Anda di halaman 1dari 10

GOOGLE CLASSROOM SEBAGAI ALTERNATIF DIGITALISASI

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0


Ahmad Muslik
MA Al-Azhar Asy-Syarif Indonesia, Jakarta
Email: muslikakhmad@gmail.com

https:// 10.36052/andragogi.v7i2.98
Diterima: 10 Oktober 2019 | Disetujui: 19 Desember 2019 | Dipublikasikan: 30 Desember 2019

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah google classroom mudah digunakan
dan sudah sesuai dengan era digital untuk pembelajaran matematika. Menyeimbangi
pergerakan revolusi industri 4.0, guru dituntut untuk bisa memanfaatkan teknologi dalam
mengelola pembelajaran, baik teknologi yang bersifat online atau offline. Google classroom
merupakan serambi pembelajaran online yang dapat membantu guru dalam memberikan
materi, tugas, dan ujian, mudah digunakan dan dapat dipantau secara realtime. Survei
dilakukan dengan melibatkan sampel 60 siswa yang tersebar secara random menggunakan
teknik classified random sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah campuran antara
kuantitatif dan kualitatif. Kuantitatif untuk menentukan persentase sampel atas variabel
penelitian, sedangkan kualitatif menganalisis deskriptif persentase dengan mengkaitkan
penelitian lain yang relevan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara
dan penyebaran angket. Hasil penelitian menunjukan bahwa meskipun siswa yang senang
pembelajaran matematika dengan google classroom hanya 57% tetapi peranan google
classsroom sebagai model pembelajaran matematika di era digital cukup diapresiasi sebesar
83%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah google classroom dapat dijadikan alternatif
pembelajaran matematika di era digital, termasuk juga untuk pelajaran lain.
Kata Kunci: matematika, google classroom, pembelajaran, revolusi industri 4.0

Abstract
The aim of this research is to prove out whether google classroom is easy to use and is in
accordance to the mathematics learning in the digital era. In this industrial revolution 4.0,
teachers are required to be able to utilize technology, online or offline, to manage the learning
process. Google classroom is an online learning platform that can help teachers with materials,
assignments and exams. Moreover, it is also easy to use and can be monitored in real time. The
survey involves a sample of 60 students who were randomly scattered using the classified
method sampling. The method of this research is a mixture of quantitative and qualitative.
Quantitative method is used to determine the percentage of the sample of research variables,
while qualitative used to analyze percentages descriptively by other relevant research.
Techniques of Data collection were carried out by interviewing and distributing questionnaires.
The results showed that although only 57% students like learning mathematics with Google
classroom, 83% of all correspondents appreciate the role of Google classroom as a model of
mathematics learning in the digital age. The conclusion of this study is that Google classroom
can be used as an alternative to mathematics learning in the digital age; and this may also be
applied in other subjects.
Keywords: mathematics, google classroom, learning, industrial revolution 4.0

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License

246  Ahmad Muslik (Google Classroom sebagai Alternatif Digitalisasi Pembelajaran…)


p-ISSN 2620-5009 Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
e-ISSN 2623-1190 Vol. 7, No. 2, Desember 2019


