Laporan Analisis Pendidikan Pancasila Mohamad Nur Alfin (SK121024)
Laporan Analisis Pendidikan Pancasila Mohamad Nur Alfin (SK121024)
PENDIDIKAN PANCASILA
DISUSUN OLEH:
Nama : Mohamad Nur Alfin
Nim : SK121024
Prodi : S1 Keperawatan
Mata kuliah : Pancasila
Dosen pengampu : Andriyani M, N.,S.Kep. Ns. M. H
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................. 3
PENDAHULUAN...................................................................................................... 4
a) Latar belakang............................................................................................ 4
b) Tujuan........................................................................................................ 6
PEMBAHASAN........................................................................................................ 7
KESIMPULAN........................................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 53
3
PENDAHULUAN
⦁ LATAR BELAKANG
⦁ TUJUAN
• Memperkuat Pancasila dari landasan filosofi dan ideologi yang ada di negara
dalam menghidupkan sebagai dasar dari nilai-nilai dalam norma masyarakat dan
nasional.
• Mempersiapkan siswa untuk dapat melakukan analisis dan solusi dari berbagai
masalah dan kehidupan di masyarakat melalui sistem berpikir pada nilai-nilai
Pancasila.
4
• Membentuk sikap mental dan moral para siswa yang mampu menghargai nilai-
nilai kemanusiaan dalam persatuan nasional serta dapat memperkuat
masyarakat sipil, yang berdasarkan Pancasila. Pengertian Pendidikan Karakter
Pengertian pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan.
Tujuan
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa telah
disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia. Akan tetapi, dalam perwujudannya
banyak sekali mengalami dinamika atau pasang surut. Kedudukan Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa telah melalui berbagai
pengalaman sejarah yang memiliki tujuan akhir mengubah Pancasila sebagai
dasar negara.
5
Bahkan, sejarah bangsa telah mencatat bahwa pernah ada upaya untuk
menggantikan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa oleh
ideologi lain. Upaya ini dapat digagalkan oleh bangsa Indonesia sendiri. Meskipun
demikian, tidak berarti ancaman terhadap Pancasila sebagai dasar negara sudah
berakhir.
Pancasila dijadikan sebagai dasar Negara sejak 1 Juni 1945, walaupun hal
tersebut baru disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Negara yang berdasarkan
Pancasila itu ingin mencapai masyarakat yang adil dan makmur dan ikut
membangun perdamaian dunia. Pancasila tidak secara statis sebagai dasar
Negara tetapi juga sebagai ideologi bangsa yang selalu diperjuangkan dengan
sekuat tenaga. Pancasila dijadikan sebagai dasar Negara dan sebagai falsafah
hidup bangsa karena Pancasila digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
Tujuan
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN PANCASILA
Dalam Bahasa Sansekerta, Pancasila terdiri atas kata Panca yang artinya lima dan
sila/syila yang berarti batu sendiataudasar. Kata sila yang berasaldari kata Susila,
yaitu tingkah laku yang baik (Wreksosuhardjo dalam Muhdi dkk, 2011:1336).
Pancasila yang berarti lima dasar atau lima asas, adalah nama dari dasar negara
kita, Negara Republik Indonesia. Nama Pancasila itu sendiri sebenarnya tidak
terdapat baik di dalam pembukaan UUD 1945 maupun didalam batang tubuh
UUD 1945. Namun, setelah jelas bahwa Pancasila yang dimaksud adalah lima
6
dasar negara Indonesia yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea
keempat, yaitu :
3. Persatuan Indonesia
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno pada
sidang pertama BPUPKI “Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia” pada tanggal 1 Juni 1945. Bung Karno menyatakan bahwa Pancasila
merupakan philosofichegronslag, suatu fundamen, gagasan yang mendalam,
merupakan landasan atau dasar bagi negara yang akan didirikan. Selanjutnya
ditemukan pula disamping Pancasila yang berfungsi sebagai bintang pemandu
atau laitstar, sebagai ideologi negara, sebagai pandangan hidupbangsa, sebagai
filsafat, sebagai perekat atau pemersatu bangsa dan sebagai wawasan bangsa
Indonesia dalam mencapai cita-cita nasional.
Secara yuridis konstitusional, Pancasila adalah dasar negara. Namun secara multi
dimensional, Pancasila memiliki berbagai sebutan yang sesuai dengan esensi dan
eksitensinya sebagai kristalisasi nilai-nilai budaya dan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Karena itu Pancasila sering disebut dan dipahami sebagai :
4. Dasar Negara RI
7
5. Sumber Hukum bagi Negara Indonesia
a. LandasanHistoris
b. LandasanKultural
c. Landasan Yuridis
8
• Keputusan Dirjen Diktinomor 265 tahun 2000 mengatur tentang perlunya
mata kuliah Pendidikan Pancasila.
d. Landasan Filosofis
Secara Filosofis bangsa Indonesia sebelum bernegara adalah bangsa yang ber
keTuhanan dan ber keperikemanusiaan sehingga hal ini merupakan kenyataan
obyektif bahwa manusia adalah makhluk Tuhan. Nilai-nilai Pancasila merupakan
dasar filsafat Negara, maka dalam aspek penyelenggaraannya Negara harus
bersumber pada nilai-nilai Pancasila system perundang-undangan di Indonesia.
Bangsa Indonesia yang penuh kebhinekaan terdiri atas lebih 300 suku bangsa
yang tersebar di Indonesia lebihdari 17.000 pulau. Pancasila sebagai dasar yang
mengikat semua warga negara umtuk taat pada nilai-nilai instrumental berupa
norma atau hukum tertulis maupun tidak tertulis seperti adat istiadat,
kesepakatan, dan konfensi.
a. Tujuan Pancasila
• Tujuan Nasional
9
• Tujuan Pendidikan Nasional
b. Tujuan Nasional
Dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang system pendidikan nasional dan juga
termuat dalam SK DirjenDikti. No. 38/DIKTI/Kep/2003, dijelaskan bahwa tujuan
10
Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan
terwujud dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman
dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atas
berbagai golongan agama, kebudayaan, dan beranekaragam kepentingan,
perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan Bersama
diatas kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran
diarahkan pada perilaku yang mendukung upayaterwujudnya keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
11
4. PENDIDIKAN KARAKTER PANCASILA
Dalam hal ini, pendidikan karakter dalam membentuk kepribadian peserta didik
sangat penting adanya. Dengan adanya pendidikan karakter, peserta didik dapat
mempelajari dan memahami bagaimana menggunakan kebebasan berpendapat
12
mereka dan merefleksikan karakter yang baik dalam setiap sikap dan
aktivitasnya. Menurut Abidin (2012) pendidikan karakter dimaknai sebagai
pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter pada diri peserta didik
sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya,
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota
masyarakat, dan warganegara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.
