DIBUAT OLEH
NAMA : MUHAMMAD IRPAN
NO.BP : 1610003423026
PRODI : TEKNIK MESIN
FAKULTAS : TEKNIK
Secara umum bagian-bagian utama dari Kopling Plat tunggal terdiri atas :
1.Roda penerus (flywheel)
Berupa sebuah piringan yang dihubungkan dengan poros penggerak (poros
engkol) pada salah satu sisinya. Flywheel ini akan berputar mengikuti
putaran dari poros penggerak.
Akibat momen torsi akan terjadi gaya keliling pada diameter rata-rata
sebesar :
Ft = 2 Mt (lb)
dm
= Mt / rm
6.Bantalan pembebas (release bearing)
Bantalan ini dapat digerakkan maju-mundur dengan menekan pedal
kopling. Fungsinya adalah untuk meneruskan tekanan pada pedal kopling
ke pegas matahari yang selanjutnya akan melepas hubungan kopling.
7.Pegas matahari
Pegas matahari berfungsi untuk menarik plat penekan menjauhi flywheel,
yang dengan demikian membebaskan plat gesek dan membuat kopling
menjadi tidak terhubung. Pegas matahari ini akan menjalankan fungsinya
saat pedal kopling ditekan.
Pegas banyak dipakai untuk berbagai kontruksi mesin, yang
harus memberikan gaya dan menyimpan energi agar bisa mengurangi
getaran. Pegas merupakan elemen statis, dimana pegas tersebut dapat
terdeformasi pada waktu pembebanan dengan menyimpan energi, bila
beban dilepaskan pegas akan seperti sebelum dibebani.
Pegas dapatberfungsi sebagai pelunak tumbukan atau kejutan
seperti pada pegas kendaraan, sebagai penyimpan energi pada jam, untuk
pengukur pada timbangan, sebagai pemegang atau penjepit, sebagai
pembagi rata tekanan dll.
Pegas dapat digolongkan atas dasar jenis beban yang dapat
diterimanya seperti berikut:
a. Pegas tekan atau kompresi
b. Pegas tarik
c. Pegas puntir
Fungsi Pegas
a) Menyimpan energi
Pegas yang berfungsi utama untuk menyimpan energi, sebagai
contoh penggerak dari jam, drum penggulung dan alat minum, sebagai
pengaruh balik dari katub dan batang pengendali.
b) Melunakkan Kejutan
Pegas yang berfungsi untuk melunakkan kejutan antara lain
sebagai pegas roda, gandar dan pegas kejut pada kendaraan bermotor.
c) Pendistribusian Gaya
Pegas yang berfungsi untuk mendistribusikan gaya, antara lain
pada pembebanan roda pada kendaraan dan landasan mesin dan
sebagainya.
d) Elemen ayun
Pegas yang berfungsi untuk elemen ayun yaitu sebagai pagas
pemberat dan penyekatan serta sebagai pembalik untuk menghentikan
ayunan.
8.Penutup (cover)
Penutup pada kopling ikut berputar bersama roda penerus. Fungsi penutup
ini adalah sebagai tempat dudukan berbagai elemen yang membentuk
kopling serta sebagai penahan bantalan pembebas.
2.4 Poros
poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari dari setiap
mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan
putaran utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
Poros ( Shaft )mengikuti putarn untuk memudahkan daya dari mesin
ke mekanisme yang digerakkan. Poros ini mendapatkan beba puntiranmurni
dan lentur.
Macam –macam Poros
Poros untuk meneruskan daya dapat diklasifikasikan menurut
pembedaannya sebagai berikut :
1. Poros Tranmisi (Line Shaft)
Poros ini mendapat beban puntir dan lentur. Daya yang
ditranmisikan kepada poros ini melalui kopling roda gigi, puli,
sabuk, rantai dan lain-lain
2. Spindle
Poros yang pendek, seperti poros utama mesin perkakas,
dimana beban utamanya berupa puntiran. Syarat yang harus
dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta
ukurannya harus teliti.
3. Gandar (Axle)
Poros ini dipasang diantara roda-roda kereta api, dimana tidak
mendapat beban puntir dan tidak berputar. Gandar ini hanya
mendapat beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh penggerak mula
dimana akan mengalami beban puntir juga.
4. Poros (Shaft)
Poros yang ikut berputar untuk memindahkan daya dari mesin
ke mekanisme yang digerakkan. Poros ini mendapat beban puntir
murni dan lentur.
5. Poros Luwes
Poros yang berfungsi untuk memindahkan daya dari dua
mekanisme, dimana daya yang dipindahkan kecil.
Perencanaan Poros
Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam merencanakan sebuah
poros adalah:
1. Kekuatan Poros
Suatu poros tranmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur
atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang
mendapat beban tarik atau akan seperti poros baling-baling kapal
atau turbin.
2. Kekakuan Poros
Bila putaran suatu system dinaikkan maka pada suatu harga
putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya.
Putaran ini disebut putaran kritis, hal ini dapat terjadi pada turbin,
motor torak, motor listrik, dan lain-lain. Jika mungkin poros harus
direncanakan sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih rendah
dari putaran kritisnya.
3. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk propeller dan
pompa jika terjadi kontak dengan media yang korosif. Demikian pula
untuk poros yang terancam kavitasi dan poros mesin yang sering
berhenti lama.
Bahan Poros
Bahan yang digunakan untuk perencanaan poros adalah baja
paduan yang memiliki bulatan yang tinggi dan baja paduan seperti nikel,
nikel chromium.
Pengerjaan pembuatan poros dilakukan dengan mengerjaan panas
dan untuk ukuran finishing dengan cold drawing atau bubut dan bor poros
dengan pengerjaan dingin lebih kuat dari pengerjaan panas.
Cara kerja dari kopling plat tunggal ini dapat ditinjau dari dua keadaan,
yaitu:
1.Kopling dalam keadaan terhubung (pedal kopling tidak ditekan)
Poros penggerak yang berhubungan dengan motor meneruskan daya
dan putaran ke flywheel (roda penerus) melalui baut pengikat. Daya dan
putaran ini diteruskan ke plat gesek yang ditekan oleh plat penekan karena
adanya tekanan dari pegas matahari. Akibat putaran dari plat gesek, poros
yang digerakkan ikut berputar dengan perantaraan spline dan naaf.
2.Kopling dalam keadaan tidak terhubung (pedal kopling ditekan)
Bantalan pembebas menekan pegas matahari sehingga gaya yang
dikerjakannya pada plat penekan menjadi berlawanan arah. Hal ini
menyebabkan plat penekan tertarik ke arah luar sehingga plat gesek berada
dalam keadaan bebas di antara plat penekan dan flywheel. Pada saat ini
tidak terjadi transmisi daya dan putaran.
Hasil akhir
3.2 Data Perencanaan
Spesifikasi / Specification Mesin :
https://id.wikipedia.org/wiki/Toyota_Avansa
Pemilihan bahan
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja karbon yang difinis
dingin. Jenis-jenis baja beserta sifat-sifatnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Kekuatan Kekerasan
Perlakuan Diameter
Lambang Tarik HRC
Panas (mm) HB
(kg/mm2) (HRB)
20 atau kurang 58 - 79 (84) - 23 -
Dilunakkan
AISI 21 – 80 53 - 69 (73) - 17 144 – 216
SAE Tanpa 20 atau kurang 63 - 82 (87) - 25 -
1035 dilunakkan 21 – 80 58 - 72 (84) - 19 160 – 225
20 atau kurang 65 - 86 (89) - 27 -
Dilunakkan
AISI 21 – 80 60 - 76 (85) - 22 166 – 238
SAE Tanpa 20 atau kurang 71 - 91 12 - 30 -
1045 dilunakkan 21 – 80 66 - 81 (90) - 24 183 – 253
20 atau kurang 72 - 93 14 - 31 -
Dilunakkan
21 – 80 67 - 83 10 - 26 188 – 260
AISI
SAE Tanpa 20 atau kurang 80 - 101 19 - 34 -
1055 dilunakkan 21 – 80 75 - 91 16 – 30 213 – 285
Dalam perancangan poros ini dipilih bahan jenis AISI - SAE 1035
dengan kekuatan tarik t = 63 kg/mm2. Tegangan geser izin dari bahan ini
diperoleh dari rumus :
σt
τs = (N ……………………( elemen mesin ,sularso , hal 8)
x Kt)
Untuk harga Kt diambil sebesar 1,3 maka tegangan geser izin bahan
jenis AISI – SAE 1035 adalah :
63
𝜏𝑠 =
(4 𝑥 1,3)
𝜏𝑠 = 12,1 kg/mm²
s ≤ |s |
5,1 𝑀𝑡 𝜎𝑡
3
≤ | |
𝑑𝑠 𝑁 𝑥 𝐾𝑡
12,1 ≤ 12,1
Jadi , tegangan geser yang terjadi harus sama atau lebih kecil dari tegangan izin
yang ditentukan maka Poros Aman.
Pemilihan Spline
Pada spline direncanakan memiliki 10 spline.
𝑑 15
D = 0,860 = 0,860 = 17,4 𝑚𝑚
h = 0,070 . D = 1,22 mm
W = 0,156 . D = 2,71 mm
Sedangkan panjang Spline diperoleh dari :
𝐷3 17,43
L = = = 23,4 𝑚𝑚
𝑑2 152
Dan jari rata-rata spline adalah :
𝐷+𝑑 17,4+15
𝑟̅ = = = 8,1 𝑚𝑚
4 4
Dimana =
Nt : jumlah bintang pasak
h : tinggi bintang (mm)
L : panjang spline (mm)
W : Lebar bintang pasak (mm)
Mt : momen torsi yang bekerja pada poros dari perhitungan diperoleh
Mt = 8043,1 kg.mm
Analisa Beban
Besarnya gaya yang bekerja pada spline diperoleh dari : Mt = F . 𝑟̅
Dengan memasukkan nilai Mt dan 𝑟̅ ke persamaan diatas maka,
𝑀𝑡 8043,1
𝐹= = = 993 (𝑘𝑔)
𝑟̅ 8,1
Pemeriksaan Spline. Karena gaya yang terjadi akan menimbulkan tegangan geser
dan tegangan tekan.
Tegangan Tekan
𝜎𝑐 ≤ |𝜎𝑐 |
𝐹 𝜎𝑡
≤ | |
h . 𝐿. 𝑁𝑡 𝑁𝑡
993 63
≤ | |
1,22 . 23,4 . 10 10
3,5 ≤ |6,3|
Tegangan Geser
𝜏𝑠 ≤ |𝜏𝑠 |
𝐹
≤ |0,58 . 𝜎𝑐 |
𝑊. 𝐿. 𝑁𝑡
993
≤ |0,58 . 3,5|
2,71 . 23,4 . 10
1,6 ≤ |2,03|
Jadi, Tegangan Tekan dan Tegangan Geser yang terjadi adalah Aman karena
kurang dari Tegangan tekan dan Tegangan Geser yang diizinkan.
Konstanta Pegas
𝐺 𝐷4 8000 . 154
𝐾= = = 1875
64 𝑁𝑎 𝑅 3 64 . 8 . 7.53
Na = 8 lilitan
Jumlah lilitan total (Nt)
Nt = 8 + 2 = 10 lilitan
3.7 Bantalan Pembebas
Penjumlahan gaya yang bekerja dalam arah radial dan aksial adalah
sebagai berikut:
Fr 0
Fa FT
-3
9,625 10 kg
3.6.9 Penentuan Basic Static Load Rating dan Basic Dynamic Load Rating
Sesuai dengan prosedur perhitungan pada bab sebelumnya maka basic
static load rating diperoleh sebesar
C0 P0
0,0025 kg
dan untuk umur bantalan sebesar 15000 jam maka basic dynamic load rating
diperoleh sebesar
C P L1/3
0,0135 (15000)1/3
0,23 kg
3.6.10Pemilihan Bantalan
Dari katalog dipilih bantalan bola aksial satu arah dengan bidang rata
dengan nomor A-SD 3020 yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:
diameter luar : D = 65 mm
diameter lubang : d = 40 mm
lebar : b = 20 mm
basic static load rating : C0= 1,1 kg
basic dynamic load rating : C = 24 kg
kecepatan putaran maksimum : n = 5600 rpm
3.8 Perencanaan Bidang Gesek
Perencanaan plat gesek
Keterangan Gambar :
D = diamater luar plat gesek = 180 mm
d = diameter dalam plat gesek = 121 mm
a = tebal plat gesek = 29 mm
b = lebar plat gesek = 13 mm
Pemilihan Bahan
Besi cor dan besi cor 0,10 - 0,20 0,08 - 0,12 0,09 - 0,17
Besi cor dan perunggu 0,10 - 0,20 0,10 - 0,20 0,05 - 0,08
Besi cor dan asbes 0,35 - 0,65 - 0,007 - 0,07
Besi cor dan serat 0,05 - 0,10 0,05 - 0,10 0,005 - 0,03
Besi cor dan kayu - 0,10 - 0,35 0,02 - 0,03
Perencanana Tehnik Mesin , Joseph , hal 267
Untuk perancangan plat gesek ini digunakan bahan asbes yang
berpasangan dengan besi cor sebagai bahan flywheel dan plat penekan.
Beberapa alasan untuk pemakaian asbes dan besi cor antara lain:
1.Asbes mempunyai daya tahan terhadap temperatur yang sangat tinggi,
yaitu sampai sekitar 200 ºC.
2.Pasangan asbes dan besi cor mempunyai koefisien gesek yang besar.
Sesuai dengan Tabel 6-1 koefisien gesek dan tekanan yang diizinkan
untuk bahan asbes dan besi cor pada kondisi kering adalah:
µ = 0,35 – 0,65 : diambil harga rata-ratanya yaitu 0,5
pa = 0,007 – 0,07 kg/mm2 : diambil harga rata-ratanya yaitu 0,0385
kg/mm2
Tekanan pada bidang plat gesek tidak terbagi rata pada seluruh
permukaan, makin jauh dari sumbu poros tekanannya makin kecil. Jika
tekanan rata-rata pada bidang gesek adalah p, maka besar gaya yang
menimbulkan tekanan dan momen gesekan yang bekerjapada seluruh
permukaan gesek berturut-turut dirumuskan sebagai:
μ
F = (D2 − d2 ) p
4
Untuk menentukan tebal plat gesek yang sesuai, terlebih dahulu perlu
diketahui besarnya daya yang hilang akibat gesekan, yang mana dapat
diperoleh dari :
Mg D .n t z
…………………….Machine and Design,hal 425)
Pg
5
9,74 10 3600
μ 2
F= (D − d2 )p
4
0,5
= (1802 − 1212 ) 0,0385
4
= 85,5 Kg
4.1 KESIMPULAN
Pada perencanaan kopling plat tunggal dengan pegas diafragma pada
kendaraan bermotor TOYOTA AVANSAdidapat beberapa hal yang sekiranya dapat
membantu agar memperoleh nilai efisiensi dan ekonomis pada elemen kopling
mobil tersebut.
Dari perencanaan yang telah dilakukan didapatkan nilai perencanaan dari elemen-
elemen pada kopling yang meliputi perencanaan pada poros, pasak, pegas, paku
keling dan kopling plat tunggal.
Nilai-nilai dari perencanaan pada elemen-elemen tersebut antara lain :
1. Poros
Jadi , dengan menggunakan bahan poros, Baja Karbon AISI -SAE 1035
dengan ds = 15 mm, tegangan geser yang terjadi adalah sama atau lebih
kecil dari tegangan izin yang ditentukan maka Poros Aman.
2. Pasak bintang
Dengan menggunakan bahan Spline AISI – SAE 1035
Pada spline direncanakan memiliki 10 spline.
D = 17,4 𝑚𝑚 ; h = 1,22 mm ; W = 2,71 mm
L = 23,4 𝑚𝑚 ; 𝑟̅ = 8,1 𝑚𝑚
menimbulkan Tegangan Tekan yang terjadi kurang dari Tegangan tekan
yang diizinkan maka Spline Aman 3,5 ≤ |6,3| dan Tegangan Geser yang
terjadi kurang dari Tegangan Geser yang diizinkan maka spline Aman
1,6 ≤ |2,03|
3. Paku Keling
Material yang digunakan adalah besi tuang abu-abu AISI – SAE 1005,
maka akan menimbulkan tegangan karena gaya disekelilingnya :
Tegangan tarik yang terjadi batang paku keling: 140,55≤ |𝜎𝑡 |
Tegangan Tekan yang terjadi pada kepala paku keling : 13,90 ≤ |𝜎𝑐 |
Tegangan Geser yang terjadi pada paku keling : 117,13 ≤ |𝜏𝑠 |
4. Pegas
Bahan yang dipakai adalah baja pegas AISI – SAE 1010 .
d = 2 mm;
D0 = 17 mm;
G = 8x103 kg/ mm2 ; W = F = 993 Kg ;
D = D0 - d = 15 mm
Defleksi yang terjadi pada pegas ulir tekan = 0,53 𝑚𝑚
Ks = Tegangan Geser Langsung= 1,0667 𝑚𝑚
Sehingga, tegangan geser maksimum
𝜏𝑚𝑎𝑥 = 2371,8 kg.mm2
5. Bantalan / Bearing
Dari katalog dipilih bantalan bola aksial satu arah dengan bidang rata
dengan nomor A-SD 3020 yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:
diameter luar : D = 65 mm
diameter lubang : d = 40 mm
lebar bearing : b = 20 mm
basic static load rating : C0= 1,1 kg
basic dynamic load rating : C = 24 kg
kecepatan putaran maksimum : n = 5600 rpm
6. Plat Gesek
Untuk perancangan plat gesek ini digunakan bahan asbes yang berpasangan
dengan besi cor sebagai bahan flywheel dan plat penekan. Memiliki Gaya
yang menimbulkan tekanan = 85,5 Kg dan Momen gesek yang bekerja pada
plat gesek 3217 kg.mm. ukuran-ukuran plat Gesek yang dirancang adalah
D = diamater luar plat gesek = 180 mm
d = diameter dalam plat gesek = 121 mm
a = tebal plat gesek = 29 mm
b = lebar plat gesek = 13 mm
DAFTAR PUSTAKA