Anda di halaman 1dari 4

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 1 BAB 2

“Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia”

Nama : Nurhaliza r. S Nilai Paraf

Kelas : X MIA 3

No. Absen : 29

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.2 Menganalisis ketentuan UUD Negara 3.2.1 Mengidentifikasi wilayah negara kesatuan
Republik Indonesia tahun 1945 yang Republik Indonesia
mengatur tentang wilayah negara,
warga negara dan penduduk, agama
dan kepercayaan, pertahanan dan
keamanan.

Langkah Kerja :

A. Bacalah terlebih dahulu materi bab 2 tentang batas wilayah negara Republik Indonesia.
B. Carilah permasalahan yang melibatkan Indonesia dengan negara lain yang berkaitan
dengan masalah perbatasan.
C. Identifikasi dan analisislah permasalahan tersebut dengan memberikan jawaban dalam
kolom tabel dibawah ini.

Indonesia berada pada posisi strategis. antara benua Asia dan Australia dan diantara
dua samudera hindia dan samudera pasifik. Indonesia memiliki beribu pulau yang
tersebar dari sabang sampai Merauke dan berbatasan dengan beberapa negara
tetangga. Setiap wilayah perbatasan Indonesia dengan negara lain tentunya pernah
mengalami beberapa permasalahan. Coba kalian identifikasi permasalahan –
permasalahan yang melibatkan Indonesia dengan negara lain yang berkaitan dengan
masalah perbatasan. Tulislah hasil analisis kalian dalam tabel dibawah ini !

1. Judul permasalahan/kasus dan gambar

Perebutan Pulau Sipadan dan Ligitan

2 Negara lain yang terlibat kasus/permasalahan dengan Indonesia


Malaysia

3 Uraian/kronologi kasus
Persengketaan antara Indonesia dengan Malaysia mencuat pada tahun
1967. Dalam pertemuan teknis hukum laut antara kedua negara, baik
Indonesia maupun Malaysia sama-sama memasukkan Pulau Sipadan
dan Pulau Ligitan ke dalam batas-batas wilayahnya.

Dikutip dari Wikipedia Indonesia, kedua negara lalu sepakat Pulau


Sipadan dan Ligitan dinyatakan dalam keadaan status quo. Namun
ternyata pengertian ini berbeda.

Indonesia mengartikan bahwa status quo berarti Sipadan dan Ligitan


tidak boleh ditempati/diduduki sampai persoalan atas kepemilikan dua
pulau itu selesai.

Sedangkan Malaysia memahami status quo sebagai tetap berada di


bawah pemerintahannya sampai persengketaan selesai. Malaysia pun
membangun resor pariwisata baru yang dikelola pihak swasta Malaysia
di pulau sengketa itu.

Pembangunan resor di pulau yang tengah menjadi sengketa itu pun


menjadi sorotan. Pengusaha Malaysia telah menambah jumlah
penginapan menjadi hampir 20 buah. Dari jumlahnya, fasilitas
pariwisata itu memang belum bisa disebut memadai.

Tapi pemerintah Indonesia yang juga merasa memiliki pulau-pulau itu


segera mengirim protes ke Kuala Lumpur meminta agar pembangunan
di sana dihentikan. Alasannya, Sipadan dan Ligitan itu masih dalam
sengketa dan belum diputus siapa pemiliknya.

Indonesia semula ngotot agar sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan


diselesaikan di Dewan Tinggi ASEAN. Namun Malaysia menolak dengan
alasan negeri jiran itu juga tengah bersengketa dengan negara-negara
lain soal perbatasan.

Pada 1991, Malaysia menempatkan sepasukan polisi hutan (setara


Brimob) melakukan pengusiran warga negara Indonesia serta meminta
pihak Indonesia untuk mencabut klaim atas kedua pulau tersebut.

Sikap Indonesia yang semula gigih ingin menyelesaikan masalah tersebut


melalui Dewan Tinggi ASEAN pun melunak. Indonesia akhirnya setuju
membawa sengketa Pulau Sepadan dan Ligitan ke Mahkamah
Internasional.

Dalam kunjungannya ke Kuala Lumpur pada tanggal 7 Oktober 1996,


Presiden Soeharto akhirnya menyetujui usulan PM Malaysia Mahathir
Mohamad tersebut untuk membawa kasus ke Mahkamah Internasional.
Kesepakatan final and binding itu akhirnya ditandatangani pada 31 Mei
1997.

4 Penyelesaian
Pada babak akhir, MI menilai, argumentasi yang diajukan Indonesia
mengenai kepemilikan Sipadan dan Ligitan yang terletak di sebelah
timur Pulau Sebatik, Kalimantan Timur itu tidak relevan.

Karena itu, secara defacto dan dejure, dua pulau yang luasnya masing-
masing 10,4 hektare untuk Sipadan dan 7,4 ha untuk Ligitan itu menjadi
milik Malaysia. Keputusan yang diambil melalui pemungutan suara itu
bersifat mengikat bagi Indonesia dan Malaysia. Kedua negara
bertetangga itu juga tidak dapat lagi mengajukan banding.
5 Daftar Pustaka/ link website referensi
https://m.liputan6.com/amp/4131990/indonesia-relakan-pulau-sipadan-
dan-ligitan-untuk-malaysia-17-tahun-silam

Anda mungkin juga menyukai