Profil Penduduk Lanjut Usia Provinsi Jawa Timur 2018
Profil Penduduk Lanjut Usia Provinsi Jawa Timur 2018
35
PROFIL PENDUDUK
LANJUT USIA
PROVINSI JAWA TIMUR
id
2018
o.
.g
ps
.b
tim
a
//j
s:
tp
ht
id
o.
LANJUT USIA
.g
ps
.b
tim
2018
tp
ht
Profil Penduduk Lanjut Usia
Provinsi Jawa Timur 2018
ISBN : 978-623-7521-08-2
No. Publikasi : 35520.1911
id
Katalog BPS : 4104001.35
o.
Ukuran Buku : 14,8 cm x 21 cm
.g
Jumlah Halaman : xiv + 120 halaman
ps
.b
tim
a
//j
Naskah:
s:
Diterbitkan oleh:
© Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur
id
Pengarah:
o.
.g
Teguh Pramono, MA.
ps
.b
Penanggung Jawab:
tim
Penyunting:
s:
tp
Kata Pengantar
Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia atau dikenal
dengan lansia merupakan salah satu indikasi keberhasilan
pembangunan bidang kesehatan. Peningkatan penduduk lansia
berjalan beriringan dengan semakin tingginya angka harapan hidup
id
penduduknya. Dari proyeksi penduduk 2010-2020, diketahui
o.
penduduk lansia di Jawa Timur pada tahun 2018 telah mencapai
.g
12,64 persen yang menandakan bahwa struktur penduduk Jawa
ps
Timur tergolong penduduk tua. Hal ini tentu saja membawa
.b
tim
id
hari. Semoga publikasi ini memberi manfaat bagi para pengguna
o.
.g
data dan khususnya para pengambil kebijakan dalam menentukan
ps
arah pembangunan yang mengayomi kepentingan penduduk lansia
.b
di Jawa Timur.
atim
//j
Daftar Isi
Uraian Halaman
id
o.
Daftar Tabel ................................................................................. ix
.g
Daftar Gambar ............................................................................ xiii
Bab I ps
Pendahuluan .................................................................... 1
.b
1.1 Latar Belakang ............................................................ 1
tim
Uraian Halaman
3.4 Status Perkawinan Penduduk Lansia .......................... 28
3.5 Peran Penduduk Lansia dalam Rumah Tangga ............ 30
Bab IV Pendidikan ...................................................................... 35
4.1 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan ....................... 37
4.2 Kemampuan Membaca dan Menulis .......................... 40
id
4.3 Fasilitas Teknologi Informasi ...................................... 45
o.
Bab V Kesehatan ....................................................................... 49
.g
5.1 Keluhan Kesehatan ..................................................... 53
ps
5.2 Angka Kesakitan (Morbidity Rate) Lansia .................... 56
.b
tim
Daftar Tabel
id
o.
Jenis Kelamin, 2018 .............................................. 25
.g
Tabel 3.2 Persentase Penduduk Lansia Menurut Tipe
ps
Daerah, Jenis Kelamin, dan Status Perkawinan,
.b
2018 ..................................................................... 29
tim
id
Tabel 5.2 Persentase Penduduk Lansia Dengan Keluhan
o.
Kesehatan Sebulan Terakhir Menurut Tipe
.g
ps
Daerah, Jenis Kelamin, dan Cara Berobat, 2018 .... 60
.b
Tabel 5.3 Persentase Penduduk Lansia yang Tidak Berobat
tim
id
Pekerjaan, 2018 .................................................... 84
o.
Tabel 6.6 Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja
.g
ps
Menurut Tipe Daerah dan Jumlah Jam Kerja
.b
Selama Seminggu Terakhir, 2018 .......................... 88
tim
Daftar Gambar
id
o.
Menurut Jenis Kelamin, 2014-2018 ........................ 44
.g
Gambar 5.1 Persentase Penduduk Pra Lansia dan Lansia yang
ps
Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan
.b
Terakhir Menurut Kelompok Usia, Jenis Kelamin,
tim
id
Daerah, 2018 ......................................................... 74
o.
Gambar 6.5 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas
.g
ps
yang Bekerja Menurut Kelompok Usia dan Jenis
.b
Kelamin, 2018 ........................................................ 75
tim
BAB 1 PENDAHULUAN
id
1.1. Latar Belakang
o.
.g
Visi pembangunan Jawa Timur 2014-2019 adalah “Jawa Timur
ps
Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan
.b
tim
id
meningkatkan peluang masyarakat untuk senantiasa dalam kondisi
o.
sehat sehingga peluang untuk hidup lebih lama pun semakin
.g
meningkat. Di sisi lain, pendidikan juga sangat memengaruhi pola
ps
pikir masyarakat untuk hidup lebih sehat dan menambah
.b
tim
hidup.
tp
ht
id
mengakibatkan lansia jauh dari kondisi sehat, aktif, dan produktif.
o.
Hal ini tentunya akan menambah beban penduduk usia produktif
.g
terhadap penduduk lansia.
ps
.b
Menjadi tua merupakan fase kehidupan yang dialami oleh
tim
id
perlu upaya pemberdayaan guna menunjang derajat kesehatan dan
o.
peningkatan mutu kehidupan lansia. Bab I Pasal 1 Undang-Undang
.g
ps
Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
.b
menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah setiap upaya
tim
id
penduduk lansia.
o.
.g
1.2. Maksud dan Tujuan
ps
.b
Maksud dan tujuan penyusunan publikasi ini adalah
tim
id
kondisi penduduk lansia di Jawa Timur, diawali pada bagian ketiga
o.
(Bab III) berupa kajian mengenai struktur demografis penduduk
.g
ps
lansia; bagian keempat (Bab IV) mengenai kemampuan baca tulis,
.b
pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dan akses fasilitas teknologi
tim
BAB 2 METODOLOGI
id
2.1. Sumber Data
o.
.g
Sumber data utama yang digunakan dalam publikasi Statistik
ps
Penduduk Lanjut Usia Provinsi Jawa Timur 2018 adalah data hasil
.b
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Survei Angkatan Kerja
tim
digunakan adalah:
s:
id
Pusat Statistik untuk mengumpulkan data ketenagakerjaan. BPS
o.
.g
telah melaksanakan Sakernas sejak tahun 1976. Hingga saat ini
ps
Sakernas telah mengalami berbagai perubahan, baik waktu
.b
pelaksanaan, level estimasi, cakupan maupun metodologi, mulai
tim
id
mencakup rumah tangga yang tinggal dalam blok sensus khusus
o.
atau juga rumah tangga khusus yang berada di blok sensus biasa.
.g
2.3. Konsep dan Definisi
ps
.b
tim
tahun ke atas.
//j
s:
id
Rumah Tangga Lansia adalah rumah tangga yang minimal salah
o.
.g
satu anggota rumah tangganya berusia 60 tahun ke atas.
e.
ps
Kepala Rumah Tangga (KRT) adalah salah seorang dari anggota
.b
tim
Di sisi lain, orang yang telah 6 bulan atau lebih tinggal di rumah
tangga yang sedang dicacah atau yang telah tinggal kurang dari
6 bulan tetapi berniat menetap dianggap sebagai anggota
rumah tangga dari rumah tangga yang sedang dicacah tersebut.
id
jumlah penduduk usia produktif (15-59 tahun).
o.
.g
h. Belum Kawin adalah belum pernah terikat dalam perkawinan.
i.
ps
Kawin adalah mempunyai isteri (bagi pria) atau suami (bagi
.b
tim
k. Cerai Mati adalah ditinggal mati oleh suami atau isterinya dan
belum kawin lagi.
l. Pendidikan:
id
SMP/MTs/sederajat, SMA/MA/sederajat dan Perguruan Tinggi.
o.
.g
Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan di luar
ps
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur
.b
tim
id
Kementrian Agama (Kemenag), dan instansi lainnya.
o.
o. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan adalah jenjang
.g
ps
pendidikan tertinggi yang sudah ditamatkan oleh sesorang yang
.b
sudah tidak bersekolah lagi atau jenjang pendidikan tertinggi
tim
masih bersekolah.
//j
s:
id
perguruan tinggi.
o.
p. Dapat Membaca dan Menulis adalah kemampuan seseorang
.g
ps
untuk bisa membaca dan menulis kata-kata/kalimat sederhana
.b
dalam huruf tertentu.
tim
id
mempunyai keluhan kesehatan (misalnya masuk angin atau
o.
pilek) tetapi kegiatan sehari-harinya tidak terganggu dianggap
.g
tidak sakit.
ps
.b
v. Angkatan Kerja Penduduk Lansia adalah penduduk berusia 60
tim
pekerjaan.
ht
id
tetapi karena suatu hal masih mencari pekerjaan; atau mereka
o.
yang dibebastugaskan dan akan dipanggil kembali tetapi
.g
ps
sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan; atau mereka
.b
yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan
tim
id
persentase angakatan kerja penduduk lansia terhadap
o.
penduduk lansia. TPAK dihitung dengan rumus:
.g
=
ℎ ps × 100%
.b
ℎ
atim
aa. Jam Kerja adalah jumlah waktu (dalam jam) yang digunakan
untuk bekerja.
id
analisis deskriptif dengan penyajian data dalam bentuk tabel ulasan
o.
sederhana dan visualisasi berupa gambar atau grafik untuk
.g
ps
memudahkan pembaca dalam memahaminya. Analisis yang
.b
disajikan disertai dengan analisis diferensial untuk melihat
tim
BAB 3 DEMOGRAFI
id
o.