Pada sila ke-1 ada nilai toleransi beragama dalam pendidikan karakter peserta
didik
Pada sila ke-2 yaitu nilai memahami dan menghargai sesama manusia sehingga
membentuk karakter yang beradab
Pada sila ke-3 dapat memahami nilai persatuan dan cinta tanah air sehingga
pendidikan selalu mengutamakan keragaman budaya di Indonesia
Pada sila ke-4 menjadi nilai penting untuk memahami kehidupan demokrasi yang
sesuai dengan hati nurani, serta adanya keharusan taat pada hukum sehingga
menjadi pribadi yang disiplin
13
kualitas sumber daya manusia tersebut dapat dicapai dengan adanya bantuan
dan dukungan dari pemerintah seperti adanya kemajuan dalam bidang teknologi,
industri sehingga menghasilkan kecerdasan, kreativitas, dan inovasi dari sumber
daya manusia yang berkompetensi tinggi.
Banyak pelajaran yang dapat diambil dari ke-lima sila Pancasila yaitu nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai
keadilan. Di era modern saat ini, Pancasila tetap harus menjadi pedoman utama
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Apabila nilai-nilai tersebut
diterapkan oleh seluruh elemen bangsa maka dapat menyelamatkan bangsa dari
konflik serta membangun karakter kuat yang dapat menyatukan seluruh
masyarakat Indonesia. Kemudian, dengan adanya sinergi antara kebijakan
pemerintah dan implementasi pendidikan karakter bersumber pada nilai
Pancasila, maka kualitas sumber daya manusia Indonesia dapat ditingkatkan
sekaligus taraf hidup masyarakat Indonesia yang lebih baik.
PENGERTIAN KORUPSI
Kata Korupsi pertama kali disebutkan oleh Lord Acton dalam Dani Krisnawati
dkk., sebagai berikut: “ Power tends to corrupt, and absolute power corrupts
absolutely ”. Yang berarti kekuasaan cenderung untuk Korupsi dan kekuasaan
yang absolute cenderung korupsi yang absolute. Ungkapan tersebut dapat jadi
pengingat kita bahwa kekuasaan sangat rentan terhadapterjadinya tindak pedina
korupsi dan bisa terjadi di belahan dunia mana pun tanpa mengenal usia
pelakunya.Korupsi dan koruptor berasal dari bahasa latin corruptus, yakni
berubah dari kondisi yang adil, benar dan jujur menjadi kondisi yang sebaliknya
(Azhar, 2003:28). Sedangkan kata corruptio berasal dari kata kerja corrumpere,
yang berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok, orang yang
dirusak, dipikat, atau disuap (Nasir, 2006:281-282).Korupsi adalah
penyalahgunaan amanah untuk kepentingan pribadi (Anwar, 2006:10).
Masyarakat pada umumnya menggunakan istilah korupsi untuk merujuk kepada
14
serangkaian tindakan-tindakan terlarang atau melawan hukum dalam rangka
mendapatkan keuntungan dengan merugikan orang lain. Hal yang paling
mengidentikkan perilaku korupsi bagi masyarakat umum adalah penekanan pada
penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan publik untuk keuntungan pribadi.Dalam
Kamus Lengkap Oxford (The Oxford Unabridged Dictionary) korupsi didefinisikan
sebagai penyimpangan atau perusakan integritas dalam pelaksanaan tugas-tugas
publik dengan penyuapan atau balas jasa. Sedangkan pengertian ringkas yang
dipergunakan World Bank, korupsi adalah penyalahgunaan jabatan publik untuk
keuntungan pribadi (the abuse of public office for private gain).Definisi lengkap
korupsi menurut Asian Development Bank (ADB) adalah korupsi melibatkan
perilaku oleh sebagian pegawai sektor publik dan swasta, dimana mereka
dengan tidak pantas dan melawan hukum memperkaya diri mereka sendiri dan
atau orang-orang yang dekat dengan mereka, atau membujuk orang lain untuk
melakukan hal-hal tersebut, dengan menyalahgunakan jabatan dimana mereka
ditempatkan. Dengan melihat beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa korupsi secara implisit adalah menyalahgunakan kewenangan, jabatan
atau amanah secara melawan hukum untuk memperoleh keuntungan atau
manfaat pribadi dan atau kelompok tertentu yang dapat merugikan kepentingan
umum. Dari beberpa definisi tersebut juga terdapat beberapa unsur yang
melekat pada korupsi. Pertama, tindakan mengambil, menyembunyikan,
menggelapkan harta negara atau masyarakat. Kedua, melawan norma-norma
yang sah dan berlaku. Ketiga, penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang atau
amanah yang ada pada dirinya. Keempat, demi kepentingan diri sendiri,
keluarga, kerabat, korporasi atau lembaga instansi tertentu. Kelima, merugikan
pihak lain, baik masyarakat maupun negara.Menurut perspektif hukum, definisi
korupsi secara gamblang telah dijelaskan dalam 13 buah Pasal dalam UU No. 31
Tahun 1999 jo.UU No. 20 Tahun 2001. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, korupsi
dirumuskan kedalam tiga puluh bentuk/jenis tindak pidana korupsi yang dapat
15
dikelompokkan; kerugian keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam
jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam pengadaan,
gratifikasi. Pasal-pasal tersebut menerangkan secara terperinci mengenai
perbuatan yang bisa dikenakan pidana penjara karena korupsi (KPK, 2006: 19-
20). Dalam UU No. 20 Tahun 2001 terdapat pengertian bahwa korupsi adalah
tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain,
atau korporasi yang berakibat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara. Ada sembilan tindakan kategori korupsi dalam UU tersebut, yaitu: suap,
illegal profit, secret transaction, hadiah, hibah (pemberian), penggelapan, kolusi,
nepotisme, dan penyalahgunaan jabatan dan wewenang serta fasilitas negara.
Menurut Robert Klitgaard, Pengertian Korupsi adalah suatu tingkah laku yang
meyimpang dari tugas-tugas resmi jabatannya dalam negara, dimana untuk
memperoleh keuntungan status atau uang yang menyangkut diri pribadi
(perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri), atau melanggar aturan
pelaksanaan yang menyangkut tingkah laku pribadi. Pengertian korupsi yang
diungkapkan oleh Robert yaitu korupsi dilihat dari perspektif administrasi negara.
Pengertian Korupsi menurut The Lexicon Webster Dictionary, Korupsi adalah
kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,
penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau
memfitnah.Pengertian Korupsi menurut Gunnar Myrdal, korupsi adalah suatu
masalah dalam pemerintahan karena kebiasaan melakukan penyuapan dan
ketidakjujuran membuka jalan membongkar korupsi dan tindakan-tindakan
penghukuman terhadap pelanggar. Tindakan pemberantasan korupsi biasanya
dijadikan pembenar utama terhadap KUP Militer. Menurut Mubyarto, Pengertian
Korupsi adalah suatu masalah politik lebih dari pada ekonomi yang menyentuh
keabsahan (legitimasi) pemerintah di mata generasi muda, kaum elite terdidik
dan para pegawai pada umumnya. Akibat yang ditimbulkan dari korupsi ini ialah
berkurangnya dukungan pada pemerintah dari kelompok elite di tingkat provinsi
dan kabupaten.
