Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PEYEHATAN AIR-A

“PRAKTEK PEMERIKSAAN INSPEKSI SANITASI DI DAERAH


TEMPAT TINGGAL”

HAESTI SEMBIRING, SST. M.SC


NIP.197206181997032003

Disusun Oleh :
NAMA : REZKY ADRIAN N. SINAGA
NIM : P00933219028
TK / SEMESTER : II / IV
PRODI : D-IV SANITASI

PROGRAM STUDI D-IV SANITASI LINGKUNGAN


POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN
KABANJAHE
2021
LEMBAR PENGESAHAN

MATA KULIAH : PENYEHATAN AIR-A

JUDUL PRAKTEK : PRAKTEK PEMERIKSAAN INSPEKSI SANITASI DI


DAERAH TEMPAT TINGGAL

DILAKSANAKAN : 06 MEI 2021

Kabanjahe, 06 Mei 2021

Mengetahui

Pembimbing praktek

HAESTI SEMBIRING, SST. M.SC


NIP.197206181997032003
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkanrahmat dan karunia-Nya,
sehinggapenulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar sesuai dengan
jadwal yang direncanakan dan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Tanpa pertolongan-
Nya tentunya penulis tidak akan bisa menyelesaikan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
“PENYEHATAN AIR-A” dengan judul “PRAKTEK PEMERIKSAAN INSPEKSI
SANITASI DI DAERAH TEMPAT TINGGAL”

Dengan segala keterbatasan yang ada, penulis menyadari bahwa penulisan makalah
ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, saran dan kritik senantiasa saya
harapkan.Agar saya dapat terus belajar dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan
tersebut.Semoga laporan yang saya kerjakan dapat bermanfaat bagi pembaca yang
membacanya. Aamiin

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen telah
membimbing dalam praktikum ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,
baik, fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
kesehatan yang setinggitingginya.Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu
indikator kemajuan suatu masyarakat. Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat diantaranya tingkat ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan dan kehidupan
sosial budaya. Faktor yang penting dan dominan dalam penentuan derajat kesehatan
masyarakat adalah keadaaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan yang mempunyai
peranan besar dalam kehidupan adalah air.Air bersih merupakan salah satu kebutuhan hidup
dan merupakan dasarbagi perikehidupan di bumi.Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak
dapat berlangsung. Oleh karena itu penyediaan air merupakan salah satu kebutuhan utama
bagi manusia untuk kelangsungan hidup dan menjadi faktor penentu
dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Air merupakan salah satu diantara pembawa penyakit yang berasal dari tinja untuk sampai
pada manusia. Agar air yang masuk ke tubuh manusia baik berupa minuman ataupun
makanan, tidak menyebabkan/merupakan pembawa bibit penyakit maka pengelolaan air baik
berasal dari sumber, jaringan transmisi atau distribusi adalah mutlak diperlukan untuk
mencegah terjadinya kontak antara tinja sebagai sumber penyakit dengan air yang sangat
diperlukan tersebut.Di Indonesia dengan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 200 juta
orang, sekitar 109 juta orang penduduk Indonesia belum terakses dengan kesehatan
lingkungan dan air bersih. Sehingga ini menimbulkan persoalan bagi pemerintah dan
masyarakat yang harus segera diselesaikan.Pada dekade sebelumnya, Indonesia telah
menunjukkan kemajuan signifikan dalam meningkatkan akses terhadap persediaan air bersih
dan pelayanan sanitasi. Air bersih dan sanitasi merupakan sasaran Tujuan Pembangunan
Milenium (MDGS) yang ketujuh dan pada tahun 2014 diharapkan sampai dengan setengah
jumlah penduduk yang tanpa akses ke air bersih yang layak minum dan sanitasi dasar dapat
berkurang. Bagi Indonesia, ini berarti Indonesia perlu mencapai angka peningkatan akses air
bersih hingga 68,9 persen dan 62,4 persen, untuk sanitasi. Saat ini, Indonesia tidak berada
pada arah yang tepat untuk mencapai target MDGS untuk masalah air bersih MDGS pada
tahun 2014.
Perhitungan dengan menggunakan kriteria MDGS nasional Indonesia untuk air bersih dan
data dari sensus tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia harus mencapai tambahan 56,8
juta orang dengan persediaan air bersih pada tahun 2014.Di sisi lain, jika kriteria Program
Pemantauan Bersama WHO-UNICEF(JMP) untuk air bersih akan digunakan, Indonesia harus
mencapai tambahan 36,3 juta orang pada tahun 2014. Saat ini, bahkan di provinsi-provinsi
yang berkinerja lebih baik (Jawa Tengah dan DI Yogyakarta), sekitar satu dari tiga rumah
tangga tidak memiliki akses air bersih.Perbandingan dengan tahun 2007 menunjukkan akses
air bersih pada tahun 2010 telah mengalami penurunan kira-kira sebesar tujuh persen.Kondisi
terbalik ini pada umumnya disebabkan oleh penurunan di daerah perkotaan (sebesar 23
persen sejak tahun 2007). Akses ke air bersih di Jakarta telah mengalami penurunan dari 63
persen pada 2010 menjadi 28 persen pada tahun 2007, menurut Riskesdas.Yang
mengherankan, dua kelompok tertinggi juga mengalami penurunan akses terhadap air bersih
masing-masing sebesar 8 dan 32 persen dibandingkan dengan tahun 2007. Mereka yang
berasal dari kelompok mampu membeli air minum kemasan atau botol: sepertiga rumah
tangga perkotaan di Indonesia melakukannya pada tahun 2010.Sejak tahun 1993, Indonesia
telah menunjukkan peningkatan dua kali lipat prosentase rumah tangga dengan akses
kefasilitas sanitasi yang lebih baik, tetapi masih berada pada arah yang belum tepat untuk
mencapai target sanitasi MDGS 2014. Untuk mencapai target sanitasi nasional
MDGS,diperlukan pencapaian tambahan 26 juta orang dengan sanitasi yang lebih baik pada
tahun 2014.
Perencanaan pada jangka panjang memerlukan pencapaian angka-angka yang lebih besar:
Data Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kira-kira 116 juta orang masih
kekurangan sanitasi ang memadai.Menurut data yang didapat di Puskesmas Lubuk Begalung,
Jumlah sarana air bersih yang ada yaitu sebanyak 6697 sarana yang terdiri dari 2800 sarana
SGL, 1166 sarana SPT dan 2731 sarana PDAM. Jumlah yang menggunakan sarana air bersih
yang memenuhi kualitas fisik baru mencapai 57 %, sedangkan cakupan pelayanan air bersih
diperkotaan harus mencapai 80 %. Sedangkan untuk data diare dilaporkan bahwa pada tahun
2010 terdapat 337 orang yang menderita diare, pada tahun 2011 turun menjadi 287 orang,
pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 395 orang dan pada tahun 2013 juga
mengalami peningkatan menjadi 451 orang,pada tahun 2014 terjadi penurunan kasus menjadi
413 orang. Oleh karena itulah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran
inspeksi sanitasi sarana air bersih di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah kerja
Puskesmas Lubuk Begalung Kota Padang tahun 2014.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi sarana air bersih di
Rumah Keluarga

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kondisi sarana air bersih di Rumah Keluarga

b. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui keadan sumber air dan jenis-jenis air yang ada di Rumah Keluarga

