BAB I
PENDAHULUAN
digunakan tidak tercemar oleh bahan kimia serta memiliki aksebilitas yang baik
dan berkesinambungan. Pemberian pupuk organik ke dalam tanah dapat
mempengaruhi dan memperbaiki sifat-sifat tanah, baik fisika, kimia maupun
biologi tanah (Parnata, 2010).
Pemberian pupuk organik merupakan kunci keberhasilan dalam
meningkatkan produksi tanaman di daerah beriklim tropika basah karena
kemampuannya lebih baik dalam mempertahankan kelembaban tanah dan
memperbaiki struktur serta porositas tanah. Kondisi ini merupakan upaya
rehabilitasi lahan secara menyeluruh. Kondisi ini tidak hanya berpengaruh
terhadap tata udara dan air tetapi juga terhadap aktivitas jasad renik dan
proses penyediaan unsure hara bagi tanaman (Suwarjo, 2003).
Agar tanaman dapat menyerap unsur hara dengan cepat maka dibutuhkan
pupuk organik yang berbentuk cair. Seperti halnya pupuk organik padat, pupuk
kandang cair bisa berasal dari kotoran hewan. Pupuk kandang cair dapat berasal
dari urine ternak/hewan seperti kuda, kerbau, domba, dan sapi. Pupuk organik cair
mengandung nitrogen, fosfor, kalium, dan kalsium.Pupuk organik dapat diperoleh
dari kotoran ternak sapi berupa limbah sebagai hasil samping dari pencemaran
makanannya. Limbah tersebut ada yang berbentuk padat dan cair. Umumnya,
petani hanya memanfaatkan kotoran padat dari ternak sapi untuk dijadikan pupuk
kandang dan memberikan limbah cairnya terbuang percuma padahal kandungan
hara dalam urin sapi lebih besar dibandingkan kotoran padatnya.
Urin sapi adalah salah satu alternatif pupuk organik akan tetapi belum
semua petani mengetahui manfaatnya. Urin sapi mengandung senyawa
menyerupai hormon tumbuh yang dapat digunakan sebagai pengatur tumbuh. Urin
sapi juga memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman.
Karena baunya yang khas sehingga dapat mencegah datangnya berbagai jenis
hama tanaman dari serangan organisme pengganggu tanaman(Affandi, 2008).
Unsur hara yang terdapat dalam urin sapi dapat membantu penyediaan
hara bagi pertumbuhan tanaman pare. Namun demikian, informasi tentang
manfaat urin sapi bagi pertumbuhan dan produksi tanaman pare masih sangat
kurang sehingga penelitian tentang hal ini perlu dilakukan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Keadaan Tanah
Tanaman pare dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal di daerah
yang berdataran 100 – 700 dpl, yang memiliki struktur/ Susunan tanah yang
lempung, berpasir,tanah berat yang subur, gembur, dan serta memiliki UH yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman kadar keasaman (PH). Untuk pare
yang optimal yaitu 6-7 ph. Jika ph tanah tidak optimal maka perlu dilakukan
pengapuran untuk menetralkannya,dengan menggunakan jenis kapur pertanian,
8
misalnya dolomid dan zeoragik. Untuk ph tanah diatas optimal maka harus diberi
belerang (Nadra Yashifa, 2013)
2. Keadaan Iklim
Faktor iklim yang mempengaruhi produksi dan pertumbuhan adalah suhu,
sinar matahari, kelembaban dan udara. Dimana persyaratan iklim yang
dikehendaki pada tanaman pare, antara lain kondisi daerah yang mempunyai suhu
antara 18 -24̊ C, tempatnya terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup,
kelembaban udara antara 50% - 60% mm dan curah hujan relatif rendah (60mm
-20mm/bulan). Karena pada daerah yang banyak mendapat hujan dapat
menggagalkan pembungaan dan pertumbuhan sehingga hasil rendah (Nadra
Yashifa).
1. Benih/ Bibit
Dalam penanaman pare ada dua jenis benih yang dapat dipakai yaitu: Jenis
pertama adalah benih atau biji yang langsung ditanam dilapangan. Jenis kedua
adalah benih yang telah melalui proses persemaian. Pemakaian kedua jenis ini
tergantung pada musim dimana penanaman akan dilakukan. Kalau penanaman
dilakukan pada musim hujan lebih baik penanaman dilakukan dengan
menggunakan benih/biji langsung, karena daya tumbuh benih dilapang pada
kondisi tersebut dapat baik.
