Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

ANALISIS KADAR VITAMIN C

COVER
Nama Kelompok : Reza Ardian/ Devi Jessica N Z/ Zidni Nurul N

NIM : D500200120/D500200122/D500200123

Kelompok/Kelas : 6C/B

Hari/Tgl Percobaa : Jum’at, 05 November 2021

Asisten : An Nisa Luthfi Nur Azizah

Dosen : Rois Fatoni, S.T.,M.Sc.,Ph.D

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021

i
DAFTAR ISI

ii
I. TUJUAN PRAKTIKUM..................................................................................1

II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................1

A. Pengertian Vitamin C................................................................................1

B. Titrasi Iodimetri.........................................................................................2

C. Manfaat Vitamin C....................................................................................3

III. ALAT DAN BAHAN.......................................................................................6

A. Alat............................................................................................................6

B. Bahan.........................................................................................................7

C. Gambar Alat..............................................................................................8

IV. CARA KERJA..................................................................................................9

V. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN.............................................11

A. Hasil Percobaan.......................................................................................11

B. Pembahasan.............................................................................................13

VI. KESIMPULAN...............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

LEMBAR PENGESAHAN

VII. LAMPIRAN....................................................................................................19

A. Data Hasil Perhitungan............................................................................19

B. Perhitungan..............................................................................................21

C. Analisis Galat..........................................................................................26

ii
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Menentukan kadar vitamin C pada sampel buah jeruk manis
(Citrus sinensis L) dengan cara titrasi Iodimetri.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Vitamin C
Vitamin C (nama kimia: asam askorbat) merupakan senyawa
lakton dengan enam atom karbon yang disintesis dari glukosa oleh
banyak hewan. Vitamin C disintesis di hati pada beberapa mamalia dan
di ginjal pada burung dan reptile. Menurut (Finar, 1957), asam
askorbat sangat erat kaitannya dengan monosakarida,dan dengan
tepatnya juga merupakan bagian dari ini (Febriani, 2018).

Struktur vitamin C dicetuskan oleh Haworth, Hirts, dan rekan-


rekannya pada tahun 1932-1933. Rumus molekulnya ditunjukkan
menjadi C6H8O6, dan karena senyawa yang terbentuk garam
monosodium dan monopotassium, maka disimpulkan bahwa gugus
karboksil yang hadir (sekarang namanya asam heksuronat). Struktur
kimia vitamin C dapat ditunjukkan pada gambar dibawah ini sebagai
berikut (Febriani, 2018).

Gambar 1. Struktur Kimia Vitamin C

1
2

Vitamin C banyak terkandung dalam bahan makanan seperti:


paprika, tomat, jeruk, jambu biji, manga, sirsak, brokoli, dan kentang.
Menurut (Tjay dkk, 2002), vitamin C asam askorbat, terdapat banyak
di semua sayur-mayur, khususnya kol, paprika, peterseli, dan asperges,
serta buah-buahan terutama dari jenis sitrus (jeruk nipis dan jeruk lain),
arbei, dan buah kembang ros. Juga agak banyak di dalam umbi-umbian
terutama di kentang bila direbus dengan kulitnya, dan hanya sedikit
dalam susu sapi dan daging, kecuali hati (Febriani, 2018)

B. Titrasi Iodimetri
Titrasi Iodium juga adalah salah satu metode analisis yang dapat
digunakan dalam menghitung kadar Vitamin C. Dimana, suatu larutan
vitamin C (asam askorbat) sebagai reduktor dioksidasi oleh Iodium,
sesudah vitamin C dalam sampel habis teroksidasi, kelebihan Iodium
akan segera terdeteksi oleh kelebihan amilum yang dalam suasana basa
berwarna biru muda (Techinamuti dan Rimadani, 2018).

Titrasi Iodimetri adalah titrasi berbasis reaksi redoks dengan


larutan standar Iodium (I2) yang merupakan oksidator atau dalam titrasi
mengalami reduksi biloks. Titrasinya dilakukan secara langsung untuk
larutan analit yang memiliki potensial oksidasi lebih rendah daripada I 2
(dapat mengoksidasi I2) (Norma, 2020).

Reaksi yang terjadi :

I2 + 2e-→2I-……………………….(1)

Pada titrasi Iodimetri indikator yang biasa digunakan adalah


amilum (tepung-tepungan atau yang lainnya) yang memberikan
perubahan warna dari tidak berwarna (keadaan teroksidasi) menjadi
biru (keadaan terekduksi) disaat titik akhir titrasi (Norma, 2020).

Metode iodimetrik menggunakan dua jenis indikator, yaitu kanji


dan Iodin yang dapat bertindak sebagai indikator bagi dirinya sendiri.
Iodin juga memberikan warna ungu atau violet yang intensitas untuk
3

zat-zat pelarut seperti karbon tetra korida dan kloroform. Namun


demikian larutan dari kanji lebih umum dipergunakan, karena warna
biru gelap dari kompleks iodin-kanji bertindak sebagai suatu tes yang
amat sensitive untuk iodine. Dalam beberapa proses tak langsung
banyak agen pengoksida yang kuat dapat dianalisis dengan
menambahkan kalium iodide berlebih dan mentitrasi iodin yang
dibebaskan. Karena banyak agen pengoksida (ion atau molekul yang
menerima elektron) yang sering membutuhkan larutan asam untuk
bereaksi dengan iodin, natrium tiosulfat yang biasanya sering
digunakan sebagai titrannya (Techinamuti dan Rimadani, 2018).

C. Manfaat Vitamin C
Vitamin C adalah nutrisi penting untuk menjaga fungsi sistem
saraf. Fungsi vitamin C pada saraf pusat sistem (CNS) termasuk dalam
berikut ini (Chang dkk,2021):

1. Mengatur status redoks seluler sebagai antioksidan kuat


2. Mempromosikan diferensial saraf dan pematangan
3. Terlibat dalam biosintesis katekolamin dan modulasi
neurotransmisi
4. Terlibat dalam sintesis kolagen dan elastin, yang menyusun
struktur SSP

Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang kuat yang dapat


melindungi sel dari agen-agen penyebab kanker dan secara khusus
mampu meningkatkan daya serap tubuh atas kalsium (mineral untuk
pertumbuhan gigi dan tulang) serta zat besi dari bahan makanan lain.
Kandungan vitamin C ditentukan berdasarkan titrasi iodin. Vitamin C
adalah vitamin yang tergolong larut dalam air dan mudah mengalami
oksidasi. Vitamin C dapat terbentuk sebagai asam L- askorbat dan
asam L-dehidroaskorbat, keduanya mempunyai keaktifan sebagai
vitamin C. Asam askorbat sangat mudah teroksidasi secara reversible
menjadi asam L-dehidroaskorbat (Cahyani dan Suhastyo, 2020).
4

Vitamin adalah komponen mikro yang terdapat dalam pangan, baik


tersedia secara alami atau ditambahkan secara sengaja untuk
memberikan sifat fungsional tertentu (misalnya asam askorbat/vitamin
C dan tokoferol, dapat sebagai sumber vitamin dan sebagai
antioksidan). Vitamin adalah senyawa organik berantai pendek yang
diperlukan oleh tubuh manusia untuk mempertahankan Kesehatan dan
kebugaran. Vitamin berfungsi sebagai antioksidan, pencegah
timbulnya berbagai penyakit, pembentukan sel darah atau koenzim
dalam memfasilitasi reaksi enzimatis. Vitamin dikelompokkan
berdasarkan kelarutannya, yaitu vitamin larut air (vitamin B dan C)
dan vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, dan K) (Kusnandar, 2019).