Demografi adalah studi tentang perubahan jumlah, distribusi,
.g
komposisi, dan keragaman penduduk dari waktu ke waktu.
ps
Sebagaimana diketahui, Jawa Timur merupakan provinsi dengan
.b
jumlah penduduk terbesar kedua setelah Jawa Barat. Jumlah
tim
penduduk yang besar ini jika dikelola dengan baik akan menjadi
a
//j
id
dasar kependudukan yang sangat penting adalah data mengenai
o.
komposisi penduduk menurut usia atau kelompok usia antara lain
.g
digunakan untuk menentukan kelompok sasaran pembangunan
ps
yang ditetapkan berdasarkan usia tertentu. Misalnya, penduduk
.b
tim
usia 0-4 tahun atau anak balita merupakan kelompok sasaran untuk
program imunisasi yang merupakan salah satu program
a
//j
mencakup penduduk usia 7-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-18 tahun
tp
ht
id
anak, serta kemajuan teknologi kedokteran. Sejalan dengan itu,
o.
maka perumusan dan arah kebijakan pembangunan salah satunya
.g
ditujukan untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan
ps
penduduk lansia. Oleh karenanya, dibutuhkan data atau informasi
.b
tim
id
adanya perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi sosial masyarakat
o.
yang meningkat. Keberhasilan tersebut akan semakin berarti jika
.g
penduduk lansia bisa mandiri, berkualitas, serta dapat berperan
dalam pembangunan. Selain menjadi
ps salah satu indikator
.b
tim
Gambar 3.1.
s:
10-44 tahun;
52,62%
id
dan menikmati taraf hidup yang wajar atau bahkan lebih baik lagi.
o.
Dari Lampiran Tabel 3.3 terlihat bahwa semua
.g
ps
kabupaten/kota di Jawa Timur memiliki penduduk lansia di atas 7
.b
persen. Hanya lima kabupaten/kota di Jawa Timur yang memiliki
tim
id
persen. Sebaliknya, persentase penduduk lansia tertinggi di Jawa
o.
Timur berada di Kabupaten Magetan (19,17 persen) dan Kabupaten
.g
Pacitan (19,10 persen). Hampir seperlima penduduk dua kabupaten
tersebut merupakan lansia.
ps
.b
tim
id
usia.
o.
Tabel 3.1
.g
Perkiraan Jumlah dan Proporsi Penduduk Pra Lansia dan Lansia Menurut
ps
Kelompok Usia dan Jenis Kelamin, 2018
.b
tim
Pra Lansia
ht
45-54 tahun 2 722 293 13,96 2 876 924 14,39 5 599 217 14,17
55-59 tahun 1 124 575 5,77 1 193 799 5,97 2 318 374 5,87
Lansia
60-69 tahun 1 524 403 7,82 1 574 450 7,87 3 098 853 7,85
70-74 tahun 392 026 2,01 483 949 2,42 875 975 2,22
75 tahun + 401 617 2,06 617 188 3,09 1 018 805 2,58
Sumber: Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur 2010-2020
id
penduduk 45-59 tahun yang selanjutnya disebut penduduk pra
o.
lansia. Dari Tabel 3.1 terlihat bahwa penduduk pra lansia tahun
.g
2018 mencapai 20,04 persen. Persentase penduduk pra lansia
ps
perempuan (20,35 persen) lebih tinggi daripada penduduk pra
.b
tim
dan produktif.
tp
ht
id
Gambar 3.2.
o.
Gambar 3.2.
.g
Rasio Ketergantungan Penduduk Lansia Menurut Jenis Kelamin,
2016 – 2018 ps
.b
tim
id
tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 juga terlihat dari Gambar
o.
3.2. Rasio ketergantungan penduduk lansia, baik lansia laki-laki
.g
ps
maupun lansia perempuan menunjukkan peningkatan. Kondisi ini
.b
secara umum menunjukkan bahwa semakin banyak penduduk
tim
id
sedang kawin. Persentase status perkawinan terbesar pada
o.
penduduk lansia perempuan justru cerai mati, yaitu 58,50 persen.
.g
Tabel 3.2.
ps
Persentase Penduduk Lansia Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin,
.b
dan Status Perkawinan, 2018
tim
Kawin Jumlah
Jenis Kelamin Kawin Hidup Mati
//j
s:
Perkotaan (K)
ht
Perdesaan (D)
Laki-laki (L) 0,53 83,95 1,39 14,13 100,00
Perempuan (P) 0,59 38,26 3,21 57,93 100,00
L+P 0,56 59,32 2,37 37,74 100,00
K+D
Laki-laki (L) 0,81 82,07 1,70 15,41 100,00
Perempuan (P) 0,87 37,70 2,93 58,50 100,00
L+P 0,84 58,28 2,36 38,52 100,00
Sumber: Susenas, 2018
id
Perempuan, terutama pada usia tua, cenderung untuk tidak
o.
bersegera menikah lagi ketika ditinggal mati oleh pasangannya yang
.g
terdahulu atau bahkan memilih untuk tetap menjanda hingga akhir
ps
hayatnya. Hal ini sangat berbeda dengan laki-laki yang biasanya
.b
tim
laki yang berstatus cerai mati atau duda relatif lebih sedikit. Pola
s:
id
merupakan rumah tangga yang memiliki ART lansia. Rumah tangga
o.
.g
dengan lansia di perdesaan juga cenderung lebih banyak
ps
dibandingkan di perkotaan. Sebagaimana terlihat pada Tabel 3.3
.b
berikut, persentase rumah tangga yang beranggotakan lansia di
tim
Tabel 3.3
tp
Tipe Daerah
Rincian
Perkotaan (K) Perdesaan (D) K+D
(1) (2) (3) (4)
Jumlah rumah tangga lansia 1 896 805 1 968 706 3 865 511
id
berperan sebagai kepala rumah tangga (KRT), istri/suami, orang
o.
tua/mertua KRT atau lainnya. Dari peran tersebut, peran sebagai
.g
KRT adalah yang paling berat karena KRT adalah orang yang
ps
bertanggung jawab secara ekonomi atas pemenuhan kebutuhan
.b
tim
pengambil keputusan.
id
tua/mertua.
o.
Tabel 3.4.
.g
Persentase Penduduk Lansia Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin,
ps
dan Hubungan Dengan Kepala Rumah Tangga, 2018
.b
tim
Kepala
Tipe Daerah/ Orang Tua/
Rumah Istri/ Suami Lainnya Jumlah
Jenis Kelamin Mertua
a
Tangga
//j
Perkotaan (K)
tp
Perdesaan (D)
Laki-laki (L) 89,79 0,91 7,81 1,49 100,00
Perempuan (P) 31,84 34,18 29,05 4,93 100,00
L+P 58,55 18,85 19,26 3,35 100,00
K+D
Laki-laki (L) 89,02 1,04 8,23 1,71 100,00
Perempuan (P) 33,40 33,56 28,02 5,02 100,00
L+P 59,20 18,48 18,84 3,49 100,00
Sumber: Susenas, 2018
id
tua/mertua. Selain itu, terlihat bahwa persentase penduduk lansia
o.
perempuan yang berperan sebagai orang tua/mertua (28,02 persen)
.g
jauh lebih besar dibandingkan persentase penduduk lansia laki-laki
ps
sebagai orang tua/mertua (8,23 persen). Dikaitkan dengan pola
.b
tim
BAB 4 PENDIDIKAN
id
o.
.g
Pemerintah berkewajiban untuk memenuhi hak setiap warga
ps
negara dalam memperoleh pendidikan sebagaimana diamanatkan
.b
dalam UUD 1945 Pasal 28C Ayat (1) yang menyebutkan bahwa
tim
id
sehingga tidak menjadi beban bagi dirinya, keluarga atau pun
o.
masyarakat.
.g
ps
Sejalan dengan itu, dalam UU tersebut Bab VI Pasal 16 Ayat
.b
(1) disebutkan bahwa pemerintah memberikan pelayanan dan
tim
penanganan yang lebih khusus dan terfokus. Hal ini sesuai dengan
karakteristik penduduk lansia yang berbeda dibandingkan dengan
kelompok penduduk lainnya seperti balita, remaja, dan pemuda.
Jika kelompok penduduk lainnya seperti balita, remaja dan pemuda
memiliki kemampuan fisik dan non fisik yang makin berkembang
dan meningkat, sebaliknya penduduk lansia memiliki kemampuan
id
fisik dan non fisik yang semakin menurun karena proses penuaan
o.
yang terjadi pada mereka secara alamiah.
.g
4.1. ps
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
.b
tim
Tabel 4.1.
Persentase Penduduk Lansia Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2018
id
Tidak Tidak SMA/ Jumlah
Jenis Kelamin SD/ SMP/
o.
Pernah Tamat Sederajat
Sederajat Sederajat
Sekolah SD ke Atas
.g
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perkotaan (K)
ps
.b
Laki-laki (L) 8,49 38,16 34,41 9,37 9,58 100,00
tim
Perdesaan (D)
s:
K+D
Laki-laki (L) 14,70 38,72 34,70 5,99 5,89 100,00
Perempuan (P) 31,90 38,30 23,73 4,21 1,85 100,00
L+P 23,93 38,49 28,82 5,04 3,73 100,00
Sumber: Susenas 2018
id
persen. Untuk jenjang SMA/sederajat ke atas, persentase penduduk
o.
lansia di perkotaan yang menamatkan jenjang pendidikan tersebut
.g
sebesar 6,17 persen atau empat kali lipat lebih dari persentase
ps
penduduk lansia di perdesaan yang menamatkan jenjang yang
.b
tim
id
pendidikan tertinggi yang ditamatkan SD/sederajat ke bawah
o.
tertinggi adalah kabupaten/kota yang terletak di Pulau Madura,
.g
ps
yaitu Kabupaten Bangkalan (98,19 persen), Kabupaten Sampang
.b
(98,06 persen), Kabupaten Pamekasan (96,62 persen), dan
tim
Tabel 4.2.
id
Persentase Penduduk Lansia Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan
o.
