Anda di halaman 1dari 15

Eduscience : Jurnal Ilmu Pendidikan

p-ISSN 2460-7770| e-ISSN : 2502-3241

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KALIMAT BAKU DAN


KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA SMA
KELAS XII PPLS DI BKB NURUL FIKRI KRANGGAN BEKASI

Alfian, Khusnul Fatonah


Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara No 9 Kebon Jeruk, Jakarta - 11510
alfian@esaunggul.ac.id

Abstract
This study is aimed at analyzing both the use of standard sentences and effective sentences in the
argumentative essay of the twelve graders of SMA PPLS at BKB Nurul Fikri Kranggan, Bekasi. This
study used descriptive qualitative method while data were analyzed in the form of argumentative
essay from the twelve graders of SMA PPLS at BKB Nurul Fikri Kranggan, Bekasi. Samples were
randomly selected from ten essays from 25 students. The results explained that the language errors
associated with standard sentences included: 1) the use of non-standard sentence structures of 23
errors, 2) the use of non-standard spelling of 19 errors, and 3) the use of non-standard word of 14
errors. Meanwhile, errors in writing effective sentences seen in students' argument essays are caused
by 1) incompatibility or unity of ideas with 20 errors, 2) improper grammar by 16 errors, 3)
ineffectiveness of words by 13 errors, 4) incompatibility of sentences by 5 errors, 5) sentence
ambiguity from 4 errors, and 6) sentence logic from 2 errors. Error analysis can be used as an
evaluation material for teachers to improve student understanding in using standard and effective
sentences when writing essays, especially argumentative essay.

Keywords: standard sentence, effective sentence, argumentative essay

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesalahan penggunaan kalimat baku dan kalimat
efektif dalam karangan argumentasi siswa SMA kelas XII IPS PPLSdi BKB Nurul Fikri Kranggan,
Bekasi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis berupa
karangan argumentasi siswaSMA kelas XII IPS PPLSdi BKB Nurul Fikri Kranggan, Bekasi. Hasil
penelitian menjelaskan bahwa kesalahan berbahasa yang berkaitan dengan kalimat baku antara lain:
1) penggunaan struktur kalimat yang tidak baku sebanyak 23 kesalahan, 2) penggunaan ejaan yang
tidak baku sebanyak 19 kesalahan, dan 3) penggunaan kata-kata tidak baku sebanyak 14 kesalahan.
Sementara itu, kesalahan penulisan kalimat efektif yang terlihat dalam karangan argumentasi siswa
disebabkan oleh 1) ketidaksepadanan atau ketidaksatuan gagasan sebanyak 20 kesalahan, 2)
ketatabahasaan yang kurang benar sebanyak 16 kesalahan, 3) ketidakhematan kata sebanyak 13
kesalahan, 4) ketidakpaduan kalimat sebanyak 5 kesalahan, 5) keambiguitasan kalimat sebanyak 4
kesalahan, dan 6) kelogisan kalimat sebanyak 2 kesalahan. Analisis kesalahan tersebut dapat dijadikan
bahan evaluasi bagi guru untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam menggunakan kalimat baku
dan efektif ketika menulis sebuah karangan, khususnya karangan argumentasi.

Kata kunci: kalimat baku, kalimat efektif, karangan argumentasi

Pendahuluan tersebut dihubungkan secara logis dan bermakna.


Karangan merupakan satuan bahasa lengkap Unsur-unsur pendukung karangan seperti kata, frasa,
yang menduduki posisi tertinggi dalam hierarki klausa, dan kalimat memiliki peran penting dalam
gramatikal bahasa. Karangan yang baik memiliki keutuhan sebuah karangan. Pun adanya alat-alat
konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh penghubung lainnya juga diperlukan guna
sehingga dapat dipahami oleh pembaca atau menciptakan keselarasan hubungan antarunsur di
pendengar tanpa keraguan apapun. Dalam teorinya, dalam karangan.
dijelaskan bahwa karangan menyajikan suatu Dalam konteks pembelajaran bahasa
penjelasan tentang bagaimana kalimat-kalimat Indonesia untuk jenjang sekolah menengah atas

Eduscience Volume 5 Nomor 2, Februari 2020 58


Eduscience : Jurnal Ilmu Pendidikan
p-ISSN 2460-7770| e-ISSN : 2502-3241

(SMA), baik di lembaga pendidikan formal berdasarkan teori yang terdapat dalam modul belajar
(sekolah) maupun nonformal (bimbingan belajar), PPLS IPS.
siswa telah diperkenalkan dengan berbagai macam
bentuk karangan, misalnya, karangan argumentasi Hakikat Analisis Kesalahan Berbahasa
yang menuntut pemikiran siswa secara kritis dalam Kesalahan berbahasa adalah pemakaian
menuangkan ide atau gagasannya ke dalam tulisan. bentuk-bentuk tuturan berbagai unit kebahasaan
Ketika siswa menuliskan ide-idenya ke dalam yang meliputi kata, kalimat, paragraf, yang
karangan yang dibuatnya, tak jarang dijumpai menyimpang dari sistem kaidah bahasa baku, serta
kesalahan, baik dalam lingkup fonologi, morfologi, pemakaian ejaan yang menyimpang dari sistem
sintaksis, maupun semantik. Kesalahan tersebut jika kaidah kebakuan bahasa atau ejaan yang telah
tidak diperbaiki akan berdampak pada penggunaan ditetapkan. Jika dikaitkan dengan analisis kesalahan
kalimat yang tidak baku dan tidak efektif dalam berbahasa, James (1998) menjelaskan bahwa analisis
tulisannya. Padahal, sudah seharusnya siswa kelas kesalahan merupakan proses mendeter-minasi
XII SMA mampu menuliskan kalimat yang baku dan peristiwa, sifat, penyebab, dan konsekuensi dari
efektif, khususnya dalam kegiatan berbahasa resmi, ketidaksuksesan / ketidakberhasilan pengajaran
baik lisan maupun tulisan. bahasa. Ada pun bahasa yang dimaksud dalam
Untuk memperbaiki kesalahan tersebut, guru konteks ini adalah bahasa kedua. Sementara itu,
perlu melakukan analisis kesalahan berbahasa. Corder (1974) mengungkapkan bahwa analisis
Analisis kesalahan tersebut dapat membantu guru kesalahan bahasa merupakan suatu aktivitas yang
untuk mengetahui jenis kesalahan yang dibuat, mengkaji kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh
daerah kesalahan, sifat kesalahan, sumber kesa- pembelajar bahasa target dalam proses pembelajaran
lahan, serta penyebab kesalahan berbahasa siswa. bahasa target tersebut.
Akan tetapi, sebelum guru mampu menerapkan Berkaitan dengan hal tersebut, Ellis
metode atau strategi pengajaran yang berkaitan menjelaskan analisis kesalahan merupakan suatu
dengan analisis kesalahan ini, guru terlebih dahulu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh para
memiliki pemahaman seputar analisis kesalahan. peneliti dan guru bahasa yang meliputi pengumpulan
Setelah itu, guru dapat langsung mengaplikasikan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat
konsep analisis kesalahan yang telah diketahuinya di dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut,
kelas, mendeskripsikan kesalahan yang ada, dan pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan
membaginya menjadi beberapa tingkatan kesalahan. penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian
Diagnosis kesalahan perlu juga dilakukan untuk kesalahan itu. Berdasarkan pendapat para ahli
mengetahui gravitasi kesalahan selanjutnya. tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis
Kemudian, langkah terakhir yang perlu dilakukan kesalahan (error analysis) merupakan suatu proses
guru adalah mengoreksi kesalahan yang dilakukan yang dilakukan untuk mengidentifikasi kesalahan-
para siswanya dan memperbaikinya. Pemahaman kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar bahasa
terhadap kesalahan tersebut merupakan umpan balik yang menyebabkan terganggunya pencapaian tujuan
yang sangat berharga bagi pengevaluasian dan pengajaran bahasa kedua.
perencanaan penyusunan materi serta strategi Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa,
pengajaran di kelas. khususnya ketika mempelajari bahasa Indonesia,
Berkaitan dengan latar belakang tersebut, berkaitan dengan pemakaian bentuk-bentuk aturan
tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dalam unit kebahasaan yang meliputi kata, frasa,
kesalahan berbahasa dalam kaitannya dengan klausa, kalimat, maupun paragraf yang menyimpang
penggunaan kalimat baku dan kalimat efektif yang dari kaidah kebahasaan yang dapat digunakan
terdapat di dalam karangan argumentasi siswa SMA sebagai standar acuan atau kriteria untuk menen-
kelas XII IPS Program Persiapan Langsung tukan suatu bentuk aturan salah atau tidak adalah
SNMPTN (PPLS) di Lembaga Bimbingan dan sistem bahasa baku. Berkaitan dengan hal ini,
Konsultasi Belajar (BKB) Nurul Fikri Kranggan, Tarigan dan Tarigan (1988) menegaskan bahwa
Bekasi. BKB Nurul Fikri sendiri merupakan salah untuk menganalisis kesalahan berbahasa siswa, kita
satu lembaga bimbingan belajar yang memiliki dapat pula menerapkan sebuah model analisis yang
banyak cabang di Jabodetabek. Siswa yang berdasarkan pada subsistem bahasa: 1) fonologi
mengikuti pembelajaran dalam satu kelas berasal yang mencakup ucapan bagi bahasa lisan dan ejaan
dari berbagai sekolah. Sebagai acuan awal, adanya bagi bahasa tulis, 2) morfologi yang mencakup
analisis kesalahan ini sudah disesuaikan dengan prefiks, infiks, sufiks, konfiks, simulfiks, dan
silabus yang dikhususkan untuk program tersebut. perulangan kata, 3) sintaksis yang mencakup frasa,
Untuk memperkuat analisis, teori yang digunakan klausa, dan kalimat, 4) leksikon atau pilihan
kata.Beberapa hal tersebut sekiranya cukup