D. Manfaat Penelitian
a.Sebagai pengembangan ilmu dan penambahan wawasan bagi penulis tentang sarana air
bersih
b Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas dalam penyampaian penyuluhan tentang kesehatan
lingkungan, khususnya dalam penyediaan air bersih masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Inspeksi Sanitasi
Inspeksi sanitasi merupakan salah satu elemen pokok dalam program pengawasan dan
surveilans kualitas air yang efektif. Berdasarkan inpeksi sanitasi kita dapat menentukan
apakah suatu sarana air bersih perlu diambil sampel airnya atau tidak.Untuk
menyelenggarakan pengawasan kualitas air tersebut dibutuhkan kegiatan surveilans. Yang
dimaksud dengan surveilans adalah perlindungan kesehatan masyarakat yang terus-menerus
dan mengamati keamanan dan penerimaan air bersih oleh mayarakat.Program surveilans
kualitas air bersih dengan kegiatan adalah inspeksi sanitasi. Pengertian inspeksi sanitasi
adalah penelitian pada semua factor yang berkaitan dengan pengadaan air, yaitu; kondisi
sumur, kondisi sarana fisik konstruksi berdasarkan syarat kesehatan dan keadaan sanitasi
lingkungan.
Maksud dan tujuan inspeksi sanitasi adalah mendapatkan informasidan gambaran keadaan
yang berpotensi dapat menimbulkan pencemaran atau berkaitan dengan kualitas air bersih
disuatu wilayah dengan memperkirakan bagian-bagian mana dari sistim penyediaan air bersih
yang merupakan penyebab timbulnya masalah air.
B. Air Bersih
Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan unsur dasar bagi semua
perikehidupan dimuka bumi. Tanpa air berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung.
Air termasuk sumber daya alam yang dapat dipengaruhi oleh alam, sedangkan air bersih
adalah air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari yang kuantitas dan kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila setelah dimasak terlebih dahulu, hal
ini dinamakan air bersih dan sehat.Penyediaan air bersih merupakan salah satu upaya untuk
memperbaiki derajat kesehatan masyarakat sebagai mana dijelaskan dalam UU No.36 Tahun
2009 tentang Kesehatan. Dinyatakan bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk
mewujudkan lingkungan yang sehat, yaitu keadaan yang bebas dari resiko yang
membahayakan kesehatan hidup manusia. Sedangkan kesehatan lingkungan meliputi
penyehatan air, yakni pengamatan dan penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan dan
kehidupan manusia. Dengan demikian seharusnya air minum yang dipergunakan untuk
keperluan sehari-hari selain memenuhi atau mencukupi dalam arti kuantitas juga harus
memenuhi kualitas yang telah diterapkan.Pentingnya air berkualitas baik perlu disediakan
untuk memenuhi kebutuhan dasar terutama didasarkan atas kenyataan akan adanya
penyebaran penyakit menular serta mikrobiologis dan biologis.
C. Syarat-Syarat Sarana Air Bersih
Persyaratan air bersih untuk kesehatan di Indonesia diatur dalam peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990,diantaranya sebagai berikut :
1. Syarat Fisik
Dalam hal ini air harus bebas dari pencemaran dalam arti warna, rasa dan bau. Jadi air harus
jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.
2. Syarat Kimia
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sifat-sifat kimia air minum adalah :
a. Dalam air minum tidak diperbolehkan mengandung zat-zat atau unsur kimia yang bersifat
racun
b. Dalam air minum tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan
c. Tidak mengandung zat mineral yang kadarnya melebihi batas-batas tertentu
3. Syarat Biologis
Air yang digunakan sebagai air minum ataupun untuk masak harus bebas dari kuman-kuman
penyakit. Dimana termasuk didalamnya bakteri, protozoa, virus, cacing dan jamur. Beberapa
organisme yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia berasal dari kotoran manusia
yang
menderita penyakit. Jadi perlu adanya pengawasan terhadap pencemaran air atau tempat-
tempat pengolahan air.
Cara yang mudah untuk mengetahui tingkat pencemaran dari air tersebut adalah dengan
menghitung jumlah bakteri dari golongan Coli atau lebih specific lagi adalah Escherichia
coli. Escherichia coli dijadikan standar karena bakteri ini selalu terdapat pada tinja manusia
karena hidup pada saluran pencemaran manusia, tinja merupakan media penyebaran beberapa
jenis bakteri pathogen terutama bila tinja berasal carier penyakit tertentu dan E.coli paling
tahan terhadap pemanasan biasa.
D. Sarana Air Bersih
Sarana air yang dapat dimanfaatkan manusia adalah antara lain (Kusnoputranto, 2000) :
1. Air Hujan
