Anda di halaman 1dari 33

TUGAS RANCANGAN ELEMEN MESIN

PERANCANGAN KOPLING TAK TETAP


TOYOTA AVANZA

DIBUAT OLEH
NAMA : MUHAMMAD IRPAN
NO.BP : 1610003423026
PRODI : TEKNIK MESIN
FAKULTAS : TEKNIK

FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN


UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan semakin pesatnya perkembangan dalam segala bentuk
industri yang mempergunakan dan menghasilkan mesin di Indonesia, maka
semakin banyak dibutuhkan tenaga terampil yang mampu mengatasi berbagai
masalah perbaikan dan perencaan mesin. Namun justru dalam keadaan yang
demikian itu akhir-akhir ini dirasakan adanya kelemahan-kelemahan
pengetahuan dalam bidang perencanaan mesin oleh para teknisi atau Sarjana
yang berkecimpung dalam bidang permesinan.
Bertolak dari pemikiran diatas, maka Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Mesin Universitas Ekasakti 16 november 2018 padang, dalam rangka
membekali para sarjana dalam bidang perencanaan permesinan serta
merupakan syarat untuk menempuh jenjang Pendidikan S1, maka Mahasiswa
diwajibkan untuk mengambil Tugas Perancangan.
Dalam Tugas Perancangan ini Mahasiswa diwajibkan untuk membuat
laporan tentang perencanaan elemen-elemen mesin, sehingga nantinya para
Sarjana tidak hanya pandai dalam kuliah dan dapat menerapkan ilmu yang
telah didapatnya dibangku kuliah.

1.2 Perumusan Masalah


Yang menjadi permasalahan dalam perencanaan kopling pada mobil
TOYOTA AVANZA, berapakah ukuran-ukuran atau dimensi dan bahan yang
dipakai dari komponen utama kopling pada Mobil TOYOTA AVANZA dan
bahan apa yang digunakan?
Dalam hal ini yang dimaksud dengan komponen utama kopling adalah poros,
pasak, paku keling, pegas dan bidang gesek.

1.3 Batasan Masalah


Yang dimaksud dengan komponen utama kopling adalah elemen-
elemen yang bekerja pada kopling tersebut yaitu poros, paku keling, pegas,
pasak bintang, dan bidang gesek, sehingga penulis hannya menghitung dan
merencanakan komponen tersebut dan tidak membahas yang lain.

1.4 Tujuan dan Manfaat


1.4.2 Tujuan
Tujuan dari penulis adalah untuk mendapatkan ukuran atau
dimensi dari komponen utama pada kopling tersebut dan jenis material
apa yang sesuai dengan jenis beban yang diterima oleh elemen kopling
tersebut sehingga dengan perencanaan ini kopling yang sekiranya
terencana akan sesuai dan mampu untuk meneruskan daya dan putaran
yang diberikan olah mesin.
1.4.2 Manfaat
Dengan merencanakan kopling gesek ini, banyak manfaat yang
dapat diperoleh. Diantaranya adalah memperbanyak pengetahuan kita
tentang komponen-komponen, ukuran dan bahan yang terdapat pada
kopling gesek. Hal ini berguna sebagai acuan terciptanya suatu pesawat
kopling yang lebih baik

1.5 Sistematika Penulisan


Agar dalam penulisan laporan ini lebih mudah untuk dipahami oleh
pembaca, maka penulis menyusun laporan dalam bentuk seperti dibawah ini:
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Berisi : - Latar Belakang
- Perumusan masalah
- Batasan Perumusan Masalah
- Tujuan Dan Manfaat
- Sistematika Penulisan

BAB II DASAR TEORI


Berisi : - Kopling
- Kopling Plat
- Poros
- Pasak
- Paku Keling
- Pegas
BAB III PERENCANAAN DAN ANALISA
Berisi : - Perencanaan Poros
- Perencanaan Pasak
- Perencanaan Paku Keling
- Perencanaan Pegas
- Plat Gesek
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi : - Kesimpulan
- Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
DASAR TEORI

KOPLING ( Pemidah Putaran )

2.1 Pengertian kopling

Setiap mesin dirancang dan dibuat untuk memberikan fungsi-fungsi


tertentu yang dapat meringankan pekerjaan manusia. Untuk dapat
memberikan fungsi tersebut sebuah mesin memerlukan kerja sama dari
berbagai komponen yang bekerja menurut suatu mekanisme. Sebagai
penggerak dari mekanisme tersebut dapat digunakan tenaga manusia atau
hewan secara langsung (terutama untuk mesin-mesin yang sederhana), tetapi
karena berbagai alasan sebagian besar mesin menggunakan motor penggerak
(engine), yang bisa berupa motor bakar (bensin maupun diesel) ataupun
motor listrik. Motor-motor tersebut pada umumnya memberikan daya dalam
bentuk putaran pada sebuah poros, yang disebut sebagai poros penggerak.
Untuk memanfaatkannya maka daya putaran tersebut harus dapat diteruskan
dari poros penggerak ke poros yang digerakkan, yang selanjutnya akan
meneruskan ke seluruh komponen dalam mekanisme. Sebagai penyambung
antara poros penggerak dan poros yang digerakkan maka digunakanlah
kopling.
Secara umum kopling dapat dibedakan atas dua, yaitu kopling tetap
dan kopling tak tetap. Perbedaan antara keduanya adalah bahwa pada
kopling tetap kedua poros selalu dalam keadaaan terhubung, sedangkan pada
kopling tak tetap kedua poros dapat dihubungkan dan dilepaskan pada saat
diam ataupun bekerja sesuai dengan kebutuhan.