Eduscience Volume 5 Nomor 2, Februari 2020 59


Eduscience : Jurnal Ilmu Pendidikan
p-ISSN 2460-7770| e-ISSN : 2502-3241

mewakili siswa untuk dapat menuliskan atau istilah dan kata serapan atau kata yang
mengucapkan bahasa yang baik dan benar. berasal dari bahasa asing, serta kata yang
Dalam aplikasinya di kelas, analisis bunyi dan penulisannya disesuaikan dengan
kesalahan dapat membantu guru untuk mengetahui kaidah bahasa Indonesia.
jenis kesalahan yang dibuat, daerah kesalahan, sifat b. Menggunakan struktur baku yang mencakup
kesalahan, sumber kesalahan, serta penyebab kesesuaian dengan kaidah tata kata
kesalahan. Pemahaman terhadap kesalahan tersebu (morfologi) dan tata kalimat (sintaksis).
merupakan umpan balik yang sangat berharga bagi c. Menggunakan ejaan baku. Menurut
pengevaluasian dan perencanaan penyusunan materi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
serta strategi pengajaran di kelas. Selanjutnya, guru yang Disempurnakan (EYD), ejaan baku
dapat menentukan urutan penyajian butir-butir yang meliputi lima konsep, yakni pemakaian
diajarkan dalam kelas dan buku teks, misalnya, huruf (huruf abjad, huruf vokal, huruf
mengurutkan materi dari yang mudah sampai yang konsonan, huruf diftong, gabungan huruf
sukar. Selain itu, guru dapat pula menentukan urutan konsonan, dan pemenggalan kata),
jenjang relatif penekanan, penjelasan, dan latihan pemakaian huruf kapital dan huruf miring,
berbagai butir bahan yang diajarkan. Hal ini dapat penulisan kata (kata dasar, kata turunan, kata
dilakukan guru untuk mengetahui kapan waktu yang ulang, gabungan kata, kata ganti, kata depan,
tepat untuk merencanakan latihan dan pengajaran kata si dan sang, partikel, singkatan dan
remedial. Bagi siswa yang sudah mahir mempelajari akronim, angka dan lambang bilangan),
bahasa kedua, guru dapat memilih butir-butir bagi penulisan unsur serapan, serta pemakaian
pengujian kemahiran siswa (Sidhar, 1985). tanda baca.

Konsep Kalimat Baku Konsep Kalimat Efektif


Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang Menurut Akhadiah dkk. (2003) kalimat
dijadikan pokok atau standar. Ragam bahasa baku efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga
lazim dipakai dalam beberapa situasi: 1) komunikasi maknanya dapat dipahami dengan mudah oleh orang
resmi, yakni dalam surat-menyurat resmi, surat lain. Sementara menurut Suyatno dkk. (2017)
dinas, perundang-undangan, penamaan, dan kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili
peristilahan resmi, 2) wacana teknis, seperti dalam pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga
laporan resmi, karangan ilmiah, dan buku pelajaran, pendengar atau pembaca memahami pikiran tersebut
3) pembicaraan resmi, seperti ceramah, kuliah, dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang
pidato, atau khotbah. Dalam perwujudannya, bahasa dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
baku dikaitkan dengan adanya pemakaian kalimat Pengertian tersebut dipertegas oleh Sasangka (2016)
baku. yang menjelaskan bahwa kalimat efektif adalah
Sebagai wujud dari bahasa baku, kalimat kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sesuai
baku mempunyai syarat-syarat yang harus dipenuhi dengan yang diharapkan oleh si penulis atau si
dalam pemakaiannya. Berikut ini akan dijelaskan pembicara.
tentang syarat-syarat dari kalimat baku berdasarkan Ahli lain, Utorodewo dkk. (2011)
konsep yang terdapat dalam Modul Belajar PPLS menjelaskan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
IPS (2014: 67). yang secara jitu atau tepat mewakili gagasan atau
a. Menggunakan kata-kata baku. Adapun ciri perasaan penulis. Konsep yang hampir sama juga
dari kata-kata baku tersebut, antara lain tidak diperjelas oleh Gani dan Fitriyah (2010) yang
terpengaruh dari bahasa daerah, bukan menjelaskan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
merupakan bahasa pasar, tidak pleonasme, yang secara tepat dapat mewakili ide pembicara atau
tidak rancu, dan tidak hiperkorek. penulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, kata baku tepatnya dengan pikiran pendengar/ pembaca.
merupakan kata-kata yang sesuai dengan Maksudnya adalah sebuah kalimat efektif akan
kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. mampu mewakili ide yang ada dalam benak
Acuan yang dapat digunakan untuk pembicara/ penulis dan pendengar/ pembaca tanpa
membuktikan apakah kata yang dimaksud menimbulkan salah paham.
termasuk kata baku atau bukan, antara lain Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut,
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah
Pedoman EYD, Pedoman, Pembentukan kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan
Istilah, dan Tata Bahasa Baku Bahasa atau perasaan pembicara atau penulis; sanggup
Indonesia. Perlu diketahui bahwa menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam
pembakuan kata-kata juga berlaku untuk pikiran pendengar atau pembaca seperti yang

Eduscience Volume 5 Nomor 2, Februari 2020 60


Eduscience : Jurnal Ilmu Pendidikan
p-ISSN 2460-7770| e-ISSN : 2502-3241

dipikirkan oleh pembicara atau penulis. Dengan kata struktur subjek dan predikatnya. Ada pun
lain, kalimat efektif harus mampu menciptakan perbaikannya adalah sebagai berikut:
kesepahaman dan mampu mewakili ide yang ada
dalam benak penulis atau pembicara dan pendengar Para siswa harap menyelesaikan emua
atau pembaca. Oleh karena itu, kalimat efektif tugas dengan tepat waktu.
haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya Yang tidak berpentingan dilarang masuk.
informasi yang diinginkan penulis terhadap
pembacanya. Jika hal ini dapat tercapai, pembaca Kehematan
akan tertarik pada apa yang dibicarakan dan tergerak Hemat dalam pengertian kalimat efektif
hatinya oleh apa yang disampaikan itu (Akhadiah berarti hemat dalam menggunakan kata, frasa, atau
dkk, 2003: 116). Berikut ini akan dijelaskan syarat- bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
syarat struktur kalimat efektif berdasarkan konsep Contoh:
yang terdapat dalam Modul Belajar PPLS IPS Dia datang hanya sendiri saja.
(2014: 83--85). Para tamu-tamu sudah berdatangan.

Ketatabahasaan Kedua contoh kalimat tersebut tidak efektif


Syarat ketatabahasaan merupakan faktor karena pada tiap-tiap kalimatnya terkandung
penting dan mendasar dalam kalimat efektif. Salah ketidakhematan kata. Ada pun perbaikannya adalah
satu contoh ketidakefektifan kalimat karena tidak sebagai berikut:
sesuai dengan aturan tata bahasa adalah adanya
pemakaian akhiran –kan dan –i yang salah. Dia datang sendiri saja.
Contoh: Para tamu sudah berdatangan.
Dosen kritik sastra menugaskan kami
membuat makalah. Kesejajaran
Ayah mewarisi sebidang tanah untuk saya. Arti kesejajaran dalam kalimat ini adalah
kesamaan bentuk kata yang digunakan. Sebagai
Jika dikaitkan dengan ciri pertama dari contoh, apabila bentuk pertama menggunakan kata
kalimat efektif, kedua contoh kalimat tersebut kerja, bentuk-bentuk selanjutnya juga harus
kurang efektif. Ada pun perbaikannya adalah berbentuk kata kerja. Begitu pula seterusnya untuk
sebagai berikut: jenis kata lain.
Contoh:
Dosen kritik sastra menugasi kami membuat Mencegah lebih baik daripada pengobatan.
makalah.
Ayah mewariskan sebidang tanah untuk Contoh kalimat tersebut tidak efektif karena
saya. pada kalimatnya terdapat bentuk kata yang tidak
sejajar. Ada pun perbaikannya adalah sebagai
Pada beberapa kata dasar tertentu seperti berikut:
tugas, penambahan akhiran –kan menuntut objek
yang diam, sedangkan penambahan akhiran –i Mencegah lebih baik daripada mengobati.
mengharuskan adanya objek yang bergerak. Perlu
diingat bahwa penggunaan imbuhan tersebut hanya Ketegasan
untuk beberapa kata dasar tertentu. Ketegasan atau penekanan dalam kalimat
efektif adalah penonjolan ide pokok, misalnya
Kesatuan Gagasan atau Kesepadanan dengan pengulangan kata (repetisi) dan penggunaan
Kesatuan gagasan atau kesepadanan dalam partikel penekan.
kalimat yang efektif berkaitan dengan keseimbangan Contoh:
antara gagasan dan struktur bahasa yang dipakai. Begitu harapan kami dan begitu pula
Hal tersebut dapat diartikan dengan adanya subjek hendaknya harapan kita semua.
dan predikat dengan jelas.
Contoh: Kecermatan
Bagi para siswa harap menyelesaikan Pada ciri ini, yang dimaksud dengan cermat
semua tugas dengan tepat waktu. adalah kalimat tersebut tidak mengandung tafsiran
Kepada yang tidak berkepentingan dilarang ganda (ambigu).
masuk.
Kedua contoh kalimat tersebut tidak efektif Contoh:
karena pada tiap-tiap kalimatnya tidak lengkap Adik membawa dua karung beras.
Eduscience Volume 5 Nomor 2, Februari 2020 61
Eduscience : Jurnal Ilmu Pendidikan
p-ISSN 2460-7770| e-ISSN : 2502-3241

Kalimat tersebut bermakna ganda, yaitu meyakinkan pembaca agar menerima atau
yang dibawa adik adalah karung yang berisi beras mengambil suatu doktrin, sikap, dan tingkah laku
atau karung beras tanpa isinya. Ada pun tertentu. Adapun cara meyakinkan pembaca itu
perbaikannya adalah sebagai berikut: dapat dilakukan dengan menyajikan data, bukti, atau
hasil-hasil penalaran. Berdasarkan pendapat para
Adik membawa dua lembar karung beras, ahli tersebut, dapat dipahami bahwa karangan
atau argumentasi adalah karangan yang berusaha untuk
Adik membawa beras sebanyak dua karung. meyakinkan, membuktikan kebenaran suatu
pernyataan, pendapat, sikap, atau keyakinan dari
Kepaduan atau Koherensi penulis kepada pembaca. Dalam karangan ini, suatu
Kepaduan dalam kalimat adalah hubungan gagasan dan pernyataan dikemukakan dengan alasan
timbal balik yang jelas antara unsur-unsurnya. yang kuat dan meyakinkan sehingga pembaca akan
Contoh: terpengaruh atau membenarkan pendapat yang
Hidup jangan mengharapkan akan belas diajukan.
kasihan orang lain. Karangan argumentasi disebut juga
Surat itu saya sudah terima kemarin. karangan alasan atau bahasan karena untuk membuat
karangan ini penulis terlebih dahulu harus
Kedua contoh kalimat tersebut tidak efektif mengamati berbagai persoalan yang ada di
karena pada tiap-tiap kalimatnya tidak terdapat sekitarnya. Setelah pengamatan dilakukan, timbulah
kepaduan atau koherensi, Ada pun perbaikannya sebuah opini atau pernyataan yang kemudian
adalah sebagai berikut: dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Opini yang
dimunculkan tersebut harus berlandaskan pada
Hidup jangan mengharapkan belas kasihan alasan-alasan yang logis dan rasional bahkan lebih
orang lain. baik jika dilengkapi dengan fakta atau pembuktian.
Surat itu sudah saya terima kemarin. Fakta-fakta tersebut dapat diperoleh dengan berbagai
cara, di antaranya bahan bacaan, wawancara atau
Kelogisan angket, penelitian, atau observasi langsung. Dengan
Logis yang dimaksud dalam konsep ini kata lain, dasar tulisan argumentasi adalah berpikir
mengacu pada ide kalimat yang dapat diterima oleh kritis dan logis (Suladi, 2016: 74).
akal. Kelogisan kalimat erat kaitannya dengan
ketatabahasaan. Metode Penelitian
Contoh: Metode yang digunakan dalam penelitian ini
Waktu dan tempat kami persilakan. adalah metode deskriptif kualitatif. Objek dari
Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan penelitian ini adalah bahasa verbal berbentuk tulisan
acara ini. yang terdapat dalam karangan siswa SMA kelas XII
IPS Program Persiapan Langsung SNMPTN (PPLS)
Kedua contoh kalimat tersebut tidak efektif di Lembaga Bimbingan dan Konsultasi Belajar
karena pada tiap-tiap kalimatnya tidak mengandung (BKB) Nurul FikriKranggan, Bekasi. Sampel
unsur kelogisan. Pada kalimat (a) siapakah yang diambil secara acak sebanyak sepuluh karangan dari
dipersilakan? Apakah waktu dan tempat yang jumlah keseluruhan siswa sebanyak 25 orang.
dipersilakan?. Pada kalimat (b) apakah waktu dapat Metode deskriptif kualitatif adalah metode
dipersingkat? Ada pun perbaikannya adalah sebagai penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi,
berikut: gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta, sifat, serta hubungan antara
Bapak Lukman, kami persilakan. fenomena yang diselidiki secara kualitatif. Fakta
Untuk menghemat waktu, kita teruskan yang dimaksud adalah data berupa kesalahan
acara ini. berbahasa yang terdapat dalam karangan siswa SMA
kelas XII PPLS. Sementara itu, data yang dimaksud
Hakikat Karangan Argumentasi dalam penelitian ini adalah kesalahan penggunaan
Suladi (2016) menjelaskan bahwa karangan kalimat baku dan kalimat efektif dalam karangan
argumentasi adalah karangan yang bertujuan untuk argumentasi siswa SMA kelas XII IPS PPLS di
membuktikan pendapat penulis agar pembaca Lembaga Bimbingan dan Konsultasi Belajar (BKB)
menerima pendapatnya. Hal ini juga sesuai dengan Nurul Fikri Kranggan, Bekasi.
apa yang diungkapkan Suyatno dkk (2017) dan Selain menggunakan metode deskriptif
Yanti dkk (2017) yang menyatakan bahwa tujuan kualitatif, penelitian ini juga menggunakan metode
utama karangan argumentasi adalah untuk yang dipaparkan oleh Ellisuntuk menganalisis

Eduscience Volume 5 Nomor 2, Februari 2020 62


Eduscience : Jurnal Ilmu Pendidikan
p-ISSN 2460-7770| e-ISSN : 2502-3241

kesalahan berbahasa siswa. Secara singkat, metode baku dan efektif. Selain karena struktur kalimatnya
tersebut dimulai dengan pengumpulan sampel lengkap, kalimat tersebut sudah memenuhi syarat
kesalahan, pengidentifikasian kesalahan, penjelasan penulisan kalimat baku dan kalimat efektif.
kesalahan, pengklasifikasian kesalahan, dan Sementara itu, pada kalimat kedua, jika dilihat
pengevaluasian kesalahan. berdasarkan struktur kalimatnya, kalimat tersebut
sudah benar karena terdiri atas subjek (orang) dan
Hasil dan Pembahasan predikat (mencari). Akan tetapi, kalimat tersebut
Deskripsi Data belum dapat dikatakan sebagai kalimat yang baku
Data utama dari penelitian ini adalah dan efektif karena mengandung unsur kerancuan dan
karangan argumentasi siswa SMA kelas XII IPS keambiguitasan, khususnya pada kalimat ..orang
PPLS di BKB Nurul Fikri Kranggan, Bekasi. mencari jati diri mereka. Adapun perbaikan dari
Sampel karangan yang akan dianalisis sebanyak kalimat tersebut agar baku dan efektif adalah Pada
sepuluh karangan yang ditulis oleh siswa dalam masa itu, mereka mencari jati dirinya dengan
waktu 20 menit. Selanjutnya, dari data tersebut dapat berbagai cara. Pada kalimat ketiga, jika dilihat
diidentifikasi kesalahan penulisan kalimat baku dan berdasarkan struktur kalimat, kalimat tersebut sudah
kalimat efektif. Kriteria analisis yang dilakukan benar karena terdiri atas subjek (orang) dan predikat
sesuai dengan teori yang telah dijelaskan (mencari). Akan tetapi, kalimat tersebut belum dapat
sebelumnya yang diambil dari modul belajar PPLS dikatakan sebagai kalimat yang baku dan efektif
IPS. Agar penulisan karangan argumentasi tersebut karena mengandung unsur ketidakhematan/
tidak meluas, tema karangan diseragamkan terlebih pleonasme pada kata mereka yang diulang sebanyak
dahulu. Ada pun tema karangannya adalah “Seputar dua kali dalam satu kalimat, padahal masih
Dunia Remaja”. menyatakan pelaku yang sama. Selain itu, konjungsi
korelasi yang digunakan juga kurang tepat. Agar
Analisis Data lebih efektif, perbaikan dari kalimat tersebut adalah
Berikut ini merupakan analisis kesalahan Cara mereka mencari jati dirinya sangat beragam,
penulisan kalimat baku dan kalimat efektif yang baik dengan cara yang positif maupun negatif.
ditemukan dalam karangan argumentasi siswa SMA Kalimat keempat pada paragraf pertama dikatakan
kelas XII IPS PPLS di BKB Nurul Fikri Kranggan, sebagaikalimat yang tidak baku dan tidak efektif
Bekasi. karena dalam strukturnya terdapat dua predikat
(itulah dan memperhatikan). Sebaiknya, kata itulah
Karangan Argumentasi ke-1 diganti dengan itu. Selain itu, tanda koma diperlukan
Nama siswa : US sebelum kata orang tua agar kalimat tersebut tidak
Judul Karangan : Masa Remaja ambigu. Perbaikan dari kalimat tersebut agar
menjadi kalimat yang efektif adalah Pada saat-saat
Masa remaja adalah masa yang paling seperti itu, orang tua harus memperhatikan anak
mengesankan bagi setiap orang.Pada masa itu, mereka agar tidak jatuh dalam perbuatan negatif.
orang mencari jati diri mereka dengan berbagai Pada paragraf kedua, kesalahan penggunaan
cara. Cara mereka mencari jati diri mereka sangat kalimat baku dan (atau) kalimat efektif terlihat pada
beragam, baik itu positif ataupun negatif. Saat-saat kalimat kedua dan ketiga. Kalimat pertama sudah
itulah orang tua harus memperhatikan anak mereka memenuhi syarat sebagai kalimat yang baku dan
agar tidak jatuh dalam perbuatan negatif. efektif.Ketidakbakuan dan ketidakefektifan yang
Masa remaja seharusnya diisi dengan hal- terlihat pada kalimat kedua. Kalimat tersebut
hal yang positif dan banyak memberikan manfaat. mengandung penggunaan kata nantinya yang tidak
Kegiatan-kegiatan positif tersebut nantinya akan hemat/ pleonasme karena sudah diwakilkan dengan
membangun karakter yang baik untuk remaja itu kata akan. Selain itu, kalimat tersebut tidak padu
sendiri. Masa remaja bisa diisi dengan mencari dengan kalimat sebelumnya yang mengacu pada dua
banyak prestasi sehingga tidak hanya hal, yakni hal-hal positif dan banyak memberikan
membanggakan diri kita tetapi juga orang tua kita. manfaat. Agar menjadi kalimat yang baku dan
efektif, perbaikannya adalah Kedua hal tersebut
Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat akan membangun karakter yang baik untuk remaja
itu sendiri. Pada kalimat ketiga, jika dilihat
Baku dan Kalimat Efektif
berdasarkan struktur kalimat, kalimat tersebut sudah
Pada paragraf pertama, kesalahan
benar karena terdiri atas subjek (masa remaja) dan
penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat efektif
predikat (bisa diisi). Akan tetapi, kalimat tersebut
terlihat pada kalimat kedua, ketiga, dan keempat.
belum dikatakan sebagai kalimat yang baku dan
Kalimat pertama sudah memenuhi syarat kalimat
efektif. Penyebab ketidakbakuannya adalah tidak

Eduscience Volume 5 Nomor 2, Februari 2020 63


Eduscience : Jurnal Ilmu Pendidikan
p-ISSN 2460-7770| e-ISSN : 2502-3241

adanya tanda koma sebelum kata tetapi. Sementara sehingga. Tanda koma tersbut seharusnya
itu, penyebab ketidakefektifannya adalah kalimat dihilangkan. Sementara itu, ketidakefektifannya
penjelas yang tidak padu dengan kalimat terjadi karena penggunaan kata konflik yang tidak
sebelumnya. perlu ditambahkan setelah kata akhlak.

Karangan Argumentasi ke-2 Karangan Argumentasi ke-3


Nama siswa : RI Nama siswa : Iv
Judul Karangan : Masa Remaja Judul Karangan : Penurunan Moral Remaja
Indonesia
Remaja adalah peralihan seseorang dari
anak-anak menuju kedewasaan. Masa-masa remaja Remaja Indonesia kini mengalami
adalah masa yang paling indah. Percintaan, konflik penurunan moral. Hal tersebut dapat dilihat dari
yang timbul, dan segala permasalahan akan menjadi banyak hal, dari hal yang sederhana hingga hal
kenangan yang indah dan tak terlupakan. yang tergolong cukup berat di mata hukum.Secara
Namun, masa-masa remaja juga masa yang sederhana, penurunan moral remaja di Indonesia
rentan. Banyak sekali kita temui remaja masuk terlihat dari cara remaja bersikap terhadap
kedalam pergaulan yang salah. Pergaulan yang tak lingkungan sekitarnya. Contohnya, remaja
kenal batas menjadi masalah utama para orang tua. Indonesia yang menggunakan gue lu pada saat
Penyimpangan akhlak konflik pun kerap terjadi, berbicara kepada orang yang lebih tua. Adapula
sehingga mengharuskan orang tua untuk yang berkata “ih jalannya lama banget sih nih
menanamkan nilai-nilai moral dan agama sebagai orang tua,” ketika ada orang tua yang berjalan di
dasar atau pondasi pada anaknya. Peran orang tua depannya. Penurunan moral remaja di Indonesia
sangat penting dalam membimbing mereka agar juga terlihat dari kenaikan tingkat kriminalitas yang
tidak salah jalan dan menjadi manusia dewasa yang dilakukan remaja. Bahkan, cukup banyak remaja
sebaik-baiknya. yang terlibat tindak pembunuhan.
Hal tersebut tentu sangat merugikan bagi
Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat bangsa Indonesia.Remaja adalah penerus bangsa
Baku dan Kalimat Efektif yang diharapkan dapat membawa Indonesia menuju
Pada paragraf pertama kalimat pertama, arah yang lebih baik.Karena itu, dibutuhkan kerja
kedua, dan ketiga tidak terdapat kesalahan sama dari semua pihak untuk mengatasi penurunan
penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat efektif. moral remaja Indonesia.
Selain karena struktur kalimatnya lengkap, ketiga
kalimat tersebut sudah memenuhi syarat penulisan Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat
kalimat baku dan kalimat efektif. Baku dan Kalimat Efektif
Pada paragraf kedua, kesalahan penggunaan Pada paragraf pertama, kesalahan
kalimat baku dan (atau) kalimat efektif terlihat pada penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat efektif
kalimat pertama, kedua, dan keempat. Sementara itu, terlihat pada kalimat keempat dan kelima. Sementara
pada kalimat ketiga, dan kelimasudah memenuhi pada kalimat pertama, kedua, ketiga, keenam, dan
syarat penulisan kalimat baku dan kalimat efektif. ketujuh dapat dikatakan sebagai kalimat yang baku
Kesalahan pada kalimat pertama adalah dari sisi dan efektif karena penulisannya sudah memenuhi
ketidakbakuan dan ketidakefektifan kalimat, yakni syarat penulisan kalimat baku dan kalimat efektif.
tidak adanya predikat dalam kalimat tersebut. Agar Ketidakbakuan dan ketidakefektifan kalimat
lebih efektif, perbaikan dari kalimat tersebut adalah keempatkarena tidak terdapat unsur subjek dan
Namun, masa-masa remaja dapat pula dianggap predikat di dalamnya. Agar lebih efektif, kalimat
sebagai masa yang rentan.Analisis selanjutnya tersebut dapat diperbaiki menjadi Contohnya (S)
adalah pada kalimat kedua. Secara struktur, kalimat adalah (P) remaja Indonesia yang menggunakan
tersebut sudah benar, tetapi masih mengandung kata gue lu pada saat berbicara kepada orang yang
unsur ketidakbakuan dan ketidakefektifan kalimat. lebih tua.Kalimat kelima juga dikatakan sebagai
Ketidakbakuan tersebut disebabkan adanya ejaan kalimat yang tidak baku dan tidak efektif karena
yang salah, khususnya pada penulisan kata depan tidak terdapat unsur subjek dan predikat di
kedalam yang seharusnya ditulis ke dalam. Hal ini dalamnya. Adapun perbaikannya adalah Pada saat
sekaligus melanggar syarat keefektifan kalimat, yang lain, misalnya, ketika ada orang tua yang
yakni ketidakhematan pada kata masuk dan berjalan di depan mereka, mungkin ada (P)
kedalam.Kalimat keempat dikatakan sebagai kalimat sebagian dari mereka yang berkata (S), “Ih,
yang tidak baku dan tidak efektif. Ketidakbakuannya jalannya lama banget sih nih orang tua”.
terjadi karena adanya tanda koma sebelum kata

Eduscience Volume 5 Nomor 2, Februari 2020 64


Eduscience : Jurnal Ilmu Pendidikan
p-ISSN 2460-7770| e-ISSN : 2502-3241

Pada paragraf kedua, kesalahan penggunaan kalimat di mana diganti dengan ketika. Sementara itu,
baku dan (atau) kalimat efektif terlihat pada kalimat ketidakefektifan kalimat tersebut terjadi karena
pertama dan ketiga. Kalimat kedua sudah baku dan penggunaan kata di mana yang tidak sesuai dengan
efektif. Selain karena struktur kalimatnya lengkap, tata bahasa dalam kalimat efektif. Sementara itu,
kalimat tersebut sudah memenuhi syarat penulisan pada kalimat kedua, kalimat tersebut sudah baku,
kalimat baku dan kalimat efektif. Kalimat pertama tetapi belum efektif. Ketidak-efektifannya terjadi
sebenarnya merupakan kalimat baku, tetapi tidak karena penggunaan kata menempuh yang kurang
efektif. Penggunaan kata acuan tersebut tidak jelas logis untuk dimasukkan ke dalam konteks kalimat
mengacu pada kalimat yang mana karena konteks tersebut. Seharusnya, penggunaan kata menempuh
kalimatnya terdapat pada paragraf selanjutnya. diganti dengan menjalaninya atau melaluinya.
Adapun perbaikan kalimatnya adalah Penurunan Kalimat ketiga sudah baku, tetapi belum efektif.
moral yang terjadi pada remaja sangat merugikan Penggunaan kata Oleh karena itu... menyebabkan
bangsa Indonesia.Sementara pada kalimat ketiga, kalimat tersebut menjadi tidak sepadan karena
penggunaan kata Karena itu, kurang tepat karena kalimat utamanya ada di awal paragraf, bukan di
penulisan yang benar adalah Oleh karena itu, akhir. Sementara itu, kata Oleh karena itu,..
dibutuhkan kerja sama dari semua pihak untuk menyebabkan kalimat paragraf tersebut memiliki
mengatasi penurunan moral remaja Indonesia. dua gagasan pokok dengan kalimat utama yang
Penggunaan kata Karena itu,.. sekaligus berbeda dan hal itu tidak dibenarkan.
menjelaskan bahwa kalimat tersebut tidak sesuai Pada paragraf kedua, kesalahan penggunaan
dengan tata bahasa dalam kalimat efektif, yakni kalimat baku dan (atau) kalimat efektif juga terlihat
kekurangtepatan pemakaian konjungsi antarkalimat. pada keseluruhan kalimat, yakni kalimat pertama
hingga ketiga. Ketidakbakuan kalimat pertama
Karangan Argumentasi ke-4 terletak pada penulisan kata orangtua yang
Nama siswa : AN seharusnya ditulis orang tua. Selain itu, penulisan
Judul Karangan : Mencari Jati Diri tanda koma setelah kata padahal sebaiknya
dihilangkan. Sementara itu, ketidakefektifan
Dunia remaja adalah dunia di mana kalimatnya terletak pada penggunaan kata padahal
seseorang sedang mencari jati dirinya.Dalam hal dan hal ini yang sebaiknya dipisahkan. Dengan kata
ini, para remaja menempuhnya dengan cara-cara lain, kalimat tersebut dipecah menjadi kalimat yang
yang berbeda.Oleh karena itu, orang tua atau orang baru dengan menghilangkan kata padahal.
terdekat dari seorang remaja menuntunnya ke arah Ketidakbakuan kalimat kedua terletak pada
yang benar agar remaja tersebut tidak salah arah, penulisan kata orangtua yang seharusnya ditulis
misalnya, mengawasi remaja tersebut atau orang tua dan kata keluar yang seharusnya ditulis ke
menasihatinya saat melakukan kesalahan. luar. Selain itu, penggunaan kata sama sekali
Banyak orangtua yang justru melepas termasuk ragam percakapan sehingga perlu diganti
anaknya yang sedang mengalami pubertas, padahal, dengan kata sekali pun.Sementara itu, ketidakbakuan
hal ini jelas tidak baik dalam perkembangan si kalimat ketiga terletak pada penulisan kata orangtua
remaja menuju kedewasaan.Namun, adapula yang seharusnya ditulis orang tua. Selain itu,
orangtua yang terlalu mengekang anaknya, penulisan tanda koma sebelum kata dengan perlu
misalnya, tidak boleh keluar rumah sama sekali. dihilangkan. Ketidakefektifan kalimatnya terletak
Oleh karena itu, para orangtua harus pada kata dengan yang tidak perlu diulang dua kali.
cerdas dalam melakukan pendekatan dengan si Sebaiknya, kata dengan menganggap... diganti
remaja, dengan menganggap si anak tersebut dengan kata ..., misalnya, menganggap anak.... agar
sebagai seorang kawan. lebih efektif.

Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat Karangan Argumentasi ke-5


Baku dan Kalimat Efektif Nama siswa : KGA
Pada paragraf pertama, kesalahan Judul Karangan : Dunia Remaja
penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat efektif
terlihat pada keseluruhan kalimat, mulai kalimat Dunia remaja adalah dunia yang paling
pertama hingga ketiga. Kalimat pertama paragraf tidak stabil atau yang biasa disebut labil. Para
pertama mengandung ketidakbakuan dan ketidak- remaja biasanya sulit untuk memutuskan sesuatu hal
efektifan pada kata di mana. Ketidakbakuan terjadi dalam hidupnya.Dari mulai masalah kecil sampai
karena penggunaan kata di mana termasuk ragam masalah yang besar.Misalnya saja dalam memilih
percakapan jika dikaitkan dengan kalimat tersebut. jurusan.Kebanyakremaja sulit untuk menentukan
Agar menjadi kalimat yang baku, penggunaan kata karena terlalu banyak pertimbangan.

Eduscience Volume 5 Nomor 2, Februari 2020 65


Eduscience : Jurnal Ilmu Pendidikan
p-ISSN 2460-7770| e-ISSN : 2502-3241

Dibutuhkan peran orang-orang terdekat masih sangat labil. Ketidakbakuan kalimat keempat
terutama orangtua untuk mengarahkan remaja. terjadi karena penulisan kata orangtuayang
Peran orangtua sangat penting agar para remaja seharusnya ditulis orang tua. Sementara itu,
tidak memutuskan hal yang salah.Mengingat umur- ketidakefektifannya terjadi karena penulisan kata
umur remaja masih sangat labil. Untuk itu perlu Untuk itu yang sebaiknya diganti menjadi Oleh
adanya komunikasi antara orangtua dan remaja. karena itu,... agar kalimat tersebut menjadi lebih
efektif dan koheren.
Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat
Baku dan Kalimat Efektif Karangan Argumentasi ke-6
Pada paragraf pertama, kesalahan Nama siswa : Luthfia Andina
penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat efektif Judul Karangan : Peran Penting Lingkungan
terlihat pada kalimat ketiga, keempat, dan kelima. terhadap Remaja
Kalimat pertama dan kedua pada paragraf pertama
sudah baku dan efektif. Selain karena struktur Sebagai remaja yang lahir di jaman
kalimatnya lengkap, kalimat tersebut sudah sekarang, sudah terjadi banyak perubahan yang
memenuhi syarat penulisan kalimat baku dan signifikan. Pada saat kita masih anak-anak kita
kalimat efektif. Kalimat ketiga disebut sebagai sering menjumpai anak-anak dipiggir jalan.Namun,
kalimat yang tidak baku dan tidak efektif karena belum lama ini lapangan “ tersebut telah dijadikan
tidak terdapat unsur subjek dan predikat. Selain itu, daerah komersil.Masa kecil mereka akan
penggunan kata dari mulai tidak hemat. Adapun berpengaruh besar pada masa remajanya.Masa
perbaikan dari kalimat tersebut supaya baku dan remaja sekarang yang segala kebutuhannya sudah
efektif menjadi Para remaja biasanya sulit untuk terlengkapkan oleh gadget membuat anak remaja
memutuskan sesuatu hal dalam hidupnya, baik hal- jaman sekarang menjadi pribadi yang kurang
hal yang kecil maupun besar.Kalimat keempat juga bersosialisasi.
disebut kalimat yang tidak baku dan tidak efektif Oleh sebab itu, lingkungan rumah dan
karena tidak memiliki subjek dan predikat. Selain tempat belajar para remaja sekarang ini berperan
itu, setelah kata jurusan tidak diterangkan lebih penting dalam membentuk jati diri remaja sekarang
lanjut dalam konteks apa. Hal ini menyebabkan ini yang cenderung masih labil dan membutuhkan
kalimat tersebut ambigu. Agar lebih efektif, kalimat motivasi dini.
tersebut dapat diperbaiki menjadi Contohnya adalah
ketika remaja mengalami kembimbangan saat Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat
memilih jurusan di perguruan tinggi.Ketidakbakuan Baku dan Kalimat Efektif
yang terdapat pada kalimat kelima dapat dilihat pada Pada paragraf pertama, kesalahan
penulisan kata Kebanyak... yang seharusnya ditulis penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat efektif
Kebanyakan. Sementara itu, ketidakefektifannya terlihat pada kalimat pertama, kedua, ketiga, dan
terjadi karena tidak adanya objek setelah kata kelima. Kalimat keempat dikatakan sebagai kalimat
menentukan. Kehadiran objek setelah kata yang sudah baku dan efektif. Selain karena struktur
menentukan adalah wajib karena dalam predikatnya kalimatnya lengkap, kalimat tersebut sudah
terkandung imbuhan me- yang membutuhkan objek. memenuhi syarat penulisan kalimat baku dan
Adapun perbaikan dari kalimat tersebut adalah kalimat efektif.Pada kalimat pertama, ketidakbakuan
Kebanyakan remaja sulit untuk menentukan jurusan terlihat pada penulisan kata jaman yang seharusnya
apa yang akan ia pilih karena terlalu banyak ditulis zaman. Sementara itu, ketidakefektifan
pertimbangan. kalimatnya terlihat pada kalimat ..., sudah terjadi
Pada paragraf kedua, kesalahan penggunaan banyak perubahan yang signifikan yang acuannya
kalimat baku dan (atau) kalimat efektif terlihat pada ambigu. Selain itu, penulisan kata di- sebaiknya
keseluruhan kalimat, yakni kalimat pertama hingga diganti pada karena menyatakan waktu, bukan
keempat. Ketidakbakuan kalimat pertama dan kedua tempat. Kalimat kedua dikatakan kalimat yang tidak
terjadi karena penulisan kata orangtua yang baku karena di dalam kalimat tersebut terdapat
sebaiknya ditulis orang tua.Sementara kalimat penulisan kata yang tidak baku, yakni kata dipinggir
ketiga, terdapat ketidaklengkapan struktur kalimat, yang seharusnya ditulis di pinggir. Ketidakefektifan
yakni tidak adanya subjek di dalam kalimat tersebut. kalimat kedua disebabkan penggunaan kata kita
Sebaiknya kalimat tersebut dijadikan anak kalimat yang tidak perlu diulang dua kali karena masih
pada kalimat sebelumnya dengan menambahkan menyatakan pelaku yang sama. Perbaikan dari
kata karena sehingga perbaikannya menjadi Peran kalimat tersebut adalah Pada saat kita masih anak-
orang tua sangat penting agar para remaja tidak anak, sering dijumpai anak-anak di pinggir
memutuskan hal yang salah karena usia remaja jalan.Kalimat ketiga juga dikatakan sebagai kalimat

Eduscience Volume 5 Nomor 2, Februari 2020 66


Eduscience : Jurnal Ilmu Pendidikan
p-ISSN 2460-7770| e-ISSN : 2502-3241

yang tidak baku dan tidak efektif karena terjadi Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat
kerancuan unsur subjek dan predikat di dalamnya. Baku dan Kalimat Efektif
Agar baku dan efektif, kata belum lama ini Pada paragraf pertama, kesalahan
sebaiknya di posisikan sebagai keterangan. Jadi, penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat efektif
perbaikan yang benar adalah Namun, belum lama terlihat pada keseluruhan kalimat, yaknipertama
ini, lapangan tersebut (S) telah dijadikan (P) daerah hingga kelima. Kalimat pertama dikatakan sebagai
komersil (Pelengkap).Ketidakbakuan pada kalimat kalimat yang tidak baku karena adanya penggunaan
kelima terjadi karena di dalam kalimat tersebut kata depan dimana yang seharusnya ditulis di mana.
terdapat kata yang tidak baku, yaitu kata jaman yang Kata dimana sekaligus menandakan bahwa kalimat
sebaiknya ditulis zaman dan kata terlengkapkan tersebut tidak efektif jika dilihat berdasarkan teori
yang seharusnya ditulis dilengkapi. Penggunaan kata ketatabahasaan dalam kalimat efektif. Kalimat kedua
terlengkapkan sekaligus menandakan bahwa kalimat dikatakan sebagai kalimat yang tidak baku dan tidak
tersebut tidak efektif jika dikaitkan dengan teori efektif karena terdapat unsur predikat yang lebih dari
ketatabahasaan pada kalimat efektif. satu tanpa ditandai oleh konjungsi majemuk setara
Pada paragraf kedua, kesalahan penggunaan dan. Selain itu, penggunaan tanda titik setelah kata
kalimat baku dan (atau) kalimat efektif terlihat pada masa remaja perlu ditulis. Jadi, perbaikannya yang
kalimat pertama. Kalimat tersebut kurang efektif benar adalah Dalam masa remaja, biasanya seorang
karena penggunaan kata sekarang ini tidak perlu remaja ingin menang sendiri dan tidak mau
diulang dua kali. Selain itu, kalimat tersebut hanya mengalah, seperti dalam lirik lagu ciptaan Roma
terdiri atas satu kalimat. Padahal, paragraf yang baik Irama.Kalimat ketiga juga dikatakan sebagai kalimat
minimal terdiri atas dua atau tiga kalimat dengan yang tidak baku dan tidak efektif karena di dalam
perincian satu kalimat utama dan minimal satu kalimatnya terdapat kerancuan predikat. Agar
kalimat penjelas. Sebaiknya, kalimat pada paragraf menjadi kalimat yang baku dan efektif, perlu
dua tersebut digabungkan saja dengan paragraf ditambahkan kata keterangan sebelum kata Tidak
sebelumnya. Jadi, gagasan utama dalam paragraf hanya mau...... Jadi, perbaikan yang benar adalah
tersebut terdapat di kalimat akhir yang ditandai Selain karena tidak mau menang sendiri, remaja
dengan kata Oleh karena itu,.... juga seringkali melakukan perbuatan yang ia sukai
saja.Ketidakbakuan pada kalimat keempat dapat
Karangan Argumentasi ke-7 dilihat pada penggunaan kata merasa yang
Nama siswa : MI seharusnya ditulis dirasakan. Penulisan kata merasa
Judul Karangan : Remaja yang dapat sekaligus menandakan bahwa kalimat tersebut tidak
Menentukan Masa Depan efektif karena acuannya tidak logis dengan kalimat
sebelumnya. Kalimat kelima dikatakan sebagai
Masa remaja adalah masa yang indah, kalimat yang tidak baku dan tidak efektifkarena
dimana dalam masa tersebut seorang remaja sedang ketidakjelasan unsur predikat di dalamnya. Selain
mencari jati diri. Dalam masa remaja biasanya itu, kalimat tersebut sumbang jika ditulis di akhir
seorang remaja ingin menang sendiri, tidak mau paragraf pertama. Sebaiknya kalimat tersebut
mengalah, seperti dalam lirik lagi ciptaan Roma diletakkan setelah kalimat pertama. Dengan kata
Irama. Tidak hanya mau menang sendiri, seorang lain, kalimat tersebut digunakan sebagai kalimat
remaja juga melakukan perbuatan-perbuatan yang penjelas dari kalimat pertama. Berkaitan dengan hal
ia sukai. Hal ini merasa indah bagi mereka. itu, perbaikan kalimatnya agar benar menjadi
Lingkungan sekitarlah yang akan memengaruhi Pencarian jati diri tersebut, selain ditentukan oleh
mereka untuk menjadi seseorang yang sukses keadaan lingkungan sekitar juga ditentukan oleh
dimasa depan. diri remaja itu sendiri.
Seorang remaja akan sukses dimasa depan Pada paragraf kedua, kesalahan penggunaan
apabila mereka berperilaku baik, seperti tidak kalimat baku dan (atau) kalimat efektif terlihat pada
merokok, tidak minum-minuman keras, tidak keseluruhan kalimat, yakni kalimat pertama hingga
bertato, rajin ke masjid untuk solat dan mengaji. ketiga. Kalimat pertama dikatakan sebagai kalimat
Remaja yang berperilaku baik, biasanya akan yang tidak baku dan tidak efektif karena penggunaan
membawa mereka dalam kesuksesan dimasa depan. kata dimasa yang seharusnya ditulis pada masa.
Begitulah sebaliknya apabila remaja yang Selain itu, penggunaan kata hubung serta setelah
berperilaku buruk, maka masa depan yang akan kata bertato juga diperlukan. Penulisan kata solat
diraihnya belum tentu akan sukses. pun tidak baku karena penulisan yang benar salat.
Untuk itu, jika Anda seorang remaja, maka Sementara itu, ketidakefektifan kalimat tersebut
Anda dapat menentukan masa depan dengan dapat dilihat dari penempatan kata dimasa depan
perilaku baik dimasa ini. yang sebaiknya ditulis di awal kalimat menjadi

Eduscience Volume 5 Nomor 2, Februari 2020 67


Eduscience : Jurnal Ilmu Pendidikan
p-ISSN 2460-7770| e-ISSN : 2502-3241

Masa depan seorang remaja (S) akan menjadi kenangan manis saat remaja. Dan cinta
sukses(P)...Kalimat kedua juga disebut kalimat yang yang ia temui saat dewasa akan menjadi cinta
tidak baku dan tidak efektif. Penulisan kata dimasa selamanya.
depan merupakan ragam cakapan karena penulisan
yang baku adalah pada masa depan. Ketidak- Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat
efektifan kalimat tersebut terjadi karena maksud Baku dan Kalimat Efektif
yang ingin disampaikan pada kalimat kedua sama Pada paragraf pertama, kesalahan
dengan maksud pada kalimat pertama. Jadi penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat efektif
sebaiknya, kalimat kedua dihilangkan saja. Pada terlihat pada keseluruhan kalimat, yakni kalimat
kalimat ketiga, kalimat tersebut tidak baku dan tidak pertama hingga kelima. Ketidakbakuan pada kalimat
efektif karena ketidakjelasan unsur subjek dan pertama dapat dilihat pada kata erat kali yang
predikat. Lebih lanjut, ketidakbakuan kalimat seharusnya ditulis erat sekali. Sementara itu,
tersebut juga dapat dilihat pada penulisan kata ketidakefektifan kalimat tersebut terjadi karena ada
begitulah yang sebaiknya ditulis begitupun sebagai ketidaklogisan antara remaja dan cinta yang erat
penandan konjungsi penegasan. Selain itu, tanda sekali untuk disamakan. Kedua hal tersebut bukan
koma setelah kata sebaliknya perlu ditulis dan tanda disamakan, tetapi ada. Berkaitan dengan hal ini,
koma sebelum kata maka tidak perlu ditulis. Bahkan, perbaikannya adalah Ada hubungan yang cukup erat
sebaiknya kata maka dihilangkan saja agar terlihat antara remaja dengan cinta.Ketidakbakuan kalimat
unsur subjeknya. Jadi, perbaikan kalimatnya adalah kedua terlihat pada kata yaa.. yang seharusnya
Begitupun sebaliknya, apabila remaja berperilaku ditulis miring. Ragam cakapan juga masih terlihat di
buruk, masa depan yang akan diraihnya (S) belum dalam kalimat tersebut. Sementara itu, ketidak-
tentu akan sukses (P). efektifan kalimat tersebut terjai karena penggunaan
Pada paragraf ketiga kalimat pertama, kata yang bertele-tele ketika menyampaikan istilah
kalimat tersebut tidak baku dan tidak efektif. cinta monyet dari sisi remaja. Berkaitan dengan hal
Penulisan kata dimasa ini merupakan ragam cakapan ini, perbaikan yang benar dari kalimat tersebut
karena penulisan yang baku adalah pada masa ini. adalah Cinta yang terjadi dalam dunia remaja
Sementara itu, ketidakefektifannya dapat dilihat dari sering diistilahkan dengan cinta monyet.Kalimat
penulisan kata Anda yang tidak perlu diulang dua ketiga disebut sebagai kalimat yang tidak baku
kali karena mengacu pada subjek yang sama. Jadi, karena penulisan kata tapi seharusnya ditulis tetapi
perbaikan yang benar dari kalimat tersebut adalah dan sebelum kata tetapi diberikan tanda koma.
Oleh karena itu, remaja sebaiknya memiliki perilaku Kalimat keempat tidak efektif karena kalimat
yang baik karena perilaku tersebut dapat penjelasnya tidak koheren dengan kalimat
menentukan kesuksesan masa depannya setelahnya. Agar efektif, kalimat tersebut sebaiknya
dihilangkan dan diganti dengan kalimat Cinta
Karangan Argumentasi ke-8 tersebut dapat menimbulkan dampak negatif dan
Nama siswa : KN positif pada diri remaja.Kalimat kelima tidak efektif
Judul Karangan : Remaja dan Cinta Monyet karena kalimat penjelasnya tidak koheren dengan
kalimat sebelumnya. Agar efektif, perbaikannya
Remaja erat kali disamakan dengan kata adalah Salah satu contoh dampak negatifnya adalah
cinta.Bagaimana tidak, yaaa... cinta antar lawan remaja yang....
jenis yang baru dikenalnya oleh seorang remaja Pada paragraf kedua, kesalahan penggunaan
disebut dengan cinta monyet. Cinta monyet pada kalimat baku dan (atau) kalimat efektif juga terlihat
masa remaja biasanya tidak akan bertahan lama pada keseluruhan kalimat, yakni kalimat pertama
tapi tak mudah dilupakan. Cinta ini tumbuh dengan hingga kelima. Ketidakefektifan kalimat pertama
sendirinya. Remaja yang sedang mengalami hal ini terjadi karena adanya penggunaan kata hubung
biasanya malas belajar karena ia akan terus Namun,.. yang tidak sesuai dengan konteks
memikirkan seseorang yang telah membuat ia jatuh kalimatnya. Kata hubung tersebut sebaiknya diganti
cinta. dengan kata Ketika dewasa... sebagai penanda
Namun, saat dewasa tiba, cinta itu akan keterangan waktu. Secara lengkap, perbaikannya
hilang dengan sendirinya. Mengapa demikian, adalah Ketika dewasa, cinta monyet yang dialami
karena seorang remaja yang telah dewasa dapat remaja biasanya akan hilang dengan sendirinya.
menahan emosinya, dalam prosesnya ia telah Kalimat kedua juga disebut sebagai kalimat yang
mengalami perjalanan yang cukup panjang. Dalam tidak baku dan tidak efektif karena di dalam
perjalanan tersebut ia pasti bertemu dengan lawan kalimatnya tidak terdapat unsur subjek dan
jenisnya yang tentunya lebih dari cinta sebelumnya. predikatnya. Setelah kata Mengapa demikian
Cinta monyet yang ia kenal dulu tentu akan berubah diberikan tanda tanya dan sebelum kata dalam

Eduscience Volume 5 Nomor 2, Februari 2020 68


Eduscience : Jurnal Ilmu Pendidikan
p-ISSN 2460-7770| e-ISSN : 2502-3241

ditambahkan kata karena sebagai penanda memenuhi syarat penulisan kalimat baku dan
keterangan sebab. Adapun perbaikannya adalah kalimat efektif.Ketidakbakuan kalimat ketiga terjadi
Mengapa demikian? Penyebabnya adalah remaja karena tidak adanya tanda koma setelah kata
yang telah dewasa dapat menahan emosinya karena misalnya. Sementara itu, ketidakefektifannya dapat
dalam prosesnya ia sudah mengalami perjalanan dilihat dari penggunaan kata dari yang seharusnya
yang cukup panjang.Kalimat ketiga dikatakan ditulis daripada karena menyatakan perbandingan.
sebagai kalimat yang tidak baku karena setelah kata Pada paragraf kedua, kesalahan penggunaan
tersebut diberikan tanda koma sebagai penanda kalimat baku dan (atau) kalimat efektif terlihat pada
keterangan. Sementara itu, dikatakan tidak efektif kalimat ketiga. Sementara itu, kalimat pertama dan
karena kalimat tersebut bertele-tele dan pengulangan keduasudah baku dan efektif. Selain karena struktur
kata dalam perjalanan tidak perlu ditulis kembali. kalimatnya lengkap, kalimat tersebut sudah
Berkaitan dengan hal ini, perbaikan kalimat yang memenuhi syarat penulisan kalimat baku dan
benar adalah Hal itu dapat memberikannya peluang kalimat efektif. Kalimat ketiga disebut sebagai
untuk bisa bertemu dengan cinta sejatinya.Kalimat kalimat yang tidak baku dan tidak efektif.
keempat juga tidak efektif karena tidak adanya kata Ketidakbakuannya dapat dillihat pada kata ikut-
hubung yang mengaitkan kalimat tersebut agar ikutannya yang merupakan ragam cakapan.
koheren dengan kalimat sebelumnya. Selain itu, Sementara itu, ketidakefektifannya terjadi karena
penggunaan kata berubah juga perlu dihilangkan. penggunaan kata yang bertele-tele. Jadi, perbaikan
Jadi, perbaikan yang benar adalah Sementara itu, yangbenar adalah Akibatnya, remaja di masyarakat
cinta monyet yang pernah dialaminya dulu akan meniru gaya berpakaian yang dipakai para aktris
menjadi kenangan manis dalam hidupnya. dan aktornya.
Ketidakbakuan pada kalimat kelima terjadi karena
penggunaan kata dan yang tidak perlu ditulis di awal Karangan Argumentasi ke-10
kalimat. Sementara itu, ketidakefektifannya terjadi Nama siswa : MF
karena kalimat tersebut tidak koheren dengan Judul Karangan : Remaja dan Masa Depan
kalimat sebelumnya. Akan lebih koheren apabila Bangsa
kalimat tersebut diletakkan setelah kalimat ketiga di
dalam paragraf kedua. Remaja merupakan insan yang berperan
penting dalam pembangunan Indonesia. Mereka
Karangan Argumentasi ke-9 adalah tunasbangsa yang dapat menentukan
Nama siswa : FA keberlangsungan bangsa ini.
Judul Karangan : Kualitas Sinetron Remaja Sebagai penerus bangsa, remaja harus
memiliki akhlak yang baik dan budi pekerti yang
Saat ini, sangat sedikit sinetron remaja yang luhur.Jika perilakunya baik, maka masa depan
berkualitas. Kebanyakan dari sinetron tersebut bangsa ini akan baik.Begitupun sebaliknya, jika
hanya menonjolkan satu aspek saja, yaitu perilakunya buruk, masa depan bangsa ini akan ikut
percintaan. Padahal masih banyak aspek lain yang buruk.
perlu diprioritaskan dari aspek percintaan, misalnya
prestasi atau kepedulian terhadap sesama. Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat
Selain kisah percintaan yang terlalu Baku dan Kalimat Efektif
berlebihan, cara berpakaian yang kurang sopan Pada paragraf pertama, kesalahan
juga terlihat dalam sinetron tersebut. Para aktris penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat efektif
dan aktornya cenderung meniru gaya berpakaian terlihat pada kalimat kedua. Kalimat pertama dan
ala barat yang tidak sesuai dengan budaya kedua dapat disebut sebagai kalimat yang baku dan
Indonesia. Hal itu berakibat pada ikut-ikutannya efektif. Selain karena struktur kalimatnya lengkap,
remaja di masyarakat untuk meniru pakaian yang kalimat tersebut sudah memenuhi syarat penulisan
dipakai para aktris dan aktornya. kalimat baku dan kalimat efektif. Sementara itu,
kalimat kedua disebut sebagai kalimat yang tidak
Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat baku karena penulisan kata tunasbangsa yang
Baku dan Kalimat Efektif seharusnya ditulis tunas bangsa. Selain tidak baku,
Pada paragraf pertama, kesalahan kalimat tersebut juga tidak efektif karena dalam
penggunaan kalimat baku dan (atau) kalimat efektif paragrafnya hanya mengandung dua kalimat. Jadi,
terlihat pada kalimat ketiga. Sementara itu, kalimat letak gagasan utamanya menjadi tidak jelas.
pertama dan kedua sudah dapat dikatakan sebagai Pada paragraf kedua, kesalahan penggunaan
kalimat baku dan efektif. Selain karena struktur kalimat baku dan (atau) kalimat efektif terlihat pada
kalimatnya lengkap, kalimat tersebut sudah kalimat kedua. Kalimat pertama dan ketiga sudah

Eduscience Volume 5 Nomor 2, Februari 2020 69


Eduscience : Jurnal Ilmu Pendidikan
p-ISSN 2460-7770| e-ISSN : 2502-3241

baku dan efektif. Selain karena struktur kalimatnya Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini
lengkap, kalimat tersebut sudah memenuhi syarat adalah hasil akumulasi yang disajikan dalam bentuk
penulisan kalimat baku dan kalimat efektif. tabel berdasarkan data analisis kesalahan
Sementara itu, kalimat kedua disebut sebagai penggunaan kalimat baku dan kalimat efektif dalam
kalimat yang tidak baku karena tidak memiliki karangan argumentasi siswa SMA kelas XII IPS
subjek dan predikat. Agar menjadi baku dan efektif, PPL di Lembaga BKB Nurul Fikri Kranggan,
perbaikannya adalah Jika perilakunya baik. Masa Bekasi.
depan bangsa ini akan ikut baik.
Tabel 1.
Hasil Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat Baku dan Kalimat Efektif
No. Fokus analisis Jumlah kesalahan
kesalahan 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8
1. Penggunaan 14 23 19
kalimat baku
2. Penggunaan 16 20 13 - - 4 5 2
kalimat efektif

