Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
HIPOTESIS
Kelompok 4
Nama Anggota:
Achmad Syahrul Gufron (190231100162)
Alfina Damayanti (180231100154)
Hikmatul Ilmi (200231100272)
Moh Tofa Junaidi (200231100265)
Wahyuaji Tarunajaya (200231100253)
I. Resume Hipotesis
1.1. PENGERTIAN HIPOTESIS
Hipotesis menurut Kerlinger adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antara
dua variabel atau lebih. Jika menurut Sudjana, hipotesis adalah asumsi atau dugaan
mengenai suatu hal yang dibuat. Dari dua definisi tersebut, dapat disimpulkan arti
hipotesisi adalah jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenarannya melalui
fakta-fakta atau dugaan kita mengenai parameter suatu populasi yang belum tentu
benar atau salah.
Contoh:
Daerah Penerimaan H 0
−Z α < Z< Z α
2 2
Daerah Penolakan H 0
Z α < Z<−Z α
2 2
Daerah Penerimaan H 0
Z>−Z α
Daerah Penolakan H 0
Z<−Z α
H 0 :μ=c lawan H 1 : μ> c
Daerah Penerimaan H 0
Z< Z α
Daerah Penolakan H 0
Z> Z α
Pengujian µ untuk ragam tidak diketahui
1. Statistik Uji t:
X̅ −µ
t=
s
√n
Dibandingkan dengan t α (dua sisi) & t α (satu sisi) dengan db = n-1
2
4) Statistik uji
X̅ −µ 7,8−8
Z= = =−2,83
σ 0,5
√n √5 0
5) Kesimpulan
Jawab:
1) Hipotesis
H 0 : p=0 , 7dan H 1 : p ≠ 0,7 (dua sisi)
2) Tingkat signifikan α = 0,01
Z α =0,005=2,575
2
4) Statistik uji
X−nc 8−15× 0 , 7
Z= = =−1,41
√nc (1−c) √15 × 0 ,7 × 0,3
5) Kesimpulan
Jawab:
1) Hipotesis
H 0 :σ 2=0 ,9 2=81 dan H 1 : σ 2 >81 (dua sisi)
2) Tingkat signifikan α = 0,05
X 2α =X 20 , 05=16 , 9 1 9
3) Daerah kritik, H 0diterima bila dan H 0ditolak bila
H 0 ditolak: X 2 > X 2α → X 2 >16,919
4) Statistik uji
( n−1 ) s 2 9 ×1,44
X2= = =16.0
c 0 , 81
5) Kesimpulan
Karena X 2 < X 2α (16,0<16,919) maka H 0 diterima
Bahwa tidak ada alasan untuk meragukan bahwa simpangan
bakunya dalah 0,9 tahun.
1.3. PENGUJIAN HIPOTESIS DUA POPULASI
Misalkan kita tertarik untuk membandingkan efisiensi 2 mecin, mesin A dan
mesin B, mana yang lebih baik,
Atau kita tertarik untuk membandingkan potensi tanaman pada varietas A
dan varietaas B, apakah terdapat perbedaan hasil panen varietas A dan B,
maka hipotesis yang akan diuji adalah:
H 0 :μ A=μ B(tidak terdapat perbedaan pada kedua varietas tersebut.
H 1 : μ A ≠ μ B (terdapat perbedaan pada kedua varietas tersebut)
Atau kita ingin menguji apakah varietas A lebih baik daripada varietas B?
maka hipotesinya:
H 0 :μ A=μ B versus H 1 : μ A < μB
Pengujian Dua μ Untuk Ragam Pop Diketahui
1. Statistika Uji yang digunakan:
X A− X B
Z=
σ 2A σ 2B
√ +
n A nB
2. Decision rule (kaidah keputusannya) sama dengan
sebelumnya.
3. Contoh:
Dari suatu survei di dua daerah yang masing-masing dengan
contoh berukuran 30 dan 36 berturut-turut diperoleh nilai tengah
pendapatan per kapita per bulan Rp 45.000 di daerah A dan Rp.
47.500 untuk daerah B. Jika diketahui bahwa ragam
pendapatannya sebesar (Rp.6.000)2 dan (Rp.7.500)2 berturut turut,
dengan taraf kepercayaan 95%, tentukan apakah pendapatan rata
rata di A berbeda dengan di B atau tidak!
Jawab:
1) Hipotesis
H 0 :μ A=μ B versus H 1 : μ A ≠ μ B (uji dua sisi)
2) Tingkat signifikan α = 0,05
Z α =Z 0,025=1 , 96
2
3) Daerah kritik, H 0diterima bila dan H 0ditolak bila
4) Statistik uji
X A− X B 45000−47500
Z= = =−1,504
σ 2A σ 2B 60002 7500 2
√ +
n A nB √ 30
+
36
5) Kesimpulan
√ S2
( n1 + n1 )
A B
√( s s
A
+
nA nB
B
)
Dibandingkan dengan tα (untuk satu sisi) dan t α (untuk
2
s 2A s 2A
(
db = n
A
+
nB )
¿¿
Contoh:
Kemampuan mahasiswa dari jalur PSB dan SPMB akan
diperbandingkan dalam hal kemampuan mereka terhadap
mata kuliah statistika. Pada masing-masing kelompok
diambil secara acak 14 mahasiswa dari PSB (dinamakan
kelompok A) dan 18 mahasiswa dari SPMB (dinamakan
kelompok B).
dari data yang diperoleh, setelah dilakukan perhitungan,
(n¿ ¿ B−1)s 2B
s2=(n¿¿ A−1)s 2A +
( 14−1 ) 110,65+ (18−1 )
( n¿¿ A−1)+( n¿¿ B−1)=
(14−1)+(18−1
Statistik uji t yang digunakan:
X ̅ A −X ̅ B 68,5−66,0
t= = =0,56
1 1 1 1
√(
S2 +
nA nB ) √ (
154,82 +
1 4 18 )
Dengan t0,025 dan db = nA + nB – 2 = 30 adalah
sebesar 2,045.
Karena t terletak diantara -t0,025 < t < t0,025 maka
H0 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan
kemampuan statistika antara mahasiswa asal
PSB dengan SPMB.
Uji t Berpasangan
1. Dua sampel yang diamati secara berpasangan, artinya dalam
setiap pengukuran yang diukur adalah pasangan [A,B].
2. Karena pengamatannya secara berpasangan maka dalam setiap
pengamatan XA dan XB tidak lagi bebas sesamanya meski bebas
antara pasangan yang satu dengan pasangan yang lain.
3. Sebagai contoh, XA dan XB masing-masing kadar auksin ruas
pertama dan kedua dari pucuk burung tanaman teh Atau X A dan
XB berturut-turut kadar vitamin C bagian ujung dan pangkal dari
sebuah buah mangga. Atau lebih ekstrim lagi, yaitu detak jantung
seseorang pada saat biasa, dan pada saat dekat dengan belahan
jiwa.
4. Metode uji t berpasangan ini adalah sama dengan pengujian
hipotesis satu populasi, yaitu data selisih dari kedua populasi
tersebut.
Dj = XAj - XBj
D̅
t= S2 D
√ n
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Atas 1,4 3,3 2,0 0,4 2,1 1,9 1,1 0,1 0,9 3,0
Bawa
1,1 1,7 1,8 0,3 0,8 1,4 1,0 0,4 0,7 0,9
h
Pengamatan di atas jelas pengamatan berpasangan, dan kita
memandang baik bagian atas (XA) maupun bagian bawah (XB)
pada setiap pasangan tidak bebas sesamanya. Yang harus
dicari adalah selisih antara bagian atas dan bawah:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Atas 1,4 3,3 2,0 0,4 2,1 1,9 1,1 0,1 0,9 3,0
Bawah 1,1 1,7 1,8 0,3 0,8 1,4 1,0 0,4 0,7 0,9
D 0,3 1,6 0,2 0,1 1,3 0,5 0,1 -0,3 0,2 2,1
Jawab:
Hipotesis yang akan diuji:
H 0 :μ A=μ B versus H 1 : μ A ≠ μ B
Atau H 0 :μ D =0 versus H 1 : μ D ≠ 0
Dimana kita peroleh D̅ = 0,61 dan s2 = 0,60,77
X́−μ 0,61−0
t= = =2,474
s 0,6077
√n √
10
Dengan db = n – 1
db = 10 – 1 = 9
diperoleh t 0,025=2,262. Karena t > t 0,025 maka H0 ditolak, artinya
terdapat perbedaan antara banyak biji yang dihasilkan oleh bunga
bagian atas dengan bagian bawah, maka bagian atas memiliki
jumlah biji yang lebih banyak.
Uji Dua Proporsi
nx m
PA= dan PB = x
n m
H0 : pA = pB dan H1 : pA ¹ pB
4. Statistik uji Z:
P A −Pb
Z=
P A (1−P A ) PB (1−PB )
√ n
+
m
Contoh:
Jawab:
n = 200
nx = 90
m = 250
mx = 60
nx 90
PA= = =0,45
n 200
mx 6 0
PB = = =0 , 24
m 250
P A −Pb 0,45−0,24
Z= = =4,82
P A (1−P A ) PB (1−PB ) 0,45 (0,55) 0,24(0,76)
√ n
+
m √ 200
+
250
Daftar Pustaka
Ade, J. N. (2014). Pengantar Statistika Dasar. Bogor: In Media.
Supranto J, M. (1981). Statistik Teori dan Aplikasi, Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit
Erlangga.