Anda di halaman 1dari 17

1

TUGAS INDIVIDU

PENGINDERAAN JARAK JAUH

(KARAKTERISTIK SATELIT PENGINDERAAN JARAK JAUH)

Disusun oleh : 

NAMA : DIMAS PRIADI


NIT : 20.11.1.005
PRODI : PTK

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN ACEH


KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN ACEH
2021
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.atas segala rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah Indera tentang KARAKTERISTIK

SATELIT PENGINDERAAN JARAK JAUH dapat terlaksana. Shalawat serta salam

semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad

SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna

dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu,

penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya

makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.Demikian, dan

apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang

sebesar-besarnya.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih

Medan, 16 Oktober 2021

Dimas Priadi
3

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB 1. PENDAHULUAN……..................................................................... iv

A.    Latar belakang 4


B.     Tujuan 5
C.     Rumusan masalah 5

BAB II. PEMBAHASAN………………………………………………….. 6

A.    Penginderaan Jarak Jauh 6

B. Karakteristik Satelit Penginderaan Jarak Jauh…………………………… 7

BAB III. PENUTUP……………………………………………………….. 15

A.    Kesimpulan 15
B.     Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 16
4

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penginderaan jauh berkembang sangat pesat sejak lima dasawarsa terakhir ini.

Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana atau kendaraan pembawa sensor,

jenis citra serta liputan dan ketersediaannya, alat dan analisis data, dan jumlah

pengguna serta bidang penggunaannya.

Di Indonesia, penggunaan foto udara untuk survey pemetaan sumber daya telah

dimulai oleh beberapa instansi pada awal tahun 1970-an. Saat ini telah beredar

banyak jenis satelit sumber daya. Mulai dari negara maju seperti Amerika Serikat,

Kanada, Perancis, Jepang, Rusia, hingga negara-negara besar namun dengan

pendapatan per kapita yang rendah seperti India dan Republik Rakyat Cina. Berbagai

satelit sumberdaya yang diluncurkan itu menawarkan kemampuan yang bervariasi,

dari resolusi spasial 0,6 meter (QuickBirth milik Amerika) hingga sekitar 1,1

kilometer (NOAA-AVHRR juga milik Amerika Serikat).  Berbagai negara di Eropa, 


5

Amerika Utara,  Amerika Latin,  Asia  dan  bahkan  Afrika telah banyak

memanfaatkan satelit itu untuk pembangunan.

B.  Rumusan Masalah

1.    Apa yang dimaksud dengan penginderaan jauh ?

2.    Bagaimana menguraikan dan menjelaskan satelit

penginderaan jarak jauh?

C.  Tujuan

Penulisan makalah ini selain bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
penginderaan jauh, juga diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
karakteristik satelit penginderaan jarak jauh.
6

BAB II

PEMBAHASAN

A.   Penginderaan Jarak Jauh

Penginderaan jauh atau inderaja (remote sensing) adalah seni dan ilmu untuk

mendapatkan informasi tentang obyek, area atau fenomena melalui analisa terhadap

data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan obyek,

daerah ataupun fenomena yang dikaji (Lillesand dan Kiefer,1979).

Alat yang dimaksud dalam pengertian diatas adalah alat pengindera atau

sensor. Pada umumnya sensor dibawa oleh wahana baik berupa pesawat, balon udara,

satelit maupun jenis wahana yang lainnya ( Sutanto,1987). Hasil perekaman oleh alat

yang dibawa oleh suatu wahana ini selanjutnya disebut sebagai data penginderaan

jauh.
7

Lindgren(1985 dalam Sutanto, 1987) mengungkapkan bahwa penginderaan

jauh adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis

informasi tentang bumi, infomasi ini khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang

dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi.

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penginderaan

jauh terdiri atas 3 komponen utama yaitu obyek yang diindera, sensor untuk merekam

obyek dan gelombang elektronik yang dipantulkan atau dipancarkan oleh permukaan

bumi. Interaksi dari ketika komponen ini menghasilkan data penginderaan jauh yang

selanjutnya melalui proses interpretasi dapat diketahui jenis obyek area ataupun

fenomena yang ada.