2.2 Cara kerja kopling secara umum

1. Kopling pada saat bekerja


Pada waktu kopling bekerja terjadi hubungan antara poros penggerak
dengan poros yang digerakkan melalui gerakan antara bidang gesek
dengan demikian terjadi pemindahan daya dan putaran dari poros
penggerak keporos yang digerakkan.
Adapun cara kerja kopling selengkapnya adalah sebagai berikut :
Poros penggerak yang dihubungkan dengan mesin akan berputar searah
putaran poros engkol dimana poros ini diikat dengan baut pada fly wheel
dengan bantuan flens yang ada pada ujung penggerak.dengan demikian fly
wheel akan turut berputar,dimana plat gesek tersebut ditekan oleh plat
penekan dengan kekuatan pegas pembawa plat gesek yang berputar,akibat
proses tersebut akan memutar plat pembawa yang dikeling plat gesek.
Dengan bantuan paku keling maka plat pembawa akan memutar
spline,dimana putaran spline dengan plat pembawa terdapat pegas kejut
yang berfungsi untuk meredam getaran atau tumbukan atau sentakan
disaat kopling mulai bekerja.
Setelah spline berputar,maka poros yang digerakkan ikut
berputar,setelah poros berputar maka kopling dikatakan bekerja dan
seterusnya terjadi pemindahan daya dan putaran dari poros penggerak ke
poros yang di gerakkan.
2.Kopling pada saat tidak bekerja
Kopling tidak bekerja dalam hal ini tidak ada pemindahan daya dan
putaran dari poros penggerak yang digerakkan dan tidak terjadi gesekan
antara bidang-bidang gesek.Adapun pemutusan hubungan dalam hal ini
daya dan putaran dari poros penggerak keporos yang digerakkan dapat
diuraikan sebagai berikut :
Tekanan yang dilakukan pada pedal akan diteruskan pada tuas
penekan sebelah bawah melalui bearing dan akibat tekanan ini tuas akan
menarik plat penekan sehingga plat gesek terpisah pada fly wheel maka
poros yang akan digerakkan akan diam walaupun poros penggerak tetap
berputar.
Pegas penekan (pegas diafraghma)dalam keadaan tertekan akibat
proses diatas, maka tidak akan terjadi pemindahan daya maupun putaran
dari poros penggerak ke poros yang digerakkan, maka kopling ini
dikatakan dalam keadaan tidak bekerja.

2.3 Bagian utama kopling plat tunggal

Secara umum bagian-bagian utama dari Kopling Plat tunggal terdiri atas :
1.Roda penerus (flywheel)
Berupa sebuah piringan yang dihubungkan dengan poros penggerak (poros
engkol) pada salah satu sisinya. Flywheel ini akan berputar mengikuti
putaran dari poros penggerak.

2.Plat penekan (pressure plate)


Plat penekan berfungsi untuk menekan plat gesek ke arah roda penerus
pada saat kopling terhubung (pedal kopling tidak terhubung).

3.Plat gesek (disc clutch)


Plat gesek ditempatkan di antara roda penerus dan plat penekan. Plat gesek
ini berfungsi untuk meneruskan daya putaran dari roda penerus ke naaf
saat kopling terhubung.
4.Naaf
Naaf berfungsi untuk menghubungkan plat gesek dengan spline pada
poros yang digerakkan. Pada saat kopling terhubung maka daya putaran
akan diteruskan dari plat gesek ke poros yang digerakkan melalui naaf.

5.Pasak Bintang ( Spline )


Spline adalah suatu profil alur banyak yang biasa disebut pasak
bintang. Pasak ini merupakan satu bagian dari poros. Bentuk pasak
bintang ada tiga macam yaitu :
1. pasak bintang lurus
2. pasak bintang involut
3. pasak bintang tajam.

Pasak Bintang Lurus


Pasak bintang lurus adalah yang tertua dari ketiga bentuk pasa
bintang. Dan secara umum sudah diganti dengan bentuk yang lebih baru
dan kuat, yaitu bentuk involut. Tetapi pada beberapa mesin perkakas dan
beberapa kendaraan bermotor, masih juga digunakan dan perancang
masih juga menggunakan karena relative sederhana. Pada tabel untuk
menentukan dimensi-dimensi maksimum dari pasak yang berdasarkan
diameter nominal poros.
Terutama sekali dari kelas toleransi, dimensi poros dapat dirubah-
rubah dan digambarkan sesuai dengan jenis bahan yang digunakan, yaitu
dengan menggunakan metode perlakuan panas dan permesinan. Untuk
toleransi pasak dengan dua toleransi tersebut, salah satunya adalah
dengan proses gerinda yang diperlukan.
Menurut SAE, persamaan momen torsi toritis dari pasak bintang
lurus dengan meluncur(berdasarkan tekanan pada pasak bintang 1000
psi) adalah :