Sedangkan apabila penanaman dilakukan pada musim kemarau sebaiknya
penanaman dilakukan dengan menggunakan benih yang telah disemai terlebih
dahulu, karena akan terjamin daya tumbuh benih yang akan ditanam dilapangan.
Benih sebaiknya ditanam berasal dari tanaman yang sehat, kuat dan mempunyai
tingkat produktifitas yang tinggi (Nadra Yashifa, 2013)
9
2. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dilakukan dengan cara membajak yaitu dapat
menggunakan dengan bajak tradisional atau hand tractor dengan kedalam bajak ±
30 cm. Setelah selesai dibajak berulang kali, kemudian dibuat bedengan dengan
ukuran bedeng 1 m, jarak antara bedeng 2 m, dengan jarak tanam 60-80 cm.
3. Penanaman
Penanaman dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama benih/ biji
langsung ditanam dan cara kedua benih disemaikan terlebih dahulu ditempat
terpisah sampai benih tersebut tumbuh beberapa helai daun, baru dipindah
dilapangan.
4. Pemeliharaan
Tanaman pare yang berumur 2-3 minggu perlu diberi rambatan. Setiap
tanaman diberi bambu. Keempat ujung bambu disambung dengan bambu lain.
Tinggi para-para bambu sekitar 2 m. Tinggi dan model para-para bias
dimodifikasi sendiri untuk luasan pertanaman yang berbeda.
Pemangkasan tanaman pare dilakukan dua kali. Pertama dilakukan saat
tanaman berumur 3 minggu. Cabang-cabang dipotong dan diarahkan agar
tunasnya tumbuh menyebar.
Pemangkasan berikutnya dilakukan saat tanaman beumur 6 minggu. Pada
saat itu cabang yang tua dan tidak tumbuh lagi dipotong. Selain itu, daun yang tua
dibuang, begitu juga cabang yang rusak, patah, dan terkena serangan penyakit.
Pembungkusan pare muda dilakukan agar kualitas buah tetap terjaga.
Pemupukan tanaman pare dilakukan agar tanaman ini mampu berproduksi
dengan baik. Jenis pupuk yang digunakan tak hanya pupuk organic, melainkan
juga anorganik.
Penyiangan gulma dilakukan dengan mencabut atau mengoret rumput-
rumput liar yang tumbuh di areal penanaman. Karena jarak tanam yang digunakan
untuk budidaya pare tergolong lebar, gulma tentunya akan lebih banyak tumbuh.
5. Panen
Tanaman pare yang telah berumur 1,5 bulan biasanya telah berbunga dan
diharapkan 1 bulan kemudian buah pertama bias dipetik. Untuk panen kedua,
10
ketiga dan seterusnya dengan interval 6-7 hari. Kalau keadaan tanaman subur
maka pare bisa dipanen selama 4 bulan.
Cara pemanenan harus diperhatikan dengan baik karena hal ini juga sangat
menentukan kualitas tanaman pare yang akan dipasarkan. Pemetikan sebaiknya
dilakukan dengan menggunakan alat potong yang tajam. Hindari dengan cara
menarik atau memilin tangkai pare, karena cara pemanenan seperti itu, dapat
menyebabkan memar pada tangkai yang pada akhirnya akan menarik cendawan
dan penyakit lain kedalam bagian tangkai yang memar tadi.
datangnya berbagai hama tanaman sehingga urin sapi juga dapat berfungsi sebagai
pengendalian hama tanaman dari serangan (Naswir,2003).
Dalam penelitian ini peneliti ingin memanfaatkan urin sapi menjadi pupuk
cair organik. Urin ini yang sering di abaikan, di buang begitu saja bahkan slama
ini dianggap sebagai kotoran ternyata bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik
cair apabila di olah, karena mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman diantaranya Nitrogen 1%, Phospor 0,5%, Kalium 1,5%, Carbon 1,1 %,
Air 92%, dan fito hormon Auksin yaitu zat perangsang tubuh yang bisa digunakan
sebagai zat pengatur tumbuh. Setelah pupuk cair urin diolah unsur- unsur hara
tersebut meningkat. Nitrogen menjadi 2,7%, Phospor menjadi 2,4%, Kalium
menjadi 3,8% dan karbon menjadi 3,8%. Warna yang semula kuning berubah
menjadi kehitam- hitaman, dan bau yang semula menyengat jauh berkurang.