16
Pengertian korupsi yang diungkapkan Mubyarto yaitu menyoroti korupsi dari segi
politik dan ekonomi. atau balas jasa. Sedangkan pengertian ringkas yang
dipergunakan World Bank, korupsi adalah penyalahgunaan jabatan publik untuk
keuntungan pribadi (the abuse of public office for private gain). Definisi lengkap
korupsi menurut Asian Development Bank (ADB) adalah korupsi melibatkan
perilaku oleh sebagian pegawai sektor publik dan swasta, dimana mereka
dengan tidak pantas dan melawan hukum memperkaya diri mereka sendiri dan
atau orang-orang yang dekat dengan mereka, atau membujuk orang lain untuk
melakukan hal-hal tersebut, dengan menyalahgunakan jabatan dimana mereka
ditempatkan. Dengan melihat beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa korupsi secara implisit adalah menyalahgunakan kewenangan, jabatan
atau amanah secara melawan hukum untuk memperoleh keuntungan atau
manfaat pribadi dan atau kelompok tertentu yang dapat merugikan kepentingan
umum. Dari beberpa definisi tersebut juga terdapat beberapa unsur yang
melekat pada korupsi. Pertama, tindakan mengambil, menyembunyikan,
menggelapkan harta negara atau masyarakat. Kedua, melawan norma-norma
yang sah dan berlaku. Ketiga, penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang atau
amanah yang ada pada dirinya. Keempat, demi kepentingan diri sendiri,
keluarga, kerabat, korporasi atau lembaga instansi tertentu. Kelima, merugikan
pihak lain, baik masyarakat maupun negara. Menurut perspektif hukum, definisi
korupsi secara gamblang telah dijelaskan dalam 13 buah Pasal dalam UU No. 31
Tahun 1999 jo.UU No. 20 Tahun 2001. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, korupsi
dirumuskan kedalam tiga puluh bentuk/jenis tindak pidana korupsi yang dapat
dikelompokkan; kerugian keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam
jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam pengadaan,
gratifikasi. Pasal-pasal tersebut menerangkan secara terperinci mengenai
perbuatan yang bisa dikenakan pidana penjara karena korupsi (KPK, 2006: 19-
20). Dalam UU No. 20 Tahun 2001 terdapat pengertian bahwa korupsi adalah
tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain,
17
atau korporasi yang berakibat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara. Ada sembilan tindakan kategori korupsi dalam UU tersebut, yaitu: suap,
illegal profit, secret, transaction, hadiah, hibah (pemberian), penggelapan, kolusi,
nepotisme, dan penyalahgunaan jabatan dan wewenang serta fasilitas negara.
Menurut Robert Klitgaard, Pengertian Korupsi adalah suatu tingkah laku yang
meyimpang dari tugas-tugas resmi jabatannya dalam negara, dimana untuk
memperoleh keuntungan status atau uang yang menyangkut diri pribadi
(perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri), atau melanggar aturan
pelaksanaan yang menyangkut tingkah laku pribadi. Pengertian korupsi yang
diungkapkan oleh Robert yaitu korupsi dilihat dari perspektif administrasi negara.
Pengertian Korupsi menurut The Lexicon Webster Dictionary, Korupsi adalah
kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,
penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau
memfitnah. Pengertian Korupsi menurut Gunnar Myrdal, korupsi adalah suatu
masalah dalam pemerintahan karena kebiasaan melakukan penyuapan dan
ketidakjujuran membuka jalan membongkar korupsi dan tindakan-tindakan
penghukuman terhadap pelanggar. Tindakan pemberantasan korupsi biasanya
dijadikan pembenar utama terhadap KUP Militer. Menurut Mubyarto, Pengertian
Korupsi adalah suatu masalah politik lebih dari pada ekonomi yang menyentuh
keabsahan (legitimasi) pemerintah di mata generasi muda, kaum elite terdidik
dan para pegawai pada umumnya. Akibat yang ditimbulkan dari korupsi ini ialah
18
meliputi : Islam, kristen, katolik, hindu, budha, dan konghuchu. Tentunya dalam
ajaran masing masing agama akan melarang tindak korupsi dalam bentuk
apapun. Kenyataan di lapangan menunjukkan bila korupsi masih berjalan subur
di tengah masyarakat. Situasi paradok ini menandakan bahwa ajaran agama
kurang diterapkan dalam kehidupan.
19
Sifat Tamak Manusia Kemungkinan orang melakukan korupsi bukan karena
orangnya miskin atau penghasilan tak cukup. Kemungkinan orang tersebut sudah
cukup kaya, tetapi masih punya hasrat besar untuk memperkaya diri. Unsur
penyebab korupsi pada pelaku semacam itu datang dari dalam diri sendiri, yaitu
sifat tamak dan rakus. Faktor utama penyebab sifat manusia yang demikian
adalah kurangnya rasa bersyukur. Manusia yang kurang bersyukur akan selalu
merasa kurang terhadap apa yang ia miliki.
Seorang yang moralnya tidak kuat cenderung mudah tergoda untuk melakukan
korupsi. Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman setingkat, bawahanya, atau
pihak yang lain yang memberi kesempatan untuk berniatan korupsi.
Pembentukan moral yang tidak sempurna dari keluarga bisa menjadi faktor
utama dalam hal ini.
20
• Malas atau Tidak Mau Bekerja
Banyak orang yang ingin mendapat penghasilan banyak namun mereka tidak
mau berusaha dengan cara yang susah, tidak ingin banyak mengeluarkan
keringan, ini merupakan contoh orang malas dan tidak mau bekerja. Sifat
semacam ini akan potensial melakukan tindakan apapun dengan cara-cara
mudah dan cepat, diantaranya melakukan korupsi.
termiskin di dunia seperti Mali dan Ethiopia. Berbagai dampak masif korupsi
telah merongrong berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara seperti
diuraikan dalam poin-poin berikut ini.Dampak Korupsi terhadap Ekonomi The
21
price of corruption is poverty. –David PeckKorupsi memiliki berbagai efek
penghancuran yang hebat (an enermous destruction effects) terhadap orang
miskin, dengan dua dampak yang saling bertaut satu sama lain. Pertama, dampak
langsung yang dirasakan oleh orang miskin yakni semakin mahalnya harga jasa
berbagai pelayanan publik, rendahnya kualitas pelayanan, dan juga sering
terjadinya pembatasan akses terhadap berbagai pelayanan vital seperti air,
kesehatan, dan pendidikan. Kedua, dampak tidak langsung terhadap orang
miskin yakni pengalihan sumber daya milik publik untuk kepentingan pribadi dan
kelompok, yang seharusnya diperuntukkan guna kemajuan sektor sosial dan
orang miskin, melalui pembatasan pembangunan. Dampak yang tidak langsung
ini umumnya memiliki pengaruh atas langgengnya sebuah kemiskinan.
