Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PENDIDIKAN KARAKTER DI ERA GLOBALISASI PADA GENERASI


MILENIAL”

Disusun untuk memenuhi tugas Dasar Dasar Pendidikan

Dosen Pengampu :

Biyan Yesi Wilujeng, S.Pd., M.Pd.

Nia Kusstianti, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Vanesa Delia Aulia Wahyudhi (20050634038)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas dibuatnya makalah


Pendidikan Karakter di Era Globalisasi Pada Generasi Milenial. Tak lupa saya
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Biyan Yesi Wilujeng, S.Pd., M.Pd. dan Ibu
Nia Kusstianti, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar Dasar
Pendidikan yang memberikan kepercayaan kepada saya untuk menyelesaikan tugas
penulisan makalah ini. Saya berharap dengan adanya makalah ini dapat
meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang pendidikan karakter di era
globalisasi bagi generasi milenial.

Meskipun masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka


dari itu segala bentuk kritik dan saran yang membangun, sangat saya harapkan
untuk penyempurnaan makalah ini

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1

1.3 Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Era Globalisasi .................................................................................. 3

2.2 Generasi Milenial ............................................................................... 5

2.3 Pendidikan Karakter ........................................................................... 6

2.4 Solusi Pendidikan Karakter ................................................................ 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 10

3.2 Saran…………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia saat ini telah memasuki era globalisasi. Datangnya era


globalisasi ini ditandai dengan mudahnya mendapatkan informasi dan
berkembangnya teknologi yang pesat. Era globalisasi ini banyak membawa
dampak positif bagi manusia, seperti mempermudah dalam segala bidang
kehidupan, mengubah cara pandang manusia menjadi lebih rasional dan
lainnya. Namun, dibalik banyaknya dampak positif dari era ini, terdapat
juga dampak negatif di dalamnya.

Dengan kemudahan untuk mencari informasi ini, masih banyak


masyarakat khususnya generasi milenial yang belum maksimal menyaring
informasi yang di dapat. Informasi yang didapat ini biasanya mempengaruhi
kehidupan dan perilaku sehari hari mereka. Contohnya seperti narkoba,
minum minuman beralkohol dan seks bebas. Maka dari itu, untuk mencegah
dampak negatif ini perlu adanya pendidikan karakter.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana pengertian dan dampak era globalisasi?
b. Bagaimana pengertian dan ciri – ciri generasi milenial?
c. Bagaimana pengertian, alasan diadakannya pendidikan karakter?
d. Bagaimana solusi pendidikan karakter di era globalisasi bagi
generasi milenial?
1.3 Tujuan
a. Menganalisis pengertian dan dampak era globalisasi.
b. Menganalisis pengertian dan ciri – ciri generasi milenial.
c. Menganalisis pengertian, alasan diadakannya pendidikan karakter
d. Menganalisis solusi pendidikan karakter di era globalisasi bagi
generasi milenial.

1
2

1.4 Manfaat
a. Dapat mengetahu pengertian dan dampak era globalisasi.
b. Dapat mengetahui pengertian dan ciri – ciri generasi milenial.
c. Dapat mengetahui pengertian, alasan diadakannya pendidikan
karakter.
d. Dapat mengetahui solusi pendidikan karakter di era globalisasi bagi
generasi milenial.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Era Globalisasi


2.1.1 Pengertian
Pengertian globalisasi menurut beberapa ahli, globalisasi
adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi
antar masyarakat di seluruh dunia, tujuannya untuk mengikuti
sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama (Selo Soemardjan),
globalisasi adalah intensifikasi (percepatan) hubungan sosial seluruh
dunia atau secara mendunia yang mengaitkan kejadian dilokasi yang
satu dengan yang lain serta menyebabkan timbulnya perubahan pada
keduanya (Anthony Gidens). Dan globalisasi adalah suatu proses
menjadikan sesuatu benda atau perilaku sebagai ciri dari setiap
individu yang ada di dunia tanpa dibatasi oleh wilayah (Achmad
Suparman) Sehingga dapat saya simpulkan pengertian globalisasi
adalah proses yang mendunia, dimana tidak ada batas – batas yang
mengikat manusia, baik itu batas geografi, budaya, ekonomi dan
lainnya.
2.1.2 Dampak
Era globalisasi menurut Joseph & Chandra (1998) bahwa ada
delapan kebaikan dan ada tiga belas keburukkannya
Kebaikannya antara lain
a. Peran investasi asing (FDI) dalam menciptakan pekerjaan dan
mengurangkan kemiskinan di beberapa negara.
b. Peningkatan mobilitas sosial dan pengukuhan kelas menengah.
c. Kesempatan yang lebih luas untukmendapatkan informasi dan
menyebarkanilmu pengetahuan berkat teknologi baru dari
informasi dan komunikasi.
d. Komunikasi yang lebih mudah dan murah.