Vitamin C dalam tubuh berkaitan erat dengan pembentukan


kolagen. Vitamin C juga berperan dalam meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap infeksi, pencegahan kanker, serta sebagai antioksidan
yang sangat penting. Vitamin dapat bereaksi dengan berbagai mineral
dalam tubuh. Vitamin C berperan penting dalam metabolisme
tembaga. Selain itu, konsumsi vitamin C dalam jumlah cukup dapat
membantu meningkatkan penyerapan zat besi. Vitamin C dapat
berinteraksi dengan berbagai vitamin lain, seperti vitamin E yang
berfungsi sebagai antioksidan (Febriani, 2018).

Vitamin C dari alam bisa ditemukan pada buah-buahan ataupun


sayuran. Contoh buah-buahan local yang diketahui kaya akan vitamin
C adalah buah lemon local, jeruk nipis, jambu biji, apel Malang dan
nanas. Di beberapa negara, dosis yang biasa dianjurkan berkisar 60-90
mg vitamin C per hari. Tapi rata-rata setiap orang membutuhkan 1000
miligram atau lebih setiap harinya. Orang yang tidak suka makan
buah-buahan, mengakibatkan kekurangan vitamin C. Akibat dari
kekurangan vitamin, antara lain bibir pecah-pecah bahkan badan
menjadi lemas. Banyak yang mengambil tablet vitamin C yang dijual
di pasaran karena dapat menggantikan vitamin yang ada di bahan
5

alam. Kelebihan vitamin C bisa memberikan dampak atau efek negatif


yaitu bisa menimbulkan efek yang buruk terhadap tubuh . Misalnya
badan menjadi pucat dan kurus (Techinamuti dan Rimadani, 2018).

Vitamin C yang juga dikenal sebagai asam askorbat adalah


makanan penting komponen. Karena mutase pada gen yang mengkode
L-gluconolactone oksidase, enzim terakhir dalam jalur biosintesis
askorbat, manusia tidak dapat mensintesis vitamin C dan bergantung
pada makanan asupan dari buah-buahan dan sayuran segar. Vitamin C
telah terbukti memainkan peran penting dalam proses biologis,
seperti: sebagai pemulung radikal bebas, metabolisme kolestrol
menjadi empedu asam, perlindungan membrane lipid, dan sintesis
kolagen, L-karnitin, dan beberapa neurotransmitter (Chen dkk, 2021).

Asam askorbat juga bertindak sebagai antioksidan, bereaksi dengan


spesi pengoksidasi seperti radikal OH, yang dapat merusak DNA
organisme. Kebanyakan mamalia dapat membuat vitamin C-nya
sendiri, tetapi manusia dan primate lain, demikian juga kelelawar dan
marmot, harus memperolehnya dari makanan mereka. Hampir semua
buah dan sayuran yang masih segar menyediakan vitamin C dalam
jumlah yang banyak, asalkan makanan tersebut tidak dimasak terlalu
matang, kalor mudah sekali menghancurkan zat padatan yang
berwarna putih, tak berbau, dan larutan dalam air ini (Chang, 2005).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Berikut ini merupakan alat yang digunakan pada analisis kadar
vitamin C.
Tabel 1. Alat yang digunakan pada analisis kadar vitamin C

No. Nama Alat Ukuran (ml) Jumlah


1. Buret - 1
2. Corong kaca - 1
3. Erlenmeyer 100 2
4. Gelas beker 100 2
5. Gelas ukur 50 1
6. Hot plate - 1
7. Kaca arloji - 1
8. Karet hisap - 1
9. Labu ukur 100 ; 200 2
10. Pengaduk kaca - 1
11. Pestle dan mortar - 1
12. Pipet tetes - 1
13. Pipet ukur 10 1
14. Pipet volume 5 1
15. Statif - 1
16. Termometer - 1

6
7

B. Bahan
Berikut ini merupakan bahan yang digunakan pada analisis kadar
vitamin C
Tabel 2. Bahan yang digunakan pada analisis kadar vitamin C

Massa Volume Densitas Kadar


No. Nama bahan
(g) (ml) (g/mol) (%)
1. Aquades - Secukupnya - -
2. KI 0,35N 5,8392 - - 99,5
3. KIO3 0,15N 1,2879 - - 99,7
4. Larutan kanji 0,5 - - -
5. Sampel jeruk - 80 - -
8

