Anda di halaman 1dari 6

Nama : Angga Fantiya Hermawan

NIM : 3411171142
Kelas : Informatika E

A. Definis Hadis Shahih dan Syarat-Syaratnya

Sahih menurut bahasa ( lughat ) adalah lawan dari “saqim”, artinya sehat lawan sakit,
haq lawan bathil.1 Sedangkan menurut ahli hadis, hadits sahih adalah hadits yang sanadnya
bersambung, dikutip oleh orang yang adil lagi cermat dari orang yang sama, sampai berakhir
pada Rosulullah SAW, atau sahabat atau tabiin, bukan hadits yang Syadz  ( kontroversi ) dan
terkena ‘illat yang menyebabkan cacat dalam penerimaannya.

o Syarat-Syarat Hadis Sahih


Menurut muhadditsin, suatu hadis dapat dinilai sahih apabila memenuhi syarat berikut :

1. Sanadnya bersambung ( Muttashil )


Yang dimaksud dengan ketersambungan sanad adalah bahwa setiap rawi hadits yang
bersangkutan benar-benar menerimanya dari rawi yang berada diatasnya dan begitu
selanjutnya sampai kepada pembicara pertama. 2
Untuk mengetahui bersambung atau tidaknya suatu sanad, biasanya ulama hadits menempuh
tata kerja penelitian brikut :
o Mencatat semua nama rawi dalam sanad yang diteliti.
o Mempelajari sejarah hidup masing-masing rawi.
o Meneliti kata-kata yang menghubungkan antara para rawi dan rawi yang terdekat
dengan sanad.
Jadi suatu sanad dapat dinyatakan bersambung apabila :
o Seluruh rawi dalam sanad itu benar-benar tsiqat ( adil dan dhabit ).
o Antara masing-masing rawi dengan rawi terdekat sebelumnya dalam sanad itu benar-
benar telah terjadi hubungan periwayatan hadits yang sah menurut ketentuan tahamul
wa ada al hadits. 

2. Rawinya bersifat adil


Menurut Al Razi keadilan adalah tenaga jiwa yang mendorong untuk selalu bertindak
taqwa, menjauhi dosa-dosa besar, menjauhi kebiasaan melakukan dosa-dosa kecil, dan
meninggalkan perbuatan perbuatan mubah yang menodai muru’ah, seperti makan sambil
berdiri di jalanan, buang air ( kencing ) di tempat yang bukan disediakan untuknya, dan bergurau
yang berlebihan.
Menurut Syuhudi Ismail, kriteria kriteria periwayat yang bersifat adil adalah :
o Beragama Islam
o Berstatus mukallaf
o Melaksanakan ketentuan agama
o Memelihara muru’ah.

3. Rawinya bersifat Dhabit


Dhabit adalah bahwa rawi yang bersangkutan dapat menguasai haditsnya dengan baik,
baik dengan hapalan yang kuat atau dengan kitabnya, lalu ia mampu mengungkapkannya
kembali ketika meriwayatkannya.

1
Nama : Angga Fantiya Hermawan
NIM : 3411171142
Kelas : Informatika E

4. Tidak ber’illat
Maksudnya bahwa hadits yang bersangkutan terbebas dari cacat kesahihannya, yakni
hadits itu terbebas dari sifat-sifat samar yang membuatnya cacat, meskipun tampak bahwa
hadits itu tidak menunjukkan adanya cacat tersebut.

5. Tidak Syadz ( janggal )
Kejanggalan hadits terletak pada adanya perlawanan antara suatu hadits yang
diriwayatkan oleh rawi yang maqbul ( yang dapat diterima periwayatannya ) dengan hadits yang
diriwayatkan oleh rawi yang lebih kuat ( rajih ) daripadanya, disebabkan kelebihan jumlah sanad
dalam ke dhabitan atau adanya segi-segi tarjih yang lain.

Jadi hadits sahih adalah hadits yang rawinya adil dan sempurna ke-dhabit-annya,
sanadnya muthasil, dan tidak cacat matannya marfu’ tidak cacat dan tidak janggal.

B. Nama-Nama Hadist Dhoif dan Contohnya

Hadits dhoif secara bahasa berarti lemah artinya bahasa berarti hadits yang lemah atau
hadits yang tidak kuat.Sedangkan secara istilah para ulama terdapat perbedaan rumusan dalam
mendefinisikan hadits dhoif ini akan tetapi pada dasarnya,isi, dan maksudnya tidak berbeda.
Beberapa definisi,diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Hadits yang di dalamnya tidak terdapat syarat-syarat hadits shohih dan syarat-syarat hadits
hasan.
2. Hadits yang hilang salah satu syaratnya dari syarat-syarat hadits maqbul(hadits shohih atau yang
hasan)
3. Pada definisi yang ketiga ini disebutkan secara tegas,bahwa Hadits dhoif adalah  hadits yang jika
satu syaratnya hilang.

o Kriteria Hadis Dhoif


Adapun kriteria hadits dhoif adalah dimana ada salah satu syarat dari hadits shohih dan
hadits hasan yang tidak terdaoat padanya,yaitu sebagai berikut sebagai berikut:

1. Sanadnya tidak bersambung


2. Kurang adilnya perawi
3. Kurang dhobithnya perawi
4. Ada syadz atau masih menyelisihi dengan hadits yang diriwayatkan oleh orang yang lebih tsiqah
dibandingkan dengan dirinya
5. Ada illat atau ada penyebab samar dan tersenbunyi yang menyebabkan tercemarnya suatu
hadits shohih meski secara zohir terlihat bebas dari cacat.

o Macam-Macam

Hadits dlaif  sangat banyak macamnya, masing-masing memiliki derajat yang berbeda satu sama
lain. Hadits dlaif yang memiliki kekurangan 1 syarat dari syarat-syarat hadits shahih dan hasan lebih

2
Nama : Angga Fantiya Hermawan
NIM : 3411171142
Kelas : Informatika E

baik daripada Hadits dlaif yang memiliki kekurangan 2 syarat dari syarat-syarat hadits shahih dan
hasan dan begitu seterusnya. Berdasarkan sebab-sebab di atas maka macam-macam hadits dhoif ini
digolongkan menjadi beberapa kelompok di antaranya:

1. Dhoif pada segi sanad,yaitu terbagi lagi menjadi:

a. Dhoif karena tidak bersambung sanadnya,misalnya:

o Hadits munqathi’
Hadits munqathi’ adalah hadits yang gugur sanadnya di satu tempat atau lebih
atau pada sanadnyan disebutkan nama seseorang yang tidak dikenal namanya.

o Hadits muallaq
Hadits muallaq adalah hadits yangg rawinya digugurkan seorang atau lebih di
awal sanadnya secara berturut-turut.

o Hadits mursal
Hadits mursal adalah hadits yang gugur sanadnya setelah tabi’in. Yang dimaksud
dengan gugur disisn adalah nama sanad terakhirnya tidak disebutkan.

o Hadits mu’dhal
Hadits mu’dhal adalah hadits yang gugur dua orang sanadnya atau lebih secara
berturut-turut.

o Hadits mudallas
Hadits mudallas adalah hadits yang diriwayatkan menurut cara yang
diperkirakan bahwa hadits tersebut tidak bernoda. Orang yang melakukan
tadlis(perbuatannya) disebut mudallis dan haditsnya disebut hadits mudallas.

b. Dhoif karena tidak ada syarat adil

o Hadits maudhu’
Hadits maudhu’ adalah hadits yang dibuat-buat oleh seseorang (pendusta) yang
ciptaan ini dinisbatkan kepada Rasulullah secara paksa dan dusta baik sengaja maupun
tidak.

o Hadits matruk dan hadits munkar


Hadits matruk adalah hadits yang diriwayatkan oleh seseorang yang tertuduh
dusta(terhadap hadits-hadits yang diriwayatkannya) atau tampak kefasikannya baik
pada perbuatan atau pada perkataanya,atau orang yang banyak lupa atau banyak ragu.
Sedangkan hadits munkar adalah hadits yang diriwayatkan oleh orang yang lemah
(perawi yang dhoif) yang bertentangan dengan periwayatan orang yang lebih
terpercaya.

3
Nama : Angga Fantiya Hermawan
NIM : 3411171142
Kelas : Informatika E

c. Dhoif karena tidak ada dhobit

o Hadits mudraj
Hadits mudraj adalah hadits yang menampilkan (redaksi) tambahan,padahal bukan
(bagian dari) hadits.

o Hadits maqlub
Hadits maqlub yaitu hadits yang lafaz matannya tertukar pada salah seorang perawi
pada salah seorang perawi atau seseorang pada sanasnya. Kemudian didahulukan dalam
penyebutannya,yang seharusnya disebut belakangan atau mengakhirkann penyebutannya,yang
seharusnya di dahulukan atau dengan diletakkannya sesuatu pada tempat yang lain.

o Hadits mudhtharib
Hadits mudhtharib adalah hadits yang diriwayatkan dengan periwayatannya yang
berbeda-beda padahal berasal dari satu perawi(yang meriwayatkan),dua atau lebih atau dari dua
perawi atau lebih yang berdekatan(dan tidak bisa ditarjih).

o Hadits mushahhaf dan hadits muharraf


Hadits mushahhaf adalah hadits yang perbedaannya(dengan hadits riwayat lain) terjadi
karena perubahan titik kata, sedangkan bentuk tulisannya tidak berubah. Sedangkan hadits
muharraf adalah hadits yang perbedaannya terjadi disebabkan karena perubahan syakal kata
dengan masih tetapnya bentuk tulisannya.

d. Dhoif karena kejanggalan dan kecacatan

o Hadits syaz
Hadits syaz adalah hadits yang diriwayatkan oleh orang maqbul,aka tetapi bertentangan
(matannya) dengan periwayatannya dari orang yang kualitasnya lebih utama.

o Hadits mu’allal
Hadits mu’allal adalah hadits yang diketahui ‘illatnya setelah dilakukan penelitian dan
penyelidikan meskipun pada lahirnya telah tamoak selamat(dari cacat) coontoh hadits mu’allal:
‘’si penjual dan si pembeli boleh memilih selama belum berpisahan’’

2. Dhoif pada segi matan


Para ahli hadits memasukkan ke dalam kelompok hadits dhoif dari sudut penyandarannya ini
adalah hadits mauquf dan hadits maqhthu’.

o Hadits mauquf
Hadits mauquf adalah hadits yang diriwayatkan dari para sahabat baik berupa
perkataan,perbuatan,atau taqrirnya. Periwayatannya baik bersambung atau tidak.

o Hadits maqthu’
Hadits maqthu’ adalah hadits yang diriwayatkan dari tabi’in dan disandarkan
kepadanya,baik perkataan maupun perbuatannya. Dengan kata lain bahwa hadits maqthu’
adalah perkataan atau perbuatan tabi’in.

4
Nama : Angga Fantiya Hermawan
NIM : 3411171142
Kelas : Informatika E

3. Kitab-kitab yang memuat hadits dhoif


Kitab-kitab yang memuat dan membahas hadits dhoif diantaranya adalah sebagai berikut :

o Kitab ad-dlu’afa karya ibnu hibban,kitab ini memaparkan hadits yang menjadi dhoif
karena perawinya yang dhoif.
o Kitab Mizan-al-i’tidal karya adz-Zahabi,karya ini juga memaparkan hadits yang menjadi
dhoif karena perawinya yang dhoif
o Kitab al-Marasil karya Abu Daud yang khusus memuat hadits-hadits dhoif.
o Kitab al-‘ilal karya ad-Daruquthni,juga secara khusus memaparkan hadits yang menjadi
dhoif karena perawinya yang dhoif.

C. Bagan Hadis Sahih

Berikut adalah contoh dari Hadis Sahih :

1. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Neraka tertutup oleh berbagai
syahwat dan hawa nafsu sedangkan surga tertutup oleh berbagai kesukaran dan keberatan.”
(Bukhari – Muslim)

2. Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Yang mengikuti mayyit ada tiga keluarga,
kekayaan dan amalnya maka yang dua kembali yaitu keluarga dan kekayaannya dan tetap
tinggal padanya yang satu yaitu amal perbuatannya.” (Bukhari – Muslim).

3. Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang mengambil hak orang lain walau
sejengkal tanah akan dikalungkan hingga tujuh petala bumi.” (Bukhari – Muslim).

4. Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Seorang Muslim adalah
yang dapat selamat sekalian orang Muslim dari gangguan lidah dan tangannya. Seorang Muhajir
adalah orang yang meninggalkan semua larangan Allah.” (Bukhari – Muslim).

5. Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Bakal ada tentara yang menyerang Ka’bah
tetapi ketika mereka sampai di suatu lapangan tiba-tiba mereka semua dibinasakan dari yang
pertama hingga yang terakhir.” ‘Aisyah r.a. bertanya, “Ya Rasulullah, kenapa mereka semua
dibinasakan padahal diantara mereka ada yang di pasar dan tidak ikut menyerang?” Rasulullah
saw menjawab, “Dibinasakan semua kemudian akan dibangkitkan menurut niat masing-masing.”
(Bukhari – Muslim)

6. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Aku bermimpi seolah-olah aku bersiwak
(menggoosok gigi). Tiba-tiba datang kepadaku dua orang maka aku berikan siwak itu kepada

5
Nama : Angga Fantiya Hermawan
NIM : 3411171142
Kelas : Informatika E

yang kecil tetapi aku ditegur, “Dahulukan yang besar maka aku berikan kepada yang besar.”
(Bukhari – Muslim)
7. Dari Musa al-Asy’ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Seseorang itu akan berkumpul
bersama orang yang dikasihinya.”(Bukhari – Muslim)
8. Dari Utsman bin Affan ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Tidak seseorang
memasuki waktu shalat wajib kemudian ia berwudhu’ dan shalat dengan khusyu’ dan
memelihara ruku’nya, melainkan akan terhapus dosa-dosanya yang telah lalu selama tidak
melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa.”(Muslim)
9. Dari Imran bin Hushain ra., Rasulullah saw bersabda: “Ada 70.000 orang dari umatku yang
masuk surga tanpa hisab.” Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka, ya Rasulullah?” Rasulullah
saw bersabda, “Mereka adalah orang yang tidak beristirqa’ (meminta pengobatan dengan cara
jampi-jampi) tidak bertathayyur (menggantungkan nasib kepada terbangnya burung), tidak
melakukan pengobatan dengan cara membakar bagian yang sakit dengan besi panas membara
dan orang-orang yang bertawakkal kepada Rabb mereka.”(Muslim)
10. Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah lebih suka
menerima taubat seorang hamba-Nya melebihi kesenangan seorang yang menemukan kembali
tiba-tiba untanya yang telah hilang daripadanya di tengah hutan.”(Bukhari – Muslim)

Gambar 1 Bagan Hadis Sahih

Anda mungkin juga menyukai