Perkembangan penginderaan jauh ini semakin cepat seiring dengan kemajuan

teknologi dirgantara. Sebelumnya penginderaan jauh lebih banyak menggunakan

pesawat udara dan balon udara dalam perekaman data permukaan bumi, tetapi seiring

dengan perkembangan penerbangan antariksa dan penggunaan satelit untuk berbagai

kepentingan termasuk didalamnya perekaman permukaan bumi, maka penginderaan

jauh tumbuh berkembang semakin cepat. Demikian pula halnya dengan penggunaan

sensor yang di bawa oleh berbagai wahana juga mengalami peningkatan baik dalam

jenis sensor yang digunakan maupun tingkat kedetailan hasil penginderaan.

B. Karakteristik Satelit Penginderaan Jarak Jauh

1. Satelit IKONOS.
8

Satelit Ikonos adalah satelit resolusi tinggi yang dioperasikan oleh GeoEye.

Kemampuannya yang terliput adalah mencitrakan dengan resolusi multispektral 3,2

meter dan inframerah dekat (0,82mm) pankromatik. Aplikasinya untuk pemetaan

sumberdaya alam daerah pedalaman dan perkotaan, analisis bencana alam,

kehutanan, pertanian, pertambangan, teknik konstruksi, pemetaan perpajakan, dan

deteksi perubahan. Mampu menyediakan data yang relevan untuk studi lingkungan.

Ikonos menyediakan pandangan udara dan foto satelit untuk banyak tempat di seluruh

dunia.

Karakteristik Sensor Satelit Ikonos Tanggal Peluncuran : 24 September 1999 di

Vandenberg Air Force Base, California, USA Masa Operasi : 7 tahun lebih. Orbit :

98.1 derajad, sun synchronous Kecepatan pada Orbit : 7.5 km/detik Kecepatan diatas

bumi : 6.8 km/detik Kecepatan mengelilingi Bumi : 14.7 kali tiap 24 jam Ketinggian :

681 kilometer Resolusi pada Nadir : 0.82 meter (panchromatic); 3.2 meter

(multispectral ) Resolusi 26° Off-Nadir : 1.0 meter (panchromatic); 4.0 meter

(multispectral) Cakupan Citra : 11.3 kilometer pada nadir; 13.8 kilometer pada 26°

off-nadir Waktu Melintas Ekuator : 10:30 AM solar time Waktu Lintas Ulang : 3

days at 40° latitude Saluran Citra Panchromatic,blue, green, red,near IR

2. Satelit Quickbird.

Quickbird adalah satelit resolusi tinggi milik DigitalGlobe. Dioperasikan secara

langsung oleh perusahaan tersebut. Quickbird menggunakan sensor BGIS 2000

Sensor dengan derajad kedetilan resolusi 0.61 meter. Citra satelit ini merupakan

sumber yang sangat baik dalam pemanfaatannya untuk studi lingkungan dan analisis
9

perubahan penggunaan lahan, pertanian, dan kehutanan. Dalam bidang perindustrian,

citra satelit ini dapat dimanfaatkan untuk eksplorasi dan produksi minyak/gas, teknik

konstruksi, dan studi lingkungan. Karakteristik Sensor Satelit Quickbird Tanggal

Peluncuran : 24 September 1999 at Vandenberg Air Force Base, California,USA.

Pesawat Peluncur : Boeing Delta II Masa Operasi : 7 tahun lebih Orbit : 97.2°, sun

synchronous Kecepatan pada Orbit : 7.1 Km/detik (25,560 Km/jam) Kecepatan diatas

bumi : 6.8 km/detik Akurasi : 23 meter horizontal (CE90%)

3. Satelit Landsat-7 ETM+

Program Landsat dimulai dengan diluncurkannya satelit Landsat-1. Landsat-1

merupakan satelit  pengamatan bumi (EOS/Earth Observation Sattelite) yang

pertama, diluncurkan pada tahun 1972. Satelit ini terkenal dengan kemampuannya

merekam permukaan bumi dari angkasa. Generasi penerus satelit Landsat-1 yaitu

Landsat-2, 3, 4, 5, dan 7. Pada saat ini Landsat-7 sebagai satelit pokok yang

dioperasikan. Landsat-7 diluncurkan pada 15 April 1999. Landsat-7 ini dilengkapi

dengan Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+), yang merupakan kelanjutan dari

program Thematic Mapper (TM) yang diusung sejak Landsat-5. Saluran pada satelit

ini pada dasarnya adalah sama dengan 7 saluran pada TM, namun diperluas dengan

saluran 8 yaitu Pankromatik. Saluran 8 ini merupakan saluran berresolusi tinggi yaitu

seluas 15 meter. Karakteristik Sensor Satelit Landsat Tanggal Peluncuran : 24

September 1999 at Vandenberg Air Force Base, California, USA Orbit : 705 +/- 5 km