22
mempengaruhi kemiskinan kota. Dengan mengaplikasikan suatu metode the
Participatory Corruption assessment (PCA), di setiap lokasi penelitian, tim proyek
melakukan diskusi bersama 30-40 orang miskin mengenai pengalaman mereka
bersentuhan dengan korupsi. Kegiatan ini juga diikuti dengan wawancara
perseorangan secara mendalam untuk mengetahui dimana dan bagaimana
korupsi memiliki pengaruh atas diri mereka.Sebuah wawasan dan pemahaman
yang holistik tentang pengaruh korupsi terhadap kehidupan sosial orang miskin
pun didapat. Para partisipan program PCA ini mengidentifikasi empat risiko tinggi
korupsi, yakni :
Korupsi telah menggerogoti budget ketat yang tersedia dan meletakkan beban
yang lebih berat ke pundak orang miskin dibandingkan dengan si kaya.
Korupsi merupakan pengingkaran dan pelanggaran atas hukum yang berlaku (the
rule law) untuk meneguhkan suatu budaya korupsi (culture of corruption)
23
melanggar hukum, menyusupi berbagai oraganisasi negara dan mencapai
kehormatan. Di India, para penyelundup yang populer sukses menyusup ke
dalam tubuh partai dan memangku jabatan penting. Bahkan, di Amerika Serikat,
melalui suap, polisi korup menyediakan proteksi kepada organisasi-organisasi
kejahatan dengan pemerintahan yang korup. Semakin tinggi tingkat korupsi,
semakin besar pula kejahatan. Menurut Transparensy International, terdapat
pertalian erat antara jumlah korupsi dan jumlah kejahatan. Rasionalnya, ketika
angka korupsi meningkat, maka angka kejahatan yang terjadi juga meningkat.
Sebaliknya, ketika angka korupsi berhasil dikurangi, maka kepercayaan
masyarakat terhadap penegakan hukum (law enforcement) juga meningkat. Jadi
bisa dikatakan, mengurangi korupsi dapat juga (secara tidak langsung)
mengurangi kejahatan lain dalam masyarakat. Soerjono Soekanto menyatakan
bahwa penegakan hukum di suatu negara selain tergantung dari hukum itu
sendiri, profesionalisme aparat, sarana dan prasarana, juga tergantung pada
kesadaran hukum masyarakat. Memang secara ideal, angka kejahatan akan
berkurang jika timbul kesadaran masyarakat (marginal detterence). Kondisi ini
hanya terwujud jika tingkat kesadaran hukum dan kesejahteraan masyarakat
sudah memadai. Dampak terhadap Demokrasi Negara kita sering disebut
bureaucratic polity. Birokrasi pemerintah merupakan sebuah kekuatan besar
yang sangat berpengaruh terhadap sendi-sendi kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Selain itu, birokrasi pemerintah juga merupakan garda depan yang
berhubungan dengan pelayanan umum kepada masyarakat. Namun di sisi lain,
birokrasi sebagai pelaku roda pemerintahan merupakan kelompok yang rentan
terhadap jerat korupsi. Korupsi melemahkan birokrasi sebagai tulang punggung
negara. Sudah menjadi rahasia umum bahwa birokrasi di tanah air seolah
menjunjung tinggi pameo “jika bisa dibuat sulit, mengapa harus dipermudah”.
Semakin tidak efisien birokrasi bekerja, semakin besar pembiayaan tidak sah atas
institusi negara ini. Sikap masa bodoh birokrat pun akan melahirkan berbagai
masalah yang tidak terhitung banyaknya. Singkatnya, korupsi menumbuhkan
24
ketidakefisienan yang menyeluruh di dalam birokrasi. Korupsi dalam birokrasi
dapat dikategorikan dalam dua kecenderungan umum : yang menjangkiti
masyarakat dan yang dilakukan di kalangan mereka sendiri. Korupsi tidak saja
terbatas pada transaksi yang korup yang dilakukan dengan sengaja oleh dua
pihak atau lebih, melainkan juga meliputi berbagai akibat dari perilaku yang
korup, homo venalis.Transparency International (TI), sebagai lembaga
internasional yang bergerak dalam upaya antikorupsi, membagi kegiatan korupsi
di sektor publik ke dalam dua jenis, yaitu
1. Korupsi administratif
2. Korupsi politik
jenis korupsi politik muncul dalam bentuk “uang damai”. Misalnya, uang yang
diberikan dalam kasus pelanggaran lalu lintas agar si pelanggar tidak perlu ke
pengadilan. Manajemen kerja birokrasi yang efisien sungguh merupakan barang
yang langka di tanah air. Menurut HS. Dillon, birokrasi hanya dapat digerakkan
oleh politikus yang berkeahlian dalam bidangnya. Bukan sekedar pejabat yang
direkrut dari kalangan profesi atau akademikus tanpa pengalaman dan
pemahaman tentang kerumitan birokrasi. Dampak terhadap Fungsi
Pemerintahan Korupsi, tidak diragukan, menciptakan dampak negatif terhadap
kinerja suatu sistem politik atau pemerintahan. Pertama, korupsi mengganggu
25
kinerja sistem politik yang berlaku. Pada dasarnya, isu korupsi lebih sering
bersifat personal. Namun, dalam manifestasinya yang lebih luas, dampak korupsi
tidak saja bersifat personal, melainkan juga dapat mencoreng kredibilitas
organisasi tempat si koruptor bekerja. Pada tataran tertentu, imbasnya dapat
bersifat sosial. Korupsi yang berdampak sosial sering bersifat samar,
dibandingkan dengan dampak korupsi terhadap organisasi yang lebih
nyata.Kedua, publik cenderung meragukan citra dan kredibilitas suatu lembaga
yang diduga terkait dengan tindak korupsi.Ketiga, lembaga politik diperalat untuk
26
pemerintahan yang layak. Menurut Wang An Shih, koruptor sering mengabaikan
kewajibannya oleh karena perhatiannya tergerus untuk kegiatan korupsi semata-
mata. Hal ini dapat mencapai titik yang membuat orang tersebut kehilangan
sensitifitasnya dan akhirnya menimbulkan bencana bagi rakyat.
Jika suatu pemerintah tidak lagi mampu memberi pelayanan terbaik bagi
warganya, maka rasa hormat rakyat dengan sendirinya akan luntur. Jika
pemerintahan justru memakmurkan praktik korupsi, maka lenyap pula unsur
hormat dan trust (kepercayaan) masyarakat kepada pemerintahan.Karenanya,
praktik korupsi yang kronis menimbulkan demoralisasi di kalangan masyarakat.
Korupsi yang menjangkiti kalangan elit turut memaksa masyarakat menganut
27
D. Korupsi dan Mentalitas Kebudayaan
Korupsi berasal dari kata corrupti(Latin) yang berarti busuk, rusak atau dalam
bentuk kata kerja corrumpere yang berarti menggoyahkan, memutarbalik,
menyogok. Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar
mencakup unsur-unsur perbuatan melawan hokum, penyalahgunaan
kewenangan, kesempatan, atau sarana, memperkaya diri sendiri orang lain atau
korporasi, merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara, penggelapan
dalam jabatan, dan pemerasan dalam jabatan. Fenomena korupsi telah menjadi
persoalan yang berkepanjangan di negara Indonesia. Bahkan negara kita
memiliki rating yang tinggi di antara negara-negara lain dalam hal tindakan
korupsi. Perilaku korupsi di Indonesia dalam sejarahnya sudah menjadi kebiasaan
(budaya) yang sulit untuk diberantas, karena banyaknya permasalahan-
permasalahan diberbagai aspek yang mendukung terjadinya korupsi.
