Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF, AKTIF, KREATIF,


MENYENANGKAN (PAKEM)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Model Pembelajaran

Dosen pengampu:

Intan Permanik, M.Pd

Oleh: Kelompok 5

Citranada M : 19.03.2362
Ilham Septiana : 19.3.2372
Silsyahdila : 19. 3.2344
Yuni : 20.03.2828

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSIS BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur, alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah Tuhan yang Maha
Esa, atas limpahan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada Dosen Mata Kuliah Model


Pembelajaran ibu Intan Permanik, M.Pd yang sudah memberikan tugas makalah
ini, dan teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya
sehingga makalah ini bisa disusun.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk terciptanya makalah yang lebih baik di kemudian hari.

Bandung, 1 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Pembahasan............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3

A. Hakikat Dan Konsep PAKEM............................................................3


B. Aspek Dalam Model Pembelajaran PAKEM.....................................6
C. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PAKEM...............8

BAB III PENUTUP.......................................................................................9

A. Kesimpulan.........................................................................................9
B. Saran...................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Proses belajar mengajar umumnya berlangsung satu arah yang merupakan
transfer atau pengalihan pengetahuan, informasi, norma, nilai, dan lain-lainnya
dari seorang pengajar kepada siswa. Proses semacam ini dibangun dengan asumsi
bahwa peserta didik ibarat botol kosong atau kertas putih. Guru atau pengajarlah
yang harus mengisi botol tersebut atau menulis apapun di atas kertas putih
tersebut. Sistem seperti ini disebut banking concept.
pembelajaran yang cenderung teoritis, dimana banyak lulusan sekolah yang
tahu dan paham suatu keilmuan secara kognitif, namun lemah dari segi afektif dan
psikomotorik. Indikasi lainnya terlihat dari dekadensi moral. Munculnya krisis
moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menyebabkan peranan serta
efektifitas pendidikan sebagai pranata sosial yang terlibat langsung dan
bertanggung jawab terhadap pemberi nilai moral-spritual generasi bangsa menjadi
dipertanyakan.
Cara pandang seperti ini kini mulai ditinggalkan seiring dengan munculnya
kesadaran yang makin kuat di dunia pendidikan bahwa proses belajar mengajar
efektif apabila peserta didik secara aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran,
memungkinkan mereka untuk berinovasi dan berkreasi serta belajar dalam
suasana yang menyenangkan.
Kesadaran akan pembelajaran dengan model pembelajaran Partisipatif, Aktif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) muncul setelah melihat kenyataan
bahwa dunia pendidikan kita mengalami krisis yang cukup serius.
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan di atas maka didapatlah rumusan masalah sebagai berikut:
A. Bagaimana konsep dari model pembelajaran PAKEM ?
B. Bagaimana aspek dalam model pembelajaran PAKEM ?
C. Apa kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran PAKEM ?

1
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas didapat tujuan penulisan yaitu:
A. Untuk mengetahui bagaimana konsep model pembelajaran PAKEM.
B. Untuk mengetahui mengenai aspek dalam model pembelajaran PAKEM.
C. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran PAKEM.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Dan Konsep PAKEM


PAKEM adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan
pemahman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru
menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan
linkungan supaya pembelaaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.
Model pembelajaran PAKEM adalah model pembelajaran yang bertumpu pada 5
prinsip yaitu partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
1. Pembelajaran Partisipatif, maksudnya pembelajaran yang melibatkan siswa
dalam kegiatan pembelajaran secara optimal. Pembelajaran ini menitik
beratkan pada keterlibatan siswa pada kegiatan pembelajaran (child
center/student center) bukan pada dominasi guru dalam penyampaian materi
pelajaran (teacher center). jadi pembelajaran akan lebih bermakna bila siswa
diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan
pembelajaran, sementara guru berperan sebagai fasilitator dan mediator
sehingga siswa mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam
mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas.1
2. Aktif, maksudnya bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga aktif bertanya, mempertanyakan dan
mengemukakan gagasan. 2 Pembelajaran aktif juga di artikan sebagai segala
bentuk pembelajaran yang memungkinkan peserta didik berperan secara aktif
dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi sesama
maupun dengan guru dalam pembelajaran tersebut
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa active learning atau
pembelajaran aktif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk berperan lebih aktif dalam proses
1
Rusman,Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta :
RajaGrafindo Persada,2012).Hlm.324
2
Umi Mahmudah, Abdul Wahab Rosyidi, Active Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
(Malang: Uin Malang Press, 2008). Hlm. 87.

