Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PUPUK NPK

TERHADAP PERTUMBUHAN JAHE MERAH


(zingiber officinale Var Rubrum Rhizoma)
DI DALAM POLYBAG

Disusun oleh

Pitri Yanti (01011900051)


Nena Endasari (01011900046)
Alvin Baihaqi (01011900014)
Erychant Saputra (01011900032)
Wahyu Dirgantara (01011900038)
Rianda Pratama Putra (01011900003)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSI RAWAS
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur saya ucapkan kepada Allah Subhanahu wata’ala,

yang hingga saat ini telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas Laporan Penelitian yang berjudul “pengaruh

komposisi media tanam dan pupuk npk terhadap pertumbuhan jahe merah

(zingiber officinale var rubrum rhizoma) di dalam polybag”, sebagai syarat untuk

pemenuhan tugas mata kuliah Rancangan Percobaan dan Ekologi Tanaman.

Penulisan Laporan Praktikum ini tidak lepas dari semua pihak yang telah

membantu. Berkat bimbingan dari Asisten Dosen dan bantuan dari teman-teman

kelompok akhirnya Laporan praktikum ini dapat diselesaikan tepat waktu. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada

dosen pengampuh Dr. Etty Safriyani, SP., M. Si dan Nelly Murniati, SP., M. Si

Selaku dosen mata kuliah Rancangan Percobaan dan Ekologi Tanaman.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktikum ini, masih

banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun. Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan khususnya bagi pembaca umunya.

Lubuklinggau, 18 November 2021

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i

i
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

1.3 Hipotesa ...................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman ........................................... 4

2.2 Syarat Tumbuh .......................................................................... 5

2.3 Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik ........................................ 6

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu ....................................................................... 8

3.2 Alat dan Bahan ........................................................................... 8

3.3 Metode Peneitian ........................................................................ 8

3.4 Cara Kerja Penelitian

3.4.1 Persiapan Lokasi Penelitian ...................................................... 12

3.4.2 Persiapan Media Tanam ........................................................... 13

3.4.3 Persemaian ............................................................................... 13

3.4.4 Penanaman ................................................................................ 14

3.4.5 Penyulaman .............................................................................. 14

3.4.5 Aplikasi Pemupukan NPK ........................................................ 14

3.4.6 Pemeliharaan ............................................................................

3.4.6.1 Penyiraman ............................................................................ 15

3.4.6.2 Pengendalian Gulma .............................................................. 15

ii
3.4.6.3 Pengendalian Hama dan Penyakit ......................................... 15

3.6 Parameter yang diamati ...............................................................

3.6.1 Pertambahan Tinggi Tanaman (cm) ......................................... 16

3.6.2 Diameter Batang Tanaman (cm) ............................................... 17

3.6.3 Jumlah Daun.............................................................................. 17

3.6.4 Berat Buah ................................................................................ 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil .................................................................................................

4.2 Pembahasan .....................................................................................

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpilan .......................................................................................

5.2 Saran .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................

LAMPIRAN ..........................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jahe merah (Zingiber Officinale Van Rubrum Rhizom) merupakan tanaman

herbal yang di usahakan petani untuk memenuhi bahan baku industri obat dan

melestarikan lingkungan hidup. Jahe merah mengandung berbagai unsur kimia,

antara lain, minyak atsiri dan oleoresin (gingerol, zingeron, shogaol, dan resin).

Jehe merah juga merupakan salah satu tanaman rempah-rempah yang

diperdagangkan di dunia (Puji astuti, 2018).

Kandungan jahe yang sangat khas disebabkan adanya minyak atsiri 2,58 –

2,72% dan senyawa kimia aktif gingerol, zingerberin dalam shogaol, gingerin dan

zingerberin dalam jahe merah sehingga menyebabkan jahe merah memiliki

khasiat yang besar untuk kesehatan. Disamping itu terdapat juga pati, damar,

asam-asam organik seperti asam malat dan asam oksalat, Vitamin A, B, dan C,

serta senyawa-senyawa flavonoid dan polifenol (Triyono & Sumarni, 2018).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional dalam kurun 2018-2020

cukup stabil berkisar 174 - 216 ribu ton/ tahun atau rerata 195 ribu/ ton. Pada

wilayah Sumatra Selatan jumlah produksi jahe pada tahun 2018 berkisar 85 ton,

pada tahun 2019 jumlah produksi jahe sebesar 134 ton dan pada tahun 2020

sebesar 397 Ton dan selalu mengalamini peningkatan setiap tahunnya (BPS

2021).

