https:// 10.36052/andragogi.v7i2.98
Diterima: 10 Oktober 2019 | Disetujui: 19 Desember 2019 | Dipublikasikan: 30 Desember 2019
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah google classroom mudah digunakan
dan sudah sesuai dengan era digital untuk pembelajaran matematika. Menyeimbangi
pergerakan revolusi industri 4.0, guru dituntut untuk bisa memanfaatkan teknologi dalam
mengelola pembelajaran, baik teknologi yang bersifat online atau offline. Google classroom
merupakan serambi pembelajaran online yang dapat membantu guru dalam memberikan
materi, tugas, dan ujian, mudah digunakan dan dapat dipantau secara realtime. Survei
dilakukan dengan melibatkan sampel 60 siswa yang tersebar secara random menggunakan
teknik classified random sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah campuran antara
kuantitatif dan kualitatif. Kuantitatif untuk menentukan persentase sampel atas variabel
penelitian, sedangkan kualitatif menganalisis deskriptif persentase dengan mengkaitkan
penelitian lain yang relevan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara
dan penyebaran angket. Hasil penelitian menunjukan bahwa meskipun siswa yang senang
pembelajaran matematika dengan google classroom hanya 57% tetapi peranan google
classsroom sebagai model pembelajaran matematika di era digital cukup diapresiasi sebesar
83%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah google classroom dapat dijadikan alternatif
pembelajaran matematika di era digital, termasuk juga untuk pelajaran lain.
Kata Kunci: matematika, google classroom, pembelajaran, revolusi industri 4.0
Abstract
The aim of this research is to prove out whether google classroom is easy to use and is in
accordance to the mathematics learning in the digital era. In this industrial revolution 4.0,
teachers are required to be able to utilize technology, online or offline, to manage the learning
process. Google classroom is an online learning platform that can help teachers with materials,
assignments and exams. Moreover, it is also easy to use and can be monitored in real time. The
survey involves a sample of 60 students who were randomly scattered using the classified
method sampling. The method of this research is a mixture of quantitative and qualitative.
Quantitative method is used to determine the percentage of the sample of research variables,
while qualitative used to analyze percentages descriptively by other relevant research.
Techniques of Data collection were carried out by interviewing and distributing questionnaires.
The results showed that although only 57% students like learning mathematics with Google
classroom, 83% of all correspondents appreciate the role of Google classroom as a model of
mathematics learning in the digital age. The conclusion of this study is that Google classroom
can be used as an alternative to mathematics learning in the digital age; and this may also be
applied in other subjects.
Keywords: mathematics, google classroom, learning, industrial revolution 4.0
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License
P esatnya
teknologi
perkembangan
tidak
dipungkiri merambah ke
dalam aspek pendidikan. Dunia
dapat
akan menggelontorkan anggaran
yang cukup besar untuk pendidikan.
Di sisi lain, mencapai
pendidikan yang
tujuan
diterjemahkan
pendidikan dianggap sebagai salah menjadi kualitas sumber daya
satu yang memiliki potensi untuk manusia bukan sesuatu yang mudah
dijadikan bisnis digital dewasa ini. dilaksanakan. Keterkaitan antara satu
Akibatnya, berbagai upaya developer unsur dan unsur lain tidak dapat
web baik tingkat lokal maupun disepelekan. Salah satu unsur yang
internasional mencoba membangun memiliki peran penting adalah guru
aplikasi dan sarana pendukung untuk atau pendidik. Pendidik tidak akan
meletakan bisnis tersebut dalam bisa diganti oleh apapun dan
lingkaran mereka. Pengusaha web siapapun, karena pendidik tidak
kelas raksasa seperti google dengan hanya memberikan ilmu yang
google classroom dan microsoft ditekuni melainkan juga nilai yang
dengan Office365 sudah terkandung dalam kesehariannya.
memfasilitasi dan memberikan ruang
Dalam konteks pembelajaran di
khusus dalam webnya untuk
kelas, pendidik pada era digital harus
pembelajaran digital. Tidak hanya itu,
mampu memanfaatkan sarana digital
bahkan beberapa perusahaan merk
baik online atau offline untuk
handphone juga melakukan hal sama,
dijadikan media dalam mengajar.
sebut saja samsung. Belum lagi untuk
Menjamurnya gawai yang bisa
perusahaan lain yang memiliki
dikatakan hampir semua siswa
orientasi pendidikan dengan
memiliki, dapat digunakan untuk
menghasilkan produk web dalam
melakukan proses tranformasi materi
pengembangan pembelajaran digital
dari manual menjadi virtual. Salah
baik yang gratis maupun berbayar,
satu media yang dapat dijadikan
misalnya moodle, Zenius, Ruangguru,
rujukan untuk pembelajaran berbasis
HarukaEdu, Kelase, KelasKita,
online adalah google classroom.
PesonaEdu, MejaKita, SemuaGuru,
Survei yang dilakukan penulis pada
Squline, AsDos, 7Pagi, dan
60 responden secara classified
sebagainya.
random sampling, di Madrasah Aliyah
Indonesia sebagai negara Al-Azhar Asy-Syarif Indonesia Jakarta
dengan jumlah penduduk terbesar menjawab beberapa rumusan
ke-4 di dunia memiliki kans yang masalah, misalnya; Apakah siswa
cukup besar untuk dijadikan objek yang menggunakan internet lebih
bisnis, salah satunya melalui dari 90%? Apakah siswa senang
pendidikan. Pendidikan merupakan belajar menggunakan google
investasi jangka panjang, long term classroom? Apakah google classroom
investment, yang produknya berupa mudah digunakan untuk
kualitas sumber daya manusia. pembelajaran matematika?
Dengan sumber daya manusia yang Bagaimana penerapan google
unggul, secara langsung akan classroom?
Penggunaan Internet
Tabel 1. Penghitungan variabel penggunaan
internet
Penggunaan Jawaban
Internet SS S TS STS
Pilihan 176 45 2 0
Persentase 73 19
% % 1% 0%
Total 93%
Skor maksimal 4 x 60 = 240
Gambar 4. Tampilan menu anggota
DAFTAR PUSTAKA
Aparicio, M., Bacao, F., & Oliveira, T. (2017). Grit in the Path to E-Learning Success. Computers
in Human Beaviour, 66, 388-399. doi:https://doi.org/10.1016/j.chb.2016.10.009
Davis, F., & Bagozzi, R. (1989). User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of
Two Theoretical Models. Management Science, 35(8), 982-1003. Diambil kembali dari
http://www.jstor.org/stable/10.2307/2632151
Eka, W. (2018). Penerapan Google Classroom dalam Pembelajaran Akuntansi. Skripsi, UII.
Izenstark, A., & Leahy, K. (2015). Google Classroom for Librarians: Features and Opportunities.
Library Hi Tech News, 32(9), 1-9. doi:https://doi.org/10.1108/LHTN-05-2015-0039
Russefendi, E. (1980). Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua, Murid, Guru, dan SPG.
Bandung: Tarsito.