Anda di halaman 1dari 12

PARKIR

BAB 1
(JUDUL : PARKIR)
(NAMA PENULIS : ABDUL ALAMSYAH NUR)
UNIVERSITAS YAPIS PAPUA

1.1 Pengantar
Parkir adalah kendaraan berhenti sementara oleh
pengemudinya.secara hukum dilarang parkir di tegah jalan atau parkir
sembarangan, namun jika di sisi jalan diperbolehkan asalkan tidak
mengganggu pengemudi lainnya. Jadi di mana suatu gerakan terjadi
Sebagai contoh, sebagai daerah perjalanan, diperlukan daerah
perhentian. Pengembangan berbagai struktur atau tempat aksi publik
sering tidak memberikan daerah perhentian yang memadai sehingga
terjadi pemanfaatan bagian dari lebar jalan untuk kendaraan yang
berangkat (Warpani, 1990). Teringat akan arti berhenti adalah
kendaraan apa pun yang berhenti di tempat mana pun dengan tanda
yang sama dinyatakan dengan suatu tanda atau tidak, dan tidak
semata-mata untuk kepentingan mengangkat dan menurunkan
individu atau barang dagangan. PP No.43 Tahun 1993 memperjelas
arti berangkat adalah suatu keadaan dimana kendaraan tidak bergerak
untuk jangka waktu tertentu atau tidak untuk waktu yang singkat.
Dalam memeriksa masalah penghentian, penting untuk mengetahui
beberapa istilah:

signifikan, sebagai berikut:


1. Kapasitas Berhenti: batas penghentian (asli)/batas yang digunakan
dalam satu unit waktu atau batas penghentian yang diberikan
(penghentian agregat) oleh kepala.
2. Kapasitas Biasa: batas henti (hipotetis) yang dapat dimanfaatkan
sebagai tempat parkir, yang dinyatakan dalam kendaraan. Batas
berhenti di tempat usaha mengandalkan luas lahan bangunan, semakin
Semakin besar ruang lantai bangunan, semakin diperhatikan batas
biasa.
3. Leaving span: alokasi waktu kendaraan tertinggal di suatu area.
4. Wilayah berhenti: wilayah dalam ruang yang menggunakan tubuh
jalan sebagai kantor dan ada kontrol berhenti
5. Prasyarat berhenti: jumlah tempat parkir yang dibutuhkan sangat
besar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingkat kepemilikan
kendaraan individu, tingkat kesulitan ruang yang bersangkutan,
aksesibilitas
kendaraan umum dan biaya keberangkatan.
6. Waktu Berhenti: ukuran normal waktu berhenti di garasi parkir
yang dapat diakses dikomunikasikan dalam 1/2 jam, 60 menit, 1 hari.
7. Pinnacle Parking: agregasi penghentian normal yang paling penting
berdasarkan unit kendaraan.
8. Jalur Diseminasi : tempat yang dimanfaatkan untuk pengembangan
kendaraan yang masuk dan meninggalkan kantor pemberhentian.
9. Pintu masuk belakang: adalah jalan dua kolom tempat parkir yang
dekat satu sama lain.
10. Meninggalkan permintaan: tol yang dipaksakan pada klien
kendaraan yang meninggalkan kendaraan di garasi parkir.
A. Jenis parkir

Seperti yang ditunjukkan oleh aturan khusus untuk kegiatan


perhentian di Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 1996, ada
beberapa jenis perhentian, antara lain:
1. Jenis berhenti seperti yang ditunjukkan oleh posisinya:
a. Berhenti di kota (On Street Parking).
Berhenti di suatu badan jalan memanfaatkan lahan yang ada di
sepanjang jalan dan tidak memanfaatkan pembesar jalan atau
pembatasan berhenti. Pemberhentian di jalan ini merupakan
perhentian yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar karena
mendapat akses yang mudah dan mudah bagi masyarakat sekitar bila
perlu berada di dekat tempat tujuan. Sisi kiri jalan kendaraan dapat
ditemukan di lingkungan atau di pusat pergerakan, seperti halnya di
daerah-daerah lama yang saat ini tidak dapat memenuhi jumlah
kendaraan yang terus meningkat, sebaiknya keberangkatan di jalan
raya harus dihindarkan mengingat faktanya bisa membatasi lebar jalan
yang seharusnya digunakan kendaraan untuk berjalan-jalan.
b. Berhenti di luar jalan.
Secara keseluruhan, perhentian ini memanfaatkan lahan di garasi
parkir siang bolong, , seperti halnya garasi parkir yang digunakan
oleh perkumpulan-perkumpulan tertentu untuk keperluan mereka
sendiri, misalnya kantor, klinik kesehatan, dan lain sebagainya. dapat
berupa lapangan atau gedung bertingkat, atau taman perhentian yang
digunakan secara eksplisit untuk perhentian. Ketika sebuah lahan
sebenarnya memiliki harga yang relatif murah, pilihan pemberhentian
off-road menjadi pilihan lain yang terjangkau dan terjangkau. Posisi
garasi parkir sebagian besar akan ditempatkan di lahan kosong di
sekitar lokasi kawasan bisnis dan tidak terlalu jauh dari tempat
tersebut.
2. Sesuai statusnya
Area parkir yang ditunjukkan oleh statusnya dipisahkan menjadi
beberapa segmen:
A. Parkir Umum
Perhentian umum adalah tempat parkir yang umumnya memanfaatkan
lahan, lapangan, jalan yang dimiliki atau dikuasai dan penunjangnya
dilakukan langsung oleh pemerintah lingkungan. Umumnya area
parkir ini memanfaatkan badan jalan kecil yang telah dibatasi oleh
otoritas publik.
B. Parkir Unik
Perhentian unik adalah tempat parkir yang memanfaatkan sebidang
tanah atau tanah yang tanahnya tidak dimiliki oleh badan publik dan
administrasinya dilakukan oleh satu pihak lagi sebagai perseorangan
atau unsur usaha.
C. Krisis/kejadian berhenti
Krisis atau pemberhentian kebetulan adalah berhenti di daerah yang
sering dikunjungi, baik memanfaatkan ladang, jalan, tanah milik
daerah pribadi atau daerah karena latihan yang tidak disengaja.
D. Taman Pemberhentian
Taman Perhentian adalah tempat parkir yang dibuat dengan
memanfaatkan bangunan perhentian dan dilengkapi dengan kantor-
kantor yang diperlukan dalam perhentian yang penyelenggaraannya
dikendalikan oleh suatu pemerintahan daerah.
E. Garasi parkir
Bangunan perhentian adalah tempat parkir sebagai suatu bangunan
dan dipergunakan untuk kendaraan yang berangkat yang
pengurusannya dilakukan oleh pihak luar atau pemerintah daerah.
B. Satuan Ruang Parkir
Satuan ruang parkir (SRP) yaitu bagian dari wilayah layak untuk me
nempatkan kendaraan (angkutan/truk, atau kapal penjelajah),
Untuk hal-hal tertentu tanpa klarifikasi, SRP adalah untuk kendaraan
traveller.Namun, untuk memutuskan unit tempat parkir tidak dapat di
pisahkan dari perenungan seperti unit yang berbeda.
Di tempat parkir terkontrol, tempat parkir harus dicap
permukaan jalan. Tempat parkir diisolasi menjadi dua struktur, khusu
snya:

1. Tempat parkir yang sama; lebih menarik jika kendaraan berjalan


melewati tempat parkir dan setelah itu kembali. Ukuran
norma untuk bentuk ini adalah 6,1 x 2,3 atau 2,4 meter.
2. Tempat parkir yang dihitung, semakin besar titik bagian, semakin s
ederhana ruang setiap tempat parkir, namun semakin besar lebar jalan
yang diharapkan untuk kendaraan yang memasuki area parkir. Penjam
inan unit tempat parkir (SRP) untuk setiap jenis kendaraan telah dipec
ah sedemikian rupa dan dengan beberapa metodologi. Jaminan SRP di
partisi menjadi tiga jenis kendaraan dan berdasarkan jaminan SRP unt
uk kendaraan pemudik disusun jadi 3 tandan seperti yang tertera pada
tabel di bawah ini

Tabel 1.1 Penentuan satuan ruang parkir (SRP)


C. Pola parkir
Pola parker merupakan kebutuhan bagi suatu kendaraan yang membut
uhkan kendaraannya untuk tinggal di tempat yang tidak sulit dijangka
u (Abubakar et al, 1996). Desain penghentian yang dapat diterapkan a
dalah sebagai berikut:

1. Pola Parkir Sama


Desain perhentian ini setua desain perhentian tidak rata yang biasa dil
akukan di kota. Pemberangkatan yang sama di mana keberangkatan di
atur secara berurutan, dengan penjaga depan kendaraan berhadapan de
ngan salah satu penjaga belakang terdekat. Pemberhentian dilakukan s
esuai dengan sisi jalan, baik di separuh kiri jalan atau di sisi kanan ata
u di kedua sisi jika memungkinkan.
Equal leave adalah metode yang paling dikenal luas untuk meninggal
kan kendaraan di sisi jalan. Strategi ini juga digunakan di area parkir a
tau bangunan perhentian.
2. Pola Parkir Mobil Satu Sisi
Desain stop ini diterapkan ketika aksesibilitas ruangan tipis.
A. Membingkai titik 90°
Desain berhenti ini memiliki batas lebih dari berhenti yang sama, nam
un untuk akomodasi dan hiburan, pengemudi bergerak di seluruh tem
pat parkir lebih merepotkan daripada desain berhenti dengan titik yan
g lebih rendah dari 90°.

Gambar 1.1 Parkir Mobil Satu Sisi dengan Sudut 90°

B. Membentuk sudut 30 °, 45 °, 60 °
Desain berhenti ini memiliki batas yang besar bila dibandingkan den
gan desain berhenti yang sama, dan untuk akomodasi dan kenyamana
n pengemudi bergerak di seluruh tempat parkir lebih efektif daripada
desain berhenti dengan sudut 90°.
3. Pola Parkir Mobil Dua Sisi
Desain meninggalkan kendaraan dua sisi ini diterapkan jika aksesibilit
as ruangan memadai.
4. Pola Parkir Sepeda
Sebagai aturan, situasi kendaraan adalah 90°. Sejauh viabilitas ruang,
posisi titik 90° adalah yang paling menguntungkan.
A. Pola Parkir Satu Sisi
diterapkan ketika aksesibilitas ruangan terbatas
B. Pola Parkir Dua Sisi
Pola ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup memadai (leb
ar ruas ≥ 5,6 m)

D. karekteristik parkir

Karekteristik parkir diidentifikasi dengan ukuran berhenti yang


diperlukan yang harus diberikan. Atribut berhenti meliputi:

1) Kapasitas parkir

Kapasitas parkir adalah jumlah kendaraan yang dapat diwajibk


an oleh daerah keberangkatan atau jumlah garasi parkir yang
dapat diakses di daerah keberangkatan.

2) Akumulasi parkir
Akumulasi parkir dapat ditentukan oleh jumlah kendaraan yan
g tersisa sebelum studi di samping jumlah kendaraan yang mas
uk pendek jumlah kendaraan yang meninggalkan rentang
dapat ditentukan dengan :

diketahui:          
kp            : jumlah kendaraan yang parkir
t                : waktu berapa lama kendaraan di lokasi parkir
∑no           : beban parkir sebelumnya
∑n : jumlah kendaraan masuk
∑n : jumlah kendaraan keluar
1)Durasi parkir
Durasi parkir adalah interval waktu meninggalkan kendaraan di s
atu tempat dalam satu satuan waktu. Durasi parkir rata-rata dap
at ditentukan :

diketahui:          
D             : durasi parkir rata-rata
∑(Nx)      : jumlah kendaraan parkir untuk x interval
X             : interval x yang ke….
I              : jumlah interval waktu pengambilan data
Nr           : jumlah kendaraan yang diamati

2)Tingkat penggunaan parkir/parking turn over (PTO)


Tingkat penggunaan parkir menunjukkan derajat pemanfaatan s
atu tempat parkir yang diperoleh dengan membagi jumlah kend
araan yang berangkat dengan luas yang berangkat/jumlah garasi
parkir untuk periode tertentu, atau dengan menggunakan persa
maan berikut:

diketahui :          
PTO : tingkat penggunaan parkir
Kp : jumlah kendaraan parkir
∑PP : jumlah petak parkir
3)Indeks parkir
indeks parkir adalah tingkat jumlah kendaraan di wilayah kebera
ngkatan. Merek dagang ini merupakan salah satu metode untuk
menentukan derajat penghentian minat. berhenti dapat ditentuk
an :

diketahui:          
IP : indeks parkir
Kp : jumlah kendaraan parkir
∑PP : jumlah petak parkir
4)Ketersedian parkir
Ketersediaan parkir dapat dihitung/ditentukan: 

diketahui:          
P :ketersediaan parkir
N :jumlah petak parkir tersedia
T :waktu
D :durasi parkir rata-rata
F : faktor isufiensi, nilainya antara 0.85 – 0.95
1.2 Penutup
kesimpulan
fasilitas tempat parker harus di tata dengan rapi dan terttib agar
tidak mengganggu terjadinya kemacetan atau mengganggu aktivitas
lainnya..

Daftar pustaka
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/17270/BA
B%20III.pdf?sequence=7&isAllowed=y
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1004105060-3-BAB%20II.p
df
Iwanfaizal99.blogspot.com 

Anda mungkin juga menyukai