Anda di halaman 1dari 5

SKENARIO

Mayat Tanpa Identitas

Seorang laki-laki ditemukan oleh warga setempat dalam keadaan tidak bernyawa
dipinggir jalan tol. Dari keterangan warga, tidak ada yang mengenali identitas korban
tersebut. Mayat kemudian dibawa ke IGD RS dan dilakukan pemeriksaan luar oleh tim
forensik. Pada pemeriksaan didapatkan Pallor mortis, livor mortis pada dahi, dada, perut,
paha bagian depan dan ujung ekstremitas tidak hilang dengan penekanan, Rigor mortis
seluruh tubuh, belum ditemukan dekomposisi. Tim forensik menyimpulkan laki-laki tersebut
telah meninggal sekitar 12-24jam yang lalu.

STEP 1

1. Pallor Mortis : Kematian yang terjadi setelah 15-20 menit, kepucatan kematian
manusia ditandai dengan kulit putih, pengukuran warna pada opto elektronik pucat.
2. Forensik : milik pengadilan, ilmu yang memiliki kaitan dengan kejahatan.
3. Livor Mortis : lebam mayat, terjadi penumpukan darah pada tubuh sehingga
menyebabkan warna merah keunguan. Perubahan warna merah keunguan pada daerah
yang terkena tekanan pada 20-30 menit.
4. Rigor Mortis : kaku mayat, dinilai dengan menflexi kan kaki dan tangan, dan dinilai
dengan mati klinis.
5. Pemeriksaan Luar : merupakan pemeriksaan menyeluruh pada tubuh meliputi pada
segala sesuatu yang terlihat tercium, teraba serta benda- benda yang menyertai
jenazah.
6. Dekomposisi : Pembusukan atau dekomposisi merupakan salah satu perubahan secara
kimia yang membuat objek, biasanya makhluk hidup yang mati dapat mengalami
perusakan susunan/struktur yang dilakukan oleh dekomposer atau media pembusukan.

STEP 2

1. Apa saja yang mengindikasikan pasien tersebut sudah meninggal dunia atau sudah
tidak bernyawa?
2. Mengapa pada pemeriksaan ditemukan pallor mortis, rigor mortis, livor mortis pada
tubuhnya?
3. Apa saja yang dilakukan pemeriksaan luar pada mayat tersebut?
4. Bagaimana cara menyimpulkan waktu kematian?

STEP 3

1. Dari indikasi berkaitan dengan tanathology, berkaitan dengan kematian. Menurut ilmu
kedokteran itu ada mati klinis, mati batang otak, mati suri, mati selluler, mati serebral.
Mati klinis (terjadi ketika sistem pernafasan dan kardio itu mati secara permanen,
dimana terhentinya). Mati selluler mati pasti, mati serebral kerusakan 2 otak, mati
batang otak dan cerebellum. Tanda kematian tidak pasti dan pasti, tidak pasti
(pernafasan berhenti, tonus otot hilang), tanda kematian pasti (diakibatkan oleh
beberapa waktu, sebab, mekanisme, lokasi) algor mortis, livor mortis, rigor mortis dan
dekomposisi.
2. -Pallor mortis berhentinya sirkulasi.
-livor mortis mengendap pada tubuh 15 menit – 1 jam. Livor morti setelah orang
meninggal berhentinya pompa jantung, aliran darah nya terus mengalir sehingga
pembuluh2 kapiler dan sel2 darah keluar, dan memberi kesan kemerahan akan
menghilang dan akan berangsur2 merata, lebam mayat ini menetap. Lebam mayat ini
akan menetap 12 jam kematian. Livor mortis mekanisme nya terhenti setelah pompa
jantung, sesuai gravitasi sehingga pembuluh darah penekanan. Dapat berpindah
setelah posisi mayat berpindah 6 jam pertama setelah mati klinis.
-rigor mortis adanya atp yang diubah menjadi asam laktat dan menyebabkan
kekakuan. -Algor mortis penurunan suhu tubuh, bisa terjadi karena setelah 2-3 jam
filamen aktin, serentak seluruh tubuh. Pemeriksaan luar, pemeriksaan identifikasi,
pemeriksaan tanathalogy dan pemeriksaan tanda kekerasan. Ada pemeriksaan dalam
yang meliputi organ dalam jenazah. Identikasi umum, jenis kelamin, usia, bb, tb.
Identifikasi khusus (rambut, mata, alat kelamin), dan catatan kematian.
3. -Livor mortis 20-30 menit, hilang penekan 8-12 jam tidak hilang 6-8 jam.
-rigor mortis 1-3 jam, seluruh tubuh 6-8 jam.
-Dekomposisi paska kematian 24 jam.
-Perubahan pada mata, perubahan pada rambut, pertumbuhan kuku, dalam cairan
serebrospinal, dan supravital.