Keunggulan lain dari pupuk cair urin ini adalah dapat mengusir hama
tikus, wereng, walang sangit dan hama penggerek. Sehingga tanaman terhindar
dari serangan hama-hama tersebut. Namun tidak menganjurkan anda
menggunakan urin secara langsung, ” dengan alasan ingin praktis, setelah ternak
kencing anda tampung lalu langsung disemprotkan pada tanaman” karena kadar
gas amonia yang terdapat dalam urin dapat membahayakan tanaman, jadi urin ini
minimal didiamkan dulu selama 2 minggu tanpa diolah atau lebih bagusnya diolah
terlebih dahulu, caranya pengolahan yang sederhana (Susetya, 2013).
Tanaman Pare
Meningkatnya Tanaman Berkasiat
Permintaan Pasar Obat
Pertumbuhan dan Perkembangan
tanaman pare
2.9 Hipotesis
Dalam penelitian ini terdapat beberapa hipotesis yaitu:
1. Diduga adanya efektivitas pupuk organik cair (POC) urin sapi terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman pare.
2. Adanya konsentrasi pupuk organik cair (POC) urin sapi yang paling
efisienterhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pare.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
4. Pembenihan
Persemaian bibit tanaman merupakan proses awal budidaya tanaman pare.
Proses ini diperlukan untuk mempermudah perawatan dan sulam tanaman. Untuk
media tanah memerlukan tanah yang gembur dan memiliki humus yang tinggi
yaitu dengan menggunakan tanah top soil, kemudian diayak agar butiran yang
halus didapatkan dan yang kasar dipisahkan. Kemudian menyiapkan polybag
dengan diameter 4 cm dan panjang 10 cm. Lubangi polybag/plastik yang telah
terisi dengan tanah menggunakan batang lidi dengan jarak 10 cm, kemudian
menyiapkan tanah yang dicampur dengan sedikit pupuk kandang dan
memasukkan tanah kedalam polybag, kemudian siram dengan merata agar tanah
basah secara merata. Rendam bibit yang telah dipilih dengan menggunakan air
hangat selama 5 menit kemudian bungkus dengan kain lembab agar mempercepat
proses perkecambahan. Setelah bibit berkecambah dipindahkan ke plastik/polybag
dengan membuat lubang dengan jari telunjuk sedalam 1 cm. dan mengisi setiap
16
5. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dilakukan dengan cara pertama yaitu membersihkan lahan
dengan menggunakan cangkul dan parang setelah lahan bersih kemudian
dilanjutkan dengan membajak atau menggemburkan lahan dengan menggunakan
cangkul dengan kedalamam 25 cm dengan mencampurkan pupuk kandang
kelahan sebagai pupuk dasar. Setelah selesai digemburkan, kemudian dibuat
bedengan dengan ukuran 60 x 30 cm, jarak antar bedeng 20 cm, dengan susunan
bedengan sesuai dengan Metode Rancangan Acak Kelompok (RAK).
6. Penanaman
Setelah semaian atau bibit berumur 7 – 10 hari dan bibit sudah memenuhi
syarat maka pindahkan bibit pare ke lahan penanaman yang telah disiapkan
sebelumnya. Sebelum menanam terlebih dahulu dilakukan pengukuran jarak
tanam dengn menggunakan meteran dan kayu, setelah selesai pengukuran
dilakukan penggalian lubang tanam dan selanjutnya adalah penanaman. Setelah
ditanam kemudian siram dengan air dan penyiraman selanjutnya dilakukan setiap
pagi atau sore atau sesuai dengan kebutuhan.
8. Pemeliharaan
Penyiangan dilakukan rutin seeminggu sekali bersamaan dengan
pembubunan. Untuk mengendalikan gulma dengan cara mencabut atau
membersihkan gulma yang ada pada sekitaran tanaman pare. Tanaman pare tidak
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1.Tinggi Tanaman (cm)
Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa pemberian konsentrasi pupuk
organic air (POC) urin sapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pare.