Keterangan: BKB Nurul Fikri Kranggan, Bekasi. Dalam konteks


Kesalahan pada kalimat baku: penggunaan kalimat baku, kesalahan penulisan
1. Tidak menggunakan kata-kata baku, siswa lebih banyak terdapat pada penggunaan
2. Tidak menggunakan struktur baku, struktur kalimat yang tidak baku (sebanyak 23
3. Tidak menggunaan ejaan baku kesalahan). Contoh dari kesalahan ini adalah siswa
tidak menyertakan unsur subjek dan predikat atau
Kesalahan pada kalimat efektif: tidak adanya kelengkapan dari kedua unsur tersebut
1. Ketatabahasaan, 2. Kesepadanan/ di dalam kalimatnya. Selain dari segi sintaksis,
kesatuan gagasan, 3. Kehematan, 4. Kesejajaran, 5. kesalahan juga terdapat pada tingkatan morfologi,
Ketegasan, 6. Kecermatan, 7. Kepaduan/ koherensi, khususnya ketidakcermatan dalam menggunakan
8. Kelogisan. imbuhan dan pemakaian kata yang tidak sesuai
dengan konteks kalimatnya. Kesalahan selanjutnya
Berdasarkan tabel analisis tersebut, ada pada penggunaan ejaan yang tidak baku (19
diperoleh data bahwa kesalahan yang paling banyak kesalahan). Hal tersebut membuktikan bahwa masih
terjadi dalam karangan argumentasi siswa jika banyak siswa yang belum dapat menerapkan ejaan
dikaitkan dengan penggunaan kalimat baku, antara dengan sempurna, khususnya tanda baca koma.
lain: 1) kesalahan yang disebabkan oleh penggunaan Selain itu, penulisan kata depan (di, ke, dari), huruf
struktur kalimat yang tidak baku sebanyak 23 miring, serta gabungan kata pun masih ada yang
kesalahan,2) kesalahan penggunaan ejaan yang tidak belum memahaminya dengan baik. Kesalahan
baku sebanyak 19 kesalahan, dan 3) kesalahan terakhir berkaitan dengan penggunaan kata-kata
penggunaan kata-kata baku sebanyak 14 kesalahan. baku (14 kesalahan). Dalam karangannya, siswa
Sementara itu, kesalahan penulisan kalimat efektif sering kali menyisipkan ragam cakapan (bahasa
yang terlihat dalam karangan argumentasi siswa tidak baku), menggunakan pelonasme, dan rancu
disebabkan oleh 1) ketidaksepadanan atau dalam menempatkan sebuah kata tertentu.
ketidaksatuan gagasan sebanyak 20 kesalahan, 2) Sementara itu, dalam konteks pengggunaan
ketatabahasaan yang kurang benar sebanyak 16 kalimat efektif, kesalahan penulisan siswa lebih
kesalahan, 3) ketidakhematan kata sebanyak 13 banyak terjadi karena penggunaan struktur kalimat
kesalahan, 4) ketidakpaduan kalimat sebanyak 5 yang tidak mencerminkan keseimbangan antara
kesalahan, 5) keambiguitasan kalimat sebanyak 4 gagasan dan struktur bahasa yang dipakai (20
kesalahan, dan 6) kelogisan kalimat sebanyak 2 kesalahan). Hal tersebut dapat pula dikaitkan dengan
kesalahan. Kesalahan pada poin kesejajaran dan ketiadaan subjek dan predikat atau ketidaklengkapan
ketegasan kalimat tidak terlihat di dalam penulisan kedua unsur tersebut di dalam kalimat. Kesalahan
karangan tersebut. kedua ada pada penggunaan tata bahasa yang tidak
sesuai dengan aturan tata bahasa yang berlaku (16
Kesimpulan kesalahan). Sama halnya dengan kesalahan pada
Berdasarkan hasil analisis, dapat kalimat baku, kesalahan pada poin kedua ini
disimpulkan bahwa terdapat kesalahan penggunaan berkaitan dengan ketidakefektifan dalam meng-
kalimat baku dan kalimat efektif dalam keseluruhan gunakan imbuhan mengaburkan makna yang
karangan argumentasi siswa SMA kelas XII PPLS di sesungguhnya. Kesalahan ketiga ada pada

Eduscience Volume 5 Nomor 2, Februari 2020 70


Eduscience : Jurnal Ilmu Pendidikan
p-ISSN 2460-7770| e-ISSN : 2502-3241

penggunaan kata yang tidak hemat dan bertele-tele Alwi, H. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa
(13 kesalahan) dalam menyampaikan satu gagasan Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
tertentu. Kesalahan keempat terjadi karena
kekurangmampuan siswa dalam memadukan kalimat Chaer. A. (2009). Sintaksis Bahasa Indonesia:
agar kaitan di antara unsur-unsurnya menjadi jelas Pedekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.
atau koheren (5 kesalahan). Banyak kalimat yang
diletakkan tidak pada tempat yang seharusnya Chomsky, N. (1957). Syntactic Structures. Berlin:
sehingga menjadi sumbang dan tidak mendukung Mouton de Gruyter.
gagasan utamanya, kalimat sebelumnya, ataupun
kalimat sesudahnya. Kesalahan kelima terjadi karena Fitriani, D. (2015). “Penguasaan Kalimat Efektif dan
penggunaan kata-kata yang ambigu di dalam Penguasaan Diksi dengan Kemampuan
karangan siswa (4 kesalahan). Kesalahan keenam Menulis Eksposisi pada Siswa SMP”. Jurnal
ada pada penggunaan kata yang tidak logis di dalam Pesona. 1 (2) 129-139.
kalimat (2 kesalahan). Sementara itu, kesalahan
yang berkaitan dengan kesejajaran dan ketegasan di Gani, Ramlan A dan Mahmudah Fitriyah Z.A.
dalam kalimat efektif, tidak ditemukan dalam (2010). Disiplin Berbahasa Indonesia.
karangan siswa. Jakarta: FITK Press, Fakultas Ilmu Tarbiyah
Adanya analisis kesalahan tersebut dapat dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah
dijadikan bahan evaluasi bagi guru untuk mening- Jakarta.
katkan pemahaman siswa dalam menggunakan
kalimat baku dan efektif ketika menulis sebuah James, Carl. (1998). Error In Language Learning
karangan, khususnya karangan argumentasi. and Use. London: Longman.
Kekurangmampuan siswa dalam memahami struktur
kalimat, misalnya, penempatan subjek dan predikat Keraf, G. (1984). Tata Bahasa Indonesia. Edge
dapat dijadikan strategi bagi guru untuk Flores: Nusa Indah.
memperdalam materi tersebut sebelum meminta
siswa untuk menulis karangan. Selain itu, Kridalaksana, H. (2001). Kamus Linguistik. Edisi
pendalaman tentang tata bahasa, ejaan, kehematan Ketiga. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
kalimat, maupun penulisan kata-kata baku sebaiknya Pustaka Utama.
juga perlu untuk diulang kembali. Lain halnya
dengan pemahaman siswa mengenai kalimat utama Pit S, Corder. (1974). Error Analysis: Dalam J. P.
dan kalimat penjelas di dalam sebuah paragraf. Allen and Pit S. Corder (eds) The Adnburg
Mayoritas dari mereka sudah cukup baik untuk Course in Applied Linguistics, Vol. 5.
memahami kedua konsep tersebut sehingga sangat London: OUP.
berguna untuk dijadikal bekal utama sebelum
menulis karangan. Sasangka, Sry Satrya Tjatur Wisnu. (2016). Seri
Berkaitan dengan hasil analisis tersebut, Penyuluhan Bahasa: Kalimat. Jakarta: Pusat
kesalahan tersebut dapat diminimalisasikan apabila Pembinaan Badan Pengembangan dan
guru yang berperan sebagai fasilitator pembelajaran Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan
dapat melakukan stimulus terhadap siswa sehingga dan Kebudayaan.
siswa dapat menguasai kemampuan berbahasa
target. Stimulus yang dilakukan dapat bermacam- Suladi. (2016). Seri Penyuluhan Bahasa: Paragraf.
macam, misalnya, menggunakan strategi dan teknik Jakarta: Pusat Pembinaan Badan
pembelajaran bahasa Indonesia yang menyenangkan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
serta menjadikan siswa menjadi aktif dan kreatif Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
ketika belajar bahasa Indonesia. Perlu dipahami
bahwa dalam mempelajari sebuah bahasa target, Suyatno dkk. (2017). Bahasa Indonesia untuk
aplikasi dan praktik merupakan hal yang paling Perguruan Tinggi: Membangun Karakter
penting jika dibandingkan dengan pembelajaran Mahasiswa melalui Bahasa. Bogor: IN
melalui proses menghafal. MEDIA.

Daftar Pustaka Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. (1988).


Akhadiah, Sabarti dkk. (2003). Pembinaan Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.
Jakarta: Erlangga.

Eduscience Volume 5 Nomor 2, Februari 2020 71


Eduscience : Jurnal Ilmu Pendidikan
p-ISSN 2460-7770| e-ISSN : 2502-3241

Tim Pengembang Modul. (2014). Modul Belajar


PPLS IPS. Jakarta: BKB Nurul Fikri.

Utorodewo, Felicia N dkk. (2011). Bahasa


Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan
Ilmiah. Depok: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Yanti, Prima Gusti dkk. (2017). Bahasa Indonesia:


Konsep Dasar dan Penerapan. Jakarta:
Grasindo.

Eduscience Volume 5 Nomor 2, Februari 2020 72

Anda mungkin juga menyukai