Kompleksitas korupsi ini seolah-olah tidak menjadi permasalahan prioritas yang
harus diselesaikan secara bersama-sama namun lebih kepada korupsi dijadikan
alat bagi penguasa yang mempunyai wewenang dan otoritas untuk memberikan
kesempatan serta peluang untuk dirinya sendiri dan kelompoknya
(partai).Budaya korupsi akan menjadi cermin dari kepribadian bangsa yang
bobrok dan sungguh membuat negara ini miskin karena kekayaan-kekayaan
negara dicuri untuk kepentingan segelintir orang tanpa memperdulikan bahwa
dengan tindakannya akan membuat sengsara berjuta-juta rakyat ini Korupsi yang
telah terjadi di Indonesia berlangsung sejak masa pemerintahan Soeharto atau
bahkan pada masa pemerintahan Soekarno. Sekarang korupsi tidak berkurang
meskipun sebuah generasi baru muncul(reformasi) bahkan korupsi di era
refomasi semakin besar. Boleh dikatakan korupsi merupakan warisan
kebudayaan orde baru yang terus melekat dalam generasi reformasi sekarang
ini.Keinginan untuk memeroleh kehidupan pribadi seorang koruptor dengan
menjalankan tindakan korupsi merupakan sebuah unsur budaya yang kurang
sehat. Sebab pada dasarnya perilaku korupsi bisa menghancurkan masyarakat
28
baik secara ekonomi, politik, sosial maupun budayanya. Negara Indonesia
mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan, moralitas para politisi yang
kurang baik dan lain-lain. Korupsi sebagai Budaya? Franz Magnis-Suseno
mengemukakan hubungan antara korupsi dan nilai-nilai kebudayaan. Korupsi
dapat dicari penyebabnya dalam nilai-nilai budaya tradisonal yang berkembang
di masyarakat atau negara itu. Selanjutnya dia memberikan dua nilai budaya
yang menunjang terjadinya korupsi yaitu personalistik dan rasa kekeluargaan,
dan pengaruh feodalisme. Nilai personalistik dan feodalisme tertanam kuat
dalam kebudayaan masyarakat tertentu maka konsekuensinya korupsi yang ada
dalam masyarakat itu akan tertanam kuat juga dan sulit untuk dihilangkan. Nilai
kekeluargaan dan kekerabatan yang menjadi nilai yang sungguh kental dalam
masyarakat Indonesia. Rasa kekeluargaan yang tinggi melahirkan perilaku
korupsi di Indonesia seperti perilaku Soeharto dan keluarganya. Meskipun pada
akhirnya Magnis-Suseno juga membantah pendapatnya sendiri bahwa
pengembalian korupsi pada nilai-nilai budaya korupsi merupakan sebuah bentuk
rasionalisasi. Sebab korupsi juga terjadi di zaman modern ini(nilainilai modern
telah berkembang). Namun Ia menganggap nilai-nilai tradisional hanya
menentukan bentuk dan pola dari korupsi itu. Kebudayaan juga bercirikan turun-
temurun dari satu generasi ke generasi(pengertian kebudayaan bagian keempat
di atas). Kebudayaan adalah hasil bersama yang melibatkan banyak generasi
sebagai pendukung dan pengembangnya. Korupsi yang telah terjadi di Indonesia
berlangsung sejak masa pemerintahan Soeharto atau bahkan pada masa
pemerintahan Soekarno. Sekarang korupsi tidak berkurang meskipun sebuah
generasi baru muncul(reformasi) bahkan korupsi di era refomasi semakin besar.
Boleh dikatakan korupsi merupakan warisan kebudayaan orde baru yang terus
melekat dalam generasi reformasi sekarang ini. Soejanto Poespowardojo
mengatakan bentuk-bentuk kebudayaan memiliki nilai relatif bukan hanya
mengandung hal-hal
29
yang sehat dan membangun hidup manusia tetapi juga mengandung unsur-unsur
yang menghambat dan bahkan menghancurkan kehidupan masyarakat itu.
Keinginan untuk memeroleh kehidupan pribadi seorang koruptor dengan
menjalankan tindakan korupsi merupakan sebuah unsur budaya yang kurang
sehat. Sebab pada dasarnya perilaku korupsi bisa menghancurkan masyarakat
baik secara ekonomi, politik, sosial maupun budayanya. Negara Indonesia
mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan, moralitas para politisi yang
kurang baik dan lain-lain. Selain itu kebudayaan juga memiliki nilai yang tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu. Misalnya sebuah barang peninggalan budaya
masa lampau akan tetap terpelihara dalam masyarakat sekarang ini jika nilai
kebudayaan itu menunjang kehidupan mereka. Korupsi didasarkan pada sebuah
mentalitas untuk memeroleh kekayaan yang berlimpah dengan mudah dan
dalam waktu yang cepat. Mentalitas instan seperti ini merupakan produk dari
kebudayaan modern. Manusia memeroleh segala sesuatu dengan mudah dan
cepat. Boleh dikatakan bahwa korupsi merupakan sebuah produk dari
kebudayaan modern. Namun jika kita melihat pengertian kebudayaan dalam
pemahaman filosofis sangat berbeda. Soejanto Poespowardojo mengatakan
kebudayaan pada hakikatnya adalah humanisasi yaitu proses peningkatan hidup
yang lebih baik dalam lingkungan masyarakat yang manusiawi. Oleh karena itu
nilai-nilai manusiawi menjadi dasar dan ukuran untuk langkah-langkah
perkembangan dan pembangungan.Jika pemahaman filosofis ini membedah
perilaku korupsi sebagai sebuah budaya tidak akan menemukan benang merah
yang jelas dan pasti. Korupsi merupakan sebuah perilaku yang melanggar
tatanan nilai yang ada dalam masyarakat misalnya nilai kejujuran, keadilan,
kebaikan, kedamaian dan lainlain. Nilai kejujuran yang telah berkembang dalam
masyarakat bangsa Indonesia telah digantikan oleh sikap baru yaitu berbohong
dan lain-lain. Nilai keadilan yang juteru menjadi salah satu dasar dari kelima sila
Pancasila telah digantikan sikap baru yaitu mengutamakan kepentingan pribadi
dan kelompok tertentu dan mengabaikan kepentingan umum. Sikap-sikap
30
ketidakjujuran, egoistik adalah sebuah tindakan yang telah menghancurkan nilai-
nilai kebudayaan nasional bangsa Indonesia.Namun jika kita menelisik motif dari
perilaku korupsi maka akan menemukan hubungannya meskipun secara tidak
langsung. Korupsi pada dasarnya sebuah tindakan kriminal baik terhadap hukum
maupun terhadap nilai yang ada dalam masyarakat. Sedangkan kebudayaan
adalah sebuah nilai etis untuk membangun kehidupan manusia yang lebih baik.