Dimana : Nt = Jumlah bintang


rm = (D+d) / 4, jari-jari rata-rata (in)
h= tinggi bintang
l = panjang bintang yang berhubungan (in)

Akibat momen torsi akan terjadi gaya keliling pada diameter rata-rata
sebesar :

Ft = 2 Mt (lb)
dm
= Mt / rm
6.Bantalan pembebas (release bearing)
Bantalan ini dapat digerakkan maju-mundur dengan menekan pedal
kopling. Fungsinya adalah untuk meneruskan tekanan pada pedal kopling
ke pegas matahari yang selanjutnya akan melepas hubungan kopling.
7.Pegas matahari
Pegas matahari berfungsi untuk menarik plat penekan menjauhi flywheel,
yang dengan demikian membebaskan plat gesek dan membuat kopling
menjadi tidak terhubung. Pegas matahari ini akan menjalankan fungsinya
saat pedal kopling ditekan.
Pegas banyak dipakai untuk berbagai kontruksi mesin, yang
harus memberikan gaya dan menyimpan energi agar bisa mengurangi
getaran. Pegas merupakan elemen statis, dimana pegas tersebut dapat
terdeformasi pada waktu pembebanan dengan menyimpan energi, bila
beban dilepaskan pegas akan seperti sebelum dibebani.
Pegas dapatberfungsi sebagai pelunak tumbukan atau kejutan
seperti pada pegas kendaraan, sebagai penyimpan energi pada jam, untuk
pengukur pada timbangan, sebagai pemegang atau penjepit, sebagai
pembagi rata tekanan dll.
Pegas dapat digolongkan atas dasar jenis beban yang dapat
diterimanya seperti berikut:
a. Pegas tekan atau kompresi
b. Pegas tarik
c. Pegas puntir
Fungsi Pegas
a) Menyimpan energi
Pegas yang berfungsi utama untuk menyimpan energi, sebagai
contoh penggerak dari jam, drum penggulung dan alat minum, sebagai
pengaruh balik dari katub dan batang pengendali.
b) Melunakkan Kejutan
Pegas yang berfungsi untuk melunakkan kejutan antara lain
sebagai pegas roda, gandar dan pegas kejut pada kendaraan bermotor.
c) Pendistribusian Gaya
Pegas yang berfungsi untuk mendistribusikan gaya, antara lain
pada pembebanan roda pada kendaraan dan landasan mesin dan
sebagainya.
d) Elemen ayun
Pegas yang berfungsi untuk elemen ayun yaitu sebagai pagas
pemberat dan penyekatan serta sebagai pembalik untuk menghentikan
ayunan.

Design Compression Spring Dengan Beban Statis

Gbr. Pegas Ulir dengan Ujung


Pegas Rata

8.Penutup (cover)
Penutup pada kopling ikut berputar bersama roda penerus. Fungsi penutup
ini adalah sebagai tempat dudukan berbagai elemen yang membentuk
kopling serta sebagai penahan bantalan pembebas.

2.4 Poros
poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari dari setiap
mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan
putaran utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
Poros ( Shaft )mengikuti putarn untuk memudahkan daya dari mesin
ke mekanisme yang digerakkan. Poros ini mendapatkan beba puntiranmurni
dan lentur.
Macam –macam Poros
Poros untuk meneruskan daya dapat diklasifikasikan menurut
pembedaannya sebagai berikut :
1. Poros Tranmisi (Line Shaft)
Poros ini mendapat beban puntir dan lentur. Daya yang
ditranmisikan kepada poros ini melalui kopling roda gigi, puli,
sabuk, rantai dan lain-lain
2. Spindle
Poros yang pendek, seperti poros utama mesin perkakas,
dimana beban utamanya berupa puntiran. Syarat yang harus
dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta
ukurannya harus teliti.
3. Gandar (Axle)
Poros ini dipasang diantara roda-roda kereta api, dimana tidak
mendapat beban puntir dan tidak berputar. Gandar ini hanya
mendapat beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh penggerak mula
dimana akan mengalami beban puntir juga.
4. Poros (Shaft)
Poros yang ikut berputar untuk memindahkan daya dari mesin
ke mekanisme yang digerakkan. Poros ini mendapat beban puntir
murni dan lentur.
5. Poros Luwes
Poros yang berfungsi untuk memindahkan daya dari dua
mekanisme, dimana daya yang dipindahkan kecil.
Perencanaan Poros
Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam merencanakan sebuah
poros adalah:
1. Kekuatan Poros
Suatu poros tranmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur
atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang
mendapat beban tarik atau akan seperti poros baling-baling kapal
atau turbin.
2. Kekakuan Poros
Bila putaran suatu system dinaikkan maka pada suatu harga
putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya.
Putaran ini disebut putaran kritis, hal ini dapat terjadi pada turbin,
motor torak, motor listrik, dan lain-lain. Jika mungkin poros harus
direncanakan sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih rendah
dari putaran kritisnya.
3. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk propeller dan
pompa jika terjadi kontak dengan media yang korosif. Demikian pula
untuk poros yang terancam kavitasi dan poros mesin yang sering
berhenti lama.
Bahan Poros
Bahan yang digunakan untuk perencanaan poros adalah baja
paduan yang memiliki bulatan yang tinggi dan baja paduan seperti nikel,
nikel chromium.
Pengerjaan pembuatan poros dilakukan dengan mengerjaan panas
dan untuk ukuran finishing dengan cold drawing atau bubut dan bor poros
dengan pengerjaan dingin lebih kuat dari pengerjaan panas.

