Definis Hadis Shahih Dan Syarat
Definis Hadis Shahih Dan Syarat
NIM : 3411171142
Kelas : Informatika E
Sahih menurut bahasa ( lughat ) adalah lawan dari “saqim”, artinya sehat lawan sakit,
haq lawan bathil.1 Sedangkan menurut ahli hadis, hadits sahih adalah hadits yang sanadnya
bersambung, dikutip oleh orang yang adil lagi cermat dari orang yang sama, sampai berakhir
pada Rosulullah SAW, atau sahabat atau tabiin, bukan hadits yang Syadz ( kontroversi ) dan
terkena ‘illat yang menyebabkan cacat dalam penerimaannya.
1
Nama : Angga Fantiya Hermawan
NIM : 3411171142
Kelas : Informatika E
4. Tidak ber’illat
Maksudnya bahwa hadits yang bersangkutan terbebas dari cacat kesahihannya, yakni
hadits itu terbebas dari sifat-sifat samar yang membuatnya cacat, meskipun tampak bahwa
hadits itu tidak menunjukkan adanya cacat tersebut.
5. Tidak Syadz ( janggal )
Kejanggalan hadits terletak pada adanya perlawanan antara suatu hadits yang
diriwayatkan oleh rawi yang maqbul ( yang dapat diterima periwayatannya ) dengan hadits yang
diriwayatkan oleh rawi yang lebih kuat ( rajih ) daripadanya, disebabkan kelebihan jumlah sanad
dalam ke dhabitan atau adanya segi-segi tarjih yang lain.
Jadi hadits sahih adalah hadits yang rawinya adil dan sempurna ke-dhabit-annya,
sanadnya muthasil, dan tidak cacat matannya marfu’ tidak cacat dan tidak janggal.
Hadits dhoif secara bahasa berarti lemah artinya bahasa berarti hadits yang lemah atau
hadits yang tidak kuat.Sedangkan secara istilah para ulama terdapat perbedaan rumusan dalam
mendefinisikan hadits dhoif ini akan tetapi pada dasarnya,isi, dan maksudnya tidak berbeda.
Beberapa definisi,diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Hadits yang di dalamnya tidak terdapat syarat-syarat hadits shohih dan syarat-syarat hadits
hasan.
2. Hadits yang hilang salah satu syaratnya dari syarat-syarat hadits maqbul(hadits shohih atau yang
hasan)
3. Pada definisi yang ketiga ini disebutkan secara tegas,bahwa Hadits dhoif adalah hadits yang jika
satu syaratnya hilang.
o Macam-Macam
Hadits dlaif sangat banyak macamnya, masing-masing memiliki derajat yang berbeda satu sama
lain. Hadits dlaif yang memiliki kekurangan 1 syarat dari syarat-syarat hadits shahih dan hasan lebih
2
Nama : Angga Fantiya Hermawan
NIM : 3411171142
Kelas : Informatika E
baik daripada Hadits dlaif yang memiliki kekurangan 2 syarat dari syarat-syarat hadits shahih dan
hasan dan begitu seterusnya. Berdasarkan sebab-sebab di atas maka macam-macam hadits dhoif ini
digolongkan menjadi beberapa kelompok di antaranya:
o Hadits munqathi’
Hadits munqathi’ adalah hadits yang gugur sanadnya di satu tempat atau lebih
atau pada sanadnyan disebutkan nama seseorang yang tidak dikenal namanya.
o Hadits muallaq
Hadits muallaq adalah hadits yangg rawinya digugurkan seorang atau lebih di
awal sanadnya secara berturut-turut.
o Hadits mursal
Hadits mursal adalah hadits yang gugur sanadnya setelah tabi’in. Yang dimaksud
dengan gugur disisn adalah nama sanad terakhirnya tidak disebutkan.
o Hadits mu’dhal
Hadits mu’dhal adalah hadits yang gugur dua orang sanadnya atau lebih secara
berturut-turut.
o Hadits mudallas
Hadits mudallas adalah hadits yang diriwayatkan menurut cara yang
diperkirakan bahwa hadits tersebut tidak bernoda. Orang yang melakukan
tadlis(perbuatannya) disebut mudallis dan haditsnya disebut hadits mudallas.
o Hadits maudhu’
Hadits maudhu’ adalah hadits yang dibuat-buat oleh seseorang (pendusta) yang
ciptaan ini dinisbatkan kepada Rasulullah secara paksa dan dusta baik sengaja maupun
tidak.
3
Nama : Angga Fantiya Hermawan
NIM : 3411171142
Kelas : Informatika E
o Hadits mudraj
Hadits mudraj adalah hadits yang menampilkan (redaksi) tambahan,padahal bukan
(bagian dari) hadits.
o Hadits maqlub
Hadits maqlub yaitu hadits yang lafaz matannya tertukar pada salah seorang perawi
pada salah seorang perawi atau seseorang pada sanasnya. Kemudian didahulukan dalam
penyebutannya,yang seharusnya disebut belakangan atau mengakhirkann penyebutannya,yang
seharusnya di dahulukan atau dengan diletakkannya sesuatu pada tempat yang lain.
o Hadits mudhtharib
Hadits mudhtharib adalah hadits yang diriwayatkan dengan periwayatannya yang
berbeda-beda padahal berasal dari satu perawi(yang meriwayatkan),dua atau lebih atau dari dua
perawi atau lebih yang berdekatan(dan tidak bisa ditarjih).
o Hadits syaz
Hadits syaz adalah hadits yang diriwayatkan oleh orang maqbul,aka tetapi bertentangan
(matannya) dengan periwayatannya dari orang yang kualitasnya lebih utama.
o Hadits mu’allal
Hadits mu’allal adalah hadits yang diketahui ‘illatnya setelah dilakukan penelitian dan
penyelidikan meskipun pada lahirnya telah tamoak selamat(dari cacat) coontoh hadits mu’allal:
‘’si penjual dan si pembeli boleh memilih selama belum berpisahan’’
o Hadits mauquf
Hadits mauquf adalah hadits yang diriwayatkan dari para sahabat baik berupa
perkataan,perbuatan,atau taqrirnya. Periwayatannya baik bersambung atau tidak.
o Hadits maqthu’
Hadits maqthu’ adalah hadits yang diriwayatkan dari tabi’in dan disandarkan
kepadanya,baik perkataan maupun perbuatannya. Dengan kata lain bahwa hadits maqthu’
adalah perkataan atau perbuatan tabi’in.
4
Nama : Angga Fantiya Hermawan
NIM : 3411171142
Kelas : Informatika E
o Kitab ad-dlu’afa karya ibnu hibban,kitab ini memaparkan hadits yang menjadi dhoif
karena perawinya yang dhoif.
o Kitab Mizan-al-i’tidal karya adz-Zahabi,karya ini juga memaparkan hadits yang menjadi
dhoif karena perawinya yang dhoif
o Kitab al-Marasil karya Abu Daud yang khusus memuat hadits-hadits dhoif.
o Kitab al-‘ilal karya ad-Daruquthni,juga secara khusus memaparkan hadits yang menjadi
dhoif karena perawinya yang dhoif.
1. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Neraka tertutup oleh berbagai
syahwat dan hawa nafsu sedangkan surga tertutup oleh berbagai kesukaran dan keberatan.”
(Bukhari – Muslim)
2. Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Yang mengikuti mayyit ada tiga keluarga,
kekayaan dan amalnya maka yang dua kembali yaitu keluarga dan kekayaannya dan tetap
tinggal padanya yang satu yaitu amal perbuatannya.” (Bukhari – Muslim).
3. Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang mengambil hak orang lain walau
sejengkal tanah akan dikalungkan hingga tujuh petala bumi.” (Bukhari – Muslim).
4. Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Seorang Muslim adalah
yang dapat selamat sekalian orang Muslim dari gangguan lidah dan tangannya. Seorang Muhajir
adalah orang yang meninggalkan semua larangan Allah.” (Bukhari – Muslim).
5. Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Bakal ada tentara yang menyerang Ka’bah
tetapi ketika mereka sampai di suatu lapangan tiba-tiba mereka semua dibinasakan dari yang
pertama hingga yang terakhir.” ‘Aisyah r.a. bertanya, “Ya Rasulullah, kenapa mereka semua
dibinasakan padahal diantara mereka ada yang di pasar dan tidak ikut menyerang?” Rasulullah
saw menjawab, “Dibinasakan semua kemudian akan dibangkitkan menurut niat masing-masing.”
(Bukhari – Muslim)
6. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Aku bermimpi seolah-olah aku bersiwak
(menggoosok gigi). Tiba-tiba datang kepadaku dua orang maka aku berikan siwak itu kepada
5
Nama : Angga Fantiya Hermawan
NIM : 3411171142
Kelas : Informatika E
yang kecil tetapi aku ditegur, “Dahulukan yang besar maka aku berikan kepada yang besar.”
(Bukhari – Muslim)
7. Dari Musa al-Asy’ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Seseorang itu akan berkumpul
bersama orang yang dikasihinya.”(Bukhari – Muslim)
8. Dari Utsman bin Affan ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Tidak seseorang
memasuki waktu shalat wajib kemudian ia berwudhu’ dan shalat dengan khusyu’ dan
memelihara ruku’nya, melainkan akan terhapus dosa-dosanya yang telah lalu selama tidak
melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa.”(Muslim)
9. Dari Imran bin Hushain ra., Rasulullah saw bersabda: “Ada 70.000 orang dari umatku yang
masuk surga tanpa hisab.” Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka, ya Rasulullah?” Rasulullah
saw bersabda, “Mereka adalah orang yang tidak beristirqa’ (meminta pengobatan dengan cara
jampi-jampi) tidak bertathayyur (menggantungkan nasib kepada terbangnya burung), tidak
melakukan pengobatan dengan cara membakar bagian yang sakit dengan besi panas membara
dan orang-orang yang bertawakkal kepada Rabb mereka.”(Muslim)
10. Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah lebih suka
menerima taubat seorang hamba-Nya melebihi kesenangan seorang yang menemukan kembali
tiba-tiba untanya yang telah hilang daripadanya di tengah hutan.”(Bukhari – Muslim)