C. Gambar Alat

Keterangan :
1. Alas
2. Buret
3. Erlenmeyer
4. Klem
5. Kran
6. Statif

Gambar 2. Rangkaian Alat Titrasi


IV. CARA KERJA
1. Pembuatan larutan KI 0,35 N dalam 100 ml
KI ditimbang seberat 5,8392 gram menggunakan kaca arloji pada
neraca analitik, lalu dilarutkan dengan aquades secukupnya dalam gelas
beker 100 ml, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan
ditambahkan aquades hingga tanda batas, lalu kocok hingga homogen.
2. Pembuatan larutan KIO3 0,15 N dalam 200 ml
KIO3 ditimbang seberat 1,2879 gram menggunakan kaca arloji
pada neraca analitik, lalu dilarutkan dengan aquades secukupnya dalam
gelas beker 100 ml, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 200 ml
dan ditambahkan aquades hingga tanda batas.
3. Pembuatan larutan kanji
Kanji ditimbang seberat 0,5 gram menggunakan kaca arloji pada
neraca analitik, lalu dilarutkan dengan aquades secukupnya dalam gelas
beker 100 ml, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan
ditambahkan aquades hingga tanda batas.
4. Analisis kadar vitamin C pada sampel jeruk dengan suhu 30°C
Sampel jeruk yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam gelas
ukur 10 ml, kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer berukuran 100
ml , lalu ditambahkan 5 ml larutan KI dan 1 ml larutan kanji 65°C,
kemudian campuran sampel distandarisasi dengan larutan KIO3 yang
telah dimasukkan ke dalam buret hingga terjadi perubahan warna sampel
menjadi biru tua. Titrasi dilakukan sebanyak 2 kali dan dicatat hasilnya
5. Analisis kadar vitamin C pada sampel jeruk dengan variasi suhu 40°C,
50°C, dan 60°C.
Sampel jeruk yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam gelas
ukur 10 ml dan dipanaskan hingga mencapai suhu 40°C, kemudian
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer berukuran 100 ml , lalu ditambahkan
5 ml larutan KI dan 1 ml larutan kanji 65°C, kemudian campuran sampel
distandarisasi dengan larutan KIO3 yang telah dimasukkan ke dalam
buret hingga terjadi perubahan warna sampel menjadi biru tua. Titrasi

9
10

dilakukan sebanyak 2 kali dan dicatat hasilnya. Ulangi cara ini untuk
mengetahui kadar vitamin C sampel pada suhu 50°C dan 60°C dengan
pemanasan sampel menyesuaikan suhu yang diinginkan.
V. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Percobaan
Data hasil percobaan dalam praktikum vitamin C adalah sebagai
berikut:
1. Standarisasi KIO3 dengan jeruk (30℃) + KI + Kanji
Tabel 1. Data Standarisasi KIO3 dengan jeruk + KI + Kanji

Volume (ml)
Volume rata-rata
No. Larutan
(ml)
I II

Jeruk (30°C) + KI
1 16 16 16
+ Kanji

2 KIO3 1,8 1,75 1,775

2. Standarisasi KIO3 dengan jeruk (40℃) + KI + Kanji


Tabel 2. Data Standarisasi KIO3 dengan jeruk + KI + Kanji

Volume (ml)
Volume rata-rata
No. Larutan
(ml)
I II

Jeruk (40°C) + KI
1 16 16 16
+ Kanji

2 KIO3 0,85 0,8 0,825

3. Standarisasi KIO3 dengan jeruk (50℃) + KI + Kanji


Tabel 3. Data Standarisasi KIO3 dengan jeruk + KI + Kanji

Volume (ml)
Volume rata-rata
No. Larutan
(ml)
I II

Jeruk (50°C) + KI
1 16 16 16
+ Kanji

11
2 KIO3 0,7 0,65 0,675

12
13

4. Standarisasi KIO3 dengan jeruk (60℃) + KI + Kanji


Tabel 4. Data Standarisasi KIO3 dengan jeruk + KI + Kanji

Volume (ml) Volume rata-rata


No. Larutan
I II (ml)