Dengan demikian tindakan korupsi dan kebudayaan adalah dua hal yang sangat
bertolak belakang. Pada umumnya setiap orang yang melakukan korupsi
dilatarbelakangi oleh keinginan personal atau kelompok tertentu untuk
memeroleh bahagiaan(Bandingkan dengan pengertian dan motif korupsi di atas).
Kebahagiaan yang merupakan nilai diperjuangkan dan dicita-citakan oleh setiap
orang agar ia memeroleh hidup yang layak sebagai seorang manusia. Maka
korupsi merupakan instrumen untuk mengejar nilai kebahagiaan itu. Keinginan
untuk melakukan korupsi salah satu sarana untuk merealisasikan cita-cita
kebahagiaan hidupnya meskipun jalan yang ditempuh justru melanggar norma
atau nilai yang ada dalam masyarakat itu. Jika kita menyimak motif korupsi ini
maka kita akan menemukan unsur-unsur kebudayaan itu sendiri. Unsur-unsur itu
adalah nilai kebahagiaan yang justeru melekat dalam diri manusia itu sendiri dan
adanya usaha untuk merealisasikan cita-cita kebahagiaan hidup. Korupsi juga
telah melanggar etika politik itu sendiri. Etika politik merupakan salah satu segi
nilai kebudayaan yang patut dikembangkan dalam sebuah negara. Jika para
pejabat negara tidak mampu mencitptakan sebuah kebudayaan
politik yang baik maka kebudayaan politik akan menjadi rusak. Sebuah cita-cita
politik yang etis harus mampu menciptakan sebuah masyarakat yang sejahtera.
Kesejahteraan bukan hanya monopoli orang-orang tertentu, kelompok atau etnis
tertentu tetapi seluruh rakyat. Korupsi sebagai salah satu bentuk penyelewengan
terhadap cita-cita sebuah masyarakat yang sejahtera dan merata. Sebab korupsi
menciptakan penumpukkan kekayaan pada pribadi, kelompok tertentu. Hanya
pihak-pihak atau orang tertentulah yang mampu menikmati kelimpahan
31
kekayaan.Selain itu mentalitas korupsi yang mendarah daging bukanlah sifat
hakiki yang ada dalam manusia. Mentalitas korupsi pada dasarnya tercipta oleh
mentalitas modern seperti budaya konsumtif, easy going, tidak mau bekerja
keras dan lain-lain. Sebagai sebuah mentalitas yang ditambahkan korupsi bisa
dihilangkan dengan mengembangkan sebuah budaya tandingan seperti nilai-nilai
agama. Setiap agama pasti mengembangkan nilai-nilai kerja keras, tanggung
jawab, rasa bersalah dan lain-lain. Setiap orang harus mengusahakan nilai kerja
keras untuk memeroleh kebahagiaan. Setiap orang akan merasa bahagia jika ia
bisa menikmati hasil jerih payah yang merupakan buah dari kerja kerasnya
sendiri.
DINAMIKA PANCASILA
● Pada era Orde Lama (Era Soekarno). Sebagai penggali dan perumus Pancasila,
Soekarno memahami Pancasila sebagai ideologi negara, tetapi dalam perjalanan
pemerintahannya, ideologi Pancasila mengalami pasang surut karena di campur
dengan dengan ideologi komunis dalam konsep NASAKOM
● Pada masa Orde Baru (Era Soeharto). Pancasila sebagai ideologi diletakkan
pada kedudukan sangat kuat melalui TAP MPR No. II/1978 tentang
Pemasyarakatan P-4. pada masa ini Pancasila menjadi asas tunggal bagi semua
Orpol maupun Ormas. Namun implikasinya, memunculkan hegemoni kekuasaan
yang sangat kuat terhadap kebebasan berfikir masyarakat
● Pada masa Era Reformasi, mengalami pasang surut dengan ditandai beberapa
hal, seperti keengganan penyelenggara negara mewacanakan Pancasila, sampai
hilangnya Pancasila dari kurikulum nasional
32
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA INDONESIA
Sejarah konsep ideologi dapat di telusuri jauh sebelum istilah ideologi digunakan
oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke 18
● Ada tiga aspek dalam konsep ideologi yang dibahas Machiavelli yaitu :
– Agama
– Kekuasaan
– dominasi
kebebasan, hal itu karena adanya perbedaan yang terletak dalam pendidikan
yang didasarkan pada perbedaan konsepsi keagamaan 4
33
● Para penguasa (pangeran) harus belajar mempraktikkan tipuan, karena
kekuatan fisik saja tidak pernah mencukupi.
● Hampir tidak ada orang yang berbudi yang memperoleh kekuasaan besar
hanya dengan menggunakan kekuatan yang terbuka dan tidak berkedok
“kekuasaan dapat dikerjakan dengan baik, hanya dengan tipun”.
● Bagi Karl Marx, ideologi tidak timbul sebagai penemuan yang memutarbalikkan
realita, dan juga tidak sebagai hasil dari realita yang secara obyektif gelap yang
menipu kesadaran pasif
● Menurut Karl Marx, bahwa kesadaran tidak menentukan realita, tetapi realita
material lah yang menentukan kesadaran. Realita material itu adalah “cara cara
produksi barang dalam kegiatan kerja”
34
(feodal/borjuis) dan yang di kuasasi (pekerja/proletar)
Definisi ideologi - 1
Definisi ideologi – 2
Alvin Gouldner : Ideologi merupakan sesuatu yang muncul dari suatu cara
35
dalam wacana politis. (ideologi sebagai proyeksi nasional)
– Ideologi harus dipisahkan dari kesadaran mistis dan religiu, sebab ideologi itu
merupakan suatu tindakan yang di dukung nilai nilai logis dan dibuktikan
berdasarkan kepentingan sosial.
● Paul Hirst : ideologi merupakan suatu sistem gagasan politik yang dapat
digunakan dalam perhitungan politis. (Ideologi sebagai relasi sosial)
Corak ideologi
Seperangkat prinsip dasar sosial politik yang menjadi dasar pegangan kehidupan
sosial politik yang diinkorporasikan dalam dokumen resmi negara
● Suatu model atau paradigma tentang perubahan sosial yang tidak dinyatakan
sebagi ideologi, tetapi berfungsi sebagai ideologi, misalnya ideologi
pembangunan
Fungsi ideologi
36
● Norma norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk
melangkah dan bertindak
KESIMPULAN
37
Indonesia serta tangga terhadap tuntutan perubahan zaman. Adapun
tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat
adil dan Makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 di dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka,
berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana
perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis serta
dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib,
dan damai. 38/DIKTI/Kep/2003, dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan
Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan
terwujud dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang
memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama,
kebudayaan, dan beranekaragam kepentingan, perilaku yang
mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan Bersama
diatas kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan
pemikiran diarahkan pada perilaku yang mendukung
upayaterwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Terbukti dengan lemahnya pemahaman nilai Pancasila pada tiap
individu sehingga melahirkan generasi yang rentan akan SARA,
lemahnya teladan diri yang berujung pada korupsi, serta kebebasan
berekspresi tanpa etika dan aturan. Dengan adanya pendidikan
karakter, peserta didik dapat mempelajari dan memahami bagaimana
menggunakan kebebasan berpendapat mereka dan merefleksikan
karakter yang baik dalam setiap sikap dan aktivitasnya. Menurut
Abidin (2012) pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan yang
38
mengembangkan nilai-nilai karakter pada diri peserta didik sehingga
mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya,
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai
anggota masyarakat, dan warganegara yang religius, nasionalis,
produktif dan kreatif. Nilai-nilai yang dapat diambil dari Pancasila
untuk menguatkan pendidikan karakter adalah: Pada sila ke-1 ada
nilai toleransi beragama dalam pendidikan karakter peserta didik
Pada sila ke-2 yaitu nilai memahami dan menghargai sesama manusia
sehingga membentuk karakter yang beradab Pada sila ke-3 dapat
memahami nilai persatuan dan cinta tanah air sehingga pendidikan
selalu mengutamakan keragaman budaya di Indonesia Pada sila ke-4
menjadi nilai penting untuk memahami kehidupan demokrasi yang
sesuai dengan hati nurani, serta adanya keharusan taat pada hukum
sehingga menjadi pribadi yang disiplin Pada sila ke-5 mengandung
nilai memperjuangkan kepentingan bersama dalam kehidupan
bersosialisasi, sehingga keadilan sosial selalu ada dalam kehidupan
sehari-hari. Kemudian, kebijakan pemerintah dalam meningkatkan
kualitas SDM juga harus bersumber pada nilai Pancasila, sehingga
nantinya praktik KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) di Indonesia
sudah hilang adanya dan output dari kebijakan pemerintah bidang
SDM dapat terlaksana dengan maksimal. Peningkatan kualitas
sumber daya manusia tersebut dapat dicapai dengan adanya bantuan
dan dukungan dari pemerintah seperti adanya kemajuan dalam
bidang teknologi, industri sehingga menghasilkan kecerdasan,
kreativitas, dan inovasi dari sumber daya manusia yang
39
berkompetensi tinggi. Kemudian, dengan adanya sinergi antara
kebijakan pemerintah dan implementasi pendidikan karakter
bersumber pada nilai Pancasila, maka kualitas sumber daya manusia
Indonesia dapat ditingkatkan sekaligus taraf hidup masyarakat
Indonesia yang lebih baik. Yang berarti kekuasaan cenderung untuk
Korupsi dan kekuasaan yang absolute cenderung korupsi yang
absolute. Ungkapan tersebut dapat jadi pengingat kita bahwa
kekuasaan sangat rentan terhadapterjadinya tindak pedina korupsi
dan bisa terjadi di belahan dunia mana pun tanpa mengenal usia
pelakunya.Korupsi dan koruptor berasal dari bahasa latin corruptus,
yakni berubah dari kondisi yang adil, benar dan jujur menjadi kondisi
yang sebaliknya (Azhar, 2003:28).
40
menyalahgunakan jabatan dimana mereka ditempatkan. Dengan
melihat beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa korupsi
secara implisit adalah menyalahgunakan kewenangan, jabatan atau
amanah secara melawan hukum untuk memperoleh keuntungan atau
manfaat pribadi dan atau kelompok tertentu yang dapat merugikan
kepentingan umum. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, korupsi
dirumuskan kedalam tiga puluh bentuk/jenis tindak pidana korupsi
yang dapat dikelompokkan; kerugian keuangan negara, suap-
menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan
curang, benturan kepentingan dalam pengadaan, gratifikasi. 20
Tahun 2001 terdapat pengertian bahwa korupsi adalah tindakan
melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain,
perekonomian negara. Menurut Robert Klitgaard, Pengertian Korupsi
adalah suatu tingkah laku yang meyimpang dari tugas-tugas resmi
jabatannya dalam negara, dimana untuk memperoleh keuntungan
status atau uang yang menyangkut diri pribadi (perorangan, keluarga
dekat, kelompok sendiri), atau melanggar aturan pelaksanaan yang
menyangkut tingkah laku pribadi. Pengertian Korupsi menurut The
Lexicon Webster Dictionary, Korupsi adalah kebusukan, keburukan,
kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,
penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina
atau memfitnah.Pengertian Korupsi menurut Gunnar Myrdal, korupsi
adalah suatu masalah dalam pemerintahan karena kebiasaan
melakukan penyuapan dan ketidakjujuran membuka jalan
membongkar korupsi dan tindakan-tindakan penghukuman terhadap
41
pelanggar. Menurut Mubyarto, Pengertian Korupsi adalah suatu
masalah politik lebih dari pada ekonomi yang menyentuh keabsahan
(legitimasi) pemerintah di mata generasi muda, kaum elite terdidik
dan para pegawai pada umumnya. Definisi lengkap korupsi menurut
Asian Development Bank (ADB) adalah korupsi melibatkan perilaku
oleh sebagian pegawai sektor publik dan swasta, dimana mereka
dengan tidak pantas dan melawan hukum memperkaya diri mereka
sendiri dan atau orang-orang yang dekat dengan mereka, atau
membujuk orang lain untuk melakukan hal-hal tersebut, dengan
menyalahgunakan jabatan dimana mereka ditempatkan. Dengan
melihat beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa korupsi
secara implisit adalah menyalahgunakan kewenangan, jabatan atau
amanah secara melawan hukum untuk memperoleh keuntungan atau
manfaat pribadi dan atau kelompok tertentu yang dapat merugikan
kepentingan umum. 20 Tahun 2001 terdapat pengertian bahwa
korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan maksud
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
42
Pengertian Korupsi menurut Gunnar Myrdal, korupsi adalah suatu
masalah dalam pemerintahan karena kebiasaan melakukan
penyuapan dan ketidakjujuran membuka jalan membongkar korupsi
dan tindakan-tindakan penghukuman terhadap pelanggar. Menurut
Mubyarto, Pengertian Korupsi adalah suatu masalah politik lebih dari
pada ekonomi yang menyentuh keabsahan (legitimasi) pemerintah di
mata generasi muda, kaum elite terdidik dan para pegawai pada
umumnya.