Kemampuan Membaca dan Menulis, 2018
.g
Tipe Daerah/
ps
Kemampuan Membaca dan Menulis
.b
Huruf Jumlah
Jenis Kelamin Huruf Huruf Tidak
tim
Latin dan
Latin Lainnya Dapat
Lainnya
a
Perkotaan (K)
s:
Perdesaan (D)
Laki-laki (L) 37,28 1,94 32,43 28,36 100,00
Perempuan (P) 26,08 3,49 15,26 55,16 100,00
L+P 31,24 2,78 23,17 42,81 100,00
K+D
Laki-laki (L) 40,80 1,48 36,76 20,96 100,00
Perempuan (P) 31,67 2,56 22,96 42,81 100,00
L+P 35,91 2,06 29,36 32,67 100,00
Sumber: Susenas, 2018
id
Program Keaksaraan Fungsional (KF). Prioritas program KF adalah
o.
penduduk buta aksara usia 15-44 tahun. Namun dalam
.g
kenyataannya, hampir 10 persen peserta KF berusia 60 tahun ke
ps
atas. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar lansia masih cukup
.b
tim
id
serta mampu membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya
o.
sebesar 35,89 persen. Sementara itu, penduduk lansia di perdesaan
.g
yang mampu membaca dan menulis hanya sebesar 57,19 persen,
ps
yang terdiri dari mampu membaca dan menulis huruf latin sebesar
.b
tim
23,17 persen.
s:
tp
Gambar 4.1.
Angka Buta Aksara/Huruf Penduduk Lansia Menurut Jenis Kelamin,
2014-2018
id
50,00 45,83 47,16
42,81
45,00
o.
40,00 35,48 36,50
.g
34,43 32,67
35,00
30,00
25,00
26,92
20,86 21,73
ps 26,03
20,96
.b
20,44
20,00 15,14
tim
15,00 12,56
10,00
a
5,00
//j
0,00
s:
id
Sampang (67,62 persen), Kabupaten Sumenep (61,21 persen),
o.
.g
Kabupaten Bangkalan (55,69 persen), Kabupaten Bondowoso (54,77
ps
persen), Kabupaten Tuban (52,95 persen), Kabupaten Probolinggo
.b
(51,83 persen), dan Kabupaten Pamekasan (50,45 persen).
tim
Tabel 4.3.
id
Persentase Penduduk Lansia Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan
o.
Akses Teknologi Informasi, 2018
.g
Tipe Daerah/ ps Akses Teknologi Informasi
.b
Jenis Kelamin Telepon Komputer/
Internet
tim
Perkotaan (K)
s:
Perdesaan (D)
Laki-laki (L) 37,76 0,71 1,07
Perempuan (P) 21,55 0,12 0,73
L+P 29,02 0,39 0,89
K+D
Laki-laki (L) 43,79 2,19 5,56
Perempuan (P) 27,50 0,77 3,19
L+P 35,05 1,43 4,29
Sumber: Susenas, 2018
id
Penggunaan teknologi biasanya dipengaruhi tingkat
o.
.g
pendidikan lansia. Semakin tinggi pendidikan, maka semakin tinggi
ps
pula kecenderungan untuk mengakses teknologi. Seperti telah
.b
diulas dalam bagian sebelumnya bahwa penduduk lansia di
tim
BAB
5 KESEHATAN
id
Ada sebuah pepatah “Men sana incorpore sano” yang berarti
o.
.g
di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Kesehatan
ps
merupakan hak asasi setiap manusia dan merupakan bagian dari
.b
unsur kesejahteraan rakyat sesuai dengan cita-cita bangsa
tim
id
kualitas kehidupan setiap manusia.
o.
Tingkat/derajat kesehatan penduduk merupakan salah satu
.g
ps
cermin dari tingginya kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu
.b
bangsa. Hal ini dikarenakan manusia merupakan subjek dan
tim
id
dituangkan dalam UU Lansia No. 13 Tahun 1998 Bab VI Pasal 14
o.
Ayat (1) tentang pelayanan kesehatan yang dimaksudkan untuk
.g
ps
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan
.b
lanjut usia, agar kondisi fisik, mental, dan sosialnya dapat berfungsi
tim
id
yang dikeluarkan bagi perlindungan penduduk lansia di rumah
o.
sakit), belum adanya landasan yuridis (peraturan pemerintah), dan
.g
terbatasnya SDM staf pelayanan kesehatan penduduk lansia.
Penelitian tersebut
ps
merekomendasikan perlunya peraturan
.b
tim
id
biasanya terlihat dari gangguan kesehatan yang dikeluhkannya.
o.
.g
5.1. Keluhan Kesehatan
ps
.b
Keluhan kesehatan didefinisikan sebagai keadaan seseorang
tim
atas). Secara umum persentase penduduk pra lansia dan lansia yang
mempunyai keluhan keluhan kesehatan selama sebulan terakhir
dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1.
Persentase Penduduk Pra Lansia dan Lansia yang Mempunyai Keluhan
Kesehatan Selama Sebulan Terakhir Menurut Kelompok Usia, Jenis
Kelamin, dan Tipe Daerah, 2018
id
100,00
o.
.g
80,00
59,10
56,15
57,32
55,33
55,13
54,62
54,33
53,16
52,06
51,42
ps
49,51
48,10
47,84
47,59
46,12
60,00
42,04
39,34
38,76
38,21
35,29
.b
40,00
tim
20,00
a
//j
0,00
s:
id
mengeluhkan kesehatannya dibandingkan dengan penduduk laki-
o.
laki pada kelompok usia yang sama. Sebaliknya, pada kelompok
.g
ps
lansia madya dan lansia tua, justru menunjukkan bahwa lansia laki-
.b
laki lebih sering mengeluhkan kesehatannya dibanding lansia
tim
perempuan.
a
//j
id
sehingga rentan terhadap penyakit.
o.
.g
Gambar 5.2.
Angka Kesakitan Penduduk Lansia Menurut Tipe Daerah, 2014-2018 ps
.b
50,00
tim
45,00
40,00
28,16
27,66
27,02
26,29
25,71
25,57
25,10
24,86
24,53
24,53
35,00
23,83
23,76
23,20
23,11
22,75
//j
30,00
25,00
s:
20,00
tp
15,00
10,00
ht
5,00
-
2014 2015 2016 2017 2018
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
Tabel 5.1.
Angka Kesakitan Lansia Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin,
dan Kelompok Usia, 2018
Kelompok Usia
Tipe Daerah/
id
Lansia Lansia
Jenis Kelamin Pra Lansia Lansia tua Lansia
Muda Madya
o.
45-59 80+ 60+
60-69 70-79
.g
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Perkotaan (K)
ps
.b
Laki-laki (L) 12,51 19,03 27,99 37,10 22,70
tim
Perdesaan (D)
s:
K+D
Laki-laki (L) 13,42 19,94 28,93 34,59 23,43
Perempuan (P) 16,08 22,44 25,79 28,92 24,19
L+P 14,79 21,21 27,19 30,86 23,83
Sumber: Susenas, 2018
id
perlunya peningkatan pelayanan kesehatan bagi penduduk lansia di
o.
perdesaan.
.g
ps
Tabel 5.1 juga menyajikan angka kesakitan lansia yang
.b
dibedakan menurut kelompok usia dan jenis kelamin. Bila dilihat
tim
id
Pasuruan (32,42 persen). Sebaliknya, angka kesakitan terendah dan
o.
dibawah 15 persen terjadi di Kota Madiun (11,27 persen) dan Kota
.g
Probolinggo (13,13 persen).
ps
.b
5.3. Cara Berobat
a tim
Tabel 5.2.
Persentase Penduduk Lansia Dengan Keluhan Kesehatan Sebulan
Terakhir Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Cara Berobat, 2018
id
o.
Perkotaan (K)
.g
Laki-laki (L) 50,11 3,05 44,70 24,34 27,91 100,00
Perempuan (P)
L+P
51,22
50,70
3,30
3,18
ps
42,35
43,43
23,62
23,95
30,73
29,43
100,00
100,00
.b
tim
Perdesaan (D)
Laki-laki (L) 49,00 2,82 44,47 23,21 29,50 100,00
a
//j
K+D
ht
id
tidak berobat jalan tersebut, sebagian besar diantaranya (68,70
o.
persen) beralasan mengobati sendiri keluhan kesehatannya dan
.g
ps
25,55 persen yang lain beralasan merasa tidak perlu berobat jalan.