Jeruk (60°C) + KI
1 16 16 16
+ Kanji

2 KIO3 0,5 0,4 0,45


14

B. Pembahasan
Dalam percobaan analisis vitamin C ini menggunakan jeruk manis
sebagai sample dengan menggunakan metode iodimetri. Metode iodimetri
merupakan suatu metode titrasi yang menggunakan bahan utama iodium
(I2) dan digunakan untuk analisis kuantitatif senyawa dengan
menggunakan indikator yaitu larutan kanji. Larutan yang digunakan dalam
metode ini cukup stabil dan akan menghasilkan iodium bila ditambahkan
asam menurut reaksi:
IO3- + 5 I- + 6H+ → 3I2 + 3H2O.....................................(2)
KI ditambahkan sebanyak 5 ml agar KIO 3 yang dilarutkan ke dalam
larutan titrasi mengalami reaksi redoks seperti di bawah ini:
KIO3(aq) + 6H+ + 5I- → 3I2(aq)+ 3H2O(l) + K+ .................(3)
Dari reaksi di atas dihasilkan I2 yang akan mengoksidasi asam
askorbat menjadi asam dehidroaskorbat sedangkan I2 akan tereduksi
menjadi I- . Berikut ini merupakan reaksi oksidasi asam askorbat. Berikut
gambar reaksinya:

Gambar 3. Reaksi Oksidasi Asam Askorbat


Setelah dititrasi dengan KIO3 terjadinya perubahan warna orange
ke biru tua yang merupakan indikator dari titik akhir dari tritrasi. Hal ini
dikarenakan asam askorbat habis bereaksi dengan KIO3 kemudian bereaksi
dengan kanji membentuk warna biru tua dan ion kompleks pada larutan
jeruk.
15

Tabel 5. Hasil Percobaan Perbandingan Uji Kadar Vitamin C dengan Suhu

Hasil Percobaan
Data DKBM
No Sampel Kadar Vitamin Perbedaan
(mg)
C (mg/10g)
1 jeruk 30°C 140,58 49 91,58
2 jeruk 40°C 65,34 49 16,34
3 jeruk 50°C 53,46 49 4,46
4 jeruk 60°C 35,64 49 13,36

Berdasarkan dari hasil percobaan, kadar vitamin C tertinggi pada


suhu 30°C dengan kadar 140,58 mg/10g, lebih tinggi dibandingankan
dengan DKBM untuk kadar vitamin yang sebesar 49 mg/10g. Pada suhu
40°C kadar vitamin C menurun yaitu 65,34 mg/10g, kemudian pada suhu
50°C kadar vitamin C yang diperoleh sebesar 53,46 mg/10g. Sementara
itu, kadar vitamin C pada suhu 60°C yaitu 35,64 mg/10g yang merupakan
kadar paling rendah. Hal itu dikarenakan semakin tinggi suhu
menyebabkan kadar vitamin C menurun.

Grafik Perbandingan Uji Kadar Vitamin C dengan Suhu

1.6000
Kadar Vitamin C (mg/g)

1.4000
1.2000
1.0000
0.8000
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
25 30 35 40 45 50 55 60 65

Suhu (Celcius)

Gambar 4. Hasil Grafik Perbandingan Uji Kadar Vitamin C dengan Suhu


16

Dari grafik hasil percobaan dapat disimpulkan semakin tinggi


suhu, maka semakin berkurang kadar vitamin C yang terdapat di dalam
sampel. Hal ini dikarenakan suhu merupakan faktor yang dapat memecah
ikatan molekul vitamin C sehingga molekul vitamin C akan terhidrasi.
VI. KESIMPULAN
Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa variasi suhu dapat
memengaruhi jumlah kadar vitamin C pada suatu sampel. Data yang
dihasilkan dari percobaan adalah sebagai berikut:

1. Pada sampel jeruk 30℃ kadar vitamin C adalah 140,58 mg/10 g


Pada sampel jeruk 40℃ kadar vitamin C adalah 65,34 mg/10 g
Pada sampel jeruk 50℃ kadar vitamin C adalah 53,46 mg/10 g
Pada sampel jeruk 60℃ kadar vitamin C adalah 35,64 mg/10 g
2. Semakin tinggi suhu maka kadar vitamin C akan semakin
berkurang juga, dikarenakan suhu merupakan faktor yang dapat
memecah ikatan molekul vitamin C sehingga molekul vitamin C
akan terhidrasi.
3. Variabel Fisika pada percobaan ini ialah suhu. Sementara itu,
untuk variabel kimianya adalah kanji yang menjadi indikator
dengan ditandai dengan perubahan warna menjadi biru tua.

17
DAFTAR PUSTAKA

Cahyani, D.A., dan Suhastyo,A.A. 2020. Penambahan Bahan Perendam Terhadap


Kandungan Vitamin C Serbuk Cabai. Jurnal Ilmiah Media Agrosains. 6(2): 50-55

Chang, R. 2005. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti. Erlangga: Jakarta

Chang, M.C., Sang, G.K., dan Soyoung, K. 2021. Effect of Dietary Vitamins C and E on
The Risk of Parkinson’s Disease: A Meta Analysis. Clinical Nutrition. 40: 392-
3930

Chen, L., Sun, X., Zhen, W., Yunlong, L., Miao, C., Yuxian, H., Hongfei, X., dan
Liangrong, Z. 2021. The Impact of Plasma Vitamin C Levels on The Risk of
Cardiovascular Disease and Alzheimer’s Disease: A Mendelian Randomization
Study. Clinical Nutrition. 40: 5327-5334

Febriani, R.P. 2018. Analisis Vitamin C Dalam Varietas Buah Naga Dengan
Spektrofometri UV-VIS. Jurnal LPPM UGN. 9(1B): 19-30

Kusnandar, F. 2019. Kimia Pangan Komponen Makro. Bumi Aksara: Jakarta Timur

Norma, S.E. 2020. Buku Ajar Teori Kimia Analitik Teknologi Laboratorium Medis.
Deepublish: Sleman

Techinamuti, N dan Rimadani, P. 2018. Review: Metode Analisis Kadar Vitamin C.


Farmaka.16(2): 309-315

LEMBAR PENGESAHAN
Surakarta, 26 November 2021
Asisten Pembimbing Praktikan
1. Reza Ardian
2. Devi Jessica N Z
3. Zidni Nurul N
(An Nisa Luthfi Nur Azizah)

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

(Rois Fatoni, S.T., M.Sc., Ph.D.)


VII. LAMPIRAN
A. Data Hasil Perhitungan
Data percobaan yang diperoleh dalam praktikum analisis kadar
vitamin C.

Tabel 9. Data standarisasi KIO3 dengan sampel jus jeruk (30℃) + KI +

Kanji.

Volume (ml)
Volume rata-rata
No. Larutan
(ml)
I II

Jeruk (30°C) + KI
1 16 16 16
+ Kanji

2 KIO3 1,8 1,75 1,775

Tabel 10. Data Standarisasi KIO3 dengan jus jeruk (40℃) + KI + Kanji

Volume (ml)
Volume rata-rata
No. Larutan
(ml)
I II

Jeruk (40°C) + KI
1 16 16 16
+ Kanji

2 KIO3 0,85 0,8 0,825

Tabel 11. Data Standarisasi KIO3 dengan jus jeruk (50℃) + KI + Kanji

Volume (ml)
Volume rata-rata
No. Larutan
(ml)
I II

Jeruk (50°C) + KI
1 16 16 16
+ Kanji

20
2 KIO3 0,7 0,65 0,675

21
22

Tabel 12. Data Standarisasi KIO3 dengan jus jeruk (60℃) + KI +

Kanji

Volume (ml) Volume rata-rata


No. Larutan
I II (ml)

Jeruk (60°C) + KI
1 16 16 16
+ Kanji

2 KIO3 0,5 0,4 0,45


23

B. Perhitungan
1. Membuat larutan KI 0,35 N dalam 100 ml
Diketahui :

V = 100 ml
N = 0,35 N
BM KI = 166 mg/mmol
Kadar KI = 0,995
Valensi = 1
Ditanya : massa KI...?