2.5 Cara kerja kopling plat tunggal

Cara kerja dari kopling plat tunggal ini dapat ditinjau dari dua keadaan,
yaitu:
1.Kopling dalam keadaan terhubung (pedal kopling tidak ditekan)
Poros penggerak yang berhubungan dengan motor meneruskan daya
dan putaran ke flywheel (roda penerus) melalui baut pengikat. Daya dan
putaran ini diteruskan ke plat gesek yang ditekan oleh plat penekan karena
adanya tekanan dari pegas matahari. Akibat putaran dari plat gesek, poros
yang digerakkan ikut berputar dengan perantaraan spline dan naaf.
2.Kopling dalam keadaan tidak terhubung (pedal kopling ditekan)
Bantalan pembebas menekan pegas matahari sehingga gaya yang
dikerjakannya pada plat penekan menjadi berlawanan arah. Hal ini
menyebabkan plat penekan tertarik ke arah luar sehingga plat gesek berada
dalam keadaan bebas di antara plat penekan dan flywheel. Pada saat ini
tidak terjadi transmisi daya dan putaran.

2.6 PAKU KELING


Macam Penggunaan Paku Keling
Sambungan paku keling dapat digunakan untuk beberapa macam
keperluan yaitu :
1. sambungan kekuatan dalam kontruksi baja dan kontruksi logam
ringan, kontruksi bertingkat, jembatan dan pesawat pengangkat.
2. sambungan kekuatan kedap dalam kontruksi ketel, yaitu ketel tangki
dan pipa tekanan tinggi.
3. sambungan kedap untuk tangki, cerobong asap, pipa penurunan dan
pipa aliran yang tidak bertekanan.
4. sambungan paku untuk pekat yaitu kontruksi kendaran dan pesawat
udara.
Macam-macam Paku Keling
Paku keeling dibedakan sesuai dengan bentuknya, terdiri dari bebrapa
macam bentuk, antara lain seperti yang dijtunjukkan pada tabel berikut ini :
BAB III
PERENCANAAN DAN ANALISA

3.1 Tahap Perencanaan


Tahap perencanaan dimulai dengan konsep-konsep yang
baik,terencana dan sistematis seperti di bawah ini

Mengenal apa yang akan


direncanakan

Menentukan spesifikasi dan


syarat yang di butuhkan

Studi kelayakan terhadap


rencana

Kreatifitas akan desain yang akan dibuat dan


mampu mengelompokkan serta menyusun

Perhitungan detail dari


kontruksi

Pelaksanaan contoh produksi dari rencana dan


pengadaan testing

Perencanaan untuk tahap produksi


lanjutan

Hasil akhir
3.2 Data Perencanaan
Spesifikasi / Specification Mesin :
https://id.wikipedia.org/wiki/Toyota_Avansa

Spesifikasi Kopling Berdasarkan Perencanaan :


 Poros dengan material Baja Karbon AISI -SAE 1035 direncanakan
untuk mencari diameter minimum poros.
 Plat Gesek direncanakan material besi cor dan asbestos. Ukuran-
ukuran dari plat gesek yang dirancang adalah:
diameter luar plat gesek: D = 180mm
diameter dalam plat gesek :d = 121 mm
lebar plat gesek :b = 14mm
tebal plat gesek : a = 29 mm
Damper springs pada Plat Kopling sebanyak 3 buah
 Perencanaan Pasak Bintang
Material yang digunakan untuk pasak bintang adalah Baja Karbon
AISI-SAE 1035

 Perencanaan Paku Keling


Akan direncanakan material yang digunakan untuk paku keling
adalah :

Baja Karbon AISI – SAE 1005 dan Gaya keliling yang


bekerjaadalah
Dengan D : 10 mm , d : 3 mm
 Direncanakan pegasdengan material Baja Karbon AISI - SAE
1010pada plat kopling dengan jumlah 3 buah. Rancanglah pegas
yang digunakan untuk mengukur beban 8043,1 Kg.