PENDAHULUAN berdampak pada pembangunan


nasional. Oleh karena itu, pemerintah

P esatnya
teknologi
perkembangan
tidak
dipungkiri merambah ke
dalam aspek pendidikan. Dunia
dapat
akan menggelontorkan anggaran
yang cukup besar untuk pendidikan.
Di sisi lain, mencapai
pendidikan yang
tujuan
diterjemahkan
pendidikan dianggap sebagai salah menjadi kualitas sumber daya
satu yang memiliki potensi untuk manusia bukan sesuatu yang mudah
dijadikan bisnis digital dewasa ini. dilaksanakan. Keterkaitan antara satu
Akibatnya, berbagai upaya developer unsur dan unsur lain tidak dapat
web baik tingkat lokal maupun disepelekan. Salah satu unsur yang
internasional mencoba membangun memiliki peran penting adalah guru
aplikasi dan sarana pendukung untuk atau pendidik. Pendidik tidak akan
meletakan bisnis tersebut dalam bisa diganti oleh apapun dan
lingkaran mereka. Pengusaha web siapapun, karena pendidik tidak
kelas raksasa seperti google dengan hanya memberikan ilmu yang
google classroom dan microsoft ditekuni melainkan juga nilai yang
dengan Office365 sudah terkandung dalam kesehariannya.
memfasilitasi dan memberikan ruang
Dalam konteks pembelajaran di
khusus dalam webnya untuk
kelas, pendidik pada era digital harus
pembelajaran digital. Tidak hanya itu,
mampu memanfaatkan sarana digital
bahkan beberapa perusahaan merk
baik online atau offline untuk
handphone juga melakukan hal sama,
dijadikan media dalam mengajar.
sebut saja samsung. Belum lagi untuk
Menjamurnya gawai yang bisa
perusahaan lain yang memiliki
dikatakan hampir semua siswa
orientasi pendidikan dengan
memiliki, dapat digunakan untuk
menghasilkan produk web dalam
melakukan proses tranformasi materi
pengembangan pembelajaran digital
dari manual menjadi virtual. Salah
baik yang gratis maupun berbayar,
satu media yang dapat dijadikan
misalnya moodle, Zenius, Ruangguru,
rujukan untuk pembelajaran berbasis
HarukaEdu, Kelase, KelasKita,
online adalah google classroom.
PesonaEdu, MejaKita, SemuaGuru,
Survei yang dilakukan penulis pada
Squline, AsDos, 7Pagi, dan
60 responden secara classified
sebagainya.
random sampling, di Madrasah Aliyah
Indonesia sebagai negara Al-Azhar Asy-Syarif Indonesia Jakarta
dengan jumlah penduduk terbesar menjawab beberapa rumusan
ke-4 di dunia memiliki kans yang masalah, misalnya; Apakah siswa
cukup besar untuk dijadikan objek yang menggunakan internet lebih
bisnis, salah satunya melalui dari 90%? Apakah siswa senang
pendidikan. Pendidikan merupakan belajar menggunakan google
investasi jangka panjang, long term classroom? Apakah google classroom
investment, yang produknya berupa mudah digunakan untuk
kualitas sumber daya manusia. pembelajaran matematika?
Dengan sumber daya manusia yang Bagaimana penerapan google
unggul, secara langsung akan classroom?

Ahmad Muslik (Google Classroom sebagai Alternatif Digitalisasi Pembelajaran…)  247


Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan p-ISSN 2620-5009
 Vol. 7, No. 2, Desember 2019 e-ISSN 2623-1190

Sebagai bawaan dari login ke kelas secara langsung. Wali


perusahaan raksasa Google, google hanya menerima ringkasan email
classroom memiliki akses di lebih dari melalui akun lain. Untuk
45 negara. Google classroom administrator dapat membuat,
merupakan suatu serambi melihat atau menghapus kelas di
pembelajaran campuran yang domainnya, menambahkan atau
diperuntukkan terhadap setiap ruang menghapus siswa dan pengajar dari
lingkup pendidikan yang kelas serta melihat tugas di semua
dimaksudkan untuk menemukan jalan kelas di domainnya.
keluar atas kesulitan dalam membuat,
Teknologi dapat menjadi
membagikan dan menggolong-
ancaman bagi kalangan tertentu,
golongkan setiap penugasan tanpa
tetapi teknologi juga dapat menjadi
kertas. Dari definisi, tersurat jelas
tantangan sekaligus harapan bagi
tujuannya, yaitu memudahkan
yang lain. Salah satu tantangan
pendidik dalam pembelajaran dan
teknologi dalam masyarakat adalah
memberikan tugas-tugas tanpa
masuknya teknologi dalam dunia
kertas. Tujuan ini seirama dengan
pendidikan. Pendidikan harus
pembejaran digital yang
menerima dan beradaptasi dengan
meminimalisisir penggunaan kertas
teknologi untuk bisa memfasilitasi
dan pemanfaatan teknologi.
siswa. Penerimaan teknologi dalam
Prinsipnya, google classroom hanya
pendidikan paling tidak sesuai
sebuah media atau alat yang dapat
dengan beberapa model;
digunakan oleh pendidik dan siswa
untuk menciptakan kelas online atau a. Theory Reasoned Action
kelas virtual, di mana pendidik dan Menurut Theory Reasoned
siswa dapat melakukan pembelajaran Action (TRA), perilaku seseorang
secara langsung. Desain google berdasar pada keyakinan, niat, norma,
classroom diperuntukan bagi dan sikap yang diperolehnya
pengajar, siswa, wali dan terhadap sesuatu. Secara sederhana
administrator. Pengajar dapat teori ini digambarkan sebagai
menggunakan fasilitas membuat dan berikut.
mengelola kelas, tugas, nilai serta
memberikan masukan secara Behavioral Intention = Attitude +
langsung (real-time). Siswa sendiri Subjective norms
dapat memantau materi dan tugas Ketika seseorang berkehendak,
kelas, berbagi materi dan berinteraksi maka keyakinan yang muncul dalam
dalam aliran kelas atau melalui email, diri seseorang adalah mampu
mengirim tugas dan mendapat menggagalkan atau mensukseskan
masukan dan nilai secara langsung. subjeknya.
Adapun wali dapat memanfaatkan
b. Technology Acceptance Model
ringkasan email yang memuat tugas
(TAM)
siswa. Ringkasan ini meliputi
informasi tentang tugas yang tidak Pada tahun 1986, Davis
dikerjakan, tugas selanjutnya dan memperkenalkan model ini dengan
aktivitas kelas. Namun wali tidak bisa tujuan ingin memprediksi penerimaan
terhadap teknologi. Menurutnya, ada

