasarnya bahasa yang digunakan dalam percakapan dipelajari lewat menyimak dan
menirukan pembicaraan.
 Hubungan antara membaca dan Menulis
Membaca dan menulis adalah keterampilan yang saling melengkapi.Tidak ada yang
perlu ditulis kalau tidak ada yang membacanya, dan tidak ada yang dapat dibaca kalau
belum ada yang ditulis. Dalam menulis orang lebih sukamenggunakan kata – kata yang
dikenal dan yang dirasakan sudah dipahami dengan baik dalam bahan bacaan yang telah
dibacanya

4. Macam-macam pengajaran membaca


a. Pengajaran Membaca Permulaan
Pengajaran membaca permulaan ini disajikan kepada siswa tingkat permulaan Sekolah
Dasar. Tujuannya adalah membinakan dasar mekanisme membaca, seperti kemampuan
mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya, membina gerakan
mata membaca dari kiri ke kanan, membaca kata-kata dan kalimat sederhana.
b. Pengajaran Membaca Nyaring
Pengajaran membaca nyaring ini di satu pihak dianggap merupakan bagian atau lanjutan
dari pengajaran membaca permulaan, dan di pihak lain dipandang juga sebagai
pengajaran membaca tersebdiri yang sudah tergolong tingkat lanjut, seperti membaca
sebuah kutipan dengan suara nyaring.
c. Pengajaran Membaca dalam Hati
Pengajaran membaca ini membina siswa agar mereka mampu membaca tanpa suara dan
mampu memahami isi tuturan tertulis yang dibacanya, baik isi pokoknya maupun isi
bagiannya termasuk pula isi yang tersurat dan yang tersirat.
d. Pengajaran Membaca Pemahaman
Dalam praktiknya, pengajaran membaca pemahaman hampir tidak berbeda dengan
pengajaran membaca dalam hati.
e. Pengajaran Membaca Bahasa
Pengajaran membaca ini pada dasarnya merupakan alat dari pengajaran bahasa. Guru
memanfaatkannya untuk membina kemampuan bahasa siswa.
f. Pengajaran Membaca Teknik
Pengajaran membaca teknik memusatkan perhatiannya kepada pembinaanpembinaan
kemampuan siswa menguasai teknik-teknik membaca yang dipandang patut. Dalam
pelaksanaannya pengajaran membaca teknik sering kali berimpit dengan pengajaran
membaca nyaring dan pengajaran membaca permulaan. Disamping itu, pengajaran
membaca ini banyak pula berhubungan dengan cara-cara membaca suatu tuturan tertulis
yang tergolong rumit. 
5. Tiga bagian disertai kelengkapan dalam format model pembelajaran yang disarankan
kurikulum 2004
Sebelum mengajar di depan kelas tentunya guru harus membuat persiapan tertulis yang dahulu
disebut Model Satuan Pelajaran (MSP). Untuk menyusun MSP guru harus paham tentang
pemilihan materi, metode, dan teknik. Format yang disarankan terdiri atas tiga bagian yaitu :
a. Identitas mata pelajaran yang meliputi :
1. Satuan Pendidikan
2. Mata pelajaran
3. Kelas/Semester
4. Alokasi waktu
b. Kompetensi dasar mata pelajaran yang meliputi :
1. Kompetensi dasar
2. Hasil belajar
3. indicator hasil belajar
c. Bagian yang harus dikembangkan guru yang meliputi :
1. Langkah pembelajaran
2. Alat, bahan, sumber
3. Penilaian

Anda mungkin juga menyukai