.b
Pola yang serupa terjadi pada lansia baik yang tinggal di perkotaan
tim
maupun di perdesaan.
a
//j
ada biaya sebanyak 2,02 persen dari total penduduk lansia yang
tp
ada biaya dalam hal ini baik ketiadaan biaya berobat maupun
ketiadaan biaya transportasi menuju tempat berobat. Fenomena
yang menarik justru terlihat dari alasan tidak berobat jalan menurut
tipe daerah tempat tinggal bahwa persentase penduduk lansia yang
tidak berobat jalan karena alasan tidak ada biaya justru lebih besar
di perkotaan dibandingkan di perdesaan. Di satu sisi, hal ini dapat
mengindikasikan pelayanan kesehatan yang semakin merata di
perdesaan. Namun, di sisi lain hal ini juga bisa mengindikasikan
relatif lebih besarnya biaya hidup di daerah perkotaan membuat
Profil Penduduk Lanjut Usia Provinsi Jawa Timur 2018 61
Kesehatan
Tabel 5.3.
Persentase Penduduk Lansia yang Tidak Berobat Jalan Menurut
Kelompok Usia, Tipe Daerah dan Alasan Utama Tidak Berobat Jalan, 2018
id
Persentase Alasan Utama Tidak Berobat Jalan
Lansia yang
o.
Tipe Daerah/
Tidak Tidak Merasa Jumlah
.g
Jenis Kelamin Mengoba-
Berobat Ada Tidak Lainnya
ti Sendiri
Jalan Biaya
ps Perlu
.b
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
tim
Perkotaan (K)
Laki-laki (L) 47,75 2,79 67,28 26,92 3,01 100,00
a
Perdesaan (D)
ht
K+D
Laki-laki (L) 47,52 2,41 69,33 25,10 3,16 100,00
Perempuan (P) 44,72 1,67 68,14 25,96 4,23 100,00
L+P 46,00 2,02 68,70 25,55 3,72 100,00
Sumber: Susenas, 2018
id
tidak berobat jalan menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada
o.
lampiran publikasi Tabel 5.4.1 – Tabel 5.4.3.
.g
ps
Berobat jalan dapat dilakukan dengan mendatangi tempat-
.b
tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisional tanpa
tim
id
Gambar 5.3.
Persentase Penduduk Lansia yang Berobat Jalan dan Tempat Berobat Jalan
o.
Menurut Tipe Daerah, 2018
.g
60,00 55,67 ps
.b
55,00
tim
50,00 47,85
45,00
39,61
a
40,00
//j
35,00
s:
30,00
23,21
22,89 23,05
tp
25,00
20,00
ht
id
karena keberadaannya di setiap kecamatan yang relatif mudah
o.
diakses dengan biaya terjangkau.
.g
ps
Dikaji berdasarkan kabupaten/kota, data dari Lampiran
.b
Tabel 5.5.3 menunjukkan bahwa terdapat lima kabupaten/kota yang
tim
BAB 6 KETENAGAKERJAAN
id
o.
.g
Penduduk lansia yang terlibat aktif dalam ketenagakerjaan
ps
merupakan penduduk lansia potensial yaitu penduduk lansia yang
.b
masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat
tim
id
dan (2) menyatakan bahwa dalam pelaksanaannya, pemerintah
o.
memberikan pelayanan kesempatan kerja bagi lanjut usia potensial
.g
untuk memberi peluang bagi pendayagunaan pengetahuan,
ps
keahlian, kemampuan, keterampilan, dan pengalaman yang
.b
tim
id
berusaha tetap bekerja dalam upaya memenuhi tuntutan hidup
o.
.g
maupun mencukupi kebutuhan keluarga yang menjadi
tanggungannya. ps
.b
tim
Gambar 6.1.
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan
Selama Seminggu Terakhir dan Kelompok Usia, 2018
id
o.
Lainnya; 1,81
.g
Lainnya;
Mengurus
Ruta; 17,15
ps 14,15
.b
tim
Sekolah; 9,07
Mengurus Bekerja;
Bekerja;
Ruta; 55,70
68,74
a
29,74
//j
s:
Penganggur-
an; 3,23 Sekolah;
tp
0,00 Pengang-
guran;
ht
0,40
Gambar 6.2.
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan
Selama Seminggu Terakhir dan Tipe Daerah, 2018
id
Perkotaan (K) Perdesaan (D) K+D
o.
.g
15-59 tahun Lansia 15-59 tahun Lansia 15-59 tahun Lansia
67,09
70,63
62,25
ps 68,74
.b
55,70
48,98
tim
35,21
29,74
a
24,41
//j
10,53 9,07
7,37
3,61 1,79 2,80 1,84 3,23 1,81
tp
id
mengurus rumah tangga dan lainnya (masing-masing 35,21 persen
o.
dan 15,33 persen) lebih tinggi dibandingkan dengan di perdesaan
.g
(masing-masing 24,41 persen dan 13,00 persen).
ps
.b
Persentase penduduk lansia yang bekerja baik di perkotaan
tim
Gambar 6.3
id
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan
Selama Seminggu Terakhir dan Jenis Kelamin, 2018
o.
.g
Laki-laki (L)
15-59 tahun Lansia
Perempuan (P)
15-59 tahun
ps Lansia
L+P
15-59 tahun Lansia
.b
82,08
tim
71,56 68,74
a
55,72
55,70
//j
41,96 44,27
s:
31,59 29,74
tp
17,15
ht
74,21
70,63 68,74
67,09 67,37
id
60,47
o.
50,96
.g
42,48
33,79
ps
.b
20,38
15,83 18,29
a tim
//j
Umur 15-59 tahun Lansia Muda (60-69 tahun) Lansia Madya (70-79 tahun) Lansia Tua (80 tahun+)
s:
tp
id
utama kecilnya penduduk lansia pada usia 80 tahun ke atas yang
o.
bekerja.
.g
Gambar 6.5.
ps
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut
.b
Kelompok Usia dan Jenis Kelamin, 2018
a tim
82,08 80,65
s:
68,74 67,37
tp
59,54
ht
55,72 54,52
42,48
32,12
28,85
18,29
11,09
Umur 15-59 tahun Lansia Muda (60-69 tahun) Lansia Madya (70-79 tahun) Lansia Tua (80 tahun+)
id
Gambar 6.6.
o.
Persentase Penduduk Lansia Bekerja Menurut Tipe Daerah, Jenis
.g
Kelamin, dan Status Perkawinan, 2018
100%
ps
.b
90% 17,87 20,61 19,42
tim
Lansia Perempuan
80% dan Kawin
a
50%
Lansia Laki-laki
tp
51,13 51,75
30%
Lansia Laki-laki
20% dan Tidak Kawin
10%
8,18 7,68 7,90
0%
Perkotaan Perdesaan Perkotaan dan
Perdesaan
id
penduduk lansia.
o.
Tidak sedikit penduduk lansia yang masih menghidupi
.g
ps
keluarga yang tinggal bersamanya. Penduduk lansia yang masih
.b
bekerja dan berstatus sebagai kepala rumah tangga dapat dilihat
tim
pada Tabel 6.1. Penduduk lansia yang bekerja dan berstatus sebagai
a
dari kepala rumah tangga (44,83 persen) dan kepala rumah tangga
(38,99 persen).
Tabel 6.1.
Persentase Penduduk Lansia Bekerja Menurut Tipe Daerah, Jenis
Kelamin, dan Status dalam Rumah Tangga, 2018
id
Tipe Daerah/
Jumlah
Jenis Kelamin Kepala rumah Istri/ Orang tua/
o.
Lainnya
tangga suami mertua
.g
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Perkotaan (K) ps
.b
Laki-laki (L) 94,31 0,64 4,38 0,67 100,00
tim
Perdesaan (D)
tp
K+D
Laki-laki (L) 94,39 0,35 4,29 0,96 100,00
Perempuan (P) 38,99 44,83 13,72 2,46 100,00
L+P 72,03 18,30 8,10 1,57 100,00
Sumber: Sakernas 2018
Tabel 6.2.
id
Persentase Penduduk Lansia Bekerja menurut Tipe Daerah, Jenis
o.
Kelamin, dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2018
.g
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Tipe Daerah/ ps
.b
Tidak Tidak SD/ SMP/ SMA/ Jumlah
Jenis Kelamin
Pernah Tamat Sede- Sede- Sederajat
tim
Perkotaan (K)
s:
id
biasanya bekerja hanya memenuhi kebutuhannya untuk saat ini saja
o.
tanpa memikirkan adanya jaminan hari tua. Kondisi tersebut
.g
menyebabkan saat mereka memasuki usia lanjut, penduduk lansia
ps
yang tidak memiliki tabungan tersebut harus tetap bekerja untuk
.b
tim
memenuhi kebutuhannya.
a
//j
Tabel 6.3.
Persentase Penduduk Bekerja menurut Kelompok Usia, Tipe Daerah,
dan Lapangan Usaha, 2018
id
Perkotaan (K) 12,16 22,29 20,77 6,91 8,84 29,02 100,00
o.
Perdesaan (D) 46,18 14,81 12,80 8,41 3,80 14,00 100,00
.g
K+D 28,40 18,72 16,97 7,63 6,43 21,85 100,00
Lansia
ps
.b
Perkotaan (K) 36,06 20,99 12,08 5,53 8,36 16,99 100,00
tim
Tabel 6.4.
Persentase Penduduk Bekerja menurut Kelompok Usia, Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan dan Lapangan Usaha, 2018
Lapangan Usaha
id
Kelompok Usia/
Akomodasi
o.