Pupuk organik merupakan pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup,

seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia. Pupuk organik

1
berbentuk padat yang berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi

tanah. Pupuk kandang kambing merupakan salah satu pupuk organik yang

digunakan dalam melakukan perbaikan struktur tanah dengan kandungan

mengkombinasikannya dengan biochar dengan perbandingan tanah, pupuk

kandang dan biochar, untuk mendapatkan suatu media tanam. Kebutuhan pupuk

kandang sangat besar karena kandungan haranya yang rendah, memiliki

kandungan hara 0,70% N, 0,40% P2O5, 0,25% K2O, dan Bahan Organik 30%

(Hartatik dan Widowati, 2006).

Biochar bahan organik yang telah terdekomposisi secara thermal. Penggunaan

biochar dapat memperbaiki struktur tanah, memperbaiki permukaan luas koloid,

dapat menahan air dan tanah dari erosi,serta lebih efektif dalam menahan unsur

hara bagi tanaman. Menurut Lehman dan Joseph (2009), biochar diproduksi dari

bahan-bahan organik yang sulit terdekomposisi, yang dibakar secara tidak

sempurna atau tanpa oksigen pada suhu yang tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui Pengaruh Komposissi Media Tanam Dan Pupuk Npk Terhadap

Pertumbuhan Jahe Merah (Zingiber Officinale Van Rubrum Rhizom) di dalam

Polybag.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

komposisi media tanam dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan jahe merah

(zingiber officinale var rubrum rhizoma) didalam polybag.

2
1.3 Hipotesa

1. Diduga terdapat pengaruh pada komposisi media tanam terhadap pertumbuhan

jahe merah (zingiber officinale var rubrum rhizoma) di dalam Polybag.

2. Diduga terdapat pengaruh pada pemberian pupuk NPK terhadap pertumbuhan

jahe merah (zingiber officinale var rubrum rhizoma) di dalam Polybag.

3. Diduga adanya interaksi pertumbuhan jahe merah (zingiber officinale var rubrum

rhizoma) di dalam Polybag.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Tanaman

Menurut (Rukmana, 2000) klasifikasi tanaman jahe merah (Zingiber

Officinale Van Rubrum Rhizom) adalah sebagai berikut:

3
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocoty ledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale

2.2 Morfologi Tanaman

Tanaman jahe merah (Zingiber Officinale Van Rubrum Rhizom) merupakan

tanaman tahunan, berbatang semu, agak keras, berbentuk bulat kecil, berwarna

hijau kemerahan, diselubungi oleh pelepah daun, dan tinggi tanaman 14,05 –

48,23 cm. Jahe merah mempunyai daun berselang-seling teratur, luas daun 32,55

– 51,18 mm, panjang daun 24,30 – 24,79 cm, lebar daun 2,79 – 7,97 cm (Endyah,

2010).

2.3 Syarat Tumbuh

Menutut Kharis Triyono dan Sumarmi (2018), tanaman jahe merah (Zingiber

Officinale Van Rubrum Rhizom) dapat tumbuh dengan baik dengan

memperhatikan syarat tumbuh sebagai berikut:

1. Iklim

Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu anatar 2.500-

4.000 mm/tahun. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe

memerlukan matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan ditempat yang

terbuka sehingga mendapatkan sinar matahari sepanjang hari. Suhu udara

optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35‫ﹾ‬C.

2. Media tanam

4
Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan

banyak mengandung humus. Tekstur tanah yang baik untuk budidaya tanaman

jahe seperti lempung berpasir, liat berpasir, dan tanah laterik. Tanaman jahe dapat

tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH)

optimum untuk jahe adalah 6,8-7,0.

3. Ketinggian Tempat

Tanaman jahe dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis dan subtropis

dengan ketinggian 0-2.000 Mdpl. Di indonesia pada umumnya ditanam pada

ketinggian 200-600 Mdpl.

2.4 Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yag memiliki senyawa organik yang berasal dari

tanaman, hewan dan manusia yang terjadi secara alami melalui proses

dekomposisi yang cukup lama sehingga bisa mengubah menjadi senyawa yang

memiliki unsur hara dan dapat membenahi struktur tanah. Terdapat banyak jenis

pupuk kandang dan salah satunya pupuk kandang kambing yang berasal dari

kotoran kambing dan merupakan salah satu pupuk organik yang digunakan dalam

melakukan perbaikan struktur tanah. dengan kandungan hara 0,70% N, 0,40%

P2O5, 0,25% K2O, dan Bahan Organik 30% (Hartatik dan Widowati, 2006).

2.5 Biochar

Biochar merupakan bahan organik yang telah terdekomposisi secara thermal.

Penggunaan biochar dapat memperbaiki struktur tanah, memperbaiki permukaan

luas koloid, dapat menahan air dan tanah dari erosi,serta lebih efektif dalam

5
menahan unsur hara bagi tanaman. Kandungan C-organik > 35% dan kandungan

unsur hara makro seperti N, P dan K yang cukup tinggi serta dapat memperbaiki

sifat fisik dan kimia tanah (Nurida, et al. 2012). Keuntungan jangka panjangnya

bagi ketersediaan hara berhubungan dengan stabilisasi karbon organik yang lebih

tinggi seiring dengan pembebasan hara yang lebih lambat dibanding bahan

organik yang biasa digunakan (Gani, 2010).

2.6 Pupuk NPK

Pupuk anorganik adalah pupuk yang sebagian besar merupkan pupuk

buatan yang terbuat dari bahan kimia dan semua jenis pupuk yang berasal dari

bahan kimia anaorganik dibuat oleh pabrik. Menurut (Said AR, 2017), Terdapat

berbagai jenis pupuk anorganik yang dijual dipasaran salah satunya pupuk NPK

yang merupakan pupuk majemuk yang memiliki lebih dari satu unsur dan

mempunyai tingkat kemurnian 100%. Pada pupuk NPK Mutiara mengandung 5

unsur hara yakni, 16% Nitrogen (N), 16% Fosfot (P), 16% Kalium (K), 0,5%

Magnesium (MgO), dan Kalsium (CaO).

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan di Kebun Agro Unmura Kelurahan Prumnas

Rahmah Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau dengan

ketinggian tempat 112,4 mdpl dan waktu penelitian telah dilaksanakan pada bulan

September sampai Desember 2021.

6
3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :1) Polybag

ukuran 5 kg sebanyak 54 Polybag, 2) Cangkul, 3) arit, 4) Ember, 5) Map

Plastik, 6) Alat tulis , 7) Meteran, 8) Penggaris, 9) Timbangan Analitik, 10)

jangka sorong.

Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu : 1) Pupuk Kadang (pupuk

kotoran kambing), 2) Biochar sekam bakar, 3) Bibit Jahe, 4) Pupuk NPK

Mutiara.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode pengumpulan data dengan

Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 perlakuan dan 3

ulangan, masing-masing kombinasi perlakuan terdiri dari 2 populasi tanaman

sehingga dibutuhkan 54 populasi tanaman dan semua populasi dijadikan sampel

tanaman. Perlakuan yang dicobakan adalah:

Faktor I. Komposisi Media tanam terdiri dari:

1) M1 = Tanah : Biochar : pupuk kandang perbandingan 1 : 1 : 1,

2) M2 = Tanah : Biochar : pupuk kandang perbandingan 2 : 1 : 1,

3) M3 = Tanah : Biochar : pupuk kandang perbandingan 3 : 1 : 1.

Faktor II. Pupuk NPK Mutiara terdiri dari:

1) N1 = 300 kg/ha Atau setara dengan (0.750 gr/ polybag),

2) N2 = 350 kg/ha Atau setara dengan (0,875 gr/ poybag),

3) N3 = 400 kg/ha Atau setara dengan (1 gr/ polybag).

7
Dari kedua perlakuan didapat 9 kombinasi perlakuan dengan ulangan

sebanyak 3 kali, dan 2 populasi sehingga di peroleh 54 unit percobaan per-

polybag masing -masing unit terdiri atas 1 tanaman sebagai sampel.

Tabel 3.1 kombinasi perlakuan sebagai berikut :

Komposisi Dosis Pupuk NPK (N)


Media Tanam (M) NI N2 N3
M1 M1N1 M1N2 M1N3
M2 M2N1 M2N2 M2N3
M3 M3N1 M2N2 M2N3

Model matematika yang di gunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Y= μ+ K + γ ( α + β+ αβ )+ ε
Dimana, Y = Nilai pengamatan hasil percobaan
μ=¿ Nilai rata-rata
K = Pengaruh kelompok
γ = Pengaruh kombinasi
α= Pengaruh perlakuan jenis pupuk organik
β = Pengaruh perlakuan jenis pupuk anorganik
αβ= Pengaruh interaksi perlakuan pupuk organik dan anorganik
ε= Pengaruh galat

Data hasil pengamatan yang diperoleh di olah dengan mengunakan analisi

keragaman yang tertera pada tabel 3.2

Sumber Derajat bebas Jumlah Kuadrat F-Tabel


keragamaan (sk) (DB) kuadrat tengah F_HITUN 5 1
(JK) (KT) G % %
Keragamaan(K) (k-1)=v1 JKK JKK/v1 KTK/KTG

Perlakuan(P) (P-1)=v2 JKP JKT/v2 KTP/KTG


Jenis (J) (j-1)=v3 JKJ JKJ/v3 KTJ/KTG
Interaksi (I) (j1)(K1)=V6 JKI JKI/v5 KTI/KTG

Galat (G) (t-1)(k-1)=v6 JKG JKG/v6 -

Total (JKK-1)=vt JKT - -

8
Sumber: Gomez, and Gomez (1995)

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan terhadap peubah yang

diamati dilakukan dengan cara membandikan nilai F-hitung dengan F-tabel,

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Bila nilai F- hitung lebih kecil dari nilai f-tabel 5%, maka perlakuan dinyatakan

berpengaruh tidak nyata.

b. Bila nilai F- hitung lebih besar dari F tabel 5% tetapi lebih kecil dari F tabel 1%,

maka perlakuan dinyatakan berpengaruh nyata.

c. Bila nilai F- hitung lebih besar dari F tabel 1%, maka perlakuan dinyatakan

berpengaruh sangat nyata.

Bila hasil uji F, Ternyata perlakuan menunjukan pengaruh nyata atau sangat

nyata maka dilakukan pengujian lanjutan dengan mengginakan uji beda nyata

jujur (BNJ) dengan rumus sebagai berikut :

Untuk menguji tingkat ketelitian hasil yang diperoleh digunakan uji koefisien

keragamaan (KK) dengan rumus sebagai berikut:

KK =
√ KTG ×100 %
Y
Keterangan :
KK : Koefisien keragaman
KTG : Kuadrat tengah galat
Y : Nilai rata-rata
Bila hasil Uji F, Ternyata perlakuan menunjukan pengaruh nyata atau sangat

nyata, maka dilakukan pengujian lanjutan dengan mengunakan uji beda nyata

jujur (BNJ) Dengan rumus sebagai berikut :

BNJ C = Qa (p.v)
√ KTG
r.c
BNJ K = Qa (p.v)
√ KTG
r .k

9
BNJ I = Qa (p.v)
√ KTG
r
Keterangan:
Qa (p.v) = tabel tingkat 0,05 san 0,01 dan derajat bebas galat v
J = jumlah taraf perlakuan jenis pupuk organik
K = jumlah taraf perlakuan jenis pupuk anorganik

3.4 Cara Kerja Penelitian

3.4.1 Persiapan Lokasi Penelitian

Persiapan lokasi penelitian dilakukan dengan cara mengukur lahan yang

akan digunakan, setelah itu melakukan pembersihan lahan dengan membersihkan

gulma-gulma menggunakan arit, dan cangkul pada lahan yang akan digunakan

dalam praktikum, kemudian mengatur jarak tanam anatar perakuan yang akan

ditelitih dan jarak anatar polybag dalam satu perlakuan.

3.4.2 Persiapan Media Tanam

Masing-masing bahan untuk media tanam berupa tanah, biochar, dan pupuk

kandang kotoran kambing yang sudah dibersihkan dari kotorannya, lalu dicampur

dengan perbandingan sesuai dengan perlakuan yang dicobakan, kemudian tanah

yang telah dicampur dimasukan ke dalam polybag dengan berat 5 kg. Lalu

polybag disusun sesuai dengan denah rancangan acak kelompok (RAK) faktorial.

3.4.3 Persemaian Benih/Rimpang

Agar diperoleh pertubuhan tanaman yang seragam, sebelum ditanam

benih/rimpang jahe disemaikan sampai keluar tunas ± 0,5 cm. Benih yang disemai

harus jelas asal ususlnya, tidak tercampur dengan varietas lain, dan sehat (tidak

terserang opt seperti layu bakteri, fusarium, rizoktonia, nematoda, lalat rimpang

10
dan kutu). Selain itu, pilih rimpang yang mempunyai 2-3 bakal mata tunas dengan

bobot 25-60g, dan bagian rimpang diusahakan dari ruas kedua dan ketiga.

3.4.4 Penanaman

Penanaman tanaman jahe dilakukan pada pagi hari, untuk memudahkan

benih/rimpang dalam menyerap air secara efektif, karena cahaya matahari yang

didapat masih sangat minim. kemudian di pindahkan ke media tanam (polybag)

dengan jarak 50 x 50 cm antar polybag. Bibit/rimpang di tanam dengan

kedalamam 3-5 cm, dan rapikan tanahnya, setelah itu disiram.

3.4.5 Pengaplikasian Pemupukan NPK

Pemupukan NPK pertama dilakukan saat tanaman berumur dua minggu

setelah tanam, kemudian pemupukan ke 2 dilakukan Setelah tanaman berumur

empat minggu, kemudian pupuk susulan dilakukan setiap 7 hari sekali sampai

tanaman berumur 65 HST. Cara pengaplikasian pupuk NPK Mutiara dilakukan

dengan menimbang pupuk sesuai dengan perlakuan lalu pupuk dilarutkan

kedalam air 4,5 liter, setelah pupuk tersebut larut kemudian baru bisa

mengocorkan atau menyiram ketanaman, dengan takaran 120 ml per-polybag.

Penyulaman

Penyulaman biasanya dilakukan apabilah terdapat tanaman yang tidak

tumbuh, busuk batang, dan busuk rimpang akibat curah hujan tinggi, maka

tanaman harus di sulam dengan tanaman baru.

3.4.6 Pemeliharaan

11
3.4.6.1 Penyiraman

Penyiraman tanaman dilakukan dengan hati-hati agar tanaman tidak rusak,

baik daun maupun batangnya. Penyiraman tanaman jahe dilkukan saat setelah

penanaman supaya akar dan tanah saling menyerap, penyiraman bisa dilakukan

setiap hari pada pagi dan sore hari pada awal penanaman, setelah itu, penyiraman

dilakukan minimal tiga hari sekali dan tergantung pada cuaca agar tanaman jahe

dapat tumbuh subur.

3.4.6.2 Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan membersihkan gulma

menggunakan alat bantu seperti arit, dan cangkul. Pembersihan gulma pada

musim penghujan dilakukan minimal 2 minggu sekali agar perkembangan gulma

dapat di kontrol dan tidak terjadinya persaingan perebutan unsur hara, air dan

cahaya matahari.

3.4.6.3 Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan

pestisida ketanaman jika terjadi serangan, penggunaan pestisida di sesuaikan

dengan jenis serangan dan dosis yang di anjurkan.

3.6 Parameter yang diamati

3.6.1 Pertambahan Tinggi Tanaman (cm)

Mengukur tinggi tanaman dengan menggunakan penggaris, kemudian ukur

tanman dari pangkal batang hingga ujung daun tertinggi.

12
3.6.2 Diameter Batang (cm)

Mengukur diameter batang dengan menggunakan alat ukur jangka sorong,

kemudian lakukan pengukuran dari pangkal batang setiap tanaman per-polybag.

3.6.3 Jumlah Daun

Menghitung jumlah daun dengan cara menghitung jumlah daun terbanyak

pada tanaman per-polybag.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Puji, et al. (2020). E-mail.ummahastuti155@gmail.com. Untan. Pengaruh


Kombinasi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jahe Merah. 30445.

Badan Pusat Statistik Indonesi-Sumatra Selatan. (2021). Produksi Tanaman Bioformaka


(obat) 2018-2020.

Endyah. (2010). Tanaman Jahe Merah ( Zingiber Officinale Rubrum Rhizoma).

Gani. (2010). Biochar penyelamat lingkungan. Warta Penelitian dan Pengembangan


Pertanian. Vol. 31, No. 6.

Hartatik, W., L.R. Widowati. (2006). Pupuk Kandang. Dalam Simanungkalit et al. (ed).
Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. P. 59 – 82. Balai Besar Litbang Sumberdaya
Lahan Pertanian.

Kharis Triyono, Sumarmi. (2018).

Lehman, end S. Joseph. (2009). Biochar For Environmental Management Saense


and Tachnology. Eurthscan in the UK and USA.

Nurida, et al. (2012).

Rukmana, R. (2000). Usaha Tani Jahe . Kanisius. Yogyakarta.

Said AR. (2017).

Triono K, Sumarni. (2018). Budidaya Tanaman Jahe di Desa Plesungan Kecamatan


Gondongrejo Kab. Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. ADIWIDYA, 2 (2).

13
14

Anda mungkin juga menyukai