Anda di halaman 1dari 3

ETS Pendidikan Kewarganegaraan

Nama : Dika Novi Trianjoko


NIM : 1312100257
Kelas : ST

1. Identitas primer dinamakan juga identitas etnis yakni identitas yang mengawali terjadinya
identitas sekunder, sedangkan identitas sekunder adalah identitas yang dibentuk atau
direkonstruksi berdasarkan hasil kesepakatan bersama. Bangsa Indonesia yang memiliki
identitas primer atau etnis atau suku bangsa lebih dari 700 suku bangsa telah bersepakat
untuk membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan menyatakan proklamasi
kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Identitas etnis yang terwujud antara lain dalam
bentuk budaya etnis yang dikembangkan agar memberi sumbangan bagi pembentukan
budaya nasional dan akhirnya menjadi identitas nasional. identitas sekunder dimana dapat
dilihat secara fisik dan disebut juga identitas etnis. Sedangkan identitas sekunder berasal
dari sebuah kesepakatan yang dibuat masyarakat. Identitas primer juga erat kaitannya
dengan sifat kodrati, sebuah ciri yang sudah tidak dapat diubah, lain halnya dengan
identitas sekunder yang masih dapat berubah-ubah.
Mengenai masalah identitas nasional. Pada 19-20 September tahun 2004 diadakan
Simposium Internasional Filsafat Indonesia: ”Mencari Sosok Filsafat Indonesia”.
Apakah Indonesia belum punya sistem filsafat dalam pengertian tunggal-akademis?
Belum memiliki argumen-argumen dasar bagi berdirinya sebuah sistem pemikiran
selayaknya filsafat sistematik dengan pilar-pilarnya seperti ”ontologi/metafisika”,
”epistemologi”, dan ”aksiologi”? Tema ”Mencari Sosok Filsafat Indonesia” tak lain
bertujuan menjawab pertanyaan di atas.” Artikel ini telah tayang di Kompas.com
dengan judul "Mencari Filsafat Indonesia: Pluralisme", Klik untuk baca:
https://nasional.kompas.com/read/2014/10/11/21583201/Mencari.Filsafat.Indonesia.Plura
lisme?page=all. Selanjutnya kemudian, di sini identitas nasional menjadi peting karena
dalam ranah keilmuan akademis, argumen-argumen sistem ini sangat penting kemudian
untuk memahami permasalahan akademis nasional dapat juga digunakan sebagai
kerangka pendidikan kita. Argumen dasar filsafat indonesia bisa kemudian digunakan
dalam setiap penerbitan dan cara berpikir pada civitas Indonesia dan tidak melulu denga
metode filsafar barat atau dari luar negeri. Dengan begitu untuk memahami identitas
nasional akan dapat dicapai melalui perbincangan akademis melalui telaah pemikiran
filsafat indonesia. Menanamkannya adalah dengan cara memperbanyak diskursus
pemikiran-pemikiran dan penanaman pencarian metode pemikiran indonesia pada civitas
akademik di indonesia lalu mengaitkannya dengan pola pendidikan sekolah-sekolah kita
agar lebih berkembang dan mengetahui asal-usul filsafat pemikiran Indonesia.
Kemudian tantangannya adalah kurangnya ketertarikan membaca dan keterlibatan akal
pikiran masyarakat Indonesia utuk mencari dan menelaah permasalahan dasar tentang
masalah pendidikan kita.

2. Sederhananya adalah integrasi selalu bisa menimbulkan rasa persatuan dan keutuhan
dalam bermasyarakat sementara disintegrasi adalah perpecahan, konflik, dan kerentanan
sosial yang terjadi dalam masyarakat. Mengenai disintegrasi, saya menyinggung
permasalahan ekonomi di indonesia, menurut pemberitaan media sinar harapan
Sebagaimana diketahui, data dari LPS mengatakan bahwa pada November 2017, sekitar
64 persen dari total Rp 5.279 triliun simpanan yang ada di perbankan nasional dikuasi
oleh 0,2 persen orang terkaya negeri ini. Data lain menunjukkan pertumbuhan 40 orang
terkaya di Indonesia empat kali lebih cepat dari pertumbuhan ekonomi nasional selama
2006 - 2016. Begitu juga dengan petani kita yang sebagian besar hanya memiliki lahan
kurang dari 2 hektar. Dalam kaitannya dengan patologi masyarakat kita yang heterogen,
pemberantasan ketimpangan ekonomi dan sosial ini menjadi sangat signifikan karena
menurut hemat saya semakin banyak perbedaan yang terjadi dalam masyarakat akan
semakin kemudian rentan keadaan sosial ini bergejolak. Permasalahan ini akan
menyebabkan disintegrasi yang sangat signifikan mengingat masyarakat kita sagat
timpang dalam segi ekonomi yang kemudian mengakibatkan banyaknya konflik-konflik
sosial berbasis ketimpangan ekonomi seperti ini. Pemerintah harus lebih memperhatikan
dan memberikan kebijakan-kebijakan yang menyasar rakyat-rakyat kecil. bahwa
pemerintah harus lebih memprioritaskan keberpihakannya pada sektor Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM) yang sudah terbukti membangun ekonomi kerakyatan
sehingga ekonomi masyarakat bisa tumbuh dan angka kemiskinan bisa berkurang.
Dibutuhkan peran dan kontribusi yang lebih besar dari pemerintah untuk mampu
menggenjot laju pertumbuhan ekonomi dan menekan ketimpangan bukan hanya
kebijakan yang menguntungkan penguasa agar disintegrasi bangsa dapat dimimalisir.

