Anda di halaman 1dari 7

KELAINAN PEMBEKUAN DARAH

A. Pengertian: Gangguan pada faktor pembekuan darah (trombosit) adalah Pendarahan yang
terjadi karena adanya kelainan pada proses pembekuan darah sang ibu, sehingga darah
tetap mengalir.

B. Etiologi:
- Pada periode post partum awal, kelainan sistem koagulasi dan platelet biasanya tidak
menyebabkan perdarahan yang banyak, hal ini bergantung pada kontraksi uterus untuk
mencegah perdarahan. Deposit fibrin pada tempat perlekatan plasenta dan penjendalan
darah memiliki peran penting beberapa jam hingga beberapa hari setelah persalinan.
Kelainan pada daerah ini dapat menyebabkan perdarahan post partun sekunder atau
perdarahan eksaserbasi dari sebab lain, terutama trauma.
- Abnormalitas dapat muncul sebelum persalinan atau didapat saat persalinan.
Trombositopenia dapat berhubungan dengan penyakit sebelumnya, seperti ITP atau
sindroma HELLP sekunder, solusio plasenta, DIC atau sepsis. Abnormalitas platelet
dapat saja terjadi, tetapi hal ini jarang. Sebagian besar merupakan penyakit sebelumnya,
walaupun sering tak terdiagnosis.
- Abnormalitas sistem pembekuan yang muncul sebelum persalinan yang berupa
hipofibrinogenemia familial, dapat saja terjadi, tetapi abnormalitas yang didapat biasanya
yang menjadi masalah. Hal ini dapat berupa DIC yang berhubungan dengan solusio
plasenta, sindroma HELLP, IUFD, emboli air ketuban dan sepsis. Kadar fibrinogen
meningkat pada saat hamil, sehingga kadar fibrinogen pada kisaran normal seperti pada
wanita yang tidak hamil harus mendapat perhatian. Selain itu, koagulopati dilusional
dapat terjadi setelah perdarahan post partum masif yang mendapat resusiatsi cairan
kristaloid dan transfusi PRC.
- DIC, yaitu gangguan mekanisme pembekuan darah yang umumnya disebabkan oleh
hipo atau afibrinigenemia atau pembekuan intravascular merata (Disseminated
Intravaskular Coagulation)
- DIC juga dapat berkembang dari syok yang ditunjukkan oleh hipoperfusi jaringan, yang
menyebabkan kerusakan dan pelepasan tromboplastin jaringan. Pada kasus ini terdapat
peningkatan kadar D-dimer dan penurunan fibrinogen yang tajam, serta pemanjangan
waktu trombin (thrombin time).
C. Patofisiologi
a) Kelainan koagulasi generalisata ini dianggap sebagai akibat dari lepasnya substansi –
substansi serupa tromboplastin yang berasal dari produk konsepsi ke dalam sirkulasi darah
ibu atau akibat aktivasi factor XII oleh endotoksin. Setelah itu mulailah serangkaian reaksi
berantai yang mengaktifkan mekanisme pembekuan darah, pembentukan dan pengendapan
fibrin dan, sebagai konsekuensinya, aktivasi sistem fibrinolitik yang normalnya sebagai
proteksi. Gangguan patofisiologi yang kompleks ini menjadi suatu lingkaran setan yang
muncul sebagai diathesis perdarahan klinis dengan berubah – ubahnya hasil rangkaian tes
pembekuan darah sehingga membingungkan.

D. Tanda dan gejala


 Perdarahan berlangsung teru
- Merembes dari tempat tusukan (Chapman, 2006)

E. Komplikasi
Komplikasi-komplikasi obstetric yang diketahui berhubungan dengan DIC (Koagulasi
Intravaskuler Diseminata):
 Sepesi oleh kuman gram negative, terutama yang mneyertai dengan abortus septic
 Syok berat
- Pemberian cairan hipertonik ke dalam uterus (Schward, 2000)

F. Diagnosis
Umum
Didapatkan pada semua parturient dengan HPP Primer :
 Data Subyektif : Keluar darah bergumpal dari alat kemaluan
 Inspeksi : Adanya pengeluaran darah > 400 cc, parturient tampak pucat, pada
keadaan serius tampak tanda-tanda syok
 Pada kehilangan darah lebih dari 25%, dijumpai TTV
- Tensi : turun
- Nadi : lemah dan cepat
- RR : meningkat
- Suhu : turun
Khusus
- Perdarahan dari tempat lain, missal vagina, hidung, gusi, kulit, dll
- Darah yang keluar sama sekali tidak ada gumpalan, walau sudah terkena udara
- Klausal PPP karenan gangguan darah baru dicurigai bila penyebab yang lain dapat
disingkirkan apalagi disertai ada riwayat pernah mengalami hal yang sama pada persalinan
sebelumnya. Akan ada tedensi mudah terjadi perdarahn setiap dilakukan penjahitan dan
perdarahan akan merembes atau timbul hematoma pada bekas jahitan, suntikan, perdarahan
digusi, rongga hidung dan lain-lain.
- Pada pemeriksaan penunjang ditemukan hasilpemeriksaan faal hemostatis yang abnormal.
Waktu perdarahan dan waktu pembekuan memanjang, trombositopenia, terjadi
hipofibriogenemia dan terdeteksi adanya FDP ( fibrin degradation product) serta
perpanjangan tes protombin dan PTT ( PARTIAL THROMBOPLASTIN TIME) (Sarwono,
2008)

G. Pencegahan
- Klasifikasi kehamilan resiko rendah dan resiko tinggi akan memudahkan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk menata strategi pelayanan ibu hamil saat
perawatan antenatal dan melahirkan dengan mengatur petugas kesehatan mana yang
sesuai dan jenjang rumah sakit rujukan. Akan tetapi, pada saat proses persalinan, semua
kehamilan mempunyai resiko untuk terjadinya patologi persalinan, slah satunya adalah
perdarahan pascapersalinan. Antisipasi terhadap hal tersebut dapat dilakukan sebagai
berikut:
- Persiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum dan mengatasi setiap
penyakit kronis, anemia dan lain-lain sehingga pada saat hamil dan persalinan pasien
tersebut ada dalam keadaan optimal.
- Mengenal faktor predisposisi PPP seperti multiparitas, anak beras, hamil kembar,
hidroamnion, bekas seksio, ada riwayat PPP sebelumnya dan kehamilan resiko tinggi
lainnya yang resikonya akan muncul saat persalinan
- Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam dan pencegahan partus lamaa
- Kehamilan resiko tinggi agar melahirkan di fasilitas rumah sakit rujukan
- Kehamilan resiko rtendah agar melahirkan di tenaga kesehatan terlatih dan menghindari
persalinan dukun
- Mengesuai langkah-langkah pertolongan pertama menghadapi PPP dan mengadakan
rujukan sebagaimana mestinya. (Sarwono, 2008)
H. Pengobatan
a) Pasien perlu dirawat bila secara klinis ada gangguan pembekuaan darah atau dari
serangkaian pemeriksaan laboratorium diperlihatkan adanaya kemunduran fungsi
pemebekuan darah secara progresif.

Nilai normal Kehamilan DIC


Hitung trombosit 150.000- Sama Lebih rendah
400.000/mm3
Waktu protombin yang cepat Memendek Memanjang
75-125%
Waktu protomboplastin Memendek Memanjang
parsial 30-45%
Waktu thrombin10-15 detik Memendek Memanjang
Pengukuran fibrinogen 300-600 mg% Menurun
(atau titer) 200-400 mg%
Produk-produk pecahan Negative Dapat diukur
fibrin
Pengukuran faktor V Sama Menurun
75-125%
Pengukuran faktor VII Mungkin meningkat Menurun
50-200%

b) Tujuan utama pengobatan adalah menghilngkan sumber material serupa tromboplastin,


tetapi evalusai produk konsepsi akan mendatangkan resiko perdarahan vaginal atau
bedah. Dengan alasan inilah, proses pembekuaan normal harus dipulihkan lebih dahulu
sebelum melakukan persalina operatif.
c) Pemberian faktor-faktor pembekuan darah
d) Menghambat proses patofisiologi dengan antikoagulasi heparin samapi faktor-faktor
pembekuan pulih kembali
e) Cara pengobatan yang akan dipilih tergantung kepada ancaman jiwa pasien segera akibat
perdarahan yang aktif pada saat diagnosis ditegakkan atau akibat persalinan yang akan
segera terjadi.
f) Bila dicurigai ada perdarahan aktif dari uterus dari persalinan operatif, harus diberikan
pengobtan sebagai terjadi :
g) Monitor tanda-tanda vital secara kontiyu termasuk pengukuran tekanan vena sentral dan
mempertahankan produksi urin
h) Berikan oksigen melalui masker
i) Mengatasi syok dengan segera adalah penting, bila memungkinkan dengan darah lengkap
segar.
j) Pemberian faktor-faktor pembekuan : pengobatan denga plasma beku segar lebih disukai
daripada dengan preparat depot fibrinogen (pooled fibrinogen) komersial karena dapat
memperkecil resiko penularan hepatitis, pengantian volume tambahan, serta tersediannya
aneka macam faktor-faktor pembekuaan. Setiap liter plasma beku segar dapat diharapkan
mengandung 2-3 g fibrinogen.
k) Karena kira-kira diperlukan 2-6 g fibrinogen, bila hal tidak dapat disediakan dengan
perparat tersebut (baik karena tidak tersedia atau karena masalah-masalah hipervolema)
dapat dipakai fibrinogen depot komersial.
l) Masalah utama yang berkaitan dengan pengantian fibrinogen dengan menggunakan salah
satu preparat tersebut di atas adlah waktu psruhnya yang singkat kalkau ada banyak
trombhin dan timbunan fibrin intravaskuler lebih lanjut. Dengan alasan inilah, preparat-
preparat tersebut hanya boleh digunakan untuk segera mengendalikan perdarahan
sebelum persalina ndan pertama bila persalinan harus dilaksankan dengan operasi seksio
sesaria.
m) Dengan demikian prosedur pengobatan seperti di atas serta melakukan pengosongan
uterus, biasanya akan terjadi perbaikan spontan pembekuan darahnya, sehingga tidak
diperhatikan terapi lebih lanjut.
n) Bila tidak ada perdarahan uterus dan persalinannya dapat ditunda (yaitu, sindrom janin
mati yang tertinggal dalam uterus tetapi jelas tidak ada soluiso plasenta), tindakan sebagai
berikut dilakukan : Heparinisasi : 100 IU/kg setiap 4 jam, atau 600 IU/kg/24 jamdenga
infuse kontiu
o) Pemberian heparin dihentikan setelash terjadi perbaikan faktor-faktor pembekuan kedalam
batas normal, dan hanya dalam keadaan inilah persalina boleh dilaksanakan.
p) Terapi fibrinogen jarang dilakukan jika sekiranya diindikasikan pada pasien obstetric selalu
karena DIC dan akan berhenti sendiri setelah pengobtan primer. Kita harus selalu ingat
bahwa keberadaan fibrinolisis merupakan suatu respons protektifterhadap koagulasi
intravaskuler. (Schward, 2000)
I. Penatalaksanaan
a) Jika tes koagulasi darah menunjukkan hasil abnormal dari onset terjadinya perdarahan post
partum, perlu dipertimbangkan penyebab yang mendasari terjadinya perdarahan post partum,
seperti solutio plasenta, sindroma HELLP, fatty liver pada kehamilan, IUFD, emboli air
ketuban dan septikemia. Ambil langkah spesifik untuk menangani penyebab yang mendasari
dan kelainan hemostatik.
b) Penanganan DIC identik dengan pasien yang mengalami koagulopati dilusional. Restorasi
dan penanganan volume sirkulasi dan penggantian produk darah bersifat sangat esensial.
Perlu saran dari ahli hematologi pada kasus transfusi masif dan koagulopati.

Konsentrat trombosit yang diturunkan dari darah donor digunakan pada pasien dengan
trombositopenia kecuali bila terdapat penghancuran trombosit dengan cepat. Satu unit
trombosit biasanya menaikkan hitung trombosit sebesar 5.000 – 10.000/mm3. Dosis biasa
sebesar kemasan 10 unit diberikan bila gejala-gejala perdarahan telah jelas atau bila hitung
trombosit di bawah 20.000/mm3. transfusi trombosit diindakasikan bila hitung trombosit
10.000 – 50.000/mm3, jika direncanakan suatu tindakan operasi, perdarahan aktif atau
diperkirakan diperlukan suatu transfusi yang masif. Transfusi ulang mungkin dibutuhkan
karena masa paruh trombosit hanya 3 – 4 hari.

Plasma segar yang dibekukan adalah sumber faktor-faktor pembekuan V, VII, IX, X dan
fibrinogen yang paling baik. Pemberian plasma segar tidak diperlukan adanya kesesuaian
donor, tetapi antibodi dalam plasma dapat bereaksi dengan sel-sel penerima. Bila ditemukan
koagulopati, dan belum terdapat pemeriksaan laboratorium, plasma segar yang dibekukan
harus dipakai secara empiris.

Kriopresipitat, suatu sumber faktor-faktor pembekuan VIII, XII dan fibrinogen, dipakai dalam
penanganan hemofilia A, hipofibrinogenemia dan penyakit von Willebrand. Kuantitas faktor-
faktor ini tidak dapat diprediksi untuk terjadinya suatu pembekuan, serta bervariasi menurut
keadaan klinis.

DIC
- Uterotonika dosis adekuat
- Tambahan fibrinogen langsung
- Analisa factor bekuan darah

Anda mungkin juga menyukai