Tipe Daerah Industri
Pertanian Perdagangan Konstruksi dan Makan Lainnya
Pengolahan
.g
Minum
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
15-59 tahun ps
.b
Tidak Pernah
7,15 1,30 1,29 0,98 1,07 0,91
Sekolah
tim
SMP/Sederajat
//j
SMA/Sederajat
12,34 47,04 48,26 25,31 37,14 69,13
ke Atas
s:
Lansia
ht
Tidak Pernah
23,34 12,80 15,75 7,17 8,50 10,83
Sekolah
Tidak Tamat SD 37,81 27,99 34,87 24,46 38,53 28,12
SD/Sederajat 31,75 31,66 32,43 44,63 31,25 28,01
SMP/Sederajat 4,02 13,23 8,85 12,31 9,83 12,87
SMA/Sederajat
3,08 14,32 8,10 11,43 11,89 20,18
ke Atas
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
id
Komposisi penduduk lansia yang bekerja menurut status
o.
pekerjaan memberikan gambaran tentang kedudukan lansia dalam
.g
ps
pekerjaan. Kedudukan seseorang dalam pekerjaan mencerminkan
.b
seberapa besar peran aktifnya dalam kegiatan ekonomi. Secara
tim
Tabel 6.5.
Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja Menurut Tipe Daerah,
Jenis Kelamin, dan Status Pekerjaan, 2018
id
Berusaha Pekerja
Tipe Daerah/ Berusaha Buruh/ Pekerja
Dibantu Tidak Jumlah
o.
Jenis Kelamin Sendiri Karyawan Bebas
Buruh Dibayar
.g
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perkotaan (K) ps
.b
Laki-laki (L) 23,24 38,48 18,06 14,76 5,46 100,00
tim
Perdesaan (D)
//j
K+D
Laki-laki (L) 19,27 51,72 11,01 13,33 4,68 100,00
Perempuan (P) 28,41 23,30 8,37 11,26 28,66 100,00
L+P 22,96 40,25 9,94 12,49 14,35 100,00
Sumber: Sakernas, 2018
id
Selain untuk menentukan precarious work, status pekerjaan
o.
.g
juga dapat menentukan apakah lansia termasuk dalam vulnerable
ps
employment. Termasuk dalam vulnerable employment diantaranya
.b
adalah pekerja keluarga tidak dibayar dan berusaha sendiri serta
tim
Gambar 6.7
id
Persentase Penduduk Lansia Bekerja Menurut Kelompok Usia
o.
dan Status Pekerjaan, 2018
.g
100%
90% 14,56 14,86
ps 13,01 11,49
.b
80% 10,58 13,51
12,66 13,01
tim
7,27 1,94
70%
11,05
60%
a
38,55
//j
50% 46,93
44,26
s:
40% 38,81
tp
30%
18,96
ht
20%
22,27 24,89 26,12
10% 15,27
0%
Usia 15-59 tahun Lansia Muda Lansia Madya Lansia Tua
Berusaha Sendiri Berusaha Dibantu Buruh Buruh Pekerja Bebas Pekerja Keluarga/Tidak Dibayar
id
terlihat bahwa persentase penduduk lansia yang bekerja secara
o.
berlebihan atau jam kerja lebih dari 48 jam dalam seminggu terakhir
.g
masih cukup banyak.
ps
.b
Penduduk lansia yang bekerja dengan jam kerja berlebihan
tim
bekerja memiliki jam kerja yang tidak layak. Penduduk lansia yang
tp
Tabel 6.6.
Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja Menurut Tipe Daerah
dan Jumlah Jam Kerja Selama Seminggu Terakhir, 2018
id
o.
Jumlah Jam Kerja Seminggu Terakhir
.g
Kelompok Usia/
Jumlah
Jenis Kelamin 1 – 14 15 – 34 35 – 48 49+
0 jam
jam ps
jam jam jam
.b
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
tim
Tipe daerah
Perkotaan (K) 2,33 13,31 28,55 25,86 29,95 100,00
a
//j
Jenis Kelamin
ht
6.6. Upah/Pendapatan
Tabel 6.7.
Persentase Penduduk Lansia Bekerja
Menurut Upah/Gaji/Pendapatan Per Bulan, 2018
id
o.
Upah/Gaji/Pendapatan Per Bulan (Rupiah)
.g
Kelompok Usia/
Jumlah
Jenis Kelamin Kurang dari
1 Juta
1 Juta –
1,99 Juta ps
2 Juta –
2,99 Juta
3 Juta
ke Atas
.b
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
tim
Tipe daerah
a
Jenis Kelamin
ht
id
perempuan bekerja mendapatkan upah atau pendapatan kurang
o.
dari satu juta rupiah per bulan.
.g
ps
.b
atim
//j
s:
tp
ht
Laki-laki
Pra Lansia Lansia
Kabupaten/Kota
45-54 55-59 60-69 70-74 75+
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Pacitan 15,31 7,00 10,64 3,42 3,97
02. Ponorogo 15,09 7,00 10,52 2,93 3,53
03. Trenggalek 14,95 6,57 9,59 2,82 3,38
04. Tulungagung 14,15 6,27 9,07 2,62 3,08
05. Blitar 14,31 6,62 9,34 2,79 3,62
id
06. Kediri 13,88 5,69 8,22 2,22 2,56
07. Malang 13,89 5,72 7,97 2,21 2,39
o.
08. Lumajang 14,80 6,46 9,02 2,11 2,03
.g
09. Jember 13,79 5,93 8,67 2,17 2,03
10. Banyuwangi 14,09 6,06 9,54 2,40 2,39
11. Bondowoso
12. Situbondo
14,93
14,92
6,32
6,41
ps 9,61
8,93
2,42
2,06
1,90
1,63
.b
13. Probolinggo 14,02 5,76 7,74 1,84 1,64
tim
Perempuan
Pra Lansia Lansia
Kabupaten/Kota
45-54 55-59 60-69 70-74 75+
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Pacitan 15,88 7,12 10,70 3,92 5,50
02. Ponorogo 15,94 7,49 10,41 3,52 5,35
03. Trenggalek 15,49 6,87 9,25 3,04 4,31
04. Tulungagung 14,49 6,54 8,34 2,78 4,02
05. Blitar 14,94 7,01 9,05 2,94 4,44
id
06. Kediri 14,55 6,10 7,99 2,53 3,66
07. Malang 14,39 5,92 8,11 2,56 3,36
o.
08. Lumajang 15,39 6,72 8,80 2,45 2,95
.g
09. Jember 14,01 6,04 8,43 2,50 2,95
10. Banyuwangi 14,64 6,33 9,31 2,71 3,34
11. Bondowoso
12. Situbondo
14,80
15,11
6,46
6,58 ps 10,31
9,27
3,08
2,70
3,27
2,83
.b
13. Probolinggo 14,00 5,85 7,90 2,42 2,80
14. Pasuruan 13,63 5,03 6,46 1,90 1,96
tim
Laki-laki + Perempuan
Pra Lansia Lansia
Kabupaten/Kota
45-54 55-59 60-69 70-74 75+
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Pacitan 15,61 7,06 10,67 3,68 4,75
02. Ponorogo 15,51 7,25 10,46 3,22 4,44
03. Trenggalek 15,22 6,72 9,42 2,93 3,85
04. Tulungagung 14,33 6,41 8,70 2,70 3,56
05. Blitar 14,62 6,82 9,20 2,87 4,03
id
06. Kediri 14,21 5,90 8,11 2,37 3,11
o.
07. Malang 14,14 5,82 8,04 2,38 2,87
08. Lumajang 15,10 6,59 8,91 2,28 2,50
.g
09. Jember 13,91 5,98 8,55 2,34 2,49
10. Banyuwangi
11. Bondowoso
14,36
14,86
6,19
6,40 ps 9,42
9,97
2,55
2,76
2,87
2,60
.b
12. Situbondo 15,01 6,50 9,11 2,39 2,24
13. Probolinggo 14,01 5,81 7,83 2,14 2,23
tim
Laki-laki +
Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan
Perempuan
(1) (2) (3) (4)
01. Pacitan 29,44 32,90 31,21
02. Ponorogo 26,99 31,21 29,08
03. Trenggalek 24,94 26,13 25,54
04. Tulungagung 23,83 23,80 23,82
05. Blitar 25,45 26,50 25,98
06. Kediri 20,44 22,44 21,44
id
07. Malang 19,48 22,07 20,76
o.
08. Lumajang 20,56 21,88 21,24
09. Jember 20,31 21,78 21,06
.g
10. Banyuwangi 22,80 24,40 23,61
11. Bondowoso
12. Situbondo
21,72
19,06 ps 26,33
22,48
24,07
20,81
.b
13. Probolinggo 17,32 20,27 18,83
14. Pasuruan 12,73 15,35 14,05
tim
Laki-laki +
Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan
Perempuan
(1) (2) (3) (4)
01. Pacitan 18,03 20,12 19,10
02. Ponorogo 16,97 19,28 18,13
03. Trenggalek 15,79 16,60 16,20
04. Tulungagung 14,77 15,14 14,96
05. Blitar 15,75 16,43 16,09
06. Kediri 13,00 14,18 13,59
07. Malang 12,57 14,03 13,30
id
08. Lumajang 13,16 14,20 13,69
o.
09. Jember 12,87 13,89 13,38
10. Banyuwangi 14,32 15,36 14,84
.g
11. Bondowoso 13,92 16,66 15,33
12. Situbondo
13. Probolinggo
12,62
11,22 ps 14,80
13,12
13,74
12,20
.b
14. Pasuruan 8,58 10,31 9,45
15. Sidoarjo 7,12 8,11 7,61
tim
Laki-laki
Belum Cerai Cerai
Kabupaten/Kota Kawin Jumlah
Kawin Hidup Mati
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Pacitan - 89,92 1,10 8,98 100,00
02. Ponorogo 0,81 83,87 1,01 14,30 100,00
03. Trenggalek 1,08 85,02 1,74 12,16 100,00
04. Tulungagung - 84,32 2,48 13,19 100,00
05. Blitar 1,53 81,08 3,56 13,83 100,00
06. Kediri 1,59 78,55 1,72 18,14 100,00
id
07. Malang 1,46 82,12 0,81 15,61 100,00
o.
08. Lumajang - 82,85 1,00 16,16 100,00
09. Jember 1,01 81,96 3,63 13,40 100,00
.g
10. Banyuwangi 1,64 85,40 3,67 9,30 100,00
11. Bondowoso
12. Situbondo
0,52
- ps
86,98
83,96
0,52
1,57
11,98
14,47
100,00
100,00
.b
13. Probolinggo 0,92 83,89 1,96 13,23 100,00
14. Pasuruan 1,55 74,19 1,74 22,52 100,00
tim
Tabel 3.4.2.
Persentase Penduduk Lansia Menurut Kabupaten/Kota dan Status Perkawinan, 2018
Perempuan
Belum Cerai Cerai
Kabupaten/Kota Kawin Jumlah
Kawin Hidup Mati
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Pacitan - 46,89 2,20 50,92 100,00
02. Ponorogo 0,35 36,60 2,27 60,78 100,00
03. Trenggalek 0,88 43,09 2,10 53,92 100,00
04. Tulungagung - 43,53 1,76 54,71 100,00
05. Blitar 0,50 39,06 2,58 57,86 100,00
id
06. Kediri 1,21 33,66 3,08 62,05 100,00
07. Malang 1,12 38,24 3,04 57,60 100,00
o.
08. Lumajang 0,01 40,88 1,89 57,22 100,00
.g
09. Jember 0,87 32,22 5,31 61,61 100,00
10. Banyuwangi 0,66 37,60 2,54 59,20 100,00
11. Bondowoso
12. Situbondo
1,56
-
ps
35,32
34,11
2,56
2,99
60,56
62,91
100,00
100,00
.b
13. Probolinggo 0,48 36,91 3,49 59,12 100,00
tim
Laki-laki + Perempuan
Belum Cerai Cerai
Kabupaten/Kota Kawin Jumlah
Kawin Hidup Mati
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Pacitan - 66,79 1,69 31,52 100,00
02. Ponorogo 0,57 58,71 1,68 39,04 100,00
03. Trenggalek 0,98 63,36 1,93 33,74 100,00
04. Tulungagung - 63,16 2,11 34,73 100,00
05. Blitar 1,01 59,65 3,06 36,28 100,00
id
06. Kediri 1,39 55,20 2,43 40,98 100,00
07. Malang 1,28 59,08 1,98 37,66 100,00
o.
08. Lumajang - 60,56 1,47 37,96 100,00
.g
09. Jember 0,93 55,71 4,52 38,84 100,00
10. Banyuwangi 1,13 60,54 3,08 35,25 100,00
11. Bondowoso
12. Situbondo
1,10
- ps
58,16
56,42
1,66
2,35
39,08
41,23
100,00
100,00
.b
13. Probolinggo 0,68 57,99 2,80 38,53 100,00
14. Pasuruan 1,18 48,49 1,89 48,43 100,00
tim
Tabel 3.5.1.
Persentase Penduduk Lansia Menurut Provinsi dan
Hubungan Dengan Kepala Rumah Tangga (KRT), 2018
Laki-laki
Kepala
Istri/ Orang Tua/
Kabupaten/Kota Rumah Lainnya Jumlah
Suami Mertua
Tangga
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Pacitan 90,99 - 7,11 1,90 100,00
02. Ponorogo 92,50 - 6,05 1,45 100,00
03. Trenggalek 86,36 0,97 11,72 0,94 100,00
id
04. Tulungagung 92,51 0,19 6,66 0,64 100,00
05. Blitar 91,77 2,18 5,27 0,78 100,00
o.
06. Kediri 87,18 3,31 7,21 2,30 100,00
07. Malang 85,64 2,76 8,62 2,98 100,00
.g
08. Lumajang 86,39 0,55 11,77 1,30 100,00
09. Jember
10. Banyuwangi
11. Bondowoso
91,06
89,01
88,17
ps-
2,94
0,31
7,24
5,73
10,00
1,70
2,31
1,53
100,00
100,00
100,00
.b
12. Situbondo 94,58 0,31 5,11 - 100,00
tim
Perempuan
Kepala
Istri/ Orang Tua/
Kabupaten/Kota Rumah Lainnya Jumlah
Suami Mertua
Tangga
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Pacitan 23,15 40,93 32,47 3,44 100,00
02. Ponorogo 35,52 34,49 26,43 3,56 100,00
03. Trenggalek 28,55 37,72 30,83 2,90 100,00
04. Tulungagung 31,49 41,38 24,69 2,44 100,00
id
05. Blitar 35,57 36,36 21,17 6,90 100,00
06. Kediri 37,68 30,55 26,78 4,98 100,00
o.
07. Malang 32,02 34,85 27,36 5,76 100,00
.g
08. Lumajang 25,31 35,76 36,28 2,66 100,00
09. Jember 33,11 29,55 28,83 8,50 100,00
10. Banyuwangi
11. Bondowoso
38,02
31,62
31,92
32,32ps 26,62
27,82
3,44
8,24
100,00
100,00
.b
12. Situbondo 40,90 33,73 19,42 5,94 100,00
13. Probolinggo 25,89 27,38 38,50 8,23 100,00
tim
Tabel 3.5.3.
Persentase Penduduk Lansia Menurut Provinsi dan
Hubungan Dengan Kepala Rumah Tangga (KRT), 2018
Laki-laki + Perempuan
Kepala
Istri/ Orang Tua/
Kabupaten/Kota Rumah Lainnya Jumlah
Suami Mertua
Tangga
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Pacitan 54,53 22,00 20,74 2,73 100,00
02. Ponorogo 62,17 18,36 16,90 2,57 100,00
03. Trenggalek 56,49 19,96 21,60 1,96 100,00
04. Tulungagung 60,85 21,56 16,02 1,57 100,00
id
05. Blitar 63,11 19,61 13,38 3,90 100,00
o.
06. Kediri 61,43 17,48 17,39 3,70 100,00
07. Malang 57,48 19,61 18,46 4,44 100,00
.g
08. Lumajang 53,95 19,24 24,79 2,02 100,00
09. Jember 60,48 15,60 18,63 5,29 100,00
10. Banyuwangi
11. Bondowoso
62,49
56,62
ps
18,01
18,17
16,60
19,94
2,90
5,27
100,00
100,00
.b
12. Situbondo 64,93 18,77 13,02 3,28 100,00
tim
Laki-laki
SD/Sederajat SMA/Sederajat
Kabupaten/Kota SMP/Sederajat Jumlah
ke Bawah ke Atas
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Pacitan 91,31 1,75 6,94 100,00
02. Ponorogo 90,02 4,05 5,93 100,00
03. Trenggalek 93,81 2,37 3,81 100,00
04. Tulungagung 89,99 5,66 4,35 100,00
05. Blitar 93,62 4,51 1,87 100,00
id
06. Kediri 85,26 9,31 5,43 100,00
07. Malang 91,08 5,64 3,28 100,00
o.
08. Lumajang 93,60 2,55 3,85 100,00
.g
09. Jember 92,77 2,74 4,49 100,00
10. Banyuwangi 89,15 5,06 5,79 100,00
11. Bondowoso
12. Situbondo
94,68
92,14 ps3,64
5,36
1,69
2,50
100,00
100,00
.b
13. Probolinggo 92,58 2,60 4,82 100,00
14. Pasuruan 91,17 3,70 5,13 100,00
tim
Perempuan
SD/Sederajat SMA/Sederajat
Kabupaten/Kota SMP/Sederajat Jumlah
ke Bawah ke Atas
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Pacitan 95,32 2,97 1,71 100,00
02. Ponorogo 94,78 3,86 1,36 100,00
03. Trenggalek 95,90 3,20 0,90 100,00
04. Tulungagung 96,01 1,94 2,05 100,00
05. Blitar 93,26 6,15 0,59 100,00
id
06. Kediri 95,61 2,92 1,47 100,00
07. Malang 94,82 2,99 2,19 100,00
o.
08. Lumajang 96,18 3,56 0,26 100,00
.g
09. Jember 96,74 2,26 0,99 100,00
10. Banyuwangi 97,30 1,39 1,31 100,00
11. Bondowoso
12. Situbondo
97,16
95,24 ps2,11
3,75
0,73
1,01
100,00
100,00
.b
13. Probolinggo 99,12 0,34 0,54 100,00
14. Pasuruan 94,89 2,92 2,19 100,00
tim
Laki-laki + Perempuan
SD/Sederajat SMA/Sederajat
Kabupaten/Kota SMP/Sederajat Jumlah
ke Bawah ke Atas
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Pacitan 93,47 2,40 4,13 100,00
02. Ponorogo 92,56 3,95 3,50 100,00
03. Trenggalek 94,89 2,80 2,31 100,00
04. Tulungagung 93,12 3,73 3,15 100,00
05. Blitar 93,43 5,35 1,22 100,00
id
06. Kediri 90,64 5,99 3,37 100,00
07. Malang 93,04 4,25 2,71 100,00
o.
