Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN


“KEMUHAMMADIYAHAN III”

DOSEN PEMBIMBING
Muhlis, S.Kom.I., M.Sos.I.

DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV
Nurlatifah 180105009
Nurazizah Amir 180105023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah kemuhammadiyahan yang berjudul Muhammadiyah sebagai Gerakan
Pendidikan. Sholawat serta salam senantiasa tetap tercurahkan kepada junjungan
nabi besar kita Nabiullah Muhammad SAW yang telah menggulung tikar-tikar
kejahiliyahan dan membentangkan permadani-permadani keislaman.
Penulis juga berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis juga menyadari dalam penulisan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Karena itu, sangat diharapkan bagi
pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi tercapainya
makalah yang lebih baik.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sinjai, 7 Oktober 2019

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
A. Organisasi Muhammadiyah .................................................................................3
B. Gerakan Muhammadiyah dalam Dunia Pendidikan ............................................4
BAB III PENUTUP................................................................................................13
A. Kesimpulan ........................................................................................................15
B. Saran ..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Moderenitas muhammadiyah lahir sebagai respon atas sejarah, bukan
spontanitas. Ketika rakyat tenggelam dalam kemiskinan dan kebodohan
semasa rezim kolonial, muhammadiyah lahir dengan banyak respon,
pendidikan modern dan mengembangkan spirit PKO (Pertolongan
Kesengsaraan Oemoem) ketika masyarakat terlena dalam tradisional dan
pencampuradukan ajaran agama, muhammadiyah memberikan wacana dan
spirit baru, tajdid dan purifikasi.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam merumuskan gerakan
pembaharuannya dalam bentuk purifikasi dan dinamisasi. Purifikasi
didasarkan pada asumsi bahwa kemunduran umat Islam terjadi karena umat
Islam tidak mengembangkan aqidah Islam yang benar, sehingga harus
dilakukan purifikasi dalam bidang aqidah, ibadah dengan teori segala sesuatu
dalam ibadah mahdah dilaksanakan bila ada perintah dalam al-Qur’an dan
hadist sedangkan dinamisasi dilakukan dalam bidang muamalah, dengan
melakukan gerakan modernisasi sesuai dengan teori segala sesuatu boleh
dikerjakan selama tak ada larangan dalam al-qur’an dan hadist.
Lembaga pendidikan Islam modern bahkan menjadi ciri utama kelahiran
dan perkembangan Muhammadiyah, yang membedakannya dari lembaga
pondok pesantren kala itu. Pendidikan Islam modern itulah yang dibelakang
hari diadopsi dan menjadi lembaga pendidikan umat Islam secara umum.
Langkah ini pada masa lalu merupakan gerak pembaharuan yang sukses, yang
mampu melahirkan generasi terpelajar muslim, ysng jiks diukur dengan
keberhasilan umat Islam saat ini tentu saja akan lain, karena konteksnya
berbeda.
Muhammadiyah memang selalu berkomitmen untuk selalu menciptakan
manusia yang utama, salah satunya adalah melalui bidang pendidikan. Semakin

1
kedepan tantangan yang dihadapi Muhammadiyah dalam bidang pendidikan
semakin besar dan semakin beragam. Semakin besar muhammadiyah, muncul
berbagai kritikan terkait apakah kualitas lulusan dilembaga pendidikan
muhammadiyah sudah bagus sebanding dengan kuantitas lembaga pendidikan
yang ada dan mampu mengikuti perubahan zaman. Dan sejauh mana
pendidikan muhammadiyah mampu menghandle masyarakat dari dampak
buruk perkembangan teknologi saat ini pada khususnya bagi para pelajar
maupun mahasiswa. Dan berbagai tantangan-tantangan lainnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang makalah tersebut, kami dapat menarik
rumusan masalah tentang bagaimana Pergerakan Muhammadiyah dalam
Bidang Pendidikan ?

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui bentuk-bentuk pergerakan Muhammadiyah
khususnya dalam bidang pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Organisasi Muhammadiyah
Pengertian Muhammadiyah menurut bahasa berasal dari kata bahasa
Arab, yaitu “Muhammad” artinya nama Nabi dan Rasul terakhir, kemudian
mendapatkan “ya” nisbiah (menjeniskan) artinya: pengikut Nabi Muhammad
SAW. Sedangkan menurut istilah, Muhammadiyah adalah persyarikatan yang
merupakan gerakan islam yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan; memakai
nama Muhammad karena sesuai dengan sifatnya; yaitu menghimpun pengikut-
pengikut Nabi Muhamamad SAW dan bertujuan mengikuti jejak Rasulullah
SAW.1 Muhammadiyah adalah organisasi islam yang bergerak di bidang
pendidikan, dakwah, dan kemasyarakatan.2
Muhammadiyah didirikan pada tanggal 8 Dhulhijjah tahun 1330 H.,
bertepatan dengan tanggal 18 Nopember tahun 1912 M., di Yogyakarta.
Muhammadiyah adalah organisasi gerakan dakwah Islam Amar ma’ruf, nahi
munkar dan tajdid, berakidah Islam, dan bersumber pada al-Qur’an dan
Assunnah.3
Maksud dan tujuan Muhammadiyah dijelaskan dalam Anggaran Dasar
Muhammadiyah Bab III pasal 6 (enam), sebagai berikut:
“Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung
tinggi Agama Islam demi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya”.4
Tujuan berdirinya Muhammadiyah antara lain sebagai berikut:

1
Musthafa Kamal Pasha dan Chusnan Jusuf, Muammadiyah sebagai Gerakan Islam,
(Yogyakarta: Persatuan Yogyakarta, 1984), Cet.VI, hlm. 13
2
Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999),
Cet. I, hlm. 165
3
PP Muhammadiyah, AD dan ART Muhammadiyah, hasil Muktamar Muhammadiyah ke
45 di (Malang: 2005), Bab I pasal 2, dan Bab II pasal 4.
4
PP Muhammadiyah, AD Muhammadiyah (Yogyakarta: Toko Buku Suara
Muhammadiyah, 2005), hlm. 2.

3
1. Mengembalikan dasar kepercayaan umat kepada tuntunan al-qur’an dan
hadist, bersih dari bid’ah, khurafat dan syirik.
2. Menafsirkan ajaran Islam secara modern.
3. Memperbaharui sistem pendidikan Islam secara modern sesuai dengan
kehendak dan kemajuan zaman.
4. Membebaskan manusia dari ikatan-ikatan tradisionalisme, konservatisme,
taklikisme dan formalisme yang membelenggu hidup dan kehidupan
masyarakat Islam.5
Sewaktu KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah, banyak orang
islam yang tidak bisa menerima gagasan-gagasan KH. Ahmad Dahlan, seperti:
 Orang memakai dasi, topi, celana panjang semuanya haram.
 Sekolah yang menggunakan bangku dan kursi adalah haram.
 Khutbah Jumat dengan menggunakan bahasa Indonesia, atau bahasa
daerah sebagai penjelasannya adalah haram.
 Dalam kepanduan, menggunakan tambur, seruling, terompet dan lain-lain
adalah haram.6

B. Gerakan Muhammadiyah dalam Dunia Pendidikan


Diantara sebab-sebab yang mendorong berdirinya Muhammadiyah
antara lain adanya pendidikan yang dirasakan belum memuaskan.
Sebagaimana diketahui bahwa, waktu itu Indonesia terdapat 2 macam
pendidikan, yaitu:
 Pendidikan Pondok Pesantren
 Pendidikan Umum / Barat

1. Pendidikan Pondok Pesantren


Sejak berabad-abad lamanya, sebagian besar bangsa Indonesia
menganut agama islam. Oleh karena itu, dalam melaksanakan pendidikan

5
Lukman Harun, Muhammadiyah dan Undang-Undang Pendidikan, (Jakarta: Pustaka
Panjimas, 1990), hlm. 1
6
Musthafa Kamal Pasha dan Chusnan Jusuf, op.cit., hlm. 51-52.

4
pun, orang-orang islam Indonesia menyelenggarakan lembaga-lembaga
pendidikan tersendiri. Terkenallah pendidikan yang diselenggarakan oleh
ummat islam tersebut dengan sebutan pondok pesantren.7
Sebelum adanya muhammadiyah, lembaga pendidikan yang dipunyai
ummat islam baru berupa pondok yang tidak memenuhi tuntunan dan
kehendak zaman. Sistem pelajaran dilaksanakan secara tradisional, tanpa
kurikulum, tanpa tahun ajaran, tanpa administrasi dengan murid-murid
duduk melingkar disekeliling guru.
Dari sistem model pondok seperti itu, lembaga-lembaga pendidikan
islam pun sebagaian besar berada di daerah pedesaan dan terpencil dari
perkembangan dunia sekitarnya.8
Mengenai mata pelajaran yang diberikan dalam pesantren pada
umumya hanya semata-mata pelajaran agama dan pengetahuan tata bahasa
Arab, seperti pelajaran membaca Al-Qur’an dengan tajwidnya, ilmu fikih,
tauhid, tasawuf, dan nahwu sharf (tata bahasa Arab). Sedang ilmu
pengerahuan umum, sama sekali tidak pernah disinggung-singgung.
Akibatnya pendidikan pesantren yang seperti ini menyebabkan tidak
seimbang atau harmonis. Disatu pihak, karena agamanya sedemikan
mendalam, para santri memiliki semangat atau gairah agama yang menyala-
nyala, fanatik memegang teguh keyakinannya dan ikhlas dalam setiap amal
perbuatannya. Akan tetapi, karena kurang menguasai ilmu, menyebabkan
para santri tersebut:
a. Mudah tertipu oleh berbagai tipu muslihat, terutama dari kolonial
Belanda serta orang atau golongan yang tidak menyukai islam.
b. Sukar menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat yang selalu
maju dan berkembang, bersikap kaku dalam memimpin masyarakat. 9

7
Musthafa Kamal Pasha dan Chusnan Jusuf, op.cit., hlm. 51.
8
Lukman Harun, op. cit., hlm. 1-2.
9
Musthafa Kamal Pasha dan Chusnan Jusuf, loc. cit.

5
2. Pendidikan Umum / Barat
Di lain pihak, pemerintah kolonial Belanda mendirikan sekolah-
sekolah sekuler dengan sistem modern yang banyak menarik minat
masyarakat begitupun Miss dan Zending Kristen (protestan dan katholik)
giat mendirikan sekolah yang tentu saja tujuannya untuk menyebarkan
agama kristen. Oleh karena itu, untuk membendung usaha pihak kristen itu,
muhammadiyah berusaha melakukan pembaharuan di segala bidang,
termasuk bidang pendidikan.10
Pada zaman penjajahan Belanda, disamping adanya pendidikan
pesantren, adapula pendidikan lain, yang diselenggarakan oleh Belanda.
Dalam melaksanakan dan menyelenggarakan pendidikannya, Belanda
melakukan diskriminasi (pembedaan) antar golongan yang satu dengan
yang lain.
Mereka membedakan antara anak petani, pegawai rendah, menengah,
tinggi dan anak kaum ningrat, antara orang-orang pribumi dengan anak
Cina, anak Belanda, dsb.
Tindakan yang demikian ini memang disengaja oleh Belanda, agar
kelak didapatkan manusia yang berbeda-beda dan berpecah belah, sesuai
dengan politik penjajah yaitu Devide et Impera (memecah belah kekuatan
kemudian menjajahnya).
Akibat lebih jauh dari hasil serupa itu, bangsa Indonesia tak mungkin
dapat mengusir dan melawan Belanda dengan semangat persatuan.
Disamping itu pendidikannya dijuruskan kepada pembentukan akal
dan kecerdasan otak semata-mata, sedang perasaan dan akal budi atau hati
nurani yang menjadi pangkal timbulnya akhlak yang baik sama sekali tak
pernah dihiraukan.
Akibatnya lagi:
a. Terbentuknya manusia yang cerdas otaknya, tetapi kosong batinnya.

10
Lukman Harun, op. cit., hlm. 1-2.

6
b. Terbentuknyaa manusia yang berkepribadian licik, pandai menipu orang
lain tanpa pertimbangan moral.
c. Terbentuknya manusia yang mulai mengingkari nilai-nilai kesucian
agama yang tidak dapat diterapkan dalam kehidupan di abad modern.11

 Pendidikan yang dilakukan Oleh Muhammadiyah


K.H. Ahmad Dahlan melihat bahwa pendidikan yang telah
dilaksanakan oleh kedua lembaga tersebut kedua-duanya mengandung
kelemahan dan kekurangan. Di satu segi pendidikan pesantren mempunyai
kelemahan karena tidak adanya pendidikan umum dan tidak adanya
pendidikan keagamaan dalam pendidikan model Eropa atau Belanda. Oleh
karena itu, beliau mengadakan usaha memadukan antar kedua bentuk
pendidikan tersebut:
 Pendidikan pesantren yang dahulu semata-mata mengajarkan ilmu
agama, kemudian dimasukkan pendidikan umum. Dan sebagai wujud
dari usaha beliau kita dapatkan madrasah Mu’allimin dan Mu’allimat,
Muballghin dan Muballighat, dll.
 Pendidikan model Barat yang asal mulanya yang semata-mata hanya
mengajarkan ilmu pengetahuan umum, kemudian dimasukkan
pendidikan agama. Dan sebagai wujud dari usaha beliau kita dapatkan
Sekolah Menenngah Atas Muhammadiyah, Sekolah Teknik Menengah
Muhammadiyah, dll.
Pada saat itu belum ada organisasi islam yang kuat dan maju.
Tampillah Muhammadiyah menjadi organisasi islam yang ingin
memperjuangkan nasib ummat islam dan memajukan kehidupan keagamaan
kepada ummat islam. Untuk mencapai hal tersebut, Muhammadiyah
mengadakan rapat-rapat dan tabligh, dimana dibicarakan masalah agama;
mendirikan wakaf dan masjid-masjid; serta menertibkan buku-buku, brosur-
brosur, surat kabar dan majalah. Meihat sistem pendidikan islam tradisional

11
Musthafa Kamal Pasha dan Chusnan Jusuf, op.cit., hlm. 52.

7
yang sudah ketinggalan zaman, muhammadiyah merumuskan kegiatan
untuk memperbaharui sistem pendidikan islam secara modern sesuai dengan
kehendak dan kemajuan zaman12, yaitu dengan menggunkan ruangan
sekolah, bangku, kurikulum, tahun ajaran serta administrasi yang teratur.
Dengan demikian, Muhammadiyah mempelopori suatu sistem
pendidikan baru memberikan kurikulum umum di madrasah-madrasah dan
kurikulum agama di sekolah umum.13
Usaha K.H. Ahmad Dahlan dalam mewujudkan cita-cita
pembaharuan di bidang pendidikan, ternyata tidak sekedar bercita-cita
belaka, malahan beliau bekerja dengan keras. Segala kemampuannya untuk
mengumpulkan dana sebanyak mungkin. Bahkan apa yang masih ada
padanya, meskipun sangat dihajatkan oleh diri dan keluarganya, dengan
tulus ikhlas dikorbankan demi tanggung jawab perjuangan.14
Tindakan K.H Ahmad dahlan merupakan salah satu bentuk akhlak
mulia sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Hasyr : 9

﴾۹﴿...ٌ‫صة‬ َ َ‫ويُؤْ ِرث ُ ْون‬....


َ ‫على ا َ ْنفُ ِس ِه ْم َولَ ْو َكانُ ْو بِ ِه ْم َخ‬
َ ‫صا‬
“...Dan mereka mengutamakan (Muhajirin) atas dirinya sendiri, meskipun
mereka juga memerlukan.”
1. Tujuan Pendidikan Muhammadiyah
Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia
dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang
selalu bertakwa kepadaNya, dan dapat mencapai kehidupan yang
berbahagia di dunia dan akhirat.
Tujuan Pendidikan yang digagas KH Ahmad Dahlan adalah
lahirnya manusia-manusia baru yang mampu tampil sebagai "ulama-
ulama intelek" atau "intelek ulama", yaitu sorang Muslim yang memiliki
keteguhan iman dan Ilmu yang luas, kuat jasmani dan rohani.

12
Hanun Asrohah, op. cit., hlm. 166.
13
Lukman Harun, op. cit., hlm. 2.
14
Musthafa Kamal Pasha dan Chusnan Jusuf, op.cit., hlm. 53

8
Adapun tujuan pendidikan Muhammadiyah mengacu pada tujuan
Muhammadiyah yaitu:
a. Pada waktu pertama kali berdiri tujuannya adalah Menyebarkan
ajaran Kanjeng Nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumi
putera didalam residenan Yogyakarta menunjukan hal Agama
Islamkepada anggotanya,
b. Setelah Muhammadiyah berdiri dan menyebar keluar Yogyakarta
menjadi memajukan dan menggembirakan pengajaran dan
memajukan Agama Islam kepada sekutu-sekutunya.
Tujuan pendidikan yang demikian juga tercermin dalam sistem
pendidikan Muhammadiyah, terutama komponen bahan pelajaran, yang
merupakan kompromi antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu pengetahuan
yang datang dari Barat.
Pada tahun 1977 dirumuskan tujuan pendidikan Muhammadiyah
secara umum berbunyi:
a. terwujudnya manusia Muslim yang berakhlak mulia cakap, percaya
pada diri sendiri, berguna bagi masyarakat dan negara”. Beramal
menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya;
b. Memajukan dan memperkembangkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan umtuk pembangunan dan masyarakat negara Republik
Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Dengan demikian pendidikan perlu menentukan tujuan yang ingin
dicapai, sehingga mudah diarahkan dan dievaluasi sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
Dari tujuan tersebut, maka tujuan pendidikan formal
Muhammadiyah adalah:
a. Menegakan, berarti membuat agar tegak dan tidak tergoyahkan itu
dengan memegang teguh, mempertahankan, membela serta
memperjuangkan ajaran Islam.

9
b. Menjungjung tinggi berarti membawa di atas segala-galanya, yaitu
dengan cara anak didik supaya mengamalkan mengindahkan serta
melaksanakan Ajaran Agama Islam.
c. Agama Islam yaitu: Agama yang dibawa para Rasul sejak Nabi
Adam sampai Nabi Muhammad SAW. Segenap isi Ajaran Agama
yang dibawa oleh para Rasul tersebut, sudah tercakup dalam Syariat
Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW berupa Al Qur'an
Hadits. Maka siswa Muhammadiyah bisa memegang teguh Agama
Islam sebagai Agama Tauhid yang dibawa oleh Rasul dan sudah
sempurna sehingga dapat terbentuk insan-insan kamil.15

2. Janji Pelajar Muhammadiyah


Suatu pekerjaan besar yang memerlukan kerja sama antara orang
banyak harus dikerjakan dengan seia-sekata. Harus ada ikatan yang
menjamin bahwa masing-masing orang tersebut benar-benar akan
melakukan pekerjaan yang sebaik-baiknya serta tidak akan mengingkari
tugas yang diserahkannya. Maka pelajar-pelajar yang akan
mendapatkan ilmu pengetahun itupun harus taat dan bersedia menepati
segala peraturan yang ada. Oleh karena itu, dengan adanya janji pelajar
Muhammadiyah, maka semua pelajar Muhammadiyah harus benar-
benar berusaha agar dapat mengantarkan dirinya ke cita-cita yang tinggi
dan luhur.
Isi janji pelajar Muhammadiyah:
Bismillahirrahmanirrahim
Asyhadu Alla-ila-hailla-lla-h Waasyhadu anna Muhammadan
‘abduhu wa Rasuluh.
Kami pelajar Muhammadiyah:
a. Menjunjung tinggi perintah agama islam.

15
“Muhammadiyah Sebagai Gerakan Pendidikan”,
(https://dokumen.tips/download/link/muhammadiyah-sebagai-gerakan-pendidikan, Diakses pada
27 November 2014, 2014)

10
b. Hormat dan patuh pada orang tua dan guru.
c. Bersih lahir batin dan teguh hati.
d. Rajin belajar dan giat bekerja/beramal.
e. Berguna bagi masyarakat dan negara.
f. Sanggup melangsungkan amal usaha Muhammadiyah.16

3. Hasil Amal Usaha Muhammadiyah dalam Bidang Pendidikan dan


Pengajaran
Atas segala jerih payah dan usaha K.H. Ahmad Dahlan yang
diteruskan oleh para anggota Muhammadiyah sejak masa-masa
permulaan sampai kini dengan tidak pernah merasa putus asa serta tidak
mengenal payah maka sekarang ini Muhammadiyah merasa syukur
kepada Allah atas hasil-hasil yang telah bisa dicapainya:
a. Dapat dikatakan bahwa suatu organisasi di luar pemerintahan yang
dapat memiliki tempat-tempat pendidikan dan pengajaran yang
terbesar dan tersebar diseluruh Indonesia adalah Muhammadiyah.
b. Segala yang dirintis oleh Muhammadiyah dalam bidang pendidikan
dan pengajaran khususnya dalam memadukan pendidikan agama
dan pendidikan umum sebagian besar telah diambil sebagai sistem
atau model pendidikan negara. Sebagai bukti akan pengakuan diatas
dapat dilihat :
1) Pemerintah dalam menyelenggarakan sekolah-sekolah yang
bersifat umum telah memasukkan pendidikan agama sebagai
mata pendidikan pokok yang harus dilaksanakan sejak dari
taman kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi.
2) Pemerintah dalam menyelenggarakan sekolah-
sekolah/pendidikan yang bersifat khusus (Madrasah atau
Pesantren luhur seperti PGA, PHIN, IAIN) telah memasukkan
pendidikan umum.

16
Ibid.

11
Oleh karena itu, sesungguhnya apa yang telah dirintis dan
dipelopori oleh Muhammadiyah benar-benar dapat langsung dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat umum maupun negara. Sekolah-sekolah
Muhammadiyah semakin hari semakin bertambah banyak meliputi
berbagai-bagai tingkatan serta beragam jurusan. Sejak dari taman
kanak-kanak/bustanul athfal sampai ke perguruan tinggi.
Sekolah-sekolah Muhammadiyah dapat kita jumpai dimana-mana
sejak dari pelosok dusun atau di pegunungan yang jauh terpencil dari
keramaian dan dilupakan oleh kebanyakan orang sampai pula ke
tengah-tengah kota-kota besar yang telah maju.17

4. Pendidik
Menurut Muhammadiyah secara umum syarat menjadi seorang
pendidik yaitu harus memiliki ilmu, memiliki kemampuan dalam ilmu
jiwa, harus memiliki akhlak teladan dalam kelasnya bahkan dalam
kehidupan sehari-harinya. Dari beberapa syarat tersebut harus dilandasi
oleh sikap mental terutama akhlak teladan yaitu, siap menjalankan
perintah Allah SWT, jiwa pengabdian, ikhlas beramal, serta keyakinan
dan kelurusan/kebenaran Agama Islam. Dengan demikian untuk
menjadi seorang pendidik menurut Muhammadiyah perlu memiliki
persyaratan-persyaratan khusus, diantaranya:
a. Harus seorang Muslim artinya beragama Islam yang beriman dan
bertaqwa.
b. Anggota / guru simpatikan Muhammadiyah atau aisyiah.
c. Mempunyai keteladanan yang mulia baik di sekolah maupun di
dalam kehidupan sehari-hari.
d. Ikhlas.
e. Bertanggung jawab.

17
Ibid., hlm. 55

12
Mempunyai kemampuan istimewa dalam mendidik baik dalam
menguasai materi pelajaran maupun dalam program pelajaran seperti
metode, pengelolaan kelas, mengerti dan faham administrasi sekolah
maupun dalam memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil
penelitian.

5. Peserta Didik
Peserta didik atau disebut juga Mutarabbi, hakikatnya adalah
orang yang memerlukan bimbingan. Secara kodrati, seorang anak
memerlukan Pendidikan dan bimbingan dari orang dewasa, paling
tidak, karena ada dua aspek, yaitu aspek pedagogis dan sosiologis.
Menurut Muhammadiyah peserta didik merupakan bahan mentah
atau objek dalam proses transformasi pendidikan. Ia mempunyai
keragaman yang berbeda dan sebagai makhluk Allah di muka bumi ini
sebagai khalifah yang perlu dididik dan dibina serta dikembangkan agar
bisa mengelolanya dan kembali kepada Khaliknya.
Dengan demikian maka anak didik merupakan suatu objek yang
akan menerima transformasi pendidikan, dan sebagai objek yang akan
menerima transformasi harus mempunyai syarat sebagai pelajar yang
baik yaitu;
a. Mempunyai akhlak yang baik dan mulia.
b. Mempunyai sikap yang sopan dan santun baik kepada sesama
maupun kepada yang lebih tua dan muda.
c. Harus bisa meneruskan perjuangan.
d. Harus dapat dipercaya dan cinta damai.
e. Dan bersedia mentaati peraturan yang ada di Muhammadiyah.

6. Kurikulum
Kurikulum yang digunakan di Muhammadiyah merupakan
kurikulum gabungan antara kurikulum pelajaran pesantren dengan
kurikulum modern dengan mempelajari ilmu-ilmu dalam bidang

13
umum. Adapun materi yang disajikan di Pendidikan Muhammadiyah
harus menyentuh berbagai aspek yaitu:
a. Aqidah akhlak
b. Hablumminallah.
c. Hablumminannas.
d. Bahasa dan Tarikh
Dengan demikian maka materi yang disampaikan pada
pendidikan Muhammadiyah adalah Pendidikan Agama yang mencakup
mata pelajaran aqidah akhlak, hadist, fiqih, tarikh, bahasa, Al-Qur’an
dan kemuhammadiyahan. Selain pendidikan Agama di Muhammadiyah
juga terdapat pendidikan umum yang meliputi IPA, IPS Ilmu teknik,
olah raga, matematika dll.
Bahan pelajaran di atas diberikan secara berencana. Artinya
bahan pelajaran tertentu diberikan di kelas tertentu dengan waktu atau
lama belajar di setiap kelas yang telah ditetapkan. Di
sekolah/pendidikan Muhammadiyah juga telah diterapkan sistem
ulangan, absensi Murid dan kenaikan kelas, dan kecakapan murid
dinilai melalui ulangan yang diberikan.

7. Metode
Adapun Metode yang digunakan di Muhammadiyah yaitu metode
ceramah, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas, metode kerja
kelompok, demonstrasi, latihan, sosiodrama, metode karya
wisata/belajar di alam.18

18
Al-Qalam, “Muhammadiyah Sebagai Gerakan Pendidikan”,
(http://ibnusyam92.blogspot.com/2015/01/muhammadiyah-sebagai-gerakan-
pendidikan.html?m=1, diakses pada tanggal 2 Januari 2015)

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Muhammadiyah adalah organisasi gerakan dakwah Islam Amar ma’ruf,
nahi munkar dan tajdid, berakidah Islam, dan bersumber pada al-Qur’an dan
Assunnah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dhulhijjah
tahun 1330 H., bertepatan dengan tanggal 18 Nopember tahun 1912 M., di
Yogyakarta.
Sebagaimana diketahui bahwa, waktu itu Indonesia terdapat 2 macam
pendidikan, yaitu:
 Pendidikan Pondok Pesantren
 Pendidikan Umum / Barat
K.H. Ahmad Dahlan melihat bahwa pendidikan yang telah dilaksanakan
oleh kedua lembaga tersebut kedua-duanya mengandung kelemahan dan
kekurangan. Di satu segi pendidikan pesantren mempunyai kelemahan karena
tidak adanya pendidikan umum dan tidak adanya pendidikan keagamaan dalam
pendidikan model Eropa atau Belanda. Oleh karena itu, beliau mengadakan
usaha memadukan antar kedua bentuk pendidikan tersebut.
Pada saat itu belum ada organisasi islam yang kuat dan maju. Tampillah
Muhammadiyah menjadi organisasi islam yang ingin memperjuangkan nasib
ummat islam dan memajukan kehidupan keagamaan kepada ummat islam.
Untuk mencapai hal tersebut, Muhammadiyah mengadakan rapat-rapat dan
tabligh, dimana dibicarakan masalah agama; mendirikan wakaf dan masjid-
masjid; serta menertibkan buku-buku, brosur-brosur, surat kabar dan majalah.
Meihat sistem pendidikan islam tradisional yang sudah ketinggalan zaman,
muhammadiyah merumuskan kegiatan untuk memperbaharui sistem
pendidikan islam secara modern sesuai dengan kehendak dan kemajuan zaman,
yaitu dengan menggunkan ruangan sekolah, bangku, kurikulum, tahun ajaran
serta administrasi yang teratur.

15
Dengan demikian, Muhammadiyah mempelopori suatu sistem
pendidikan baru memberikan kurikulum umum di madrasah-madrasah dan
kurikulum agama di sekolah umum.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak. Penulis harap makalah ini dapat menjadi
penambah wawasan kita mengenai informasi tentang gerakan Muhammadiyah
khususnya dalam bidang pendidikan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Asrohah, Hanun. 1999. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu.
Harun, Lukman. 1990. Muhammadiyah dan Undang-Undang Pendidikan. Jakarta: Pustaka
Panjimas.
Pasha, Musthafa Kamal dan Chusnan Jusuf. 1984. Muammadiyah sebagai Gerakan Islam.
Yogyakarta: Persatuan Yogyakarta.
PP Muhammadiyah. 2005. AD dan ART Muhammadiyah. Hasil Muktamar Muhammadiyah ke 45.
Malang.
________________. 2005. AD Muhammadiyah. Yogyakarta: Toko Buku Suara Muhammadiyah.
https://dokumen.tips/download/link/muhammadiyah-sebagai-gerakan-pendidikan. (27 November
2014).
Al-Qalam. 2015. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Pendidikan.
http://ibnusyam92.blogspot.com/2015/01/muhammadiyah-sebagai-gerakan-
pendidikan.html?m=1. (2 Januari 2015)

17

Anda mungkin juga menyukai