3
4

e. Kesempatan yang lebih luas untuk manusia dari berbagai


kelompok etnik, budaya dan agama dalam berinteraksi.
f. Kesempatan yang lebih luas untuk melahirkan rasa simpati dan
rasa prikemanusiaan terhadap korban berbagai jenis bencana
alam dan tragedi oleh perbuatan manusia di seluruh dunia.
g. Penonjolan ide-ide dan praktek pemerintahan yang baik seperti
pertanggungjawaban awam, peraturan hukum dan hak asasi
manusia.
h. Penonjolan hak-hak asasi kaum wanita.

Keburukkannya antara lain,


a. Kualitas lingkungan yang semakin merosot adalah sebagai
akibat dari terlalu mementingkan faktor keuntungan.
b. Pembangunan yang tidak seimbang dan jurang perbedaan
ekonomi yang semakin melebar antara kawasan-kawasan di
sebuah negara dan antara sektor-sektor ekonomi.
c. Pengabaian keperluan asas hidup di kalangan rakyat miskin di
banyak negara, terutamanya di negara-negara Selatan.
d. Modal jangka pendek yang keluar-masuk pasaran seperti kilat,
sebagai akibat praktek baru yang menjadikan uang sendiri
sebagai komoditi keuntungan.
e. Pengangguran yang semakin memburuk dan jurang perbedaan
pendapatan yang semakin melebar di negara-negara Utara
sendiri.
f. Penyebaran budaya konsumen yang bertentangan dengan
tuntutan nilai-nilai kerohanian dan moral yang murni dan yang
merendahkan martabat sumber daya manusia.
g. Kecenderungan ke arah pembentukan suatu budaya global yang
homogen akibat peranan yang dimainkan oleh badan-badan
transnasional dan media komunikasi global.
5

h. Penyebaran budaya pop Amerika yang “menyegarkan panca


indera dan mematikan roh”.
i. Kecenderungan pusat-pusat pendidikan tinggi untuk memberi
keutamaan kepada kursus-kursus ilmu manajemen dan teknik
dengan mengabaikan kursus-kursus ilmu kemanusiaan dan
kemasyarakat.
j. Pembanjiran informasi yang tidak berguna.
k. Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa memanipulasi isu-
isu demokrasi dan hakhak asasi manusia untuk mendominasi
politik dunia.
l. Peng-internasional-an kriminal yang menyulitkan kriminal
dibendung.
m. Peng-internasional-an penyakit.
2.2 Generasi Milenial
2.2.1 Pengertian
Generasi milenial adalah orang – orang yang lahir setelah
generasi X (1980 – 2000an), yang memiliki kisaran usia 17 – 37
tahun. Yang sebagian besar masih berada dalam masa sekolah.
Generasi milenial sendiri dikenal biasa menghabiskan waktunya
kurang lebih 6,5 jam untuk menggunakan smartphone mereka, baik
untuk melihat, membaca berita, mendengarkan musik, membuat dan
melihat konten dan lainnya.
2.2.2 Ciri Generasi Milenial
Tapscott (2008) menyatakan generasi milenial sering disebut
generasi Z dengan ciri suka dengan kebebasan, senang melakukan
personalisasi, mengandalkan kecepatan informasi yang instan,suka
belajar dan bekerja dengan lingkungan inovatif, aktif berkolaborasi
dan hyper technology.
Menurut M Faturohman, generasi millenial mempunyai
tujuh sifat dan perilaku sebagai berikut, millenial lebih percaya
informasi interaktif daripada informasi searah, millenial lebih
6