248  Ahmad Muslik (Google Classroom sebagai Alternatif Digitalisasi Pembelajaran…)


p-ISSN 2620-5009 Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
e-ISSN 2623-1190 Vol. 7, No. 2, Desember 2019


dua faktor penerimaan terhadap menggunakan sistem dapat


teknologi, yaitu penerimaan membantu memperoleh keuntungan
kegunaannya (perceived usefulness) atau kemudahan dalam kinerjanya.
dan penerimaan kemudahan dalam Kemudian harapan usaha (effort
menggunakan (perceived ease of use). expectancy) merupakan derajat
Artinya, sebuah teknologi akan kemudahan yang berhubungan
diterima dengan baik oleh dengan penggunaan sistem.
masyarakat jika memenuhi unsur Pengaruh sosial (social influence)
manfaat dan kemudahan (Davis & merupakan derajat di mana individu
Bagozzi, 1989). menganggap penting bagi orang lain
untuk menerima bahwa ia harus
Perceived usefulness diartikan
menggunakan sistem yang baru.
sebagai derajat di mana seseorang
percaya bahwa dengan menggunakan
sistem dapat meningkatkan METODE PENELITIAN
kinerjanya sedangkan untuk perceived
Pada penelitian ini, penulis
ease of use berkaitan dengan
menggunakan metode analisis
keyakian seseorang bahwa
deskriptif, yaitu menganalisis data
menggunakan sistem akan menjadi
yang ada dan menggambarkan
effortless. Lebih lanjut Davis
kondisi yang sebenarnya dari sampel.
mengatakan sikap dari individu
bukan faktor utama yang Populasi dalam penelitian ini
menentukan kegunaannya terhadap adalah semua siswa yang berada di
suatu sistem, tetapi juga berdasarkan MA Al-Azhar Asy-Syarif Indonesia
dampak yang mempengaruhi Jakarta Selatan yang berjumlah 157
kinerjanya. siswa yang tersebar dalam 9 kelas,
yaitu X IPA, X IPS, X AGAMA, XI IPA,
c. Unified Theory of Acceptance and
XI IPS, XI AGAMA, XII IPA, XII IPS, dan
Use of Technology (UTAUT)
XII AGAMA.
Menurut Venkatesh, teori ini
Teknik pengambilan sampel
berkaitan dengan beberapa faktor
menggunakan classified random
yang mempengaruhi niat berperilaku
sampling, yaitu mengacak kelas untuk
(behavioural intentions) untuk
dipilih dan dijadikan sampel. Dari
menggunakan teknologi tertentu.
sembilan kelas, terpilih tiga kelas
Harapan kinerja (performance
yaitu XII IPS, XII IPA, dan XI IPS
expectancy), harapan usaha (effort
dengan jumlah sampel 58 siswa.
expectancy) dan pengaruh sosial
(social influence) merupakan tiga Teknik pengumpulan data yang
kompenen utama yang penulis gunakan adalah wawancara
mempengaruhi niat dalam dan angket. Wawancara dalam hal ini
berperilaku terhadap penggunaan adalah semi terstruktur dengan
teknologi. tujuan peneliti dapat
mengembangkan pertanyaan-
Harapan kinerja (performance
pertanyaan lain sehingga tujuan
expectancy) merupakan derajat di
penelitian tentang google class room
mana individu (pengguna)
dapat terpenuhi.
mengharapkan bahwa dengan