(at the equator) sun-synchronous Inklinasi Orbit : 98.2 +/- 0.15 Periode Orbit : 98.9
10

minutes Ketinggian : 681 kilometer Resolusi pada Nadir : 30x30 meter (TM), 120 m

x 120 m pixel (far-infrared band/band 7) Cakupan Citra : 185 km (115 miles) Waktu

Melintas Ekuator : 10:30 AM solar time Waktu Lintas Ulang : 16 days (233 orbits)

Saluran Citra : Panchromatic, blue, green, red, near IR, middle IR, far IR, Thermal IR

4. Satelit ASTER

Satelit ASTER merupakan satelit berresolusi tinggi. ASTER dibangun oleh

konsorsium pemerintah Jepang dengan berbagai kelompok peneliti. ASTER

melakukan monitoring tutupan awan, es, temperatur lahan,  penggunaan lahan,

bencana alam, es lautan, tutupan salju dan pola vegetasi. Citra ini memiliki resolusi

spasial 15 hingga 90 meter. Citra multispektral memiliki 14 saluran, yang

memudahkan analisis obyek dengan panjang gelombang yang tidak terlihat oleh mata

manusia seperti near IR, short wave IR, dan Thermal IR.Penyedia resmi citra ASTER

adalah Sattelite Imaging Corporation (SIC) melalui USGS. Karakteristik Sensor

Satelit ASTER Tanggal Peluncuran : 18 December 1999 at Vandenberg Air Force

Base, California, USA Orbit : 705 km altitude, sun synchronous Inklinasi Orbit : 98.3

degrees from the equator Periode Orbit : 98.88 minutes Ketinggian : 681 kilometer

Resolusi pada Nadir : 15 to 90 meters Waktu Melintas Ekuator 10:30 AM solar time.

5. Satelit SPOT-5

Dibandingkan dengan pendahulunya, SPOT-5 menawarkan sangat

meningkatkan kemampuan, yang menyediakan biaya tambahan solusi pencitraan

yang efektif. Terima kasih kepada SPOT-5 yang membaik 5 meter dan 2,5 meter dan

lebar resolusi pencitraan petak, yang meliputi 60 x 60 km atau 60 km x 120 km di


11

kembar-modus instrumen, maka satelit SPOT-5 menyediakan keseimbangan yang

ideal antara resolusi tinggi dan wide-area cakupan. Cakupan yang ditawarkan oleh

SPOT-5 adalah aset utama untuk aplikasi seperti pemetaan skala menengah (at 1:25

000 dan 1:10 000 lokal), perkotaan dan pedesaan perencanaan, eksplorasi minyak dan

gas, dan manajemen bencana alam. SPOT-5 Fitur utama lainnya adalah akuisisi

belum pernah terjadi sebelumnya kemampuan on-board HRS stereo melihat

instrumen, yang dapat meliputi wilayah luas dalam satu berlalu. Pasangan stereo citra

sangat penting untuk aplikasi yang memanggil untuk medan 3D komputer pemodelan

dan lingkungan, seperti flight simulator database, pipa koridor, dan  perencanaan

jaringan telepon selular. Karakteristik Sensor satelit SPOT-5 Tanggal Peluncuran :

May 3, 2002 di Guiana Space Centre, Kourou, French Guyana Orbital Ketinggian :

822 kilometers Inklinasi orbit : 98.7°, sun-synchronous Kecepatan : 7.4 Km/second

(26,640 Km/hour) Waktu melintas Ekuator : 10:30 AM (descending node) Waktu

Orbit : 101.4 minutes

6. Satelit ALOS  

NASDA's ALOS (Advanced Land Observation Satellite) telah berhasil

diluncurkan pada 24 Januari 2006 dari Pusat Antariksa Tanegashima. The ALOS

(nama "Daichi") memiliki tiga instrumen penginderaan jarak  jauh: yang

Panchromatic Remote-sensing Instrument for Stereo Mapping (PRISM) untuk

pemetaan elevasi digital (DEMs), Advanced Visible dan Near Infrared Radiometer

type 2 (AVNIR-2) untuk tanah tepat cakupan pengamatan, dan bertahap tipe Array L-