memilih ponsel dibanding TV, millenial wajib punya media social,


millenial kurang suka membaca secara konvensional, millenial lebih
tahu teknologi dibanding orangtua mereka, millenial cenderung
tidak loyal namun bekerja efektif, serta millenial mulai banyak
melakukan transaksi secara cashless.
2.3 Pendidikan Karakter
2.3.1 Pengertian
Pendidikan yang dilakukan sebagai upaya mendidik peserta
didik untuk membangun karakter pribadi mereka, yang bermanfaat
bagi dirinya dan orang lain. Pengertian dari karakter sendiri adalah
tabiat atau watak, akhlak yang dimiliki setiap pribadi manusia yang
bisa menjadi identitas diri dan menjadi pembeda dari manusia
lainnya.
Dalam pendidikan karakter Muslich Masnur (2011:75)
Lickona (1992) ―menekankan pentingnya tiga komponen karakter
yang baik (components of good character), yaitu moral knowing
atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang
moral, dan moral action atau perbuatan moral.
2.3.2 Nilai Utama Karakter Bangsa
Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan
membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai
prioritas Gerakan PPK (Kemdikbud) :
a. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap
Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku
melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut,
menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup
rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
b. Nasionalis
7

Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan


berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
c. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak
bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga,
pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita
cita.
d. Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan
menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu
menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan
persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orangorang
yang membutuhkan.
e. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari
perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada
nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral).
2.3.3 Ciri Pendidikan Karakter
Menurut FW Foerster terdapat 4 ciri dasar pendidikan karakter yaitu:

a. Pendidikan karakter nemenakankan setiap tindakan yang


berpedoman terhadap nilai normatif. Dimana diharapkan
generasi dapat menghormati norma-norma yang ada dan
dijadikannya berpedoman dalam bertingkahlaku dilingkungan
masyarakat
8

b. Adanya korehensi atau membangun rasa percaya diri dan


keberanian, dengan begitu seseorang akan menjadi pribadi yang
teguh pendirian dan tidak mudah terombang ambing serta tidak
takut terhadap resiko dalam situasi baru.
c. Adanya otonomi, yaitu seseorang menghayati dan mengamalkan
atuan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya.
Dengan begitu, seseorang mampu mengambil keputusan dengan
mandiri tanpa dipengaruhi atau desakan dari orang lain.
d. Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan adalah daya tahan dalam
mewujudkan apa yang dipandang baik dan kesetiaan merupakan
dasar penghormatan atas komisten yang dipilih.
2.4 Solusi Pendidikan di Era Globalisasi Pada Generasi Milenial
Pendidikan tidak hanya mencetak manusia yang unggul
dalam kecerdasan, namun juga mencetak manusia yang
berkepribadian unggul agar generasi penerus bangsa kelak dapat
menyeimbangkan antara kecerdasan dan karakter baik yang sesuai
dengan nilai – nilai luhur bangsa Indonesia. Seorang individu tidak
cukup hanya diberi bekal pembelajaran dalam hal intelektual belaka
tetapi juga harus diberi hal dalam segi moral dan spiritualnya,
seharusnya pendidikan karakter harus diberi seiring dengan
perkembangan intelektualnya yang dalam hal ini harus dimulai sejak
dini khususnya dilembaga pendidikan (Rukiyanto, 2009)
Megawangi (2007) menyebutkan bahwa Pendidikan
Karakter sebagai solusi dalam menjawab permasalahan negeri ini.
Pendidikan karakter tidak hanya mendorong pembentukan perilaku
positif anak, tetapi juga meningkatkan kualitas kognitifnya.
Pengembangan karakter atau character building membutuhkan
partisipasi dan sekaligus merupakan tanggung jawab dari orangtua,
masyarakat, dan pemerintah.
Pendidikan karakter dapat dilakukan secara formal dan
informal. Dan keduanya dapat saling melengkapi. Pada pendidikan
9

karakter secara formal dapat dilakukan pada sekolah dengan


memasukkan bahan pendidikan karakter ini dalam kurikulum
sekolah. Pendidikan karakter disini mencakup nilai – nilai
pendidikan budaya yang sumbernya dari nilai agama, nilai Pancasila,
nilai budaya dan tujuan pendidikan nasional.
Selain melalui pendidikan formal, pendidikan karakter juga
dapat dilakukan secara non – formal dengan bantuan keluarga dan
masyarakat sekitar. Disini peran keluarga terutama orang tua sangat
dibutuhkan. Orang tua harus selalu memberikan contoh dan teladan
yang baik bagi anak – anak mereka, dan mengawasi mereka selalu.
Seperti saat sedang mengakses internet, karena mudahnya mencari
informasi di era globalisasi ini, banyak yang menyalahgunakan
kemudahan ini untuk hal negatif, maka orang tua harus bisa
mengawasi anaknya untuk mengurangi resiko anak mengakses hal –
hal negatif tersebut.
Bagi tenaga pendidik, masalah pendidikan karakter di era
globalisasi pada generasi milenial ini lumayan berat. Tenaga
pendidik harus paham dan melek akan teknologi dan menjadi pribadi
yang kreatif dan inovatif. Generasi milenial yang cenderung
memiliki jiwa kebebasan yang tinggi juga tidak cocok dididik
menggunakan metode otoriter. Tenaga pendidik dapat mengganti
metode otoriter ini dengan melakukan metode pendekatan secara
persuasif. Tenaga pendidik dapat memanfaatkan teknologi yang ada
dengan melakukan pembelajaran menggunakan media sosial atau e
Learning. Sehingga siswa dapat teredukasi bahwa teknologi apabila
bijak daam penggunaannya bisa membawa banyak dampak positif.
10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Di era globalisasi ini dimana tidak ada batas – batas yang mengikat
manusia, baik itu batas geografi, budaya, ekonomi dan lainnya. Sehingga
banyak sekali informasi yang mudah didapatkan. Dengan adanya era
globalisasi ini banyak membawa dampak positif, teknologi banyak
berkembang dan banyak membawa kemudahan untuk kehidupan manusia.
Namun, ada banyak juga dampak negatif yang ditimbulkan, khususnya pada
generasi milenial. Banyak generasi milenial yang belum maksimal
menyaring informasi yang ditemukan sehingga membawa dampak buruk
bagi mereka, seperti mewajarkan narkoba, minum minuman alkohol dan
seks bebas.
Untuk mencegah terjadinya dampak negatif itu, maka diperlukan
adanya pendidikan karakter. Pendidikan karakter sendiri sangat diperlukan
untuk menjaga nilai nilai luhur dan budi pekerti bangsa Indonesia. Solusi
terbaik yang dapat dilakukan adalah, menerapkan pendidikan karakter ini
secara formal atau non formal. Pendidikan karakter secara formal dapat
didapatkan di sekolah, dan pendidikan karakter secara non – formal
didapatkan dari keluarga dan masyarakat. Tenaga pendidik harus bisa
memanfaatkan teknologi informasi dan menggunakan metode pembelajaran
yang menyenangkan.
3.2 Saran
Saran dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat
memahami pentingnya pendidikan karakter di era globalisasi pada generasi
milenial. Karena dampak era globalisasi ini membuat generasi milenial
merasa lebih bebas dan dikhawatirkan mengurangi nilai nilai luhur bangsa
Indonesia. Bersama sama kita bisa saling mengingatkan untuk selalu
selektif dalam menerima informasi yang ada, untuk mencegah dampak
buruk terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Lalo, Kalfaris. 2018. Menciptakan Generasi Milenial Berkarakter dengan


Pendidikan Karakter guna Menyongsong Era Globalisasi. Jurnal Ilmu Kepolisian,
12(2): 68-74

Wahono, Margi. 2018. Pendidikan Karakter: Suatu Kebutuhan Bagi Mahasiswa di


Era Milenial. Jurnal Integralistik, 29(2): 1-6

Barni, Mahyuddin. 2019. Tantangan Pendidikan di Era Milennial. Jurnal


Transformatif, 3(1): 104-112

Marsono, M. 2019. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Budaya di Era Milenial.


Prosiding Seminar Nasional Dharma Acarya, 1(1): 53-55

11
12

Anda mungkin juga menyukai