Anda di halaman 1dari 4

Nama : Clevera Honestyan

NIM : 031085072

Skor
No Tugas Tutorial
Maksimal
1 Kita mengenal ada biaya-biaya kuali-tas. Hal ini berarti untuk 20 poin
mewujudkan produk berkualitas memerlukan biaya. Bagaimana
kualitas dapat meningkat-kan produktivitas perusahaan jika
untuk menghasil-kan produk berkua-litas itu memerlu-kan
biaya? Bagai-mana pendapat Anda?
2 TQM memiliki tujuh elemen dalam teknik pelaksanaan-nya. 20 poin
Apakah tujuh elemen dalam TQM tersebut masing-masing akan
mendukung? Ataukah dapat berdiri sendiri-sendiri?
3 JIT merupakan salah satu elemen dalam TQM. Bagaimana 20 poin
hubungan TQM dan JIT yang disebut sebagai “dua sisi dari
sekeping mata uang logam”?
4 Anda sudah mengenal ISO 9000 sebagai standar system 20 poin
manajemen mutu yang diakui banyak Negara di dunia.
Bagaimana sumbangan ISO 9000 dalam mewujudkan kualitas
produk dan layanan?
5 ISO 9000 merupa-kan standar sistem manajemen kualitas yang 20 poin
banyak mengatur mengenai penyusunan SOP dalam perusahaan.
Bagaimana hubungan ISO 9000 dengan TQM?
Jawaban

1 biaya kualitas adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan karena adanya barang cacat,
dengan kata lain biaya tersebut dikeluarkan untuk meningkatkan kualitas produk atau
mencapai standar yang telah ditetapkan.
Biaya kualitas berhubungan dengan dua sub kategori dari kegiatankegiatan yang
berhubungan dengan kualitas antara lain (Hansen dan Mowen, 2009:443):
a. Aktivitas Pengendalian (Control Activities).
Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah dan mendeteksi kualitas
yang buruk (karena kualitas yang buruk mungkin terjadi). Kegiatan pengendalian
terdiri dari kegiatan pencegahan dan kegiatan penilaian.
b. Aktivitas karena Kegagalan (Failure Activities).
Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau konsumen untuk merespon kualitas
yang buruk (kualitas yang buruk memang telah terjadi). Kegiatan karena kegagalan
terdiri dari kegiatan karena kegagalan internal dankegagalan eksternal. Menurut
Gasverz (2006:10),
biaya kualitas dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu: “Prevention cost
(biaya pencegahan), Appraisal cost (biaya penilaian), Internal failure cost (biaya
kegagalan internal), External failure cost (biaya kegagalan internal)”.
2. Prinsip Total Quality Management : 8 Elemen Utama TQM
Konsep TQM terdapat dalam ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu) yang merupakan penerus
dari TQM. Berikut adalah 8 prinsip Total Quality Management :

1. Fokus Pada Pelanggan


Semua upaya yang dilakukan organisasi seperti melakukan pelatihan karyawan untuk
meningkatkan kinerja, mengintegrasikan mutu ke dalam proses perancangan, mengupgrade
komputer atau perangkat, atau membeli alat ukur baru, pada akhirnya pelanggan
menentukan tingkat kualitas dan menentukan apakah usaha tersebut bermanfaat.
Nama : Clevera Honestyan
NIM : 031085072

2. Keterlibatan Karyawan
Semua karyawan berpartisipasi dalam bekerja menuju tujuan organisasi secara bersama-
sama. Komitmen karyawan akan diperoleh ketika karyawan diberdayakan dan manajemen
telah menyediakan lingkungan yang tepat bagi mereka. Sistem kerja yang maksimal mampu
mengintegrasikan upaya perbaikan terus-menerus sejalan dengan operasi bisnis.

3. Proses Terpusat
Bagian mendasar dari TQM adalah fokus pada serangkaian langkah yang mengambil masukan
dari pemasok (internal atau eksternal) dan mengubahnya menjadi output yang dikirimkan ke
pelanggan. Langkah-langkah yang diperlukan untuk melaksanakan proses didefinisikan, dan
ukuran kinerja terus dipantau untuk mendeteksi variasi yang tak terduga.

4. Sistem Terintegrasi
Meskipun sebuah organisasi dapat terdiri dari banyak spesialisasi fungsional yang berbeda
dan secara vertikal sering diatur ke dalam departemen terstruktur, namun proses horizontal
mampu menghubungkan fungsi-fungsi ini yang menjadi fokus TQM. Proses mikro mampu
menambah proses yang lebih besar, dan semua proses digabungkan ke dalam proses bisnis
yang diperlukan untuk menentukan dan menerapkan strategi. Setiap orang harus memahami
visi, misi, dan prinsip panduan serta kebijakan mutu, tujuan, dan proses organisasi, Sebab itu
kinerja bisnis harus dipantau dan dikomunikasikan secara terus-menerus.

Sistem bisnis terintegrasi dapat dimodelkan setelah memasukkan standar ISO 9000. Setiap
organisasi memiliki budaya kerja yang berbeda, dan hampir tidak mungkin untuk mencapai
keunggulan dalam produk dan layanannya tanpa ditanamkan budaya mutu yang baik.
Dengan demikian, sistem terintegrasi menghubungkan elemen peningkatan bisnis dalam
upaya untuk terus memperbaiki dan melampaui harapan pelanggan, karyawan, dan
pemangku kepentingan lainnya.

5. Pendekatan Strategis dan Sistematis


Bagian penting dari pengelolaan mutu adalah pendekatan strategis dan sistematis untuk
mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi. Proses yang disebut Strategic Planning atau
Strategic Management ini mencakup perumusan rencana strategis yang mengintegrasikan
mutu sebagai komponen inti.

6. Perbaikan Berkelanjutan
Dorongan utama TQM adalah perbaikan proses secara terus-menerus yang dapat membuat
sebuah organisasi menjadi analitistis dan kreatif dalam menemukan cara untuk menjadi lebih
kompetitif dan lebih efektif dalam memenuhi harapan stakeholder.

7. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Bukti


Untuk mengetahui seberapa baik kinerja sebuah organisasi maka diperlukan data tentang
ukuran kinerja. TQM mensyaratkan bahwa sebuah organisasi terus mengumpulkan dan
menganalisis data untuk meningkatkan ketepatan pengambilan keputusan, mencapai
konsensus, dan memungkinkan prediksi berdasarkan catatan yang telah lalu.

8. Komunikasi
Selama masa perkembangan organisasi dan juga bagian dari operasi sehari-hari, komunikasi
yang efektif memainkan peran besar dalam menjaga moral dan memotivasi karyawan di
semua tingkat. Komunikasi melibatkan strategi, metode, dan ketepatan waktu.
Nama : Clevera Honestyan
NIM : 031085072

3 Untuk mengimplementasikan JIT diperlukan adanya sistem total quality secara keseluruhan
dalam organisasi. JIT mensyaratkan semua departemen dapat menanggapi kebutuhan-
kebutuhannya. Apabila departemen produksi melaksanakan JIT, tetapi organisasi secara
keseluruhan tidak mengupayakan TQM, maka personil departemen produksi akan
menghadapi hambatan yang besar. Selain itu JIT juga mensyaratkan perubahan, sehingga
sering kali timbul penolakan dari departemen uang memiliki komitmen untuk berubah.
Kaizen atau perbaikan secara terus menerus selalu beriringan dengan Total Quality
Management (TQM). Bahkan sebelum filosofi TQM ini terlaksana atau sebelum sistem mutu
dapat dilaksanakan dalam suatu perusahaan maka filosofi ini tidak akan dapat dilaksanakan
sehingga perbaikan secara terus menerus (Kaizen) ini adalah usaha yang melekat pada filosofi
TQM itu sendiri. Sehingga Kaizen bisa juga merupakan suatu kesatuan pandangan yang
komprehensif dan terintegrasi.
Kaizen adalah suatu istilah dalam bahasa jepang yang dapat diartikan sebagai perbaikan
secara terus menerus (countinius improvement). Kaizen nerupakan suatu kesatuan
pandangan yang komperhensif dan terintegrasi yang meliputi:
· Berorientasi pada pelanggan.
· Pengendalian mutu secara menyeluruh
· Gugus kendali mutu
· Sistem saran
· Otomatisasi
· Disiplin di temapt kerja
· Pemeliharaan produktivitas secara menyeluruh
· Penyempurnaan perbaikan mutu, tepat waktu tanpa cacat
· Kegiatan kelompok-kelompok kecil hubungan kerja sama dengan manajer dan
karyawan
· Pengembangan produk baru
Kaizen mempunyai semangat mengadakan perbaikan secara terus-menerus dan
berkesinambungan dengan berpedoman pada semangat, hari ini harus lebih dari hari
kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini, tidak boleh ada hari tanpa ada perbaikan.
Adapun hirarki dalam kaizen adalah:
a. Manajemen Puncak Manajemen Madya Supervisor Karyawan
b. Mengkomunikasikan kaizen sebagai strategi perusahaan
c. Menyebarluakan dan mengimplementasikan sasaran kaizen sesuai penghargaan
manajemen puncak melalui menyebarluaskan kebijakan
d. Menggunakan kaizen dalam peranan fungsi
e. Melibatkan diri dalam sistem sasaran dan aktivitas kelompok kecil
4. ISO 9000 merupakan suatu hal yang penting dalam membenahi proses di perusahaan
menjadi suatu proses standard yang dapat diukur dan di evaluasi secara berkesinambungan.
Penelitian yang dilakukan oleh Karapetroyic & Willborn, 2001 menyatakan ada lima alasan
besar mengapa perusahaan-perusahaan mengadopsi ISO 9000 yakni internal improvment,
marketing positioning, pengendalian pemasok, kebutuhan pelanggan dan kebutuhan regulasi
yang ada. Sedangkan penelitian yang dilakukan Huarng et al., 1999 mengungkapkan bahwa
perusahaan-perusahaan yang telah berhasil mengadopsi ISO akan meningkatkan level
kualitasnya, bisnis yang lebih baik, daya saing internasionalnya, penurunan biaya,
peningkatan penjualan, pengembangan sumber daya perusahaan, dan orientasi pada
pelanggan. ISO 9000 juga dapat mempromosikan kerjasama antar perusahaan (Casper and
Hancke, 1999). ISO 9000 akan menjadi persyarat bagi beberapa layanan publik dan banyak
layanan publik telah berkomitmen untuk mengimplementasikan ISO secara baik dan benar
untuk dapat melakukan standard yang tepat dan sesuai waktu yang ditetapkan. Saat ini
banyak industri kesehatan menerapkan ISO 900 dengan tujuan agar dapat berorientasi
dengan pelanggan, mengupayakan perbaikan terus-menerus, mengurangi dan mencegah
Nama : Clevera Honestyan
NIM : 031085072

ketidaksesuaian dengan melakukan standarisasi penanganan pasien rumah sakit, memenuhi


regulasi tentang lingkungan, mengendalikan dan mengurangi dampak lingkungan, dan
terakhir untuk mendapatkan pengakuan publik. Berdasarkan survey dari Badan Survey
indonesia pada tahun 2009 menyatakan ada beberapa alasan yang digunakan layanan
kesehatan untuk mengadopsi ISO antara lain: meningkatkan konsistensi dalam layanan dan
konsistensi produk, kepuasan pelanggan yang meningkat, peningkatan persepsi pelanggan
terhadap perusahaan, peningkatan produktifitas dan efisiensi perusahaan, penurunan biaya
perusahaan, perbaikan komunikasi dalam perusahaan, perbaikan moral karyawan
perusahaan, meningkatkan kepuasan karyawan perusahaan, keunggulan yang kompetitif dan
meningkatkan kesempatan dalam menarik konsumen, dan memenuhi peraturan dan
perundangan yang sedang berlangsung
5 Secara umum ISO 9000 dan TQM mempunyai tujuan yang sama yakni kepuasan pelanggan
(Karemani and Kapaj, 2016). ISO 9000 merupakan sistem manajemen mutu berbasis
dokumentasi sedangkan TQM merupakan program kerja yang berhubungan dengan sistem
mutu yang lebih menekankan pada perbaikan mutu yang berkelanjutan. Banyak perusahaan
yang menerapkan TQM memiliki kinerja operasional yang baik hingga dapat memuaskan
pelanggannya. Hasil temuan Foo et al., (2016) memperkuat hubungan ISO 9000 dan TQM.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pelaksanaan sertifikasi ISO 9000 mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap praktek TQM, dan dinyatakan pula bahwa ISO 9000
merupakan langkah tepat menuju praktek TQM (Osman and Supervisor, 2016). ISO 9000
dengan TQM merupakan satu kesatuan yang dapat dijadikan pedoman perusahaan dalam
melaksanakan perbaikan mutu organisasi. Keduanya memiliki kesamaan dalam tahap
penerapanya. ISO 9000 dapat memberikan pesan yang aktual dan potensial kepada
pelanggan bahwa perusahaan menggunakan standar mutu yang legal ditaraf internasional.
Jadi, dapat dikatakan hubungan antara ISO 9000 dengan TQM adalah komplementer artinya
ISO 9000 dan TQM merupakan sistem manajemen yang terpadu serta bekerja sama untuk
mencapai sasaran yakni kepuasan pelanggan. Karena hubungan diantara keduanya adalah
komplementer, maka keduanya penting untuk diadopsi oleh suatu perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai