3.2.1. Kelainan Pembekuan Darah
3.2.1. Kelainan Pembekuan Darah
A. Pengertian: Gangguan pada faktor pembekuan darah (trombosit) adalah Pendarahan yang
terjadi karena adanya kelainan pada proses pembekuan darah sang ibu, sehingga darah
tetap mengalir.
B. Etiologi:
- Pada periode post partum awal, kelainan sistem koagulasi dan platelet biasanya tidak
menyebabkan perdarahan yang banyak, hal ini bergantung pada kontraksi uterus untuk
mencegah perdarahan. Deposit fibrin pada tempat perlekatan plasenta dan penjendalan
darah memiliki peran penting beberapa jam hingga beberapa hari setelah persalinan.
Kelainan pada daerah ini dapat menyebabkan perdarahan post partun sekunder atau
perdarahan eksaserbasi dari sebab lain, terutama trauma.
- Abnormalitas dapat muncul sebelum persalinan atau didapat saat persalinan.
Trombositopenia dapat berhubungan dengan penyakit sebelumnya, seperti ITP atau
sindroma HELLP sekunder, solusio plasenta, DIC atau sepsis. Abnormalitas platelet
dapat saja terjadi, tetapi hal ini jarang. Sebagian besar merupakan penyakit sebelumnya,
walaupun sering tak terdiagnosis.
- Abnormalitas sistem pembekuan yang muncul sebelum persalinan yang berupa
hipofibrinogenemia familial, dapat saja terjadi, tetapi abnormalitas yang didapat biasanya
yang menjadi masalah. Hal ini dapat berupa DIC yang berhubungan dengan solusio
plasenta, sindroma HELLP, IUFD, emboli air ketuban dan sepsis. Kadar fibrinogen
meningkat pada saat hamil, sehingga kadar fibrinogen pada kisaran normal seperti pada
wanita yang tidak hamil harus mendapat perhatian. Selain itu, koagulopati dilusional
dapat terjadi setelah perdarahan post partum masif yang mendapat resusiatsi cairan
kristaloid dan transfusi PRC.
- DIC, yaitu gangguan mekanisme pembekuan darah yang umumnya disebabkan oleh
hipo atau afibrinigenemia atau pembekuan intravascular merata (Disseminated
Intravaskular Coagulation)
- DIC juga dapat berkembang dari syok yang ditunjukkan oleh hipoperfusi jaringan, yang
menyebabkan kerusakan dan pelepasan tromboplastin jaringan. Pada kasus ini terdapat
peningkatan kadar D-dimer dan penurunan fibrinogen yang tajam, serta pemanjangan
waktu trombin (thrombin time).
C. Patofisiologi
a) Kelainan koagulasi generalisata ini dianggap sebagai akibat dari lepasnya substansi –
substansi serupa tromboplastin yang berasal dari produk konsepsi ke dalam sirkulasi darah
ibu atau akibat aktivasi factor XII oleh endotoksin. Setelah itu mulailah serangkaian reaksi
berantai yang mengaktifkan mekanisme pembekuan darah, pembentukan dan pengendapan
fibrin dan, sebagai konsekuensinya, aktivasi sistem fibrinolitik yang normalnya sebagai
proteksi. Gangguan patofisiologi yang kompleks ini menjadi suatu lingkaran setan yang
muncul sebagai diathesis perdarahan klinis dengan berubah – ubahnya hasil rangkaian tes
pembekuan darah sehingga membingungkan.
E. Komplikasi
Komplikasi-komplikasi obstetric yang diketahui berhubungan dengan DIC (Koagulasi
Intravaskuler Diseminata):
Sepesi oleh kuman gram negative, terutama yang mneyertai dengan abortus septic
Syok berat
- Pemberian cairan hipertonik ke dalam uterus (Schward, 2000)
F. Diagnosis
Umum
Didapatkan pada semua parturient dengan HPP Primer :
Data Subyektif : Keluar darah bergumpal dari alat kemaluan
Inspeksi : Adanya pengeluaran darah > 400 cc, parturient tampak pucat, pada
keadaan serius tampak tanda-tanda syok
Pada kehilangan darah lebih dari 25%, dijumpai TTV
- Tensi : turun
- Nadi : lemah dan cepat
- RR : meningkat
- Suhu : turun
Khusus
- Perdarahan dari tempat lain, missal vagina, hidung, gusi, kulit, dll
- Darah yang keluar sama sekali tidak ada gumpalan, walau sudah terkena udara
- Klausal PPP karenan gangguan darah baru dicurigai bila penyebab yang lain dapat
disingkirkan apalagi disertai ada riwayat pernah mengalami hal yang sama pada persalinan
sebelumnya. Akan ada tedensi mudah terjadi perdarahn setiap dilakukan penjahitan dan
perdarahan akan merembes atau timbul hematoma pada bekas jahitan, suntikan, perdarahan
digusi, rongga hidung dan lain-lain.
- Pada pemeriksaan penunjang ditemukan hasilpemeriksaan faal hemostatis yang abnormal.
Waktu perdarahan dan waktu pembekuan memanjang, trombositopenia, terjadi
hipofibriogenemia dan terdeteksi adanya FDP ( fibrin degradation product) serta
perpanjangan tes protombin dan PTT ( PARTIAL THROMBOPLASTIN TIME) (Sarwono,
2008)
G. Pencegahan
- Klasifikasi kehamilan resiko rendah dan resiko tinggi akan memudahkan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk menata strategi pelayanan ibu hamil saat
perawatan antenatal dan melahirkan dengan mengatur petugas kesehatan mana yang
sesuai dan jenjang rumah sakit rujukan. Akan tetapi, pada saat proses persalinan, semua
kehamilan mempunyai resiko untuk terjadinya patologi persalinan, slah satunya adalah
perdarahan pascapersalinan. Antisipasi terhadap hal tersebut dapat dilakukan sebagai
berikut:
- Persiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum dan mengatasi setiap
penyakit kronis, anemia dan lain-lain sehingga pada saat hamil dan persalinan pasien
tersebut ada dalam keadaan optimal.
- Mengenal faktor predisposisi PPP seperti multiparitas, anak beras, hamil kembar,
hidroamnion, bekas seksio, ada riwayat PPP sebelumnya dan kehamilan resiko tinggi
lainnya yang resikonya akan muncul saat persalinan
- Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam dan pencegahan partus lamaa
- Kehamilan resiko tinggi agar melahirkan di fasilitas rumah sakit rujukan
- Kehamilan resiko rtendah agar melahirkan di tenaga kesehatan terlatih dan menghindari
persalinan dukun
- Mengesuai langkah-langkah pertolongan pertama menghadapi PPP dan mengadakan
rujukan sebagaimana mestinya. (Sarwono, 2008)
H. Pengobatan
a) Pasien perlu dirawat bila secara klinis ada gangguan pembekuaan darah atau dari
serangkaian pemeriksaan laboratorium diperlihatkan adanaya kemunduran fungsi
pemebekuan darah secara progresif.
Konsentrat trombosit yang diturunkan dari darah donor digunakan pada pasien dengan
trombositopenia kecuali bila terdapat penghancuran trombosit dengan cepat. Satu unit
trombosit biasanya menaikkan hitung trombosit sebesar 5.000 – 10.000/mm3. Dosis biasa
sebesar kemasan 10 unit diberikan bila gejala-gejala perdarahan telah jelas atau bila hitung
trombosit di bawah 20.000/mm3. transfusi trombosit diindakasikan bila hitung trombosit
10.000 – 50.000/mm3, jika direncanakan suatu tindakan operasi, perdarahan aktif atau
diperkirakan diperlukan suatu transfusi yang masif. Transfusi ulang mungkin dibutuhkan
karena masa paruh trombosit hanya 3 – 4 hari.
Plasma segar yang dibekukan adalah sumber faktor-faktor pembekuan V, VII, IX, X dan
fibrinogen yang paling baik. Pemberian plasma segar tidak diperlukan adanya kesesuaian
donor, tetapi antibodi dalam plasma dapat bereaksi dengan sel-sel penerima. Bila ditemukan
koagulopati, dan belum terdapat pemeriksaan laboratorium, plasma segar yang dibekukan
harus dipakai secara empiris.
Kriopresipitat, suatu sumber faktor-faktor pembekuan VIII, XII dan fibrinogen, dipakai dalam
penanganan hemofilia A, hipofibrinogenemia dan penyakit von Willebrand. Kuantitas faktor-
faktor ini tidak dapat diprediksi untuk terjadinya suatu pembekuan, serta bervariasi menurut
keadaan klinis.
DIC
- Uterotonika dosis adekuat
- Tambahan fibrinogen langsung
- Analisa factor bekuan darah