Anda di halaman 1dari 5

Nama : Gloria Margaretha Saragih

Nim : 18.01.1657

Kelas/Prodi : IV-B/Teologi

Mata Kuliah : Seminar Perjanjian Baru

Dosen Pengampu : Dr. Batara Sihombing

PEMBANDING

I. Pendahuluan
Sesuai arahan dari bapak dosen Dr. Batara Sihombing, di dalam mata kuliah
Seminar Perjanjian Baru bahwa pada setiap penyeminar haruslah memiliki Pembanding
untuk memberikan respon atas bahan seminar yang diberikan penyeminar kepada
pembanding. Maka dari hal itu, saya sebagai pembanding akan memberikan pendapat
saya melalui kritikan dan masukan atau tambahan kepada penyeminar agar sedikit
memperlengkapi baha dari penyeminar. Dan berikut ini adalah data dari penyeminar:

Nama : Rocky Lewis Sumurung Silalahi

Judul Seminar : Menggali model kepemimpinan Maria Magdalena dan


Refleksinya dalam Kepemimpinan dalam Era Revolusi
Industri 4.0

Penyerahan Bahan Seminar : Minggu, 28 November 2021 Pukul 01:16 WIB,


melalui Via Whatsapp.

Waktu Seminar : Senin, 29 November 2021 Pukul 16:00-17.40


WIB, Via Google Meet

II. Kritik Tulisan


Dalam penulisan bahan seminar ini, saya sebagai pembanding melihat adanya
kesalahan di dalam pengetikan, spasi, pemberian tanda baca dan penggunaan kata
penghubung yang salah yang terdapat di dalam bahan Penyeminar. Maka dari itu saya
akan menampilkan beberapa kesalahan penulisan yang dapat saya koreksi antara lain
yaitu:
1. Bagian I Pendahuluan
a. Kata “ masyarakat(Callahan, 2006)” harusnya “masyarakat (Callahan, 2006)”
b. Kata “ pewartaan- pewartaan” harusnya “pewartaan-pewartaan”
c. Kata “Magdalena” harusnya “harusnya “huruf italic (miring)”
2. Bagian II Latar Belakang Masalah
a. Kata "Jangan bergantung kepadaku. Aku ada di pikiranmu. Kabarkan pada
para murid lain, soal hal ini," harusnya “huruf italic (miring)”
3. Bagian III Pembahasan
a. Kata “sedangdiperjuangkan” harusnya “sedang diperjuangkan”
b. Kata “gu,nai” harusnya “huruf italic (miring)”
c. Kata “(ti, klai,eij, penyaji tidak mencantumkan tutup kurung”
d. Kata “ menangis?siapakah” harusnya “ menangis? Siapakah”
e. Kata “ lagipula” harusnya “lagi pula”
f. Kata “sederajat.perjumpaan” harusnya “sederajat. Perjumpaan”
g. Kata “ sinagoge” harusnya” Sinagoge”

III. Kesimpulan
di bagian kesimpulan ada kata:
a. “relasional” yang harusnya “Relasional”
b. “dibarui” yang harusnya “dibaharui”
IV. Kritik isi
a. Sebaiknya penyeminar lebih teliti lagi dalam penulisan, spasi, dan penggunaan tanda
baca, karena masih terdapat beberapa kata/kalimat yang tidak menggunakan spasi dan
penggunaan tanda baca.
V. Tambahan
1.1. Perempuan Setelah Kebangkitan Kristus
Kebangkitan Tuhan Yesus adalah jalan rekonsiliasi yang memperbaiki hubungan
antara manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia, alam dan semua
makhluk. Setelah kebangkitan Yesus Kristus, perempuan yang jatuh ke dalam dosa
bersama laki-laki menjadi saksi pertama bagi semua makhluk di dunia tentang
kebangkitan Yesus Kristus. Keempat kitab Injil menyaksikan dan memberitakan
bahwa perempuanlah yang pertama-tama menemukan kubur kosong, sebagai tanda
bahwa Tuhan Yesus sudah bangkit dan memberitakan kepada murid-murid lainnya.
Injil Yohanes mengutamakan peranan Maria Magdalena. Pada waktu Tuhan Yesus
bangkit dari kematianNya. Maria Magdalena adalah orang pertama yang dijumpai
oleh Tuhan Yesus. Sesudah kebangkitan, beberapa perempuan menggabungkan diri
didalam doa dan permohonan bersama dengan para murid Yesus dalam persekutuan
yang sepakat (Kis 1:14). Namun pada masa gereja mula-mula, perempuan tampaknya
tidak mempunyai tempat dan kedudukan baik sebagai pemimpin atau pengajar.1
1.2. Peran Maria Magdalena
1. Siapakah yang Engkau Cari?
Sebuah usaha pembungkaman terbesar terhadap peran seseorang diperlihatkan
dengan cara mematikan usaha yang sedang diperjuangkan olehnya. Pertanyaan
malaikat pada Maria Magdalena "Ibu, mengapa engkau menangis?" termasuk
dalam bentuk pembungkaman terhadap peran Maria Magdalena. Kalimat yang
dalam bahasa Yunani berbunyi gu,nai (ti, klai,eijÈ) memperlihatkan sebuah
kesedihan mendalam yang dialami oleh Maria Magdalena. Kata klai,eij
menggambarkan sebuah kepedihan mendalam, tangisan dan ratapan, yang tidak
dapat dihibur oleh siapa pun karena sesuatu yang telah hilang tidak akan mungkin
ditemukan kembali. Terdapat penggunaan akar kata yang sama dalam Mat 2:18
untuk menunjukkan kepedihan yang sama yang dialami Rahel karena ditinggal
mati oleh anak-anaknya. Pertanyaan para malaikat merupakan sebuah
pembungkaman peran perempuan sebab ia sama sekali tidak mengapresiasi usaha
yang sedang dilakukan oleh Maria Magdalena.
Pertanyaan Yesus, "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang
engkau cari?" memperjelas usaha pembungkaman terhadap Maria Magdalena.
Sebuah tradisi yang berlaku terhadap perempuan pada masa itu seolah-olah
tersirat dalam pertanyaan Yesus ini. Dalam tradisi Yahudi, makan di luar rumah,