Hasil rata-rata tinggi tanaman pare dapat dilihat pada gambar diagram berikut:
160.00
Tinggi Tanaman
140.00
120.00
100.00
80.00 148.92
132.17 136.44
60.00 117.73
40.00
20.00
0.00
P0 P1 P2 P3
tanaman pare. Hasil rata-rata jumlah daun pare dapat dilihat pada gambar
diagram berikut:
30.00
Jumlah Daun
25.00
20.00
15.00 28.45
24.67 25.88
22.36
10.00
5.00
0.00
P0 P1 P2 P3
Jumlah Buah
2.50
2.00
1.50
2.04
1.00 1.75 1.75
1.25
0.50
0.00
P0 P1 P2 P3
4.80
4.70
4.60 4.89
4.76
4.50 4.73
4.54
4.40
4.30
P0 P1 P2 P3
Panjang Buah
30.00
25.00
20.00
15.00
25.92 27.77
22.97 23.91
10.00
5.00
0.00
P0 P1 P2 P3
Gambar 5. Diagram rata-rata panjang buah (cm) tanaman pare pada penelitian
efektivitas pupuk organik cair (POC) urin sapi terhadap pertumbuhan
dan produksi tanaman pare (Momordica Charantia L.)
Berdasarkan tabel diagram dapat dilihat perlakuan P0 (kontrol) menunjukan hasil
rata-rata panjang buah 22,97 cm. Pada perlakuan P1 (konsentrasi 50 cc / liter air)
menunjukan hasil rata-rata panjang buah 25,92 cm, perlakuan P2 (konsentrasi 75
cc / liter air) menunjukan hasil rata-rata panjang buah 27,77 cm, dan perlakuan P3
(konsentrasi 100 cc / liter air) menunjukan hasil rata-rata panjang buah 23,91 cm.
Diagram menunjukan perlakuan yang mempunyai panjang buah tertinggi yaitu
perlakuan P2 (konsentrasi 75 cc / liter air) dengan hasil rata-rata 27,77 cm,
sedangkan panjang buah terendah berada pada perlakuan P0 (kontrol) dengan
hasil rata-rata panjang buah 22,97 cm.
6. Berat Basah Buah (gr)
Hasil analisis sidik ragam berat basah buah pare pada penelitian pemberian
konsentrasi pupuk organik cair (POC) urin sapi menunjukan pengaruh tidak nyata.
Hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada diagram berikut:
23
200.00
150.00
218.85
100.00 192.96 195.83
159.17
50.00
0.00
P0 P1 P2 P3
Gambar 6. Diagram rata-rata berat basah buah (gr) tanaman pare pada penelitian
efektivitas pupuk organik cair (POC) urin sapi terhadap pertumbuhan
dan produksi tanaman pare (Momordica Charantia L.)
Berdasarkan tabel diagram dapat dilihat perlakuan P0 (kontrol) menunjukan hasil
rata-rata berat basah buah 159,17 gr. Pada perlakuan P1 (konsentrasi 50 cc / liter
air) menunjukan hasil rata-rata berat basah buah 192,96 gr, perlakuan P2
(konsentrasi 75 cc / liter air) menunjukan hasil rata-rata berat basah buah 218,85
gr, dan perlakuan P3 (konsentrasi 100 cc / liter air) menunjukan hasil rata-rata
berat basah buah 195,83 gr. Diagram menunjukan perlakuan yang mempunyai
berat basah buah tertinggi yaitu perlakuan P2 (konsentrasi 75 cc / liter air) dengan
hasil rata-rata 218,85 gr, sedangkan berat basah buah terendah berada pada
perlakuan P0 (control) dengan hasil rata-rata 159,17 gr.
4.2 Pembahasan
24
DAFTAR PUSTAKA.
Anashan P. 2014. Pengaruh Macam Bahan Dekomposer Alami Pada Urin Sapi
Dan Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Pare. Skripsi.
Dinas Pertanian Jawa Timur. 2007. Budidaya Pare (Momordica charantica L.).
http://www.dipertajatim.go.id/2007/index. Diakses 12 Maret 2009.
Santoso. 1996. Usaha Tani Tanaman Pare. Tersedia pada http://pustaka.litbang.de
ptan.go.id/agritek/dkij0118.pdf( diakses pada tanggal 3 Maret 2012).
Susetya, D., (2013), Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik Untuk tanaman,
Pustaka Baru Press, Yogyakarta.
25
LAMPIRAN
B T
P1U1 P3U2 P0U3 P2U4
S
P0U1 P2U2 P1U3 P3U4
Tabel 2b. Analisis sidik ragam tinggi tanaman pare (cm) 2 MST pada penelitian
Efektivitas Pupuk Organik Cair (Poc) Urinsapi Terhadap Pertumbuhan
Dan Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.)
SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
27
5% 1%
tn
Perlakuan 3 553.13 184.38 2.57 3.86 6.99
Ulangan 3 238.10 79.37 1.11tn 3.86 6.99
Galat 9 646.20 71.80
Total 15 1437.43
KK = 1.00 %
Tabel 3a. Rata-rata tinggi tanaman pare (cm) Minggu-2 pada penelitian
Efektivitas Pupuk Organik Cair (POC) Urin sapi Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.)
Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 106.33 70.67 97.67 147.67 422.34 105.59
P1 131.67 119.00 97.00 123.33 471.00 117.75
P2 102.00 128.33 118.67 77.00 426.00 106.5
P3 93.00 59.33 90.67 73.33 316.33 79.08
Total 433 377.33 404.01 421.33 1635.67 408.92
Tabel 3b. Analisis sidik ragam tinggi tanaman pare (cm) Minggu-2 pada
penelitian Efektivitas Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.)
F.Tabel
SK DB JK KT F.Hitung
5% 1%
tn
Perlakuan 3 3224.66 1074.89 1.75 3.86 6.99
Ulangan 3 438.97 146.32 0.24tn 3.86 6.99
Galat 9 5537.84 615.32
Total 15 9201.48
KK = 1.52 %
Tabel 4a. Rata-rata tinggi tanaman pare (cm) Minggu-3 pada penelitian
Efektivitas Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.)
Tabel 4b. Analisis sidik ragam tinggi tanaman pare (cm) Minggu-3 pada
penelitian Efektivitas Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.)
F.Tabel
SK DB JK KT F.Hitung
5% 1%
Perlakuan 3 3485.25 1161.75 1.48tn 3.86 6.99
Ulangan 3 1201.64 400.55 0.51tn 3.86 6.99
Galat 9 7068.19 785.35
11755.0
Total 15 8
KK = 1.09 %
Tabel 5b. Analisis sidik ragam tinggi tanaman pare (cm) Minggu-4 pada
penelitian Efektivitas Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.)
F.Tabel
SK DB JK KT F.Hitung
5% 1%
tn
Perlakuan 3 2285.52 761.84 0.43 3.86 6.99
Ulangan 3 1782.69 594.23 0.34tn 3.86 6.99
Galat 9 15838.84 1759.87
Total 15 19907.05
KK = 1.18 %
29
Tabel 6a. Rata-rata jumlah daun tanaman pare (helai) 2 MST pada penelitian
Efektivitas Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.)
Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 12.33 10.33 13.00 12.00 47.66 11.92
P1 11.66 12.66 11.66 12.00 47.98 12.00
P2 13.33 11.66 11.33 7.66 43.98 11.00
P3 10.66 8.00 11.33 8.33 38.32 9.58
Total 47.98 42.65 47.32 39.99 177.94 44.49
Tabel 6b. Analisis sidik ragam jumlah daun tanaman pare (helai) 2 MST pada
penelitian Efektivitas Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.)
F.Tabel
SK DB JK KT F.Hitung
5% 1%
Perlakuan 3 15.14 5.05 2.39tn 3.86 6.99
Ulangan 3 10.96 3.65 1.73tn 3.86 6.99
Galat 9 19.00 2.11
Total 15 45.09
KK = 0.81 %
Tabel 7a. Rata-rata jumlah daun tanaman pare (helai) Minggu-2 pada penelitian
Efektivitas Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.)
Tabel 7b. Analisis sidik ragam jumlah daun tanaman pare (helai) Minggu-2 pada
penelitian Efektivitas Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.)
F.Tabel
SK DB JK KT F.Hitung
5% 1%
tn
Perlakuan 3 179.30 59.77 1.48 3.86 6.99
Ulangan 3 27.08 9.03 0.22tn 3.86 6.99
Galat 9 362.24 40.25
Total 15 568.62
KK = 1.72 %
Tabel 8a. Rata-rata jumlah daun tanaman pare (helai) Minggu-3 pada penelitian
Efektivitas Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.).
Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 27.00 23.00 30.67 38.67 119.33 29.83
P1 40.33 39.00 33.50 34.33 147.17 36.79
P2 30.00 36.00 35.67 25.67 127.33 31.83
P3 30.67 21.67 28.33 21.33 102.00 25.50
Total 128.00 119.67 128.17 120.00 495.83 123.96
Tabel 8b. Analisis sidik ragam jumlah daun tanaman pare (helai) Minggu-3 pada
penelitian Efektivitas Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.).
F.Tabel
SK DB JK KT F.Hitung
5% 1%
tn
Perlakuan 3 263.39 87.80 2.72 3.86 6.99
Ulangan 3 17.03 5.68 0.18tn 3.86 6.99
Galat 9 290.93 32.33
Total 15 571.36
KK = 1.15 %
Tabel 9a. Rata-rata jumlah daun tanaman pare (helai) Minggu-4 pada penelitian
Efektivitas Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.).
Tabel 9b. Analisis sidik ragam jumlah daun tanaman pare (helai) Minggu-4 pada
penelitian Efektivitas Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.).
F.Tabel
SK DB JK KT F.Hitung
5% 1%
tn
Perlakuan 3 151.25 50.42 2.27 3.86 6.99
Ulangan 3 25.58 8.53 0.38tn 3.86 6.99
Galat 9 199.58 22.18
Total 15 376.42
KK = 0.81 %
Tabel 10a. Rata-rata jumlah buah tanaman pare (buah) pada penelitian Efektivitas
Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Pare (Momordica Charantia L.).
Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 1.00 1.00 2.00 3.00 7.00 1.75
P1 1.33 2.67 1.50 1.50 7.00 1.75
P2 1.33 1.33 2.00 3.50 8.17 2.04
P3 1.33 1.33 1.33 1.00 5.00 1.25
Total 5.00 6.33 6.83 9.00 27.17 6.79
Tabel 10b. Analisis sidik ragam jumlah buah tanaman pare (buah) pada penelitian
Efektivitas Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.).
32
F.Tabel
SK DB JK KT F.Hitung
5% 1%
Perlakuan 3 1.30 0.43 0.77tn 3.86 6.99
Ulangan 3 2.07 0.69 1.24tn 3.86 6.99
Galat 9 5.03 0.56
Total 15 8.40
KK = 2.75 %
Tabel 11a. Rata-rata diameter buah tanaman pare (buah) pada penelitian
Efektivitas Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.).
Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 4.20 5.23 3.61 5.11 18.15 4.54
P1 4.88 4.89 5.11 4.68 19.56 4.89
P2 4.19 5.14 5.14 4.59 19.06 4.76
P3 5.37 3.95 4.49 5.10 18.91 4.73
Total 18.64 19.22 18.34 19.47 75.67 18.92
Tabel 11b. Analisis sidik ragam diameter buah tanaman pare (buah) pada
penelitian Efektivitas Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.).
F.HITUN F.TABEL
SK DB JK KT
G 5% 1%
Perlakua
n 3 0.26 0.09 0.22tn 3.86 6.99
Ulangan 3 0.20 0.07 0.17tn 3.86 6.99
Galat 9 3.53 0.39
Total 15 3.99
KK = 0.83 %
Tabel 12a. Rata-rata panjang buah tanaman pare (buah) pada penelitian Efektivitas
Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Pare (Momordica Charantia L.).
Perlakua Ulangan
Total Rata-rata
n 1 2 3 4
P0 14.60 26.60 24.20 26.47 91.87 22.97
P1 27.08 25.69 23.75 27.18 103.70 25.92
33
Tabel 12b. Analisis sidik ragam panjang buah tanaman pare (buah) pada
penelitian Efektivitas Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.).
F.HITUN F.TABEL
SK DB JK KT
G 5% 1%
Perlakua
n 3 54.97 18.32 0.02tn 3.86 6.99
Ulangan 3 70.25 23.42 0.02tn 3.86 6.99
Galat 9 10246.53 1138.50
Total 15 10371.75
KK = 8.39 %
Tabel 13a. Rata-rata berat basah buah tanaman pare (buah) pada penelitian
Efektivitas Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.).
Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 80.50 164.00 141.50 250.67 636.67 159.17
P1 227.17 196.43 177.00 171.25 771.85 192.96
P2 136.17 248.67 242.17 248.40 875.40 218.85
P3 225.33 208.00 142.00 208.00 783.33 195.83
Total 669.17 817.10 702.67 878.32 3067.25 766.81
Tabel 13b. Analisis sidik ragam berat basah buah tanaman pare (buah) pada
penelitian Efektivitas Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.).
F.HITUN F.TABEL
SK DB JK KT
G 5% 1%
Perlakua
n 3 7256.87 2418.96 0.95tn 3.86 6.99
Ulangan 3 7152.85 2384.28 0.94tn 3.86 6.99
Galat 9 22858.29 2539.81
Total 15 37268.02
KK = 1.64 %
34