Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INDIVIDU

PENGINDERAAN JARAK JAUH

( SPESIFIKASI DAN SENSOR SATELIT LANSAT 8 )

Disusun oleh : 

NAMA : DIMAS PRIADI


NIT : 20.11.1.005
PRODI : PTK

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN ACEH


KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN ACEH
2021
SPESIFIKASI DAN SENSOR SATELIT LANSAT-8

1. Sejarah Satelit Lansat 8

Setelah sebelumnya satelit Landsat4 dan satelit landsat5 dilengkapi dengan


sensor-sensor pencitraan yang dapat mengumpulkan data-data multispectral dari 7
kanal, yakni; 3 kanal tampak (merah, hijau, biru) dengan resolusi spasial dat
lansat 30m, 3 kanal inframerah yang juga dengan resolusi spasial data lansat 30m
dan 1 kanal inframerah termal dengan resolusi spasial 120 meter.sensor-sensor ini
dinamakan Thematic Mapper (TM). Selanjutnya pada tahun 1993 diluncurkan
Satelit Landsat-6, namun pada saat peluncuran satelit ini hilang. tanggal 15 April
1999 diluncurkan kembali Satelit Landsat-7 yang merupakan Lansat terbaru pada
saat itu, satelit ini sudah dilengkapi dengan sebuah sensor yang diupgrade
dinamakan Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+). Selain itu di lengkapi juga
dengan sebuah kanal pankromatik pada resolusi 15-meter dan kanal termal dengan
resolusi yang lebih tajam yaitu 60meter Sebagai perangkat tambahan hanya saja
rencana umur operasi satelit Landsat-7 adalah 5 tahun

Pada tanggal 23 Desember 2005, dari Gedung Putih Amerika Serikat


OSTP (Office of Science and Technology Policy) menyatakan penyelesaian
memorandum tentang strategi LDCM (Landsat Data Continuity Mission). Data
LDCM tersebut ditujukan kepada USGS (U.S. Geological Survey) dan yang
bertanggung jawab terhadap operasi-operasi satelit, pengumpulan, pengolahan
dan distribusi data dan juga pengarsipan data.namun semenjak bulan Mei 2003
satelit Landsat-7 tidak dapat lagi berfungsi dengan baik, sehingga menyebabkan
kehilangan data sebesar 24 persen sepanjang sisi-sisi luar dari masing-masing
citra. dikarenakan kerusakan pada Scan Line Corrector-nya.

Karena hal inilah, makin disadari pentingnya pengembangan tentang


LDCM. akhirnya pada bulan April 2008, NASA memilih membangun satelit
LDCM oleh General Dynamics Advanced Information Systems, Inc. satelit
tersebut akan dinamakan sebagai Landsat-8. Satelit LDCM (Landsat-8) ini
merupakan misi kerjasama dengan pembagian tanggung jawab NASA dan USGS
(U.S. Geological Survey). pada tahun 2011 Satelit LDCM (Landsat-8)
dijadwalkan untuk diluncurkan dari VAFB, CA, dengan pesawat peluncur Atlas-
V-401.
2. Sistem Penginderaan Jauh Satelit Landsat-8
2.1 Sistem Satelit Landsat-8
Satelit LDCM (Landsat-8) dirancang menggunakan suatu platform dengan
pengarahan titik nadir yang distabilkan tiga-sumbu. Satelit LDCM (Landsat-8) ini
diorbitkan pada pada ketinggian :705 km, dengan inklinasi : 98.2º, periode : 99
menit, waktu liput ulang (resolusi temporal):16 hari yang mendekati lingkaran
sikron matahari. Berikut adalah tabel parameter satelit LCDM (Satelit Lansat-8).
Tabel 1. Parameter Satelit LCDM (Satelit lansat-8)

Parameter Satelit LCDM (Satelit lansat-8)


Jenis orbit Mendekati lingkaran sinkron matahari
Ketinggian satelit 705 km
Inklinasi 98,2˚
Periode 99 menit
Resolusi temporal (waktu liput
16 hari
ulang)
Waktu melintasi Garis katulistiwa Pukul 10.00 – 10.15 pagi
Satelit Landsat-8 juga dilengkapi dengan sensor pencitra yang dinamakan
OLI (Operational Land Imager). Sensor pencitra sensor pencitra OLI ini
mempunyai kanal-kanal yang baru yaitu : kanal-1: 443 nm untuk aerosol garis
pantai dan kanal 9 : 1375 nm untuk deteksi cirrus, tetapi tidak dilengkapi dengan
kanal inframerah termal. Baru Pada tahun 2008, program LDCM (Landsat-8)
mengalami pengembangan, yaitu Sensor pencitra TIRS (Thermal Infrared Sensor)
ditetapkan sebagai pilihan (optional) pada misi LDCM (Landsat-8) yang dapat
menghasilkan kontinuitas data untuk kanal-kanal inframerah termal yang tidak
dicitrakan oleh OLI.
2.2 Subsistem Pendukung Satelit Landsat-8

Penentuan Sikap dan Subsistem Kontrol (Attitude Determination and


Control Subsystem-ADCS) satelit Lansat-8 menggunakan tiga batang tenaga
putaran (torque rods) dan enam buah roda-roda reaksi sebagai aktuator. Sikap
satelit Lansat-8 ini diindera menggunakan tiga buah alat yang mengikuti jejak
bintang (star trackers). sebuah SIRU (Scalable Inertial Reference Unit), 12 buah
sensor matahari yang kasar, penerima–penerima GPS (Viceroy), dan 12 buah
TAMs (Three Axis Magnetometers).

Gambar.1 gambaran pencitraan permukaan Bumi dengan satelit LDCM (Landsat-


8) di orbitnya. (Googleimage,2014)

Sistem satelit LDCM (Landsat-8) terdiri dari subsistem-subsistem


pendukung dengan fungsi sebagai berikut:
a. Subsistem penanganan data dan komando (Command & Data Handling
C&DH)
Dengan menggunakan sebuah cPCI backplane RAD750 CPU standar. Bus data
MIL-STD-1553B digunakan untuk Sistem Kontrol dan Penentuan Sikap (Attitude
Determination and Control Subsystem-ADCS) pada satelit (onboard), fungsi dari
Data Handling-C&DH dan komunikasi instrumen. Sebuah perekam (solid state
recorder) memberikan kemampuan penyimpanan 4 TB @ BOL dan 3.1 TB @
EOL.
b. Subsistem kontrol termal (thermal control subsystem)
Susbsistem control termal menggunakan potongan pemanas etchedfoil. Selain itu
sebuah system yang bias-dingin (cold-biased),Insulasi multi-layer pada pesawat-
antariksa, payload, serta instrumen Radiator radiator. Untuk mengatasi kontinuitas
data Landsat-7 pada kanal inframerah termal, pada tahun 2008, program LDCM
(Landsat-8) menetapkan sensor pencitra Thermal Infrared Sensor (TIRS) sebagai
pilihan (optional), yang dapat menghasilkan kontinuitas data untuk kanal-kanal
inframerah termal yang tidak dicitrakan oleh OLI.
c. Subsistem propulsi pada satelit (Onboard propulsion subsystem)
System propulsi ini memberikan perubahan kecepatan total ΔV = 334 m/detik
dengan menggunakan 8 buah pendorong (thrusters) 22N.
d. Pandangan antariksa yang dalam dilengkapi untuk Subsistem Tenaga
Listrik (Electric Power Subsystem-EPS) terdiri dari array