Air hujan merupakan penyublinan awan uap air menjadi air murni yang ketika turun dan
melalui udara akan melarutkan benda-benda yang terdapat diudara diantaranya gas (O2, CO2,
H2 dan lain-lain), jasad-jasad renik dan debu. Jadi setelah sampai dipermukaan bumi air
hujan itu bukan lagi merupakan air murni dan apabila akan digunakan untuk air minum harus
direbus terlebih dahulu.
2. Air Permukaan
Yang dimaksud dalam kelompok air permukaan adalah air yang berasal dari sungai, selokan,
rawa, parit, danau, laut dan bendungan. Air permukaan merupakan salah satu sumber yang
dapat dipakai sebagai sumber bahan baku air bersih. Tetapi permukaan merupakan badan air
yang mudah sekali dicemari oleh kegiatan manusia, keadaan ini terutama bagi tempat-tempat
yang dekat dengan tempat tinggal penduduk.
3. Air Tanah
Air tanah dapat berupa lapisan (layer water) yaitu air terdapat didalam ruang antara butir-
butir tanah dan air celah (fissure water) yang terdapat diretakan-retakan batuan didalam
tanah. Jenis ini dapat dimanfaatkan manusia untuk keperluan sehari-hari sebagai air bersih
dengan cara membuat sumur (baik sumur dangkal maupun sumur dalam) atau diambil dengan
pompa air. Di Indonesia, sumber air untuk keperluan rumah tangga kebanyakan adalah
sumur, yaitu kira-kira 45% (Sukarni,1994). Agar air sumur memenuhi syarat kesehatan
sebagai air keperluan rumah tangga, maka air sumur harus dilindungi dari pencemaran.
E. Sarana Penyediaan Air Bersih
Sarana penyedian air bersih adalah bangunan beserta peralatan dan perlengkapannya yang
menghasilkan, menyediakan dan mendistribusikan air tersebut kepada masyarakat. Ada
berbagai jenis sarana penyediaan air bersih yang digunakan masyarakat untuk menampung
atau untuk mendapatkan air bagi kebutuhan sehari-hari. Air yang diperoleh melalui sarana-
sarana tersebut.
Sebenarnya berasal dari tiga sumber air yang ada di alam, yaitu air permukaan, air tanah, dan
air hujan Sarana air bersih yang sering digunakan untuk keperluan hidup seharihari antara
lain :
1. Sumur Gali (SGL)
Sumur gali adalah merupakan sarana penyediaan air bersih yang mudah dijumpai di
masyarakat karena merupakan sarana air bersih yang mudah sekali dalam pembuatannya,
walaupun demikian sumur gali harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Jaraknya paling sedikit 10 meter dari sumber pencemaran (TPS, tempat penampungan
tinja, tempat tergenangnya air kotoran)
b. Dinding sumur sedalam 3 meter dari permukaan tanah harus di tembok atau kedap air.
c. Harus ada saluran pembuangan air limbah.
d. Lantai harus kedap air dengan radius 1 meter dari dinding sumur
e. Mempunyai dinding sumur setinggi ± 80 cm
f. Tali dan timba tidak terletak di lantai
2. Penampungan Air Hujan (PAH)
Penampungan air hujan (PAH) adalah sarana penyediaan air bersih yang digunakan untuk
menampung air hujan sebagai persediaan air bersih dan pengadaan air bersih.
3. Sumur Pompa
Sumur pompa adalah sarana penyediaan air bersih yang digunakan untuk menaikkan air dari
sumur dengan menggunakan pompa air, baik itu pompa tangan maupun pompa listrik. Ada
beberapa jenis sumur
pompa,antara lain :
a. Sumur pompa tangan dangkal (SPTDK) yaitu sumur yang dilengkapi dengan pompa
tangan, kedalaman sumur 7 meter.
b. Sumur pompa tangan yaitu sumur yang dilengkapi dengan pompa tangan, kedalaman
sumur 7-20 meter .
c. Sumur pompa tangan dalam yaitu sumur yang dilengkapi dengan pompa, dengan
kedalaman sumur 20-30 meter
d. Sumur Pompa Listrik Sumur pompa listrik adalah sarana penyediaan air bersih yang untuk
menaikkan air dari sumur dengan menggunakan pompa air listrik.
4. PDAM
PDAM adalah sarana penyediaan air bersih yang menggunakan jaringan pipa
5. Sumur Bor
Sumur bor biasanya terletak di daerah metropolitan.Sumur ini biasanya digunakan untuk
bangunan berskala besar seperti sekolah, kantor, rumah makan, hotel, dan sebagainya.Untuk
membuat sumur bor, diperlukan proses pengeboran menggunakan mesin canggih sampai
kedalaman sumur mencapai 100 hingga 150 meter. Meskipun begitu, kedalaman sumur bor
tergantung dengan kapasitas air dan kondisi geologis bangunan yang membutuhkan sumur
tersebut.Banyak bangunan yang hanya membuat sumur bor sedalam 30 meter, tapi banyak
juga bangunan lebih besar yang membangun sumur bor yang berkedalaman hingga 200
meter.Sumur bor memiliki keunggulannya tersendiri, di antaranya adalah prosesnya yang
lebih cepat, tingkat kegagalan yang lebih kecil dan lebihnya jumlah air bersih yang bisa
ditampung.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dengan metode deskriptif yang meliputi pengamatan dan
gambaran inspeksi sarana air bersih Rumah Keluarga