3. Kelahiran UUD 1945 pada puluhan tahun silam sesungguhnya merupakan puncak
heroisme perjuangan bangsa Indonesia juga sebagai magnum opus dari para pendiri
bangsa (the founding fathers and mothers). Keistimewaan suatu konstitusi terdapat dari
sifatnya yang sangat luhur dengan mencakup konsensus-konsensus tentang prinsip-
prinsip esensial dalam bernegara. Dengan demikian, maka konstitusi dapat dikatakan
sebagai sebuah dokumen nasional bersifat mulia yang notabene merupakan dokumen
hukum dan politik. Marwah konstitusi ini pula yang kemudian menjadikannya sebagai
basic law dan the higher law. Dalam konstitusi terdapat pula cakupan pandangan hidup
dan inspirasi bangsa yang memilikinya. Contoh masalah yang saya coba jabarkan terkait
ini adalah DW dalam pemberitaannya megatakan bahwa“Selama Lockdown, Masyarakat
Adat Rentan Kehilangan Tanah” Di Indonesia, dua petani tewas pada bulan Maret 2020
dalam bentrokan sengketa tanah yang sudah sekian lama terjadi dengan perusahaan
kelapa sawit di Sumatera Selatan, demikian menurut organisasi lingkungan hidup Walhi.
Selain itu di NTT juga terjadi pengusiran terhadap masyarakat adat Basipe sebanyak 29
KK diusir oleh aparat dari tanahnya dengan dalih digunakan sebagai lahan peternakan,
perkebunan, dan pariwisata tanpa adanya dialog dengan masyarakat adat dan masih
banyak lagi terjadi perampasan tanah ulayat di Indonesia. Sementara dalam konstitusi
Indonesia telah menjamin hak-hak masyarakat adat baik dalam Pasal 18 B ayat (2), Pasal
28I ayat (3), dan Pasal 32 ayat (1) dan (2) UUD 1945. Dalam Pasal 18B ayat (2) UUD
1945 yang menyatakan: Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan
masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup
dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.
UUD 1945 sendiri sudah jelas dalam hal perlindungan terhadap masyarakat adat dan
tidak perlu menurut saya adanya amandemen lagi terkait kasus ini, kita hanya harus
menuntut keseriusan pemerintah dalam menjalankan hal-hal yang ada dalam konstitusi,
ini merupakan kejahatan besar dalam menjaga marwah konstitusi kita. Pelanggaran
seperti ini sering terjadi, dan kita harus banyak mengawal masalah-masalah kemausiaan
dan masalah sosial seperti ini.

4. Dari berita Nasional Kompas "ICW: Sepanjang 2020 Ada 1.298 Terdakwa Kasus
Korupsi, Kerugian Negara Rp 56,7 Triliun" Kerugian yang tidak main-main, dari sini
dapat saya simpulkan bahwa hak dan kewajiban dalam bernegara sama sekali absen
dalam kasu korupsi, tindakan-tindakan itu kemudian tidak bisa dibenarkan. Pelaku-
pelaku punya kewajiban dalam berkewarganegaraan sudah jelas korupsi itu dilarang
dalam bentuk apapun juga dalam hak, masyarakat mempunyai hak untuk melakukan
check and balance terhadap pelaku-pelaku korupsi yang merugikan negara ini. Perihal
harmoni hak dan kewajiban dalam kasus-kasus korupsi, sebenarya tidak bisa kita
pungkiri bahwa peran masyarakat juga banyak dalam hal-hal seperti suap kepada
perangkat-perangkat pemerintahan untuk melancarkan “kepentingannya” dalam hal ini
kewajiban mereka sebagai warga negara tidak jalan karena suap terjadi bisa karena
adanya kecacatan formil pada pelaksnaan kepentingan tersebut, harmonisasi hak dan
kewajiban dibutuhkan dalam rangka meminimalisir kecacatan-kecacatan formil tersebut,
kewajiban pemerintah untuk memperbaiki sisitimnya juga hak warga negara untuk
mendapatkan sistem yg baik dalam pengurusan-pengurusan formil yang ada dalam tata
cara kita bernegara. Hal yang saya kemukakan sebelumnya merupakan juga sebuah solusi
kecil atas maraknya kasus korupsi ini, selanjutnya tantangan kita jelas ada pada
pembangunan karakter manusia Indonesia dalam mensalah artikan budaya-budaya
bernegara, masih meganggap peragkat-perangkat pemerintahan adalah orang yg berkuasa
dan harus disungkani dan dihormati mati-matia, menurut saya budaya seperti itu lah yang
dapat menjadikan jalan mulus akan terjadinya korupsi, kesalahan membaca budaya masa
kini sudah terjadi sejak awal-awal negara ini merdeka. Korupsi sudah menjadi hal yang
seakan tidak bisa dihilangkan karena kesalahan masyarakat kita dalam membaca pola
budaya masa kini.

Anda mungkin juga menyukai