1
Elizabeth Schussler Fiorenza, Untuk Mengenang Perempuan Itu, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997),76.
tanpa keluarga hanya dapat dilakukan kaum pria saja (dan jika perempuan hadir di
acara makan-makan di luar rumah, maka ia akan dipandang sebagai pelacur-
pelacur). Jati diri seorang perempuan ada di dalam diri ayah atau suaminya. Dan
pertanyaan Yesus ini menimbulkan kesan keberpihakan pada tradisi semacam ini.
Hal ini memang tidak dapat dibuktikan secara jelas namun bias-bias yang
ditimbulkan adalah kesan terhadap keberpihakan terhadap tradisi yang
‘melindungi’ perempuan.
2. Jangan Sentuh Aku, Perempuan!
Tradisi Yahudi mengharuskan seorang rabbi untuk tidak bersinggungan dengan
perempuan yang bukan isteri atau saudarinya dan tidak boleh memiliki murid
perempuan. Perempuan diberi kesempatan untuk masuk ke dalam sinagoge tetapi
tidak dapat menjadi murid seorang rabbi mana pun kecuali jika suami atau
ayahnya adalah seorang rabbi. Sepanjang tradisi Yahudi tidak pernah ada
perempuan yang meninggalkan keluarganya dan melakukan perjalanan bersama
seorang guru. Maria Magdalena dan beberapa perempuan tidak saja meninggalkan
rumah melainkan bergabung dalam komunitas Yesus dan menyertaiNya dalam
perjalananNya. Yesus tidak saja ‘melawan’ terhadap tradisi semacam ini tetapi
menunjukkan penolakan terhadap ajaran rabbi Yahudi yang mendiskriminasi
perempuan karena gender dan alasan biologis. Dalam konteks komunitas yang
berbela rasa terhadap persamaan derajat, Yesus menunjukkan bahwa perempuan
pantas dan berhak memasuki sebuah komunitas pemuridan. Namun sikap Yesus
pada Yohanes 20:17, yang tidak mau disentuh oleh Maria Magdalena patut
dipertanyakan. Yesus seolah-olah berdiri pada tradisi para rabbi Yahudi. Yesus
tidak mau disentuh Maria Magdalena dengan alasan Yesus belum naik kepada
Bapa yang jika dilihat dari sudut pandang tradisi Yahudi, tindakan ini berkaitan
dengan hukum pentahiran bagi seorang perempuan untuk boleh bersentuhan
dengan laki-laki.2

1.3. Siapakah Maria Magdalena?

2
https://ejournal.uksw.edu/waskita/article/view/175/163, diakses: Senin, 29 November 2021, Pukul: 01. 20. WIB
Maria Magdalena ialah seorang perempuan yang ditolong Yesus, ketika Yesus mengusir
tujuh iblis darinya (Luk 8:2). Nama Magdalena kemungkinan besar menyatakan kalau dia
berasal dari Magdala, kota di sebelah barat daya Laut Galilea. Setelah Yesus mengusir tujuh iblis
darinya, dia menjadi salah satu pengikut Yesus. Maria Magdalena selalu dikaitkan dengan
“seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa” yang mencuci kaki Yesus (Luk
7:37). Sebenarnya, tidak ada dasar yang alkitabiah untuk hal ini. Kota Magdala memang
mempunyai reputasi sebagai tempat pelacuran. Informasi ini, ditambah dengan urutan narasi
Lukas yang menyebutkan soal Maria Magdalena setelah mengisahkan seorang perempuan
berdosa yang membasuh kaki Yesus (Luk 7:36-50), telah membuat beberapa pihak menganggap
perempuan di kedua peristiwa ini sebagai orang yang sama. Namun, sebenarnya tidak ada bukti
yang alkitabiah yang menyatakan soal ini. Maria Magdalena menyaksikan sebagian besar
peristiwa yang terkait dengan penyaliban. Dia hadir saat pengadilan Yesus. Dia mendengar
Pontius Pilatus mengumumkan hukuman mati. Dia melihat langsung Yesus dipukuli dan
dipermalukan oleh orang banyak. Ia adalah salah satu perempuan yang berdiri dekat dengan
Yesus selama penyaliban untuk memberikan penghi buran bagi Yesus. Sebagai saksi pertama
yang menyaksikan kebangkitan Yesus, ia diutus oleh Yesus untuk memberitakan kebangkitan-
Nya kepada para murid (Yoh 20:11-18). Meskipun ia terakhir kalinya disebutkan di bagian ini,
kemungkinan besar ia termasuk perempuan yang berkumpul bersama para rasul untuk
menantikan kedatangan Roh Kudus yang dijanjikan (Kis 1:14).3

VI. Daftar Pustaka


Fiorenza, Schussler, Elizabeth, Untuk Mengenang Perempuan Itu, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1997.

https://ejournal.uksw.edu/waskita/article/view/175/163.

https://www.gotquestions.org/Indonesia/Maria-Magdalena.html.

3
https://www.gotquestions.org/Indonesia/Maria-Magdalena.html, diakses pada tanggal, 29 November 2021,
pukul 10.05 WIB.

Anda mungkin juga menyukai