Anda di halaman 1dari 8

Nama : Rosalia

Nim : 190621100139

Penyuntingan Teks Artikel

1. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode True experimental
design dengan desain PosttestOnly Control Design. True experimental design
melaksanakan kelompok kontrol maupun yang cara mengukur perubahan yang muncul
dalam kedua kelompok. Menurut Sugiyono (2015: 76) dalam desain ini terdapat dua
kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi
perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut
kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan adalah kelompok
kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Parung Bogor. Waktu Penelitian ini
mulai Mei 2017 sampai Januari 2019. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Misalnya
akan melakukan penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini mempunyai populasi yang
bisa berupa jumlah subjek atau orang dan karakteristik subjek atau orang (Sugiyono,
2010: 61). Populasi dalam penelitian ini ialah siswa kelas XI SMAN 1 Parung tahun
2017/2018 yang berjumlah 324 siswa terdiri atas 9 kelas.

Perbaikan:
Dalam penelitian ini menggunakan Metode penelitian True Experimental design dan
Pottest Only Control Design, metode penelitian ini bertujuan melaksanakan kelompok
kontrol dan cara mengukur perubahan yang muncul dalam kedua kelompok. Menurut
Sugiyono (2015: 76), dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing
dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X), sedangkan kelompok
yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan
kelompok yang tidak diberi perlakuan adalah kelompok kontrol.
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Parunkontrol, yang dimulai sejak Mei 2017
sampai Januari 2019. Populasi wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Misalnya, akan dilakukan penelitian di
sekolah X, maka sekolah X ini harus mempunyai populasi yang berupa jumlah subjek
atau orang dan karakteristik subjek atau orang (Sugiyono, 2010: 61). Populasi dalam
penelitian ini ialah siswa kelas XI SMAN 1 Parung tahun 2017/2018 yang berjumlah 324
dan terdiri atas 9 kelas.

2. MAKNA DAN NILAI AJARAN BUDI PEKERTI MANTRA DALAM TRADISI


MAGUTI
Bangsa Indonesia mempunyai suku bangsa yang beragam. Hal itu melahirkan
berbagai kebudayaan yang terdapat di dalamnya. Keanekaragaman suku yang dipunyai
bangsa Indonesia juga menjadi warisan yang harus dijaga keberadaannya. Salah satu suku
yang menjadi aset Indonesia adalah suku Jawa. Herusatoto (2001:1) menjelaskan bahwa
suku Jawa adalah suku paling terbesar yang ada di Indonesia, keberadaan suku ini cukup
mewarnai dalam beberapa hal, dalam bidang tradisi, budaya, bahasa, etika dan estetika
bahkan filsafatnya. Budaya yang dimiliki suku Jawa dikenalkan cukup lembut dan penuh
makna dengan tanda-tanda yang tidak mudah untuk dipahami secara kasatmata. Memang
tidak mudah memahami makna yang sebenarnya dari kegiatan yang dilakukan
orangorang Jawa.
Masyarakat Jawa memunyai tradisi adat-istiadat secara turun menurun.
Perkembangan zaman menyebabkan kedudukan budaya dalam pola masyarakat bersifat
dinamis. Namun demikian, hal tersebut tidak berpengaruh dalam eksistensi nilai-nilai
budaya. Nilai budaya yang di maksudkan adalah makna yang terkandung dalam budaya
yang bermanfaat bagi tatanan kehidupan. Makna tersebut terbentuk sesuai dengan
kebutuhan masyarakat setempat sehingga akhirnya membentuk tradisi (Setiawan,
2019:82).
Tradisi merupakan adat kebiasaan yang diturunkan dari nenek moyang yang
masih dilaksanakan dalam masyarakat. Dalam pengertian yang sederhana, tradisi ialah
sesuatu yang dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.
Tradisi yang ada dalam suatu masyarakat sudah menempel erat. Hal tersebut menjadikan
masyarakat menjunjung tinggi nilai luhur dalam tradisi tersebut. Tradisi berasal dari
bahasa Latin : traditio, artinya diteruskan, menurut artian bahasa adalah sesuatu
kebiasaan yang berkembang di masyarakat baik, yang menjadi adat kebiasaan, atau yang
diasimilasikan dengan ritual adat atau agama (Widodo, 2014:266).