3
pembelajaran (mencari informasi, mengelola informasi, dan menyimpulkanya dan
kemudian di terapkan atau di praktikan) dengan menyediakan lingkungan belajar
yang membuat tidak tertekan dan senang melakukan kegiatan belajar.
Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan
penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, dengan melibatkan
mereka secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga mereka dapat mencapai
hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka
miliki. Di samping itu pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga
perhatian anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Ketika siswa
pasif, atau hanya menerima dari guru, ada kecenderungan untuk melupakan apa
yang telah diberikan. Oleh sebab itu diperlukan perangkat tertentu untuk dapat
mengikat informasi yang baru saja diterima dari pengajar. Dengan demikian,
belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian
menyimpannya dalam otak.3.
3. Pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang menekankan kepada
bagaimana guru atau tutor memfasilitasi kegiatan belajar, sehingga suasana
belajar menjadi kondusif dan nyaman menuntut pendidik mengemas bahan
pembelajaran, sehingga warga belajar juga dapat terangsang untuk melakukan
kegiatan- kegiatan kreatif dan menyenangkan dengan menggunakan beberapa
metode seperti kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah.4
Selain itu pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang mengajak siswa
untuk mampu mengeluarkan daya pikir dan daya karsanya untuk menciptakan
sesuatu yang berada di luar pemikiran orang kebanyakan. Pembelajaran kreatif
menuntut guru untuk memotivasi kreativitassiswa baik dalam mengembangkan
kecakapan berpikir maupun dalam tindakan.
Berpikir kreatif selalu di mulai dengan berpikir kritis, yakni menemukan dan
melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu.
Selanjutnya guru yang kreatif adalah guru yang mampu mengembangkan
kegiatan yang beragam di dalam dan diluar kelas dan mampu membuat alat
3
Helmiati, MODEL PEMBELAJARAN, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012 ). Hlm. 28
4
Rusman,Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta :
RajaGrafindo Persada,2012).Hlm.325

4
bantu (media sederhana) yang dapat dibuat sendiri oleh guru. Demikian pula
yang kreatif adalah yang mampu merancang sesuatu,menulis dan mengarang
dan membuat refleksi terhadap kegiatan yang dilakukannya.
Suprijono menyatakan bahwa pembelajaran kreatif merupakan pembelajaran
yang harus menumbuhkan pemikiran kritis, karena dengan pemikiran seperti
itulah kreativitas bisa dikembangkan. Pemikiran kritis adalah pemikiran
reflektif dan produktif yang melibatkan evaluasi bukti. Kreativitas adalah
kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara baru dan tak biasa serta
menghasilkan solusi unik atas suatu problem.
Sejalan dengan pendapat Suprijono, Beetlestone mengungkapkan bahwa
kreativitas sebagai sebuah bentuk pembelajaran dan cara yang dapat digunakan
untuk memperkaya dan mengembangkan pembelajaran dalam semua bidang
kurikulum. Karena dengan kreatifitas anak dapat berkomunikasi dan
mengekspresikan diri mereka dengan atau tanpa kata-kata, bertingkah laku
secara kreatif dan meningkatkan percaya diri.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang menekan pada kreativitas guru
agar dapat mengembangkan kemapuan berpikir kritis siswadalam proses
pembelajaran. Kreativitas merupakan komponen penting dan memang perlu.
Tanpa kreativitas anak akan bekerja di wilayah kognitif saja, dan berfikir
sempit. Dengan kreativitas otak akan menginterprestasikan konsep- konsep
abstrak, sehingga memungkinkan anak untuk mencapai penguasaan yang lebih
besar, terutama terhadap pembelajaran yang sulit dipahami.
4. Pembelajaran efektif adalah kegiatan pembelajaran yang secara terencana
membantu siswa mencapai dua tujuan utama, yakni mencapai pembelajaran
secara optimal dan sekaligus mengondisikan siswa efektif dalam
menghasilkan gagasan-gagasan. Pencapaian tujuan pembelajaran secara
optimal merujuk kepada suatu keadaan yang ditandai oleh tercapainya secara
maksimal indikator-indikator pembelajaran.
Menurut Kenneth D.More, ada 7 langkah dalam mengimplementasikan
pembelajaran yang efektif, yaitu: 1) perencanaan, 2) perumusan tujuan atau

5
kompetensi, 3) pemaparan perencanaan pembelajaran kepada siswa, 4) proses
pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi, 5) evaluasi, 6) menutup
proses pembelajaran dan 7) follow up atau tindak lanjut.
Proses pelaksanaan pembelajaran efektif dilakukan melalui prosedur
sebagai berikut: 1) melakukan appersepsi, 2) melakukan eksplorasi, yaitu
memperkenalkan materi pokok dan kompetensi dasar yang akan dicapai, serta
menggunakan variasi metode, 3) melakukan konsolidasi pembelajaran, yaitu
mengaktifkan siswa dalam membentuk kompetensi dan mengaitkannya dengan
kehidupan siswa, 4) melakukan penilaian, yaitu mengumpulkan fakta-fakta dan
data atau dokumen belajar siswa yang valid untuk melakukan perbaikan program
pembelajaran. Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, guru harus
memerhatikan beberapa hal, yaitu: 1) pengelolaan tempat belajar, 2) pengelolaan
siswa, 3) pengelolaan kegiatan pembelajaran, 3) pengelolaan konten atau materi
pembelajaran dan pengelolaan media dan sumber belajar.
5. Pembelajaran menyenangkan atau joyfull instruction merupakan suatu prose
pembelajaran yang di dalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru
dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (Mulyasa, 2006:194).
dengan kata lain, adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa
dalam proses pembelajaran. Guru memosisikan diri sebagai mitra belajar
siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan bahwa belajar
dari siswanya. Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis dan
tidak ada beban, baik guru maupun siswa dalam melakukan proses
pembelajaran.

B. Aspek Dalam Model Pembelajaran PAKEM.


Terdapat 4 aspek yang memengaruhi model PAKEM, yaitu pengalaman,
lomunikasi, interaksi, dan refleksi.

6
a. Pengalaman
Dalam aspek ini siswa diajarkan untuk dapat belajar mandiri . di dalamnya
terdapat banyak cara untuk penerapannya, seperti eksperimen, pengamatan,
percobaan, penyelidikan, dan wawancara. Karena dalam aspek pengalaman ini,
anak belajar banyak melalui perbuatan dan pengalaman langsung.
b. Komunikasi
Aspek ini dapat dilakukan dengan beberapa bentuk, antara lain mengemukakan
pendapat, presentasi, dan memajangkan hasil kerja. Dalam aspek ini ada hal-hal
yang ingin didapatkan, misalnya anak dapat mengungkapkan gagasan, dapat
mrngonsolidasi pikirannya, mengeluarkan gagasannya,dan memancing gagasan
orang.
c. Interaksi
Aspek interaksi ini dapat dilakukan dengan cara interaksi, tanya jawab, dan saling
melempar pertanyaan. Dengan hal-hal seperti itulah kesalahan makna yang
diperbuat oleh anak-anak berpeluang untuk terkoreksi dan makna yang terbangun
semakin mantap, sehingga dapat menyebabkan hasil belajar meningkat.
d. Refleksi
Dalam aspek ini yang dilakukan adalah memikirkan kembali apa yang telah
diperbuat atau dipikirkan oleh anak selama mereka belajar. Hal ini dilakukan
supaya terdapatnya perbaikan gagasan atau makna yang telah dikeluarkan oleh
anak dan agar mereka tidak mengulangi kesalahan. Di sini anak diharapkan juga
dapat menciptakan gagasan-gagasan baru.5

5
Ibid,Hlm.328

7
C. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Pakem
a. Kelebihan
1. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan lebih aktif
dalam proses pembelajaran
2. Guru dapat menciptakan kegiatan belajar yang beragam, sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan
3. Siswa mampu daya pikir dan daya karsanya untuk menciptakan sesuatu
yabg berada di luar pemikiran orang kebanyakan
b. Kekurangan
1. Membutuhkan dana, dalam pembelajaran yang PAKEM sering kita
memakai media sehingga membutuhkan biaya yang lebih untuk menunjang
proses pembelajaran
2. Pengembangan RPP, dalam pembelajaran PAKEM guru dituntut untuk
kerja extra dalam pengembangan pembuatan RPP agar dapat menciptakan
pembelajaran yang diinginkan
3. Manajemen kelas, dalam pembelajaran ini guru harus selalu dapat
menciptakan suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan
4. Kurangnya kreatifitas guru, dalam pembelajaran PAKEM guru cenderung
malas untuk melalkukan pembelajaran yang inovatif.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

8
Model pembelajaran PAKEM adalah model pembelajaran yang bertumpu pada 5
prinsip yaitu partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang
memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk
mengembangkan keterampilan dan pemahman dengan penkanan kepada belajar
sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu
belajar termasuk pemanfaatan linkungan supaya pembelaaran lebih menarik,
menyenangkan dan efektif.

Terdapat 4 aspek yang memengaruhi model PAKEM, yaitu pengalaman,


komunikasi, interaksi, dan refleksi.
B. Saran
Penulis sangat menyadari bahwa apa yang penulis kerjakan selama ini masih
jauh dari kata sempurna, begitu pula dengan makalah yang penulis susun ini
masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
adanya kritik, saran, penilaian, pendapat dan lainnya dari berbagai pihak yang
akan membangun dan meningkatkan pemahaman yang lebih baik kepada penulis.
Saran bagi para pembaca, penulis berharap karya ini dapat membantu
meningkatkan pengetahuan pembaca. Akan tetapi, akan lebih baik jika makalah
ini bukan hanya untuk dibaca saja tetapi juga untuk di evaluasi kembali agar
makalah ini menjadi lebih sempurna.

9
DAFTAR PUSTAKA

Helmiati, 2011. Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Rusman,2012.Model-Model Pembelajaran :Mengembangkan


Profesionalisme Guru. Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Suprijono Agus, 2015. Cooperative Learning . Yogyakarta: Pustaka


Belajar

Winarno. 2003. Strategi Pembelajaran Makalah, Yogyakarta: Eppg


Matematika

Anda mungkin juga menyukai