Resume Seminar
Resume Seminar
NIM : 312019216
TUGAS HK KEPAILITAN B
(Meringkas Seminar Nasional “Perkembangan Hukum Kepailitan dalam Teori dan Praktik”)
• Materi 1 oleh Dr. Sarmauli Simangunsong, S.H.,LL.M. (Partner pada Kantor Hukum Nindyo &
Associates)
Jika terjadi Utang gagal bayar maka dapat dilakukan dengan cara Debitor mencari investor baru
yang melakukan M/A, Penjualan utang kepada pihak ketiga, Pailit ➔ Penjualan asset ➔ likuidasi
perusahaan, dan Restrukturisasi utang; a. Bilateral, b. Keseluruhan (melalui PKPU). Bentuk
Permohonan PKPU → Permohonan PKPU sukarela oleh Debitor; a. Permohonan PKPU oleh Debitor
sebagai reaksi adanya Permohonan Pailit yang diajukan oleh kreditor; b. Permohonan PKPU oleh
Kreditor; dan c. Permohonan PKPU pihak tertentu.
• Materi 2 oleh Jamaslin James Purba, S.H., M.H. (Managing Partners Law Firm James Purba &
Partners).
Membahas tentang kepailitan di masa pandemi Covid-19 dimana karena wabah ini
menyebabkan kondisi keuangan sejumlah perusahaan mengalami pemerosotan bahkan bisa sampai
pailit. Beberapa permohonan pailit diajukan pada saat kekayaan debitor masih cukup besar
mencerminkan gampangnya di Indonesia mengajukan permohonan pailit tanpa mempertimbangkan
dampak negatifnya. Kemudian membahas tentang permohonan kepailitan dan dampak yang
ditimbulkan dimana hakikat pailit adalah ketidakmampuan membayar utang. Syarat mengajukan
permohonan kepailitan di Indonesia relatif mudah dan pembuktiannya dilakukan secara sederhana serta
proses pengajuan dan putusan jauh lebih singkat dibandingkan dengan proses perdata biasa. Sistem
hukum kepailitan Indonesia yang memudahkan pengajuan permohonan kepailitan memberi dampak
yang besar kepada debitur terutama saat pandemi ini. Tidak seperti Indonesia di sejumlah negara lain
(AS dan Uni Eropa) mensyaratkan adanya insolvency test sebelum putusan pailit dijatuhkan maka perlu
diadakannya perbaikan peraturan pengajuan pailit di Indonesia sebagai contoh menambahkan
mekanisme insolvency test walaupun bertentangan dengan konsep pembuktian sederhana namun
bermanfaat untuk mencegah itikad tidak baik dari permohonan kepailitan yang secara serampangan
mengajukan permohonan pailit. Maka pandemi Covid-19 ini memberikan pelajaran berharga bagi
upaya pengembangan hukum kepailitan yang lebih berkeadilan diantaranya dengan meninjau kembali
ketentuan mengenai persyaratan pengajuan permohonan kepailitan.