Perbaikan:

MAKNA DAN NILAI AJARAN BUDI PEKERTI MANTRA DALAM TRADISI


MAGUTI
Bangsa Indonesia mempunyai suku bangsa yang sangat beragam, hal ini dapat
melahirkan berbagai kebudayaan yang terdapat di dalamnya. Keanekaragaman suku yang
dimiliki bangsa Indonesia juga menjadi warisan yang harus dijaga keberadaannya. Salah
Salah satu suku yang menjadi aset Indonesia adalah suku Jawa. Herusatoto (2001:1),
Menjelaskan bahwa suku Jawa merupakan suku terbesar yang ada di Indonesia,
keberadaan suku ini cukup mewarnai dalam beberapa hal, diantaranya dalam bidang
tradisi, budaya, bahasa, etika dan estetika bahkan filsafatnya. Budaya yang dimiliki suku
Jawa dikenal cukup lembut dan penuh makna dengan tanda-tanda yang tidak mudah
untuk dipahami secara kasatmata. Memang tidak mudah memahami makna yang
sebenarnya dari kegiatan yang dilakukan orang-orang Jawa.
Masyarakat Jawa memiliki tradisi adat-istiadat secara turun-temurun, mulai dari
perkembangan zaman yang menyebabkan kedudukan budaya dalam pola masyarakat
bersifat dinamis. Namun demikian, hal tersebut tidak berpengaruh dalam eksistensi nilai-
nilai budaya, Nilai budaya yang dimaksudkan ialah makna yang terkandung dalam
budaya yang bermanfaat bagi tatanan kehidupan. Makna tersebut terbentuk sesuai dengan
kebutuhan masyarakat setempat sehingga akhirnya membentuk tradisi (Setiawan
2019:82).
Tradisi merupakan adat kebiasaan dari nenek moyang yang masih dilaksanakan
secara turun-temurun dalam masyarakat. Dalam pengertian yang sederhana, tradisi ialah
sesuatu yang dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.
Tradisi dalam suatu masyarakat sudah menempel erat, Hal tersebut menjadikan
masyarakat menjunjung tinggi nilai luhur dalam tradisi tersebut. Tradisi berasal dari
bahasa Latin : traditio, artinya diteruskan, menurut artian bahasa adalah sesuatu
kebiasaan yang berkembang di masyarakat baik, yang menjadi adat kebiasaan, atau yang
diasimilasikan dengan ritual adat atau agama (Widodo, 2014:266).
3. Untuk mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam dan memeriksa
kehadiran siswa. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan apersepsi. Guru melakukan
apersepsi menggunakan metode ceramah. Selanjutnya, guru menyampaikan kegiatan
pembelajaran beserta tujuan pembelajaran pada siswa Kegiatan setelah menyampaikan
kegiatan dan tujuan pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan pada guru memberi penjelasan tentang materi keterampilan
berbicara,materi debat, menggunakan media TIK berupa presentasi powerpoint dan video
pembelajaran yang membantu siswa memahami debat. Setelah memberi penjelasan
peneliti di bantu oleh guru membagi siswa kedalam dua kelompok yaitu kelompok Pro
dan kontra Dan lalu guru menjelaskan prosedur debat. kelompok pro dan kontra dibagi
lagi menjadi subkelompok kecil ,kelompok pro terdiri tim A,B,C dan kelompok kontra
terdiri dari tim D,E,F agar semua siswa bisa aktif dan berdiskusi dengan mudah.Posisi
tempat duduk siswa diatur saling berhadapan antara kelompok pro dan kontra agar siswa
dapat berdebat dengan leluasa. Pengaturan tempat duduk siswa membuat kelompok A
berhadapan dengan kelompok D, kelompok B dengan kelompok E, dan kelompok C
berhadapan dengan kelompok F.
Guru menetukan tema debat yaitu tema debat “Perkembangan Teknologi sekarang ini
membuat anak-anak di Indonesia menjadi jarang membaca buku”
1) yang tergabung dalam kelompok mendiskusi manfaat dan kerugian Teknologi
sekarang ini dengan topik “Perkembangan Teknologi sekarang ini membuat
anakanak Indonesia jarang membaca buku”
2) berkeliling membimbing siswa saat berdiskusi
3) Guru sebagai moderator mempersilakan sisiwa untuk menyampaikan argument
pembuka.
4) Argumen pembuka yang pertama disampaikan kelompok E yang menyampaikan
“kami tidak setuju dengan adanya perkembangan teknologi khususnya media
sosial dimana banyak pelajar yang salah menggunakan media sosial”Kelompok F
mengatakan “perkembangan teknologi juga membuat anak-anak Indonesia terlalu
asyik menikmati dan hampir tidak pernah membaca buku”
5) Kelompok A menyampaikan “kami setuju perkembangan teknologi membuat
anakanak jarang membaca buku,karena di zaman yang semakin maju ini
segelanya bisa kita pelajari dengan teknologi yang ada misalnya; dengan laptop,
komputer,handphone dan lain sebagainya. Kelompok B menyampaikan “Di
Zaman Sekarang ini teknologi dapat membantu anak-anak belajar mandiri”.
Kelompok C menyatakan “Teknologi juga dapat membuat anak-anak Indonesia
menikmati perkembangan zaman dan mereka jugamembaca dengan menggunakan
teknologi yang telah ada”
6) Kelompok F segara membahas pendapat kelompok C secara spontan tidak
berdiskusi terlebih dahulukarena saat berdiskusi sudah ada kesepakatan dan
kesepaham kelompok.Kelompok F membahas “kalau begitu penggunakan
aplikasi hiburan seperti game terbaru,aplikasi tik tok, dan aplikasi foto
selfi.Apakah aplikasi di zaman modern ini membuat anak-anak bisa belajar?
7) Kelompok C segera membalas pendapat dari kelompok F dengan Mengatakan
“Tentu pasti ada anak-anak yang mencari siapa pendiri aplikasi itu, apa tujuan
aplikasi itu dibuat. Dan ini juga menjadi pelajaran buat anak-anak
Indonesia,mungkin dengan menggunakan suatu saat mereka bisa menciptakan
aplikasi “ Dan kelompok A juga menambahkan dengan menyatakan “Kita hidup
di Zaman yang semakin berkembang “Bukan tidak mungkin di Abad ke 23 kita
belajar menggunakan laptop dengan aplikasi google bukan buku yang
digunakan.Sekarang saja kita ujian nasional menggunakan komputer bukan kertas