Jawab :

Massa = V BM KI N
× ×
1000 Valensi Kadar KI
Massa = 100 166 0,35
× ×
1000 1 0,995
Massa = 5,8392 gram

2. Membuat larutan KIO3 0,15 N dalam 200 Ml


Diketahui :

V = 200 ml
N = 0,15 N
BM KI = 214 mg/mmol
Kadar KI = 0,997
Valensi = 5
Ditanya : massa KIO3...?

Jawab :

Massa = V BM KI N
× ×
1000 Valensi Kadar KI
Massa = 200 214 0,15
× ×
1000 5 0,997
Massa = 1,2879 gram

3. Membuat larutan kadar vitamin C pada sampel jus jeruk pada suhu
30℃.
Diketahui :
24

N = 0,15 N
V = 1,775 ml
1 mol C6H8O6 = 3 mol KIO3
BM C6H8O6 = 176 g/mol
Ditanya : kadar sampel..?

Jawab :

mmol KIO3 = M×V


= 0,15 ×1,775
= 0,2663 mmol

mmol CHO = 3 ×mmol KIO3


= 3 ×0,2663
= 0,7988 mmol

Massa C6H8O6 = mmol CHO× BM


= 0,7988 ×176
= 140,58 mg/10 g

Kadar Sampel = massa C6 H 8 O 6


massa sampel
= 140,58 mg
10 g sampel

4. Membuat larutan kadar vitamin C pada sampel jus jeruk pada suhu
40℃
Diketahui :

N = 0,15 N
V = 0,825 ml
1 mol C6H8O6 = 3 mol KIO3
BM C6H8O6 = 176 g/mol
Ditanya : kadar sampel...?
Jawab :
25

mmol KIO3 = M×V


= 0,15 ×0,825
= 0,1238 mmol

mmol CHO = 3 ×mmol KIO3


= 3 ×0,1238
= 0,3713 mmol

Massa C6H8O6 = mmol CHO× BM


= 0,3713 ×176
= 65,3400 mg/10 g

Kadar Sampel = massa C6 H 8 O 6


massa sampel
= 65,3400 mg
10 g sampel

5. Membuat larutan kadar vitamin C pada sampel jus jeruk pada suhu
50℃.
Diketahui :

N = 0,15 N
V = 0,675 ml
1 mol C6H8O6 = 3 mol KIO3
BM C6H8O6 = 176 g/mol
Ditanya : kadar sampel...?
Jawab :

mmol KIO3 = M×V


= 0,15 ×0,675
= 0,1013 mmol

mmol CHO = 3 ×mmol KIO3


= 3 ×0,1013
= 0,3038 mmol

Massa C6H8O6 = mmol CHO× BM


= 0,3038 ×176
26

= 53,4600 mg/10 g

Kadar Sampel = massa C6 H 8 O 6


massa sampel
= 53,4600 mg
10 g sampel

6. Membuat larutan kadar vitamin C pada sampel jus jeruk pada suhu
60℃.
Diketahui :

N = 0,15 N
V = 0,45 ml
1 mol C6H8O6 = 3 mol KIO3
BM C6H8O6 = 176 g/mol
Ditanya : kadar sampel...?
Jawab :

mmol KIO3 = M×V


= 0,15 ×0,45
= 0,0675 mmol

mmol CHO = 3 ×mmol KIO3


= 3 ×0,0675
= 0,2025 mmol

Massa C6H8O6 = mmol CHO× BM


= 0,2025 ×176
= 35,6400 mg/10 g

Kadar Sampel = massa C6 H 8 O 6


massa sampel
= 35,6400 mg
10 g sampel
27

C. Analisis Galat
1. Vitamin C pada Sampel Buah Jeruk 30℃
1,8+1,75
Hasil Pengukuran : =1,775 ml
2
a. Galat Acak

1
=
= 0,025
√ 2
((1,8−1,775)2+(1,75−1,775)2 )