Ahmad Muslik (Google Classroom sebagai Alternatif Digitalisasi Pembelajaran…)  249


Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan p-ISSN 2620-5009
 Vol. 7, No. 2, Desember 2019 e-ISSN 2623-1190

Pengembangan instrumen yang dengan segudang pelajaran dan


penulis lakukan melalui uji validitas tentu saja juga tugas yang akan
butir atau indeks konsistensi internal, diembannya.
yaitu korelasi rxy antara skor butir
MA AL-Azhar Asy-Syarif mulai
angket dan skor total dan reliabilitas
tahun 2016 membuka tiga peminatan
angket instrumen menggunakan
di tiap level, yaitu IPA, IPS, dan
alpha cronbach dengan melakukan uji
Agama sehingga sampai tahun ini
coba instrumen di kelas yang bukan
menampung sembilan rombongan
menjadi sampel penelitian sebanyak
belajar. Untuk materi-materi agama
satu kelas. Dari 10 pernyataan,
atau biasa disebut materi alazhar,
penulis hanya menggunakan 5
tenaga pengajar diambil dari lulusan
pernyataan yang memiliki indeks
Al-Azhar Mesir dan Timur Tengah
konsistensi internal lebih dari 0,3.
(90%), sisanya (10%) dari UIN Jakarta
Data angket yang diperoleh dan PTIQ Jakarta. Adapun mata
dihitung menggunakan rumus pelajaran umum sebagian besar
persentase per item pernyataan diampu oleh pengajar dari MAN 4
dengan rumus P = (skor item/skor Jakarta sebagai kelas filialnya dengan
maksimal) x 100%. latar belakang yang linier dan
pengalaman bertahun-tahun dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN mengajar.
1. Temuan Terkait dengan pembelajaran
matematika, MA Al-Azhar Asy-Syarif
a. Gambaran Objek Penelitian
memiliki dua guru bersertifikat
MA Al-Azhar Asy-Syarif matematika yang bertanggungjawab
Indonesia merupakan satu-satunya pada mutu matematika siswa. Salah
madrasah aliyah yang memiliki satu pengajar matematika sering
keunikan dari madrasah aliyah lain. memanfaatkan teknologi sebagai
Satu hal yang membuat unik adalah media dalam pembelajarannya,
pelajaran yang diberikan kepada misalkan saja google class room. Bagi
siswa, yaitu pelajaran serupa dengan pengajar matematika, google class
pelajaran tingkat menengah di Mesir. room sangat cocok diterapkan untuk
Pelajaran yang dimaksud bukan pembelajaran karena selain mudah,
seperti fikih, quran hadits, SKI, dan konten dan menu yang disajikan juga
akidah akhlak tetapi ada penambahan sudah familier.Temuan berupa
ushul fikih, nahwu-shorof, tarikh, kenyataan di lapangan
tauhid, ilmu kalam, mutholaah, tafsir, diintegrasikan/ dikaitkan dengan
hadits, insya, dan tahfizul quran. hasil-hasil penelitian sebelumnya
Selain penambahan pelajaran atau dengan teori yang sudah ada.
itu, madrasah yang bekerjasama Untuk keperluan ini harus ada
dengan alazhar Mesir, juga memakai rujukan. Dalam memunculkan teori-
kurikulum nasional sebagai kurikulum teori baru, teori-teori lama bisa
utama tingkat menengah. Oleh dikonfirmasi atau ditolak, sebagian
karena itu, siswa yang belajar di MA mungkin perlu memodifikasi teori
Al-Azhar Asy-Syarif harus siap dari teori lama.