STEP 4

1. -Mati klinis terhentinya fungsi respirasi, refleks tubuh nadi tidak teraba, bunyi jantung
tidak terdengar, sel-sel tubuh masih hidup, dilatasi pupil masih terjadi, miosis pupil
pada pemberian mediatrikum.
-Mati suri terhentinya 3 sistem dengan alat kedokteran, sistemnya basal metabolik,
morfin dan tersengat aliran listrik. Seluler organ atau jaringan tubuhm, pada organ
atau jaringan yang tidak bersamaaan pada translatasi organ bahwa susunan saraf
pusat, kulit juga masih berketingan paska mati, kornea masih bisa ditransplatasikan.
-Mati serebral kerusakan kedua hemisfer sistem pernafasan dan kardio masih bisa
menggunakan alat, batang otak dan serebelum maka dapat dikatakan mati sehingga
alat bantu dapat dihentikan. Kulit pucat spasme tonus otot hilang.
-Kematian pasti lebam mayat, tanda pasti kematian menentukan posisi mayat tersebut,
dapat mempekirakan kematian warna pada lebam korban, keracuna monoksida,
keracuna fosfor warna kulit biru gelap.
-ada beberapa tanda, ada yang masih hidup, hentinya jantung, kulit pucat ada perlu
fungsi jantung sama paru. Fungsi jantung auskultasi, disorotin lampu warna nya bakal
merah atau kuning pucat, test makmus aliran vena, test ikar pada hipodermis terjadi
perubahan warna kulit, fungsi paru, ada test auskultasi gelas pada abdomen, test
cermin meletakkan si cermin pada pernafasan pasien.
-Dekomposisi proses degradasi jaringan atau terjadi kerja enzim yang dilepaskan
paska mati, proses pembusukan media tumbuhan dan gas-gas, perubahan terakhir
pada tubuh mayat setelah kematian menjadi protei yang sederhana (temperatur, umur,
keadaan udara, adiposera) mumifikasi, mayat yang mengalami pengawaten, tidak
dapat berkembang.
2. -Livor mortis, 20-30 menit terbentuk lebam. 8-12 jam akan menetap darahnya
tertimbun, hemolisis darah disebabkan sianida, asphyxia warna kebiruan. Volum
darah, lamanya darah yang tetap mencair. Livor mortis setelah kematian klinis
eritrosit bakal ada paling bawah, mengisi vena dan venul warna ungu. Darahnya akan
tetap cair, mulai tampak 20-30 menit makin lama intensitasnya makin bertambah, 24
jam masih tetap cair mengalir dan menimbulkan lebam mayat. . Livor mortis beberapa
bercak yang meluas, kapiler yang meluas, suhu tbuh menurun, dapat dilihat kulit dan
tubuh mayat. Terbentuk adanya gagal sirkulasi, mempengaruhi sirkulasi mengumpul
pada vena dan merubah merah kebiruan, lamanya darah, volume, dan warna.
-Rigor mortis kaku mayat 1-2 jam setelah kematian akan menetap seluruh tubuhnya
12 jam, ada relaksasi primer 2-3 jam, rahan bawahnya bakal jatuh, kaku mayat rigor
mortis 2-3 jam fase primer tingkat sel, ada yang sekunder. Keadaan lingkungan, usia,
relaksasi sekunder. Rigor mortis Otot nya masih tetap lentur paska kematian aktin dan
miosin tetap lentur, menjalar cranio caudal. Rigor mortis dapat dipergunakan tanda
pasti kematian lingkungan, kelembapan. Muncul dimulai berangsur-berangsur
menghilang kekuan menghilang, digunakan 12 hari ketika suhu tubuh dengan
lingkungan. Kekakuan sekelompok otot kematian somatis, kekakuan suhu tinggi,
kekakuan suhu rendah.
- Algor mortis, manusia memiliki panas tubuh yang dikendalikan kulit, ketika
seseorang mengalami kematian tidak mengalami suhu tetap, panasnya akan terhenti
dan suhu tubuhnya akan penurunan.
3. Pemeriksaan luar, identifikasi umum jenis kelamin bb, tb. Khusus (distribusi rambut,
warna), Kelopak mata, warna iris, pemeriksaan daun telinga apakah ada kekerasan
atau tidak dimulut dihitung giginya lengkap, alat kelamin. Catat perubahan kematian
(distribusi, warna lebam mayatnya, derajat kekakuan, mudah atau sulit digerakkan,
suhu mayat dan tanda-tanda pembusukannya).
4. Perubahan lainnya, pada mata dinilai dari sklera dan kornea. Sklera kiri kanan,
kekeruhan kornea menetap sekitar 6 jam kematian paska kematian dan beberapa jam
fundus tampak tidak jelas. Kecepatan lambung sangat bervariasi, pisang, kulit dan
biji-bijian. Rambut kecepatan tumbuhnya, pertumbuhan kuku perhari memperkirakan
yang bersangkutan memotong kuku, jaringan vital.
MIND MAP

Tanathologi

Pemeriksaan untuk
Macam-macam Tanda-tanda
Definisi menentukan
Kematian Kematian
Kematian

Tanda Pasti (Livor


mortis, Rigor Mortis,
Tanda tak Pasti
Pallor Mortis,
Dekomposisi)

STEP 5

1. Definisi Tanathologi
2. Macam-macam kematian
3. Tanda-tanda kematian
4. Pemeriksaan untuk menentukan kematian
5. Kegunaan tanathologi.

Anda mungkin juga menyukai