b. Galat Sistematis

1
= × skalaterkecil
2
1
= ×0,1
2
= 0,05
c. Galat Gabungan

= √ 0,0252 +0,052
= 0,0559

2. Vitamin C pada Sampel Buah Jeruk 40℃


0,85+0,8
Hasil Pengukuran : =0,825 ml
2
a. Galat Acak
28

1
=
= 0,025
√ 2
(( 0,85−0,825)2+(0,8−0,825)2 )

b. Galat Sistematis

1
= × skalaterkecil
2
1
= ×0,1
2
= 0,05

c. Galat Gabungan

= √ 0,0252 +0,052
= 0,0559

3. Vitamin C pada Sampel Buah Jeruk 50℃


0,7+0,65
Hasil Pengukuran : =0,675ml
2
a. Galat Acak

1
=
= 0,025
√ 2
(( 0,7−0,675)2 +(0,65−0,675)2 )

b. Galat Sistematis

1
= × skalaterkecil
2
1
= ×0,1
2
= 0,05
c. Galat Gabungan

= √ 0,0252 +0,052
= 0,0559

3. Vitamin C pada Sampel Buah Jeruk 60℃


0,5+0,4
Hasil Pengukuran : =0,45 ml
2
a. Galat Acak
29

1
=
= 0,050
√ 2
(( 0,5−0,45)2 +(0,5−0,45)2 )

b. Galat Sistematis

1
= × skalaterkecil
2
1
= ×0,1
2
= 0,05
c. Galat Gabungan

= √ 0,0502 +0,052
= 0,0707
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

I. Judul : Analisis Kadar Vitamin C


Kelompok : 6C
Nama Anggota : 1. Reza Ardian (D500200120)
2. Devi Jessica N Z (D500200122)
3. Zidni Nurul N (D500200123)
Tanggal Percobaan : 05 November 2021
Asisten : An Nisa Luthfi Azizah
II. Data Percobaan
Data hasil percobaan dalam praktikum kadar vitamin C adalah
sebagai berikut:
1. Standarisasi KIO3 dengan jeruk (30℃) + KI + Kanji
Tabel 1. Data Standarisasi KIO3 dengan jeruk + KI + Kanji
Volume (ml) Volume rata-rata
No. Larutan
I II (ml)

Jeruk (30°C) + KI
1 16 16 16
+ Kanji

2 KIO3 1,8 1,75 1,775

2. Standarisasi KIO3 dengan jeruk (40℃) + KI + Kanji


Tabel 2. Data Standarisasi KIO3 dengan jeruk + KI + Kanji
Volume (ml) Volume rata-rata
No. Larutan
I II (ml)

Jeruk (40°C) + KI
1 16 16 16
+ Kanji

2 KIO3 0,85 0,8 0,825


3. Standarisasi KIO3 dengan jeruk (50℃) + KI + Kanji
Tabel 3. Data Standarisasi KIO3 dengan jeruk + KI + Kanji
Volume (ml) Volume rata-rata
No. Larutan
I II (ml)

Jeruk (50°C) + KI
1 16 16 16
+ Kanji

2 KIO3 0,7 0,65 0,675

4. Standarisasi KIO3 dengan jeruk (60℃) + KI + Kanji


Tabel 4. Data Standarisasi KIO3 dengan jeruk + KI + Kanji
Volume (ml) Volume rata-rata
No. Larutan
I II (ml)

Jeruk (60°C) + KI
1 16 16 16
+ Kanji

2 KIO3 0,5 0,4 0,45


Surakarta, 05 November 2021
Asisten Pembimbing Praktikan
1. Reza Ardian
2. Devi Jessica N Z
3. Zidni Nurul N
(An Nisa Luthfi Nur
Azizah)

Mengetahui,
Laboran

(Hartini S.T.)

Anda mungkin juga menyukai