Anda di halaman 1dari 7

Nama :Deni Nurdiansyah

Nim :F1G321011

Kelas :R001

Prodi :Teknik Lingkungan

SOAL UJIAN

1. Konsep masyarakat madani yang diabangun oleh nabi Muhammad SAW adalah

masyarakat yang hidup berdampingan dalam kemajemukan Agama, Suku, Bangsa,

Bahasa dan Ras.Apa peraturan – peraturan yang dibuat dalam musyawarah Nabi

Muhammad dengan Masyarakat yang dipimpinnya. Jelaskan !

2. Indonesia adalah Negara plural yang juga berbeda secara Suku, Bahasa, Agama dan

Budaya. Dalam menghadapi perbedaan Agama namun kita harus bias saling

bertoleransi, namun tetap ada batasan – batasan prinsip yang harus saling dijaga dan

dihormati oleh sesame.jelaskan dalil Al quran nya !!

3. Dalam melaksanakan kegiatan mencari jejak sejarah perkembangan islam di Indonesia.

Jejak sejarah apa yang saudara temukan.dan bagaimana perkembangannya hingga

sekarang ?

4. Bagaiman kontribusi umat Islam dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Dan

jelaskan makna sejahtera dalam perspektif Islam.

5. Apa yang saudara Pahami tentang Budaya Islam dan Islam Budaya. Jelaskan sejarah

Islam Budaya yang ada dan berkembang di Indonesia !!!

SELAMAT MENGERJAKAN, SEMOGA SUKSES. AAMIIN


JAWABAN

1. Dalam musyawarah yang dilakukan Nabi Muhammad Rasulullah sebagai pemimpin Negara
madinah dengan masyarakat yang dipimpinnya yang terdiri dari kaum Arab Muhajirin Makkah,
Arab Madinah, dan masyarakat yahudi yang hidup di Madinah, maka peraturan yang mengikat
seluruh penduduk yang terdiri dari bebagai kaum dan kabilah yang menjadi penduduk Madinah,
diletakkan di bawah undang-undang dasar tertulis yang disebut dengan piagam Madinah.

Piagam Madinah berisi pernyataan bahwa para warga muslim dan non-muslim di
Yatsrib (Madinah) adalah satu bangsa, dan orang Yahudi dan Nasrani, serta non-muslim lainnya
akan dilindungi dari segala bentuk penistaan dan gangguan. Peraturan-peraturan yang
Rasulullah buat waktu itu tercantum pada Piagam Madinah dengan isi peraturannya adalah
menetapkan adanya kebebasan beragama, kebebasan menyatakan pendapat; tentang
keselamatan harta-benda dan larangan orang melakukan kejahatan. Piagam ini dibuat dan
dikeluarkan di daerah Madinah saat Rasulullah SAW sedang melakukan hijrah ke daerah
tersebut dan piagam ini dibuat untuk merangkul kaum- kaum dan bani-bani yang ada disana.
Piagam ini menjadi UU untuk pengaturan sistem politik masyarakat Islam dan masyarakat
lainnya (Musyrikin dan Yahudi). Piagam Madinah ini juga bertujuan untuk menciptakan
masyarakat yang adil, terbuka dan demokratis.

Dalam Piagam Madinah yang dideklarasikan Nabi Muhammad SAW tersebut, terdapat
47 pasal yang mengatur sistem perpolitikan, keamanan, kebebasan beragama, serta kesetaraan
di muka hukum, perdamaian, dan pertahanan.

Berikut beberapa contoh pasal di dalam piagam madinah:

• Sesungguhnya mereka (kaum muhajirin dari Makkah ,kaum anshar dari madinah dan
kaum yang menggabungkan diri dengan mereka dalam wlayah madinah ) itu merupakan satu
umat, diantara komunitas masyarakat lain.

• Kaum muhajirin dari Quraisy tetap dalam kebiasaan mereka dalam bahu membahu
membayar diat (tebusan atas pembunuhan) di antara mereka dan mereka membayar tebusan
tawanan dengan cara baik dan adil di antara mukminin.

• Banu Auf tetap dengan kebiasaan mereka dan bahu membahu membayar diat di antara
mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di
antara kaum mukminin.
• Banu Sa’idah tetap dengan kebiasaan mereka bahu membahu membayar diat di antara
mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di
antara kaum mukminin.

• Banu Al-Hars tetap dengan kebiasaan mereka bahu membahu membayar diat di antara
mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di
antara mukminin. (6) Banu Jusyam tetap dengan kebiasaan mereka bahu membahu membayar
diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik
dan adil di antara mukminin.

• Banu An-Najjar tetap dengan kebiasaan mereka bahu membahu membayar diat di
antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil
di antara mukminin.

2. Konsep-konsep toleransi dalam al-Qur’an adalah:


a Bersikap toleran terhadap agama lain (QS. Al-Kafirun: 1-5)

Artinya: Katakanlah: "Hai orang-orang kafir (1), Aku tidak akan menyembah apa yang
kamu sembah (2), Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah (3), Dan aku tidak
pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah (4), Dan kamu bukan penyembah Tuhan
yang aku sembah (5), Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku (6) (QS. Al-Kafirun: 1-6)

b Toleransi merupakan sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam
perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa, adapt-istiadat, budaya, bahasa, serta
agama. Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal (QS. Al-Hujurat: 13).

c Toleransi juga menafikan pemaksaan dalam memeluk Islam.

- Artinya: Tidak ada paksaan dalam (menerima) agama (Islam) (QS. Al-Baqarah: 256).

Toleransi berarti tidak memaksa beribadah sesuai agama Islam, namun membiarkan agama lain
menjalankan ibadah sesuai ajarannya (QS. Yunus: 40-41) (Rahman, 1996: 203).
-Artinya: “Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al Quran), dan di
antaranya ada pula orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan Tuhanmu lebih
mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.”(40), “Dan jika mereka tetap
mendustakan Muhammad maka katakanlah,’Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu.
Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung
jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.” (41) (QS. Yusuf: 40-41).

d. Toleransi sesama muslim merupakan kewajiban wujud persaudaraan yang terikat oleh
tali aqidah yang sama.

Artinya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah


(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu
mendapat rahmat (QS. Al-Hujurat: 10).

e.Toleransi kepada sesama muslim dengan mendahulukan saudaranya atas dirinya


sendiri

Artinya: Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor)
sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah
kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka
terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan
(orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan
siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (QS.
Al-Hasyr: 9).

Menurut Masykuri Abdillah, untuk mewujudkan dan mendukung sikap pluralisme,


diperlukannya sikap toleransi. Meskipun hampir semua masyarkat mengakui adanya
kemajemukan sosial, tapi dalam kenyataannya, permasalahan intoleransi baik dalam hubungan
ras, etnis, suku, maupun agama, masih sering muncul dalam suatu masyarakat di dunia.
Terkadang, konflik ini didominasi langsung oleh agama dan ras, seperti dalam konflik
Palestina-Israel (Abdillah, 2001:12).

3. Banyak ahli percaya bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7 berdasarkan Berita
China zaman Dinasti TangBerita tersebut mencatat bahwa pada abad ke-7, terdapat
permukiman pedagang muslim dari Arab di Desa Baros, daerah pantai barat Sumatra Utara.
Sementara sejarah masuknya Islam pada abad ke-13 Masehi, lebih menunjuk pada
perkembangan Islam bersamaan dengan tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
Perkembangan Islam khususnya di Kota Jambi dipengaruhi dari 2 negara berbeda, yaitu
negara Arab dan Yaman Barat, dimana keluarga yang berasal dari negara Arab yang paling
berpengaruh dalam penyebaran agama Islam dan digotong oleh keluarga yang berasal dari
negara Yaman Barat. Peninggalan keluarga dari negara Arab antara lain seperti pondok
pesantren yang ada di daerah Kota Jambi seberang dimana ponpes-ponpes tersebut masih
melakukan penyebaran ilmu pengetahuan dan penyebaran agama Islam melalui Pendidikan dan
peninggalan keluarga yang berasal dari negara Yaman Barat ialah seperti Masjid Raya Magat
Sari dan beberapa dan penyebaran agama melalui Takziyah yang mereka lakukan.

Dan perkembangan islam di Jambi pertama kali dibawa oleh Al-habib Idrus bin Salim Al-Jufri
yang merupakan pejuang di provinsi Sulawesi Tengah dalam bidang pendidikan agama islam
dengan melalui jalur perdagangan dan perkawinan anaknya dengan anak raja Jambi yaitu Sultan
Thaha Syaifuddin dengan bukti berdirinya sebuah masjid yang bernama masjid Al Ihsaniyah
(masjid batu) didaerah Olak kemang, danau teluk seberang.

Maka dapat disimpulkan banyaknya cara penyebaran agama islam di Indonesia yang dilakukan
ulama ulama terdahulu yang masih di terapkan sampai sekarang ( perdagangan, perkawinan,
dari budaya , arsitektur dan lainnya).

4. Kesejahteraan dalam pandangan Islam bukan hanya dinilai dengan ukuran material
saja,tetapi juga dinilai dengan ukuran non-material,seperti terpenuhinya kebutuhan spiritual,
terpeliharanya nilai-nilai moral, dan terwujudnya keharmonisan sosial. Dalam pandangan Islam,
masyarakat dikatakan sejahtera bila terpenuhi dua kriteria:

1. terpenuhinya kebutuhan pokok setiap individu rakyat; baik pangan, sandang, papan,
pendidikan, maupun kesehatannya.

2. terjaga dan terlidunginya agama, harta, jiwa, akal, dan kehormatan manusia.

Dengan demikian, kesejahteraan tidak hanya buah sistem ekonomi semata,melainkan juga buah
sistem hukum, sistem politik, sistem budaya, dan sistem sosial

5. ). Islam budaya adalah budaya islam yang diakulturasikan, sedangkan Budaya islam adalah
hasil olah akal, budi, cipta, karsa, dan karya manusia yang tidak lepas dari nilai nilai Islam.
Sejarah islam budaya yang ada dan berkembang di Indonesia sebagai berikut :
1. Tradisi Kenduri atau Kenduren untuk mendoakan arwah orang yang sudah
meninggal (Kenduri ini sudah ada sejak zaman Hindu-Buddha di Jawa. Sunan Ampel
menyesuaikan tradisi ini agar tidak menyimpang dari ajaran Islam.)

2. Adanya Beduk, peralatan untuk memberikan penanda waktu salat bagi umat
Islam. Sebelumnya, beduk dipakai sebagai penanda waktu dalam peribadatan umat Buddha.

3. Wayang juga merupakan salah satu bentuk akulturasi Islam dengan budaya lokal
di Jawa. Wayang yang sudah dikenal sejak zaman pra-Islam di Jawa digunakan oleh para
Walisongo untuk berdakwah agar mudah diterima oleh masyarakat).

4. Sekaten di Yogyakarta dan Surakarta gamelan untuk menarik minat warga agar
menghadiri pengajian sebagai salah satu bentuk syiar Islam

Anda mungkin juga menyukai