band Synthetic Aperture Radar (PALSAR) untuk hari ke-dan-malam dan semua-
12

cuaca pengamatan tanah dan memungkinkan cakupan pengamatan tanah tepat dan

dapat mengumpulkan cukup data dengan sendirinya untuk pemetaan pada skala

25,000:1, tanpa bergantung  pada titik acuan di lapangan. Beberapa dari tujuan

kartografi, bencana pemantauan, survei sumber daya alam dan pengembangan

teknologi. Karakteristik Sensor Satelit ALOS Resolusi : 2.5m panchromatic 10m

multispectral Pesawat peluncur : H-IIA Rocket Berat : Approximately 4,000kg (at

Lift-off) Kekuatan : Approximately 7,000W (End of Life) Designed Life : 3 to 5

years Orbit

7. Satelit CARTOSAT-1

CARTOSAT-1 membawa dua kamera yang mengambil panchromatic hitam-

putih gambar stereoscopic di daerah terlihat dari spektrum elektromagnetik. Gambar

satelit memiliki resolusi spasial 2,5 meter dan menutupi petak dari 30 km. Kamera-

kamera yang dipasang di satelit sedemikian rupa sehingga secara simultan imaging di

dekat daerah yang sama dari dua sudut yang berbeda adalah mungkin. Ini

memfasilitasi generasi akurat peta tiga dimensi. Kamera manuver di arah gerakan

satelit untuk memfasilitasi suatu wilayah pencitraan lebih sering. Foto yang diambil

oleh kamera CARTOSAT-1 dikompres, dienkripsi, diformat dan ditransmisikan ke

stasiun tanah. CARTOSAT-1 juga membawa Solid State Recorder dengan kapasitas

120 Giga Bits untuk menyimpan gambar yang diambil oleh kamera. Gambar yang

disimpan dapat ditularkan ketika satelit datang dalam zona visibilitas stasiun darat.

Setelah pemisahan dari tahap keempat PSLV, CARTOSAT-1 dibuat secara akurat

titik ke bumi melalui serangkaian manuver kompleks. Ini diikuti oleh checkout
13

menyeluruh dari satelit, menyalakan kamera dan fine tuning dari orbit. Karakteristik

Sensor Satelit CARTOSAT-1 Resolusi : 2.5m Tanggal Peluncuran : May 5, 2005 di

Sriharikota, India Ketinggian : 617.99 km Orbit Per Hari : 15 Orbital Ulangi Siklus :

116 days Max. Tunggu Waktu untuk Tinjau : 5 days Kecenderungan : 97.87 degrees

8 . Satelit WordView.

WorldView-1, DigitalGlobe bumi pencitraan satelit, menyelesaikan sukses

diluncurkan dari Vandenberg Air Force Base, California, Amerika Serikat, pada

11:35 Hrs Pacific Daylight Time (PDT) pada 18 September 2007. Delta II roket lepas

landas dalam cuaca yang baik dan satelit WorldView-1 adalah "sedang menjalani

kalibrasi dan periode waktu check-out," menurut DigitalGlobe. Panchromatic pertama

data gambar harus telah tersedia sebelum Oktober 18, 2007.The kapasitas tinggi,

sistem pencitraan  panchromatic fitur resolusi setengah meter pencitraan. Beroperasi

pada ketinggian 496 kilometer, WorldView-1 memiliki rata-rata waktu kembali dari

1,7 hari dan mampu mengumpulkan hingga 750.000 kilometer persegi (290.000 mil

persegi) per hari dari setengah meter pencitraan. Satelit ini juga dilengkapi dengan

state-of-the-art geo-lokasi pameran kemampuan dan ketangkasan yang menakjubkan

dengan  penargetan cepat dan efisien dalam-lagu koleksi stereo. Karakteristik Sensor

Satelit WordView Tanggal Peluncuran Terjadwal : September 18, 2007 Pesawat

Peluncuran : Boeing Delta 7920 (9-strap-ons) Lokasi Peluncuran : Vandenberg Air

Force Base, California, USA Ketinggian Orbit : 496 Km Inklinasi orbit : sun-
14

synchronous Waktu melintas Ekuator : 10:30 AM (descending node) Waktu Orbit :

94.6 minutes Resolusi : 0.55 meters GSD at 20° off-nadir.