250  Ahmad Muslik (Google Classroom sebagai Alternatif Digitalisasi Pembelajaran…)


p-ISSN 2620-5009 Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
e-ISSN 2623-1190 Vol. 7, No. 2, Desember 2019


b. Profil Google Classoom Menu forum bertujuan untuk


memberikan kesempatan diskusi
Google classroom merupakan
antara siswa dan guru. Menu forum
sistem pembelajaran yang bertujuan
berada pada masing-masing kelas.
untuk kemudahan dalam membuat
dan memberikan tugas kepada siswa
dengan sifat tugas yang paperless.
Untuk login ke google classroom,
pengguna akun gmail hanya mencari
dan klik menu google classroom yang
sudah tersedia di akun gmail yang
bersangkutan. Beberapa tampilan
google classroom penulis sajikan
sebagai berikut.
1) Kelas Gambar 2. Tampilan menu forum
Administrator atau bisa juga Pada menu forum, siswa dapat
guru dapat membuat kelas melalui melihat aktivitas pembelajaran, baik
menu kelas. Siswa dapat bergabung itu tugas, materi, topik dan
dengan kelas dapat melalui dua cara, sebagainya.
yaitu diundang via email atau login
3) Tugas Kelas
dengan kode kelas yang tersedia
dalam masing-masing kelas yang
telah dibuat.

Gambar 3. Tampilan menu tugas kelas

Gambar 3 adalah menu tugas


Gambar 1. Kelas dalam google classroom kelas sebagai tempat pembuatan
tugas, kuis, bahan ajar, topik,
Gambar 1 merupakan kelas
pertanyaan, dan postingan.
yang penulis ampu. Dalam gambar 1
penulis mengelola 6 kelas, yaitu 4) Anggota
informatika 11, matematika x, Jumlah dan nama anggota atau
informatika 12, matematika 12 agama peserta akan tampil dalam menu ini.
dan matematika 12 IPA. Screenshoot
hanya menampilkan 6 kelas, yang
sebenarnya penulis mengelola 10
kelas.
2) Forum

Ahmad Muslik (Google Classroom sebagai Alternatif Digitalisasi Pembelajaran…)  251


Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan p-ISSN 2620-5009
 Vol. 7, No. 2, Desember 2019 e-ISSN 2623-1190

Penggunaan Internet
Tabel 1. Penghitungan variabel penggunaan
internet
Penggunaan Jawaban
Internet SS S TS STS
Pilihan 176 45 2 0
Persentase 73 19
% % 1% 0%
Total 93%
Skor maksimal 4 x 60 = 240
Gambar 4. Tampilan menu anggota

5) Nilai Tabel 1. memberi penjelasan


bahwa 93% siswa di MA Al-Azhar
Asy-Syarif Indonesia menggunakan
internet setiap hari, sisanya 7% hanya
menggunakan internet sesuai
kebutuhan. Dari data tersebut juga
tergambar 73% siswa sangat setuju
dengan penggunaan internet setiap
hari, 19% setuju, dan 1% tidak setuju.
Hasil tersebut seirama dengan
polling yang telah dilakukan Asosiasi
Pengguna Jasa Internet Indonesia
Gambar 5. Tampilan menu penilian (APJII) yang melibatkan 5.900 sampel
dengan margin of error 1,28 persen.
Gambar 5 menampilkan tabel Selama periode Maret hingga 14
penilaian yang dapat dilakukan guru. April 2019, dari total populasi
Siswa yang tidak mengerjakan tugas sebanyak 264 juta jiwa penduduk
atau ujian ditampilkan pada menu ini. Indonesia, ada sebanyak 171,17 juta
Siswa hanya dapat melihat nilai jiwa atau sekitar 64,8 persen yang
masing-masing dalam akunnya. sudah terhubung ke internet. Hasil ini
Untuk soal uraian yang berbeda mengalami peningkatan yang
bobot penilaiannya, google classroom signifikan dari dua tahun sebelumnya
memberikan alternatif pilihan dengan sebanyak 54,86 persen. Dari
masuk pada menu setting kelas. peningkatan pengguna internet,
penetrasi terbanyak berada di pulau
2. Pembahasan jawa, disusul Sumatera. (Kompas, 16
Mei 2019, online).
Pembahasan penelitian
dianalisis dari data yang diambil dari
sampel dengan mengaitkan teori,
penelitian, atau sumber lain.