• Malas atau Tidak Mau Bekerja Banyak orang yang ingin mendapat
penghasilan banyak namun mereka tidak mau berusaha dengan cara
43
yang susah, tidak ingin banyak mengeluarkan keringan, ini
merupakan contoh orang malas dan tidak mau bekerja. Selanjutnya,
kajian Tanzi dan Davoodi (1997) yang lebih elaboratif melaporkan
bahwa korupsi mengakibatkan penurunan tingkat produktivitas yang
dapat diukur melalui berbagai indikator fisik, seperti kualitas jalan
raya.Namun ternyata korupsi tidak hanya berdampak dalam satu
aspek kehidupan saja seperti diterangkan dalam penelitian-
penelitian. Meluasnya praktik korupsi di suatu negara akan
memperburuk kondisi ekonomi bangsa, harga barang-barang menjadi
mahal dengan kualitas yang buruk, akses rakyat terhadap pendidikan
dan kesehatan menjadi sulit, keamanan suatu negara terancam, citra
pemerintahan yang buruk di mata internasional akan menggoyahkan
sendi-sendi kepercayaan pemilik modal asing, krisis ekonomi menjadi
berkepanjangan, negara pun menjadi semakin terperosok dalam
kemiskinan.Indonesia sendiri, berdasarkan Laporan Bank Dunia,
dikategorikan sebagai negara yang utangnya parah, berpenghasilan
rendah, dan termasuk dalam kategori negara-negara termiskin di
dunia seperti Mali dan Ethiopia. Mengingat adanya kemiskinan
struktural, maka adalah naif jika kita beranggapan bahwa virus
kemiskinan yang menjangkit di tubuh masyarakat adalah buah dari
budaya malas dan etos kerja yang rendah (culture of poverty).
mendalam untuk mengetahui dimana dan bagaimana korupsi
memiliki pengaruh atas diri mereka.Sebuah wawasan dan
pemahaman yang holistik tentang pengaruh korupsi terhadap
kehidupan sosial orang miskin pun didapat. Korupsi dalam birokrasi
44
dapat dikategorikan dalam dua kecenderungan umum : yang
menjangkiti masyarakat dan yang dilakukan di kalangan mereka
sendiri. Korupsi tidak saja terbatas pada transaksi yang korup yang
dilakukan dengan sengaja oleh dua pihak atau lebih, melainkan juga
meliputi berbagai akibat dari perilaku yang korup, homo
venalis.Transparency International (TI), sebagai lembaga
internasional yang bergerak dalam upaya antikorupsi, membagi
kegiatan korupsi di sektor publik ke dalam dua jenis, yaitu
45
Jika pemerintahan justru memakmurkan praktik korupsi, maka
lenyap pula unsur hormat dan trust (kepercayaan) masyarakat
kepada pemerintahan.Karenanya, praktik korupsi yang kronis
menimbulkan demoralisasi di kalangan masyarakat.
46
yang telah terjadi di Indonesia berlangsung sejak masa pemerintahan
Soeharto atau bahkan pada masa pemerintahan Soekarno. Boleh
dikatakan korupsi merupakan warisan kebudayaan orde baru yang
terus melekat dalam generasi reformasi sekarang ini.Keinginan untuk
memeroleh kehidupan pribadi seorang koruptor dengan menjalankan
tindakan korupsi merupakan sebuah unsur budaya yang kurang
sehat. Nilai personalistik dan feodalisme tertanam kuat dalam
kebudayaan masyarakat tertentu maka konsekuensinya korupsi yang
ada dalam masyarakat itu akan tertanam kuat juga dan sulit untuk
dihilangkan. Nilai kekeluargaan dan kekerabatan yang menjadi nilai
yang sungguh kental dalam masyarakat Indonesia. Soejanto
Poespowardojo mengatakan bentuk-bentuk kebudayaan memiliki
nilai relatif bukan hanya mengandung hal-hal yang sehat dan
membangun hidup manusia tetapi juga mengandung unsur-unsur
yang menghambat dan bahkan menghancurkan kehidupan
masyarakat itu. Korupsi didasarkan pada sebuah mentalitas untuk
memeroleh kekayaan yang berlimpah dengan mudah dan dalam
waktu yang cepat. Oleh karena itu nilai-nilai manusiawi menjadi
dasar dan ukuran untuk langkah-langkah perkembangan dan
pembangungan.Jika pemahaman filosofis ini membedah perilaku
korupsi sebagai sebuah budaya tidak akan menemukan benang
merah yang jelas dan pasti. Korupsi merupakan sebuah perilaku yang
melanggar tatanan nilai yang ada dalam masyarakat misalnya nilai
kejujuran, keadilan, kebaikan, kedamaian dan lain lain. Pada
umumnya setiap orang yang melakukan korupsi dilatarbelakangi oleh
47
keinginan personal atau kelompok tertentu untuk memeroleh
bahagiaan(Bandingkan dengan pengertian dan motif korupsi di atas).
Keinginan untuk melakukan korupsi salah satu sarana untuk
merealisasikan cita-cita kebahagiaan hidupnya meskipun jalan yang
ditempuh justru melanggar norma atau nilai yang ada dalam
masyarakat itu. Hanya pihak-pihak atau orang tertentulah yang
mampu menikmati kelimpahan kekayaan.Selain itu mentalitas
korupsi yang mendarah daging bukanlah sifat hakiki yang ada dalam
manusia.
48
● Ada tiga aspek dalam konsep ideologi yang dibahas Machiavelli
yaitu : – Agama – Kekuasaan – dominasi
49
● Menurut Karl Marx, bahwa kesadaran tidak menentukan realita,
tetapi realita material lah yang menentukan kesadaran.
Realita material itu adalah “cara cara produksi barang dalam kegiatan
kerja”
50
● Soerjanto : ideologi adalah hasil refleksi manusia berkat
kemampuannya menjaga jarak dengan dunia kehidupannya
51
pegangan kehidupan sosial politik yang diinkorporasikan dalam
dokumen resmi negara .suatu pandangan hidup yang merupakan
cara menafsirkan realitas serta mengutamakan nilai tertentu yang
memperngaruhi kehidupan sosial, politik dan budaya .Suatu model
atau paradigma tentang perubahan sosial yang tidak dinyatakan
sebagi ideologi, tetapi berfungsi sebagai ideologi, misalnya ideologi
pembangunan .Berbagai aliran pemikirann yang menonjolkan nilai
tertentu yang menjadi pedoman gerakan suatu kelompok Fungsi
ideologi Struktur kognitif keseluruhan pengetahuan yang dapat
menjadi landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia, serta
kejadian kejadian di lingkungan sekitar .Orientasi dasar dengan
membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan
tujuan dalam kehidupan manusia .Norma norma yang menjadi
pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan
bertindak .Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan
identitasnya . Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong
seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan
.Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami,
menghayati serta memolakan tingkah lakunya sesuai dengan
orientasi dan norma norma yang terkandung di dalamnya
52
DAFTAR PUSTAKA
Proses Peradilan (Pidana) Yang Jujur Dan Adil, Makalah, MAPPI FH UI,
Jakarta,2002.
https://www.slideshare.net/irvandberutu/makalah-pendidikan-pancasila-kajian-
nilai-nilai-pancasila
https://www.slideshare.net/Niadianaintansari/makalah-pendidikan-pancasila-
penerapan-nilai-pancasila-sebagai-pendidikan-karakter
http://nissabatubar.blogspot.com/2015/03/makalah-nilai-nilai-pancasila.html
53