9. Satelit FORMOSAT-2

Pertama satelit penginderaan jarak jauh yang dikembangkan oleh Organisasi

Angkasa Nasional (NSPO), FORMOSAT-2, berhasil diluncurkan pada 21 Mei 2004

dengan resolusi tinggi 2 meter panchromatic data dan 8 meter multispectral data citra

satelit. Misi utama FORMOSAT-2 adalah melakukan penginderaan  jarak jauh

pencitraan atas Taiwan dan di darat dan kelautan daerah seluruh bumi. Gambar yang

diambil oleh FORMOSAT-2 pada siang hari dapat digunakan untuk distribusi tanah,

penelitian sumber daya alam, kehutanan, perlindungan lingkungan, pencegahan

bencana, penyelamatan, dan aplikasi lainnya. Ketika satelit perjalanan ke zona

dikalahkan, itu akan mengamati fenomena alam seperti pencahayaan di bagian atas

atmosfer yang dapat digunakan untuk eksperimen ilmiah lebih lanjut. FORMOSAT-2

membawa kedua "remote sensing" dan "pengamatan ilmiah" tugas-tugas dalam

misinya. Pesawat ruang angkasa nominal beroperasi sejak 2006. The FORMOSAT-

2's Image Processing System (IPS) dikembangkan sendiri oleh NSPO. Ini dirancang

untuk memproses gambar dengan penugasan satelit sesuai dengan kebutuhan

pengguna. Gambar kemudian diambil dan di-download melalui X-band antena,

kemudian disilangkan dengan melalui IPS seperti radiometrik dan koreksi geometrik

dan disimpan di komputer. File-file ini akan dikirim ke pengguna akhir didasarkan

pada klien permintaan. Karakteristik Sensor Satelit FORMOSAT-2 Data Gambar

Produk : B&W: 2-m Color: 2-m (merge) Multispectral (R, G, B, NIR): 8-m Bundle
15

(separate Pan and MS images) Spektral Bands : P: 0.45 - 0.90 µm (Panchromatic) B1:

0.45 - 0.52 µm (Blue) B2: 0.52 - 0.60 µm (Green) B3: 0.63 - 0.69 µm (Red) B4: 0.76

- 0.90 µm (Near-infrared) Sensor Footprint : 24 km x 24 km Kembali Interval : setiap

hari Image Dynamics : 8 bits/pixel Ukuran File Image : MS: 35 Mb.

BAB III

PENUTUP
16

A.  Kesimpulan

Penginderaan jauh atau inderaja (remote sensing) adalah seni dan ilmu untuk
mendapatkan informasi tentang obyek, area atau fenomena melalui analisa terhadap
data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan obyek,
daerah ataupun fenomena yang dikaji Morfologi adalah studi tentang bentuk makhluk
hidup, atau bagian-bagiannya.

Penginderaan jauh adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan

dan analisis informasi tentang bumi, infomasi ini khusus berbentuk radiasi

elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi.

Satelit Ikonos adalah satelit resolusi tinggi yang dioperasikan oleh GeoEye.

Kemampuannya yang terliput adalah mencitrakan dengan resolusi multispektral 3,2

meter dan inframerah dekat (0,82mm) pankromatik.

Quickbird adalah satelit resolusi tinggi milik DigitalGlobe. Dioperasikan secara

langsung oleh perusahaan tersebut. Quickbird menggunakan sensor BGIS 2000

Sensor dengan derajad kedetilan resolusi 0.61 meter.

B.  Saran

Sebaiknya lebih dalam lagi dalam mempelajari tentang peninderaan jarak jauh
karena materinya sangat luas. Jika sudah mempelajarinya akan lebih mudah nantinya
menjawab soal.
17

DAFTAR PUSTAKA

I to , S. , 2005. Space Activities of JAXA, Next Generation Earth Observation

Satellite System, JAXA (Japan Aero-spaceExploratio nAgency) ,Japan.

JAX A (Japan Aerospace Exploration Agency),2004.GazingintoEarth"s

Expression ,Advanced Land Ob-servingSatellite(ALOS),Earth

ObservationResearchCenter,Japan.(www.nasda.go.jp/projects/alos/

indexe.html);(www.jaxa.jp/missions/projects/sat /eos/alos/index-i.html);

JAXA (Japan Aero space Exploration Agency),2005. ALOS Data Aplicationto

Landslideand Earthquake,Earth Observation Researchand Appli-cation Centre,

Japan. (http://www.eorc.jaxa.jp/ALOS/indexJ.htm)

Anda mungkin juga menyukai