8) Kelompok D spontan menyanggah pendapat dari kelompok A ,namun kelompk D
berbicara terbata-bata .Moderator pun menguatkan kelompok D agar lebih berani
mengeluarkan pendapat ,dan kelompok D mengulanggi pendapatnya dengan
menyampaikan “ Menurut kelompok kami materi yang ada di google sumbernya
tetaplah dari buku ,anak-anak yang menggunakan aplikasi google adalah anak –
anak yang maunya serba instan dan yang membaca menggunakan laptop atau Hp
waktu membaca paling cuman sedikit saja selebihnya menggunakan aplikasi lain
kaya bermain game dan lain sebagainya “kelompok F setuju dengan pendapat
kelompok D dan menambah pendapat sendiri.
9) Kelompok kelompok lainpun saling menyanggah dan menyampaikan
pendapatnya.
10) Moderator memberi semanagat kepada seluruh kelompok dan menggulang
pendapat yang telah disampaikan sebagai pancingan untuk kelompok lain.
1) Moderator mempersilakan kelompok menyiapkan argument penutup setelah semua
kelompok berdebat.Guru dan siswa membahas kembali tema debat dengn pendapat-
pendapat dari masih kelompok .
2) Guru memuji keberanian siswa dalam berbicara dan mendorong siswa agar tetap
semangat.

Selama kegiatan pembelajaran guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator yang
membantu siswa memberikan informasi, mengevaluasi kegiatan siswa dan membimbing
siswa.

Perbaikan:

Mengawali kegiatan pembelajaran yaitu dengan mengucapkan salam dan memeriksa


kehadiran siswa, Guru melakukan apersepsi menggunakan metode ceramah. Selanjutnya,
guru menyampaikan kegiatan pembelajaran beserta tujuan pembelajaran pada siswa,
Setelah menyampaikan kegiatan dan tujuan pembelajaran.

Pada pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran guru memberi penjelasan tentang materi
keterampilan berbicara, materi debat menggunakan media TIK berupa presentasi
powerpoint dan video pembelajaran yang membantu siswa dalam memahami debat.
Setelah memberi penjelasan peneliti di bantu oleh guru membagi siswa kedalam dua
kelompok yaitu kelompok Pro dan kontra. Selanjutnya, guru menjelaskan prosedur debat,
Diantara kelompok pro dan kontra akan dibagi lagi menjadi subkelompok kecil,
kelompok pro terdiri dari tim A,B,C dan kelompok kontra terdiri dari tim D,E,F agar
semua siswa bisa aktif dan berdiskusi dengan mudah. Posisi tempat duduk siswa diatur
saling berhadapan antara kelompok pro dan kontra agar siswa dapat berdebat dengan
leluasa, Pengaturan tempat duduk siswa membuat kelompok A berhadapan dengan
kelompok D, kelompok B dengan kelompok E, dan kelompok C berhadapan dengan
kelompok F.
Guru menetukan tema debat yaitu tema “Perkembangan Teknologi membuat anak-
anak di Indonesia menjadi jarang membaca buku”
1) Siswa yang tergabung dalam kelompok mendiskusi manfaat dan kerugian
Teknologi sekarang ini dengan topik “Perkembangan Teknologi sekarang ini
membuat anak-anak Indonesia jarang membaca buku”.
2) Guru berkeliling membimbing siswa saat berdiskusi.
3) Guru sebagai moderator mempersilakan siswa untuk menyampaikan argument
pembuka.
4) Argumen pembuka yang pertama disampaikan kelompok E yang menyampaikan
“kami tidak setuju dengan adanya perkembangan teknologi khususnya media
sosial dimana banyak pelajar yang salah menggunakan media sosial”, Kelompok
F mengatakan “perkembangan teknologi juga membuat anak-anak Indonesia
terlalu asyik menikmati dan hampir tidak pernah membaca buku”
5) Kelompok A menyampaikan “kami setuju perkembangan teknologi membuat
anak-anak jarang membaca buku, karena di zaman yang semakin maju ini
segalanya bisa kita pelajari dengan teknologi yang ada, Misalnya dengan laptop,
komputer, dan lain sebagainya. Kelompok B menyampaikan “Di Zaman
Sekarang ini teknologi dapat membantu anak-anak belajar mandiri”. Kelompok C
juga menyampaikan “Teknologi juga dapat membuat anak-anak Indonesia
menikmati perkembangan zaman dan mereka juga membaca dengan yang
menggunakan teknologi yang telah ada”
6) Kelompok F segara membahas pendapat kelompok C secara spontan dan tidak
berdiskusi terlebih dahulu karena saat berdiskusi sudah ada kesepakatan dan
kesepaham kelompok. Kelompok F membahas “kalau begitu penggunakan
aplikasi hiburan seperti game terbaru, aplikasi tiktok, dan aplikasi foto selfi.
Apakah aplikasi di zaman modern ini membuat anak-anak bisa belajar?
7) Kelompok C segera membalas pendapat dari kelompok F dengan Mengatakan
“Tentu, pasti ada anak-anak yang mencari siapa pendiri aplikasi itu, apa tujuan
aplikasi itu dibuat? dan ini juga menjadi pelajaran buat anak-anak Indonesia,
mungkin dengan menggunakannya suatu saat mereka bisa menciptakan aplikasi”
Dan kelompok A juga menambahkan pernyataan dari kelompok C dengan
menyatakan “Kita hidup di Zaman yang semakin berkembang, Bukan tidak
mungkin di Abad ke 23 kita belajar yang menggunakan laptop dengan aplikasi
google bukan buku, Sekarang saja kita ujian nasional menggunakan komputer
bukan kertas”
8) Kelompok D spontan menyanggah pendapat dari kelompok A, namun kelompok
D berbicara terbata-bata, Moderator pun menguatkan kelompok D agar lebih
berani mengeluarkan pendapat dan kelompok D mengulanggi pendapatnya
dengan menyampaikan “Menurut kelompok kami materi yang ada di google
sumbernya tetaplah dari buku, anak-anak yang menggunakan aplikasi google
adalah anak– anak yang maunya serba instan dan membaca menggunakan laptop
atau Hp waktu membacanya paling cuman sedikit saja yang selebihnya
menggunakan aplikasi lain seperti bermain game dan lain sebagainya” kelompok
F setuju dengan pendapat kelompok D dan menambah pendapat sendiri.
9) Kelompok-kelompok lainpun saling menyanggah dan menyampaikan
pendapatnya.

Moderator memberi semangat kepada seluruh kelompok dan menggulang pendapat


yang telah disampaikan sebagai pancingan untuk kelompok lain.

Anda mungkin juga menyukai