252  Ahmad Muslik (Google Classroom sebagai Alternatif Digitalisasi Pembelajaran…)


p-ISSN 2620-5009 Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
e-ISSN 2623-1190 Vol. 7, No. 2, Desember 2019


Ketertarikan dengan Matematika Dari tabulasi dan penghitungan


Tabel 2. Penghitungan variabel ketertarikan data responden pada tabel 3, 57%
dengan matematika siswa di MA Al-Azhar Asy-Syarif
Ketertarikan Jawaban Indonesia senang pembelajaran
dengan SS S TS STS matematika dengan google
Matematika classroom, sisanya 43%
Pilihan 32 99 30 4 menganggapnya tidak senang. Dari
Persantase data tersebut juga tergambar 8%
jawaban 13% 41% 13% 2% siswa sangat setuju senang
Persentase total 69% pembelajaran matematika dengan
Skor maksimal 4 x 60 = 240
google classroom, 60% setuju, 62%
Dari tabulasi dan penghitungan tidak setuju, dan 7% sangat tidak
data responden pada tabel 2, 69% setuju.
siswa di MA Al-Azhar Asy-Syarif
Sebagai pembanding, hasil
Indonesia tertarik dengan pelajaran
pengujian statistik deskriptif untuk
matematika, sisanya 31%
variabel pembelajaran akuntansi dari
menganggapnya tidak tertarik. Dari
penelitian Wahyuni (2018:61)
data tersebut juga tergambar 13%
menghasilkan rata-rata 27,31 dan
siswa sangat setuju dengan
standar deviasi 4,558 dengan nilai
ketertarikan matematika, 41% setuju,
minimum 12 dan nilai maximum 36.
13% tidak setuju, dan 2% sangat
Artinya adalah dari 6 pertanyaan
tidak setuju.
tentang pembelajaran akuntansi,
Beragam metode mengajar rata-rata responden menjawab
berakibat pada meningkatnya minat dengan poin 4 yaitu Agak Setuju.
siswa terhadap pelajaran matematika. Oleh karena itu, dapat dikatakan
Hal ini sesuai juga dengan hasil bahwa kecenderungan jawaban yang
penelitian Widiastuti dkk, yang diberikan oleh responden adalah
menghasilkan lebih dari 90% siswa setuju dengan pernyataan-
minat terhadap pelajaran matematika pernyataan yang berkaitan dengan
jika metode yang digunakan pembelajaran akuntansi. Hasil
bervariasi. penelitian ini mengkonfirmasi hasil
penelitian penulis.
Pembelajaran Matematika dengan
Google Classroom Kemudahan Google Classroom
Tabel 3. Penghitungan variabel Tabel 4. Kemudahan google classroom
pembelajaran matematika dengan google Kemudahan Jawaban
classroom menggunakan
Pembelajaran Jawaban google class SS S TS STS
Matematika dengan room
Google classroom SS S TS STS
Pilihan 44 99 30 1
Pilihan 8 60 62 7 Persantase
18% 41% 13% 0%
Persantase jawaban 26 jawaban
3% 25% 3%
% Persentase total 73%
Persentase total 57% Skor maksimal 4 x 60 = 240
Skor maksimal 4 x 60 = 240

Ahmad Muslik (Google Classroom sebagai Alternatif Digitalisasi Pembelajaran…)  253


Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan p-ISSN 2620-5009
 Vol. 7, No. 2, Desember 2019 e-ISSN 2623-1190

Dari tabel 4. menggambarkan Kesesuaian Google Classroom dengan


73% siswa di MA Al-Azhar Asy-Syarif Era Digital
Indonesia menganggap bahwa google Tabel 5. Kesesuaian google classroom
classroom mudah digunakan, sisanya dengan era digital
27% menganggapnya tidak mudah. Kesesuaian google Jawaban
Dari data tersebut juga tergambar classroom dengan
18% siswa sangat setuju senang era digital SS S TS STS
pembelajaran matematika dengan Pilihan 92 99 8 0
google classroom, 41% setuju, 13% Persantase
38% 41% 3% 0%
tidak setuju, dan 0% sangat tidak jawaban
setuju. Persentase total 83%
Skor maksimal 4 x 60 = 240