Satelit LDCM (Landsat-8) mempunyai massa 2623 kg (massa kering 1512


kg)saat meluncur dengan umur rancangan 5 tahun, serta hydrazine : 386 kg
sebagai persediaan yang dapat dikonsumsi pada satelit di orbitnya.
Tabel.2 Kararkteristik Teknis Satelit Lansat-8
Parameter Satelit Spesifikasi Teknis
Wahana Satelit Bus SA-200HP (Daya Guna Tinggi)
Massa Satelit Massa peluncuran 2623 kg , massa kering 1512 kg
Subsistem Tenaga Listrik Tenaga listrik 4,3kw @ EOL
Array Matahari tunggal yang dapat dikembangkan
dengan kapabilitas artikulasi suhu tunggal
Sel-sel Matahari sambung-tiga
Baterai; NiH2 (Kapasitas 125 Ah)
Subsistem Kontrol dan Aktuasi 6 roda, dan 3 roda batang tenaga putran.
Penentuan Sikap Satelit di indera dengan 3 alat mengikuti jejak bintang
yang presisi.
Kesalahan sikap control satelit ≤ 43µrad
Kesalahan sikap pengetahuan satelit ≤ 29µrad
Stabilitas pengetahuan sikap satelit ≤ 1,7 µrad dalam
waktu 2,5 detik
Subsistem Penanganan Data cCPC Backplane RAD750 CPU Standard
dan Komando Bus Data MIL-STD-1553B
Perekam Solid State Memberikan kapasitas
Penyimpanan 4TB @ BOL dan 3,1TB @ EOL
Subsistem Propulsi perubahan kecepatan total ΔV = 334 m/detik dengan
menggunakan 8 buah pendorong (thrusters) 22N
Umur Rancangan Satelit 5 Tahun, dengan dukungan Hydrazine akan berakhir
pada umur 10 tahun.
3. Sensor Pencitra Pada Satelit Landsat-8 Dan Karakterstik Data
Citra

Tabel.3 Perbandingan Parameter Spektral Sensor Pencitra OLI/LCDM


(Lansat-8) dan ETM+ (Lansat-7)

OLI LCDM (Lansat-8) ETM+ (Lansat-7)


No. Kanal Panjang GSD (m) No. Kanal Panjang GSD (m)
Spektral Gelombang (µm) Spektral Gelombang (µm)
8 (PAN) 0.500 – 0.680 15 8 (PAN) 0.52 – 0.90 15
1 0.433 – 0.453 30
2 0.450 – 0.515 30 1 0.45 – 0.52 30
3 0.525 – 0.600 30 2 0.53 – 0.61 30
4 0.630 – 0.680 30 3 0.63 – 0.69 30
4 0.78 – 0.90 30
5 0.845 – 0.855 30
9 1.60 – 1.390 30
6 1.560 – 1.660 30 5 1.55 – 1.75 30
7 2.100 – 2.300 30 7 2.09 – 2.35 30
Kemampuan pencitraan OLI tiak termasuk 6 (TIR) 10.40-12.50 60
Thermal

Sensor pencitra OLI pada Lansat-8 mempunyai kanal-kanal spektral yang


menyerupai sensor ETM+ (Enhanced Thermal Mapper plus) pada Landsat-7.
Hanya saja sensor OLI ini mempunyai tambahan kanal-kanal yang baru yaitu :
kanal deteksi aerosol garis pantai (kanal-1: 443 nm) dan juga kanal untuk deteksi
cirrus (kanal 9: 1375 nm) akan tetapi, lansat-8 tidak dilengkapi dengan kanal
inframerah termal.

Tabel.4 Spesifikasi kanalkanal spectral sensor pencitra Lansat-8

GSD
Kisaran Radiance
No. Penggunaan (resolus
Kanal Spektral (W/m2srµ SNR (typical)
Kanal Data i
(nm) m), typical
spasial)
Aerosol/coastal
1 Biru 433-453 30 m 40 130
zone
2 Biru 450-515 Pigments/scatter 30 m 40 130
/coastal
3 Hijau 525-600 Pigments/coastal 30 100
4 Merah 630-680 Pigments/coastal 22 90
Inframerah Kanal
5 845-885 Foliage/coastal 14 90
dekat warisan
1560-
6 SWIR 2 Foliage TM 4.0 100
1660
2100- Minerals/litter/n
7 SWIR 3 1.7 100
2300 o scatter
Image
8 PAN 500-680 15 m 23 80
sharpening
1360- Cirruscloud
9 SWIR 30 m 6.0 130
1390 detection

Satelit landsat 8 memiliki kaal yang mirip dengan lansat-7 sensor


Onboard Operational Land Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS)
dengan jumlah kanal sebanyak 11 buah. Diantara kanal-kanal tersebut, 2 kanal
berada pada TIRS (band 10 dan 11) dan 9 kanal (band 1-9) berada pada OLI.
Sebagian besar kanal memiliki spesifikasi mirip dengan landsat-7. Berikut ini
merupakan tabel yang menjelaskan karakterisktik band-band yang terdapat pada
citra lanast-8.
Tabel.5 Band Citra Lansat-8

Band Panjang Gelombang sensor Resolusi


1 0,43-0,45 visible 30
2 0,45-0,51 visible 30
3 0,53-0,59 visible 30
4 0,64-0,67 Near-infrared 30
5 0,85-0,88 Near-infrared 30
6 1,57-1,65 SWIR 1 30
7 2,11-2,29 SWIR 2 30
8 0,50-0,68 Pnkromatik 15
9 1,36-1,38 Cirrus 30
10 10,6-11,19 TIRS 1 100
11 11,5 – 12,51 TIRS 2 100

4. Analisis Pemanfaatan Satelit Masa Depan Landsat-8


Sensor pencitra OLI (Operational Land Imager) pada LDCM (Landsat-8)
yang mempunyai 1 kanal inframerahdekat dan 7 kanal tampak reflektif, akan
meliput panjang-gelombang panjanggelombang elektromagnetik yang
direfleksikan oleh objek pada permukaan Bumi, dengan resolusi spasial 30 meter.
Sensor pencitra OLI mempunyai kemampuan resolusi spasial dan resolusi spektral
yang menyerupai sensor ETM+ (Enhanced Thermal Mapper plus) dari Landsat-7.
Akan tetapi sensor pencitra OLI tidak mempunyai kanal termal. Namun demikian,
sensor pencitra OLI ini mempunyai kanal-kanal yang baru yaitu : kanal-1: 443 nm
untuk deteksi aerosol garis pantai dan kanal 9 : 1375 nm untuk deteksi cirrus.
Ketersediaan kanal-kanal spectral reflektif dari sensor pencitra OLI pada LDCM
(Landsat-8) yang menyerupai kanal-kanal spektral reflektif ETM+ (Enhanced
Thermal Mapper plus) dari Landsat-7, memastikan kontinuitas data untuk deteksi
dan pemantauan perubahan objek-objek pada permukaan Bumi global. Untuk
mengatasi kontinuitas data Landsat-7 pada kanal inframerah termal, pada tahun
2008, program LDCM (Landsat-8) menetapkan sensor pencitra TIRS (Thermal
Infrared Sensor) ditetapkan sebagai pilihan (optional), yang dapat menghasilkan
kontinuitas data untuk kanal-kanal inframerah termal yang tidak dicitrakan oleh
OLI.
Dalam pemanfaatan data satelit LDCM (Landsat-8) atau data inderaja
lainnya, yang berorientasi pada ketersediaan data dan kebutuhan jenis informasi,
faktor-faktor yang menjadi pertimbangan untuk melaksanakan aplikasi kasus-
kasus pemetaan atau perencanaan wilayah, pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan maupun untuk pengelolaan bencana alam dan lain sebagainya dengan
hasil yang efektif dan efisien adalah:
1. Pemilihan data yang menyangkut: pemilihan kanal/resolusi atau
kombinasi kanal spektral dan resolusi spasial, resolusi temporal dan
resolusi radiometrik serta luas liputan satu citra.
2. Penentuan prosedur atau teknik dan metode pengolahan dan analisis
data citra. Kemampuan pencitraan multispectral telah lama menjadi
pusat program satelit seri Landsat.
Dewasa ini data citra satelit-satelit dari seri Landsat secara rutin digunakan
di seluruh dunia dalam berbagai bidang meliputi; eksplorasi energy, pengelolaan
sumber alam, peramalan pertanian, pemantauan ekosistem, serta dalam berbagai
pemetaan lahan, selain itujuga digunakan dalam pengumpulan intelligent militer,
dan mitigasi bencana. Khususnya di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Google image.2014.http://googleimage.com/ diakses pada tanggal 5 Desember
2014 Pukul 20.00 WIB.
Saripin, Ipin. 2003. Kajian Pemanfaatan Satelit Masa Depan:Sistem Penginderaan Jauh
Satelit Ldcm (Landsat-8) Buletin Teknik Pertanian Vol.8 No.2.
Sitanggang, Gokmaria. Kajian Pemanfaatan Satelit Masa Depan: Sistem
Penginderaan Jauh Satelit Lcdm (Lansat-8) Peneliti Bidan Bangfaja.
LAPAN.

Anda mungkin juga menyukai