3.3 Perencanaan Poros


Analisa Beban
Dengan adanya daya dan putaran, maka poros akan mendapatkan beban
berupa momen torsi. Oleh sebab itu dalam penentuan ukuran-ukuran utama
dari poros akan dihitung beban melalui momen torsi :
Dari data didapatkan :
Daya maksimum = 63/5600 Ps/rpm ( 1 Ps = 0,9849 Hp )

N = 63Ps x 0,9849 = 62,05 Hp


Ps
n = 5600 rpm
didapatkan,
Mt = 63.000 N (lb . in)
n
= 698,1 lb . in dikonversikan (kg.mm) agar lebih mudah memahami.
= 8043,1 kg.mm

Pemilihan bahan

Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja karbon yang difinis
dingin. Jenis-jenis baja beserta sifat-sifatnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Kekuatan Kekerasan
Perlakuan Diameter
Lambang Tarik HRC
Panas (mm) HB
(kg/mm2) (HRB)
20 atau kurang 58 - 79 (84) - 23 -
Dilunakkan
AISI 21 – 80 53 - 69 (73) - 17 144 – 216
SAE Tanpa 20 atau kurang 63 - 82 (87) - 25 -
1035 dilunakkan 21 – 80 58 - 72 (84) - 19 160 – 225
20 atau kurang 65 - 86 (89) - 27 -
Dilunakkan
AISI 21 – 80 60 - 76 (85) - 22 166 – 238
SAE Tanpa 20 atau kurang 71 - 91 12 - 30 -
1045 dilunakkan 21 – 80 66 - 81 (90) - 24 183 – 253
20 atau kurang 72 - 93 14 - 31 -
Dilunakkan
21 – 80 67 - 83 10 - 26 188 – 260
AISI
SAE Tanpa 20 atau kurang 80 - 101 19 - 34 -
1055 dilunakkan 21 – 80 75 - 91 16 – 30 213 – 285

Dalam perancangan poros ini dipilih bahan jenis AISI - SAE 1035
dengan kekuatan tarik t = 63 kg/mm2. Tegangan geser izin dari bahan ini
diperoleh dari rumus :

σt
τs = (N ……………………( elemen mesin ,sularso , hal 8)
x Kt)

Dimana: 𝜏𝑠 = tegangan geser izin (kg/mm2)


𝜎𝑡 = kekuatan tarik bahan (kg/mm2)
N =faktor keamanan yang bergantung pada jenis bahan, di
mana untuk bahan AISI 1035besarnya adalah 4.
Kt= Konsentrasi tegangan yang bergantung dari bentuk
poros, di mana harganyaberkisar antara 1,3 – 3,0.

Untuk harga Kt diambil sebesar 1,3 maka tegangan geser izin bahan
jenis AISI – SAE 1035 adalah :
63
𝜏𝑠 =
(4 𝑥 1,3)
𝜏𝑠 = 12,1 kg/mm²

Perencanaan diameter poros kopling

Diameter poros kopling dapat diperoleh dari rumus


1⁄
5,1 3
ds = [ τ Mt] …………………………(elemen mesin, sularso,
s

ha8)Dimana :ds = diameter poros (mm)

s = tegangan geser izin (kg/mm2)

Mt = momen puntir yang ditransmisikan (kgmm).

maka diamater poros kopling yang direncanakan adalah :


1⁄
5,1 3
ds = [ × 8043,1]
12,1
ds = 15 mm
Syarat Perencanaan :

s ≤ |s |
5,1 𝑀𝑡 𝜎𝑡
3
≤ | |
𝑑𝑠 𝑁 𝑥 𝐾𝑡
12,1 ≤ 12,1
Jadi , tegangan geser yang terjadi harus sama atau lebih kecil dari tegangan izin
yang ditentukan maka Poros Aman.

3.4 Perencanaan Pasak Bintang


Material yang digunakan untuk pasak bintang adalahAISI – SAE 1035
Perancangan Spline :
Standar dalam perancangan Spline berdasarkan standar SAE :

Pemilihan Spline
Pada spline direncanakan memiliki 10 spline.
𝑑 15
D = 0,860 = 0,860 = 17,4 𝑚𝑚

h = 0,070 . D = 1,22 mm
W = 0,156 . D = 2,71 mm
Sedangkan panjang Spline diperoleh dari :
𝐷3 17,43
L = = = 23,4 𝑚𝑚
𝑑2 152
Dan jari rata-rata spline adalah :
𝐷+𝑑 17,4+15
𝑟̅ = = = 8,1 𝑚𝑚
4 4
Dimana =
Nt : jumlah bintang pasak
h : tinggi bintang (mm)
L : panjang spline (mm)
W : Lebar bintang pasak (mm)
Mt : momen torsi yang bekerja pada poros dari perhitungan diperoleh
Mt = 8043,1 kg.mm
Analisa Beban
Besarnya gaya yang bekerja pada spline diperoleh dari : Mt = F . 𝑟̅
Dengan memasukkan nilai Mt dan 𝑟̅ ke persamaan diatas maka,
𝑀𝑡 8043,1
𝐹= = = 993 (𝑘𝑔)
𝑟̅ 8,1
Pemeriksaan Spline. Karena gaya yang terjadi akan menimbulkan tegangan geser
dan tegangan tekan.
Tegangan Tekan
𝜎𝑐 ≤ |𝜎𝑐 |
𝐹 𝜎𝑡
≤ | |
h . 𝐿. 𝑁𝑡 𝑁𝑡
993 63
≤ | |
1,22 . 23,4 . 10 10
3,5 ≤ |6,3|
Tegangan Geser
𝜏𝑠 ≤ |𝜏𝑠 |
𝐹
≤ |0,58 . 𝜎𝑐 |
𝑊. 𝐿. 𝑁𝑡
993
≤ |0,58 . 3,5|
2,71 . 23,4 . 10
1,6 ≤ |2,03|
Jadi, Tegangan Tekan dan Tegangan Geser yang terjadi adalah Aman karena
kurang dari Tegangan tekan dan Tegangan Geser yang diizinkan.

3.5 Perencanaan Paku Keling


Material yang digunakan untuk paku keling adalah :
AISI – SAE 1005dan di Asumsikan gaya keliling yang bekerja adalah
𝐹 = 993(𝑘𝑔) , maka akan menimbulkan Tegangan sebagai berikut,

1.Tegangan Tarik yang terjadi pada batang paku keling


𝜎𝑡 ≤ |𝜎𝑡 |
4𝐹
≤ |𝜎𝑡 |
𝜋𝑑2
4.993
≤ |𝜎𝑡 |
3,14. 32
140,55≤ |𝜎𝑡 |
2.Tegangan Tekan yang terjadi pada kepala paku keling
𝜎𝑐 ≤ |𝜎𝑐 |
4𝐹
≤ |𝜎𝑐 |
𝜋 (𝐷2 − 𝑑 2 )
4.993
≤ |𝜎𝑐 |
3,14 (102 − 32 )
13,90 ≤ |𝜎𝑐 |
3.Tegangan Geser yang terjadi pada paku keling
𝜏𝑠 ≤ |𝜏𝑠 |
𝐹
≤ |𝜏𝑠 |
𝜋 𝑑 ℎ𝑜
ho = 0,3 d = 0,3 . 3 = 0,9
993
≤ |𝜏𝑠 |
3,14 . 3 . 0,9
117,13 ≤ |𝜏𝑠 |

3.6 Perencanaan Pegas


Direncanakan pegas pada plat kopling dengan jumlah 3 buah. Rancanglah
pegas yang digunakan untuk mengukur beban 8043,1 Kg.Sebuah pegas terbuat
dari Baja Karbon AISI - SAE 1010dengan diameter 2 mm dan memiliki
diameter luar dari 17 mm. Modulus geser 8x103 kg/mm2

Dik:d = 2 mm; D0 = 17 mm; G = 8x103 kg/ mm2 ; W = F = 993 Kg ;


D = D0 - d = 15 mm
Defleksi pada pegas ulir tekan,
64 𝑁𝑎 𝑃 𝑅 3
𝛿=
𝐺 𝐷4
64 . 11. 993 . 7.53
=
8000 . 154
= 0,53 𝑚𝑚
Sehingga,
𝐷 15
Spring indeks C = 𝑑 = = 7,5
2

Konstanta Pegas
𝐺 𝐷4 8000 . 154
𝐾= = = 1875
64 𝑁𝑎 𝑅 3 64 . 8 . 7.53

Selanjutnya besarnya tegangan geser maksimum adalah :


Ks = Tegangan Geser Langsung,
0,5 0,5
Ks = 1 + =1 + 7,5 = 1,0667 𝑚𝑚
𝐶
Sehingga, tegangan geser maksimum
8𝐹𝐶 8 .993 .7,5
𝜏𝑚𝑎𝑥 = 𝐾𝑠 = 1,0667 =2371,8 kg.mm2
𝜋𝑑3 3,14 .23

Jumlah lilitan aktif (Na)

Na = 8 lilitan
Jumlah lilitan total (Nt)

Nt = 8 + 2 = 10 lilitan
3.7 Bantalan Pembebas

Bantalan yang digunakan sebagai bantalan pembebas (release bearing)


adalah bantalan bola aksial satu arah dengan bidang rata (single direction
thrust ball bearing with flat back face).

3.6.7 Analisa Gaya

Penjumlahan gaya yang bekerja dalam arah radial dan aksial adalah
sebagai berikut:

Fr  0
Fa  FT
-3
 9,625  10 kg

3.6.8 Penentuan Beban Ekivalen Statik dan Dinamik

Sesuai dengan prosedur perhitungan pada bab sebelumnya maka beban


ekivalen statik diperoleh dari
Po = Xo.Fr + Yo.Fa
Atau :
Po = Fr
dengan : X0 = 0,5 dan Y0 = 0,26. Maka besar P0 adalah

P0  0,5  0  0,26  0 ,0096245


 0,0025k g
atau
P0  0

Dari kedua harga di atas diambil P0 = 2,5 10-3 kg.

Sedangkan untuk beban ekivalen dinamik diperoleh dari


P = X V Fr + Y Fa
Dengan: X = 0,6
V = 1,0
Y = 1,4
Maka besar P adalah
P  0,6  1  0  1,4  0,009625
 0,0135 kg

3.6.9 Penentuan Basic Static Load Rating dan Basic Dynamic Load Rating
Sesuai dengan prosedur perhitungan pada bab sebelumnya maka basic
static load rating diperoleh sebesar
C0  P0
 0,0025 kg
dan untuk umur bantalan sebesar 15000 jam maka basic dynamic load rating
diperoleh sebesar
C  P  L1/3
 0,0135  (15000)1/3
 0,23 kg
3.6.10Pemilihan Bantalan

Dari perhitungan-perhitungan di atas serta data dari bab-bab


sebelumnya maka bantalan yang dipilih harus memenuhi syarat-syarat
berikut:
diameter lubang : d = 40 mm
basic static load rating : C0 2,5 10 -3 kg
basic dynamic load rating : C  0,23 kg
kecepatan putaran maksimum : n  4200 rpm

Dari katalog dipilih bantalan bola aksial satu arah dengan bidang rata
dengan nomor A-SD 3020 yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:
diameter luar : D = 65 mm
diameter lubang : d = 40 mm
lebar : b = 20 mm
basic static load rating : C0= 1,1 kg
basic dynamic load rating : C = 24 kg
kecepatan putaran maksimum : n = 5600 rpm
3.8 Perencanaan Bidang Gesek
Perencanaan plat gesek

Pelat gesek berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari


flyweel(Roda Penerus) ke poros yang digerakkan. Transmisi daya dan
putaran dari flyweel dengan pelat gesek yang ditekan oleh pelat penekan
Berikut ini sket pelat gesek yang direncanakan beserta simbol-simbol
yang digunakan

Keterangan Gambar :
D = diamater luar plat gesek = 180 mm
d = diameter dalam plat gesek = 121 mm
a = tebal plat gesek = 29 mm
b = lebar plat gesek = 13 mm

Pemilihan Bahan

Koefisien gesekan µ antara berbagai permukaan diberikan pada Tabel


dibawah. Harga-harga koefisien gesekan dalam tabel tersebut ditentukan
dengan memperhitungkan keadaan bidang gesek yang sudah agak menurun
gesekannya karena telah terpakai beberapa waktu, serta didasarkan atas
harga tekanan yang diizinkan yang dianggap baik.
Tabel 3.5Koefisien gesek antara berbagai permukaan beserta tekanan yang
diizinkan
µ pa
Bahan Permukaan Kontak
Kering Dilumasi (kg/mm2)

Besi cor dan besi cor 0,10 - 0,20 0,08 - 0,12 0,09 - 0,17
Besi cor dan perunggu 0,10 - 0,20 0,10 - 0,20 0,05 - 0,08
Besi cor dan asbes 0,35 - 0,65 - 0,007 - 0,07
Besi cor dan serat 0,05 - 0,10 0,05 - 0,10 0,005 - 0,03
Besi cor dan kayu - 0,10 - 0,35 0,02 - 0,03
Perencanana Tehnik Mesin , Joseph , hal 267
Untuk perancangan plat gesek ini digunakan bahan asbes yang
berpasangan dengan besi cor sebagai bahan flywheel dan plat penekan.
Beberapa alasan untuk pemakaian asbes dan besi cor antara lain:
1.Asbes mempunyai daya tahan terhadap temperatur yang sangat tinggi,
yaitu sampai sekitar 200 ºC.
2.Pasangan asbes dan besi cor mempunyai koefisien gesek yang besar.

Sesuai dengan Tabel 6-1 koefisien gesek dan tekanan yang diizinkan
untuk bahan asbes dan besi cor pada kondisi kering adalah:
µ = 0,35 – 0,65 : diambil harga rata-ratanya yaitu 0,5
pa = 0,007 – 0,07 kg/mm2 : diambil harga rata-ratanya yaitu 0,0385
kg/mm2

Analisa gaya dan momen gesek

Tekanan pada bidang plat gesek tidak terbagi rata pada seluruh
permukaan, makin jauh dari sumbu poros tekanannya makin kecil. Jika
tekanan rata-rata pada bidang gesek adalah p, maka besar gaya yang
menimbulkan tekanan dan momen gesekan yang bekerjapada seluruh
permukaan gesek berturut-turut dirumuskan sebagai:
μ
F = (D2 − d2 ) p
4
Untuk menentukan tebal plat gesek yang sesuai, terlebih dahulu perlu
diketahui besarnya daya yang hilang akibat gesekan, yang mana dapat
diperoleh dari :
Mg  D .n  t  z
…………………….Machine and Design,hal 425)
Pg 
5
9,74  10  3600

di mana: Pg = daya hilang akibat gesekan (kW)


Mg = momen gesek yang bekerja pada plat gesek (kg.mm)
n = kecepatan sudut, dari data perencanaan diketahui sebesar
5600 rpm
t = waktu penyambungan kopling, diambil 0,3 detik
z = jumlah kerja tiap jam direncanakan 200 kali/jam

Dengan memasukkan harga-harga yang diketahui diperoleh


6,16  10 4  286 3  5600  0,3  200
P =
9,74  10 5  3600
= 1,4795 kW
P = 1,104 ps

Selanjutnya tebal plat gesek dapat diperoleh dari :


Lp  Pg
a
……………………......(Machine and Design , hal 427)
Ag  W k
di mana : a = tebal plat gesek (cm)
Lp = lama pemakaian plat gesek, direncanakan 3700 jam
Pg = daya hilang akibat gesekan (hp)
Ag = luas bidang gesek dari plat gesek, yaitu
Wk = kerja yang menyebabkan kerusakan, bahan asbes dengan besi cor
harganya berkisar antara 5 – 8 hp.jam/cm3, dalam
perencanaan ini diambil 8 hp.jam/cm3.

A =  D2  d 2
4


=  180 2  1212
4

A = 1,74 mm2 = 174 cm2

Maka tebal plat gesek yang direncanakan adalah


3700  1,104
a =
174  8
= 2,93 cm  29 mm
(D+d)
Mg = μ. F. 4 ..........................(Statika, Ferdinan F Beer, hal 111)

di mana: F = gaya yang menimbulkan tekanan pada plat gesek (kg)


Mg = gesek yang bekerja pada plat gesek (kg•mm)
D = diameter luar plat gesek (mm)
d = diameter dalam plat gesek (mm)
p = tekanan rata-rata pada bidang gesek, yaitu sebesar 0,0385
kg/mm2
µ = koefisien gesekan plat gesek dengan flywheel/plat
penekan 0,5.

μ 2
F= (D − d2 )p
4
0,5
= (1802 − 1212 ) 0,0385
4
= 85,5 Kg

Selanjutnya dengan memasukkan persamaan gaya di atas ke persamaan momen


gesek maka diperoleh :
(D + d)
Mg = μ. F.
4
(180 + 121)
Mg = 0,5 . 85,5 .
4
= 3217 Kg.mm

Sebagai kesimpulan ukuran-ukuran dari plat gesek yang dirancang adalah:


D = diamater luar plat gesek = 180 mm
d = diameter dalam plat gesek = 121 mm
a = tebal plat gesek = 29 mm
b = lebar plat gesek = 13 mm
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 KESIMPULAN
Pada perencanaan kopling plat tunggal dengan pegas diafragma pada
kendaraan bermotor TOYOTA AVANSAdidapat beberapa hal yang sekiranya dapat
membantu agar memperoleh nilai efisiensi dan ekonomis pada elemen kopling
mobil tersebut.
Dari perencanaan yang telah dilakukan didapatkan nilai perencanaan dari elemen-
elemen pada kopling yang meliputi perencanaan pada poros, pasak, pegas, paku
keling dan kopling plat tunggal.
Nilai-nilai dari perencanaan pada elemen-elemen tersebut antara lain :
1. Poros
Jadi , dengan menggunakan bahan poros, Baja Karbon AISI -SAE 1035
dengan ds = 15 mm, tegangan geser yang terjadi adalah sama atau lebih
kecil dari tegangan izin yang ditentukan maka Poros Aman.

2. Pasak bintang
Dengan menggunakan bahan Spline AISI – SAE 1035
Pada spline direncanakan memiliki 10 spline.
D = 17,4 𝑚𝑚 ; h = 1,22 mm ; W = 2,71 mm
L = 23,4 𝑚𝑚 ; 𝑟̅ = 8,1 𝑚𝑚
menimbulkan Tegangan Tekan yang terjadi kurang dari Tegangan tekan
yang diizinkan maka Spline Aman 3,5 ≤ |6,3| dan Tegangan Geser yang
terjadi kurang dari Tegangan Geser yang diizinkan maka spline Aman
1,6 ≤ |2,03|

3. Paku Keling
Material yang digunakan adalah besi tuang abu-abu AISI – SAE 1005,
maka akan menimbulkan tegangan karena gaya disekelilingnya :
Tegangan tarik yang terjadi batang paku keling: 140,55≤ |𝜎𝑡 |
Tegangan Tekan yang terjadi pada kepala paku keling : 13,90 ≤ |𝜎𝑐 |
Tegangan Geser yang terjadi pada paku keling : 117,13 ≤ |𝜏𝑠 |

4. Pegas
Bahan yang dipakai adalah baja pegas AISI – SAE 1010 .
d = 2 mm;
D0 = 17 mm;
G = 8x103 kg/ mm2 ; W = F = 993 Kg ;
D = D0 - d = 15 mm
Defleksi yang terjadi pada pegas ulir tekan = 0,53 𝑚𝑚
Ks = Tegangan Geser Langsung= 1,0667 𝑚𝑚
Sehingga, tegangan geser maksimum
𝜏𝑚𝑎𝑥 = 2371,8 kg.mm2

5. Bantalan / Bearing
Dari katalog dipilih bantalan bola aksial satu arah dengan bidang rata
dengan nomor A-SD 3020 yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:
diameter luar : D = 65 mm
diameter lubang : d = 40 mm
lebar bearing : b = 20 mm
basic static load rating : C0= 1,1 kg
basic dynamic load rating : C = 24 kg
kecepatan putaran maksimum : n = 5600 rpm

6. Plat Gesek
Untuk perancangan plat gesek ini digunakan bahan asbes yang berpasangan
dengan besi cor sebagai bahan flywheel dan plat penekan. Memiliki Gaya
yang menimbulkan tekanan = 85,5 Kg dan Momen gesek yang bekerja pada
plat gesek 3217 kg.mm. ukuran-ukuran plat Gesek yang dirancang adalah
D = diamater luar plat gesek = 180 mm
d = diameter dalam plat gesek = 121 mm
a = tebal plat gesek = 29 mm
b = lebar plat gesek = 13 mm
DAFTAR PUSTAKA

1. Sularso, Suga Kiyokatsu, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin,


Pradnya Paramitha, 2002.
2. Zainun Achmad, Elemen Mesin I, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya,
2002.

Anda mungkin juga menyukai