Tabel 5 memberi penjelasan


bahwa 83% siswa di MA Al-Azhar
Asy-Syarif Indonesia menganggap
bahwa google classroom sudah sesuai
dengan era digital, sisanya 17%
menganggapnya tidak sesuai. Dari
data tersebut juga tergambar 38%
siswa sangat setuju google classroom
sesuai dengan pembelajaran era
Grafik 1. Persentase Kemudahan digital, 41% setuju, 3% tidak setuju,
penggunaan google classroom dan 0% sangat tidak setuju.
Hasil penelitian ini serasi Hasil sebesar 83% menujukan
dengan penelitian yang dilakukan bahwa sasaran google education suite
oleh Wahyuni (2018;29) yang untuk mengembangkan aplikasi
menunjukan bahwa rata-rata sampel pembelajaran dalam pendidikan
penelitian sebanyak 314 responden sudah tercapai. Adapun wawancara
setuju dengan pernyataan bahwa penulis dengan beberapa siswa yang
google classroom mudah digunakan. menjadi sampel penelitian ada
Dari enam pernyataan yang diberikan sebagian siswa yang belum
rata-rata menjawab poin 5 dari sepenuhnya terampil menggunakan
rentang 1 - 6 dengan standar deviasi google classroom.
3,467 dan rata-rata 30, 91.
Kemudahan google classroom PENUTUP
bagi siswa menunjukan bahwa siswa 1. Simpulan
merespon teknologi sebagai sesuatu
yang memiliki manfaat dan percaya Hasil penelitian menunjukan
bahwa sistem mampu meningkatkan bahwa meskipun siswa yang senang
kinerjanya. Hal tersebut sesuai pembelajaran matematika dengan
dengan teori Technology Acceptance google classroom hanya 57% tetapi
Model (TAM) yang dikembangkan peranan google classsroom sebagai
oleh Davis pada tahun 1986. model pembelajaran matematika di
era digital cukup diapresiasi sebesar

254  Ahmad Muslik (Google Classroom sebagai Alternatif Digitalisasi Pembelajaran…)


p-ISSN 2620-5009 Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
e-ISSN 2623-1190 Vol. 7, No. 2, Desember 2019


83%. Hal ini berarti, google classroom 2. Rekomendasi


dapat dijadikan alternatif
Beberapa saran yang dapat
pembelajaran matematika di era
dilakukan untuk pemangku
digital termasuk pelajaran-pelajaran
kepentingan:
lain.
a. Perlu diadakan pelatihan yang
Sebelumnya, hasil penelitian menyeluruh untuk semua guru di
dari Wahyuni, mahasiswa fakultas Madrasah tentang google
ekonomi Universitas Islam Indonesia classroom.
menyimpulkan bahwa performa b. Perlu inovasi pembelajaran yang
google classroom berpengaruh positif beragam, manual atau digital, agar
dalam menunjang pembelajaran warna pembelajaran lebih menarik.
akuntansi.

DAFTAR PUSTAKA

Aparicio, M., Bacao, F., & Oliveira, T. (2017). Grit in the Path to E-Learning Success. Computers
in Human Beaviour, 66, 388-399. doi:https://doi.org/10.1016/j.chb.2016.10.009

Davis, F., & Bagozzi, R. (1989). User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of
Two Theoretical Models. Management Science, 35(8), 982-1003. Diambil kembali dari
http://www.jstor.org/stable/10.2307/2632151

Eka, W. (2018). Penerapan Google Classroom dalam Pembelajaran Akuntansi. Skripsi, UII.

Google Classroom. (2017). Dipetik Agustus 13, 2019, dari Wikipedia:


https://id.wikipedia.org/wiki/Google_Classroom

Izenstark, A., & Leahy, K. (2015). Google Classroom for Librarians: Features and Opportunities.
Library Hi Tech News, 32(9), 1-9. doi:https://doi.org/10.1108/LHTN-05-2015-0039

Murtadho, Sutrisman, & Tambunan. (1987). Pembelajaran Matematika. Jakarta: UT.

Russefendi, E. (1980). Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua, Murid, Guru, dan SPG.
Bandung: Tarsito.

Sadiman, A. (1984). Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana, N. (1987). Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: PN Sinar Baru.

Ahmad Muslik (Google Classroom sebagai Alternatif Digitalisasi Pembelajaran…)  255

Anda mungkin juga menyukai