Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

NAMA :

KELAS :

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena telah
melimpahkan rahmat, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas makalah ini yang berjudul
“Pancasila Sebagai Sistem Etika“ dengan baik. Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi
tugas Pendidikan Pancasila. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, yaitu kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkanRrahmat-Nya kepada penulis.


2. Bapak …………… selaku GuruPendidikan Pancasila.
3. Orang tua yang selalu mendukung setiap aktivitas penulis.
4. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan-
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Malaka, ……… November 2021

ii
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..…………………………...…………………... ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………...………………………………………………..……………………iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................1
1.3. Ruang Lingkup Penulisan.........................................................................................................2
BAB II LANDASAN..................................................................................................................................3
2.1. Pengertian Etika........................................................................................................................3
2.2. Pengertian Nilai, Norma dan Moral.........................................................................................3
2.2.1. Pengertian Nilai..................................................................................................................3
2.2.2. Pengertian Norma..............................................................................................................4
2.2.3. Pengertian Moral...............................................................................................................5
2.3. Nilai Dasar, Nilai Instrumental dan Nilai Praksis...................................................................5
2.3.1. Nilai Dasar..........................................................................................................................5
2.3.2. Nilai Instrumental..............................................................................................................6
2.3.3. Nilai Praksis.......................................................................................................................6
2.4. Hubungan Nilai, Norma, dan moral.........................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................................................8
3.1. Aplikasi Nilai, Norma, Dan Moral Dalam Kehidupan Sehari-Hari.......................................8
BAB  IV PENUTUP.................................................................................................................................11
4.1. Kesimpulan..............................................................................................................................11
4.2. Saran.........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Nilai norma dan moral adalah konsep-konsep yang saling terkait. Dalam hubungannya
dengan pancasila maka ketiganya akan memberikan pemahaman yang saling melengkapi sebagai
sistem etika.
Pancasila sebagai suatu sistem falsafat pada hakikatnya merupakan suatu sistem nilai yang
menjadi sumber dari penjabaran norma baik norma hukum, norma moral maupun norma
kenegaraan lainnya. Disamping itu, terkandung juga pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis,
mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif. Oleh karena itu, suatu pemikiran filsafat adalah
suatu nilai-nilai yang mendasar yang memberikan landasan bagi manusia dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis atau kehidupan nyata 
dalam masyarakat, bangsa dan Negara maka diwujudkan dalam norma-norma yang kemudian
menjadi pedoman. Norma-norma itu meliputi :
1. Norma Moral : Yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur
dari sudut baik dan   buruk, sopan atau tidak sopan, susila atau tidak Susila.
2. Norma Hukum : Sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu
tempat dan waktu tertentu dalam pengertian ini peraturan hukum.  Dalam pengertian
itulah Pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan suatu pedoman yang
langsung bersifat normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika
yang merupakan sumber norma.

1.2. Tujuan Penulisan


1. Tujuan Khusus.

1
a. Agar mahasiswa lebih memahami tentang materi Pancasila Sebagai Sistem Etika.
b. Untuk mendorong semangat mahasiswa agar memiliki Etika yang sesuai dengan Sila
dalam Pancasila.
2. Tujuan Umum.
a. Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang Pancasila Sebagai Sistem Etika.
b. Untuk memberi gambaran secara tertulis tentang Pancasila Sebagai Sistem Etika.

1.3. Ruang Lingkup Penulisan


Dengan mengacu pada judul, maka penulis membatasi materi ini hanya membahas tentang
Pancasila sebagai Sistem Etika.

2
BAB II
LANDASAN

2.1. Pengertian Etika


Secara etimologi “etika” berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu “ ethos” yang
berarti watak, sikap, cara berfikir, kebiasaan/adat. Etika adalah kelompok filsafat praktis
(filsafat yang membahas bagaimana manusia bersikap terhadap apa yang ada) dan dibagi
menjadi dua kelompok. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-
ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana
dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu atau bagaimana kita bersikap dan bertanggung
jawab dengan berbagai ajran moral. Kedua kelompok etika itu adalah sebagai berikut:
 Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan
manusia. Pemikiran etika beragam, tetapi pada prinsipnya membicarakan asas-asas dari
tindakan dan perbuatan manusia, serta system nilai apa yang terkandung didalamnya.
 Etika khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut diatas dalam hubungannya dengan
berbagai aspek kehidupan manusia, baik  sebagai individu (etika individual) maupun
makhluk sosial (etika sosial). Etika khusus dibagi menjadi 2 macam yaitu Etika
Individual dan Etika Sosial.
 Etika Individual membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan dengan
kepercayaan agama yang dianutnya serta kewajiban dan tanggung jawabnya terhadap
Tuhannya.
 Etika Sosial membahas norma-norma sosial yang harus dipatuhi dalam hubungannya
dengan manusia, masyarakat, bangsa dan Negara.

2.2. Pengertian Nilai, Norma dan Moral


2.2.1. Pengertian Nilai
Nilai (value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk
memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau
kelompok. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan (motivator)

3
sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem merupakan salah satu wujud kebudayaan
di samping sistem sosial dan karya.

Pandangan para ahli tentang nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat :


a. Alport mengidentifikasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan masyarakat dalam
enam macam, yaitu :
1). Nilai teori
2). Nilai ekonomi
3). Nilai estetika
4). Nilai sosial
5). Nilai politik dan
6). Nilai religi
b. Max Scheler, mengelompokkan nilai menjadi enam tingkatan, yaitu:
1). Nilai kenikmatan
2). Nilai kehidupan
3). Nilai kejiwaan
4). Nilai kerohanian
c. Notonagoro, membedakan nilai menjadi tiga, yaitu :
1). Nilai material
2). Nilai vital
3). Nilai kerokhanian
Nilai berperan sebagai pedoman menentukan kehidupan setiap manusia. Nilai manusia
berada dalam hati nurani, kata hati dan pikiran sebagai  suatu keyakinan dan kepercayaan yang
bersumber pada berbagai sistem nilai.

2.2.2. Pengertian Norma


Norma adalah perwujudan martabat manusia sebagai mahluk budaya, moral, religi, dan
sosial. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk
dipatuhi. Oleh karena itu norma dalam perwujudannya norma agama, norma filsafat, norma
kesusilaan, norma hukum dan norma sosial. Norma memiliki kekuatan untuk dipatuhi karena
adanya sanksi.

4
Norma-norma yang terdapat dalam masyarakat antara lain :
 Norma agama : adalah ketentuan hidup masyarakat yang bersumber pada agama.
 Norma kesusilaan : adalah ketentuan hidup yang bersumber pada hati nurani, moral
atau filsafat hidup.
 Norma hokum : adalah ketentuan-ketentuan tertulis yang berlaku dan bersumber
pada UU suatu Negara tertentu.
 Norma social : adalah ketentuan hidup yang berlaku dalam hubungan antara
manusia dalam masyarakat.

2.2.3. Pengertian Moral


Pengertian moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim dengan kesusilaan, kelakuan.
Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan
perbuatan manusia.
Seorang pribadi yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma-norma yang
berlaku dalam masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak secara moral. Jika sebaliknya yang
terjadi maka pribadi itu dianggap tidak bermoral.
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau prinsip-prinsip yang benar,
baik terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang
mengikat kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2.3. Nilai Dasar, Nilai Instrumental dan Nilai Praksis


2.3.1. Nilai Dasar
Meskipun nilai bersifat abstrak dan tidak dapat diamati oleh panca indra manusia, namun
dalam kenyataannya nilai berhubungan dengan tingkah laku manusia. Setiap meiliki nilai dasar
yaitu berupa hakikat, esensi, intisari atau makna yang dalam dari nilai-nilai tersebut. Nilai dasar
berifat universal karena karena menyangkut kenyataan obyek dari segala sesuatu. Contohnya
tentang hakikat Tuhan, manusia serta mahkluk hidup lainnya.
Apabila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat Tuhan maka nilai dasar itu bersifat mutlak
karena Tuhan adalah kausa prima (penyebab pertama). Nilai dasar yang berkaitan dengan
hakikat manusia maka nilai-nilai itu harus bersumber pada hakikat kemanusiaan yang dijabarkan
dalam norma hukum yang diistilahkan dengan hak dasar (hak asasi manusia). Dan apabila nilai

5
dasar itu berdasarkan kepada hakikat suatu benda (kuatutas,aksi, ruang dan waktu) maka nilai
dasar itu juga dapat disebut sebagai norma yang direalisasikan dalam kehidupan yang praksis.
Nilai Dasr yang menjadi sumber etika bagi bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila.

2.3.2. Nilai Instrumental


Nilai instrumental adalah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar. Nilai
dasar belum dapat bermakna sepenuhnya apabila belum memiliki formulasi serta parameter atau
ukuran yang jelas dan konkrit.  Apabila nilai instrumental itu berkaitan dengan tingkah laku
manusia dalam kehidupan sehari-hari makan itu akan menjadi norma moral. Namun apabila nilai
instrumental itu berkaitan dengan suatu organisasi atau Negara, maka nilai instrumental itu
merupakan suatu arahan, kebijakan, atau strategi yangbersumber pada nilai dasar sehingga dapat
juga dikatakan bahwa nilai instrumental itu merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar. Dalam
kehidupan ketatanegaraan Republik Indonesia, nilai-nilai instrumental dapat ditemukan dalam
pasal-pasal undang-undang dasar yang merupakan penjabaran Pancasila.

2.3.3. Nilai Praksis


Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan
yang lebih nyata dengan demikian nilai praksis merupakan pelaksanaan secara nyata dari nilai-
nilai dasar dan nilai-nilai instrumental.

2.4. Hubungan Nilai, Norma, dan moral


Keterkaitan nilai, norma dan moral merupakan suatu keyataan yang seharusnya tetap
terpelihara di setiap waktu pada hidup dan kehidupan manusia. Keterkaitan itu mutlak
digarisbawahi bila seorang individu, masyarakat, bangsa dan Negara menghendaki fondasi yang
kuat tumbuh dan berkembang.
Sebagaimana tersebut diatas maka nilai akan berguna menuntun sikap dan tingkah laku
manusia bila dikonkritkan dan diformulakan menjadi lebih obyektif sehingga memudahkan
manusia untuk menjabarkannya dalam aktivitas sehari-hari. dalam kaitannya dengan moral maka
aktivitas turunan dari nilai dan norma akan memperoleh integritas dan martabat manusia. Derajat
kepribadian itu amat ditentukan oleh moralitas yang mengawalnya. Sementara itu hubungan

6
antara moral dan etika seringkali disejajarkan arti dan maknanya. Namun demikian, etika dalam
pengertiannya tidak berwenang menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
seseorang. Wewenang itu dipandang berada di tangan pihak yang memberikan ajaran moral.

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Aplikasi Nilai, Norma, Dan Moral Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Dalam kehidupan kita akan selalu berhadapan dengan istilah nilai dan norma dan juga
moral dalam kehidupan sehari-hari. Dapat kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan nilai social
merupakan nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap menolong memiliki
nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Dan dapat juga dicontohkan, seorang kepala
keluarga yang belum mampu memberi nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala
keluarga yang tidak bertanggung jawab. Demikian pula, guu yang melihat siswanya gagal dalam
ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak tersebut. Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai
landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatannya. Nilai
mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup seseorang dalam masyarakat. Itu
adalah yang dimaksud dan juga contoh dari nilai.
Dapat di jelaskan juga bahwa yang dimaksud norma social adalah patokan perilaku dalam
suatu kelompok masyarakat tertentu. Norma sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma
menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.
Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar
bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar
hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang
diharapkan.
Tingakat norma dasar didalam masyarakat dibedakan menjadi 4 yaitu:
 Cara.
Contoh: cara makan yang wajar dan baik apabila tidak mengeluarkan suara seperti
hewan.
 Kebiasaan
Contoh: Memberi hadiah kepada orang-orang yang berprestasi dalam suatu kegiatan atau
kedudukan, memakai baju yang bagus pada waktu pesta.
 Tata kelakuan
Contoh: Melarang pembunuhan, pemerkosaan, atau menikahi saudara kandung.
8
dat istiadat, Misalnya orang yang melanggar hukum adat akan dibuang dan diasingkan ke
daerah lain.,upacara adat (misalnya di Bali)
 Norma hukum (laws
- Tidak melanggar rambu lalu lintas walaupun tidak ada polentas.
- Menghormati pengadilan dan peradilan di Indonesia.
 Norma kesusilaan
Contoh : orang yang berhubungan intim di tempat umum akan di cap tidak susila,
melecehkan wanita ataupun laki-laki didepan orang.
 Norma kesopanan
Contoh :
- Memberikan tempat duduk di bis umum pada lansia dan wanita hamil.
- Tidak meludah di sembarang tempat, memberi atau menerima sesuatu dengan
tangan kanan, kencing di sembarang tempat.

Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang


lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral
disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara
ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia
tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit
karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang
sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai
moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan
bermasyarakat secara utuh.
Contoh moral adalah : Tidak terdapat adanya pemaksaan suatu agama tertentu kepada
orang lain, dengan demikian masyarakat dan bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai nilai
HAM. Dapat dicontoh dalam hal nya pendidikan. Seorang siswa yang ingin bersekolah tapi
dengan tidak dana maka ia tak dapat sekolah sampai cita-citanya tidak terwujud.
Contohnya moral dalam halnya kehidupan sehari kalau kita menemukan tas yang berisikan
dokumen penting dan juga sejumlah uang yang tersapat dalam tas tersebut. Seandainya kita

9
memiliki moral yang baik maka kita akan memberikan tas itu pada kepemiliknya kalau tidak
pada yang berwajib.

10
BAB  IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan
mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap
yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika dibagi
menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika umum mempertanyakan
prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan etika khusus membahas
prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia (Suseno,
1987).
Hubungan antara nilai, norma, moral dan etika memang sangat erat sekali dan kadangkala hal
tersebut disamakan begitu saja. Namun sebenarnya hal tersebut memiliki perbedaan.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada
hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis. Oleh karena itu sebagai suatu
dasar filsafat maka sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat, hierarkhis dan
sistematis. Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi
manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

4.2.  Saran
Etika, nilai, norma dan moral harus senantiasa di terapkan dalam bersikap dan berperilaku
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terwujud perilaku yang sesuai dengan adat, budaya dan
karakter bangsa Indonesia.

11
DAFTAR PUSTAKA

PROF. DR. KAELAN, M.S. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Penerbit PARADIGMA
Yogyakarta.
Susilowati Dwi dan Sudjatmoko. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Winatraputra S.Udin. 2002. Pendidikan Pancasila. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka.
http://diary-mybustanoel.blogspot.co.id/2012/02/makalah-pancasila-tentang-pancasila.html

12

Anda mungkin juga menyukai