08. Lumajang 94,97 3,09 1,95 100,00
.g
09. Jember 94,87 2,49 2,64 100,00
10. Banyuwangi 93,39 3,15 3,46 100,00
11. Bondowoso
12. Situbondo
96,06
93,85 ps
2,79
4,47
1,15
1,68
100,00
100,00
.b
13. Probolinggo 96,19 1,36 2,46 100,00
14. Pasuruan 93,22 3,27 3,51 100,00
tim
Laki-laki
Dapat Membaca & Menulis Tidak Dapat
Kabupaten/Kota Huruf Huruf Huruf Latin Membaca & Jumlah
Latin Lainnya & Lainnya Menulis
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Pacitan 50,83 - 31,09 18,08 100,00
02. Ponorogo 41,87 0,30 39,44 18,39 100,00
03. Trenggalek 40,70 - 41,10 18,20 100,00
04. Tulungagung 37,47 - 54,35 8,18 100,00
id
05. Blitar 51,20 0,65 34,74 13,41 100,00
o.
06. Kediri 52,87 - 33,46 13,68 100,00
07. Malang 54,11 - 30,27 15,62 100,00
.g
08. Lumajang 36,38 1,75 28,88 32,99 100,00
09. Jember 26,68 1,77 37,85 33,69 100,00
10. Banyuwangi
11. Bondowoso
32,68
33,08
1,87
1,47 ps 48,42
22,57
17,03
42,88
100,00
100,00
.b
12. Situbondo 30,16 2,95 37,49 29,39 100,00
13. Probolinggo 23,63 3,99 35,60 36,78 100,00
tim
Perempuan
Dapat Membaca & Menulis Tidak Dapat
Kabupaten/Kota Huruf Huruf Huruf Latin Membaca & Jumlah
Latin Lainnya & Lainnya Menulis
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Pacitan 48,77 0,47 13,13 37,63 100,00
02. Ponorogo 26,60 1,20 20,33 51,87 100,00
03. Trenggalek 33,14 0,96 31,41 34,50 100,00
04. Tulungagung 35,88 0,54 40,06 23,51 100,00
id
05. Blitar 42,00 0,56 20,63 36,81 100,00
o.
06. Kediri 43,21 1,12 24,47 31,20 100,00
07. Malang 44,28 1,52 22,38 31,83 100,00
.g
08. Lumajang 31,27 1,07 11,72 55,93 100,00
09. Jember 17,73 3,33 21,28 57,67 100,00
10. Banyuwangi
11. Bondowoso
23,43
24,47
4,04
2,08 ps 27,88
9,26
44,65
64,19
100,00
100,00
.b
12. Situbondo 17,18 3,18 15,77 63,88 100,00
13. Probolinggo 17,91 3,84 14,18 64,07 100,00
tim
Laki-laki + Perempuan
Dapat Membaca & Menulis Tidak Dapat
Kabupaten/Kota Huruf Huruf Huruf Latin Membaca & Jumlah
Latin Lainnya & Lainnya Menulis
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Pacitan 49,72 0,25 21,44 28,59 100,00
02. Ponorogo 33,74 0,78 29,27 36,21 100,00
03. Trenggalek 36,79 0,49 36,09 26,62 100,00
04. Tulungagung 36,65 0,28 46,94 16,13 100,00
id
05. Blitar 46,51 0,60 27,54 25,34 100,00
o.
06. Kediri 47,84 0,58 28,78 22,79 100,00
07. Malang 48,95 0,80 26,13 24,13 100,00
.g
08. Lumajang 33,67 1,39 19,77 45,17 100,00
09. Jember 21,96 2,59 29,11 46,35 100,00
10. Banyuwangi
11. Bondowoso
27,87
28,28
3,00
1,81 ps 37,74
15,14
31,39
54,77
100,00
100,00
.b
12. Situbondo 22,99 3,08 25,49 48,44 100,00
13. Probolinggo 20,48 3,91 23,79 51,83 100,00
tim
id
07. Malang 43,07 43,55 43,32
o.
08. Lumajang 33,99 33,85 33,91
09. Jember 45,84 49,44 47,74
.g
10. Banyuwangi 61,86 61,62 61,73
11. Bondowoso 60,49 62,15 61,42
12. Situbondo
13. Probolinggo
46,81
54,63
ps 46,02
57,05
46,37
55,97
.b
14. Pasuruan 48,92 44,82 46,66
tim
id
08. Lumajang 15,61 15,92 15,78
o.
09. Jember 23,95 20,91 22,34
10. Banyuwangi 30,07 27,79 28,88
.g
11. Bondowoso 23,53 29,04 26,61
12. Situbondo
13. Probolinggo
19,02
22,99 ps 19,59
20,49
19,33
21,61
.b
14. Pasuruan 17,47 20,88 19,34
15. Sidoarjo 20,20 21,27 20,76
tim
id
08. Lumajang 51,47 55,02 53,35
o.
09. Jember 48,18 44,94 46,41
10. Banyuwangi 42,32 54,68 48,73
.g
11. Bondowoso 48,68 42,95 45,44
12. Situbondo
13. Probolinggo
48,94
52,16 ps 50,24
50,74
49,65
51,36
.b
14. Pasuruan 56,45 49,28 52,66
15. Sidoarjo 65,60 70,13 67,91
tim
Tabel 5.4.1.
Persentase Penduduk Lansia yang Sakit Sebulan Terakhir dan Tidak Berobat Jalan
Menurut Alasan Utama Tidak Berobat Jalan, 2018
Laki-laki
Tidak Mengo- Merasa Persentase Lansia
Kabupaten/Kota Ada bati Tidak Lainnya yang Tidak
Biaya Sendiri Perlu Berobat Jalan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Pacitan - 69,38 30,62 - 55,49
02. Ponorogo - 78,15 15,59 6,26 35,58
03. Trenggalek 2,71 68,12 28,77 0,39 45,56
04. Tulungagung - 78,88 18,64 2,49 46,09
05. Blitar - 78,16 20,27 1,58 53,99
id
06. Kediri - 64,72 31,66 3,62 55,91
o.
07. Malang 6,17 60,20 26,51 7,11 48,15
08. Lumajang 5,11 66,72 21,57 6,60 48,53
.g
09. Jember 8,79 68,31 22,90 - 51,82
10. Banyuwangi 1,19 86,22 8,98 3,61 57,68
11. Bondowoso
12. Situbondo
1,45
-
74,03
67,23
ps20,58
32,77
3,93
-
51,32
51,06
.b
13. Probolinggo 2,54 75,45 14,62 7,40 47,84
tim
Perempuan
Tidak Mengo- Merasa Persentase Lansia
Kabupaten/Kota Ada bati Tidak Lainnya yang Tidak
Biaya Sendiri Perlu Berobat Jalan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Pacitan - 64,56 34,05 1,39 49,59
02. Ponorogo - 81,81 16,58 1,61 43,20
03. Trenggalek 0,71 83,94 13,01 2,34 53,16
04. Tulungagung - 78,81 21,19 - 49,45
id
05. Blitar - 75,42 17,38 7,20 46,07
06. Kediri - 67,72 26,07 6,21 52,38
o.
07. Malang - 53,64 30,02 16,34 24,79
.g
08. Lumajang 1,72 65,78 29,10 3,41 44,98
09. Jember 6,53 64,48 28,17 0,81 55,06
10. Banyuwangi
11. Bondowoso
-
-
90,40
72,95 ps 7,21
24,60
2,39
2,44
45,32
57,05
.b
12. Situbondo 4,78 81,81 13,42 - 49,76
13. Probolinggo 4,54 66,69 25,29 3,47 49,26
tim
Laki-laki + Perempuan
Tidak Mengo- Merasa Persentase Lansia
Kabupaten/Kota Ada bati Tidak Lainnya yang Tidak
Biaya Sendiri Perlu Berobat Jalan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Pacitan - 66,87 32,41 0,72 52,26
02. Ponorogo - 80,16 16,13 3,70 39,40
03. Trenggalek 1,49 77,76 19,16 1,58 49,91
04. Tulungagung - 78,84 20,01 1,15 47,84
id
05. Blitar - 76,85 18,89 4,26 49,90
06. Kediri - 66,30 28,72 4,98 54,00
o.
07. Malang 3,92 57,81 27,79 10,49 35,82
.g
08. Lumajang 3,38 66,24 25,42 4,97 46,65
09. Jember 7,52 66,16 25,86 0,46 53,59
10. Banyuwangi
11. Bondowoso
0,64
0,60
88,14
73,39 ps 8,17
22,96
3,05
3,05
51,27
54,56
.b
12. Situbondo 2,59 75,13 22,28 - 50,35
13. Probolinggo 3,68 70,47 20,69 5,16 48,64
tim
Laki-laki
Klinik/
RS Praktek Puskes- Prak-
RS Praktek Lain-
Kabupaten/Kota Peme- Dokter/ mas/ UKBM tek
Swasta Dokter nya
rintah Bidan Pustu Batra
Bersama
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
01. Pacitan 12,34 3,45 61,01 11,12 10,51 4,43 3,20 -
02. Ponorogo 8,17 2,59 49,05 13,00 15,59 16,26 - -
03. Trenggalek 14,63 - 51,70 11,00 21,94 2,17 5,61 1,30
id
04. Tulungagung 16,38 28,28 27,75 7,50 25,62 1,38 - -
05. Blitar 15,83 2,05 50,28 7,66 19,31 3,67 4,23 -
o.
06. Kediri 20,60 16,65 24,42 8,06 29,59 6,45 - -
07. Malang 3,60 23,80 46,33 16,82 10,00 7,40 7,32 0,31
.g
08. Lumajang 6,33 2,28 62,66 9,95 14,42 6,98 11,47 -
09. Jember
10. Banyuwangi
7,57
3,98
3,43
9,23
66,38
59,92 ps 5,11
8,61
17,51
18,88
-
2,79
-
5,62
-
5,14
.b
11. Bondowoso 0,75 2,02 61,74 11,64 26,90 6,87 1,62 -
12. Situbondo 9,31 7,16 51,22 12,74 23,48 2,68 - -
tim
22. Bojonegoro 6,93 9,47 54,26 8,86 20,40 8,19 5,82 2,47
23. Tuban 4,04 - 54,69 13,02 36,64 - - -
24. Lamongan 7,35 6,48 56,31 15,25 18,05 - 2,29 -
25. Gresik 5,96 20,85 24,55 22,17 27,37 1,36 2,53 -
26. Bangkalan 10,56 - 48,17 3,07 32,06 7,28 5,26 -
27. Sampang 2,21 - 76,37 2,80 21,04 3,56 - -
28. Pamekasan 1,03 - 52,20 1,37 47,79 6,07 1,58 0,61
29. Sumenep 1,67 1,30 49,98 5,52 36,37 6,42 2,58 -
71. Kota Kediri 13,65 13,10 30,54 14,33 30,20 - - -
72. Kota Blitar 12,99 9,99 26,74 11,71 35,64 2,89 - 2,93
73. Kota Malang 8,78 42,91 19,87 8,64 18,94 3,31 3,31 -
74. Kota Probolinggo 14,36 - 65,13 13,06 24,46 - - 4,39
75. Kota Pasuruan 12,49 4,98 26,82 17,88 37,25 5,30 3,38 -
76. Kota Mojokerto 13,98 22,36 8,81 5,16 58,04 - - -
77. Kota Madiun 44,62 8,37 9,61 14,26 25,06 - - -
78. Kota Surabaya 28,42 26,82 7,94 9,79 28,29 - - -
79. Kota Batu 10,70 16,70 52,72 4,65 7,83 - 11,97 2,07
Jawa Timur 10,92 9,89 45,21 10,19 23,76 3,95 3,32 0,54
Sumber: Susenas, 2018
Tabel 5.5.2.
Persentase Penduduk Lansia yang Berobat Jalan Menurut Kabupaten/Kota
dan Tempat Berobat Jalan, 2018
Perempuan
Klinik/
RS Praktek Puskes- Prak-
RS Praktek Lain-
Kabupaten/Kota Peme- Dokter/ mas/ UKBM tek
Swasta Dokter nya
rintah Bidan Pustu Batra
Bersama
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
01. Pacitan 4,38 1,24 56,18 17,53 27,21 3,64 1,38 -
02. Ponorogo 9,06 5,83 46,96 9,93 18,35 14,27 - -
03. Trenggalek 13,48 - 59,44 13,57 24,01 3,24 - -
id
04. Tulungagung 11,56 4,59 45,10 10,04 25,95 7,75 - 3,79
05. Blitar 8,42 2,61 55,96 8,35 21,33 3,72 1,92 5,26
o.
06. Kediri 3,71 22,23 39,85 19,04 23,79 7,86 5,04 -
.g
07. Malang - 16,42 56,45 10,05 17,16 7,44 1,66 -
08. Lumajang 1,58 6,54 54,73 4,60 29,14 7,77 17,59 -
09. Jember
10. Banyuwangi
5,02
3,87
2,30
7,26
72,21
62,95 ps 4,67
13,47
10,99
14,86
1,52
-
1,35
2,35
1,94
1,79
.b
11. Bondowoso 4,52 1,26 72,34 4,63 19,19 3,10 - -
12. Situbondo - 3,65 70,70 3,96 23,95 4,63 5,94 -
tim
17. Jombang 4,28 9,32 29,70 26,60 34,68 5,80 1,50 2,56
s:
18. Nganjuk 16,22 5,52 32,31 13,51 25,95 2,00 2,06 2,42
19. Madiun 7,68 1,30 56,08 5,61 25,09 2,61 4,74 6,51
tp
22. Bojonegoro 2,10 5,80 56,33 9,35 19,48 11,13 1,01 1,19
23. Tuban 3,26 8,11 62,40 9,63 17,50 4,42 - -
24. Lamongan 6,70 8,87 59,65 9,80 17,66 3,17 - 0,83
25. Gresik 8,52 17,17 42,12 20,42 16,93 1,63 - -
26. Bangkalan 1,47 - 52,68 13,03 26,20 6,24 - 1,85
27. Sampang 1,86 - 79,08 5,49 24,68 2,55 0,57 -
28. Pamekasan 3,95 1,75 44,28 4,76 25,88 14,44 4,70 3,57
29. Sumenep 4,28 - 42,38 2,59 34,96 26,99 2,11 8,97
71. Kota Kediri 25,30 3,94 29,29 5,68 32,91 2,89 - -
72. Kota Blitar 6,00 11,01 25,88 22,48 41,19 5,78 - -
73. Kota Malang 11,59 20,71 19,04 23,55 33,35 0,88 - -
74. Kota Probolinggo 19,03 7,49 38,04 6,64 42,61 - 1,89 -
75. Kota Pasuruan 26,50 - 35,68 7,47 33,23 3,24 - -
76. Kota Mojokerto 5,83 29,95 16,68 2,86 46,08 3,66 - -
77. Kota Madiun 28,87 7,09 9,75 19,67 35,98 - 5,51 -
78. Kota Surabaya 24,28 16,71 6,18 20,45 30,22 1,12 1,03 -
79. Kota Batu 14,02 16,03 40,52 17,16 7,93 5,08 4,34 -
Jawa Timur 7,49 8,28 49,98 11,74 22,48 5,33 1,95 1,21
Sumber: Susenas, 2018
Laki-laki + Perempuan
Klinik/
RS Praktek Puskes- Prak-
RS Praktek Lain-
Kabupaten/Kota Peme- Dokter/ mas/ UKBM tek
Swasta Dokter nya
rintah Bidan Pustu Batra
Bersama
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
01. Pacitan 7,74 2,17 58,22 14,83 20,17 3,97 2,15 -
02. Ponorogo 8,59 4,11 48,07 11,56 16,89 15,33 - -
03. Trenggalek 14,01 - 55,84 12,37 23,05 2,74 2,61 0,60
id
04. Tulungagung 13,95 16,32 36,51 8,78 25,79 4,60 - 1,91
05. Blitar 11,71 2,36 53,44 8,04 20,43 3,70 2,95 2,93
o.
06. Kediri 11,13 19,78 33,08 14,21 26,34 7,24 2,83 -
07. Malang 1,37 19,23 52,59 12,63 14,43 7,43 3,82 0,12
.g
08. Lumajang 3,73 4,61 58,33 7,03 22,47 7,41 14,82 -
09. Jember
10. Banyuwangi
6,22
3,91
2,83
8,08
69,47
61,69 ps 4,88
11,44
14,06
16,54
0,81
1,17
0,72
3,71
1,03
3,19
.b
11. Bondowoso 2,76 1,62 67,40 7,90 22,79 4,86 0,76 -
12. Situbondo 4,15 5,21 62,02 7,87 23,74 3,76 3,30 -
tim
17. Jombang 5,58 8,84 36,06 21,78 33,55 3,37 2,75 2,19
s:
18. Nganjuk 20,65 4,34 28,74 14,45 27,63 1,32 2,66 1,32
19. Madiun 13,21 3,33 52,23 6,02 23,21 1,99 4,09 4,27
tp
22. Bojonegoro 4,05 7,28 55,49 9,15 19,85 9,94 2,96 1,71
23. Tuban 3,59 4,60 59,07 11,10 25,77 2,51 - -
24. Lamongan 6,99 7,79 58,14 12,25 17,84 1,74 1,03 0,45
25. Gresik 7,49 18,66 35,01 21,13 21,15 1,52 1,02 -
26. Bangkalan 5,71 - 50,58 8,40 28,93 6,72 2,45 0,99
27. Sampang 2,01 - 77,95 4,37 23,16 2,97 0,33 -
28. Pamekasan 2,33 0,78 48,68 2,88 38,06 9,78 2,97 1,92
29. Sumenep 3,02 0,63 46,05 4,00 35,64 17,07 2,34 4,64
71. Kota Kediri 21,21 7,15 29,73 8,71 31,96 1,88 - -
72. Kota Blitar 9,45 10,51 26,30 17,17 38,45 4,35 - 1,45
73. Kota Malang 10,49 29,40 19,36 17,71 27,71 1,83 1,30 -
74. Kota Probolinggo 17,36 4,81 47,73 8,94 36,12 - 1,21 1,57
75. Kota Pasuruan 21,19 1,89 32,32 11,42 34,76 4,02 1,28 -
76. Kota Mojokerto 8,81 27,18 13,80 3,70 50,45 2,32 - -
77. Kota Madiun 33,37 7,46 9,71 18,12 32,86 - 3,93 -
78. Kota Surabaya 26,33 21,71 7,05 15,18 29,27 0,56 0,52 -
79. Kota Batu 12,45 16,35 46,31 11,22 7,88 2,67 7,96 0,98
Jawa Timur 9,02 9,00 47,85 11,05 23,05 4,72 2,56 0,91
Sumber: Susenas, 2018
978-623-751-08-2