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Rumah Keluarga di laksanakan Pada Tanggal 06 Mei 2021

1.KUALITAS FISIK AIR SUMUR BOR


N KUALITAS FISIK AIR YA TIDAK
O
1 Keruh 
2 Bau 
3 Rasa 
4 Warna 

Skor Resiko : TIDAK= :BAIK


Pencemaran : TIDAK< :TIDAK BAIK

2. DATA KHUSUS PENELITIAN RESIKO


N YA TIDAK
O
1 Apakah ada jamban dalam jarak radius 15-20M dari rumah pompa? 
2 Apakah ada jamban terdekat berupa suatu jamban lubang tanpa 
saluran yang menembus tanah ?
3 Apakah ada sumber pencemaran lain (kotoran hewan, sampah, dsb) 
dan air permukaan dalam jarak radius 15-20 m dari lubang bor?
4 Apakah ada sumur tanpa tutup dalam jarak radius 15-20 m dari 
lubang bor ?
5 Apakah ada yang kerusakan pada saluran pembuangan air di 
sekeliling rumah pompa, dan menyebabkan genangan pada tanah ?
6 Apakah par di sekelilingnya rusak sedemikian rupa sehingga 
sehingga orang yang tidak berkepentingan atau hewan dapat masuk
kedalamnya ?
7 Apakah air dapat meresap melalui lantai rumah pompa ? 
8 Apakah sumur disegel dengan cara yang tidak aman atau tidak 
saniter ?
9 Apakah pemberian klorin berfungsi dengan baik ? 

Skor resiko pencemaran : 8 - 10 : Tingkat Resiko Amat Tinggi (AT)


6 – 7 : Tingkat Resiko Tinggi (T)
3 – 5 : Tingkat Resiko Sedang (S)
0 – 2 : Tingkat Resiko Rendah (R)

1.KUALITA FISIK AIR SUMUR GALI


NO KUALITAS FISIK AIR YA TIDAK
1 Kerus 
2 Bau 
3 Rasa 
4 Warna 

2.DATA KHUSUS PENILAIAN RESIKO


NO YA TIDAK
1 Apakah ada jamban dalam jarak radius 10 m dari sumur ? 
2 Apakah jamban terdekat berada ditempat yang lebih tinggi dari pada 
sumur?
3 Apakahsumber pencemaran lain (kotoran hewan, sampah, dsb) dalam 
jarak radius 10 m dari sumur ?
4 Apakah pembuangan airnya buruk, menyebabkan air tidak bisa 
mengalir dengan jarak 2m dari sumur ?
5 Apakah ada yang kerusakan pada saluran pembuangan air dan 
menyebabkan genangan air ?
6 Apakah dinding air di sekeliling sumur retak atau terlalu rendah 
sehingga air dipermukaan/di sekitar masuk kedalam sumur ?
7 Apakah lebar lantai beton di sekeliling sumur kurang dari 1 m ? 
8 Apakah ada bagian dinding sumur berada 3m di bawah tanah yang 
tidak tertutup rapat?
9 Apakah ada retakan pada lantai beton di sekeliling sumur yang 
menyebabkan air mengalir kedalam sumur?
10 . Apakah tali & ember diletakkan dengan posisi sedemikian sehingga 
ada kemungkinan akan kotor?
11 Apakah sumur membutuhkan perlindungan pagar ? 
Skor resiko pencemaran : 8 - 10 : Tingkat Resiko Amat Tinggi (AT)
6 – 7 : Tingkat Resiko Tinggi (T)
3 – 5 : Tingkat Resiko Sedang (S)
0 – 2 : Tingkat Resiko Rendah (R)
BAB IV
PENUTUP
Dari sini kita mengetahui apa-apa saja yang dapat terjadi kepada sumur-sumur
mau pun tempat penampungan air, penyakit-penyakit apa saja yang akan terjadi
jikalau terkonsumsi
BAB V
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai