1. Menurut saudara, kebijakan apa yang ampuh untuk meningkatkan kesejahteraan petani?
Jelaskan alasan dan analisis saudara.
2. Menurut saudara, bagaimana kondisi sektor Industri Indonesia saat ini? Sektor industri apakah
yang paling terdampak pada masa pandemi? jelaskan analisis saudara.
Jangan lupa menulis sumber materi untuk menghindari indikasi plagiasi. Hindari copy paste jawaban
teman. Copy paste dari sumber utama (buku/jurnal) diwajibkan untuk di rewrite terlebih dahulu dan
dilengkapi sumber referensi sebelum di upload.
1. kebijakan pertanian yang spesifik meliputi kebijakan harga, kebijakan pemasaran, dan kebijakan
struktural. Bidang kebijakan yang lebih khusus lainnya menyangkut pengaturan-pengaturan
kelembagaan baik yang langsung terdapat di sektor pertanian maupun di sektor-sektor lain
yang ada hubungannya dengan sektor pertanian, misalnya landreform, penyuluhan pertanian,
dan lain-lain (Mubyarto, 1989).
- Kebijakan Harga: Kebijakan Pangan Murah
Secara teoretis kebijakan harga dapat dipakai mencapai tiga tujuan, yaitu
a. Stabilisasi harga-harga hasil pertanian terutama pada tingkat petani,
b. Meningkatkan pendapatan petani melalui perbaikan dasar tukar (term of trade),
c. Memberikan arah dan petunjuk pada jumlah produksi.
Kebijakan harga yang diterapkan di Indonesia misalnya kebijakan harga beras minimum dan
harga beras maksimum. Kebijakan ini ditekankan untuk mencapai tujuan yang pertama, yaitu
stabilisasi harga hasil pertanian. Kebijakan umum yang ditempuh pemerintah adalah
kebijakan pangan murah. Hal ini dikaitkan dengan strategi pembangunan ekonomi yang
berorientasi untuk mengejar pertumbuhan ekonomi tinggi. Strategi ini dijalankan dengan
mendorong industrialisasi yang berbasis di wilayah perkotaan. Kebijakan ini justru
menghambat perbaikan kesejahteraan petani, selain juga tidak mendorong
perkembangan ekonomi pedesaan.
- Kebijakan Pemasaran
Kebijakan pemasaran dilakukan untuk memasarkan hasil-hasil pertanian yang bertujuan
ekspor, selain pengaturan distribusi sarana produksi bagi petani. Pemerintah berusaha
menciptakan persaingan yang sehat di antara pedagang dengan melayani kebutuhan petani
seperti pupuk, insektisida, pestisida, dan lain-lain, sehingga petani dapat membeli sarana
produksi tersebut dengan harga yang tidak terlalu tinggi. Perubahan peranan pemerintah
karena liberalisasi pertanian telah mengecilkan kemampuan pemerintah dalam mengatur
pasar, sehingga petani kesulitan untuk mendapatkan sarana produksi tersebut dengan
harga yang terjangkau. Hal ini misalnya diindikasikan dengan makin mahalnya harga pupuk,
yang sering disebabkan karena langkanya persediaan di pasaran padahal pemerintah
menjelaskan bahwa pasokan sarana produksi tersehut cukup memadai, bahkan berlebih.
- Kebijakan Struktural
Kebijakan struktural dalam pertanian dimaksudkan untuk memperbaiki struktur produksi
misalnya luas pemilikan lahan, pengenalan dan pengusahaan alat-alat pertanian yang
baru, dan perbaikan sarana pertanian yang umumnya baik prasarana fisik maupun sosial
ekonomi. Penguasaan aset produktif berupa lahan yang terlalu kecil dan tidak merata
mengakibatkan rendahnya produktivitas yang berimbas pada sulitnya upaya peningkatan
kesejahteraan petani kecil. Kebijakan pemerintah dalam hal ini adalah dengan mengatur
kembali distribusi pemilikan lahan (land reform) yang diupayakan secara adil dan demokratis.
Kebijakan lain yang dilakukan pemerintah adalah dengan mengembangkan teknologi lokal
dan mengenalkan teknologi baru yang sesuai dengan kebutuhan petani melalui pelatihan-
pelatihan dan penyuluhan yang intensif.
Di samping itu, kebijakan yang terkait dengan upaya pemberdayaan petani adalah kebijakan
penanggulangan kemiskinan. Kebijakan ini ditempuh melalui pembuatan program-program
yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan petani, memperkuat kelembagaan
kelompok tani, dan mempermudah akses petani miskin terhadap sarana produksi, pasar,
dan pembiayaan usaha tani. Pola yang lazim digunakan adalah pola kredit bergulir (revolving
grant) yang diarahkan sebagai basis pengembangan lembaga keuangan mikro.
Dari beberapa kebijakan diatas menurut saya sudah baik untuk memperbaiki kesejahteraan
petani Indonesia. Kesejahteraan petani rendah juga lantaran biaya produksi tinggi. Pemberian
pupuk dan benih bersubsidi dapat menekan biaya produksi dan menyediakan benih bermutu
yang terjangkau harganya bagi petani . Bisa juga melalui alat-alat produksi yang masih
tradisional bisa dengan alat modern. Misalnya, pemerintah dapat memberikan subsidi alat
produktivitas, yaitu traktor tangan untuk petani dalam satu lingkungan. Dengan persyaratan,
petani harus menyewa dengan biaya murah untuk digunakan sebagai biaya perawatan.
Sehingga dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama.
Kinerja pemerintah dalam pembangunan infrastruktur saat ini sudah membaik. Diharapkan lebih
cepat dan baik lagi untuk wilayah pedesaan yang belum mempunyai infrastruktur baik. Dengan
infrastruktur yang baik dan terjangkau, logistik barang-barang konsumsi masyarakat dapat
disalurkan dengan cepat dan hemat tanpa mengeluarkan biaya besar. Dan akhirnya, harga
barang-barang konsumsi ikut turun dan inflasi di pedesaan bisa menurun.
Sumber :
- ESPA 4314/MODUL 2
- https://analisis.kontan.co.id/news/meningkatkan-kesejahteraan-petani ?
2. Kondisi sektor Industri Indonesia saat ini masih belum dalam (shallow) dan belum seimbang
(unbalanced). Kaitan ekonomis antara industri skala besar, menengah dan kecil masih sangat
minim, kecuali untuk sub sektor makanan, produk kayu dan kulit. Industri besar di Indonesia
dikuasai oleh perusahaan-perusahaan besar yang dimiliki oleh sedikit orang. Mereka
mendapatkan berbagai fasilitas yang menguntungkan dari pemerintah. Sebaliknya industri rakyat
yang dikerjakan oleh lebih banyak orang tidak mendapatkan fasilitas yang memadai. Padahal
tidak ada kaitan ekonomis yang berarti antara industri besar dan industri rakyat tersebut.
Pertumbuhan industrialisasi di Indonesia relatif masih rendah dibanding beberapa negara di
ASEAN. Perhitungan tersebut didasarkan pada kemampuan ekspor di pasar internasional, nilai
tambah industri, dan penggunaan teknologi dalam kegiatan industri. Hal ini menyebabkan
kelesuan sektor industri dan sektor lain pun akan terhambat karena sulitnya investasi baik dari
dalam negeri maupun luar negeri.
Covid-19 berdampak pada kebijakan pemerintah yang mewajibkan setiap orang untuk melakukan
jaga jarak, memakai masker, dan selalu mencuci tangan. Selain itu, pemerintah juga
mengeluarkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar hingga pemberlakuan pembatasan
kegiatan masyarakat. Pembatasan-pembatasan tersebut secara tidak langsung berimbas pada
kelangsungan dunia usaha. Banyak perusahaan yang harus memberlakukan PHK untuk
karyawannya karena laba merosot. Hal ini menjadikan banyak orang kehilangan pekerjaan
sehingga membuat daya beli turun. Selain itu, penerapan PSBB juga menghambat alur distribusi
sehingga menurunkan kemampuan produksi. Industri yang biasa mendapatkan bahan baku dari
luar negeri pun kesulitan karena beberapa negara asal impor menutup akses mereka, ditambah
kurs dollar yang semakin melambung. Industri yang mampu bertahan di masa pandemi Covid-19
di antaranya industri gas, listrik, air bersih, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan,
otomotif, dan perbankan. Keseluruhannya terkait dengan kebutuhan dasar, sehingga diprediksi
masih akan bertahan meski diterpa pandemi. Sektor-sektor tersebut mampu bertahan meski tidak
mengalami kinerja yang signifikan. Sektor Industri Paling Terdampak Pandemi Covid-19:
- Industri Pariwisata
Industri pariwisata menjadi industri yang terpapar cukup tinggi akibat virus corona ini.
Pasalnya banyak sekali negara-negara yang memberlakukan lockdown sehingga otomatis
bisnis pariwisata terhenti demi mencegah penyebaran virus corona antar negara. Secara
spesifik, dampak virus corona ini juga dirasakan oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran
Indonesia (PHRI). Anjloknya okupansi hingga angka 40% membawa dampak yang cukup
besar dalam keberlangsungan bisnis hotel. Akibat kejadian ini, beberapa hotel di Bali dan
Batam meminta karyawannya untuk cuti.
- Industri Maskapai Penerbangan
Maskapai penerbangan juga termasuk ke dalam kategori industri yang terpapar cukup tinggi
akibat virus corona. Akibat pandemi global saat ini, maskapai penerbangan terpaksa harus
mengurangi penerbangan internasional guna mencegah terjadinya penyebaran yang
semakin meluas. Indonesia National Air Carrier Association (INACA) menjelaskan bahwa
akibat dampak dari pandemi Covid-19, beberapa maskapai telah memilih opsi untuk menutup
operasi dan beberapa lainnya melakukan PHK terhadap karyawannya untuk mengurangi
kerugian.
- Industri Manufaktur
Industri manufaktur kemungkinan besar akan menerima dampak cukup besar akibat corona.
Secara khusus, industri manufaktur yang diprediksi paling terdampak adalah manufaktur
otomotif. Menurut Marketwatch, perusahaan di bidang ini mungkin akan lebih berhati-hati jika
ingin melakukan PHK. Pasalnya, mencari tenaga terampil di industri ini tergolong tidak
mudah.
- UMKM
- Pelaku UMKM juga tampaknya terkena imbas akibat virus corona. Saat ini para pelaku
UMKM mulai menghadapi berbagai macam kesulitan bisnis sejak Covid-19 menyerang.
Jumlah UMKM terdampak pandemi sebanyak 87,5 persen dari seluruh usaha yang
beroperasi di seluruh Indonesia. Dari jumeau ini, sekitar 93,2 persen di antaranya terdampak
negatif di sisi penjualan. Namun, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan ada 12,5 persen
responden yang tidak terkena dampak ekonomi dari pandemi Covid-19, dan bahkan 27,6
persen di antaranya menunjukkan peningkatan penjualan. Dari total 6 sektor UMKM, hanya
usaha masyarakat di bidang pertanian yang masih tumbuh sebesar 16,7 persen pada
Desember 2020. Sementara itu, industri pengolahan tumbuh sebesar 1,5 persen, konstruksi
turun 17,9 persen, perdagangan turun 3,2 persen, real estate naik 13 persen, dan jasa
kemasyarakatan meningkat 2 persen.
Sumber :
- ESPA4314/MODUL 2
- https://konsultanku.co.id/blog/sektor-industri-paling-terdampak-di-masa-pandemi-covid-19